Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Sedangkan wilayah Bandung Raya merupakan metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabotabek. Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool, sekarang ITB)[1], menjadi ajang pertempuran di masa kemerdekaan[2], serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955,[3] suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.[4]
Kota Bandung
Kota Kembang, Parijs Van Java dan "City Of Heritage" | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat) | |
Koordinat: 6°54′53.08″S 107°36′35.32″E / 6.9147444°S 107.6098111°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 25 September 1810 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Dada Rosada, S.H., M.Si |
Luas | |
• Total | 167,67 km2 (64,74 sq mi) |
Ketinggian | 768 m (2,520 ft) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 22 |
Kode Kemendagri | 32.73 |
Kode SNI 7657:2023 | BDG |
DAU | Rp. 1.005.982.541.000,- |
Situs web | www.bandung.go.id |
Pada tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota teraman di dunia berdasarkan survei majalah Time.[5]
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, dan dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.[6] Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.
Geografi
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,[7] secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.[8]
Data iklim Bandung, Jawa Barat, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 32 (90) |
31 (88) |
32 (90) |
30 (86) |
31 (88) |
30 (86) |
30 (86) |
31 (88) |
32 (90) |
34 (93) |
33 (91) |
31 (88) |
34 (93) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 27.1 (80.8) |
27.3 (81.1) |
27.9 (82.2) |
28.3 (82.9) |
28.4 (83.1) |
28 (82) |
28 (82) |
28.6 (83.5) |
29.2 (84.6) |
29.2 (84.6) |
28.3 (82.9) |
27.9 (82.2) |
28.18 (82.66) |
Rata-rata harian °C (°F) | 23.3 (73.9) |
23.2 (73.8) |
23.5 (74.3) |
23.7 (74.7) |
23.7 (74.7) |
22.7 (72.9) |
22.5 (72.5) |
22.8 (73) |
23.3 (73.9) |
23.7 (74.7) |
23.5 (74.3) |
23.6 (74.5) |
23.29 (73.93) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 19.5 (67.1) |
19.2 (66.6) |
19.2 (66.6) |
19.2 (66.6) |
19 (66) |
17.5 (63.5) |
17 (63) |
17 (63) |
17.4 (63.3) |
18.3 (64.9) |
18.8 (65.8) |
19.3 (66.7) |
18.45 (65.26) |
Rekor terendah °C (°F) | 15 (59) |
15 (59) |
15 (59) |
13 (55) |
13 (55) |
11 (52) |
11 (52) |
11 (52) |
11 (52) |
13 (55) |
12 (54) |
15 (59) |
11 (52) |
Presipitasi mm (inci) | 186 (7.32) |
192 (7.56) |
264 (10.39) |
219 (8.62) |
135 (5.31) |
66 (2.6) |
46 (1.81) |
30 (1.18) |
60 (2.36) |
129 (5.08) |
252 (9.92) |
236 (9.29) |
1.815 (71,44) |
Rata-rata hari hujan | 14 | 15 | 17 | 15 | 10 | 5 | 4 | 2 | 4 | 8 | 16 | 16 | 126 |
% kelembapan | 83 | 82 | 82 | 83 | 82 | 78 | 76 | 73 | 74 | 76 | 80 | 81 | 79.2 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 155 | 168 | 186 | 210 | 217 | 240 | 248 | 248 | 210 | 217 | 180 | 186 | 2.465 |
Sumber #1: Climate-Data.org (altitude: 692m)[9] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[10] & Weather Atlas[11] |
Sejarah
Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906[12] dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.[13]
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama "Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.
Kependudukan
Tahun | Jumlah penduduk | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1941 | 226.877 | |||||||||||
1950 | 644.475 | |||||||||||
2005 | 2.315.895 | |||||||||||
2006 | 2.340.624 | |||||||||||
2007 | 2.364.312 | |||||||||||
2008 | 2.390.120 | |||||||||||
Sejarah kependudukan kota Bandung Sumber:[14] |
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia).[12] Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini[15] kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.[16]
Pemerintahan
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh walikota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Perwakilan
DPRD kota Bandung 2009-2014 | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Partai | Kursi | |||||||||||
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 20 | |||||||||||
PKS | 9 | |||||||||||
Lambang PDI-P PDI-P | 7 | |||||||||||
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 6 | |||||||||||
Lambang PPP PPP | 3 | |||||||||||
Partai Gerindra | 3 | |||||||||||
PAN | 1 | |||||||||||
PDS | 1 | |||||||||||
Total | 50 | |||||||||||
Sumber:[17] |
Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang.[18] Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai,[17] dan terdiri atas 41 lelaki dan 9 perempuan.[19]
Pendidikan
Kota Bandung merupakan salah satu kota pendidikan, dan Soekarno, presiden pertama Indonesia, pernah menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda pada masa pergantian abad ke-20.
