Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik yang pertama kali dituturkan di Inggris pada Abad Pertengahan Awal dan saat ini merupakan bahasa yang paling umum digunakan di seluruh dunia.[9] Bahasa Inggris dituturkan sebagai bahasa pertama oleh mayoritas penduduk di berbagai negara, termasuk Britania Raya, Irlandia, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan sejumlah negara-negara Karibia; serta menjadi bahasa resmi di hampir 60 negara berdaulat. Bahasa Inggris adalah bahasa ibu ketiga yang paling banyak dituturkan di seluruh dunia, setelah bahasa Mandarin dan bahasa Spanyol.[10] Bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa kedua dan bahasa resmi oleh Uni Eropa, Negara Persemakmuran, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta beragam organisasi lainnya.
Bahasa Inggris berkembang pertama kali di Kerajaan Anglo-Saxon Inggris dan di wilayah yang saat ini membentuk Skotlandia tenggara. Setelah meluasnya pengaruh Britania Raya pada abad ke-17 dan ke-20 melalui Imperium Britania, bahasa Inggris tersebar luas di seluruh dunia.[11][12][13] Di samping itu, luasnya penggunaan bahasa Inggris juga disebabkan oleh penyebaran kebudayaan dan teknologi Amerika Serikat yang mendominasi di sepanjang abad ke-20.[14] Hal-hal tersebut telah menyebabkan bahasa Inggris saat ini menjadi bahasa utama dan secara tidak resmi (de facto) dianggap sebagai lingua franca di berbagai belahan dunia.[15][16]
Menurut sejarahnya, bahasa Inggris berasal dari peleburan beragam dialek terkait, yang saat ini secara kolektif dikenal sebagai bahasa Inggris Kuno, yang dibawa ke pantai timur Pulau Britania oleh pendatang Jermanik (Anglo-Saxons) pada abad ke-5; kata English' berasal dari nama Angles.[17] Suku Anglo-Saxons ini sendiri berasal dari wilayah Angeln (saat ini Schleswig-Holstein, Jerman). Bahasa Inggris awal juga dipengaruhi oleh bahasa Norse Kuno setelah Viking menaklukkan Inggris pada abad ke-9 dan ke-10.
Penaklukan Normandia terhadap Inggris pada abad ke-11 menyebabkan bahasa Inggris juga mendapat pengaruh dari bahasa Prancis Norman, dan kosakata serta ejaan dalam bahasa Inggris mulai dipengaruhi oleh bahasa Latin Romawi (meskipun bahasa Inggris sendiri bukanlah rumpun bahasa Romawi),[18][19] yang kemudian dikenal dengan bahasa Inggris Pertengahan. Pergeseran Vokal yang dimulai di Inggris bagian selatan pada abad ke-15 adalah salah satu peristiwa bersejarah yang menandai peralihan bahasa Inggris Pertengahan menjadi bahasa Inggris Modern.
Selain Anglo-Saxons dan Prancis Norman, sejumlah besar kata dalam bahasa Inggris juga berakar dari bahasa Latin, karena Latin adalah lingua franca Gereja Kristen dan bahasa utama di kalangan intelektual Eropa,[20] dan telah menjadi dasar kosakata bagi bahasa Inggris modern.
Karena telah mengalami perpaduan beragam kata dari berbagai bahasa di sepanjang sejarah, bahasa Inggris modern memiliki kosakata yang sangat banyak, dengan pengejaan yang kompleks dan tidak teratur (irregular), khususnya vokal. Bahasa Inggris modern tidak hanya merupakan perpaduan dari bahasa-bahasa Eropa, tetapi juga dari berbagai bahasa di seluruh dunia. Oxford English Dictionary memuat daftar lebih dari 250.000 kata berbeda, tidak termasuk istilah-istilah teknis, sains, dan bahasa gaul yang jumlahnya juga sangat banyak.[21][22]
Etimologi
Kata English berasal dari eponim Angle, nama suku Jermanik yang diperkirakan berasal dari wilayah Angeln di Jutland (sekarang Jerman utara).[23] Untuk kemungkinan etimologi kata ini, lihat artikel Angeln dan Angles.
Signifikasi
Bahasa Inggris modern, kadang digambarkan sebagai lingua franca global pertama,[24][25] adalah bahasa dominan, atau dalam beberapa kasus bahkan ditetapkan sebagai bahasa internasional dalam bidang komunikasi, sains, teknologi informasi, bisnis, kelautan,[26] kedirgantaraan,[27] hiburan, radio, dan diplomasi.[28] Penyebaran bahasa Inggris di luar Kepulauan Britania dimulai dengan pertumbuhan Imperium Britania, dan pada abad ke-19 jangkauannya telah global.[29] Setelah kolonisasi Britania sejak abad ke-16 hingga ke-19, bahasa Inggris menjadi bahasa dominan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Pertumbuhan pengaruh budaya dan ekonomi Amerika Serikat dan statusnya sebagai negara adidaya global sejak Perang Dunia II turut mempercepat penyebaran bahasa Inggris ke seluruh dunia.[25] Bahasa Inggris menggantikan bahasa Jerman sebagai bahasa sains yang dominan dalam penghargaan Hadiah Nobel pada paruh kedua abad ke-20.[30] Bahasa Inggris telah menyamai dan bahkan telah melampaui bahasa Prancis sebagai bahasa dominan dalam dunia diplomasi pada paruh kedua abad ke-19.
Kemampuan berbahasa Inggris telah menjadi kebutuhan dalam sejumlah bidang ilmu, pekerjaan, dan profesi semisal kedokteran dan komputasi; sebagai akibatnya, lebih dari satu miliar orang di dunia bisa berbahasa Inggris setidaknya pada tingkat dasar (lihat bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau internasional). Bahasa Inggris adalah salah satu dari enam bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa.[31]
Salah satu dampak pertumbuhan bahasa Inggris adalah berkurangnya keragaman bahasa di berbagai belahan dunia. Pengaruh bahasa Inggris berperan penting dalam kepunahan bahasa.[32] Sebaliknya, berbagai keragaman bahasa Inggris juga berpotensi menciptakan bahasa-bahasa baru dari waktu ke waktu, bersama dengan bahasa kreol dan pidgins.[33]
Klasifikasi
Bahasa Inggris merupakan bahasa Indo-Eropa yang termasuk ke dalam cabang Jermanik Barat dari subrumpun Jermanik.[34] Bahasa Inggris Kuno berasal dari sebuah wilayah kesinambungan dialek dan budaya di sekujur pesisir Laut Utara Frisia. Ragam tutur di wilayah ini secara bertahap berkembang menjadi bahasa-bahasa Anglik di Kepulauan Britania serta bahasa-bahasa Frisia dan Jerman Hulu/Saksen Hulu di Eropa Daratan. Bahasa-bahasa Frisia merupakan kerabat terdekat bagi bahasa Inggris dan bahasa-bahasa Anglik lainnya; keseluruhan bahasa ini tergabung dalam subkelompok Anglo-Frisia. Ragam tutur Jerman Hulu/Saksen Hulu juga berkerabat dekat dengan subkelompok ini; terkadang bahasa-bahasa Inggris, Frisia, dan Jerman Hulu digolongkan ke dalam subkelompok Ingvaeonik (Jermanik Laut Utara), walaupun pengelompokan ini masih diperselisihkan keabsahannya.[35] Bahasa Inggris Kuno berevolusi menjadi bahasa Inggris Pertengahan, yang kemudian menurunkan bahasa Inggris Modern.[36] Beberap ragam tutur bahasa Inggris Kuno dan Pertengahan juga berkembang menjadi bahasa-bahasa Anglik lainnya, seperti Bahasa Skot yang dituturkan di Skotlandia[37], atau ragam Fingal serta Forth dan Bargy (Yola) di Irlandia.[38]
Sebagaimana bahasa Islandia dan Faroe yang berkembang di kepulauan terpisah dari daratan Eropa, perkembangan bahasa Inggris di Kepulauan Britania membuatnya terisolasi dari pengaruh bahasa-bahasa Jermanik daratan. Bahasa Inggris pun berubah secara signifikan. Bahasa Inggris tidak berkesalingpahaman dengan bahasa Jermanik kontinental mana pun, akibat perbedaan dalam hal kosa kata, sintaksis, dan fonologi. Walaupun begitu, beberapa di antaranya, seperti bahasa Belanda dan Frisia, memiliki kedekatan yang kuat dengan bahasa Inggris, terutama pada tahap-tahap awal pembetukannya.[39]
Namun, tidak seperti bahasa Islandia dan Faroe yang terisolasi, bahasa Inggris berkembang dengan pengaruh yang didapatkan melalui serangkaian invasi pihak luar ke Kepualaun Britania, terutama oleh penutur bahasa Norse Kuno dan Perancis Norman. Bahasa-bahasa ini meninggalkan pengaruh yang dalam, sampai-sampai bahasa Inggris memiliki beberapa kesamaan dalam hal kosa kata dan tata bahasa dengan banyak bahasa di luar kladus linguistiknya—walaupun hal ini tidak lantas menjadikan penutur bahasa Inggris dapat saling paham dengan penutur bahasa-bahasa tersebut. Beberapa peneliti bahkan berpendapat bahwa bahasa Inggris dapat dianggap sebagai bahasa campuran atau kreol. Pandangan ini juga dikenal sebagai hipotesis kreol Inggris Pertengahan. Meski begitu, terlepas dari pengaruh bahasa-bahasa lain terhadap kosa kata dan tata bahasa Inggris Modern yang diakui secara luas, sebagian besar ahli di bidang kontak bahasa tidak menganggap bahasa Inggris sebagai bahasa campuran sejati.[40][41]
Bahasa Inggris digolongkan sebagai bahasa Jermanik karena ia mengalami beberapa inovasi bahasa yang sama dengan bahasa-bahasa Jermanik lainnya seperti bahasa Belanda, Jerman, dan Swedia.[42] Inovasi-inovasi ini menunjukkan bahwa bahasa-bahasa tersebut diturunkan dari leluhur bersama, yaitu bahasa Proto-Jermanik. Termasuk di antara ciri khas bahasa Jermanik adalah: pemabgian verba-verba menjadi kelas verba kuat dan verba lemah, penggunaan verba modal, serta perubahan-perubahan bunyi yang berdampak pada konsonan-konsonan dari bahasa Proto-Indo-Europa, seperti Hukum Grimm dan Hukum Verner. Bahasa Inggris digolongkan sebagai bagian dari cabang Anglo-Frisia, sebab bahasa Frisia dan bahasa Inggris berbagi ciri yang lebih spesifik, seperti palatalisasi konsonan velar Proto-Germanik.[43]
Sejarah
Bahasa Inggris berasal dari dialek Jermanik Laut Utara yang dibawa ke Britania oleh pemukim Jermanik dari berbagai wilayah yang saat ini dikenal dengan Belanda, Jerman utara, dan Denmark.[44] Menjelang periode ini, penduduk Britania Romawi berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Brittonik, Keltik, beserta bahasa-bahasa Romawi yang dipengaruhi oleh bahasa Latin setelah pendudukan Romawi yang berlangsung selama 400 tahun.[45] Salah satu suku Jermanik yang datang ke Britania adalah Angles,[46] yang diperkirakan pindah seluruhnya ke Britania.[47] Nama England (dari Engla land[48] "Land of the Angles") and English (Old English Englisc[49]) berasal dari nama suku ini–meskipun suku-suku Jermanik lainnya seperti Saxon, Jute, dan suku-suku dari pantai Frisia, Saxon Hulu, Jutland, dan Swedia selatan juga pindah ke Britania pada periode ini.[50][51][52]
Pada awalnya, bahasa Inggris Kuno terdiri dari beragam kelompok dialek, yang mencerminkan beragam suku yang menghuni Inggris Anglo-Saxon,[53] tetapi dialek Saxon Barat perlahan-lahan mulai mendominasi, seperti yang tertulis dalam syair Beowulf.
