Garuda Indonesia

perusahaan asal Indonesia

Garuda Indonesia (PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk; IDX: GIAA) adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung tunggangan Dewa Wisnu dalam legenda pewayangan. Pada tahun 2007, maskapai ini bersama dengan maskapai Indonesia lainnya (termasuk anak perusahaan Garuda Indonesia, Citilink), dilarang terbang menuju Eropa karena kejadian yang menimpa pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan 200[3]. Setahun kemudian, maskapai ini menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA yang menunjukkan Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional[4]. Perbaikan layanan dan meningkatnya kualitas layanan maskapai membuat Garuda menjadi pemenang kategori "World's Most Improved Airline" dari Skytrax[5]. 1 Juni 2010 menjapada hari bersejarah bagi Garuda Indonesia, di mana pembukaan kembali rute Amsterdam dilaksanakan menggunakan Pesawat Airbus A330-200 dengan perhentian di Dubai. Pada bulan Juni 2012, Garuda Indonesia dengan klub sepak bola Liverpool FC, Inggris mengadakan perjanjian kerja sama dan kini merupakan sponsor global untuk Liverpool FC.[6]. Tahun 2013, Garuda Indonesia mendapat dua penghargaan dari Skytrax yaitu "World Best Economy Class" dan "World Best Economy Class Seat". Pada pertengahan tahun 2014, Garuda Indonesia mendapat penghargaan "World's Best Cabin Crew".

Garuda Indonesia
Berkas:Garuda Indonesia Skyteam Logo.jpg
IATA ICAO Kode panggil
GA GIA Indonesia
Didirikan26 Januari 1949 (sebagai KLM Interinsulair Bedrijf)
Mulai beroperasi28 Desember 1949
Penghubung
Penghubung sekunder
Kota fokus
Program penumpang setiaGarudaMiles
Lounge bandara
  • Garuda First Lounge
  • Emerald Sky Lounge
  • Garuda Executive Lounge
AliansiSkyTeam
Anak perusahaan
Armada146 (+160 pesanan)
Tujuan133 (60 Domestik, 73 Internasional)
SloganThe Airline of Indonesia
Perusahaan indukPemerintah Republik Indonesia (60,51%)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh utama
PendapatanKenaikan US$2,854 milyar (2015)[2]
Laba bersihKenaikan US$51,4 juta (2015)[2]
Situs webwww.garuda-indonesia.com

Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi SkyTeam sebagai anggota ke-20 yang peresmiannya berlangsung di Denpasar, Bali[7]. Pada tanggal 30 Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute ke Amsterdam dengan nonstop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang memiliki kabin terbaru dari semua armada. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia memperpanjang rute penerbangannya menuju London[8]. Pada tanggal 11 Desember 2014, bertepatan dengan mundurnya Dirut Garuda Indonesia saat itu, Emirsyah Satar. Garuda Indonesia mendapat Anugerah penghargaan sebagai maskapai "berbintang 5" sedunia dari Skytrax dan menjadi anggota dari 7 maskapai dunia yang mendapat penghargaan tersebut.

Asal nama Garuda Indonesia

Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada dia memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab pertanyaan tersebut dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial yang berisi, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu").

Maka pada tanggal 28 Desember 1949, penerbangan bersejarah menggunakan pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menghadiri upacara pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan nama Garuda Indonesian Airways, yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

Sejarah

Dekade 1920-1930-an: Perintis transportasi udara

Berhasilnya penerbangan pertama yang diawali oleh Wright Bersaudara pada Tahun 1903 di Kitty Hawk, Carolina Utara. Membuat para penerbang lain bermunculan dan mulai melakukan berbagai penjelajahan yang luar biasa seperti yang dilakukan oleh Charles Lindbergh yang melakukan penerbangan dari New York menuju Paris melintasi Samudera Atlantik yang dinilai sebagai salah satu pencapaian fantastis pada saat itu, tak hanya menggugah para masyarakat yang kelak menjadi penerbang yang ulung, tapi juga mendorong para negara penjajah untuk memanfaatkan daerah jajahannya dengan melengkapi teknologi yang baru saja diadakan ini, termasuk Belanda.

Belanda dalam rangka memperkuat sistem penjajahannya, mereka memperkuat sistem perhubungan yang berpengaruh, dengan mendirikan perusahaan tranportasi udara yang bernama KNILM pada tanggal 24 Oktober 1928 dengan modal sebesar 5 juta Gulden yang dihimpun dari 32 perusahaan dan pengusaha besar. Kemudian, dana yang telah dikumpulkan ini digunakan untuk mendatangkan pesawat jenis Fokker VIII Trimotor yang berjumlah sebanyak 4 armada dari Belanda. Setelah menempuh perjalnaan yang rentang waktunya berbeda-beda, operasional pertama KNILM diresmikan pada tanggal 1 November 1928 oleh Gubernur Jenderal Belanda, De Graef yang disaksikan oleh H. Nieuwenhuis sebagai kepala KNILM, TH.J. De Bruyn sebagai kepala administrasi keuangan dan Behege sebagai kepala dinas teknik serta Meal De Jong sebagai handelszaken (Kepala Bagian Niaga) bersama warga Batavia di Bandara Cililitan. Setelah berkembang lama, maskapai ini mati akibat Perang Dunia 2 yang diakibatkan oleh invasi Jepang ke Asia Tenggara

Dekade 1940-1950-an: Awal pendirian, perjuangan, dan menjadi maskapai nasional

Setelah penerbangan KNILM bubar pada tahun 1940, Belanda kembali mendirikan maskapai lagi yang bernama KLM Interinsulair Bedrijf pada tanggal 1 Agustus 1947 yang bertujuan untuk kembali melayani daerah jajahannya dengan mengambil kembali pesawat sebanyak 20 armada ayng merupakan bekas pakai dari KNILM. Namun, tak lama kemudian pada tanggal 26 Januari 1949 KLM IIB diganti namanya menjadi Garuda Indonesia (Sehingga hari tersebut dijadikan sebagai hari jadi Garuda Indonesia), di mana maskapai bernama Indonesian Airways terbang dari Jogjakarta menuju Jakarta dengan pesawat yang bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat seharga 120.000 Dollar Malaya ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari KLM. Selain itu, Pemerintah Birma juga membantu mendirikan maskapai ini. Garuda Indonesia pada awalnya adalah hasil joint venture antara pemerintah Indonesia dengan KLM dengan kalkulasi pemerintah Indonesia memiliki 51% saham. Selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Tetapi karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada tahun 1953 ke Pemerintah Indonesia dan pada waktu yang bersamaan, maskapai ini memiliki 46 pesawat. Tahun 1956, Garuda Indonesia meresmikan pelayanan penerbangan haji menuju Mekkah dengan pesawat Convair CV-340.

Garuda Indonesia menyumbangkan sebuah pesawat DC-3 kepada pemerintah negara Birma untuk membalas budi bantuan mereka. Saat itu, Garuda Indonesia telah memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara, dan jadwal penerbangan. Kesiapan Garuda Indonesia ini membuat mereka berbeda dengan maskapai pionir lainnya di Asia.

Dekade 1960-1970-an: Perkembangan signifikan dan berekspansi

 
Convair 990 "Majapahit" Garuda Indonesian Airways di Bandar Udara Internasional Schiphol, Amsterdam pada tahun 1965.