Pendidikan formal | SD atau MI negeri dan swasta | SMP atau MTs negeri dan swasta | SMA negeri dan swasta | MA negeri dan swasta | SMK negeri dan swasta | Perguruan tinggi | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah satuan | 1023 | 250 | 184 | 25 | 96 | 130 | ||||||
Data sekolah di kota Bandung Sumber:[20] |
Kesehatan
Sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, kota Bandung memiliki sarana pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini. Sampai tahun 2007, kota Bandung telah memiliki 30 unit rumah sakit dan 70 unit puskesmas yang tersebar di kota ini,[21] di mana dari 17 unit rumah sakit tersebut diantaranya telah memiliki 4 pelayanan kesehatan dasar sedangkan selebihnya merupakan rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan dasar tersebut meliputi pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis penyakit dalam, pelayanan spesialis anak serta pelayanan spesialis kebidanan dan kandungan.
Dari jumlah tenaga medis yang tercatat di kota Bandung dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 86 orang tenaga medis untuk melayani 100.000 penduduk.
Perhubungan
Sampai pada tahun 2004, kondisi transportasi jalan di kota Bandung masih buruk dengan tingginya tingkat kemacetan serta ruas jalan yang tidak memadai, termasuk masalah parkir dan tingginya polusi udara.[22] Permasalahan ini muncul karena beberapa faktor diantaranya pengelolaan transportasi oleh pemerintah setempat yang tidak maksimal seperti rendahnya koordinasi antara instansi yang terkait, ketidakjelasan wewenang setiap instansi, dan kurangnya sumber daya manusia, serta ditambah tidak lengkapnya peraturan pendukung.
Infrastruktur
Sampai tahun 2000 panjang jalan di kota Bandung secara keseluruhan baru mencapai 4.9 % dari total luas wilayahnya dengan posisi idealnya mesti berada pada kisaran 15-20 %.[23] Pembangunan jalan baru, peningkatan kapasitas jalan dan penataan kawasan mesti menjadi perhatian bagi pemerintah kota untuk menjadikan kota ini menjadi kota terkemuka. Pada 25 Juni 2005, jembatan Pasupati resmi dibuka,[24] untuk mengurangi kemacetan di pusat kota,[25] dan menjadi landmark baru bagi kota ini. Jembatan dengan panjangnya 2.8 km ini dibangun pada kawasan lembah serta melintasi Ci Kapundung dan dapat menghubungkan poros barat ke timur di wilayah utara kota Bandung.
Kota Bandung berjarak sekitar 180 km dari Jakarta,[23] saat ini dapat dicapai melalui jalan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) dengan waktu tempuh antara 1.5 jam sampai dengan 2 jam. Jalan tol ini merupakan pengembangan dari jalan Tol Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi), yang sudah dibangun sebelumnya.
Angkutan Kota dan Bus Kota
Untuk transportasi di dalam kota, masyarakat Bandung biasanya menggunakan angkutan kota atau yang lebih akrab disebut angkot[26]. Selain itu, bus kota dan taksi juga menjadi alat transportasi di kota ini. Sedangkan sebagai terminal bus antarkota dan provinsi di kota ini adalah terminal Leuwipanjang untuk rute barat dan terminal Cicaheum untuk rute timur.
Pada 24 September 2009, TMB (Trans Metro Bandung) resmi beroperasi, walaupun sempat diprotes oleh sopir angkot setempat.[27] TMB ini merupakan proyek patungan antara pemerintah kota Bandung dengan Perum II DAMRI Bandung dalam memberikan layanan transportasi massal dengan harga murah, fasilitas dan kenyamanan yang terjamin serta tepat waktu ke tujuan.[28]
Pesawat
Kota Bandung memiliki sebuah pelabuhan udara yang bernama Bandar Udara Husein Sastranegara untuk menghubungkan kota ini dengan beberapa kota-kota lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Menado, Yogyakarta, Batam, Mataram, Makassar, Palembang, Pangkalpinang, dan Medan. Sedangkan untuk rute luar negeri diantaranya Malaysia dan Singapura.
