Bahasa Pali

bahasa Indo-Arya yang berasal dari anak benua India
(Dialihkan dari Pāli)

Bahasa Pāli (पाळि) adalah sebuah ragam bahasa Prakerta Kuno yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Indo-Arya. Bahasa ini paling terkenal dipakai oleh kaum Theravada untuk menulis kumpulan tulisan yang kemudian dikenal dengan nama Kanon Pāli (atau Tipitaka dalam bahasa Pāli dan Tripitaka dalam bahasa Sanskerta), karena mengandung tiga kelompok tulisan, yaitu kumpulan aturan (Vinaya), ajaran (Sutta) dan ajaran khusus (Abhidhamma). Dalam agama Buddha, Tipitaka kemudian dipandang sebagai kitab Suci. Arti dari tipitaka berdasarkan bahasa Pali adalah tiga kelompok atau tiga keranjang. Kitab ini ditulis di Sri Lanka pada abad pertama sebelum Masehi. Bahasa Pāli ditulis menggunakan aksara Brahmi, Devanagari dan lain sebagainya. Didalam aksara Latin, sistem ejaannya dicetuskan oleh T. W. Rhys Davids dari Pali Text Society.

Bahasa Pāli
ඵලි, Pāḷi
Manuskrip Burma Kammavaca ditulis dalam bahasa Pali dalam aksara 'Burma'
Pengucapan[paːli]
Dituturkan diSubbenua India
WilayahIndia, Sri Lanka, Nepal dan Asia Tenggara
EraAbad ke-5 s.d 1 SM
Sekarang hanya digunakan sebagai bahasa liturgi[1]
Perincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[2]

Brāhmī, Kharosthi, Khmer, Burma, Thai, Sinhala, lainnya Aksara turunan Brahmi seperti Devanagari dan transliterasi ke Aksara Latin
Status resmi
Bahasa resmi di
India
Diatur olehDinasti Ajaran Buddha di India[3]
Kode bahasa
ISO 639-2[[ISO639-3:{{{iso2}}}|{{{iso2}}}]]
ISO 639-3pli
Glottologpali1273[4]
Linguasfer59-AAF-pb
IETFpi
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Extinct

Pāli diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC9 Dormant
Bahasa Pali dikategorikan sebagai C9 Dormant menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini sudah ditinggalkan mayoritas penuturnya dan hanya dituturkan oleh segelintir orang
Referensi: [5][6][7]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat
Kammavācā Burma abad ke-19 (pengakuan untuk biksu Buddha), ditulis dalam bahasa Pali di atas daun palem berlapis emas.

Perkembangan bahasa

sunting

Kata Pāli sendiri artinya adalah "baris/garis" atau "teks (kanonik)" dan sekarang digolongkan sebagai bahasa sastra.

Sementara tidaklah pasti apakah bahasa Pāli pernah digunakan sebagai bahasa sehari-hari; bahasa Pāli sudah sejak lama merupakan bahasa di mana penganut agama Buddha Theravada mengidungkan teks-teks keagamaan mereka. Oleh para pakar dinyatakan bahwa sang Buddha, Siddharta Gautama adalah penutur bahasa Magadhi atau sebuah bahasa Indo-Arya Pertengahan lainnya yang merupakan bahasa rakyat yang bermukim di dekat kota Benares (Varanasi), India Tengah bagian timur laut. Di sanalah sang Buddha bertempat tinggal dan menyebarkan ajarannya. Bahasa Pāli oleh penganut agama Buddha dianggap mirip dengan bahasa Magadhi kuno, atau bahkan kelanjutannya. Tetapi bahasa Magadhi adalah sebuah bahasa India timur, sedangkan bahasa Pāli paling mirip dengan bahasa yang dipakai pada prasasti-prasasti India barat.[8]

Dewasa ini bahasa Pāli terutama dipelajari untuk bisa mempelajari teks-teks Buddha, dan sering dinyanyikan. Yayasan Pali Text Society, yang ada di Britania Raya, semenjak didirikan pada 1881 merupakan sebuah yayasan yang berandil besar dalam mempromosikan studi bahasa Pāli oleh para ilmuwan Barat. Yayasan ini menerbitkan teks-teks Pali yang telah dialihaksarakan dalam abjad Latin dan sering kali diiringi dengan alihbahasa Inggris.

