Stasiun Yogyakarta

stasiun kereta api di Indonesia
(Dialihkan dari Stasiun Tugu Yogyakarta)

Stasiun Yogyakarta (YK) (bahasa Jawa: ꦱ꧀ꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀ꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ/ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Stasiyun Yogyåkartå/Ngayogyåkartå), terkadang ditulis Stasiun Jogjakarta[a], dan juga dikenal sebagai Stasiun Tugu, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Sosromenduran, Gedongtengen, Kota Yogyakarta pada ketinggian +113 meter yang berjarak 309 km sebelah barat dari Surabaya Gubeng, 388 km sebelah timur dari Bandung, dan 512 km sebelah tenggara dari Jakarta Gambir. Stasiun tersebut juga adalah penghubung sentral dalam sistem perkeretaapian Indonesia yang berperan sebagai titik tengah dari lintas tengah menghubungkan Jakarta dengan Surabaya melalui Purwokerto dan lintas selatan Pulau Jawa yang menghubungkan Bandung dengan Surabaya. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api utama di Daerah Istimewa Yogyakarta serta dalam pengelolaan Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi VI Yogyakarta bersama dengan anak perusahaan PT KAI (Persero) seperti KAI Commuter dan KAI Bandara. Bangunan stasiun beserta rel KA yang membujur dari barat ke timur berada di Gedongtengen. Ini juga merupakan stasiun kereta api antarkota tersibuk di luar Jabodetabek karena melayani 58 perjalanan per hari pergi-pulang.

Stasiun Yogyakarta
Kereta Api Indonesia KAI Commuter Kereta Api Indonesia#Kereta api bandara
Y01P01YA01JS05

Tampak depan dari pintu timur Stasiun Yogyakarta, saat proses percantikan bangunan utama stasiun, 2024
Nama lainStasiun Tugu
Lokasi
Koordinat7°47′21.2946″S 110°21′48.4956″E / 7.789248500°S 110.363471000°E / -7.789248500; 110.363471000
Ketinggian+113 m
Operator
Letak
Jumlah peron7
  • Emplasemen utara: 3 (satu peron sisi yang agak tinggi dan dua peron pulau yang tinggi)
  • Emplasemen selatan: 4 (dua peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama tinggi)
Jumlah jalur9
  • Emplasemen utara: 6 (jalur 5: sepur lurus)
  • Emplasemen selatan: 3 (jalur 3: sepur lurus)
LayananLintas tengah Jawa: Taksaka, Fajar–Senja Utama Yogyakarta, Bogowonto, Kertanegara, Malioboro Ekspres, Fajar–Senja Utama Solo, Mataram, Argo Lawu, Argo Dwipangga, Bangunkarta, Ranggajati, Argo Semeru, Bima, dan Gajayana
Lintas selatan Jawa: Sancaka, Lodaya, Mutiara Selatan, Argo Wilis, Turangga, Malabar, dan Wijayakusuma
Aglomerasi: Joglosemarkerto
Kereta bandara: Lin Yogyakarta International Airport
Komuter: KRL Commuter Line dan Commuter Line Prambanan Ekspres
Konstruksi
Jenis strukturArt deco
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka20 Juli 1887[3]
Nama sebelumnyaStation Djocja Toegoe, Djocjakarta, Djokjakarta, Jogjakarta
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Terminus Commuter Line Yogyakarta Lempuyangan
menuju Palur
Commuter Line Prameks Terminus
Wates
menuju Kutoarjo
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Wates
menuju YIA
Lin Yogyakarta International Airport Terminus
YIA
Terminus
Lin Yogyakarta International Airport
YIA Xpress
Stasiun sebelumnya Layanan aglomerasi Stasiun berikutnya
Lempuyangan
Berlawanan jarum jam
Joglosemarkerto
Lingkar Jawa Tengah
Wates
Searah jarum jam
Terminus Joglosemarkerto
Yogyakarta-Cilacap, p.p.
Wates
menuju [[Stasiun ke arah Cilacap|ke arah Cilacap]]
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Gedung parkir Parkir sepeda Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Mesin tiket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Wastafel Jalur difabel Tempat naik/turun Pos kesehatan Galeri ATM Restoran Pertokoan/area komersial Ruang menyusui VIP Ruang kerja bersama Barang hilang Penitipan barang Isi baterai Area merokok Tangga naik/turun Eskalator Sistem pengenalan wajah Air minum 
Tipe persinyalan
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta
PeringkatNasional
KategoriBangunan
No. RegnasKB000108
Tanggal SK2007 dan 2015
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sebagai penghubung utama di jalur selatan dan tengah Pulau Jawa, Stasiun Yogyakarta melayani kereta api antarkota kelas eksekutif dan sebagian besar kelas campuran beserta kereta bandara YIA dan komuter seperti Commuter Line Yogyakarta dan Prambanan Ekspres. Stasiun besar lainnya di Kota Yogyakarta yaitu, Stasiun Lempuyangan dikhususkan untuk melayani KA antarkota lintas tengah dan selatan kelas ekonomi, kereta rangkaian panjang (KA Jayakarta), sebagian kecil kelas campuran, dan KRL Commuter Line Yogyakarta.[5]

