Kalimantan Selatan

provinsi di Pulau Kalimantan, Indonesia

Kalimantan Selatan (disingkat Kalsel) adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya provinsi Kalimantan Selatan adalah kota Banjarmasin. Provinsi ini memiliki luas 38.744,00 km²[13] dengan populasi ditahun 2020 berjumlah 4.087.894 jiwa,[2] dan wilayah administrasi terbagi menjadi 11 kabupaten dan 2 kota.

Kalimantan Selatan
South Kalimantan
Transkripsi bahasa Banjar
Dari kiri ke kanan: Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura, Pasar Terapung Banjarmasin, Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Rumah Banjar, Jembatan Barito dan Bamboo Rafting Loksado
Dari kiri ke kanan: Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura, Pasar Terapung Banjarmasin, Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Rumah Banjar, Jembatan Barito dan Bamboo Rafting Loksado
Bendera Kalimantan Selatan
Julukan: 
Bumi Lambung Mangkurat
Motto: 

Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing
حرام ماڽرح واج سمڤاي كاڤوتيڠ
(Bahasa Banjar: Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir)
Peta
Peta
Negara Indonesia
Tanggal14 Agustus 1950
Ibu kotaKota Banjarmasin
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 11
  • Kota: 2
  • Kecamatan: 152
  • Kelurahan: 2.007
Pemerintahan
 • GubernurSafrizal Z. A. (penjabat)
 • Sekretaris DaerahArsyadi
 • Ketua DPRDNoormiliyani A. Sulaiman
Luas
 • Total38.744,00 km2 (14,959,14 sq mi)
Populasi
 • Total4.087.894
 • Kepadatan105,51/km2 (273,3/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 97,02%
Kristen 1,87%
Protestan 1,33%
Katolik 0,54%
Hindu 0,58%
Buddha 0,30%
Lainnya 0,23%[2][3]
 • BahasaIndonesia (resmi)
Banjar (dominan)
Bugis
Dayak
Dayak Meratus (Bukit)[4]
Dayak Bakumpai[5]
Dayak Maanyan Warukin[6]
Dayak Dusun Balangan[7]
Dayak Samihim (Dusun Tumbang)[8]
Dayak Deah[9]
Dayak Berangas
Jawa
Madura
Mandar
Bajau Rampa[10]
 • IPMKenaikan 70,91 (2020)
Kenaikan 70,72 (2019)
( Tinggi )[11]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
70xxx-72xxx
Kode area telepon
Daftar
  • 0511 - Banjarmasin, Banjarbaru, Martapura, Marabahan
  • 0512 - Pelaihari
  • 0517 - Kandangan, Barabai, Rantau, Negara
  • 0518 - Kotabaru, Batulicin
  • 0526 - Tanjung, Balangan
  • 0527 - Amuntai
Kode ISO 3166ID-KS
Pelat kendaraanDA
Kode Kemendagri63 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS63 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.215.803.040.000,- (2020)[12]
Lagu daerahAmpar-Ampar Pisang, Paris Barantai
Rumah adatRumah Bubungan Tinggi
Senjata tradisionalKeris, Mandau
Flora resmiKasturi
Fauna resmiBekantan
Situs webwww.kalselprov.go.id

DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya Provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani.

Secara historis wilayah Kalimantan Selatan mula-mula dibentuk merupakan wilayah Karesidenan Kalimantan Selatan (dengan Residen Mohammad Hanafiah) di dalam Provinsi Kalimantan itu sendiri. Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.589.731 jiwa (2010).[14]

Sejarah

 
Perangko Republik Indonesia (2010).

Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar yang pernah secara berturut-turut memiliki wilayah di daerah ini, yakni Kerajaan Negara Dipa, diteruskan oleh Kerajaan Negara Daha dan diteruskan oleh Kesultanan Banjar. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Kalimantan dijadikan provinsi tersendiri dengan gubernur pertama Gubernur Ir. Pangeran Muhammad Noor yang menjabat sampai dibuatnya Perjanjian Linggarjati.

ALRI Divisi IV (A)

 
Provinsi Borneo saat masa awal kemerdekaan, tahun 1945.

Sejarah pemerintahan di Kalimantan Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati menyebabkan Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian wilayah Indonesia, melalui suatu proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI Hasan Basry di Kandangan 17 Mei 1949 yang isinya menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan berdirinya pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang melingkupi seluruh wilayah Kalimantan Selatan (dan tengah). Wilayah itu dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan 17 Agustus 1945. Upaya yang dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas dibentuknya Dewan Banjar oleh Belanda"

Pembentukan Provinsi Kalsel

Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Provinsi Kalimantan pada masa itu terdiri atas 3 (tiga) karesidenan yaitu Karesidenan Kalimantan Barat, Karesidenan Kalimantan Selatan dan Karesidenan Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan, kemudian dipecah menjadi 3 provinsi, masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan yang dituangkan dalam UU No.25 Tahun 1956. Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan UU No.27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya. Adapun UU No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan kemudian diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 1957 dan UU No.27 Tahun 1959.