Klasifikasi

sunting

Pali adalah bahasa sastra dari keluarga bahasa Prakrit dan pertama kali ditulis di Sri Lanka pada abad pertama SM.[9]

Pali, sebagai bahasa Indo-Arya Tengah, berbeda dari bahasa Sanskerta, tidak hanya mengenai waktu asalnya tetapi juga dalam hal basis dialek karena sejumlah fitur morfologis dan leksikalnya bukan merupakan kelanjutan langsung dari Sanskrit Ṛeg Weda; ia turunan dari dialek atau sejumlah dialek yang, meskipun punya banyak kesamaan, berbeda dari Ṛeg Weda.[10] Akan tetapi, beberapa cendekiawan seperti AC Woolner percaya bahwa Pali berasal dari Weda Sanskerta, tetapi belum tentu dari Sanskerta Klasik.[11]

Kosakata

sunting

Kosakata Pāli berakar dari bahasa Sanskerta, namun dengan makna yang sedikit berbeda, disesuaikan dengan ajaran Buddha. Sebagian kosakata Pāli lainnya berakar dari wilayah guna bahasa tersebut (Misalnya, ditambahkan kosakata Bahasa Sinhala pada kosakata Pāli. Sebaliknya, banyak pula kosakata bahasa Sinhala yang berasal dari bahasa Pali).

Kosakata Pāli sendiri menunjukkan, bahwa Pāli dipergunakan sebagai bahasa liturgi atau untuk pengajaran agama Buddha. Kosakata yang serupa antara bahasa Sanskerta dan bahasa Pali justru menunjukkan perlawananan makna. Misalnya saja, kalangan Buddha tidak meyakini adanya jiwa atau sifat esensial pada suatu benda, sehingga digunakan istilah "dhamma" untuk merefleksikan hal tersebut (dalam bahasa Sanskerta berarti "dharma").

Falsafah yang dikandung bahasa Sanskerta dan Pāli juga berlawanan dan mencerminkan adanya perbedaan antara pemikiran dalam ajaran Buddha dan Hindu pada masa India Madya. Kosakata Sanskerta dipandang inheren sebagai bagian dari hal-hal atau benda yang mereka jabarkan, sedangkan kosakata bahasa Pali dianggap hanya mempunyai kemiripan konvensional.

Pali dan Sanskerta

sunting

Pali dan Sanskerta terkait sangat erat, dan karakteristik umum dari Pali dan Sanskerta selalu mudah dikenali oleh orang-orang di India yang akrab dengan keduanya. Terdapat proporsi sangat besar dari Pali dan Sanskerta yang identik dalam bentuk, hanya berbeda dalam infleksi.

Vowel dan diftong

sunting
  • Sanskrit ai dan au, dalam Pali menjadi monoftong e dan o
contoh: maitrīmettā; auṣadhaosadha
  • Sanskrit aya and ava, dalam Pali juga sering dikurangi menjadi e dan o
contoh: dhārayatidhāreti; avatāraotāra; bhavatihoti
  • Sanskrit avi menjadi Pali e (i.e. aviaie)
contoh: sthavirathera
  • Sanskrit , dalam Pali muncul sebagai a, i atau u, sering bergantung pada vowel silabel yang mengikuti. juga kadang menjadi u setelah konsonan labial.
contoh: kṛtakata, tṛṣṇa → taṇha, smṛtisati, ṛṣiisi, dṛṣṭidiṭṭhi, ṛddhiiddhi, ṛjuuju, spṛṣṭaphuṭṭha, vṛddhavuddha
  • Sanskrit vowel panjang, dalam Pali dipendekkan sebelum sebuah dua konsonan yang mengikuti.
contoh: kṣāntikhanti, rājyarajja, īśvaraissara, tīrṇatiṇṇa, pūrvapubba

Konsonan

sunting
Perubahan bunyi
sunting
  • Sanskrit sibilan ś, , dan s cukup menjadi s dalam Pali
contoh: śaraṇasaraṇa; doṣadosa
  • Sanskrit dengan hentian dan ḍh menjadi dan ḷh di antara vowel (sebagaimana dalam Veda)
contoh: cakravāḍacakkavāḷa; virūḍhavirūḷha

Penulisan

sunting

Raja Ashoka mendirikan sejumlah pilar dengan fatwa dalam setidaknya tiga bahasa Prakrit daerah dalam aksara Brahmi,[12] yang semuanya sangat mirip dengan Pali. Secara historis, catatan tertulis pertama dari Pali kanon diyakini telah disusun di Sri Lanka, berdasarkan tradisi lisan sebelumnya. Sesuai Mahavamsa (babad dari Sri Lanka), karena kelaparan besar di negeri ini biksu-biksu Buddha menuliskan Pali selama masa Raja Vattagamini di 100 SM.

Di Sri Lanka, teks Pali dicatat dalam naskah Sinhala. Skrip lokal lainnya, yang paling menonjol Khmer, Burma, dan di zaman modern Thai (sejak 1893), naskah Devanagari dan Mon (Negara Mon, Burma) telah digunakan untuk merekam Pali.

Sejak abad ke-19, Pali juga telah ditulis dalam naskah Romawi. Skema alternatif yang dibuat oleh Frans Velthuis memungkinkan untuk mengetik tanpa diakritik menggunakan metode ASCII biasa, tetapi ini bisa dibilang kurang bisa dibaca daripada sistem standar Rhys Davids yang menggunakan tanda diakritik.

Urutan alfabet Pali adalah sebagai berikut:

a ā i ī u ū e o ṃ k kh g gh ṅ c ch j jh ñ ṭ ṭh ḍ ḍh ṇ t th d dh n p ph b bh m y r l ḷ v s h
ḷh, meski sebuah bunyi tunggal, ditulis dengan ligatur dan h.

Kesucian bahasa Pali

sunting

Dalam perkembangan selanjutnya, bahasa Sanskerta dan bahasa lainnya juga dipakai untuk menuliskan ajaran Buddha, selain bahasa Pali. Namun bagi kaum Theravada, bahasa Pali sering dipandang sebagai bahasa suci melebihi bahasa Sanskerta, karena Sang Buddha diperkirakan menggunakan bahsa Pali sewaktu menyampaikan ajarannya. Dengan demikian, ajaran tertulis dalam bahasa Pali dianggap berusia lebih tua dan lebih mendekati bentuk asalnya daripada yang ditulis dalam bahasa lainnya.

Di pihak lain, kitab suci agama Buddha terlengkap yang masih ada sampai kini tertulis dalam bahasa Pali, sedangkan yang dalam bahasa Sanskerta umumnya sudah tidak utuh lagi, walaupun masih ada dalam terjemahan bahasa Mandarin, bahasa Tibet ataupun bahasa Jepang.

Penyebarluasan bahasa Pali

sunting

Untuk menghadirkan kitab suci agama Buddha yang berbahasa Pali ini ke masyarakat yang lebih luas, Pali Text Society pertama-tama mencoba menyalin tulisan Pali ke huruf Romawi. Lalu, mereka mencoba menerjemahkannya kedalam bahasa Inggris. Organisasi yang didirikan di London, Inggris, oleh Prof. Rhys Davids beserta isterinya ini mulai resmi berjalan pada 1881. Setelah usaha selama lebih dari seratus tahun, saat ini hampir semua Tipitaka berbahasa Pali berhasil diterjemahkan. Usaha ini banyak didukung oleh cendekiawan Buddha dari segala penjuru dunia.