Sejarah

sunting
Stasiun Tugu pada masa kolonial, 1890-an.

Stasiun Yogyakarta mulai beroperasi pada 20 Juli 1887 dan merupakan salah satu stasiun yang cukup tua,[3] serta memiliki arsitektur yang unik karena gedung stasiun berada di tengah kedua sisi rel kereta api, sedangkan bangunan menghadap ke jalan poros Kota Yogyakarta. Arsitektur stasiun ini bergaya art deco yang terkenal pada masa antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Stasiun ini pernah menjadi tujuan akhir perjalanan kereta luar biasa Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, saat memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta.

Stasiun ini merupakan stasiun berperon pulau dengan dua kepemilikan, yaitu sisi selatan milik Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan lebar sepur 1.435 mm dan sisi utara milik Staatsspoorwegen (SS) dengan lebar sepur 1.067 mm. NIS dan SS saling berbagi tanah untuk mengoperasikan jalur kereta api Yogyakarta–Surakarta.[6]

Di sebelah barat stasiun ini terdapat dua percabangan jalur yang seluruhnya sudah dinonaktifkan, yaitu jalur menuju MagelangParakan dan menuju Palbapang, Bantul. Jalur menuju Magelang telah dinonaktifkan pada tahun 1972 hingga 1976 sehubungan dengan letusan Gunung Merapi, tetapi bekas jalur ini masih dapat terlihat di beberapa tempat di Jalan Tentara Pelajar, Yogyakarta.[7] Jalur tersebut juga memiliki percabangan di Secang menuju Museum Kereta Api Ambarawa melalui Tuntang hingga berakhir di Kedungjati yang juga telah dinonaktifkan. Selain itu, jalur menuju Palbapang dinonaktifkan pada rentang tahun 1973–1980-an, tetapi bekas jalur ini juga masih dapat terlihat di beberapa tempat, salah satunya di lapangan parkir di sisi barat laut Keraton Yogya.

Stasiun ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.[8]

Bangunan dan tata letak

sunting
 
Lokomotif D301 61 09 yang dipajang di pintu selatan stasiun

Stasiun Yogyakarta terbagi menjadi dua emplasemen, yaitu emplasemen utara dan selatan, dan juga memiliki dua pintu masuk dan keluar. Pintu utama yang menghadap ke Jalan Margo Utomo, termasuk wilayah Kelurahan Gowongan, Kemantren Jetis, hanya untuk keberangkatan kereta api antarkota dan aglomerasi. Sementara itu, pintu selatan yang menghadap ke arah Jalan Pasar Kembang—wilayah Kelurahan Sosromenduran, Kemantren Gedongtengen dikhususkan untuk keberangkatan layanan kereta bandara YIA, komuter Commuter Line, serta kedatangan penumpang kereta api antarkota dan aglomerasi saja. Stasiun ini memiliki bangunan khusus untuk loket di pintu selatan.