Geografi

Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah.

Keanekaragaman hayati

Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga rawa-rawa sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi oleh pemerintah.

Sumber Daya Alam

Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha), Hutan Produksi (1.325.024 ha), Hutan Lindung (139.315 ha), Hutan Konvensi (348.919 ha) Perkebunan: Perkebunan Negara (229.541 ha) Bahan Galian: batu bara, minyak, pasir kwarsa, biji besi, dll[15]

Demografi

Suku bangsa

Suku bangsa di Kalimantan Selatan tahun 2010

  Banjar (74.84%)
  Jawa (14.58%)
  Bugis (2.84%)
  Dayak (1.57%)
  Madura (1.48%)
  Sunda (0.68%)
  Tionghoa (0.36%)
  Batak (0.35%)
  Melayu (0.10%)
  Suku-suku lain (3.20%)

Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan adalah suku Banjar (74,84%) yang terdiri atas 3 kelompok utama, yaitu Banjar Kuala, Banjar Pahuluan dan Banjar Batang Banyu. Etnis lainnya yaitu etnis Jawa (14,58%) yang menempati kawasan transmigrasi, etnis Bugis (2,84%) yang mendiami kawasan pesisir pantai dan etnis Dayak (1,57%) yang mendiami kawasan pedalaman.

Komposisi Suku bangsa di Kalimantan Selatan (Sensus 2010)[16]
Peringkat Suku Bangsa Jumlah (2010) [17] Persentase (2010) Keterangan
1 Banjar 2.686.627 74,84% Suku mayoritas dan penduduk asli Kalimantan Selatan adalah suku Banjar. Suku Banjar mendiami tempat hampir tersebar merata seluruh Kalimantan Selatan. Mereka juga biasanya tinggal di wilayah hulu sungai, muara sungai, serta daerah-daerah pesisir. Suku Banjar mempunyai subsuku/kelompok yang terbagi lagi menjadi 3 yang terdiri dari Banjar Kuala (mendiami kawasan Banjar Bakula atau hilir sungai Barito dan anak-anak sungainya) & sungai Tabanio, Banjar Pahuluan (mendiami kawasan hulu Banua Anam atau aliran-aliran sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus) dan Banjar Batang Banyu (mendiami kawasan hilir Banua Anam pada aliran sungai Nagara). Suku Banjar mayoritas di seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan, meliputi Kabupaten Hulu Sungai Utara (98,33%), Hulu Sungai Selatan (95,86%), Hulu Sungai Tengah (95,26%), Balangan (86,67%), Kabupaten Banjar (86,49%), Tabalong (80,02%), Kota Banjarmasin (79,34%), Tapin (79,18%), Barito Kuala (77,54%), Tanah Laut (60,07%), Kota Banjarbaru (57,15%), Kotabaru (38,55%) dan Tanah Bumbu (35,50%)
2 Jawa 523.276 14,58% Memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi. Awal mula kedatangan suku Jawa secara menetap mengikuti program kolonisasi pada masa Hindia Belanda yang untuk pertama kalinya lahan gambut dibuka untuk transmigrasi pada sekitar tahun 1930-an di wilayah Purwosari, Tamban, Barito Kuala. Mereka disebut orang Jawa Tamban. Kedatangan transmigran Jawa semakin banyak pada masa Orde Baru. Suku Jawa di Kalimantan Selatan tersebar di Kabupaten Tanah Laut (33,09%), Kota Banjarbaru (32,96%), Tanah Bumbu (31,33%), Kotabaru (21,32%), Tapin (17,16%), Barito Kuala (13,74%), Tabalong (13,65%), Kota Banjarmasin (10,30%), Kabupaten Banjar (7,77%), Balangan (5,36%) serta Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara dengan jumlah kurang dari 5%.
3 Bugis 101.727 2,84% Mendiami pesisir Tanah Bumbu dan Kotabaru terutama wilayah perkotaan Banjarmasin. Kedatangan suku Bugis yang dahulu nya berlayar & merantau dari Sulawesi Selatan secara menetap di bawah pimpinan Puanna Dekke. Setelah mereka tiba, mereka ditempatkan oleh Sultan Banjar Panembahan Batuah di kawasan Pagatan dan disebut Bugis Pagatan. Suku Bugis di Kalimantan Selatan tersebar di Kabupaten Tanah Bumbu (20,88%), Kotabaru (11,31%) serta Kabupaten/Kota lainnya dengan jumlah kurang dari 5%.