Dekade ini merupakan dekade pembangunan sekaligus kemajuan untuk Garuda. Pada tahun 1961, Garuda mendatangkan pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra, ketiga pesawat baru itu masuk dinas aktif pada bulan Januari 1961 dan diberi nama "Pulau Bali", "Candi Borobudur" dan "Danau Toba", yang merupakan nama tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal di luar negeri, tahun 1963, Garuda membuka rute penerbangan menuju Tokyo dengan pesawat L-188 dengan perhentian di Hongkong, rute ini kemudian dikenal dengan nama "Emerald Route". Garuda memasuki era jet pada tahun 1964 dengan datangnya tiga pesawat baru Convair 990A yang diberi nama "Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya", yang merupakan nama kerajaan kuno di Indonesia dan menjadikan Garuda Indonesia maskapai pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan pesawat jet subsonik. Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan pesawat berteknologi canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat lain yang sejenis, seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8. Dengan pesawat ini pula Garuda membuka penerbangan antarbenua dari Jakarta ke Amsterdam melewati Medan, Bombay, Beirut dan Roma. Pada tahun 1966, Garuda kembali memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8. Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah pesawat turboprop baru seperti, Fokker F27. Pesawat ini datang secara bertahap mulai tahun 1969 hingga 1970 dari hasil penjualan beberapa pesawat berbadan lebar untuk memenuhi pasar domestik yang terus berkembang.

Dekade 1970-1980-an: Berkembang maju dan mendunia

 
Boeing 747-200 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Zurich pada bulan Mei 1985.

Dilanjutkan pada dekade 1970-1980-an. Wiweko Soepono Dirut Garuda Indonesia, melakukan program revitalisasi perusahaan yang mencakup perbaikan layanan, mengganti sistem manajemen, anti-KKN, memperbarui dan menambah armada serta menambah rute Domestik dan Internasional kemudian, beberapa pesawat di jual untuk menggarap pasar domestik dengan Fokker F-27 dan Fokker F-28 dan pada pertengahan 1970an, muncul di mana sebuah tren kenaikan jumlah penumpang yang naik pesawat dan tren tersebut tidak disia-siakan oleh Wiweko dalam rencananya yang bernama Buy now for tomorrow profit untuk membeli pesawat berbadan lebar dengan jarak jangkauan yang jauh dan penumpang yang banyak yaitu, Boeing B747-200 dan Douglas DC-10-30 yang di peruntukkan Garuda menerbangi rute baru di Benua Asia, Australia dan Eropa dan pada tahun 1982 Garuda Indonesia menjadi maskapai pengguna pertama Airbus A300B4-600 FFCC (Modifikasi kokpit dengan 2 awak). Memiliki inisiatif dan inovasi yang menarik di Garuda Indonesia, Wiweko yang menjabat menjadi Dirut selama 16 tahun berhasil membawa GIA menjadi maskapai terbesar ke 2 se Asia setelah Japan Airlines serta menjadi maskapai terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.

Kemudian pada tahun 1985, pimpinan GIA digantikan oleh R.A.J Lumenta. Kemudian, Ia melakukan re-branding terhadap maskapai dengan mengubah nama dari Garuda Indonesian Airways menjadi Garuda Indonesia dan memindahkan pangkalan utama yang sebelumnya berada di Bandara Kemayoran dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dipindahkan ke Soekarno Hatta dan melakukan perbaikan sistem manajemen dan penambahan rute. Pada tahun 1985, Garuda Indonesia berhasil merintis penerbangan menuju Amerika Serikat dengan Douglas DC-10-30 bersama maskapai Continental Airlines dengan destinasi Los Angeles dan berhenti di Denpasar-Biak-Hawaii dengan menggunakan logo spesial gabungan dari Continental Airlines dan Garuda Indonesia.

Dekade 1990-2000-an: Kesulitan ekonomi, kecelakaan beruntun dan reputasi buruk

 
Boeing 747-400 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Frankfurt.
 
McDonnell Douglas MD-11 Garuda Indonesia mendarat di Hawaii sebelum melanjutkan penerbangan ke Los Angeles pada tahun 1990-an.

Selama dekade 1990an, Garuda Indonesia melakukan peremajaan armada dengan melakukan pembelian armada pesawat 9 unit McDonnell-Douglas MD-11 yang datang pada tahun 1991 untuk mengganti peran sebagai Pesawat Douglas DC-10, yang diikuti oleh berbagai seri keluarga Boeing 737 Classic yang datang tahun berikutnya, sebagai pengganti DC-9, serta Boeing 747-400 yang datang tahun 1994, dengan skema pembelian yang terdiri dari 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 dibeli dari Varig dan Airbus A330-300 yang datang tahun 1996. Pada masa ini juga, Garuda Indonesia mengalami dua musibah besar yang terjadi di dua tempat yang memakan korban dalam jumlah yang cukup besar, yaitu peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 865 yang terbang dari Fukuoka, Jepang, dan satunya lagi terjadi pada pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 152 yang bertempat kejadiankan di Desa Sibolangit, Sumatera Utara. Musibah yang kedua ini menewaskan seluruh penumpangnya, disamping itu, maskapai ini sejak 1997 juga terkena imbas Krisis Finansial Asia yang juga membuat keuangan Indonesia menjadi lesu. Hal ini membuat Garuda harus memotong semua rute yang tidak menguntungkan, terutama rute jarak jauh menuju ke Eropa maupun Amerika. Disamping menutup rute jarak jauh yang tidak menguntungkan, maskapai ini juga melakukan penyesuaian ulang terhadap rute domestik yang ada, serta mengganti jumlah pesawat yang sudah tua secara bertahap dengan menjual, mengalihkan dan memensiunkan armada Fokker F28 dan Airbus A300 yang ada.

Deregulasi maskapai penerbangan Indonesia yang dinaungi peraturan perundangan-undangan UU No 5/1999 (membahas tentang pembatasan praktik monopoli usaha) dan SK Menteri Perhubungan No 11/2001 (membahas tentang tata operasional awal maskapai penerbangan dengan batasan armada minimal 2 pesawat) , menyebabkan Garuda Indonesia kehilangan hegemoni besarnya dalam pasar penerbangan Indonesia, yang berakibat pada menurunnya pangsa kemilikan pasar Garuda Indonesia yang telah kosong dan dimanfaatkan oleh maskapai berbiaya rendah seperti, Pelita Air Service, Awair, Lion Air dan Jatayu Airlines. Hal ini makin memperparah dan menyudutkan posisi Garuda yang berada pada situasi yang sulit. Bagaimana tidak, sudah merugi sejak tahun 1994 dan terus berutang tanpa membayar, ditambah lagi dengan budaya kerja yang sangat birokratis dan lamban eksekusinya membuat sistem yang ada menjadi "tidak ramah dengan ide dan kreativitas" yang berakibat pada terhambatnya performa kompetitivitas Garuda Indonesia dengan maskapai penerbangan lain, belum lagi dengan banyaknya pejabat yang memanfaatkan hubungannya dengan maskapai ini untuk mendapat kemudahan tersendiri yang berdamapk pada rendahnya indeks ketepatan waktu yang tercermin pada seringnya keterlambatan terbang pesawat.

Hal ini belum ditambah lagi dengan berbagai kejadian-kejadian baru diberbagai negara lain, seperti Serangan 11 September 2001 yang didasari pada motif Jihad ala Al-Qaeda, dilanjutkan dengan terjadinya Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, serta meninggalnya aktivis HAM, Munir Said Thalib yang (diduga) diracuni oleh seseorang yang diyakininya "ingin mendiamkannya", serta Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Selain itu, Garuda Indonesia juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama setelah peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 200, akibat hal ini, Uni Eropa memberi surat larangan terbang ke Eropa bagi semua maskapai Indonesia. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim pimpinan Frederico Grandini yang bertugas untuk memastikan segala kemungkinan yang ada untuk memulai pembukaan kembali rute dengan merekomendasikan pembukaan rute Jakarta - Amsterdam.[9].