Pada tahun 1970-an, jumlah jalur Stasiun Tugu kemungkinan mencapai sebelas jalur—tidak termasuk jalur ke dalam pos langsiran di utara stasiun—yaitu emplasemen selatan memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 5 merupakan sepur lurus dan emplasemen utara memiliki enam jalur kereta api dengan (kemungkinan) jalur 6 merupakan sepur lurus.[9] Namun pada tahun 1999, peron tinggi pertama stasiun ini dibangun di jalur 2 peron selatan untuk mengakomodasi tinggi pintu kereta eksekutif saat itu.[10]

Sebelum pembangunan jalur ganda dimulai sekitar tahun 2004, jalur 3 lama merupakan sepur lurus arah Solo Balapan, sedangkan jalur 4 merupakan sepur lurus arah Kutoarjo.[11] Pada saat pembangunan jalur ganda hingga pengoperasiannya di segmen Yogyakarta–Brambanan per 8 Januari 2007[12] dan kemudian segmen Yogyakarta–Kutoarjo pada 25 September 2007[13] hingga akhirnya diresmikan secara keseluruhan pada 22 Januari 2008,[14] tata letak stasiun mengalami perubahan: jalur langsir yang masih utuh—walaupun sudah dicabut—diubah menjadi jalur 1, jalur 1 lama diubah menjadi jalur 2, dan jalur 2 lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus dari dan ke arah Kutoarjo. Selain itu, peron tinggi ditambahkan pada jalur 3—menimbun jalur 3 lama—dan jalur 5. Saat ini, jalur 3 dijadikan sepur lurus arah Solo Balapan dan sepur belok dari arah Kutoarjo, jalur 4 dijadikan sepur lurus dari arah Kutoarjo, dan jalur 5 dijadikan sepur lurus ke arah Kutoarjo.

 
Huruf timbul "Stasiun Yogyakarta" dalam aksara Jawa

Di kawasan stasiun terdapat depo lokomotif dan depo kereta maupun gerbong yang berturut-turut terletak di sebelah barat laut dan barat. Pemutar rel berada di barat depo lokomotif yang terletak di sebelah barat laut stasiun.

Ke arah timur stasiun, terdapat perlintasan sebidang yang berupa gerbang geser dengan nomor 3A dan 3B yang dikhususkan untuk sepeda, becak, andong, atau pejalan kaki yang melintas di sekitar kawasan Jalan Malioboro. Selain itu, terdapat jembatan yang membentang di atas Kali Code yang dikenal dengan sebutan Jembatan Kewek yang melintang di atas Jalan Abu Bakar Ali.[b]

Stasiun ini sering mengalami renovasi dan penataan ulang, antara lain dengan pembangunan peron tinggi serta penambahan atap kanopi.[15] Sistem parkir juga mengalami perubahan: pintu timur dan selatan kini hanya digunakan untuk tempat antar-jemput dan parkir becak, sedangkan tempat parkir terletak di sebelah barat daya kompleks stasiun.

Di stasiun ini terdapat terowongan underpass penyeberangan peron yang digunakan mulai tahun 1959 untuk memfasilitasi penumpang yang ingin berpindah peron antara emplasemen utara dan selatan demi meningkatkan keselamatan. Terowongan ini sempat ditutup sementara pada tahun 2019 karena direnovasi besar-besaran hingga akhirnya dibuka kembali pada tanggal 31 Juli 2023.[16][17][18]

Dalam rangka mewujudkan stasiun kereta api besar bertaraf internasional, stasiun ini sejak musim mudik lebaran 2016 telah dilakukan renovasi secara menyeluruh, antara lain merombak loket stasiun di pintu selatan, serta pemasangan lantai granit, pengecatan ulang, dan lain-lain.[19] Di selatan stasiun terdapat banyak kios yang saling berimpitan, ekspedisi barang, dan kios penjualan tiket pesawat dan kereta api yang telah digusur pada tahun 2017 karena tidak memiliki izin dan dianggap kumuh oleh KAI.[20]