4 Dayak 56.447 1,57% Menempati kawasan Pegunungan Meratus/Perbukitan (Dayak Bukit/Meratus) dan aliran hulu Sungai Barito (Dayak Bakumpai) menuju Kalimantan Tengah. Di Kalimantan Selatan suku Dayak Bukit tersebar di Kabupaten Kotabaru (3,08%), Hulu Sungai Tengah (2,13%), Hulu Sungai Selatan (1,73%) dan Dayak Bakumpai di Kabupaten Barito Kuala sekitar 5%.
5 Madura 53.002 1,48% Awal mula kedatangan suku Madura secara menetap mengikuti program kolonisasi pada masa Hindia Belanda. Semula mereka akan diperkerjakan untuk pabrik gula di Jember, namun karena pabrik gagal dibangun mereka akhirnya mengikuti program kolonisasi dan ditempatkan di kawasan yang diberi nama Madurejo. Mereka disebut orang Madura Madurejo. Selanjutnya orang Madura mulai datang lagi ke Banjarmasin dan mendiami beberapa kantong pemukiman yaitu Kampung Gadang, Kelayan, Pekapuran dan Pemurus Baru. Suku Madura di Kalimantan Selatan tersebar di Kabupaten Banjar (3,5%), Kota Banjarmasin (3,2%) dan Kabupaten/Kota lainnya dengan jumlah kurang dari 2%
6 Sunda 24.592 0,68% Kedatangan Suku Sunda dari Pulau Jawa provinsi Jawa Barat pada masa Orde Baru dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi diantaranya desa Hegar Manah dan Mangkalapi.
7 Tionghoa 13.000 0,36% Kedatangan Tionghoa dari Tiongkok sudah sejak masa Kesultanan Banjar. Salah satu kelompok komunitas ini adalah Orang Cina Parit yang didatangkan oleh Alexander Hare di daerah konsesi Maluka (Tanah Laut).
8 Batak 12.408 0,35% Kedatangan para keluarga-keluarga suku Batak dari Sumatera Utara sudah ada di masa kolonial Hindia Belanda.
9 Melayu 3.681 0,10% Dikarenakan pada masa itu daerah nya kurang maju, orang Melayu dari daerah Kalimantan lainnya khususnya Kalimantan barat dan sebagian wilayah Kalimantan Tengah (pesisir) datang ke wilayah Kalimantan Selatan bersamaan juga dengan perantau dari Sumatra, mereka juga menetap wilayah sekitar perkotaan. Kedatangan Suku Melayu secara menetap dari daerah asalnya dari Dalam Pulau Kalimantan ataupun luar Kalimantan (Pulau Sumatra) pada masa Orde Baru dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi khususnya di Kota Banjarmasin. Mereka pada umumnya merantau ke Kalimantan Selatan untuk menimba ilmu & bekerja lalu kemudian tinggal menetap dan beranak pinak (mempunyai keturunan) hingga sekarang. Mereka juga didatangkan sudah sejak sangat lama untuk dipekerjakan di wilayah pertambangan & sawit di Kalimantan Selatan
10 Suku-suku lainnya 114.971 3,20% Suku-suku lainnya (3,20) Walaupun jumlahnya hanya sedikit beberapa suku ini menambah keragaman penduduk Kalimantan Selatan diantaranya suku Bajau yang menempati kawasan pesisir sudah ada semenjak masa Kesultanan Banjar, suku Arab yang menempati kampung Arab di Antasan Kecil Barat, Kota Banjarmasin dan Kota Martapura. Kemudian ada suku Sasak dari pulau Lombok NTB juga menempati kawasan transmigrasi seperti di UPT Sungai Batang (Riam Kanan) kabupaten Banjar serta suku Flores dari NTT yang menempati unit pemukiman transmigrasi seperti desa Surian di kabupaten Tabalong dan suku2 lain yang tersebar di Kalimantan Selatan utamanya daerah perkotaan seperti: Mandar, Buton, Makassar, Minangkabau, dll yang menempati beberapa/masing-masing wilayah Kalsel khususnya wilayah Ibukota.
Total 3.589.731 100,00%

Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam keseharian oleh suku Banjar sebagai bahasa ibu dan sebagai lingua franca bagi masyarakat Kalimantan Selatan umumnya adalah Bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala[18] dan dialek Banjar Hulu[19]. Suku Dayak yang mendiami kawasan selatan Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Meratus (d/h Bahasa Bukit)[20] Bahasa Banjar dan bahasa Bukit, keduanya merupakan bahasa Melayik.