Bahasa Inggris Kuno kemudian diubah lagi oleh dua gelombang invasi. Yang pertama adalah invasi oleh penutur bahasa Jermanik Utara, ketika Halfdan Ragnarsson dan Ivar the Boneless mulai menaklukkan dan menguasai Kepulauan Britania bagian utara pada abad ke-8 dan ke-9 (lihat Danelaw). Invasi kedua berasal dari penutur bahasa Romawi Normandia Kuno pada abad ke-11 setelah penaklukan Normandia terhadap Inggris. Normandia mengembangkan bahasa Inggris menjadi bahasa Anglo-Norman, dan kemudian Anglo-Prancis–dan memperkenalkan penggolongan kata, khususnya di kalangan istana dan pemerintahan. Normandia juga memperluas leksikon bahasa Inggris dengan menyerap kata-kata dari bahasa Skandinavia dan Prancis. Hal ini pada akhirnya menyederhanakan tatabahasa dan mengubah bahasa Inggris menjadi sebuah "bahasa pinjaman"–bahasa yang secara terbuka menerima kata-kata baru dari bahasa lain.
Pergeseran linguistik dalam bahasa Inggris setelah pendudukan Normandia menghasilkan bahasa baru yang saat ini dikenal dengan bahasa Inggris Pertengahan; The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer adalah karya terkenal yang ditulis dalam bahasa ini. Pada periode ini, bahasa Latin merupakan lingua franca di kalangan Gereja Kristen dan intelektual Eropa, dan karya-karya ditulis atau disalin dalam bahasa Latin.[20] Kata-kata Latin kemudian turut diserap untuk menciptakan istilah atau konsep yang tidak terdapat dalam kata bahasa Inggris asli.
Pemakaian bahasa Inggris Modern, termasuk dalam karya-karya William Shakespeare[54] dan Alkitab Versi Raja James, umumnya bermula sejak tahun 1550, dan setelah Britania Raya menjadi kekuatan kolonial, bahasa Inggris berfungsi sebagai lingua franca di negara-negara jajahan Imperium Britania. Pada periode pascakolonial, beberapa negara baru yang memiliki beragam bahasa pribumi memilih untuk tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai lingua franca untuk menghindari pertentangan politik yang mungkin muncul akibat menggunakan salah satu bahasa pribumi ketimbang bahasa yang lainnya. Sebagai akibat pertumbuhan Imperium Britania, bahasa Inggris digunakan secara luas di wilayah bekas jajahan Britania di Amerika Utara, India, Afrika Selatan, Australia, Singapura, dan di berbagai wilayah lainnya. Penggunaan bahasa Inggris semakin meluas setelah Amerika Serikat muncul sebagai negara adidaya pada pertengahan abad ke-20.
Bahasa terkait
Rumpun bahasa Jermanik
Bahasa Inggris berasal dari rumpun bahasa Anglo-Frisia, subkelompok dari bahasa Jermanik Barat. Bahasa Jermanik Barat sendiri adalah salah satu cabang dari rumpun bahasa Jermanik, sedangkan Jermanik adalah bagian dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa Inggris modern diturunkan secara langsung dari bahasa Inggris Pertengahan; Inggris Pertengahan diturunkan dari bahasa Inggris Kuno, yang juga diturunkan dari bahasa Proto-Jermanik. Seperti kebanyakan bahasa Jermanik lainnya, bahasa Inggris dicirikan dengan penggunaan kata kerja pengandaian, pembagian kata kerja menjadi kata kerja kuat dan lemah, dan pergeseran pelafalan dari bahasa Proto-Indo-Eropa, yang dikenal dengan hukum Grimm. Bahasa kerabat terdekat dengan bahasa Inggris (selain bahasa-bahasa yang tergolong dalam rumpun bahasa Inggris dan bahasa Inggris kreol) adalah bahasa Frisia, yang berasal dari pantai selatan Laut Utara di Belanda, Jerman, dan Denmark.
Selain dengan bahasa Frisia, bahasa lainnya yang juga terkait jauh dengan bahasa Inggris adalah bahasa-bahasa Jermanik Barat non-Anglo-Frisia (bahasa Belanda, Afrikaans, Jerman Hulu, Jerman Hilir, Yiddish) serta rumpun bahasa Jermanik Utara (Swedish, Denmark, Norwegia, Islandia, dan Faroe). Tidak ada satupun dari bahasa-bahasa tersebut yang saling berpahaman dengan bahasa Inggris, umumnya karena perbedaan leksis, sintaks, semantik, dan fonologi, serta isolasi yang dialami oleh bahasa Inggris di Kepulauan Britania yang terpisah dari dataran Eropa, meskipun beberapa bahasa seperti Belanda memiliki afinitas yang cukup kuat dengan bahasa Inggris, terutama pada tingkat dasar. Pengisolasian telah memungkinkan bahasa Inggris (serta bahasa Islandia dan Faroe) untuk berkembang secara mandiri dan terpisah dari pengaruh bahasa Jermanik Eropa daratan.[55]
Selain karena isolasi, perbedaan leksikal antara bahasa Inggris dengan bahasa Jermanik lainnya juga disebabkan oleh perubahan diakronis, pergeseran semantik, dan banyaknya kata bahasa Inggris yang diserap dari bahasa lain, terutama Latin dan Perancis (meskipun penyerapan kata ini sama sekali bukanlah hal unik bagi bahasa Inggris). Misalnya: kata "exit" diserap dari bahasa Latin, bukannya uitgang (Belanda) dan Ausgang (Jerman), juga kata "change" (Perancis).
Persebaran geografis
Pada tahun 2016, sekitar 400 juta orang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama mereka, sementara 1.1 milyar orang menuturkannya sebagai bahasa kedua.[56] English is the largest language by number of speakers. Komunitas penutur bahasa Inggris dapat ditemui di tiap benua.[57]
Negara-negara yang menjadi tempat bahasa Inggris dituturkan dapat digolongkan menjadi tiga kategori berbeda, tergantung peran yang diambil oleh bahasa Inggris di negara tersebut. Negara "lingkar dalam" (inner circle)[58] yang memiliki banyak penutur jati bahasa Inggris berbagi ragam tulisan standar yang bersifat internasional dan secara kolektif mempengaruhi norma bertutur bahasa Inggris di seluruh dunia. Bahasa Inggris bukan hanya milik satu negara saja, dan bukan pula milik pemukim keturunan Inggris semata. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa resmi di beberapa negara yang memiliki sedikit keturunan penutur jati bahasa Inggris. Bahasa ini juga telah menjadi bahasa terpenting dalam komunikasi internasional dengan bertindak sebagai lingua franca bagi orang-orang yang tidak berbagi bahasa ibu yang sama di seluruh dunia.
Tiga lingkar negara-negara penutur bahasa Inggris
Ahli bahasa berkebangsaan India, Braj Kachru, membedakan antara negara-negara penutur bahasa Inggris dengan model tiga lingkar.[58] Dalam model ini,
- negara-negara di "lingkar dalam" memiliki komunitas penutur jati bahasa Inggris yang besar;
- negara-negara di "lingkar luar" memilki komunitas penutur jati bahasa Inggris yang kecil, tetapi penggunaan bahasa Inggris yang luas sebagai bahasa kedua di bidang pendidikan, penyiaran, atau keperluan resmi setempat; dan
- negara-negara di "lingkar pengembangan", yang memiliki banyak pembelajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing.
Kachru mendasarkan modelnya pada metode penyebaran bahasa Inggris di negara yang berbeda-beda, bagaimana cara penutur mempelajarinya, dan lingkup penggunaan bahasa Inggris di negara tersebut. Cakupan ketiga lingkar ini dapat berubah seiring waktu.[59]
Fonologi
Fonetik dan fonologi bahasa Inggris berbeda dari satu dialek ke dialek yang lain, meskipun hal ini biasanya tidak menganggu komunikasi antar penutur berbeda dialek. Keragaman fonologi menjadikan jumlah fonem (bunyi yang dapat mengubah arti) yang berbeda-beda, sementara keragaman fonetik memberikan perbedaan dalam hal realisasi pengucapan fonem-fonem tersebut. [60] Ringkasan berikut utamanya menjabarkan dua sistem pengucapan baku, yaitu Pengucapan Lazim (Received Pronunciation, RP) yang dipakai di Britania Raya, serta logat Amerika Umum (General American, GA) yang dipakai di Amerika Serikat.