Stasiun ini memiliki ruang tunggu eksekutif, Anggrek Executive Lounge, dioperasikan oleh KAI Wisata yang memanfaatkan bangunan pendopo belakang stasiun.[21]

Terkait proyek pemutakhiran sistem persinyalan elektrik kereta api di stasiun ini, telah dilakukan pemasangan sistem persinyalan elektrik baru produksi Len Industri per April 2021 yang menggantikan sistem persinyalan elektrik lama produksi Siemens.[22] Persinyalan ini telah aktif mulai September 2021.[butuh rujukan]Bersamaan dengan itu, lintasan jalur rel antara stasiun ini dan Stasiun Lempuyangan dijadikan sebagai jalur-tunggal ganda atau sepur kembar.

Pada 28 September 2022, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah melakukan uji coba sistem pengenalan wajah pada proses keberangkatan kereta api antarkota di Stasiun Bandung dan per 10 Juli 2023, Stasiun Yogyakarta sudah menerapkan sistem tersebut bersama sembilan stasiun KA utama Pulau Jawa lainnya seperti Stasiun Malang, Solo Balapan, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, Madiun, Semarang Tawang, Purwokerto, Cirebon, dan Jakarta Gambir.[23]

Mulai 2 Desember 2023, aula timur dari emplasemen selatan sudah beroperasi yang melayani komuter Commuter Line untuk memecah kepadatan di Stasiun Yogyakarta.[24] Sebagai bagian dari program revitalisasi beberapa stasiun KA utama di Pulau Jawa oleh Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (Persero), mulai 15 Februari 2024, keberangkatan layanan kereta api antarkota beserta aglomerasi yang biasanya bermula dari sisi utara stasiun berpindah ke sisi selatan stasiun yang notabene merupakan keberangkatan kereta komuter dan bandara.[25]

 

    Y01P01YA01  

Sisi utara Jalur parkir dan langsiran kereta api
Jalur 8 Jalur langsir
Jalur 7
Jalur 6 Jalur parkir dan langsiran kereta api
Peron pulau
Jalur 5 Sepur lurus dari arah Solo Balapan dan ke arah Kutoarjo
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah barat
  Pemberhentian KA antarkota dan aglomerasi
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah timur
Jalur 4 Sepur lurus dari arah Kutoarjo
  Pemberhentian, kedatangan, dan keberangkatan KA antarkota maupun aglomerasi
(Wates) P Commuter Line Prameks, dari dan tujuan Kutoarjo
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah timur dan sebelah kanan kedatangan KA dari arah barat
Pintu masuk sisi timur (khusus keberangkatan kereta api antarkota dan aglomerasi)
Sisi selatan Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah barat dan sebelah kanan kedatangan KA dari arah timur
Jalur 3 Sepur lurus ke arah Solo Balapan
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah timur
  Pemberhentian, kedatangan, dan keberangkatan KA antarkota maupun aglomerasi
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan KA dari arah barat
Jalur 2 Sepur belok
     Commuter Line Yogyakarta, dari dan tujuan Palur (Lempuyangan)
Peron pulau
Jalur 1 Sepur belok
(Wates) YA Lin Yogyakarta International Airport, dari dan tujuan YIA
(YIA) YA Lin Yogyakarta International Airport Xpress, dari dan tujuan YIA
Peron sisi
Bangunan lama Pintu masuk dan keluar sisi selatan untuk layanan kereta api antarkota, aglomerasi, serta bandara
Bangunan baru Pintu masuk dan keluar untuk layanan kereta api komuter

Ciri khas

sunting
 
Monumen uap Marshall Britannia yang kini sudah dipindahkan di sayap utara jalan masuk Stasiun Tugu

Stasiun Yogyakarta memiliki dua monumen lokomotif di sisi timur dan selatan kawasan stasiun. Monumen yang terletak di pintu masuk keberangkatan sisi timur adalah mesin uap portabel (lokomobil) buatan Marshall Britannia, Britania Raya. Letaknya yang semula berada di tengah-tengah jalan masuk stasiun kini dipindahkan di sayap utara jalan tersebut. Sementara itu, monumen yang terletak di sisi selatan stasiun adalah lokomotif diesel hidraulis D301 22 yang dipajang sejak 12 Desember 2018. Pemajangan lokomotif ini dilakukan setelah seluruh bagian stasiun mengalami perombakan, antara lain menambahkan toilet dari mobil bekas dan dapat digunakan oleh masyarakat umum, tak hanya calon penumpang.[26][27] Selain monumen lokomotif, di pintu keberangkatan sisi timur dekat perlintasan sebidang terdapat tulisan "Stasiun Yogyakarta" dalam aksara Jawa yang dibuat menggunakan huruf timbul dengan ukuran besar.

Stasiun ini memiliki lagu kedatangan kereta api berupa lagu keroncong instrumental berjudul, "Sepasang Mata Bola" karya Ismail Marzuki sebagai bel kedatangan kereta api di stasiun ujung Kota Yogyakarta mengisahkan perjuangan seorang pejuang yang melakukan perjalanan kereta api dari Jakarta menuju Yogyakarta. Lagu ini dibuat aransemen oleh YouTuber dengan genre keroncong, yaitu Purwaka Music.[28]

Pada budaya populer

sunting
 
Papan nama Stasiun Tugu per Desember 2020

Insiden

sunting
 
Depo lokomotif di bagian barat stasiun Tugu, Yogyakarta.

Pada 14 November 2003, tiga kereta penumpang dengan dua kereta kelas bisnis dan satu kelas eksekutif anjlok di Depo Lokomotif Yogyakarta. Insiden ini bermula saat rangkaian kereta tersebut akan dicuci sebelum dikirim ke Jakarta. Namun, wesel bergerak sendiri saat rangkaian kereta dilangsir sehingga menyebabkan anjlok.[37]

Pada 23 April 2014, seorang pria tewas ditabrak kereta api semen dengan nomor perjalanan 8067 relasi LempuyanganPurwokerto. Korban diduga mengalami gangguan kejiwaan. Peristiwa ini terjadi di sebelah utara Taman Parkir Abu Bakar Ali.[38]

Pada 4 Juli 2017, seorang siswi SMK menghilang setelah turun dari kereta api Senja Utama Yogya di Stasiun Tugu. Dua hari kemudian, pada pukul 15.00 sore, pihak keluarga ditelepon oleh pengantar bahwa siswi tesebut telah diantar pulang ke rumahnya.[39]

Pada 18 September 2022, beredar video pendek yang merekam kejadian salah satu penumpang kereta api Bangunkarta relasi JombangPasar Senen terjatuh dan terserempet kereta, lantaran tertinggal oleh kereta tersebut, dan memaksa masuk ketika pintu kereta sudah tertutup dan kereta dalam kondisi berangkat meninggalkan Stasiun Yogyakarta. Penumpang tersebut mengalami cedera pada kaki kanan dan langsung mendapat perawatan.[40]

Layanan kereta api

sunting

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 November 2024.

Antarkota

sunting
Lintas tengah Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Taksaka Luxury Yogyakarta Gambir Via PurwokertoCirebon
Eksekutif
Argo Lawu Luxury Gambir Solo Balapan Via CirebonPurwokerto
Eksekutif
Argo Dwipangga Luxury
Eksekutif
Argo Semeru Compartment Suite Surabaya Gubeng Via CirebonYogyakarta
Eksekutif
Bima Compartment Suite
Eksekutif
Gajayana Luxury Malang
Eksekutif
Campuran
Fajar dan Senja Utama Yogyakarta Priority Yogyakarta Pasar Senen Via PurwokertoCirebon
Eksekutif
Ekonomi Premium
Bogowonto Priority Pasar Senen Lempuyangan Via Cirebon PrujakanPurwokerto
Eksekutif
Ekonomi Premium
Malioboro Ekspres Eksekutif Purwokerto Malang Via YogyakartaBlitar
Ekonomi
Kertanegara Eksekutif
Ekonomi
Fajar dan Senja Utama Solo Eksekutif Pasar Senen Solo Balapan Via CirebonPurwokerto
Ekonomi Premium
Mataram Eksekutif
Ekonomi Premium
Bangunkarta Eksekutif Jombang Via CirebonYogyakarta
Ekonomi
Ranggajati Eksekutif Cirebon Jember Via PurwokertoSurabaya Gubeng
Ekonomi
Kereta api fakultatif
Manahan Panoramic Gambir Solo Balapan Via CirebonPurwokerto

Beroperasi pada hari Kamis–Minggu dan hari libur nasional dengan dua kali keberangkatan

Eksekutif
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Argo Wilis Panoramic Bandung Surabaya Gubeng Via TasikmalayaYogyakarta
Eksekutif
Turangga Panoramic
Eksekutif
Campuran
Sancaka Eksekutif Yogyakarta Surabaya Gubeng Jadwal malam hanya beroperasi pada hari Jumat-Minggu dan hari libur nasional.
Ekonomi Premium
Lodaya Eksekutif Bandung Solo Balapan Via TasikmalayaKroya
Ekonomi
Mutiara Selatan Eksekutif Surabaya Gubeng Via TasikmalayaYogyakarta
Ekonomi Premium
Malabar Eksekutif Malang
Ekonomi Premium
Wijayakusuma Eksekutif Cilacap Ketapang Via YogyakartaSurabaya Gubeng
Ekonomi Premium

Aglomerasi

sunting
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Lingkar Jawa Tengah–Daerah Istimewa Yogyakarta
JS Joglosemarkerto Eksekutif-Ekonomi Solo Balapan Semarang Tawang Perjalanan berlawanan arah jarum jam mulai dari pagi hari via Semarang TawangTegalPurwokertoYogyakartaSolo Balapan hingga berakhir di Semarang Tawang pada petang hari.
Solo Balapan Perjalanan searah jarum jam mulai dari pagi hari via YogyakartaPurwokertoTegalSemarang Tawang hingga berakhir di Solo Balapan pada petang hari.
Lintas selatan Jawa
JS Joglosemarkerto Eksekutif-Ekonomi Premium Yogyakarta Cilacap Perjalanan menuju Cilacap hanya pada siang hari, sedangkan sebaliknya pada pagi hari.

Kereta bandara

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
YA Lin Yogyakarta International Airport Yogyakarta Yogyakarta International Airport Jadwal reguler dan Xpress

Komuter

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Y Commuter Line Yogyakarta Yogyakarta Palur
P Commuter Line Prameks Kutoarjo

Antarmoda pendukung

sunting

Berikut adalah rute bus perkotaan yang dapat diakses dari Stasiun Yogyakarta.[41]

Halte Jenis angkutan umum Jalur Tujuan
Malioboro 1 Teman Bus Yogyakarta  1A  Terminal Prambanan via Bandara Adisutjipto
 2A  XT Square
Trans Jogja  3A  Giwangan
 6A  Gamping via Kasihan[42]
 6B  Gamping[42]
 8  Jogokariyan
 10  Gamping via Ambarbinangun
 13  Pusat Kuliner Belut Godean
 15  Palbapang
Sosrowijayan  1B  Bandara Adisutjipto via Condongcatur
 3B  Bandara Adisutjipto via Condongcatur
 8  Jombor via Demak Ijo

Galeri

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Berdasarkan tulisan yang terpampang di pintu selatan stasiun.
  2. ^ Jembatan Kewek pada masa Hindia Belanda disebut Kerkweg, karena jalan tersebut mengarah ke sebuah gereja