Slogan perusahaan

Slogan perusahaan Garuda Indonesia, didasarkan atas kewajiban Garuda untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara negara. Slogan terinspirasi dari frasa (penggabungan 2 kalimat) yang bertujuan agar mudah diingat khalayak umum dan memperkuat memori masyarakat terhadapa layanan yang diberikan oleh maskapai, bahkan beberapa slogan membuat perubahan yang drastis dalam penyampaiannya (seperti Pan American World Airways yang mengusung tema, You can't beat experience. Menjadi hal yang terkenal dan populer, karena slogan yang setara dengan kualitas yang ditawarkan). Berikut slogan Garuda Indonesia:

  • The Airline of Indonesia (1992-1998, 2012-sekarang)
  • Kini Lebih Baik (1999-2002)
  • Wawasan Nusantara (2003-2004)
  • Nusantara Bangsa (2007-2008)
  • Garuda Indonesia Experience (2009-2011)
  • Look Forward (2015-sekarang)

Direktur utama perusahaan

  • Dr. E. Konijnenburg (1950–1954)
  • Ir. Soetoto (1954–1959)
  • Marsekal Iskandar (1959–1961)
  • Partono (1961–1965)
  • Soedarmono (1965–1968)
  • Wiweko Soepono (1968–1984)
  • R.A.J. Lumenta (1984-1988)
  • Soeparno (1988–1992)
  • Wage Mulyono (1992–1995)
  • Soepandi (1995–1998)
  • Robby Djohan (1998–1999)
  • Abdul Gani (1999–2002)
  • Indra Setiawan (2002–2005)
  • Emirsyah Satar (2005–2014)
  • Muhammad Arif Wibowo (2014–sampai saat ini)

Rencana strategis maskapai

Rencana jangka panjang ini di desain pada masa restrukturisasi dan revitalisasi layanan maskapai Garuda Indonesia sejak Tahun 2009, dengan tujuan untuk menetapkan titik-titik penting pembangunan kualitas dan peningkatan layanan maskapai. Berikut Rencana strategis tersebut.

Masa kepemimpinan Direktur Utama Emirsyah Satar

Saat di bawah arahan Emirsyah Satar, maskapai melakukan berbagai restrukturisasi dan revitalisasi yang menyeluruh terhadap seluruh aspek maskapai. Seperti:

Melaksanakan program Quantum Leap

Program 5 tahunan ini dirancang untuk memperbaiki sistem keuangan dan meningkatkan ketahanan keuangan maskapai yang berlanjut pada beberapa perkembangan signifikan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu:

Melakukan refresh corporation identity

Garuda Indonesia seiring dengan program transformasi bisnis dan pengembangan pembangunan korporasi Quantum Leap, melakukan berbagai penyegaran ulang kembali Maskapai lewat seragam dan logo baru. Peresmian logo baru yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2009 yang juga bersamaan dengan dibukanya kantor baru Garuda Indonesia dikawasan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta ini ikut menampilkan seragam baru yang merupakan hasil kerja sama tim perancang seragam awak kabin terbaru yang terdiri dari, Josephine Werratie Komara sebagai desainer pakaian, Irma Hadisurya sebagai penasihat warna dan Ted Sulistio sebagai desainer teknis pakaian serta Dianti Poetranto, mantan pramugari. Pelibatan berbagai kalangan yang dilakukan oleh maskapai bertujuan untuk memberikan konsep terbaru Garuda yang bernama Garuda Indonesia Experience yang terdiri dari 5 poin utama (Sight, Sound, Taste, Scent, Sound) yang mencerminkan hal terbaik dari Indonesia. Sementara itu, untuk logo yang didesain oleh Landor Associates, tidak terlalu banyak perubahan yang dibuat, tetapi justru gaya tulisan yang diubah sebgaai refleksi maskapai yang lebih modern, bersih dan bersinergi. Konsep sayap alam berwarna biru aqua, menjadi pilihan terbaik yang bertujuan untuk memberikan semangat profesionalisme dan kebersahabatan Indonesia, sebagai wujud perubahan maskapai ke arah lebih baik.

Melakukan Penawaran Publik Perdana

Pada tanggal 11 Februari 2011, Garuda Indonesia secara resmi menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham GIAA. Susunan kepemilikan Garuda secara drastis berubah dengan struktur seperti berikut

  • Pemerintah Republik Indonesia (69,14%)
  • Investor Domestik (24,34%)
  • Investor Internasional (6,12%)
  • Karyawan (0,4%)

Sementara itu, berdasarkan rasio harga beli dengan standar mahal-murah. Garuda Indonesia memang memiliki rasio harga beli saham yang lebih mahal (26 kali) dibanding maskapai Asia Tenggara lainnya, seperti Singapore Airlines (14,06 kali), Malaysia Airlines (7,06) dan Air Asia (9,71 kali) serta China Southern (13,54 kali). Hal ini menjadi daya potensi kemampuan maskapai untuk meningkatkan aspek yang sifatnya direct point to passanger.

Masuk Aliansi Skyteam

Garuda Indonesia pada pertengahan tahun 2010, mengutarakan keinginannya untuk masuk kedalam salah satu dari 3 aliansi besar dunia. Hal ini membuat Garuda menjadikan aliansi sebagai langkah penting untuk mempersiapkan kehadirannya di kancah Internasional sekaligus pondasi dasar agar memeiliki konektivitas yang luas dan menjangkau seluruh bagian didunia, yang akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Skyteam. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk masuk salah satunya adalah, registrasi IOSA, akses penumpang ke Lounge, mempunyai pengakuan dari berbagai institusi yang memiliki kapabilitas yang melakukan penilaian pada kinerja maskapai. Garuda Indoensia, secara resmi telah bergabung dengan Aliansi Skyteam pada tanggal 5 Maret 2014 di Bali.

Ekspansi Internasional

Garuda Indonesia setelah melakukan berbagai penyesuaian secara manajerial, finansial dan operasional akhirnya, Garuda kembali melangkah ke program ekspansi Internasional yang diawali dengan pembukaan rute menuju Amsterdam yang dilakukan secara bersamaan oleh maskapai seperti di atas tadi, dengan bermodalkan Airbus A330-200, maskapai lama kelamaan mendapat jumlah peminat yang lumayan tinggi dibeberapa kawasan, sehingga maskapai memutuskan untuk mulai meningkatkan frekuensi terbang menuju ke beberapa daerah, terutama Jepang, Australia dan Singapura. Disamping itu,maskapai juga mendatangkan armada Boeing 777-300ER terbaru untuk memenuhi keempat daerah pasar yang terus berkembang tersebut.

Masa kepemimpinan Direktur Utama Arif Wibowo

Ekspansi rute

Saat ini, maskapai di bawah arahan Arif Wibowo, mulai menggencarkan rencana ekspansinya. Terutama, di berbagai kota di benua biru selain Amsterdam dan London dengan dibukanya beberapa pilihan yang akan direncanakan akan dibuka yaitu, Frankfurt dan Paris[10], Warsawa[11] dan Port Moresby.[12]

Restrukturisasi keuangan

Di samping pelaksanaan ekspansi, Garuda Indonesia juga melakukan semacam restrukturisasi yang sejenis seperti sebelumnya, tetapi memiliki cakupan yang kecil yang bernama Quick Wins[13] yang bertujuan untuk meningkatkan potensi keuntungan dalam pengembangan rute yang ada dengan menggencarkan frekuensi penerbangan ke daerah yang memiliki peminat dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, melakukan restrukturisasi pengeluaran biaya tanpa mengurangi kualitas yang ada dan melakukan berbagai strategi yang tepat dalam rangka untuk mengurangi kerugian yang dialami sebelumnya. Diwujudkannya kontrak kerja sama antar bank bersama maskapai dalam hal Cross Currency Swap (Kerja sama yang berintikan pada perlindungan nilai tukar antar kurs uang)[14] dan Cash Management (Kerja sama yang berdasar pada tata kelola keuangan yang dibantu oleh pihak terkontrak)[15] menjadi jaminan maskapai penerbangan terhadap terjaganya ekuitas keuangan maskapai yang terus bertambah seiring dengan berkurangnya pengeluaran yang tidak perlu sebagai dampak dari efisiensi operasional perusahaan.