Suku Dayak rumpun Dusmala (Dusun-Maanyan-Lawangan) yang menuturkan bahasa Barito Timur mendiami kawasan utara Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Maanyan Warukin[21], bahasa Dayak Dusun Halong[22][23], bahasa Dayak Samihin (Dusun Tumbang)[24], bahasa Dayak Deah/Dusun Deyah[25], bahasa Dayak Lawangan[26] dan bahasa Dayak Abal.[27]

Sedangkan suku Dayak rumpun Biaju yang menuturkan bahasa Barito Barat mendiami aliran sungai Barito menuturkan bahasa ibu antara lain bahasa Dayak Bakumpai[28] dan bahasa Dayak Barangas.[29] Termasuk pula bahasa Dayak Ngaju, bahasa yang berasal dari Kalimantan Tengah digunakan sebagai bahasa liturgi di lingkungan sinode Gereja Kalimantan Evangelis (d/h Geredja Dajak Evangelis) yang berkantor pusat di Kota Banjarmasin.

Agama

Prosentase penganut agama (2020)[2]

  Islam (97.02%)
  Protestan (1.33%)
  Hindu (0.58%)
  Katolik (0.54%)
  Buddha (0.30%)
  Lainnya (0.23%)
 
Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Tertua di Kalimantan Selatan yang memiliki bentuk arsitektur tradisional Banjar.
 
Makam Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, ulama fiqih asal Martapura.

Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 96% masyarakat Kalimantan Selatan. Selain itu ada juga penganut agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu serta Kaharingan yang dianut masyarakat di kawasan Pegunungan Meratus.

Berikut adalah data penduduk menurut agama yang dianut tahun 2010 dan penduduk menurut agama tahun 2015 dan tempat ibadah data 2010) dan tahun

Penduduk menurut agama yang dianut[30]
Nomor Agama Jumlah (2020)[2] Konsentrasi Jumlah (2010) Konsentrasi
1 Islam 3.966.059 97,02% 3.505.000 96,67%
2 Kristen Protestan 54.382 1,33% 47.974 1,32%
3 Hindu 23.798 0,58% 16.064 0,44%
4 Katolik 21.987 0,54% 16.045 0,44%
5 Buddha 12.337 0,30% 11.675 0,32%
6 Khonghucu 222 0,01% 236 0,01%
7 Lainnya 9.109 0,22% 28.776 0,79%
Total 4.087.894 100,00% 3.626.616 100,00%

Tempat ibadah

Tempat ibadah (2009)[31]
Nomor Agama Tempat Ibadah Jumlah
1 Islam Masjid 2.368
Musala/Langgar 7.038
Jumlah 9.406
2 Kristen Gereja 86
Semi/Darurat 66
Jumlah 152
3 Katolik Gereja 11
Kapel/Darurat 48
Jumlah 59
4 Hindu Pura/Kuil 62
Sanggah/Balai 1.328
Jumlah 1.390
4 Buddha Vihara/Cetya 21
Klenteng 3
Jumlah 24

Pemerintahan

Sejak tanggal 14 Agustus 2011, aktivitas pemerintahan Kalimantan Selatan berpindah dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru.

Daftar gubernur

Berikut adalah daftar orang yang pernah menjabat Gubernur Kalimantan Selatan. Jabatan ini merupakan warisan dari Gubernur Provinsi Kalimantan yang menjabat antara 1945 dan 1957 yang beribu kota di Kota Banjarmasin, hingga akhirnya dipindah ke Kota Banjarbaru.

  Gubernur Kalimantan Selatan  
No. Foto Gubernur
(lahir–wafat)
Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Ket. Wakil Gubernur
Untuk daftar Gubernur Kalimantan, lihat Daftar Gubernur Kalimantan
1 Syarkawi
(1907–?)
1957 1959 1
2   Maksid
(1917–1996)
1959 1963 2
3 Aberani Sulaiman
(1925–2001)
1963 1968 3
4 Jamani
(?)
1968 1970 4 [32]
5   Subardjo Surosarojo
(1928–1999)
1970 1980 5
6
6 Mistar Cokrokusumo
(1926–1984)
1980 1984 7
7   Muhammad Said
(1936–2022)
1984 1995
8
9 Gusti Hasan Aman
(1992–95)
8   Gusti Hasan Aman
(l.1938)
1995 2000 10 Bachtiar Murad
9   Sjachriel Darham
(1945–2014)
2000 Maret 2005 11 Husin Kasah
10   Rudy Ariffin
(l.1953)
5 Agustus 2005 5 Agustus 2010 12 Rosehan Noor Bahri
5 Agustus 2010 5 Agustus 2015 13 Rudy Resnawan
11   Sahbirin Noor
(l.1967)
12 Februari 2016 12 Februari 2021 14
25 Agustus 2021 13 November 2024 15 [a] Muhidin

Pejabat sementara

Pejabat Potret Partai Awal Akhir Periode Gubernur definitif Ref.
  Abu Jazid Bustomi
(Penjabat)
(1910–1987)
ABRI Mei 1963 September 1963 Transisi
  Tursandi Alwi
(Penjabat)
(l.1950)
Independen Maret 2005 9 Agustus 2005 Transisi
  Tarmizi Abdul Karim
(Penjabat)
(l.1956)
Independen 10 Agustus 2015 12 Februari 2016
  Rudy Resnawan
(pelaksana tugas)
(l.1961)
Independen 26 September 2020 5 Desember 2020 14 Sahbirin Noor
  Roy Rizali Anwar
(pelaksana harian)
Independen 12 Februari 2021 15 Februari 2021 Transisi
  Safrizal Z.A.
(penjabat)
(l.1970)
Independen 15 Februari 2021 25 Agustus 2021
  Roy Rizali Anwar
(pelaksana harian)
Independen 13 November 2024 23 November 2024 15 Sahbirin Noor [a][b]
  Muhidin
(pelaksana tugas)
(l.1958)
Independen 24 November 2024 Petahana [c]
  ABRI
Catatan
  1. ^ a b Sahbirin Noor mengundurkan diri
  2. ^ Posisi seharusnya diisi oleh Wakil Gubernur Muhidin sebagai Pelaksana Tugas, namun Muhidin cuti kampanye untuk Pemilihan umum Gubernur Kalimantan Selatan 2024
  3. ^ Menggantikan Sahbirin Noor yang mengundurkan diri


Dewan Perwakilan

DPRD Kalimantan Selatan beranggotakan 55 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Kalimantan Selatan terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Kalimantan Selatan yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 9 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Banjarmasin, Yohanes Ether Binti, di Ruang Paripurna Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Selatan.[33][34][35][36] Komposisi anggota DPRD Kalimantan Selatan periode 2019-2024 terdiri dari 10 partai politik dimana Partai Golkar adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 12 kursi.

Daftar Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[37] Jumlah penduduk (2020)[37] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
 
Peta lokasi
1 Kabupaten Balangan Paringin Abdul Hadi 1.878,30 130.355 8 3/154
 
 
2 Kabupaten Banjar Martapura Saidi Mansyur 4.668,00 565.635 20 13/277
 
 
3 Kabupaten Barito Kuala Marabahan Dinansyah (Pj.) 2.996,46 313.021 17 6/195
 
 
4 Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kandangan Endri (Pj.) 1.804,94 228.006 11 4/144
 
 
5 Kabupaten Hulu Sungai Tengah Barabai Aulia Oktafiandi 1.472,00 258.721 11 8/161
 
 
6 Kabupaten Hulu Sungai Utara Amuntai Zakly Aswan (Pj.) 892,70 226.727 10 5/214
 
 
7 Kabupaten Kotabaru Kotabaru Sayed Jafar Alaydrus 9.482,73 325.622 21 4/198
 
 
8 Kabupaten Tabalong Tanjung Hamida Munawarah (Pj.) 3.766,97 253.305 12 10/121
 
 
9 Kabupaten Tanah Bumbu Batulicin Zairullah Azhar 5.006,96 322.646 10 5/144
 
 
10 Kabupaten Tanah Laut Pelaihari Syamsir Rahman (Pj.) 3.631,35 348.966 11 5/130
 
 
11 Kabupaten Tapin Rantau M. Syarifuddin (Pj.) 2.700,82 189.475 12 9/126
 
 
12 Kota Banjarbaru - Aditya Mufti Ariffin 371,00 253.442 5 20/-
 
 
13 Kota Banjarmasin - Ibnu Sina 72,00 657.663 5 52/-
 
 
 
Bangunan baru Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Banjar Bubungan Tinggi yang berada di kawasan Cempaka, Kota Banjarbaru.
 
Bangunan lama Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Bubungan Tinggi. Kawasan ini juga merupakan situs Kantor Governeur Borneo Hindia Belanda (th. 1938)/Kalimantan (th. 1950).

Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.

Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Daftar Kecamatan dan kelurahan

Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari 11 kabupaten, 2 kota, 153 kecamatan, 144 kelurahan dan 1.864 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 3.930.251 jiwa dengan total luas wilayah 38.744,23 km².[38][39]

No. Kode
Kemendagri
Kabupaten/Kota Ibukota Luas Wilayah
(km2)
Penduduk
(jiwa)
2017
Kecamatan Kelurahan Desa
1 63.11 Kab. Balangan Paringin 1.878,30 125.288 8 3 154
2 63.03 Kab. Banjar Martapura 4.668,00 542.204 20 13 277
3 63.04 Kab. Barito Kuala Marabahan 2.996,46 309.749 17 6 195
4 63.06 Kab. Hulu Sungai Selatan Kota Kandangan 1.804,94 221.200 11 4 144
5 63.07 Kab. Hulu Sungai Tengah Barabai 1.472,00 250.782 11 8 161
6 63.08 Kab. Hulu Sungai Utara Amuntai 892,70 221.557 10 5 214
7 63.02 Kab. Kotabaru Kotabaru 9.482,73 318.853 21 4 198
8 63.09 Kab. Tabalong Tanjung 3.766,97 238.000 12 10 121
9 63.10 Kab. Tanah Bumbu Batulicin 5.006,96 310.309 10 5 144
10 63.01 Kab. Tanah Laut Pelaihari 3.631,35 344.730 11 5 130
11 63.05 Kab. Tapin Rantau 2.700,82 178.841 12 9 126
12 63.72 Kota Banjarbaru - 371,00 221.735 5 20 -
13 63.71 Kota Banjarmasin - 72,00 647.003 5 52 -
TOTAL 38.744,23 3.930.251 153 144 1864

Pendidikan

Berkas:Rektorat unlam.jpg
Rektorat Universitas Lambung Mangkurat yang mengadopsi model Rumah Banjar Gajah Manyusu

Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
Kabupaten Tanah Laut

Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
Kabupaten Banjar
  • Akademi Kebidanan Martapura
  • Akademi Keperawatan Intan Martapura
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam Martapura
Kabupaten Tanah Bumbu
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Darul Azhar Batulicin
Kabupaten Tapin
  • Politeknik Islam Syekh Salman Al-Farisi Rantau
Kabupaten Kotabaru
  • Politeknik Kotabaru
  • STIT Darul Ulum Kotabaru
  • STKIP Paris Barantai Kotabaru
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
  • Akademi Keperawatan Barabai
  • Akademi Manajemen Koperasi Barabai

Pesantren

Perekonomian

Tenaga kerja

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Pada bulan Februari 2012 tercatat sebanyak 38,20 persen tenaga kerja diserap sektor pertanian. Sektor perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 20,59 persen. Status pekerja di Kalimantan Selatan masih didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor informal. Pada Februari 2012 sebanyak 63,20 persen adalah pekerja di sektor informal. Sebagian besar dari pekerja tersebut berstatus berusaha sendiri (19,66 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap (18,92 persen) serta pekerja bebas dan pekerja tak dibayar (24,61 persen). Pekerja di sektor formal tercatat sebanyak 36,80 persen yaitu terdiri dari pekerja dengan status buruh/karyawan (33,35 persen) dan status berusaha dibantu dengan buruh tetap (3,45 persen).[41]

Pertanian & Perkebunan

Hasil utama pertanian adalah padi, di samping jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang, durian, rambutan, kasturi dan langsat.[42] Untuk perkebunan adalah kelapa sawit.

Industri

Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri manufaktur mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang.[43] Sampai pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92% dibandingkan pada tahun 2009.[44]

Pertambangan

Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.[42]

Keuangan & Perbankan

Ditinjau kinerjanya pada tahun 2009, perbankan di Kalimantan Selatan mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebagai imbas krisis finansial global. Namun beberapa indikator masih mencatat pertumbuhan yang positif. Volume usaha perbankan (asset) Kalsel tumbuh 13,3% dari akhir tahun 2008 sehingga mencapai Rp21,24 triliun. Pertumbuhan asset ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK.

Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Kalsel pada akhir tahun 2009 mencapai Rp18,33 triliun atau tumbuh 13% (y-o-y). seluruh jenis rekening dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito menunjukkan pertumbuhan yang positif yakni masing-masing sebesar 10,51% (y-o-y), 17% (y-o-y), dan 5,86% (y-o-y).

Sementara itu dari sisi penyaluran kredit, pada akhir Desember 2009 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp13,95 triliun atau tumbuh 16% (y-o-y). pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh kredit konsumsi dan kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 24,81% (y-o-y) dan 30,42% (y-o-y).

Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan yang dicerminkan oleh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2009 menunjukkan peningkatan yaitu dari 74% pada tahun 2008 menjadi 75,7%. Sementara itu, berkat kerja keras semua pihak yang berwenang, risiko kredit pada tahun 2009 terjaga pada level yang aman yakni dengan rasio NPL sebesar 2,14% lebih rendah dari rasio NPL pada akhir tahun 2008 yang mencapai 4,76%.[45]

Jumlah lembaga perbankan di Kalimantan Selatan terdiri dari 15 bank umum konvensional, 6 bank umum syariah, 24 bank perkreditan rakyat (BPR) serta 1 BPR Syariah, dengan jaringan sebanyak 196 kantor, dan dukungan 123 ATM.[42]

Pariwisata

 
Pasar Terapung di muara Sungai Kuin, Banjarmasin.

Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang potensial di Kalimantan Selatan karena banyak objek-objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam negeri mau pun dari mancanegara.[46]

Kalimantan Selatan memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, dan gunung. Selain itu pariwisata Kalimantan Selatan juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Pasar Terapung, Festival Tanglong, dan lain-lain. Disamping wisata alam dan budaya, Kalimantan Selatan juga terkenal dengan wisata kulinernya.

Olahraga

Musik

Tarian tradisional


Secara garis besar seni tari dari Kalimantan Selatan adalah dari adat budaya etnis Banjar dan etnis Dayak. Tari Banjar berkembang sejak masa Kesultanan Banjar dan dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Melayu, misalnya Tari Japin dan Tari Baksa Kembang

Rumah Adat

Rumat adat Kalimantan Selatan adalah Rumah Banjar dengan ikon utamanya adalah Bubungan Tinggi.

Makanan dan Minuman

Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah Hulu Sungai Selatan dengan dodol dan ketupat khas kandangan-nya, Barabai dengan apam dan kacang jaruk, Amuntai dengan kuliner dari daging itik, Martapura dengan kelepon buntut, dan Binuang dengan olahan pisang sale yang disebut rimpi, Soto Banjar, Sate Itik, Nasi Kuning, dan lain-lain.

Seni dan Budaya

 
Gedung Sultan Suriansyah tempat pementasan budaya Kal-Sel.

Seni Karawitan

Teater tradisional dan wayang


Tarian

Tarian suku Banjar

Tarian suku Dayak Bukit


  • Tari Tandik Balian
  • Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
  • Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)

Lagu

Lagu Daerah suku Banjar antara lain:

Rumah Adat

Pakaian Adat

 
Busana Pengantin Suku Banjar di Kalimantan Selatan.

Pakaian Pengantin Suku Banjar

  • Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
  • Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
  • Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
  • Pangantin Babaju Kubaya Panjang

Pakaian Pemuda-pemudi

Gedung dan Bangunan

 
Gedung Polda

Tempat Ibadah

Islam
Berkas:Masjid Raya Sabilal Muhtadin (2).jpg
Masjid Raya Sabilal Muhtadin di Kota Banjarmasin
Kristen Protestan
  • Gereja Eppata GKE Banjarmasin
  • Gereja Eben Ezer GKE Banjarmasin
Kristen Katolik
  • Gereja Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin
  • Gereja Katolik Bunda Maria Banjarbaru
  • Gereja Katolik St Yohanes Pemandi Landasan Ulin
  • Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Veteran
  • Gereja Katolik Santa Perawan Maria Kelayan
  • Gereja Katolik St. Theresia Pelaihari
  • Gereja Katolik Stella Maris Sungai Danau
  • Gereja Katolik St. Vincentius a Paulo Batulicin
  • Gereja Katolik St. Yusuf Kotabaru
  • Gereja Katolik Ave Maria Tanjung
Hindu
Budha
Konghucu

Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Rumah Sakit Sari Mulya

Hotel

Rujukan

  1. Feuilletau de Bruyn, W.K.H.; Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Hoeloe Soengai, (Zuider a Ooster Afdeeling van Borneo), 19--.
  2. Broersma, R.;Handel en Bedrijf in Zuiz Oost Borneo, S'Gravenhage, G. Naeff, 1927.
  3. Eisenberger, J.; Kroniek de Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo, Bandjermasin, Drukkerij Lim Hwat Sing, 1936.
  4. H.Mahmud, ; Banjaran
  5. Bondan, A.H.K.; Suluh Sedjarah Kalimantan, Padjar, Banjarmasin, 1953.
  6. Ras, J.J.; Hikajat Bandjar, A study in Malay Histiography, N.V. de Ned. Boeken, Steen Drukkerij van het H.L. Smits S'Graven hage, 1968.
  7. Heekeren, C. van.; Helen, Hazen en Honden Zuid Borneo 1942, Den Haag, 1969.
  8. Riwut, Tjilik; Kalimantan Memanggil, Penerbit Endang, Djakarta.
  9. Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
  10. M. P. Lambut, Kalimantan Selatan (Indonesia). Inspektorat, Mewujudkan good governance di Kalimantan Selatan: kumpulan pikiran urang Banua, PT LKiS Pelangi Aksara, 2007, ISBN 979-3381-26-4, 9789793381268