Kereta Api
Kota Bandung juga mempunyai stasiun kereta api yang setiap harinya melayani rute dari dan ke Jakarta, ataupun Semarang, Surabaya dan Yogyakarta, yaitu Stasiun Bandung untuk kelas bisnis dan eksekutif. Sedangkan Stasiun Kiaracondong melayani rute yang sama (kecuali Jakarta) untuk kelas ekonomi.
Selain 2 buah stasiun tersebut, terdapat 5 stasiun KA lain yang merupakan stasiun khusus peti kemas, yakni Gedebage, Cimindi, Andir, Ciroyom dan Cikudapateuh.
Pelayanan publik
Pada tahun 2008, pemerintah merencanakan pembangunan Pusat Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Gedebage[29], namun sempat diprotes warga setempat. Dan baru pada tahun 2010 wacana pembangunan PLTSa ini kembali digulirkan, dimana tendernya akan dilakukan pada November 2010 dan proyek ini akan dimulai pada awal 2011 dan diperkirakan selesai pada akhir 2012.[30]
Sementara untuk melayani kebutuhan akan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM kota Bandung saat ini baru mampu memasok air untuk 66 % dari total jumlah penduduknya.[31] Hal ini terjadi karena semakin berkurangnya debit air baku, baik sumber air dalam tanah maupun mata air. Sementara itu penggunaan sumber air dalam tanah di kota ini sudah memainkan penting dalam pemenuhan kebutuhan air minum sejak dimulai pembangunan kota ini di akhir abad ke-19, namun seiring dengan perkembangan kota terutama berkembangnya industri serta ditambah kurangnya regulasi dalam konservasi sumber air sehingga menjadikan masalah air minum semakin rumit dan perlu penangganan khusus.[32]
Saat ini sebagian besar sumur artesis milik PDAM, tidak lagi berfungsi termasuk andalan utama pasokan air baku dari Sungai Cisangkuy yang berasal dari Sungai Cilaki melalui Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca.[33] Selain itu pendistribusian air pada masyarakat kadangkala dilakukan secara bergilir dan juga air yang didistribusikan kotor dan keruh pada jam-jam tertentu.[34]
Perekonomian
Pada awalnya kota Bandung sekitarnya secara tradisional merupakan kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi menjadikan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan serta kemudian berkembang menjadi kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota umumnya. Sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor industri. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) 2006, 35.92 % dari total angkatan kerja penduduk kota ini terserap pada sektor perdagangan, 28.16 % pada sektor jasa dan 15.92 % pada sektor industri. Sedangkan sektor pertanian hanya menyerap 0.82 %, sementara sisa 19.18 % pada sektor angkutan, bangunan, keuangan dan lainnnya.[35]
Pada triwulan I 2010, kota Bandung dan sebagian besar kota lain di Jawa Barat mengalami kenaikan laju inflasi tahunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.[36] Sebagai faktor pendorong inflasi dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yang berupa interaksi permintaan-penawaran serta ekspektasi inflasi masyarakat. Walaupun secara keseluruhan laju inflasi pada kota Bandung masih relatif terkendali. Hal ini terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok sandang, yaitu penurunan harga emas perhiasan. Sebaliknya, inflasi Kota Bandung mengalami tekanan yang berasal dari kelompok transportasi, yang dipicu oleh kenaikan harga BBM non subsidi yang dipengaruhi oleh harga minyak bumi di pasar internasional.
Sementara itu yang menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bandung masih didominasi dari penerimaan hasil pajak daerah dan retribusi daerah, sedangkan dari hasil perusahaan milik daerah atau hasil pengelolaan kekayaan daerah masih belum sesuai dengan realisasi.
Kelompok | Triwulan II 2009 | Triwulan III 2009 | Triwulan IV 2009 | Triwulan I 2010 | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bahan makanan | 5.30 | 4.35 | 4.02 | 3.96 | ||||||||
Makanan jadi | 5.93 | 6.21 | 5.85 | 5.39 | ||||||||
Perumahan | 2.62 | 0.11 | 1.74 | 1.97 | ||||||||
Sandang | 3.80 | 3.77 | 5.09 | -1.74 | ||||||||
Kesehatan | 5.52 | 5.40 | 5.32 | 2.20 | ||||||||
Pendidikan | 6.88 | 7.55 | 3.31 | 3.71 | ||||||||
Transporstasi | -9.11 | -8.64 | -5.98 | 1.09 | ||||||||
Total | 2.17 | 1.53 | 2.11 | 2.86 | ||||||||
Inflasi tahunan kota Bandung Sumber:[36] |
Pariwisata dan Budaya
Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung[37], Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955,[38] Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega,[39] Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat diminati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari.[40] Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Supermal, Cihampelas Walk, Paris Van Java Mall, dan Bandung Indah Plaza. Terdapat juga pusat rekreasi modern dengan berbagai wahana seperti Trans Studio Resort Bandung.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini.[41] Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.