Sistem penulisan fonetik yang digunakan di bawah ini adalah Alfabet Fonetis Internasional (International Phonetic Alphabet atau IPA).[61][62][63]
Konsonan
Kebanyakan dialek bahasa Inggris menggunakan 24 fonem konsonan yang sama. Daftar konsonan yang diberikan di bawah ini berlaku untuk dialek Inggris California[64] dan RP.[65]
Labial | Dental | Alveolar | Alv. belakang | Palatal | Velar | Glotal | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sengau | m | n | ŋ | |||||||||||
Hentian | p | b | t | d | k | ɡ | ||||||||
Afrikat | tʃ | dʒ | ||||||||||||
Frikatif | f | v | θ | ð | s | z | ʃ | ʒ | h | |||||
Aproksiman | l | ɹ* | j | w |
* Lazim ditranskripsikan sebagai /r/
Untuk konsonan hambat (hentian, afrikat, dan frikatif) yang berpasangan pada tabel di atas, seperti /p b/, /tʃ dʒ/, dan /s z/, fonem yang pertama bersifat fortis (kuat), sementara yang kedua bersifat lenis (lemah). Konsonan hambat fortis seperti /p tʃ s/ diucapkan dengan otot yang lebih tegang dan hembusan napas yang lebih kuat daripada konsonan lenis seperti /b dʒ z/, dan selalu bersifat nirsuara (diucapkan tanpa menggetarkan pita suara). Pada konsonan lenis di awal dan akhir ujaran, getaran pita suara dilakukan secara parsial, sementara pada konsonan lenis di antara vokal, getaran pita suara dilakukan secara penuh. Pada kebanyakan dialek, hentian fortis seperti /p/ memiliki ciri artikulasi atau akustik tambahan, yaitu: 1) diucapkan dengan aspirasi [pʰ] jika konsonan tersebut berdiri sendiri di awal suku kata bertekanan; 2) sering kali diucapkan tanpa aspirasi pada kasus lainnya, dan 3) sering kali diucapkan tanpa letupan [p̚] atau dengan pra-glotalisasi [ʔp] di akhir suku kata. Pada kata yang terdiri dari satu suku kata, bunyi vokal sebelum hentian fortis dipendekkan, sehingga bunyi vokal pada kata nip 'cubit' terdengar lebih pendek (secara fonetis, bukan fonemis) daripada vokal dalam kata nib [nɪˑb̥] 'ujung yang runcing'.[66]
- hentian lenis: bin [b̥ɪˑn] 'wadah', about [əˈbaʊt] 'tentang', nib [nɪˑb̥] 'ujung yang runcing'
- hentian fortis: pin [pʰɪn] 'pin'; spin [spɪn] 'putar'; happy [ˈhæpi] 'bahagia'; nip [nɪp̚] or [nɪʔp] 'cubit'
Pada dialek RP, aproksiman lateral /l/ memiliki dua alofon (variasi pengucapan) berbeda, yaitu [l] yang pengucapannya jelas atau polos, seperti pada kata light 'cahaya', serta [ɫ] yang diucapkan dengan velarisasi (lidah belakang dinaikkan sampai mendekati velum) sehingga terkesan "gelap" (dark l), seperti pada kata full 'penuh'.[67] Dialek GA menggunakan l gelap pada kebanyakan kasus.[68]
- l jelas: pengucapan RP untuk light [laɪt] 'cahaya'
- l gelap: pengucapan RP dan GA untuk full [fʊɫ] 'penuh', pengucapan GA untuk light [ɫaɪt] 'cahaya'
Semua konsonan sonoran (baik likuida /l, r/ maupun sengau /m, n, ŋ/) bersifat nirsuara (diucapkan tanpa getaran pita suara) jika didahului oleh bunyi hambat nirsuara, dan bersifat silabis (diucapkan sebagai suku kata tersendiri) jika didahului oleh konsonan lain di akhir kata.[69]
- sonoran nirsuara: clay [kl̥eɪ̯] 'lempung'; snow RP [sn̥əʊ̯], GA [sn̥oʊ̯] 'salju'
- sonoran silabis: paddle [ˈpad.l̩] 'dayung, kayuh', button [ˈbʌt.n̩] 'kancing, tombol'
Vokal
Pengucapan vokal-vokal dalam bahasa Inggris amat bervariasi dari satu dialek ke dialek lainnya, dan merupakan salah satu aspek yang paling mudah dideteksi untuk mengetahui logat yang digunakan oleh penuturnya. Tabel di bawah ini mendaftar fonem-fonem vokal dalam dialek Received Pronunciation (RP) dan General American (GA), dengan contoh-contoh kata yang mengandung vokal-vokal tersebut, berdasarkan set kosakata yang disusun oleh para linguis. Vokal-vokal di sini direpresentasikan dengan simbol IPA; daftar vokal RP mengikut daftar vokal standar yang biasa ditemukan dalam kamus-kamus dan publikasi lain yang berasal dari Inggris.[70]
RP | GA | Kata | Arti |
---|---|---|---|
iː | i | need | perlu, keperluan |
ɪ | bid | bertaruh | |
e | ɛ | bed | kasur |
æ | back | belakang | |
ɑː | ɑ | bra | bra |
ɒ | box | kotak | |
ɔ, ɑ | cloth | kain | |
ɔː | paw | cakar, mengais | |
uː | u | food | makanan |
ʊ | good | baik | |
ʌ | but | tetapi | |
ɜː | ɜɹ | bird | burung |
ə | comma | koma |
RP | GA | Kata | Arti |
---|---|---|---|
eɪ | bay | teluk | |
əʊ | oʊ | road | jalan |
aɪ | cry | menangis, berteriak | |
aʊ | cow | sapi | |
ɔɪ | boy | anak laki-laki |
RP | GA | Kata | Arti |
---|---|---|---|
ɪə | ɪɹ | peer | sebaya |
eə | ɛɹ | pair | pasangan |
ʊə | ʊɹ | poor | miskin |
Dalam dialek RP, panjang vokal bersifat fonemis; vokal panjang ditandai dengan simbol titik dua serupa ujung panah [ː] dalam tabel di atas. Contohnya adalah vokal dalam kata need [niːd] yang berlawanan dengan vokal dalam kata bid [bɪd]. Sementara dalam dialek GA, panjang vokal tidak bersifat fonemis atau mengubah makna.
Bunyi vokal dalam dialek RP maupun GA dipendekkan jika ditutup oleh konsonan fortis (seperti /t tʃ f/) pada suku kata yang sama, tetapi tidak dipendekkan sebelum konsonan lenis seperti /d dʒ v/ atau jika berada pada suku kata terbuka. Karena itu, bunyi vokal dalam kata rich [rɪtʃ], neat [nit], dan safe [seɪ̯f] terkesan lebih pendek daripada bunyi vokal dalam kata ridge [rɪˑdʒ], need [niˑd], dan save [seˑɪ̯v], begitu pula dengan bunyi vokal dalam kata light [laɪ̯t] yang lebih pendek daripada bunyi vokal dalam kata lie [laˑɪ̯]. Karena konsonan lenis sering kali bersifat nirsuara pada akhir suku kata, panjang sebuah bunyi vokal merupakan penanda yang penting untuk mengetahui apakah konsonan yang mengikutinya bersifat lenis atau fortis.[71]
Vokal /ə/ hanya muncul pada suku kata tanpa penekanan dan diucapkan dengan mulut yang lebih terbuka pada posisi akhir bentuk dasar/pangkal kata (stem).[72][73] Beberapa dialek tidak membedakan antara bunyi /ɪ/ dan /ə/ dalam posisi tanpa penekanan, sehingga kata rabbit 'kelinci' dan abbot 'abbas, kepala biara' berbagi rima yang serupa, sementara nama Lenin dan Lennon memiliki pengucapan yang sama (homofon). Ciri dialektal ini disebut sebagai penggabungan vokal lemah (weak vowel merger).[74] Bunyi /ɜr/ dan /ər/ dalam dialek GA direalisasikan sebagai vokal dengan corak bunyi r [ɚ]. Contohnya adalah kata further 'lebih jauh', yang secara fonemis direpresentasikan sebagai /ˈfɜrðər/ tapi diucapkan sebagai [ˈfɚðɚ] dalam GA. Kata yang sama dalam RP direpresentasikan secara fonemis sebagai /ˈfɜːðə/ dan direalisasikan sebagai [ˈfəːðə].[75]
Tekanan, ritme dan intonasi
Tekanan memiliki peran yang besar dalam bahasa Inggris. Dalam kata-kata bahasa Inggris, ada suku kata yang ditekan dan ada yang tidak. Tekanan yang dimaksud di sini mencakup perbedaan dalam hal durasi, intensitas, dan kualitas vokal, dan terkadang juga perubahan pada nada (pitch). Suku kata yang ditekan diucapkan dengan lebih panjang dan lebih nyaring daripada suku kata yang tidak ditekan. Bunyi vokal dalam suku kata tanpa tekanan sering kali mengalami reduksi sementara vokal dalam suku kata dengan tekanan tidak direduksi.[76] Beberapa kata—terutama kata tugas, tetapi juga kata kerja modal seperti can—memiliki bentuk lemah dan kuat tergantung dari apakah kata tersebut muncul di posisi yang ditekan atau tidak dalam sebuah kalimat.
Tekanan dalam bahasa Inggris bersifat fonemis, dan terdapat beberapa pasang kata yang dibedakan hanya berdasarkan posisi tekanannya. Contohnya, kata contract ditekan pada suku kata pertama (/ˈkɒntrækt/ KON-trakt) ketika digunakan sebagai nomina ('kontrak'), tetapi ditekan pada suku kata terakhir (/kənˈtrækt/ kən-TRAKT) ketika digunakan sebagai verba yang dapat mencakup banyak makna (termasuk misalnya contract yang berarti 'menyusut').[77][78][79] Di sini, tekanan berkaitan dengan reduksi vokal: pada contract yang bermakna nomina, vokal pada suku kata pertama yang ditekan diucapkan tanpa reduksi sebagai /ɒ/, tetapi pada contract yang bermakna verba, suku kata pertama tidak ditekan dan vokalnya direduksi menjadi /ə/. Tekanan juga digunakan untuk membedakan antara kata dan frasa, sehingga gabungan kata serangkai hanya diberi tekanan pada salah satu bagian, tetapi frasa dengan komponen yang sama ditekan dua kali: contohnya a burnout (/ˈbɜːrnaʊt/) 'kelelahan mental' versus to burn out (/ˈbɜːrn ˈaʊt/) 'membakar habis', serta a hotdog (/ˈhɒtdɒɡ/) 'sepotong hotdog' versus a hot dog (/ˈhɒt ˈdɒɡ/) 'seekor anjing yang panas'.[80]
Bahasa Inggris umumnya dianggap sebagai bahasa yang ritmenya diatur oleh suku kata bertekanan (stress-timed rhythm); selisih waktu pengucapan antara suku kata bertekanan dalam bahasa Inggris cenderung konstan.[81] Suku kata dengan tekanan diucapkan lebih panjang, sementara suku kata tanpa tekanan (yang berada di antara suku kata bertekanan) dipendekkan. Pemendekan bunyi vokal dalam suku kata tanpa tekanan menyebabkan perubahan dalam kualitas vokal; fenomena ini disebut juga dengan reduksi vokal.[82]
Ragam regional
Ciri fonologi |
Amerika Serikat |
Kanada | Republik Irlandia |
Irlandia Utara |
Skotlandia | Inggris | Wales | Afrika Selatan |
Australia | Selandia Baru |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
merger vokal father–bother | ya | ya | ||||||||
/ɒ/ diucapkan secara takbulat | ya | ya | ya | |||||||
/ɜːr/ diucapkan sebagai [ɚ] | ya | ya | ya | ya | ||||||
merger vokal cot–caught | mungkin | ya | mungkin | ya | ya | |||||
merger vokal fool–full | ya | ya | ||||||||
/t, d/ diucapkan dengan kepakan lidah (flap) | ya | ya | mungkin | sering | jarang | jarang | jarang | jarang | ya | sering |
pemisahan vokal trap–bath | mungkin | mungkin | sering | ya | ya | sering | ya | |||
tidak bersifat rhotis (/r/ dibuang setelah vokal) | ya | ya | ya | ya | ya | |||||
/æ, ɛ/ ditukar dengan vokal tertutup | ya | ya | ya | |||||||
/l/ dapat selalu diucapkan sebagai [ɫ] | ya | ya | ya | ya | ya | ya | ||||
/ɑːr/ diucapkan dengan posisi yang lebih maju | mungkin | mungkin | ya | ya |
Kosakata | RP | GA | Kanada | Perubahan bunyi |
---|---|---|---|---|
THOUGHT | /ɔː/ | /ɔ/ atau /ɑ/ | /ɑ/ | merger vokal cot–caught |
CLOTH | /ɒ/ | pemisahan vokal lot–cloth | ||
LOT | /ɑ/ | merger vokal father–bother | ||
PALM | /ɑː/ | |||
BATH | /æ/ | /æ/ | pemisahan vokal trap–bath | |
TRAP | /æ/ |
Perbedaan paling besar dalam ragam-ragam bahasa Inggris adalah pada pengucapan bunyi vokalnya. Terdapat dua ragam utama yang digunakan sebagai ragam baku dalam pengajaran bahasa Inggris di negara-negara yang penduduknya mayoritas bukan penutur bahasa tersebut, yaitu bahasa Inggris Britania (British English, BrE) dan bahasa Inggris Amerika (American English, AmE). Negara-negara seperti Kanada, Australia, Irlandia, Selandia Baru dan Afrika Selatan memiliki ragam baku mereka sendiri yang lebih jarang dipakai dalam pengajaran bahasa Inggris secara internasional. Beberapa perbedaan antara ragam-ragam ini dapat dilihat pada tabel "Ragam-ragam bahasa Inggris Baku dan ciri khasnya".[83]
Sepanjang sejarahnya, bahasa Inggris telah melalui berbagai perubahan bunyi. Sebagian perubahan bunyi ini berlaku pada seluruh ragam bahasa Inggris, sementara sebagian yang lain hanya berlaku pada beberapa ragam saja. Ragam-ragam baku bahasa Inggris pada umumnya mengalami Pergeseran Vokal Besar (Great Vowel Shift) yang memengaruhi pengucapan vokal-vokal panjang, walaupun terdapat perbedaan dalam bunyi vokal yang dihasilkan oleh pergeseran ini pada sebagian kecil dialek. Di Amerika Utara, beberapa pergeseran berantai (pergeseran bunyi yang memicu pergeseran lainnya) seperti Pergeseran Vokal Kota-Kota Utara (Northern Cities Vowel Shift) dan Pergeseran Kanada (Canadian Shift) menghasilkan bentang vokal yang amat khas pada sebagian logat daerah.[84]
Beberapa dialek memiliki bunyi konsonan fonemis dan fonetis yang lebih banyak atau lebih sedikit dari jumlah bunyi dalam ragam-ragam baku. Sebagian ragam konservatif seperti bahasa Inggris Skotlandia menggunakan bunyi nirsuara [ʍ] dalam kata whine 'mengeluh', kontras dengan bunyi [w] dalam kata wine '(minuman) anggur' yang menggunakan getaran pita suara. Sementara itu, kebanyakan dialek lainnya menggunakan [w] dalam kedua kondisi; ciri ini disebut juga sebagai merger konsonan wine–whine. Bunyi frikatif velar nirsuara /x/ dapat ditemukan dalam bahasa Inggris Skotlandia, yang membedakan antara pengucapan kata loch /lɔx/ 'danau' dengan kata lock /lɔk/ 'mengunci, gembok'. Logat seperti Cockney yang mengalami fenomena "penghapusan h" (h-dropping) tidak memiliki bunyi frikatif glotal /h/, dan logat yang mengalami "penghentian th" (th-stopping) dan "pengedepanan th" (th-fronting) seperti dialek Afrika-Amerika dan Inggris Estuari tidak memiliki frikatif dental /θ, ð/, tetapi menggantinya dengan hentian dental/alveolar /t, d/ atau frikatif labiodental /f, v/.[85][86] Perubahan lain yang memengaruhi fonologi ragam-ragam tempatan di antaranya adalah penghapusan yod (penghapusan bunyi /j/ dalam beberapa kondisi), peleburan yod (peleburan bunyi /j/ yang membentuk kluster dengan konsonan lain menjadi bunyi sibilan), dan pemupusan kluster konsonan.[87]
Dialek GA dan RP berbeda dalam hal pengucapan bunyi historis /r/ yang menutup vokal di akhir suku kata. Dialek GA merupakan ragam rhotis, yaitu ragam bahasa Inggris yang merealisasikan bunyi /r/ di akhir suku kata, sementara dialek RP yang bersifat non-rhotis menghilangkan bunyi /r/ di posisi tersebut. Dialek-dialek bahasa Inggris dapat digolongkan sebagai ragam rhotis dan non-rhotis tergantung apakah dialek tersebut menghilangkan bunyi /r/ seperti dialek RP atau melestarikan bunyi tersebut seperti dialek GA.[88]
Terdapat perbedaan dialektal yang kompleks dalam kosakata yang memiliki bunyi vokal terbuka depan dan vokal terbuka belakang /æ ɑː ɒ ɔː/. Keempat bunyi vokal ini hanya dibedakan dalam dialek RP, Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Dalam dialek GA, vokal-vokal ini melebur menjadi /æ ɑ ɔ/,[89] sementara dalam dialek Kanada, kesemuanya melebur menjadi dua bunyi saja: /æ ɑ/.[90] Selain itu, kosakata yang mengandung vokal-vokal tersebut dapat berbeda-beda tergantung dialeknya. Tabel "Vokal terbuka dalam beberapa dialek" menunjukkan keragaman ini dalam beberapa kosakata yang mengandung bunyi-bunyi vokal tersebut.
Sistem penulisan
Huruf besar | Huruf kecil | IPA | Huruf besar | Huruf kecil | IPA |
---|---|---|---|---|---|
A | a | /eɪ/ | N | n | /ɛn/ |
B | b | /biː/ | O | o | /eoʊ/ |
C | c | /siː/ | P | p | /piː/ |
D | d | /diː/ | Q | q | /kjuː/ |
E | e | /iː/ | R | r | /ɑr/ |
F | f | /ɛf/ | S | s | /ɛs/ |
G | g | /dʒiː/ | T | t | /tiː/ |
H | h | /eɪtʃ/ | U | u | /juː/ |
I | i | /aɪ/ | V | v | /viː/ |
J | j | /dʒeɪ/ | W | w | /ˈdʌbəljuː/ |
K | k | /keɪ/ | X | x | /ɛks/ |
L | l | /ɛl/ | Y | y | /waɪ/ |
M | m | /ɛm/ | Z | z | /ziː/ |
Tata bahasa
Tata bahasa Inggris memiliki variasi dalam struktur dan penggunaannya, itu tergantung tradisi yang digunakan oleh suatu negara yang dipengaruhi oleh bahasa asli dari negara tersebut. Secara umum, tata bahasa yang dipedomani adalah tata bahasa Inggris Amerika (American English) dan Inggris Britania Raya (British English).
Sistem kala
Bahasa Inggris umumnya dikenal memiliki empat bentuk kala yakni:
- Kala lampau (Past tense)
- Kala kini (Present tense)
- Kala mendatang (Future tense)
- Kala mendatang di masa lampau (Past future tense)
Namun, kala yang sejati dalam bahasa Inggris hanya kala lampau dan kala kini (taklampau) karena dua kala lainnya hanya berupa kata dasar ditambah verba bantu.
Untuk menunjukkan perbedaan aspek gramatikal lebih lanjut, masing-masing kala memiliki "empat bagian" yakni:
- Simple (umumnya menunjukkan aspek habitual, frekuentatif, atau momentan tergantung adverbia yang ada)
- Continuous/Progressive (aspek kontinuatif atau progresif)
- Perfect (aspek perfektif)
- Perfect Continuous/Progressive (aspek imperfektif)
Rumus sistem kala
Kalimat positif/Kalimat aktif
Past | Present | Future | Past Future | |
---|---|---|---|---|
Simple | S + KK2 + O | S + KK1 + O | S + Will + KK1 + O | S + Would + KK1 + O |
Continuous | S + Was/Were + KK-ing + O | S + Am/Are/Is + KK-ing + O | S + Will + Be + KK-ing + O | S + Would + Be + KK-ing + O |
Perfect | S + Had + KK3 + O | S + Have/Has + KK3 + O | S + Will + Have + KK3 + O | S + Would + Have + KK3 + O |
Perfect Continuous | S + Had + Been + KK-ing + O | S + Have/Has + Been + KK-ing + O | S + Will + Have + Been + KK-ing + O | S + Would + Have + Been + KK-ing + O |
- Ket:
- Subjek adalah pelaku dan objek adalah penderita.
- untuk KK1, kata ganti orang ketiga harus ditambah s/es
Kalimat negatif
Past | Present | Future | Past Future | |
---|---|---|---|---|
Simple | S + Did + Not + KK1 + O | S + Do/Does + Not + KK1 + O | S + Will + Not + KK1 + O | S + Would + Not + KK1 + O |
Continuous | S + Was/Were + Not + KK-ing + O | S + Am/Are/Is + Not + KK-ing + O | S + Will + Not + Be + KK-ing + O | S + Would + Not + Be + KK-ing + O |
Perfect | S + Had + Not + KK3 + O | S + Have/Has + Not + KK3 + O | S + Will + Not + Have + KK3 + O | S + Would + Not + Have + KK3 + O |
Perfect Continuous | S + Had Not + Been + KK-ing + O | S + Have/Has + Not + Been + KK-ing + O | S + Will + Not + Have + Been + KK-ing + O | S + Would + Not + Have + Been + KK-ing + O |
- Ket: Subjek adalah pelaku dan objek adalah penderita.
Kalimat pasif
Past | Present | Future | Past Future | |
---|---|---|---|---|
Simple | S + Was/Were + KK3 + By + O | S + Am/Are/Is + KK3 + By + O | S + Will + Be + KK3 + By + O | S + Would + Be + KK3 + By + O |
Continuous | S + Was/Were + Being + KK3 + By + O | S + Am/Are/Is + Being + KK3 + By + O | S + Will + Be + Being + KK3 + By + O | S + Would + Be + Being + KK3 + O |
Perfect | S + Had + Been + KK3 + By + O | S + Have/Has + Been + KK3 + O | S + Will + Have + Been + KK3 + O | S + Would + Have + Been + KK3 + O |
Perfect Continuous | S + Had + Been + Being + KK3 + By + O | S + Have/Has + Been + Being + KK3 + By + O | S + Will + Have + Been + Being + KK3 + By + O | S + Would + Have + Been + Being + KK3 + By + O |
- Ket: Subjek adalah penderita dan objek adalah pelaku.
Kata ganti
Orang
Orang | Nomor | Kasus | |
---|---|---|---|
Subjek | Objek | ||
Pertama | Tunggal | I | me |
Jamak | we | us | |
Kedua | Tunggal | you | you |
Jamak | you | you | |
Ketiga | Tunggal | he, she, it | him, her, it |
Jamak | they | them |
Refleksi
I | myself |
you | yourself |
we | ourselves |
they | themselves |
you (jamak) | yourselves |
he, she, it | himself, herself, itself |
Pemilik
Subjek | Kata sifat | Kata ganti |
---|---|---|
I | my | mine |
you | your | yours |
we | our | ours |
they | their | theirs |
he, she, it | his, her, its | his, hers, its |
Penanya
Inggris | Indonesia |
---|---|
how | bagaimana |
who | siapa |
what | apa |
when | kapan |
why | mengapa |
where | di mana, ke mana, mana |
which | yang mana |
whose | milik siapa |
whom | oleh siapa |
how many | berapa (untuk benda dapat dihitung) |
how much | berapa (untuk benda tidak dapat dihitung) |
Penunjuk
Inggris | Indonesia |
---|---|
this, these | ini |
that, those | itu |
this one | yang ini |
that one | yang itu |
Referensi
- ^ OxfordLearner'sDictionary 2015, Entry: English - Pronunciation.
- ^ "Världens 100 största språk 2010". Nationalencyklopedin (dalam bahasa bahasa Swedia).
- ^ Graddol, David (1997, 2000). "The Future of English? A guide to forecasting the popularity of the English language in the 21st century" (PDF). The British Council. hlm. 10. Diakses tanggal 22-09-2013.
- ^ Ethnologue; diakses pada: 6 Juni 2019; situs arsip: https://web.archive.org/web/20190606034819/https://www.ethnologue.com/language/eng.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Inggris". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ "Bahasa Inggris". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ Mydans, Seth (14-05-2007). "Across cultures, English is the word". The New York Times (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 21-09-2011.
- ^ Lewis, M.Paul; Gary F., Simons; Fennig, Charles D. (ed.). "Ethnologue: Languages of the World". Ethnologue (edisi ke-18th). Dallas, Texas: SIL International. Diakses tanggal 10-02-2015.
- ^ Ammon 2006, hlm. 2245-2247.
- ^ Schneider 2007, hlm. 1.
- ^ Mazrui & Mazrui 1998, hlm. 21.
- ^ Hjarvard, Stig (2004) "The globalization of language: How the media contribute to the spread of English and the emergence of medialects" Trans. Charly Hultén. Nordicom Review. Retrieved 30 December 2014.
- ^ Crystal 2003a, hlm. 6.
- ^ Wardhaugh 2010, hlm. 55.
- ^ "English – Definition and More from the Free Merriam-Webster Dictionary". Merriam-webster.com. 25 April 2007. Diakses tanggal 4 November 2012.
- ^ "Words on the brain: from 1 million years ago?". History of language. Diakses tanggal 5 September 2010.
- ^ Baugh, Albert C. and Cable, Thomas (1978). "Latin Influences on Old English". An excerpt from Foreign Influences on Old English. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-27. Diakses tanggal 5 September 2010.
- ^ a b Daniel Weissbort (2006). "Translation: theory and practice: a historical reader". p.100. Oxford University Press, 2006
- ^ "How many words are there in the English Language?". Oxford Dictionaries (dalam bahasa bahasa Inggris). Oxford University Press. Diakses tanggal 19-02-2016.
- ^ "Vista Worldwide Language Statistics" (dalam bahasa bahasa Inggris). Vistawide.com. Diakses tanggal 31-10-2010.
- ^ Harper, Douglas. "english". Online Etymology Dictionary.
- ^ Smith, Ross (2005). "Global English: gift or curse?". English Today. 21 (2): 56. doi:10.1017/S0266078405002075.
- ^ a b David Graddol (1997). "The Future of English?" (PDF). The British Council. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-06-28. Diakses tanggal 15-04-2007.
- ^ "IMO Standard Marine Communication Phrases". International Maritime Organization. Diakses tanggal 18-02-2016.
- ^ "FAQ – Language proficiency requirements for licence holders – In which languages does a licence holder need to demonstrate proficiency?". International Civil Aviation Organization – Air Navigation Bureau. Diakses tanggal 02-06-2011.
- ^ "The triumph of English". The Economist. 20-12-2001. Diakses tanggal 26-03-2007. (perlu berlangganan)
- ^ "Lecture 7: World-Wide English". EHistLing. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-04-01. Diakses tanggal 26-03-2007.
- ^ Graphics: English replacing German as language of Science Nobel Prize winners. From J. Schmidhuber (2010), Evolution of National Nobel Prize Shares in the 20th Century at arXiv:1009.2634v1
- ^ "UN official languages". Un.org. Diakses tanggal 20-04-2013.
- ^ Crystal, David (2002). Language Death. Cambridge University Press. doi:10.2277/0521012716. ISBN 0-521-01271-6.
- ^ Cheshire, Jenny (1991). English Around The World: Sociolinguistic Perspectives. Cambridge University Press. doi:10.2277/0521395658. ISBN 0-521-39565-8.
- ^ Bammesberger 1992, hlm. 29–30.
- ^ Bammesberger 1992, hlm. 30.
- ^ Robinson 1992.
- ^ Romaine 1982, hlm. 56–65.
- ^ Barry 1982, hlm. 86–87.
- ^ Harbert 2007.
- ^ Thomason & Kaufman 1988, hlm. 264–265.
- ^ Watts 2011, Chapter 4.
- ^ Durrell 2006.
- ^ König & van der Auwera 1994.
- ^ Blench, R.; Spriggs, Matthew (1999). Archaeology and Language: Correlating Archaeological and Linguistic Hypotheses. Routledge. hlm. 285–286. ISBN 978-0-415-11761-6.
- ^ "The Roman epoch in Britain lasted for 367 years", Information Britain website
- ^ "Anglik English language resource". Anglik.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2002-06-04. Diakses tanggal 21 April 2010.
- ^ "Bede's Ecclesiastical History of England | Christian Classics Ethereal Library". Ccel.org. 1 June 2005. Diakses tanggal 2 January 2010.
- ^ Bosworth, Joseph. "Engla land". An Anglo-Saxon Dictionary (Online). Prague: Charles University.
- ^ Bosworth, Joseph. "Englisc". An Anglo-Saxon Dictionary (Online). Prague: Charles University.
- ^ Collingwood, R. G. (1936). "The English Settlements. The Sources for the period: Angles, Saxons, and Jutes on the Continent". Roman Britain and English Settlements. Oxford, England: Clarendon. hlm. 325 et sec. ISBN 0-8196-1160-3.
- ^ "Linguistics Research Center Texas University". Utexas.edu. 20 February 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-20. Diakses tanggal 21 April 2010.
- ^ "The Germanic Invasions of Western Europe, Calgary University". Ucalgary.ca. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-12. Diakses tanggal 21 April 2010.
- ^ Graddol, David; Leith, Dick and Swann, Joan (1996) English: History, Diversity and Change, New York: Routledge, p. 101, ISBN 0-415-13118-9.
- ^ Cercignani, Fausto (1981) Shakespeare's Works and Elizabethan Pronunciation, Oxford, Clarendon Press.
- ^ Baugh, p. 336.
- ^ "Which countries are best at English as a second language?". World Economic Forum. Diakses tanggal 29 November 2016.
- ^ Crystal 2003b, hlm. 106.
- ^ a b Svartvik & Leech 2006, hlm. 2.
- ^ Kachru 2006, hlm. 196.
- ^ Wolfram 2006, hlm. 334–335.
- ^ Carr & Honeybone 2007.
- ^ Bermúdez-Otero & McMahon 2006.
- ^ MacMahon 2006.
- ^ International Phonetic Association 1999, hlm. 41–42.
- ^ König 1994, hlm. 534.
- ^ Collins & Mees 2003, hlm. 47–53.
- ^ Trudgill & Hannah 2008, hlm. 13.
- ^ Trudgill & Hannah 2008, hlm. 41.
- ^ Brinton & Brinton 2010, hlm. 56–59.
- ^ Wells, John C. (8 February 2001). "IPA transcription systems for English". University College London.
- ^ Collins & Mees 2003, hlm. 46–50.
- ^ Cruttenden 2014, hlm. 138.
- ^ Flemming & Johnson 2007.
- ^ Wells 1982, hlm. 167.
- ^ Wells 1982, hlm. 121.
- ^ International Phonetic Association 1999, hlm. 42.
- ^ Oxford Learner's Dictionary 2015, Entry "contract".
- ^ Merriam Webster 2015, Entry "contract".
- ^ Macquarie Dictionary 2015, Entry "contract".
- ^ Brinton & Brinton 2010, hlm. 66.
- ^ "Sentence stress". ESOL Nexus. British Council. Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ Lunden, Anya (2017). "Duration, vowel quality, and the rhythmic pattern of English". Laboratory Phonology. 8: 27. doi:10.5334/labphon.37 .
- ^ a b Trudgill & Hannah 2002, hlm. 4–6.
- ^ Lass 1992, hlm. 90,118,610; Lass 2000, hlm. 80,656.
- ^ Roach 2009, hlm. 53.
- ^ Giegerich 1992, hlm. 36.
- ^ Wells, John (1982). Accents of English. ISBN 0-521-28540-2.
- ^ Lass 2000, hlm. 114.
- ^ Wells 1982, hlm. xviii–xix.
- ^ Wells 1982, hlm. 493.
- ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaBorjars
Daftar pustaka
- Aarts, Bas; Haegeman, Liliane (2006). "6. English Word classes and Phrases". Dalam Aarts, Bas; McMahon, April. The Handbook of English Linguistics. Blackwell Publishing Ltd.