Pranala luar

Referensi

  1. ^ "Luas Wilayah Kalimantan Selatan menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011". BPS. Diakses tanggal 2019-12-21. 
  2. ^ a b c d e "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 16 Februari 2021. 
  3. ^ "Provinsi Kalimantan Selatan Dalam Angka 2019". www.kalsel.bps.go.id. BPS Kalimantan Selatan. Diakses tanggal 18 Januari 2020. 
  4. ^ http://multitree.org/codes/bvu
  5. ^ http://multitree.org/codes/bkr-bak
  6. ^ http://multitree.org/codes/mhy
  7. ^ http://multitree.org/codes/mhy-dus
  8. ^ http://multitree.org/codes/mhy-sam
  9. ^ http://multitree.org/codes/dun
  10. ^ http://multitree.org/codes/bdl
  11. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 18 Februari 2021. 
  12. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). hlm. 12. Diakses tanggal 18 Februari 2021. 
  13. ^ kalsel.bps.go.id Luas Wilayah Kalimantan Selatan menurut BPS
  14. ^ "Sensus Penduduk 2010". Diakses tanggal 2012-04-08. 
  15. ^ Buku Pintar Edisi 38
  16. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama sukukalsel
  17. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama sensusSuku2010
  18. ^ http://multitree.org/codes/bjn-kua
  19. ^ http://multitree.org/codes/bjn-hul
  20. ^ http://multitree.org/codes/bvu
  21. ^ http://multitree.org/codes/mhy
  22. ^ http://multitree.org/codes/mhy-dus
  23. ^ http://www.antaranews.com/berita/433037/balai-bahasa-dokumentasikan-bahasa-dayak-halong
  24. ^ http://multitree.org/codes/mhy-sam
  25. ^ http://multitree.org/codes/dun
  26. ^ http://multitree.org/codes/lbx
  27. ^ https://folksofdayak.wordpress.com/2014/03/09/dayak-abal-sub-suku-dayak-yang-sudah-punah/
  28. ^ http://multitree.org/codes/bkr
  29. ^ Hapip, Abdul Djebar (1984). Struktur bahasa Barangas. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  30. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama agamakalsel
  31. ^ "Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-07-19. Diakses tanggal 2014-12-28. 
  32. ^ "Silsilah Muhammad Yamani". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-17. Diakses tanggal 2010-01-08. 
  33. ^ shofatah. "55 Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan Ucapkan Sumpah Janji Jabatan". Diakses tanggal 2019-09-27. 
  34. ^ "55 Anggota DPRD Kalsel 2019-2024 Resmi Dilantik". kumparan. Diakses tanggal 2019-09-27. 
  35. ^ "55 Anggota DPRD Kalsel Periode 2019-2024 Resmi Dilantik – Media Center Provinsi Kalimantan Selatan". Diakses tanggal 2019-09-27. [pranala nonaktif permanen]
  36. ^ Hidayat, Suhaimi (2019-09-09). "Sumpah Janji Anggota DPRD Kalsel untuk Masa Bakti 2019-2024". KabarKalimantan. Diakses tanggal 2019-09-27. 
  37. ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-11. 
  38. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  39. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  40. ^ [ http://www.stieindonesia-bjm.ac.id/ Diarsipkan 2013-09-02 di Wayback Machine. STIE Indonesia]
  41. ^ Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Februari 2012 Diarsipkan 2013-06-16 di Wayback Machine.. Badan Pusat Statistik Kalsel.
  42. ^ a b c Provinsi Kalimantan Selatan - Ekonomi. Bank Sentral Republik Indonesia. Diakses pada 21 November 2012
  43. ^ Usaha Manufaktur Kalsel Naik 4,66 Persen. Radar Banjarmasin, 21 September 2012. Diakses pada 5 Oktober 2012
  44. ^ Laju Pertumbuhan Industri Tahun 2009-2010. BPS Kalsel. Diakses pada 5 Oktober 2012
  45. ^ Perbankan Diarsipkan 2012-09-11 di Wayback Machine.. www.kalselprov.go.id. Diakses pada 5 Oktober 2012
  46. ^ Daerah Wisata Potensial Kalimantan Selatan. www.indonesia.go.id. Diakses pada 19 September 2013

3°29′04″S 114°50′02″E / 3.48453156796°S 114.833782951°E / -3.48453156796; 114.833782951