Olahraga
Masyarakat kota Bandung dan sekitarnya merupakan pengemar fanatik untuk Persib Bandung, yaitu sebuah klub sepak bola yang bermain di kompetisi Liga Super Indonesia, klub ini menggunakan Stadion Siliwangi sebagai markas dan tempat untuk laga kandang, namun pada pada musim kompetisi LSI 2009-2010 Stadion Si Jalak Harupat juga digunakan klub ini untuk pertandingan kandang. Selain itu di kota ini terdapat juga beberapa klub sepak bola lain yang bermain di kompetisi Divisi 3 Liga Indonesia seperti Bandung Raya dan Saint Prima Bandung. Garuda Flexi merupakan sebuah klub basket yang bermarkas di kota ini dan bermain pada kompetisi IBL.
Pers dan Media
Pada masa awal kemerdekaan, sekitar bulan September 1945, para pemuda di kota Bandung mengambil alih dengan paksa sebuah surat kabar milik tentara pendudukan Jepang yang sebelumnya bernama Tjahaya dan kemudian menjadi Soeara Merdeka, surat kabar ini sempat terbit setiap hari 4 halaman sampai pada bulan Oktober 1945, sebelum pindah ke kota Tasikmalaya karena tekanan tentara Sekutu waktu itu[42].
Sekarang ini beberapa surat kabar yang masih menjadikan kota Bandung sebagai pusat penerbitannya diantaranya Pikiran Rakyat,[43] Galamedia,[44] Tribun Jabar,[45] Radar Bandung[46] dan Bandung Ekspres.[47]
Kota Bandung juga memiliki beberapa stasiun televisi diantaranya, TVRI Jawa Barat, Bandung TV, Padjadjaran TV, CT Channel, IMTV, Paris Van Java TV, MQTV dan STV Bandung.[48] Selain itu terdapat juga beberapa stasiun pemancar radio diantaranya RRI Bandung, dan sekitar 39 buah stasiun pemancar radio swasta yang tergabung dalam PRSSNI.[49]
Musik dan Hiburan
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional masyarakat Sunda di kota ini dan Jawa Barat pada umumnya, alat musik ini terbuat dari bahan bambu.
Bandung banyak melahirkan penyanyi dan grup musik besar di tanah air. Sejumlah grup musik besar yang dibentuk di Bandung antara lain Peterpan, Kuburan, Pas Band, Sm*sh Cokelat, ST 12, Bimbo dan Matta Band. Penyanyi dari Bandung antara lain: Nazril Irham alias Ariel, Nicky Astria dan Nike Ardilla.
Kota kembar
Kota-kota lain yang menjadi bagian dari proyek kota kembar dari kota Bandung adalah:
|
Rujukan
- ^ Yat, H.Y., (1973), Development of higher education in Southeast Asia: problems and issues, Regional Institute of Higher Education and Development.
- ^ Toer, K.S., Kamil, E., (1999), Kronik revolusi Indonesia, Vol. 1, Kepustakaan Populer Gramedia, ISBN 978-979-9023-27-8.
- ^ Plummer, B.G., (2003), Window on freedom: race, civil rights, and foreign affairs, 1945-1988, UNC Press, ISBN 978-0-8078-5428-0.
- ^ See, S.T., Acharya, A., (2009), Bandung Revisited: The Legacy of the 1955 Asian-African Conference for International Order, NUS Press, ISBN 978-9971-69-393-0.
- ^ Rafael V. L., Mrázek R., (1990), Figures of criminality in Indonesia, the Philippines, and colonial Vietnam, SEAP Publications, ISBN 978-0-87727-724-8.
- ^ Suherman, S.A., (2009), Made in Bandung, DAR! Mizan, ISBN 978-979-752-872-0.
- ^ Suganda, Her, (2007), Jendela Bandung: pengalaman bersama Kompas, Penerbit Buku Kompas, ISBN 978-979-709-335-8.