Referensi

sunting

Kutipan

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  5. ^ Trisaningtyas, Farida (2020-04-19). "Proyek KRL Solo-Jogja Terhambat Wabah Covid-19: Pekerja Minim, Material Susah Didapat". Solopos. Bisnis Indonesia Group. Diakses tanggal 2020-05-07. 
  6. ^ Gauge di Indonesia
  7. ^ Kurniawan, Hendy (2014-02-05). "Stasiun Medari Pernah Dibumihanguskan". Tribun Jogja. Yogyakarta: KG Media. Diakses tanggal 2018-10-18. 
  8. ^ "Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta". Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya, Kemendikbud RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-12. Diakses tanggal 12 Agustus 2017. 
  9. ^ "Java". searail.malayanrailways.com. Diakses tanggal 2020-05-10. 
  10. ^ Sapei, Tulus Abadi; Subhansyah, Aan T.; Purwanta, Setia A.; Zaini, Apridon; Shaleh, Muhammad; Atmaja, Ida Bagus Yoga; Hasyim, Hur; Lukmanurdin, Ibang; Panjaitan, Efendi; Ikhsan, Edy (2002). Memecah ketakutan menjadi kekuatan: kisah-kisah advokasi di Indonesia. Sleman: Insist Press. 
  11. ^ Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian No. SK.02/DJKA/K.2/01/06
  12. ^ "Uji Coba Rel Ganda Yogya-Solo Bikin Bikers Senewen". detikcom. Diakses tanggal 2020-05-10. 
  13. ^ "Proyek ODA - Proyek Rel Ganda Kereta Jalur Selatan, Jawa (2)". www.id.emb-japan.go.jp. Diakses tanggal 2020-05-10. 
  14. ^ "Besok Presiden Resmikan Rel Ganda di Kutoarjo". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-05-10. 
  15. ^ Wadrianto, Glori K., ed. (30 Agustus 2010). "Renovasi Stasiun Tugu Selesai H-3". Kompas.com. Kompas.com. Diakses tanggal 21 Oktober 2017. 
  16. ^ "Tingkatkan Pelayanan Dan Keselamatan Pelanggan, KAI Resmikan Underpass Stasiun Yogyakarta" (Siaran pers). Yogyakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero). 31 Juli 2023. 
  17. ^ Aida, Nur Rohmi (14 Juli 2023). "Stasiun Yogyakarta Kini Punya Underpass, Apa Fasilitasnya?". Kompas.com. Yogyakarta. Diakses tanggal 31 Juli 2023. 
  18. ^ Vicka, Patricia (28 Mei 2015). "Mulai 7 Juli Pintu Timur Stasiun Tugu Hanya untuk Keberangkatan". Metrotvnews.com. MetroTVNews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-21. Diakses tanggal 21 Oktober 2017. 
  19. ^ Reza, Khaerur (21 Juni 2016). Sugiyarto, ed. "Renovasi Stasiun Tugu Yogyakarta Dijanjikan Selesai H-10 Lebaran". Tribunnews.com. Tribunnews.com. Diakses tanggal 21 Oktober 2017. 
  20. ^ Syaifudin, Teuku Muhammad Guci (5 Juli 2016). Damanik, Caroline, ed. "Dinilai Kumuh, Kios-kios di Selatan Stasiun Tugu Dibongkar". Kompas.com. Kompas.com. Diakses tanggal 21 Oktober 2017. 
  21. ^ Detikcom: Stasiun Tugu Kini Punya Executive Lounge
  22. ^ "Investasi Elektrifikasi KRL Yogyakarta-Solo Capai Rp 1,2 T". Republika Online. 2021-01-20. Diakses tanggal 2021-04-24. Selanjutnya, pekerjaan modifikasi sinyal elektrik Yogyakarta – Lempuyangan... 
  23. ^ Sri Rahayu, Isna (9 Juni 2023). "Boarding Kereta Api Hanya dengan "Face Recognition", Registrasinya Kurang dari 1 Menit". Kompas.com. Jakarta: KG Media. Diakses tanggal 10 Juli 2023. 
  24. ^ Mustaqim, Ahmad (3 Desember 2023). "KAI ubah jalur turun naik penumpang Commuter Line Yogyakarta selama Nataru". Medcom. Yogyakarta: Media Group. Diakses tanggal 4 Desember 2023. 
  25. ^ Ummah, Anisatul (3 Januari 2024). "Revitalisasi Stasiun Tugu Butuh Waktu 1-2 Tahun". Harian Jogja. Yogyakarta: Bisnis Indonesia. Diakses tanggal 22 Februari 2024. 
  26. ^ Raharjo, Paksi Suryo (2018-10-25). "Stasiun Tugu Berbenah Tampil Semakin Cantik". MerahPutih. Diakses tanggal 2019-03-31. 
  27. ^ "Stasiun Tugu Kini Miliki Monumen Lokomotif". krjogja.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-31. Diakses tanggal 2019-03-31. 
  28. ^ Dewanto, H. (2010-09-09). Margianto, Heru, ed. "Kisah "Empat Penari" di Tawang". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-10-13. "Sementara Stasiun Tugu di Yogyakarta memperdengarkan ”Sepasang Mata Bola"." (...) kata Nugroho (Wahyu Utomo). 
  29. ^ Esha 2005.
  30. ^ "Kemendikbud Berhasil Merestorasi Film "Kereta Api Terakhir"". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (dalam bahasa Inggris). 2019-12-19. Diakses tanggal 2020-06-14. 
  31. ^ "Sinema dan 'Tanaman Tua' di Festival Jogja". Tempo.co. 2018-12-05. Diakses tanggal 2020-06-14. 
  32. ^ News, Tagar (2017-12-23). "Serangan Umum 1 Maret 1949, Soeharto Bukan Hero, Hanya Makan Soto". TAGAR. Diakses tanggal 2020-06-14. 
  33. ^ Sheila on 7 (14 Maret 2013) [2000]. Sheila On 7 - Tunggu Aku Dijakarta (Videotape). Sony Music Entertainment Indonesia. 
  34. ^ "Citra Scholastika Rindukan Yogyakarta". Tempo.co. 2012-02-29. Diakses tanggal 2020-06-14. 
  35. ^ "Dhimas Tedjo Jadi Mentor Bintang Pantura". Solopos.com. 2018-08-01. Diakses tanggal 2020-06-14. 
  36. ^ Bonaventura D. Genta; Mada Zidan; Hari Kurniawan (2018). Kisah Tanah Jawa. Jakarta: GagasMedia. hlm. 1–4. ISBN 978-979-780-933-1. 
  37. ^ Liputan6.com (2003-11-15). "Tiga Gerbong KA Cadangan Anjlok di Stasiun Tugu". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-05-26. 
  38. ^ "Tertabrak KA, Kepala dan Badan Pria Ini Terpisah". Solopos. 24 April 2014. Diakses tanggal 12 Agustus 2017. 
  39. ^ Syaifudin, Teuku Muhammad Guci (7 Juli 2017). Susanti, Reni, ed. "Siswi SMK yang Hilang di Stasiun Tugu Kembali ke Rumahnya". Kompas.com. Kompas. Diakses tanggal 12 Agustus 2017. 
  40. ^ Aditya, Ivan (19 September 2022). "Viral Penumpang Jatuh Kejar Kereta di Stasiun Tugu, Begini Cerita Sebenarnya". Kedaulatan Rakyat. Yogyakarta. Diakses tanggal 1 Desember 2022. 
  41. ^ "Data Trans Jogja". Dinas Perhubungan Daerah istimewa Yogyakarta. 11 September 2023. Diakses tanggal 16 Oktober 2023. 
  42. ^ a b Megasari, Paradisa Nunni (1 Oktober 2023). "Rute Trans Jogja 6A dan 6B Diperpanjang Lewat Jl Malioboro per 1 Oktober 2023". detikJogja. Diakses tanggal 16 Oktober 2023. 

Daftar pustaka

sunting

Esha, Teguh (2005). Ismail Marzuki : musik, tanah air, dan cinta (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: LP3ES. ISBN 979-3330-36-8. OCLC 74913436. 

Pranala luar

sunting
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Patukan
menuju Kutoarjo
Kutoarjo–Purwosari–Solo Balapan Lempuyangan
Kricak
menuju Secang
Secang–Yogyakarta Terminus
Terminus Yogyakarta–Palbapang Ngabean
menuju Sewugalur