Pelaksanaan kegiatan strategis maskapai

Kemudian, setelah melakukan berbagai penguatan sistem keuangan manajemen. Garuda Indonesia melakukan rilis sukuk sebesar US$ 500 Juta Dolar[16] untuk membiayai pemesanan pesawat Airbus A350, Boeing 737 MAX 8 dan Boeing 787-9 dengan jumlah masing masing sebanyak 30 armada dengan keterangan pesanan pasti dan pesanan pilihan lewat Letter of Intent (LoI) yang bertujuan untuk mengadakan kerja sama pengadaan armada yang disebut tadi. Pemesanan ini dilakukan menyeimbangkan pasar Garuda Indonesia yang hanya berfokus pada layanan penuh. Airbus A330 diandalkan oleh maskapai sebagai modal untuk bersaing dengan maskapai LCC seperti, Indonesia AirAsia X dan Lion Air yang konfigurasinya akan dijadikan kelas ekonomi total dengan jarak operasional menengah-jauh.

Sementara itu, untuk pendalaman yang lebih teknis. Arif Wibowo dalam wawancaranya disela-sela acara AGM (Annual Grand Meeting) IATA di Miami 9 Juni 2015 yang lalu, terkait rencana kedepan setelah melakukan pembelian pesawat terbaru itu, Garuda akan melakukan penyesuaian pesawat dan rute, terutama 6 armada Boeing 777-300ER versi 3 kelas yang ada. Garuda Indonesia optimistis rute yang akan dibuka oleh Garuda, terutama ke Eropa akan membuat persaingan lebih ngeri-ngeri sedap, karena Garuda akan menghadirkan pesawat berkonfigurasi 3 kelas tersebut dalam rute jarak jauh secara nonstop tanpa transit (Hal ini berlainan dengan 3 maskapai Eropa {Air France, KLM dan Lufthansa} yang membuka rute ke Indonesia, semuanya menggunakan transit di Kuala Lumpur dan Singapura). Sehingga hal ini memungkinkan Garuda Indonesia untuk bersaing lebih tinggi, karena Garuda akan hadir di antara mereka dengan rute nonstop tanpa transit, yang tentunya akan membuat persaingan yang ketat, terutama dalam rute yang pasarnya terus berkembang. Tetapi, setelah melihat situasi Tahun 2015 yang lalu tidak kondusif secara internal maupun eksternal dan menggeliatnya perkembangan maskapai dikawasan teluk atau timur tengah yang diwakili oleh Emirates Airline, Etihad Airways dan Qatar Airways[17]. Garuda Indonesia akhirnya memutuskan untuk menunda pembukaan rute kembali menuju Paris dan Frankfurt[18][19] setelah sempat berkali-kali tertunda dari tahun 2014, 2015 dan 2016. Hal ini membuat Garuda harus mengalihkan pandangan ekspansinya turun satu tingkat, yaitu berekspansi dikawasan Timur Tengah dan Asia Timur[20]. Dalam perencanaan Garuda Indonesia, maskapai akan melakukan rotasi ulang terhadap pesawat yang ada dengan menggunakan 4 armada Boeing 777-300ER versi 2 kelas menuju Saudi Arabia, alasannya adalah rendahnya peminat First Class di dalam rute tersebut menjadi penyebab pengalihan pesawat untuk memperkuat kehadiran Garuda Indonesia di dua rute Eropa Garuda Indonesia saat ini, Amsterdam dan London. Selain itu, armada Airbus A330-300 akan diretrofit oleh perusahaan untuk memenuhi penerbangan charter dan reguler dari Solo[21], Surabaya[22], Balikpapan[23], Makassar, dan Medan menuju Jeddah dengan mengubah konfigurasi 2 kelas menjadi satu kelas dengan jumlah kursi sebanyak 360 kursi.[24]

Dalam langkah lebih lanjut, maskapai dalam mewujudkan rencana ekspansi Internasional akan mengalihkan Bandara tujuan untuk London dari Bandar Udara Internasional London Gatwick menuju Bandara Internasional London Heathrow, karena letaknya yang berada dekat pada pusat kota London dan jumlah anggota aliansi maskapai yang banyak bisa lebih memberikan kemudahan Garuda Indonesia untuk memiliki konektivitas dan meningkatkan performa kulitas dan kuantitas maskapai[25][26]. Pengalihan tujuan terbang menuju London Heatrow terhitung mulai terlaksana pada Tanggal 31 Maret 2016 dengan penerbangan nonstop.[27][28] Sementara itu, Garuda Indonesia juga melakukan penambahan frekuensi terbang menuju Amsterdam dari 5 kali dalam seminggu menjadi 6 kali seminggu, dengan rincian 3 penerbangan dilayani secara nonstop dan 3 penerbangan sisanya dilayani secara transit lewat Singapura.[29]

Sementara itu, disaat Garuda Indonesia melakukan perhitungan ulang terkait menurunnya harga minyak dunia[30][31] dan dibebaskannya bea pajak masuk komponen impor[32] yang telah dialihbebankan dari maskapai penerbangan nasional kepada pemerintah pada tahun 2015 yang lalu, menjadi alasan utama Garuda Indonesia untuk mencetak laba lebih besar dari tahun lalu hingga mencapai sebesar Rp 84 Triliun [33][34] di mana Garuda Indonesia berhasi mencetak laba pada tahun 2015 hingga Rp 1,01 triliun[35], memicu Garuda Indonesia untuk mengisi potensi dan peluang pengembangan minat pasar penerbangan Indonesia.

Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani dalam Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Pariwisata Indonesia, menuturkan lebih lanjut bahwa Garuda Indonesia masih dalam tahap wait and see sebelum mengoperasikan penerbangan reguler dari Indonesia ke India. Meski begitu, Garuda Indonesia sudah membuka peluang layanan penerbangan charter dari Indonesia ke India maupun sebaliknya, hal ini didukung atas keberhasilan maskapai dalam memenuhi permintaan pasar Negeri tirai bambu yang jumlah penumpangnya terus meningkat[36] dengan melakukan intensifikasi kualitas dan ekstensifikasi rute lewat charterisasi 10 rute sekunder di Negara Republik Rakyat Tiongkok[37][38] yang berdampak pada makin beragamnya cara untuk mencapai Indonesia maupun China baik dari dan ke negara tersebut dengan rute reguler maupun charter[39][40][41][42][43]. Oleh karena alasan itu, jika pasar India memang memiliki ketertarikan dan minat pasar yang besar pada penerbangan charter menuju Indonesia, Garuda Indonesia tidak menutup kemungkinan untuk menyiapkan opsi terbang secara reguler.[44]

Sementara itu, disaat yang bersamaan. Kota lain di Timur Tengah yang juga jumlah penumpangnya mengalami peningkatan dan diminati para penumpang Garuda Indonesia adalah Istanbul, Turki. Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo mengatakan "permintaan pasar penerbangan dari Jakarta ke Istanbul sudah mulai tumbuh. Namun jumlah penumpang harus terus didorong agar lebih tinggi lagi sehingga ekonomis untuk diterbangi secara nonstop",urai Arif. Lebih lanjut oleh Arif, rute penerbangan Jakarta-Istanbul memang sangat potensial untuk dilayani. Pihak manajemen Garuda Indonesia pun terus melakukan perhitungan mengenai peluang pembukaan rute penerbangan itu. “Jakarta-Istanbul termasuk rute potensial yang sedang kami perhitungkan dengan baik dan cermat. Namun, rute itu masih dalam status 'wait and see' seiring dengan situasi akhir-akhir ini di Eropa dan Timur Tengah,” perjelas Arif.[45]

Garuda Indonesia, baru-baru ini telah memutuskan untuk berpindah tempat operasional maskapai penerbangan dari Terminal 2E dan Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Terminal 3 Ultimate yang akan diresmikan Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara pada Bulan Mei 2016. Pada pemakaiannya kedepan, Terminal 3 Ultimate diprioritaskan untuk melayani rute dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia, maskapai penerbangan sesama anggota aliansi SkyTeam, dan maskapai penerbangan lain yang melayani penerbangan internasional. Hal ini juga berdampak pada kocok ulang letak operasional maskapai penerbangan AirAsia dan Lion Air yang selama ini menempati Terminal 3, berpindah tempat ke Terminal 1 dan Terminal 2. Lion Air secara keseluruhan akan mengoperasionalkan penerbangannya secara penuh di Terminal 1, sedangkan AirAsia beroperasi di Terminal 2.

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura II, Faik Fahmi. Pada tahap awal, Terminal 3 Ultimate didesain hanya untuk menampung penumpang sebanyak 15 juta orang per tahun. Namun, perusahaan akan terus melakukan pengembangan sehingga terminal ini kedepannya bisa menampung kapasitas jumlah penumpang hingga 25 juta orang per tahun. Apabila dirinci lebih dalam, dari total kapasitas 25 juta penumpang itu, 18 juta penumpang dialokasikan untuk Garuda Indonesia dan maskapai penerbangan anggota SkyTeam, sedangkan maskapai lain dengan rute penerbangan internasional mendapatkan jatah kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Menurut Faik, Angkasa Pura II memang sengaja memberikan Terminal 3 Ultimate kepada Garuda Indonesia untuk melayani rute penerbangan domestik, karena jika hanya untuk melayani penerbangan internasional kapasitas daya tampung bandaranya terlalu besar padahal, jumlah penumpang penerbangan internasional dari Bandara Soekarno-Hatta hanya mencapai 12 juta penumpang per tahun.[46]

Unit pelatihan terpadu & unit bisnis strategis

Seiring dengan berlakunya Quantum Leap dan Quick Wins, Garuda Indonesia mendirikan beberapa UBS dan menggaet beberapa usaha strategis untuk mendukung operasional, seperti[47]:

  • PT Abacus Distribution Systems Indonesia[48]
  • PT Aero Systems Indonesia[49]

Dan berikut beberapa Unit Bisnis Strategis yang Garuda Indonesia bawahi:

  • Garuda Indonesia Training Center[50]
  • Garuda Indonesia Cargo[51]
  • Garuda Sentra Medika[52]

Sponsorship

Berkas:LFC - Garuda.jpg
Poster Garuda Indonesia dengan Liverpool FC

Pada bulan Juli 2012, Garuda Indonesia menandatangani perjanjian sponsorship selama 3 tahun dengan klub Liga Inggris Liverpool FC. Persetujuan tersebut memberi Garuda hak sebagai Official Partner Liverpool Football Club (Mitra Resmi Liverpool FC) dan Official Global Airline Partner of Liverpool Football Club (Mitra Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC). Tambahannya, selama musim kompetisi 2012-2013, setiap pertandingan kandang Liverpool di Anfield, akan diputar video iklan Garuda berdurasi 6 menit.Kerja sama dengan Liverpool ini akan memberikan Garuda Indonesia media exposure untuk meningkatkan brand awareness di pasar internasional secara lebih efektif dengan manfaat yang lebih maksimal, mengingat brand Garuda Indonesia akan mendapatkan frekuensi penayangan yang lebih tinggi dengan durasi tayang lebih lama. Pada tahun 2013, Liverpool melakukan tur Asia dengan salah satu negara tujuannya adalah Indonesia. Melalui kunjungan tour tersebut, diharapkan kunjungan ini akan meningkatkan kualitas persepakbolaan di Indonesia.[53]

Selain itu, untuk mendukung target kunjungan 20 juta turis tahun 2019. Garuda Indonesia akan memperbanyak jumlah armada pesawat yang terpasang logo ‘Wonderful Indonesia’ pada pesawatnya mulai tahun ini. Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani dalam Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Pariwisata di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata Rapublik Indonesia, Jakarta menuturkan, pada bulan Februari 2016 setidaknya akan ada lima pesawat Garuda Indonesia tambahan yang sudah terpasang logo Wonderful Indonesia sebagai wujud kerja sama antara Garuda Indonesia dan Kementerian Pariwisata. “Semoga bisa mendukung kepariwisataan Indonesia,” ujar Handayani. Selain itu, Garuda Indonesia akan memberikan dukungan kepariwisataan dalam bentuk pengembangan rute penerbangan dengan memperkuat rute-rute penerbangan yang menjadi unggulan di sektor pariwisata, seperti Labuan Bajo, Lombok, dan Wakatobi.[54]

Garuda Indonesia Experience

Program penumpang setia

GarudaMiles

Merupakan program maskapai bagi para penumpang yang setia menggunakan Garuda. Penumpang maskapai bisa mendapatkan Miles setiap melakukan penerbangan yang dilakukan bersama Garuda bersama partner yang akumulasinya dapat ditukarkan menjadi Award Ticket yang memberi setiap penumpang kesempatan untuk mencoba destinasi favorit atau Upgrade Awards penumpang dari kelas ekonomi ke bisnis pada penerbangan pilihan Anda.

Sebagai anggota GarudaMiles, penumpang juga dapat menikmati banyak keuntungan dan keistimewaan eksklusif, seperti: check-in khusus di Bandara keberangkatan, peningkatan kuota bagasi dan prioritas bagasi serta prioritas waktu tunggu untuk reservasi tiket tentunya, akses untuk lounge Garuda Indonesia, dan penawaran menarik dari partner Garuda Indonesia di seluruh dunia.[55]

Layanan sebelum penerbangan

First Class Lounge

Lounge yang terbaru ini merupakan bentuk perwujudan Garuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengalaman para penumpang maskapai yang ingin merasakan kenikmatan First Class setelah ditiadakan selama 28 tahun, kini telah dikembalikan untuk memberikan kesan "segala layanan yang dilakukan merupakan yang terbaik dari segala aspek yang ada di Indonesia". Lounge ini memiliki berbagai fasilitas yang berkelas dunia kualitasnya seperti, hidangan selamat datang yang terdiri dari minuman dan makanan, Wi-fi dan Spa selagi menunggu penerbangan dengan dibantu oleh First Class Assistant

Disamping itu, penumpang juga dapat menikmati ketenangan anda sambil tidur dengan duduk di kursi panjang yang terletak di quiet room dan jika Anda bersama sekeluarga, juga terdapat ruang keluarga. Garuda Indonesia sejak awal telah meneliti dan meniti setiap detail telah dirancang khusus untuk memberi kenyamanan penumpang. Apabila Anda ingin melakukan hal lain, tersedia berbagai bahan bacaan, perpustakaan kecil, ruangan merokok, pantry, ruang sholat (Mushola), ruang perawatan bayi, dan toilet. Setelah menikmati kenyamanan First Class Lounge, Anda tentunya akan diantar menuju pesawat dengan keistimewaan menggunakan layanan prioritas pada saat boarding atau pada saat transfer dan transit sebagai bentuk layanan Garuda Indonesia First Class.[56]

Business Class Lounge

Berlanjut di Lounge yang kedua, dalam Lounge Business Class terdapat beberapa gerai khusus dan fasilitas penunjang para penumpang seperti business center, wireless internet connection, refreshing area, reflexology machine, shower, nursery room dan ruang beribadah. Selain fasilitas, amskapai juga menyediakan menu makanan dan minuman untuk dinikmati oleh para penumpang. Setiap minggu, maskapai selalu menyajikan menu yang berbeda untuk mempromosikan berbagai variasi makanan Indonesia yang beraneka macam. Tidak hanya itu saja, maskapai untuk membuat penumpang lebih nyaman dalam menunggu dengan melengkapi gerai mini bar. Saat ini, Garuda Indonesia memiliki dua Executive Lounge yang berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Ngurah Rai, Executive Lounge berlaku untuk penumpang kelas Executive Class, anggota GFF Platinum dan anggota GFF Gold.[57]

Layanan dalam penerbangan

Pada tahun 2010, Garuda dalam rencana Quantum Leap yang salah satunya bertujuan untuk melakukan re-branding, mulai melakukan perbaikan layanan dalam kursi pesawat selama penerbangan jarak jauh maupun dekat dengan mendatangkan pesawat baru berkursikan nyaman nan empuk dan di lengkapi fasilitas AVOD serta colokan listrik dalam memberikan kenyamanan dalam penerbangan untuk menyamakan kualitas fasilitas kursi dalam penerbangan dengan maskapai internasional kelas dunia seperti Emirates, Etihad Airways dan Qatar Airways. Garuda juga memperkenalkan kursi baru dalam memberi kenyamanan penumpang dalam pesawat.

Kelas utama/first class

Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama dengan konfigurasi 1-2-1. Kabin kelas utama memiliki fasilitas yang mewah seperti:[58]

  • Sliding door disetiap suite.
  • Kursi ergonomis yang dirancang secara optimal, dengan luas 82 inci dan lebar 22 inci yang dapat diubah menjadi tempat tidur datar (180°) dan dilengkapi dengan matras, selimut, bantal, dan lengkap dengan ottoman.
  • Meja yang bisa digunakan untuk menikmati hidangan menu yang disajikan.
  • Seat control dengan panel layar sentuh untuk kemudahan penggunaan.
  • Pembatas untuk suite pada lini tengah yang dapat disesuaikan untuk mempermudah percakapan dengan penumpang suite yang berada di sebelahnya.
  • In-flight entertainment dengan 23.5 inci touch screen LCD, dilengkapi dengan remote control dan headphone kedap suara.
  • Lemari penyimpanan pribadi.
  • Lampu baca pribadi.

Kelas bisnis/executive class

 
Garuda Indonesia Boeing 777-300ER Executive Class

Terdapat beberapa fasilitas dari Executive Class, yaitu:

  • Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan hingga 180 derajat dan dilengkapi dengan sandaran tangan 11 inci.
  • Layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi,
  • Colokan listrik di setiap kursi dan lampu baca pribadi.

Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan kursi eksekutif lama. Boeing 747–400 memiliki ruang kaki 46"-48" dengan panjang kursi 16". Sementara di Boeing 737, termasuk seri -300, -400, -500, dan seri -800 terbaru memiliki ruang kaki 41" hingga 44" dengan panjang 19". Di beberapa pesawat, tersedia TV di setiap kursi.

Kelas ekonomi/economy class

Berkas:Makanan-snack-jarak-dekat-garuda-indonesia.jpg
Makanan ringan kelas ekonomi dalam penerbangan kurang dari 60 menit.

Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 NG memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan AVOD.

Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Garuda Indonesia menyediakan makanan gratis di atas pesawat berupa makanan ringan serta minuman untuk penerbangan kurang dari 60 menit. Untuk penerbangan lebih dari 60 menit akan ditambah dengan makanan hangat tanpa dipungut biaya tambahan. Anggur dan bir juga ditawarkan dalam penerbangan internasional.

Layanan Wi-Fi

Diperkenalkan pertama kali di dalam armada Boeing 777-300ER Tahun 2013, Garuda Indonesia menyediakan jasa Wi-Fi di dalam rute jarak jauhnya, terutama rute ke Eropa. Rencananya, Garuda Indonesia akan memperluas jaringan Wi-Fi ini ke semua armada mereka.[59]

Penghargaan maskapai

Terdapat beberapa penghargaan yang diberikan kepada Garuda Indonesia antara lain, yaitu:

  • Four Star Rated Airlines (Skytrax Rating Awards 2010).[60]
  • World's Most Improved Airlines (Skytrax Awards 2010).[61]
  • Asia's Leading Airlines Services Quality (CAPA Awards 2010).
  • Best International Airlines (Roy Morgan Survei in January, February & July 2012).
  • The World's Best Regional Airline (Skytrax Awards 2012).
  • ASEAN Premium Airlines (Frost& Sullivan Survei 2012).[62]
  • Best Asia & Australasia Airlines (Passanger Choice Awards 2013).[63]
  • World Best Airline Food on Long Haul Flight & Top 5 Airline Food on Short Haul Flight (Asia Pacific Airline Food Awards 2013).[64]
  • The World's Best Economy Class & Best Economy Class Airline Seat (Skytrax Awards 2013).[65]
  • World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards 2014).[66]
  • Five Star Airlines (Skytrax Awards 2014).[67]
  • World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards 2015).[68]
  • Five Star Airlines (Skytrax Awards 2016).[69]

Diharapkan dengan di raihnya penghargaan tersebut, Garuda Indonesia sebagai maskapai terbesar nasional dan kebanggaan Indonesia bisa memberikan pelayanan yang lebih di dalam penerbangan.

Kerjasama aliansi, code share agreement & destinasi

Garuda Indonesia menawarkan penerbangan ke Australia, Asia Tenggara, Asia Timur dan Eropa serta Timur Tengah. Garuda Indonesia melayani 125 kota tujuan (domestik dan internasional) di 28 negara di 4 benua besar dunia termasuk juga 70 tujuan internasional melalui codeshare agreement dengan maskapai berikut (maskapai bertanda * adalah anggota aliansi Skyteam):

Garuda Indonesia juga bekerja sama dengan anak perusahaan Etihad Airways yang berkiprah dalam otobus, yaitu Etihad Bus Services yang melayani rute antara Abu Dhabi-Dubai. Baru-baru ini juga, Garuda Indonesia mengumumkan kerja sama dengan Pelni untuk mendukung program kepariwisataan Indonesia yang bertajuk "Wonderful Indonesia" untuk mengajak para turis mengunjungi Kepulauan Karimunjawa yang dilayani setiap 2 kali dalam sebulan, yaitu pada hari jum'at minggu pertama dan hari jum'at minggu ketiga yang efektif mulai berlaku pada tanggal 9 Januari 2016.[97]

Garuda Explore dan Garuda Explore Jet

Pada tahun 2013, Garuda Indonesia mendirikan sub-brand baru yang bernama Explore. Sub-brand ini didirikan atas rencana pemerintah untuk meningkatkan konektivitas antar kota di Indonesia melalui penerbangan dengan jangkauan rute didaerah terpencil, Garuda mengambil tempat dipangkalan maskapai yang terletak di 5 Kota selain Jakarta seperti, Medan, Balikpapan, Makassar, Denpasar dan Surabaya dengan armada yang terdiri dari ATR 72-600 dan CRJ 1000 NexGen.

Garuda Indonesia dan Skyteam

Pada pertengahan Tahun 2009, Garuda Indonesia menyampaikan ketertarikannya untuk bergabung di dalam Aliansi Skyteam. Pada Bulan Desember 2009, Korean Air, KLM dan Delta Air Lines menjadi sponsor utama pendukung Garuda agar bergabung dengan Skyteam. Tahun berikutnya, Garuda Indonesia menandatangani persetujuan yang berisi tentang komitmen gabung Aliansi yang akhirnya secara resmi bergabung pada Tahun 2014.

Armada

Armada Garuda Indonesia Explore untuk rute perintis.
Armada Garuda Indonesia untuk rute Domestik, Regional dan Internasional.

