Pahlawan nasional Indonesia

penghargaan

Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia.[1] Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya." – atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara."[2] Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang individu, yakni:[2]

  • Warga Negara Indonesia[a] yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya:
    • Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/ perjuangan dalam bidang lain mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
    • Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
    • Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
  • Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.
  • Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
  • Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.
  • Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
  • Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.
  • Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.
Daftar Pahlawan Nasional Indonesia (per 2011)

Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap tingkatan. Sebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada walikota atau bupati, yang kemudian harus membuat permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial, yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar;[2] dewan tersebut terdiri dari dua akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan atau gelar.[1] Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi gelar tersebut pada sebuah upacara di ibukota Indonesia Jakarta.[2] Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.[3]

Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekret Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang wafat pada bulan sebelumnya.[4][5][6] Gelar ini digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960an, gelar terbut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun 1965 kepada sepuluh korban kudeta Gerakan 30 September yang gagal, sementara Sukarno dan mantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia[3][4][6]

157 pria dan 12 wanita telah diangkat sebagai pahlawan nasional, yang paling terbaru adalah As'ad Syamsul Arifin pada tahun 2016.[7] Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai Papua di bagian timur. Mereka berasal dari berbagai etnis, meliputi pribumi Indonesia, etnis Tionghoa, dan Eurasia. Mereka meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis, Ulama, dan seorang uskup.

Daftar berikut ini disajikan dalam urutan abjad; karena perbedaan konvensi budaya penamaan, tidak semua entri diurutkan menurut nama belakang. Daftar ini lebih melakukan penyortiran menurut tahun kelahiran, wafat, dan penetapan. Nama-nama distandarisasikan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan dan tidak menggunakan ejaan aslinya.[b]

Pahlawan Nasional Indonesia

 
Abdul Haris Nasution
 
Adnan Kapau Gani
 
Agus Salim
 
Antasari pada mata uang 2,000 rupiah
 
Bung Tomo
 
Cut Nyak Dhien pada mata uang 10,000 rupiah
 
Fatmawati
 
Hamengkubuwono IX
 
Kartini
 
Pakubuwono X
 
Mohammad Hatta
 
Mohammad Natsir
 
Mohammad Yamin
 
Sisingamangaraja XII pada mata uang 1,000 rupiah
 
Sudirman
 
Albertus Soegijapranata
 
Sukarno
 
Tan Malaka
 
Urip Sumoharjo
Daftar isi
A • B • C • D • E • F • G • H • I • J • K • L • M • N • O • P • R • S • T • U • W • Y • Z
Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Keterangan Provinsi asal/pengusul
Abdul Halim 1911 1988 Aktivis kemerdekaan dan politisi, Perdana Menteri Indonesia Sumatera Barat
Abdul Halim Majalengka 1887 1962 Aktivis kemerdekaan dan Ulama, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Jawa Barat
Abdul Haris Nasution 1918 2000 Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Sumatera Utara
Abdul Kadir 1771 1875 Bangsawan dari Melawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda Kalimantan Barat
Abdul Malik Karim Amrullah 1908 1981 Sarjana Islam dan penulis sekaligus tokoh Muhammadiyah. Sumatera Barat
Abdul Muis 1883 1959 Politisi, kemudian penulis Sumatera Barat
Abdul Rahman Saleh 1909 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda D.I. Yogyakarta
Abdul Wahab Hasbullah 1888 1971 Tokoh Islam, salah seorang pendiri Nadhlatul Ulama Jawa Timur
Abdullah Bau Massepe, AndiAndi Abdullah Bau Massepe 1918 1947 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selama Revolusi Nasional, seorang putra dari Andi Mappanyukki Sulawesi Selatan
Achmad Subarjo 1896 1978 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan Jawa Barat
Adam Malik 1917 1984 Jurnalis dan aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia ketiga Sumatera Utara
Adnan Kapau Gani 1905 1968 Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukung Revolusi Nasional Sumatera Barat
Ageng Serang, NyiNyi Ageng Serang 1752 1828 Pemimpin gerilyawan Jawa yang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan Jawa Tengah
Agus Salim 1884 1954 Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang Sumatera Barat
Agustinus Adisucipto 1916 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda D.I. Yogyakarta
Ahmad Dahlan 1868 1934 Pemimpin Islam Jawa, mendirikan Muhammadiyah; suami Siti Walidah D.I. Yogyakarta
Ahmad Rifa'i 1786 1870 Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya Jawa Tengah
Ahmad Yani 1922 1965 Pemimpin Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September Jawa Tengah
Alimin 1889 1964 Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokoh Partai Komunis Indonesia Jawa Tengah
Amir Hamzah 1911 1946 Penyair dan nasionalis Sumatera Utara
Antasari 1809 1862 Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar Kalimantan Selatan
Arie Frederik Lasut 1918 1949 Geolog dan pengajar yang dieksekusi oleh Belanda Sulawesi Utara
As'ad Syamsul Arifin 1897 1990 Jawa Timur
Bagindo Azizchan 1910 1947 Walikota Padang, melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional Sumatera Barat
Basuki Rahmat 1921 1969 Jenderal, saksi dari Supersemar Jawa Timur
Bernard Wilhelm Lapian 1892 1977 Sulawesi Utara
Chik di Tiro, TeungkuTeungku Chik di Tiro 1836 1891 Tokoh Islam Aceh dan pemimpin gerilyawan yang melakukan perlawanan pasukan kolonial Belanda Aceh
Cilik Riwut 1918 1987 Prajurit dan politisi, menawarkan pengembangan ekonomi dan budaya di Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah
Cipto Mangunkusumo 1886 1943 Politisi Jawa, mentor Sukarno Jawa Tengah
Cokroaminoto 1883 1934 Politisi, pemimpin Sarekat Islam, mentor Sukarno Jawa Timur
Dekker, Ernest DouwesErnest Douwes Dekker 1879 1950 Jurnalis dan politisi Indo yang membantu kemerdekaan Indonesia Jawa Timur
Dewi Sartika 1884 1947 Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di negara tersebut Jawa Barat
Dhien, Cut NyakCut Nyak Dhien 1850 1908 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial belanda; istri Teuku Umar Aceh
Diponegoro 1785 1855 Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkan perang lima tahun melawan pasukan kolonial Belanda D.I. Yogyakarta
Donald Izacus Panjaitan 1925 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh dalam Gerakan 30 September Sumatera Utara
Eddy Martadinata 1921 1966 Laksamana Angkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter Jawa Barat
Fakhruddin 1890 1929 Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah haji Indonesia; tokoh Muhammadiyah. D.I. Yogyakarta
Fatmawati 1923 1980 Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istri Sukarno Bengkulu
Ferdinand Lumbantobing 1899 1962 Doktor dan politisi, memperjuangkan hak asasi pasukan buruh Sumatera Utara
Frans Kaisiepo 1921 1979 Nasionalis Papua yang membantu dalam akuisisi Papua Papua
Gatot Mangkupraja 1896 1968 Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukan Pembela Tanah Air Jawa Barat
Gatot Subroto 1907 1962 Jenderal, deputi ketua staff Angkatan Darat Jawa Tengah
Halim Perdanakusuma 1922 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional Jawa Timur
Hamengkubuwono I 1717 1792 Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikan Yogyakarta D.I. Yogyakarta
Hamengkubuwono IX 1912 1988 Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, dan politisi; Wakil Presiden Indonesia kedua D.I. Yogyakarta
Harun Bin Said 1947 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia Jawa Timur
Hasan Basri 1923 1984 Prajurit selama Revolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasi Kalimantan di Indonesia Kalimantan Selatan
Hasanuddin 1631 1670 Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda Sulawesi Selatan
Hasyim Asy'ari 1875 1947 Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama Jawa Timur
Hazairin 1906 1975 Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar Sumatera Barat
Herman Johannes 1912 1992 Insinyur, membuat senjata selama Revolusi Nasional, membantu pendirian Universitas Gadjah Mada Nusa Tenggara Timur
Ida Anak Agung Gde Agung 1921 1999 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan Bali
Idham Chalid 1921 2010 Pemimpin Nahdlatul Ulama, politisi Kalimantan Selatan
Ilyas Yakoub 1903 1958 Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukan gerilyawan Sumatera Barat
Imam Bonjol, TuankuTuanku Imam Bonjol 1772 1864 Tokoh Islam dari Sumatera Barat yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Padri Sumatera Barat
Inten II, RadinRadin Inten II 1834 1856 Bangsawan dari Lampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda Lampung
Iskandar Muda 1593 1636 Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara Aceh
Ismail Marzuki 1914 1958 Komposer yang membuat sejumlah lagu kebangsaan DKI Jakarta
Iswahyudi 1918 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional Jawa Timur
Iwa Kusumasumantri 1899 1971 Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi Jawa Barat
Izaak Huru Doko 1913 1985 Aktivis kemerdekaan dan pengajar, membantu pendirian Universitas Udayana Nusa Tenggara Timur
Jamin Ginting 1921 1974 Pejuang kemerdekaan menentang pemerintah Hindia Belanda di Tanah Karo Sumatera Utara
Janatin 1943 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia Jawa Tengah
Jatikusumo 1917 1992 Jenderal Angkatan Darat dan politisi Jawa Tengah
Jemma, AndiAndi Jemma 1935 1965 Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saar Revolusi Nasional Sulawesi Selatan
Johannes Abraham Dimara 1916 2000 Pimpinan tentara Papua yang membantu dalam akuisisi Papua Papua
Johannes Leimena 1905 1977 Menteri Kesehatan Pertama, mengembangkan sistem klinik Puskesmas Maluku
Juanda Kartawijaya 1911 1963 Politisi Sunda, Perdana Menteri Indonesia terakhir Jawa Barat
Karel Satsuit Tubun 1928 1965 Brigadir polisi, terbunuh saat Gerakan 30 September Maluku
Kartini 1879 1904 Tokoh hak asasi perempuan Jawa Jawa Tengah
Kasimo, Ignatius JosephIgnatius Joseph Kasimo 1900 1986 Aktivis kemerdekaan, pemimpin Partai Katolik D.I. Yogyakarta
Katamso Darmokusumo 1923 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September Jawa Tengah
Ketut Jelantik, I GustiI Gusti Ketut Jelantik Tidak diketahui 1849 Pemimpin Bali yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda Bali
Ketut Puja, I GustiI Gusti Ketut Puja 1904 1957 Gubernur Bali pertama Bali
Ki Bagus Hadikusumo 1890 1954 D.I. Yogyakarta
Ki Hajar Dewantara 1889 1959 Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudara Suryopranoto D.I. Yogyakarta
Ki Sarmidi Mangunsarkoro 1904 1957 Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan Jawa Tengah
Kiras Bangun 1852 1942 Pemimpin gerilyawan Batak yang melawan penjajah Belanda Sumatera Utara
Kusumah Atmaja 1898 1952 Ketua Kehakiman Mahkamah Agung Pertama Jawa Barat
La Maddukelleng 1700 1765 Bangsawan dari Kesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dari Kerajaan Wajo Sulawesi Selatan
Lambertus Nicodemus Palar 1900 1981 Diplomat, menegosiasikan pengakuan Indonesia saat Revolusi Sulawesi Utara
Lie, JohnJohn Lie 1911 1988 Laksamana Muda Angkatan Laut, menyeludupkan barang untuk membantu Revolusi Nasional Sulawesi Utara
Mahmud Badaruddin II 1767 1852 Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda Sumatera Selatan
Mangkunegara I 1725 1795 Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah Jawa Tengah
Mappanyukki, AndiAndi Mappanyukki 1885 1967 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada 1920an dan 30an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe Sulawesi Selatan
Maria Walanda Maramis 1872 1924 Pendukung hak asasi perempuan dan pengajar Sulawesi Utara
Martha Christina Tiahahu 1800 1818 Gerilyawan dari Maluku yang wafat saat ditahan Belanda Maluku
Marthen Indey 1912 1986 Nasionalis dan aktivis kemerdekaan, menawarkan intergrasi Papua di Indonesia Papua
Mas Isman 1924 1982 Jawa Timur
Mas Mansur 1896 1946 Sarjana Islam, pemimpin Muhammadiyah Jawa Timur
Mas Tirtodarmo Haryono 1924 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September Jawa Timur
Maskun Sumadireja 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi Jawa Barat
Meutia, Cut NyakCut Nyak Meutia 1870 1910 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda Aceh
Mohammad Hatta 1902 1980 Aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia Pertama Sumatera Barat
Mohammad Husni Thamrin 1894 1941 Politisi dan aktivis kemerdekaan DKI Jakarta
Mohammad Natsir 1908 1993 Sarjana Islam dan politisi, Perdana Menteri Indonesia kelima Sumatera Barat
Muhammad Hasan, TeukuTeuku Muhammad Hasan 1906 1997 Aktivis kemerdekaan, gubernur Sumatera pertama Aceh
Muhammad Mangundiprojo 1905 1988 Pejuang kemerdekaan, pemimpin Pertempuran Surabaya Jawa Tengah
Muhammad Yamin 1903 1962 Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan Sumatera Barat
Mohammad Yasin 1920 2012 Bapak Brimob Kepolisian RI Sulawesi Tenggara
Mustopo 1913 1986 Pemimpin saat Pertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr. Moestopo Jawa Timur
Muwardi 1907 1948 Menangani keamanan saat Proklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat di Surakarta Jawa Tengah
Nani Wartabone 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi, membantu memadamkan pemberontakan Permesta Gorontalo
Ngurah Made Agung, I GustiI Gusti Ngurah Made Agung 1876 1906 Bali
Ngurah Rai, I GustiI Gusti Ngurah Rai 1917 1946 Pemimpin militer Bali saat Revolusi Nasional Bali
Nuku Muhammad Amiruddin 1738 1805 Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan kolonial Belanda Maluku Utara
Noer Alie 1914 1992 Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional Jawa Barat
Nyak Arif, TeukuTeuku Nyak Arif 1899 1946 Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Aceh pertama Aceh
Opu Daeng Risaju 1880 1964 Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional Sulawesi Selatan
Oto Iskandar di Nata 1897 1945 Politisi dan aktivis kemerdekaan Jawa Barat
Pajonga Daeng Ngalie 1901 1958 Mengkoordinasikan penyerangan di Sulawesi Selatan saat Revolusi Nasional, menawarkan integrasi nasional Sulawesi Selatan
Pakubuwono VI 1807 1849 Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda Jawa Tengah
Pakubuwono X 1866 1939 Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentingan Pribumi Indonesia Jawa Tengah
Pattimura 1783 1817 Gerilyawan dari Maluku yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda Maluku
Pierre Tendean 1939 1965 Prajurit Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September DKI Jakarta
Pong Tiku 1846 1907 Bangsawan Toraja, melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda Sulawesi Selatan
Raja Ali Haji 1809 ca 1870 Sejarawan dan penyair dari Riau Kepulauan Riau
Raja Haji Fisabilillah 1727 1784 Pejuang dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda Riau
Rajiman Wediodiningrat 1879 1952 Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pertama D.I. Yogyakarta
Ranggong Daeng Romo 1915 1947 Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional Sulawesi Selatan
Rasuna Said 1910 1965 Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis Sumatera Barat
Robert Wolter Monginsidi 1925 1949 Gerilyawan di Makassar saat Revolusi Nasional, dieksekusi oleh Belanda Sulawesi Selatan
Saharjo 1909 1963 Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut Jawa Tengah
Sam Ratulangi 1890 1949 Politisi Minahasa dan pendukung kemerdekaan Indonesia Sulawesi Utara
Samanhudi 1878 1956 Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam Jawa Tengah
Silas Papare 1918 1978 Memperjuangkan kemerdekaan Papua dari Belanda, menawarkan integrasi Papua di Indonesia Papua
Sisingamangaraja XII 1849 1907 Pemimpin Batak yang melakukan kampanye gerilyawan melawan pasukan kolonial Belanda Sumatera Utara
Siswondo Parman 1918 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September Jawa Tengah
Siti Hartinah 1923 1996 Istri presiden Suharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah Jawa Tengah
Siti Walidah 1872 1946 Pendiri Aisyiyah, tokoh Muhammadiyah, istri Ahmad Dahlan, D.I. Yogyakarta
Slamet Riyadi 1927 1950 Brigadir Jeneral Angkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan di Sulawesi Jawa Tengah
Sudirman 1916 1950 Komandan Ketua Tentara Nasional Indonesia pada saat Revolusi Nasional. Jawa Tengah
Sugiyapranata, AlbertusAlbertus Sugiyapranata 1896 1963 Uskup Katolik Jawa dan nasionalis Jawa Tengah
Sugiyono Mangunwiyoto 1926 1965 Kolonel Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September D.I. Yogyakarta
Suharso 1912 1971 Pelopor pengobatan prostesis Jawa Tengah
Sukarjo Wiryopranoto 1903 1962 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi Jawa Tengah
Sukarni 1916 1971 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi Jawa Timur
Sukarno 1901 1970 Aktivis kemerdekaan yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan, Presiden Indonesia pertama Jawa Timur
Sultan Agung 1591 1645 Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC D.I. Yogyakarta
Sultan Daeng Radja, AndiAndi Sultan Daeng Radja 1894 1963 Aktivis kemerdekaan dan politisi Sulawesi Selatan
Supeno 1916 1949 Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional Jawa Tengah
Supomo 1903 1958 Menteri Kehakiman Pertama, membantu penulisan Konstitusi Jawa Tengah
Suprapto 1920 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September Jawa Tengah
Supriyadi 1925 1945 Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar Jawa Timur
Suroso 1893 1981 Politisi dan aktivis kemerdekaan Jawa Timur
Suryo 1896 1948 Gubernur Jawa Timur saat Revolusi Nasional Jawa Timur
Suryopranoto 1871 1959 Pengajar dan tokoh hak asasi pekerja, saudara Ki Hajar Dewantara D.I. Yogyakarta
Sutan Syahrir 1909 1966 Politisi, Perdana Menteri Indonesia pertama Sumatera Barat
Soetomo 1888 1938 pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo Jawa Timur
Sutomo 1920 1981 Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalam Pertempuran Surabaya Jawa Timur
Sutoyo Siswomiharjo 1922 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September Jawa Tengah
Syafruddin Prawiranegara 1911 1989 Gubernur Bank Indonesia pertama Banten
Syarif Kasim II 1893 1968 Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur Riau
Tahi Bonar Simatupang 1920 1990 Jenderal yang menjabat sebagai ketua staff dari 1950 sampai 1954 Sumatera Utara
Tambusai, TuankuTuanku Tambusai 1784 1882 Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda saat Perang Padri Riau
Tan Malaka 1884 1949 Politisi dan aktivis komunis Minang Sumatera Barat
Thaha Syaifuddin 1816 1904 Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda Jambi
Tirtayasa 1631 1683 Gerilyawan dari Banten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda Banten
Tirto Adhi Suryo 1880 1918 Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya Jawa Tengah
Umar, TeukuTeuku Umar 1854 1899 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda; suami Cut Nyak Dhien Aceh
Untung Surapati 1660 1706 Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC Jawa Timur
Urip Sumoharjo 1893 1948 Pemimpin Angkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman Jawa Tengah
Wage Rudolf Supratman 1903 1938 Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya" DKI Jakarta
Wahid Hasyim 1914 1953 Pemimpin Nahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama Jawa Timur
Wahidin Sudirohusodo 1852 1917 Doktor dan pemimpin di Budi Utomo D.I. Yogyakarta
Wilhelmus Zakaria Johannes 1895 1952 Pelopor pengobatan radiologi Nusa Tenggara Timur
Yos Sudarso 1925 1962 Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda Jawa Tengah
Yusuf Tajul Khalwati 1626 1699 Pemimpin Islam, memimpin pemberontakan gerilyawan melawan VOC Sulawesi Selatan
Zainal Mustafa 1907 1944 Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang Jawa Barat
Zainul Arifin 1909 1963 Politisi dan gerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang ditargetkan kepada Sukarno Sumatera Utara

Lihat pula

Catatan penjelas

  1. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 memberikan ketentuan pada orang-orang yang wafat sebelum kemerdekaan Indonesia pada 1945, memungkinkan mereka yang "berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia" untuk menerima gelar tersebut.
  2. ^ Bahasa Indonesia telah mengalami sejumlah pengubahan ejaan sejak negara tersebut mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1945. Ejaan Yang Disempurnakan, dimandatkan pada 1972, adalah sistem pengejaan resmi saat ini di Indonesia.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "A" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.

Referensi

Bacaan lanjutan

Pranala luar