- Abercrombie, D.; Daniels, Peter T. (2006). "Spelling Reform Proposals: English". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 72–75. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04878-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Aitken, A. J.; McArthur, Tom, ed. (1979). Languages of Scotland. Occasional paper – Association for Scottish Literary Studies; no. 4. Edinburgh: Chambers. ISBN 978-0-550-20261-1.
- Alcaraz Ariza, M. Á.; Navarro, F. (2006). "Medicine: Use of English". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 752–759. doi:10.1016/B0-08-044854-2/02351-8. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Algeo, John (1999). "Chapter 2:Vocabulary". Dalam Romaine, Suzanne. Cambridge History of the English Language. IV: 1776–1997. Cambridge University Press. hlm. 57–91. doi:10.1017/CHOL9780521264778.003. ISBN 978-0-521-26477-8.
- Ammon, Ulrich (2006). "Language Conflicts in the European Union: On finding a politically acceptable and practicable solution for EU institutions that satisfies diverging interests". International Journal of Applied Linguistics. 16 (3): 319–338. doi:10.1111/j.1473-4192.2006.00121.x.
- Ammon, Ulrich (2008). "Pluricentric and Divided Languages". Dalam Ammon, Ulrich N.; Dittmar, Norbert; Mattheier, Klaus J.; et al. Sociolinguistics: An International Handbook of the Science of Language and Society / Soziolinguistik Ein internationales Handbuch zur Wissenschaft vov Sprache and Gesellschaft. Handbooks of Linguistics and Communication Science / Handbücher zur Sprach- und Kommunikationswissenschaft 3/2. 2 (edisi ke-2nd completely revised and extended). de Gruyter. ISBN 978-3-11-019425-8.
- Annamalai, E. (2006). "India: Language Situation". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 610–613. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04611-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Australian Bureau of Statistics (28 March 2013). "2011 Census QuickStats: Australia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2015. Diakses tanggal 25 March 2015.
- Bailey, Guy (2001). "Chapter 3: The relationship between African American and White Vernaculars". Dalam Lanehart, Sonja L. Sociocultural and historical contexts of African American English . Varieties of English around the World. John Benjamins. hlm. 53–84. ISBN 978-1-58811-046-6.
- Bailey, G. (1997). "When did southern American English begin". Dalam Edgar W. Schneider. Englishes around the world. hlm. 255–275.
- Bammesberger, Alfred (1992). "Chapter 2: The Place of English in Germanic and Indo-European". Dalam Hogg, Richard M. The Cambridge History of the English Language. 1: The Beginnings to 1066. Cambridge University Press. hlm. 26–66. ISBN 978-0-521-26474-7.
- Bao, Z. (2006). "Variation in Nonnative Varieties of English". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 377–380. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04257-7. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Barry, Michael V. (1982). "English in Ireland". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press. hlm. 84–134. ISBN 978-3-12-533872-2.
- Bauer, Laurie; Huddleston, Rodney (2002). "Chapter 19: Lexical Word-Formation". Dalam Huddleston, Rodney; Pullum, Geoffrey K. The Cambridge Grammar of the English Language. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 1621–1721. ISBN 978-0-521-43146-0. Diakses tanggal 10 February 2015. Ringkasan (PDF) (10 February 2015).
- Baugh, Albert C.; Cable, Thomas (2002). A History of the English Language (edisi ke-5th). Longman. ISBN 978-0-13-015166-7.
- Bermúdez-Otero, Ricardo; McMahon, April (2006). "Chapter 17: English phonology and morphology". Dalam Bas Aarts; April McMahon. The Handbook of English Linguistics. Oxford: Blackwell. hlm. 382–410. doi:10.1111/b.9781405113823.2006.00018.x. ISBN 978-1-4051-6425-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 April 2017. Diakses tanggal 2 April 2015.
- Blench, R.; Spriggs, Matthew (1999). Archaeology and Language: Correlating Archaeological and Linguistic Hypotheses. Routledge. hlm. 285–286. ISBN 978-0-415-11761-6.
- Boberg, Charles (2010). The English language in Canada: Status, history and comparative analysis. Studies in English Language. Cambridge University Press. ISBN 978-1-139-49144-0. Ringkasan (2 April 2015).
- Bosworth, Joseph; Toller, T. Northcote (1921). "Engla land". An Anglo-Saxon Dictionary (Online). Charles University. Diakses tanggal 6 March 2015.
- Brinton, Laurel J.; Brinton, Donna M. (2010). The linguistic structure of modern English. John Benjamins. ISBN 978-90-272-8824-0. Diakses tanggal 2 April 2015.
- Brutt-Griffler, J. (2006). "Languages of Wider Communication". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 690–697. doi:10.1016/B0-08-044854-2/00644-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Burridge, Kate (2010). "Chapter 7: English in Australia". Dalam Kirkpatrick, Andy. The Routledge handbook of world Englishes . Routledge. hlm. 132–151. ISBN 978-0-415-62264-6. Ringkasan (29 March 2015).
- Campbell, Alistair (1959). Old English Grammar. Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-811943-2.
- Carr, Philip; Honeybone, Patrick (2007). "English phonology and linguistic theory: an introduction to issues, and to 'Issues in English Phonology'". Language Sciences. 29 (2): 117–153. doi:10.1016/j.langsci.2006.12.018.Templat:Subscription or libraries
- Cassidy, Frederic G. (1982). "Geographical Variation of English in the United States". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press. hlm. 177–210. ISBN 978-3-12-533872-2.
- Cercignani, Fausto (1981). Shakespeare's works and Elizabethan pronunciation. Clarendon Press. ISBN 978-0-19-811937-1. JSTOR 3728688. Diakses tanggal 14 March 2015.
- Collingwood, Robin George; Myres, J. N. L. (1936). "Chapter XX. The Sources for the period: Angles, Saxons, and Jutes on the Continent". Roman Britain and the English Settlements. Book V: The English Settlements. Oxford, England: Clarendon Press. JSTOR 2143838. LCCN 37002621.
- Collins, Beverley; Mees, Inger M. (2003) [First published 1981]. The Phonetics of English and Dutch (edisi ke-5th). Leiden: Brill Publishers. ISBN 978-90-04-10340-5.
- Connell, B. A. (2006). "Nigeria: Language Situation". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 88–90. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01655-2. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 25 March 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Conrad, Andrew W.; Rubal-Lopez, Alma (1996). Post-Imperial English: Status Change in Former British and American Colonies, 1940–1990 . de Gruyter. hlm. 261. ISBN 978-3-11-087218-7. Diakses tanggal 2 April 2015.
- Cruttenden, Alan (2014). Gimson's Pronunciation of English (edisi ke-8th). Routledge. ISBN 978-1-4441-8309-2.
- Crystal, David (2002). Language Death. Cambridge University Press. doi:10.1017/CBO9781139106856. ISBN 978-1-139-10685-6. Diakses tanggal 25 February 2015.
- Crystal, David (2003a). English as a Global Language (edisi ke-2nd). Cambridge University Press. hlm. 69. ISBN 978-0-521-53032-3. Diakses tanggal 4 February 2015. Ringkasan (PDF) – Library of Congress (sample) (4 February 2015).
- Crystal, David (2003b). The Cambridge Encyclopedia of the English Language (edisi ke-2nd). Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-53033-0. Diakses tanggal 4 February 2015. Ringkasan (4 February 2015).
- Crystal, David (2004). "Subcontinent Raises Its Voice". The Guardian. Diakses tanggal 4 February 2015.
- Crystal, David (2006). "Chapter 9: English worldwide". Dalam Denison, David; Hogg, Richard M. A History of the English Language . Cambridge University Press. hlm. 420–439. ISBN 978-0-511-16893-2.
- Daniels, Peter T.; Bright, William, ed. (1996). The World's Writing Systems. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-507993-7. Diakses tanggal 23 February 2015. Ringkasan (23 February 2015).
- Dehaene, Stanislas (2009). Reading in the Brain: The Science and Evolution of a Human Invention. Viking. ISBN 978-0-670-02110-9. Diakses tanggal 3 April 2015. Ringkasan (3 April 2015).
- Denison, David; Hogg, Richard M. (2006). "Overview". Dalam Denison, David; Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University Press. hlm. 30–31. ISBN 978-0-521-71799-1.
- Denning, Keith; Kessler, Brett; Leben, William Ronald (17 February 2007). English Vocabulary Elements. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-516803-7. Diakses tanggal 25 February 2015. Ringkasan (25 February 2015).
- Department for Communities and Local Government (United Kingdom) (27 February 2007). Second Report submitted by the United Kingdom pursuant to article 25, paragraph 1 of the framework convention for the protection of national minorities (PDF) (Laporan). Council of Europe. ACFC/SR/II(2007)003 rev1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 September 2015. Diakses tanggal 6 March 2015.
- Deumert, A. (2006). "Migration and Language". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 129–133. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01294-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Dixon, R. M. W. (1982). "The grammar of English phrasal verbs". Australian Journal of Linguistics. 2 (1): 1–42. doi:10.1080/07268608208599280.
- Donoghue, D. (2008). Donoghue, Daniel, ed. Old English Literature: A Short Introduction. Wiley. doi:10.1002/9780470776025. ISBN 978-0-631-23486-9.
- Durrell, M. (2006). "Germanic Languages". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 53–55. doi:10.1016/B0-08-044854-2/02189-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Eagleson, Robert D. (1982). "English in Australia and New Zealand". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press. hlm. 415–438. ISBN 978-3-12-533872-2.
- "Summary by language size". Ethnologue: Languages of the World. Diakses tanggal 10 February 2015.
- European Commission (June 2012). Special Eurobarometer 386: Europeans and Their Languages (PDF) (Laporan). Eurobarometer Special Surveys. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 6 January 2016. Diakses tanggal 12 February 2015. Ringkasan (PDF) (27 March 2015).
- Fasold, Ralph W.; Connor-Linton, Jeffrey, ed. (2014). An Introduction to Language and Linguistics (edisi ke-Second). Cambridge University Press. ISBN 978-1-316-06185-5.
- Fischer, Olga; van der Wurff, Wim (2006). "Chapter 3: Syntax". Dalam Denison, David; Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University Press. hlm. 109–198. ISBN 978-0-521-71799-1.
- Flemming, Edward; Johnson, Stephanie (2007). "Rosa's roses: reduced vowels in American English" (PDF). Journal of the International Phonetic Association. 37 (1): 83–96. CiteSeerX 10.1.1.536.1989 . doi:10.1017/S0025100306002817.
- Giegerich, Heinz J. (1992). English Phonology: An Introduction. Cambridge Textbooks in Linguistics. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-33603-1.