Saat ini, Armada Garuda Indonesia menggunakan pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 777-300ER untuk menerbangi rute Amsterdam, Asia Timur (China,Korea Selatan dan Jepang) dan Australia (Perth,Melbourne dan Sydney). kemudian, ATR 72-600, Boeing 737-800 dan Bombardier CRJ1000 NextGen digunakan untuk menerbangi rute domestik dan regional.

Berikut daftar armada Garuda Indonesia adalah sebagai berikut:

Pesawat Beroperasi Pesanan Pasti Pesanan Pilihan Kelas Catatan
F B E Total
ATR 72–600 11 14 70 70 Pesawat penghubung untuk Indonesia's Secondary City dan dioperasikan oleh Garuda Explore
Bombardier CRJ1000 16 12 84 96 Pesawat penghubung untuk Indonesia's Secondary City dan dioperasikan oleh Garuda Explore Jet
PK-GRA menggunakan livery SkyTeam
Airbus A330-243 10 36 186 222 Melayani rute domestik dan Internasional menuju Singapura dan Hongkong
Airbus

A330-341

6 360 360 Melayani Layanan Umrah Dan Haji Dari Makassar, Balikpapan, Surabaya, Solo, Dan Medan Menuju Jeddah, Serta Layanan Charter Menuju China, PK-GPF Menggunakan Livery SkyTeam
Airbus A330-343 7 36 215 251 Melayani rute Internasional menuju Melbourne, Sydney, China dan Jepang
2 4 24 263 307 Konfigurasi Kursi Baru Dengan Super Diamond Seat Di Kelas Bisnis
Airbus A330-900neo 14 TBA Di Lengkapi Dengan Desain Interior Airspace Terbaru Dari Airbus
Airbus A350-900 30 TBA Mendampingi Boeing 777-300ER dan Airbus A330 untuk operasional rute jarak jauh menengah.[98]
Boeing 737-800 80 12 144 156 PK-GFM memakai skema warna retro GIA 1961-1969, PK-GFN memakai skema warna retro GIA 1969-1985, PK-GEQ memakai skema warna retro GIA 1986-2009 dan PK-GMH menggunakan livery SkyTeam
Boeing 737 MAX 8 50 30 TBA Mengganti peran Boeing 737-800 NG secara bertahap.[99]
Boeing 747-400 2 22 435 457 Masih Melayani Penerbangan Umrah Dan Haji Menuju Arab Saudi, Akan Di Gantikan Oleh Boeing 777-300ER
Boeing 777-300ER 6 8 38 268 314 Melayani rute jarak jauh ke Inggris dan Belanda
4 26 367 393 Melayani rute Internasional ke China dan Arab Saudi. PK-GII menggunakan livery SkyTeam[100]
Boeing 787-9 30 TBA Mendampingi Boeing 777-300ER dan Airbus A330 untuk operasional rute jarak jauh menengah.[101]
Total 146 152 30

.

Mantan Armada[102]
Pesawat Diperkenalkan Dipensiunkan Catatan
Airbus A300B4-600FF 1982 2002 Pengguna Pertama.
Satu pesawat jatuh di Medan.
Boeing 737-400 1992 2012 Digantikan pesawat Boeing 737-800.
Satu jatuh di Yogyakarta.
Boeing 747-200 1980 2004 Digantikan Pesawat Airbus A330-300 & Boeing 747-400.
Convair 240 1950 1965
Convair 340 1952 1968 Digunakan pertama kali untuk penerbangan Haji.
Convair 440 1956 1970
Convair 990 1962 1975 Pesawat jet pertama.
Satu pesawat jatuh di Mumbai.
de Havilland Heron 1952 1956 Pengguna Pertama.
Douglas DC-3 1949 1970 Pesawat Pertama yang diterbangkan oleh Garuda Indonesia.
Douglas DC-8-50 1966 1980
Fokker F27-200 1967 1975 Satu pesawat kecelakaan di Lampung.
Fokker F28 Mk-1000 1969 1983 Digantikan oleh Fokker F28 Mk-3000.
Tiga hancur pada tahun 1975-1982.
Fokker F28 Mk-3000 1973 1998 Pengguna Pertama.
Fokker F28 Mk-4000 1978 2001
Lockheed L-188 Electra 1960 1977 Satu pesawat jatuh di Manado.
McDonnell Douglas DC-9-30 1970 1993 Digantikan oleh Boeing 737.
Satu pesawat berada di Museum Transportasi, TMII.
McDonnell Douglas DC-10-30 1973 2004 Satu pesawat tergelincir di Fukuoka.
McDonnell Douglas MD-11 1990 1998
PBY 5 Catalina 1950 1953 Warisan Pesawat dari KNILM

Galeri

Peristiwa yang menimpa Garuda Indonesia

Beberapa peristiwa yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:

Referensi

  1. ^ a b Artikel:"Ini Susunan Direksi dan Komisaris Baru Garuda Indonesia" di Detik.com
  2. ^ a b https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/garuda-bukukan-laba-bersih-51-juta-dolar-hingga-kuartal-3.page
  3. ^ "List of airlines banned within the EU". European Commission's "Transport" website. Diakses tanggal 21 Juni 2009. 
  4. ^ Filght Blight. Diakses 7 Januari 2011
  5. ^ Garuda meraih penghargaan World's Most Improved Airline
  6. ^ Garuda Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama dengan Liverpool FC
  7. ^ Garuda Indonesia resmi menjadi anggota ke-20 alaiansi global SkyTeam
  8. ^ Garuda Indonesia layani penerbangan langsung pertama dari Indonesia ke Eropa
  9. ^ The European Airline Banlist: Garuda to apply for Amsterdam flights
  10. ^ http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150414133945-92-46528/garuda-indonesia-jajaki-penerbangan-ke-paris-dan-frankfurt/
  11. ^ http://thejakartaglobe.beritasatu.com/business/garuda-and-lot-polish-airlines-prepare-new-jakarta-warsaw-flight-route/
  12. ^ http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/05/12/395667/garuda-air-nugini-buka-rute-jakarta-port-moresby
  13. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/garuda-indonesia-catat-pertumbuhan-positif-di-awal-tahun-2015.page?
  14. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/garuda-indonesia-perluas-kemitraan-lindung-nilai.page?
  15. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/garuda-laksanakan-kerjasama-cash-management-dengan-beberapa-bank.page?
  16. ^ http://centreforaviation.com/news/warba-bank-successfully-leads-usd-500-million-sukuk-issuance-by-garuda-indonesia-455073
  17. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/15/garuda-sebut-maskapai-timur-tengah-serbu-pasar-indonesia/
  18. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/20/garuda-batalkan-rencana-penerbangan-ke-frankfurt-dan-paris/
  19. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/17/garuda-indonesia-belum-akan-tambah-destinasi-baru-di-eropa/
  20. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/15/tahun-depan-garuda-tambah-penerbangan-ke-china-dan-timur-tengah/
  21. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/12/februari-2016-garuda-indonesia-layani-rute-solo-jeddah/
  22. ^ http://www.beritasatu.com/ekonomi/177527-garuda-buka-penerbangan-langsung-surabayajeddah.html
  23. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/02/garuda-indonesia-luncurkan-rute-baru-balikpapan-jeddah/
  24. ^ http://centreforaviation.com/analysis/garuda-resumes-international-expansion-with-787-9s-a350s-2-class-777-300ers-single-class-a330s-229960
  25. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/17/garuda-indonesia-segera-pindahkan-operasi-ke-london-heathrow/
  26. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/05/garuda-ungkap-tiga-alasan-pindah-dari-london-gatwick-ke-heathrow/
  27. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/11/pertengahan-2016-garuda-terbang-nonstop-jakarta-london/
  28. ^ http://indo-aviation.com/2016/02/24/garuda-terbang-ke-london-heathrow-mulai-31-maret-2016/
  29. ^ http://indo-aviation.com/2016/02/24/mulai-27-maret-2016-garuda-tambah-penerbangan-ke-amsterdam/
  30. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/14/harga-minyak-rendah-diprediksi-untungkan-garuda-indonesia/
  31. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/16/harga-avtur-turun-direktur-utama-garuda-indonesia-senang/
  32. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/22/bea-masuk-suku-cadang-dibebaskan-garuda-bisa-berhemat-10-persen/
  33. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/07/harga-minyak-rendah-laba-garuda-bisa-capai-rp-1-triliun-pada-2015/
  34. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/15/garuda-indonesia-targetkan-pendapatan-rp-84-triliun-tahun-ini/
  35. ^ http://indo-aviation.com/2016/02/17/garuda-kantongi-laba-bersih-rp-101-triliun-di-tahun-2015/
  36. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/15/garuda-indonesia-minat-traveling-warga-china-sangat-tinggi/
  37. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/11/garuda-indonesia-layani-penerbangan-charter-ke-10-kota-di-tiongkok/
  38. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/13/februari-april-2016-garuda-tambah-penerbangan-charter-ke-china/
  39. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/31/garuda-indonesia-segera-terbangi-rute-denpasar-beijing/
  40. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/28/garuda-terbangi-rute-denpasar-shanghai-mulai-12-januari-2016/
  41. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/20/garuda-luncurkan-rute-denpasar-guangzhou-pada-22-november-2015/
  42. ^ http://indo-aviation.com/2015/09/23/garuda-berencana-hubungkan-medan-dengan-beijing/
  43. ^ http://indo-aviation.com/2016/02/24/garuda-akan-terbangkan-boeing-777-300er-pada-rute-jakarta-shanghai/
  44. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/02/garuda-indonesia-nilai-pasar-india-punya-potensi-bagus/
  45. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/07/garuda-indonesia-pertimbangkan-pembukaan-rute-jakarta-istanbul/
  46. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/18/garuda-indonesia-dan-skyteam-akan-beroperasi-di-terminal-3-ultimate/
  47. ^ Garuda Indonesia SBU
  48. ^ Abacus Distribution Systems Indonesia
  49. ^ Tentang Aero Systems Indonesia
  50. ^ Garuda Indonesia Training Center
  51. ^ Garuda Indonesia Cargo
  52. ^ Garuda Sentral Medika
  53. ^ "Garuda forms partnership with Liverpool FC". Diakses tanggal 11 Juli 2012. 
  54. ^ http://indo-aviation.com/2015/12/31/garuda-indonesia-akan-tempel-logo-wonderful-indonesia-di-pesawat/
  55. ^ https://garudamiles.com/TopHome-id-ID/tentang-garudamiles/
  56. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/garuda-indonesia-experience/first-class/lounge/index.page
  57. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/garuda-indonesia-experience/on-ground/premium-service/lounge/index.page
  58. ^ Garuda Indonesia Experience
  59. ^ http://indo-aviation.com/2015/11/05/garuda-berencana-sediakan-wi-fi-gratis-di-semua-pesawat/
  60. ^ Garuda Indonesia wins Best International Airline
  61. ^ Garuda Indonesia raih The Worlds Most Improves Airline Award pada tahun 2010
  62. ^ Garuda Indonesia raih dua penghargaan internasional
  63. ^ Garuda kini jadi maskapai terbaik Asia dan Australia
  64. ^ Garuda Indonesia terima penghargaan maskapai dengan makanan terlezat
  65. ^ Garuda raih Worlds Best Economy Class 2013 dari Skytrax
  66. ^ Garuda Indonesia awared The Worlds Best Cabin Staff
  67. ^ Artikel:"Prestasi Terakhir Emirsyah Satar di Garuda Indonesia" di metrotvnews.com
  68. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/garuda-indonesia-cabin-crew-once-again-voted-worlds-best-cabin-crew-2015.page?
  69. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/ga-pertahankan-gelar-maskapai-bintang-5.page?
  70. ^ http://www.air-journal.fr/2015-03-03-aeroflot-partage-avec-garuda-indonesia-plonge-dans-le-rouge-5138597.html
  71. ^ Centre for Aviation: Garuda Indonesia & Aeromexico poised to become first Southeast Asia-Latin America codeshare partner
  72. ^ Air France increases cooperation with Garuda Indonesia
  73. ^ Garuda Indonesia dan Air Niugini Buka Jalur Penerbangan
  74. ^ http://www.ch-aviation.com/portal/news/37974-air-timor-partners-garuda-for-indonesia-flights
  75. ^ Bangkok Airways and Garuda Indonesia announce Codeshare Agreement
  76. ^ ANA and Garuda Indonesia agree comprehensive partnership
  77. ^ Garuda Indonesia and China Airlines sign MOU
  78. ^ China Southern Airlines & Garuda Indonesia ink new code share pledge; carriers to offer new services nn Jakarta/Guangzhou run
  79. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/kerjasama-komersial-garuda-indonesia-dan-czech-airlines.page?
  80. ^ Garuda Indonesia - Delta Air Lines jalin kerjasama
  81. ^ Garuda Indonesia signs codeshare with Etihad Airways
  82. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/hongkong-airlines-and-garuda-indonesia-enter-a-codeshare.page?
  83. ^ Jet Airways: Garuda Indonesia
  84. ^ Shipping Online:Korean Air expands codeshare with Garuda Indonesia Airlines
  85. ^ Partners of Kenya Airways
  86. ^ KLM expands Garuda s codeshare service to Australia in S14
  87. ^ http://indo-aviation.com/2015/05/12/garuda-jalin-kerja-sama-codeshare-dengan-lot-polish-airlines/
  88. ^ Malaysia Airlines resumes codeshare agreement with Garuda Indonesia
  89. ^ Garuda Indonesia, MAI sign code share agreement
  90. ^ https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-events/ga-laksanakan-kerjasama-codeshare-dengan-oman-air.page?
  91. ^ PAL, Garuda start code-sharing scheme
  92. ^ Garuda Indonesia/Royal Brunei begins codeshare service
  93. ^ Codeshare partners of Singapore Airlines
  94. ^ http://indo-aviation.com/2014/09/20/garuda-akan-kerja-sama-dengan-tap-portugal-pada-rute-jakarta-lisbon/
  95. ^ Code share between Turkish Airlines and Garuda Indonesia
  96. ^ Codeshare flights of Vietnam Airlines
  97. ^ http://indo-aviation.com/2016/01/03/garuda-dan-pelni-kerjasama-sediakan-paket-wisata-ke-karimunjawa/
  98. ^ http://www.reuters.com/article/2015/06/15/us-airshow-france-garuda-airbus-idUSKBN0OV0V020150615
  99. ^ Garuda pesan Boeing 737 Max 8 untuk gantikan Boeing 737-800
  100. ^ http://finance.detik.com/read/2015/10/29/215424/3057316/4/garuda-datangkan-boeing-777-300er-baru
  101. ^ http://www.ausbt.com.au/garuda-looks-to-expand-fleet-with-boeing-787-9s-737-max-8s
  102. ^ "Garuda Indonesia". Garuda Indonesia. Diakses tanggal 17 Juli 2013. 
  103. ^ Tempo Interaktif Pilot Garuda Diduga Meninggal Karena Serangan Jantung
  104. ^ Hatta: Identifikasi Korban Tewas Garuda Juga Gunakan Tes DNA
  105. ^ Penumpang Garuda Indonesia meninggal di udara
  106. ^ http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/02/03/nj76e6-pesawat-garuda-indonesia-tergelincir-di-bandara-lombok

Pranala luar