Upaya penyelamatan bahasa Pali

sunting

Menjadi sebuah kontradiksi saat pemerintah India yang sedang gencar-gencarnya berupaya melestarikan warisan Buddhis dan mempromosikan situs-situs Buddhis di India kepada para wisatawan, namun justru diberitakan bahwa pemerintah India telah mengeluarkan bahasa Pali (bahasa klasik kuno yang menjadi bahasa utama untuk penyebaran Buddhisme) sebagai pokok bahasan tinjauan utama dari Layanan Sipil India (IAS) yang bernaung pada Komisi Pelayanan Publik Nasional (UPSC). Tidak dimasukkannya bahasa Pali dalam subjek tinjauan di IAS yang menangani Badan Usaha Milik Negara (BUMN) India yang di dalamnya antara lain terdapat BUMN sektor pariwisata seperti penerbangan dan perkeretaapian, akan mempersempit dan menghambat perkembangan bahasa Pali sebagai bahasa penting Buddhisme. Hal ini menjadi perhatian dan kritikan dari para umat Buddhis di seluruh dunia yang kemudian mengajukan sebuah petisi untuk menyelamatkan bahasa Pali. Memasukkan bahasa Pali ke dalam tinjauan yang kompetitif ini di IAS merupakan salah satu alasan utama yang akan menarik banyak calon kandidat muda pegawai IAS untuk memilih terlibat dalam studi Buddhis dan bahasa Pali. Tinjauan tersebut merupakan penyelamat utama dalam pelestarian bahasa Pali dan diperhitungkan telah memainkan peranan penting dalam membendung penurunan terhadap pemelajaran Buddhisme di India sebagai tanah airnya. Bahasa Pali merupakan bahasa yang mengemas ajaran Sang Buddha yang tercantum dalam Tipitaka, yang dikategorikan sebagai sebuah harta karun pengetahuan Buddhis dan pembawa penting ajaran Buddhis ke seluruh dunia. Bahasa ini sangat penting khususnya bagi umat Buddhis yang mempraktikkan tradisi Theravada seperti di Thailand, Birma (Myanmar), Sri Lanka, Kamboja, Laos, termasuk sebagian umat Buddhis di negara lain seperti di Indonesia, Malaysia, Vietnam, Nepal, Bangladesh, serta negara Barat. Bahasa Pali juga ditemukan dalam aksara Birma pada Manuskrip Kammavaca dari abad ke-19 M.[13] Dr. Siddharth Singh, dari Departemen bahasa Pali dan Studi Buddhis Universitas Hindu Banaras, Varanasi, India, salah satu pelopor petisi penyelamatan bahasa Pali menyampaikan bahwa keputusan pemerintah India ini tidak logis, tidak bisa dibenarkan, dan mencerminkan ketidaktahuan para birokrat dan pemimpin politik India terhadap warisan negaranya sendiri. Penghapusan bahasa Pali oleh UPSC dan tidak diakuinya sebagai sebuah bahasa klasik India menimbulkan protes keras tidak hanya dari mereka yang berhubungan dengan studi Buddhis dan bahasa Pali, tapi juga dari mereka yang belajar, menghargai, atau berhubungan dengan Indologi dan Buddhisme. Petisi penyelamatan bahasa Pali bertujuan untuk mendesak pemerintah India agar memasukan bahasa Pali sebagai salah satu bahasa klasik India dan menarik keputusan untuk menghilangkan bahasa dan kepustakaan Pali dari Tinjauan Layanan Sipil (IAS) yang dilakukan oleh UPSC. Bahasa Pali merupakan bahasa yang banyak digunakan dalam banyak kitab-kitab awal agama Buddha yang masih ada dan terkumpul dalam Kanon Pāli atau disebut dengan Tipitaka (bedakan dengan Tripitaka). Bahasa ini diyakini sebagai bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan bahasa Magadha yang merupakan bahasa yang digunakan oleh Sang Buddha semasa hidup-Nya.[14]

Beberapa contoh dalam bahasa Pāli dengan terjemahannya

sunting
Manopubbangamā dhammā, manosetthā manomayā;
Manasā ce padutthena, bhāsati vā karoti vā,
Tato nam dukkhamanveti, cakkam'va vahato padam.[15]
Pikiran adalah pelopor,
Pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk;
Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya
bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.
Dhammapada 1

Referensi

sunting
  1. ^ Nagrajji (2003) "Pali language and the Buddhist Canonical Literature". Agama and Tripitaka, vol. 2: Language and Literature.
  2. ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790 
  3. ^ American Oriental Society (1850). Journal of the American Oriental Society. American Oriental Society. hlm. 72. Diakses tanggal 31 May 2020. 
  4. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Pāli". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  5. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  6. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  7. ^ "Bahasa Pali". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  8. ^ Hirakawa, Akira. Groner, Paul. 'A History of Indian Buddhism: From Śākyamuni to Early Mahāyāna. 2007. hal. 119
  9. ^ Students' Britannica India
  10. ^ Oberlies, Thomas. Pāli: A Grammar of the Language of the Theravāda Tipiṭaka, Walter de Gruyter, 2001.
  11. ^ "If in "Sanskrit" we include the Vedic language and all dialects of the Old Indian period, then it is true to say that all the Prakrits are derived from Sanskrit. If on the other hand " Sanskrit " is used more strictly of the Panini-Patanjali language or "Classical Sanskrit," then it is untrue to say that any Prakrit is derived from Sanskrit, except that S'auraseni, the Midland Prakrit, is derived from the Old Indian dialect." Introduction to Prakrit, oleh Alfred C Woolner. Baptist Mission Press. 1917.
  12. ^ Inscriptions of Asoka oleh Alexander Cunningham, Eugen Hultzsch. Kalkuta: Office of the Superintendent of Government Printing. Kalkuta: 1877.
  13. ^ Schøyen Collection
  14. ^ Bhagavant (2013-06-14). "Petisi Untuk Selamatkan Bahasa Pali di India | Berita Buddhis". Berita Bhagavant. 
  15. ^ accesstoinsight diakses 22 April 2014

Pranala luar

sunting