- Gneuss, Helmut (2013). "Chapter 2: The Old English Language". Dalam Godden, Malcolm; Lapidge, Michael. The Cambridge companion to Old English literature (edisi ke-Second). Cambridge University Press. hlm. 19–49. ISBN 978-0-521-15402-4.
- Görlach, Manfred (1991). Introduction to Early Modern English. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-32529-5.
- Gordin, Michael D. (4 February 2015). "Absolute English". Aeon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 February 2015. Diakses tanggal 16 February 2015.
- Gordon, Elizabeth; Campbell, Lyle; Hay, Jennifer; Maclagan, Margaret; Sudbury, Angela; Trudgill, Peter (2004). New Zealand English: its origins and evolution. Studies in English Language. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-10895-9.
- Gottlieb, H. (2006). "Linguistic Influence". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 196–206. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04455-2. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Graddol, David (2006). English Next: Why global English may mean the end of 'English as a Foreign Language' (PDF). The British Council. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 February 2015. Diakses tanggal 7 February 2015. Ringkasan – ELT Journal (7 February 2015).
- Graddol, David (2010). English Next India: The future of English in India (PDF). The British Council. ISBN 978-0-86355-627-2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 February 2015. Diakses tanggal 7 February 2015. Ringkasan – ELT Journal (7 February 2015).
- Graddol, David; Leith, Dick; Swann, Joan; Rhys, Martin; Gillen, Julia, ed. (2007). Changing English. Routledge. ISBN 978-0-415-37679-2. Diakses tanggal 11 February 2015.
- Green, Lisa J. (2002). African American English: a linguistic introduction . Cambridge University Press.
- Greenbaum, S.; Nelson, G. (2002). An introduction to English grammar (edisi ke-Second). Longman. ISBN 978-0-582-43741-8.
- Halliday, M. A. K.; Hasan, Ruqaiya (1976). Cohesion in English. Pearson Education ltd.
- Hancock, Ian F.; Angogo, Rachel (1982). "English in East Africa". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press. hlm. 415–438. ISBN 978-3-12-533872-2.
- Harbert, Wayne (2007). The Germanic Languages. Cambridge Language Surveys. Cambridge University Press. doi:10.1017/CBO9780511755071. ISBN 978-0-521-01511-0. JSTOR 40492966. Diakses tanggal 26 February 2015.
- Hickey, R. (2007). Irish English: History and present-day forms. Cambridge University Press.
- Hickey, R., ed. (2005). Legacies of colonial English: Studies in transported dialects. Cambridge University Press.
- Hogg, Richard M. (1992). "Chapter 3: Phonology and Morphology". Dalam Hogg, Richard M. The Cambridge History of the English Language. 1: The Beginnings to 1066. Cambridge University Press. hlm. 67–168. doi:10.1017/CHOL9780521264747. ISBN 978-0-521-26474-7.
- Hogg, Richard M. (2006). "Chapter7: English in Britain". Dalam Denison, David; Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University Press. hlm. 360–61. ISBN 978-0-521-71799-1.
- "How English evolved into a global language". BBC. 20 December 2010. Diakses tanggal 9 August 2015.
- "How many words are there in the English language?". Oxford Dictionaries Online. Oxford University Press. 2015. Diakses tanggal 2 April 2015.
How many words are there in the English language? There is no single sensible answer to this question. It's impossible to count the number of words in a language, because it's so hard to decide what actually counts as a word.
- Huddleston, Rodney; Pullum, Geoffrey K. (2002). The Cambridge Grammar of the English Language. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-43146-0. Diakses tanggal 10 February 2015. Ringkasan (PDF) (10 February 2015).
- Hughes, Arthur; Trudgill, Peter (1996). English Accents and Dialects (edisi ke-3rd). Arnold Publishers.
- International Civil Aviation Organization (2011). "Personnel Licensing FAQ". International Civil Aviation Organization – Air Navigation Bureau. In which languages does a licence holder need to demonstrate proficiency?. Diakses tanggal 16 December 2014.
Controllers working on stations serving designated airports and routes used by international air services shall demonstrate language proficiency in English as well as in any other language(s) used by the station on the ground.
- International Maritime Organization (2011). "IMO Standard Marine Communication Phrases". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-03. Diakses tanggal 16 December 2014.
- International Phonetic Association (1999). Handbook of the International Phonetic Association: A guide to the use of the International Phonetic Alphabet. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-65236-0.
- Jambor, Paul Z. (2007). "English Language Imperialism: Points of View". Journal of English as an International Language. 2: 103–123.
- Jespersen, Otto (2007) [1924]. "Case: The number of English cases". The Philosophy of Grammar. Routledge.
- Kachru, B. (2006). "English: World Englishes". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 195–202. doi:10.1016/B0-08-044854-2/00645-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Kastovsky, Dieter (2006). "Chapter 4: Vocabulary". Dalam Denison, David; Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University Press. hlm. 199–270. ISBN 978-0-521-71799-1.
- König, Ekkehard; van der Auwera, Johan, ed. (1994). The Germanic Languages. Routledge Language Family Descriptions. Routledge. ISBN 978-0-415-28079-2. JSTOR 4176538. Diakses tanggal 26 February 2015. The survey of the Germanic branch languages includes chapters by Winfred P. Lehmann, Ans van Kemenade, John Ole Askedal, Erik Andersson, Neil Jacobs, Silke Van Ness, and Suzanne Romaine.
- König, Ekkehard (1994). "17. English". Dalam König, Ekkehard; van der Auwera, Johan. The Germanic Languages. Routledge Language Family Descriptions. Routledge. hlm. 532–562. ISBN 978-0-415-28079-2. JSTOR 4176538. Diakses tanggal 26 February 2015.
- Labov, W. (1972). "13. The Social Stratification of (R) in New York City Department Stores". Sociolinguistic patterns. University of Pennsylvania Press.
- Labov, W. (2012). "1. About Language and Language Change". Dialect Diversity in America: The Politics of Language Change. University of Virginia Press.
- Labov, William; Ash, Sharon; Boberg, Charles (2006). The Atlas of North American English . Berlin: de Gruyter. ISBN 978-3-11-016746-7. Diakses tanggal 2 April 2015.
- Lanham, L. W. (1982). "English in South Africa". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press. hlm. 324–352. ISBN 978-3-12-533872-2.
- Lass, Roger (1992). "2. Phonology and Morphology". Dalam Blake, Norman. Cambridge History of the English Language. II: 1066–1476. Cambridge University Press. hlm. 23–154.
- Lass, Roger (2000). "Chapter 3: Phonology and Morphology". Dalam Lass, Roger. The Cambridge History of the English Language, Volume III: 1476–1776. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 56–186.
- Lass, Roger (2002), "South African English", dalam Mesthrie, Rajend, Language in South Africa, Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-79105-2
- Lass, Roger (2006). "Chapter 2: Phonology and Morphology". Dalam Denison, David; Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University Press. hlm. 46–47. ISBN 978-0-521-71799-1.
- Lawler, J. (2006). "Punctuation". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 290–291. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04573-9. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Lawton, David L. (1982). "English in the Caribbean". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press. hlm. 251–280. ISBN 978-3-12-533872-2.
- Leech, G. N. (2006). A glossary of English grammar. Edinburgh University Press.
- Leech, Geoffrey; Hundt, Marianne; Mair, Christian; Smith, Nicholas (2009). Change in contemporary English: a grammatical study. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-86722-1. Diarsipkan dari contemp_eng.pdf versi asli Periksa nilai
|url=
(bantuan) (PDF) tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 22 September 2016. contemp_eng.pdf Ringkasan Periksa nilai|lay-url=
(bantuan) (PDF) (29 March 2015). - Levine, L.; Crockett, H. J. (1966). "Speech Variation in a Piedmont Community: Postvocalic r*". Sociological Inquiry. 36 (2): 204–226. doi:10.1111/j.1475-682x.1966.tb00625.x.
- Li, David C. S. (2003). "Between English and Esperanto: what does it take to be a world language?". International Journal of the Sociology of Language. 2003 (164): 33–63. doi:10.1515/ijsl.2003.055. ISSN 0165-2516.
- Lim, L.; Ansaldo, U. (2006). "Singapore: Language Situation". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of Language & Linguistics. Elsevier. hlm. 387–389. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01701-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Maclagan, Margaret (2010). "Chapter 8: The English(es) of New Zealand". Dalam Kirkpatrick, Andy. The Routledge handbook of world Englishes . Routledge. hlm. 151–164. ISBN 978-0-203-84932-3. Ringkasan (29 March 2015).
- MacMahon, M. K. (2006). "16. English Phonetics". Dalam Bas Aarts; April McMahon. The Handbook of English Linguistics . Oxford: Blackwell. hlm. 359–382. ISBN 9781405113823.
- "Macquarie Dictionary" . Australia's National Dictionary & Thesaurus Online | Macquarie Dictionary. Macmillan Publishers Group Australia. 2015. Diakses tanggal 15 February 2015.
- Mair, C.; Leech, G. (2006). "14 Current Changes in English Syntax". The handbook of English linguistics.
- Mair, Christian (2006). Twentieth-century English: History, variation and standardization. Cambridge University Press.
- Mazrui, Ali A.; Mazrui, Alamin (1998). The Power of Babel: Language and Governance in the African Experience. University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-51429-1. Diakses tanggal 15 February 2015. Ringkasan (15 February 2015).
- McArthur, Tom, ed. (1992). The Oxford Companion to the English Language. Oxford University Press. doi:10.1093/acref/9780192800619.001.0001. ISBN 978-0-19-214183-5. Ringkasan (15 February 2015).
- McCrum, Robert; MacNeil, Robert; Cran, William (2003). The Story of English (edisi ke-Third Revised). London: Penguin Books. ISBN 978-0-14-200231-5.
- McGuinness, Diane (1997). Why Our Children Can't Read, and what We Can Do about it: A Scientific Revolution in Reading. Simon and Schuster. ISBN 978-0-684-83161-9. Diakses tanggal 3 April 2015. Ringkasan (3 April 2015).
- Meierkord, C. (2006). "Lingua Francas as Second Languages". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 163–171. doi:10.1016/B0-08-044854-2/00641-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- "English". Merriam-webster.com. 26 February 2015. Diakses tanggal 26 February 2015.
- Mesthrie, Rajend (2010). "New Englishes and the native speaker debate". Language Sciences. 32 (6): 594–601. doi:10.1016/j.langsci.2010.08.002. ISSN 0388-0001.Templat:Subscription or libraries
- Miller, Jim (2002). An Introduction to English Syntax. Edinburgh University Press.
- Montgomery, M. (1993). "The Southern Accent—Alive and Well". Southern Cultures. 1 (1): 47–64. doi:10.1353/scu.1993.0006.
- Mountford, J. (2006). "English Spelling: Rationale". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 156–159. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05018-5. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Mufwene, S. S. (2006). "Language Spread". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 613–616. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01291-8. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Nation, I. S. P. (2001). Learning Vocabulary in Another Language. Cambridge University Press. hlm. 477. ISBN 978-0-521-80498-1. Diakses tanggal 4 February 2015. Ringkasan (PDF) (4 February 2015).
- National Records of Scotland (26 September 2013). "Census 2011: Release 2A". Scotland's Census 2011. Diakses tanggal 25 March 2015.
- Neijt, A. (2006). "Spelling Reform". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 68–71. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04574-0. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Nevalainen, Terttu; Tieken-Boon van Ostade, Ingrid (2006). "Chapter 5: Standardization". Dalam Denison, David; Hogg, Richard M. A History of the English language. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-71799-1.
- Northern Ireland Statistics and Research Agency (2012). "Census 2011: Key Statistics for Northern Ireland December 2012" (PDF). Statistics Bulletin. Table KS207NI: Main Language. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 December 2012. Diakses tanggal 16 December 2014.
- Northrup, David (2013). How English Became the Global Language. Palgrave Macmillan. ISBN 978-1-137-30306-6. Diakses tanggal 25 March 2015. Ringkasan (25 March 2015).
- O'Dwyer, Bernard (2006). Modern English Structures, second edition: Form, Function, and Position. Broadview Press.
- Office for National Statistics (4 March 2013). "Language in England and Wales, 2011". 2011 Census Analysis. Diakses tanggal 16 December 2014.
- "Oxford Learner's Dictionaries". Oxford. Diakses tanggal 25 February 2015.
- Patrick, P. L. (2006a). "Jamaica: Language Situation". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 88–90. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01760-0. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Patrick, P. L. (2006b). "English, African-American Vernacular". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 159–163. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05092-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Payne, John; Huddleston, Rodney (2002). "5. Nouns and noun phrases". Dalam Huddleston, R.; Pullum, G. K. The Cambridge Grammar of English. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 323–522.
- Phillipson, Robert (28 April 2004). English-Only Europe?: Challenging Language Policy. Routledge. ISBN 978-1-134-44349-9. Diakses tanggal 15 February 2015.
- Richter, Ingo (2012). "Introduction". Dalam Richter, Dagmar; Richter, Ingo; Toivanen, Reeta; et al. Language Rights Revisited: The challenge of global migration and communication. BWV Verlag. ISBN 978-3-8305-2809-8. Diakses tanggal 2 April 2015.
- Roach, Peter (2009). English Phonetics and Phonology (edisi ke-4th). Cambridge.
- Robinson, Orrin (1992). Old English and Its Closest Relatives: A Survey of the Earliest Germanic Languages . Stanford University Press. ISBN 978-0-8047-2221-6. Diakses tanggal 5 April 2015. Ringkasan (5 April 2015).
- Romaine, Suzanne (1982). "English in Scotland". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press. hlm. 56–83. ISBN 978-3-12-533872-2.
- Romaine, Suzanne (1999). "Chapter 1: Introduction". Dalam Romaine, Suzanne. Cambridge History of the English Language. IV: 1776–1997. Cambridge University Press. hlm. 01–56. doi:10.1017/CHOL9780521264778.002. ISBN 978-0-521-26477-8.
- Romaine, S. (2006). "Language Policy in Multilingual Educational Contexts". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 584–596. doi:10.1016/B0-08-044854-2/00646-5. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- "The Routes of English". 1 August 2015.
- Rowicka, G. J. (2006). "Canada: Language Situation". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 194–195. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01848-4. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Rubino, C. (2006). "Philippines: Language Situation". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 323–326. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01736-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Ryan, Camille (August 2013). "Language Use in the United States: 2011" (PDF). American Community Survey Reports. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 February 2016. Diakses tanggal 16 December 2014.
- Sailaja, Pingali (2009). Indian English. Dialects of English. Edinburgh University Press. ISBN 978-0-7486-2595-6. Diakses tanggal 5 April 2015. Ringkasan (5 April 2015).
- Schiffrin, Deborah (1988). Discourse Markers. Studies in Interactional Sociolinguistics. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-35718-0. Diakses tanggal 5 April 2015. Ringkasan (5 April 2015).
- Schneider, Edgar (2007). Postcolonial English: Varieties Around the World. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-53901-2. Diakses tanggal 5 April 2015. Ringkasan (5 April 2015).
- Schönweitz, Thomas (2001). "Gender and Postvocalic /r/ in the American South: A Detailed Socioregional Analysis". American Speech. 76 (3): 259–285. doi:10.1215/00031283-76-3-259.
- Shaywitz, Sally E. (2003). Overcoming Dyslexia: A New and Complete Science-based Program for Reading Problems at Any Level. A.A. Knopf. ISBN 978-0-375-40012-4. Diakses tanggal 3 April 2015. Ringkasan (3 April 2015).
- Sheidlower, Jesse (10 April 2006). "How many words are there in English?". Slate Magazine. Diakses tanggal 2 April 2015.
The problem with trying to number the words in any language is that it's very hard to agree on the basics. For example, what is a word?
- Scheler, Manfred (1977). Der englische Wortschatz [English Vocabulary] (dalam bahasa Jerman). Berlin: E. Schmidt. ISBN 978-3-503-01250-3.
- Smith, Jeremy J. (2009). Old English: a linguistic introduction. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-86677-4.
- Statistics Canada (22 August 2014). "Population by mother tongue and age groups (total), 2011 counts, for Canada, provinces and territories". Diakses tanggal 25 March 2015.
- Statistics New Zealand (April 2014). "2013 QuickStats About Culture and Identity". hlm. 23. Diarsipkan dari Census/profile-and-summary-reports/quickstats-culture-identity/quickstats-culture-identity.pdf versi asli Periksa nilai
|url=
(bantuan) (PDF) tanggal 2015-01-15. Diakses tanggal 25 March 2015. - Lehohla, Pali, ed. (2012). "Population by first language spoken and province" (PDF). Census 2011: Census in Brief (PDF). Pretoria: Statistics South Africa. hlm. 23. ISBN 978-0-621-41388-5. Report No. 03‑01‑41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 13 November 2015.
- Svartvik, Jan; Leech, Geoffrey (2006). English – One Tongue, Many Voices . Palgrave Macmillan. ISBN 978-1-4039-1830-7. Diakses tanggal 5 March 2015. Ringkasan (16 March 2015).
- Swan, M. (2006). "English in the Present Day (Since ca. 1900)". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 149–156. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05058-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Sweet, Henry (2014) [1892]. A New English Grammar. Cambridge University Press.
- Thomas, Erik R. (2008). "Rural Southern white accents". Dalam Edgar W. Schneider. Varieties of English. 2: The Americas and the Caribbean. de Gruyter. hlm. 87–114. doi:10.1515/9783110208405.1.87. ISBN 978-3-11-020840-5.
- Thomason, Sarah G.; Kaufman, Terrence (1988). Language Contact, Creolization and Genetic Linguistics. University of California Press. ISBN 978-0-520-91279-3.
- Todd, Loreto (1982). "The English language in West Africa". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press. hlm. 281–305. ISBN 978-3-12-533872-2.
- Toon, Thomas E. (1982). "Variation in Contemporary American English". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press. hlm. 210–250. ISBN 978-3-12-533872-2.
- Toon, Thomas E. (1992). "Old English Dialects". Dalam Hogg, Richard M. The Cambridge History of the English Language. 1: The Beginnings to 1066. Cambridge University Press. hlm. 409–451. ISBN 978-0-521-26474-7.
- Trask, Larry; Trask, Robert Lawrence (2010). Why Do Languages Change?. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-83802-3. Diakses tanggal 5 March 2015.
- Trudgill, Peter (1999). The Dialects of England (edisi ke-2nd). Oxford: Blackwell. ISBN 978-0-631-21815-9. Ringkasan (27 March 2015).
- Trudgill, P. (2006). "Accent". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 14. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01506-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Trudgill, Peter; Hannah, Jean (2002). International English: A Guide to the Varieties of Standard English (edisi ke-4th). London: Hodder Education. ISBN 978-0-340-80834-4.
- Trudgill, Peter; Hannah, Jean (2008). International English: A Guide to the Varieties of Standard English (edisi ke-5th). London: Arnold. ISBN 978-0-340-97161-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2015. Diakses tanggal 26 March 2015. Ringkasan (26 March 2015).
- United Nations (2008). Nations_Everything U Always wanted to know.pdf "Everything You Always Wanted to Know About the United Nations" Periksa nilai
|url=
(bantuan) (PDF). Diakses tanggal 4 April 2015.The working languages at the UN Secretariat are English and French.
- Wardhaugh, Ronald (2010). An Introduction to Sociolinguistics. Blackwell textbooks in Linguistics; 4 (edisi ke-Sixth). Wiley-Blackwell. ISBN 978-1-4051-8668-1.
- Watts, Richard J. (2011). Language Myths and the History of English. Oxford University Press. doi:10.1093/acprof:oso/9780195327601.001.0001. ISBN 978-0-19-532760-1. Diakses tanggal 10 March 2015. Ringkasan (10 March 2015).
- Templat:Accents of English
- Wojcik, R. H. (2006). "Controlled Languages". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 139–142. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05081-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
- Wolfram, W. (2006). "Variation and Language: Overview". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 333–341. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04256-5. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Lihat pula
Pranala luar
Umum
- (Inggris) Laporan Ethnologue - bahasa Inggris
- (Inggris) BBC - Radio 4 - Routes of English
- (Inggris) Penjelasan singkat mengenai penggunaan tense
- (Inggris) English Grammar Online - latihan, penjelasan dan permainan gratis
- (Inggris) TEFL - Teaching English as a Foreign Language - informasi mengenai pengajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing
- (Inggris) Konsep Asas Bahasa Inggeris Diarsipkan 2016-01-25 di Wayback Machine.
- (Inggris) LanguageMonitor - Lembaga pengawas pemakaian bahasa Inggris kontemporer
- (Inggris) Perkembangan Bahasa Inggris Diarsipkan 2004-07-22 di Wayback Machine.
Kamus
- (Inggris) WordWeb
- (Inggris) More than 20000 English words recorded by a native speaker
- (Inggris) Cambridge Dictionary
- (Inggris) Longman English Dictionary
Esai
- (Indonesia) Belajar Menulis Essay Bahasa Inggris
- (Inggris) How to Write an English Essay
- (Inggris) How To Write an Essay
- (Inggris) How to Write a Great Essay Quickly
Intonasi
- (Inggris) Example English intonation + audio