Kitab Nehemia
Perjanjian Lama (Kristen) | |||||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||
Tanakh (Ibrani) | |||||
|
|||||
Perjanjian Baru | |||||
Kitab Nehemia merupakan kumpulan kitab sejarah yang kedua setelah kitab I-II Tawarikh.[1] Kitab Nehemia termasuk dalam kitab-kitab sejarah Perjanjian Lama dan mungkin kelanjutan dari kitab Tawarikh.[2] Kitab ini termasuk dalam salah satu dari tiga kumpulan besar Kitab Suci Ibrani yang mengisahkan peristiwa-peristiwa beruntun dalam sejarah Israel. Kumpulan pertama (Kejadian-Bilangan) menceritakan periode pertama sejarah manusia sampai ketika bangsa Israel bersiap memasuki tanah Kanaan. Kumpulan kedua mengisahkan tentang bangsa Israel dari saat mereka memasuki Tanah Perjanjian sampai pada masa pembuangan Babel. Kumpulan ketiga (Kitab Tawarikh, Ezra–Nehemia) mengisahkan tentang bagian akhir dari kisah Israel pada masa kebangkitan Raja Daud sampai usaha rekonstruksi sesudah pembuangan.[3]
Ringkasan isi
Kitab Nehemia ini berisi tentang riwayat Nehemia sendiri yang ditulis dalam bentuk yang menyerupai otobiografi. Menurut tradisi, kitab ini ditulis antara tahun 431 SM – 430 SM. Kitab ini mengungkapkan kehidupan bangsa Israel setelah bebas dari Babel menuju ke tanah Kanaan. Di bawah pimpinan Nehemia, bangsa Israel berhasil membangun kembali tata agama dan politik, membangun tembok yang mengelilingi Yerusalem dan mengadakan upacara pembaruan perjanjian antara umat Israel dan Tuhan.[4]
Kitab ini terdiri dari tiga bagian:[1]
- Kembalinya Nehemia; Pembangunan Tembok Yerusalem (Nehemia 1-7).
- Pembacaan Taurat oleh Ezra; Perayaan Pondok Daun, puasa dan perjanjian (Nehemia 8-10).
- Pemukiman kembali Yerusalem; Peresmian tembok; pembaruan Nehemia dalam bidang sosial dan agama selama masa jabatannya yang kedua sebagai kepala daerah; daftar statistik (Nehemia 11-13).
Latar Belakang Historis
Kitab Nehemia dapat ditempatkan pada periode 200 tahun pada saat bangsa Israel menjadi warga negara kekaisaran Persia. Kejadian-kejadian yang dituliskan di dalam Kitab Nehemia ini terjadi pada bagian pertama periode Persia (538 S.M-400 S.M).[3] Seratus tahun lebih setelah Kerajaan Utara, Israel, ditaklukkan oleh Kerajaan Asyur, Kerajaan Selatan, Yehuda, pun jatuh ke tangan Kerajaan Babel. Bait Allah yang dibangun pada masa Salomo pun dihancurkan dan semua peralatan berharga diangkut pergi. Tujuh puluh tahun setelah kejatuhan Yerusalem, kerajaan Babel ditundukkan oleh Kerajaan Persia. Kekuatan dari Kerajaan Babel memang menurun dengan pesat setelah Raja Nebukadnezar meninggal pada tahun 562 SM.
Kerajaan Persia pada waktu itu merupakan sebuah kekuatan baru yang menonjol kekuataannya di daerah Timur Tengah. Pendiri kerajaan itu adalah raja Koresy. Kerajaan ini terus memperluas wilayah kerajaannya, hingga akhirnya pada tahun 539 SM, Koresy berhasil menaklukkan Kerajaan Babel dan menguasai wilayahnya. Raja Koresy merupakan penguasa yang bijaksana. Ia mengizinkan bangsa-bangsa yang dibuang oleh Kerajaan Babel untuk kembali ke tanah airnya. Ia juga menghormati keagamaan dari bangsa yang berada di bawah kekuasaannya dan memberikan otonomi kepada penguasa daerah tersebut.[1] Dalam sebuah dokumen yang diperkirakan berasal dari masa itu (Silinder Koresh), kebijaksanaan raja Persia digambarkan sebagai berikut:
- "Saya kembali ke kota-kota suci (ini) di seberang Tigris, yang tempat-tempat sucinya sudah lama menjadi puing-puing. Patung-patung yang (dulu) ada di dalamnya dan membangun bagi mereka tempat beribadat. Saya (juga) mengumpulkan semua penghuni (sebelumnya) dan memulihkan kebiasaan mereka."[3]
Akan tetapi, ia juga tetap memegang kendali pemerintahannya melalui para tentara Persia dan sistem pemerintahannya. Bersamaan dengan izin yang diberikan oleh raja Koresy terhadap para bangsa yang telah dibuang oleh Kerajaan Babel, bangsa Yahudi juga kembali ke Yehuda pada tahun 535 SM. Bukan hanya itu saja, raja Koresy juga memberikan dana untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Kepulangan kembali dan perbaikan ini dilaksanakan secara bertahap, saling terjalin dan terarah. Bait Allah berdiri di tengah-tengah kota Yerusalem dan di sekitarnya dikelilingi oleh tembok kota Yerusalem.[1] Setelah buku ini, maka tamatlah kisah daripada Perjanjian Lama.
Naskah kuno
- Naskah sumber utama dari Kitab Nehemia adalah Masoretik, dalam bahasa Ibrani (dari abad ke-10), dan Septuaginta, terjemahan dalam bahasa Yunani dari abad ke-2 SM, tetapi naskah tertua yang ditemukan berasal dari abad ke-4 M.
- Pada bulan Mei 2012 sejumlah pakar mengidentifikasi potongan Kitab Nehemia dalam bahasa Ibrani di antara Naskah Laut Mati yang berasal dari Qumran dan gua Bar-Kokhba. Potongan ini diyakini berasal dari abad ke-1 SM.[5]
Kaitan dengan bagian Alkitab yang lain
Dalam Alkitab Protestan, kitab Nehemia ditempatkan dalam urutan di antara Kitab Ezra dan Kitab Ester, karena dipandang mempunyai kaitan erat dengan kedua kitab tersebut. Ketiga kitab sejarah ini mencakup masa sekitar 100 tahun, yaitu antara tahun 536 SM - 432 SM.[6] Ada dua periode utama yang tercatat di dalamnya:
- 536-516 SM (20 tahun), yaitu di bawah gubernur Zerubabel dan Imam Besar Yesua, Bait Suci dibangun kembali di Yerusalem setelah sejumlah umat Israel kembali dari pembuangan di Babel (Ezra 3-6). Dalam periode ini bekerja nabi-nabi Hagai dan Zakharia, yang masing-masing tercatat dalam Kitab Hagai dan Kitab Zakharia.[6]
- 457-432 SM (25 tahun), yaitu di bawah gubernur Nehemia dan imam Ezra, tembok kota Yerusalem dibangun kembali, dan Yerusalem dipulihkan sebagai kota berbenteng. Dalam periode ini nabi Maleakhi menyampaikan nubuat yang tercatat dalam Kitab Maleakhi.[6]
Kitab Ezra mencatat peristiwa dalam kedua periode ini. Kitab Nehemia mencatat hanya periode kedua. Kitab Ester mencatat peristiwa yang terjadi di antara kedua periode tersebut.[6]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c d W.S. Lasor, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1. 2005. Jakarta: BPK Gunung Mulia
- ^ W.R.F. Browning. Kamus Alkitab. 2008. Jakarta: BPK Gunung Mulia
- ^ a b c Diane Bergant (ed.). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. 2002. Yogyakarta: Kanisius
- ^ Purwa Hadiwardoyo. Catatan catatan Singkat tentang Kitab Suci. 2005. Yogyakarta: Kanisius
- ^ "Kitab Nehemia di antara Naskah Laut Mati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-25. Diakses tanggal 2012-05-26.
- ^ a b c d Henry H. Halley. Halley's Bible Handbook. An abbreviated Bible commentary. (Formerly called "Pocket Bible Handbook") Zondervan Publishing House. Minneapolis, Minnesota. 1964.
Pranala luar
- Komentari
- Blenkinsopp, Joseph, "Ezra-Nehemiah: A Commentary" (Eerdmans, 1988)
- Coggins, R.J., "The Books of Ezra and Nehemiah" (Cambridge University Press, 1976)
- Ecker, Ronald L., "Ezra and Nehemiah" (Ecker's Biblical Web Pages, 2007)
- Fensham, F. Charles, "The books of Ezra and Nehemiah" (Eerdmans, 1982)
- Grabbe, L.L., "Ezra-Nehemiah" (Routledge, 1998)
- Throntveit, Mark A., "Ezra-Nehemiah" (John Knox Press, 1992)
- Lainnya
- Clements, R.E. (ed), "The World of Ancient Israel" (Cambridge University Press, 1989)
- Blenkinsopp, Joseph, "Judaism, the first phase" (Eerdmans, 2009)
- Garbini, G., "Myth and history in the bible" (Sheffield Academic Press, 2003)
- Grabbe, L.L., "A history of the Jews and Judaism in the Second Temple Period, Volume 1" (T&T Clark, 2004)
- Graham, M.P, and McKenzie, Steven L., "The Hebrew Bible today: an introduction to critical issues" (Westminster John Knox Press, 1998)
- Pakkala, Juha, "Ezra the scribe: the development of Ezra 7–10 and Nehemiah 8" (Walter de Gryter, 2004)
Kitab Nehemia
| ||
Didahului oleh: Ezra |
Alkitab Ibrani | Diteruskan oleh: Tawarikh |
Perjanjian Lama Protestan |
Diteruskan oleh: Ester | |
Perjanjian Lama Katolik Roma |
Diteruskan oleh: Tobit | |
Perjanjian Lama Ortodoks Timur |