- ^ www.bandung.go.id Iklim dan Wilayah (diakses pada 14 Juli 2010)
- ^ "Bandung - Climate graph, Temperature graph, Climate table". Climate-Data.org. Diakses tanggal 2015-11-04.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 74 & 138. Diakses tanggal 25 September 2024.
- ^ "Bandung, Indonesia - Monthly weather forecast and Climate data". Weather Atlas. Diakses tanggal 25 July 2020.
- ^ a b Edi Suhardi Ekajati, Sobana Hardjasaputra, Ietje Mardiana, (1985), Sejarah Kota Bandung, 1945-1979, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
- ^ www.ar.itb.ac.id Bandung Colonial City Revisited (diakses pada 14 Juli 2010)
- ^ jabar.bps.go.id Jumlah Penduduk Kota Bandung
- ^ Oey E., (2001), Java, Tuttle Publishing, ISBN 962-593-244-5
- ^ Sariyun, Y., Martodirdjo, H.S., (1993), Pembinaan disiplin di lingkungan masyarakat kota di Jawa Barat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.
- ^ a b us.bandung.detik.com Anggota DPRD Kota Bandung (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ www.infoanda.com 45 Anggota DPRD Kota Bandung Dilantik (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ www.lintasberita.com Anggota DPRD Kota Bandung Dilantik (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ nisn.jardiknas.org Data Siswa
- ^ www.depkes.go.id Profil kesehatan kota Bandung (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ Sihombing, J., (2004), Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya kinerja pelaksanaan administratif Badan Koordinasi Transportasi Jalan (Bakortrans Jalan) kota Bandung, Skripsi, Departemen Teknik Planologi, ITB.
- ^ a b Kartajaya, Hermawan, (2005), Attracting tourists, traders, investors: strategi memasarkan daerah di era otonomi, Gramedia Pustaka Utama, ISBN 978-979-22-1284-6.
- ^ diskimrum.jabarprov.go.id Jalan Layang Pasupati Belum Atasi Kemacetan (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ pustaka.pu.go.id Jembatan Layang Pasopati (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ Berkmoes, R.V., (2010), Lonely Planet Indonesia, Lonely Planet, ISBN 978-1-74104-830-8
- ^ metrotvnews.com Trans Metro Bandung Dioperasikan (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ Polisi Kawal Operasi Perdana Trans Metro Bandung (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ www.antaranews.com Menristek Canangkan Pembangunan PLTSa Gedebage (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ www.apeksi.or.id PLTSa Gedebage Baru Selesai 2012 (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ www.pambdg.co.id Cakupan Layanan (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ Chilton J., (1999), Groundwater in the Urban Environment: Selected city profiles, Taylor & Francis, ISBN 978-90-5410-924-2.
- ^ www.bandung.go.id PDAM Kota Bandung Upayakan Pelestarian Kawasan Sumber Air Baku (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ www.pikiran-rakyat.com PDAM Kota Bandung Terkendala Mata Air (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ jabar.bps.go.id Tenaga Kerja (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ a b www.bi.go.id Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat Triwulan I-2010 (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ www.perbendaharaan.go.id Kanwil XII Ditjen PBN Bandung (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ www.asianafrican-museum.org Gedung Merdeka (The Venue of the Asian African Conference) (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ www.museum-indonesia.net Museum Sri Baduga (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ www.bandungtourism.com Yayasan Margasatwa Tamansari (Jubileumpark), Museum & Pendidikan (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ www.klik-galamedia.com Week-end Frestival Kembangkan Potensi Kuliner Kota Bandung (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia, Jurnal sejarah: pemikiran, rekonstruksi, persepsi, Yayasan Obor Indonesia, ISSN 1858-2117.
- ^ www.pikiran-rakyat.com Pikiran Rakyat
- ^ www.klik-galamedia.com Galamedia
- ^ www.tribunjabar.co.id Tribun Jabar
- ^ radarbandung.co.id Radar Bandung
- ^ bandungekspres.com Bandung Ekspres
- ^ www.bandung.go.id Media elektronik (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ PRSSNI Cab. Jabar (diakses pada 16 Juli 2010)
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi kota Bandung
- (Indonesia) Situs Resmi Dinas Pariwisata Kota Bandung
- (Indonesia) SundaNet
- (Indonesia) Twitter Bandung @infobdg
- (Indonesia) Akomodasi - Properti Bandung
- (Indonesia) Informasi Terpadu Kawasan Bandung Utara
- (Indonesia) Informasi Jadwal Kereta Api di Stasiun Bandung
- (Inggris) VisitBandung.net
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Bandung |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |