Kopi
Kopi | |
---|---|
Biji kopi yang telah dimasak | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Tribus: | |
Genus: | Coffea
|
Spesies tipe | |
Coffea arabica[1] |
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi.[2] Kata "kopi" berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi.[3] Kata qahwah kemudian di adopsi oleh Turki menjadikahveh yang kemudian menjadi koffie dalam bahasa Belanda.[butuh rujukan]. Seiring dengan kehadiran Kolonial Belanda di Indonesia, kata koffie kemudian diserap dalam bahasa Indonesia menjadi kopi, dan hingga saat ini orang Indonesia menyebutnya dengan "kopi".[3]
Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu Arabika (kualitas terbaik) dan Robusta.[4] Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan di Etiopia, benua Afrika sekitar tahun 1000 yang lalu.[5] Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini dan menjadi salah satu minuman terpopuler di dunia bahkan yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia setelah air putih.[butuh rujukan] Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya.[6] Di samping rasa dan aromanya yang nikmat, penelitian juga mensinyalir minum kopi dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, penyakit jantung (Kardiovaskuler) dan mungkin penyakit lainnya.[7][8]
Sejarah
Garis Waktu
Sejarah penemuan kopi telah dimulai ribuan tahun lalu. Berikut sejarahnya secara singkat:[9]
- Tahun 1000: Para pedagang Arab yang bepergian hingga ke Ethiopia, mendapati sekelompok ''Suku Galla'' di Ethiopia mengkonsumsi biji kopi yang di campur dengan lemak hewan. Kemudian para pedagang Arab tersebut membawa pulang tanaman kopi ke tanah air mereka dan menanamnya untuk pertama kalinya.
- Tahun 1453: Ottoman Turki memperkenalkan minuman kopi di Konstantinopel. Di sana dibuka kedai kopi pertama di dunia bernama Kiva Han pada tahun 1475.
- Tahun 1511: Kopi dianggap minuman yang suci oleh Sultan Mekah sebagai tindak lanjut dari aksi Khait Beg yang ingin melarang peredaran kopi.
- Tahun 1600: Paus Clement VIII mengizinkan umat Kristiani untuk meminum kopi setelah timbul berbagai perdebatan karena minuman ini berasal dari imperium Ottoman.Pada tahun yang sama, minuman kopi masuk ke Italia.[10]
- Tahun 1607: Kapten John Smith memperkenalkan minuman kopi di Amerika Utara saat bertugas untuk menemukan koloni Virginia di Jamestown.
- Tahun 1645: Kedai kopi pertama di Italia dibuka.
- Tahun 1652: Kedai kopi pertama di Inggris dibuka dan segera menjamur ke berbagai pelosok di setiap daerah.
- Tahun 1668: Bir tergantikan oleh kopi sebagai minuman terfavorit di New York.
- Tahun 1672: Kedai kopi pertama di Paris dibuka.
- Tahun 1675: Franz Georg Kolschitzky menemukan biji kopi dan mengklaimnya sebagai hadiahnya saat terjadi perang di Viena. Setelah itu, ia membuka kedai kopi di Eropa Tengah dan menjual minuman kopi yang telah disaring, diberi pemanis, dan susu.
- Tahun 1690: Bangsa Belanda mulai mendistribusikan dan membudidayakan biji kopi secara komersial di Ceylon dan Jawa.
- Tahun 1714: Gabriel Mathieu do Clieu berhasil mencuri biji kopi dari suguhan bangsawan Belanda kepada Raja Perancis Louis XIV dan menanamnya di Martinik yang merupakan sumber dari 90% jenis tanaman kopi di dunia saat ini.
- Tahun 1721: Kedai kopi pertama di Berlin dibuka.
- Tahun 1727: Era industri kopi di Brasil dimulai dan hal ini dipelopori oleh Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta.
- Tahun 1775: Sang Frederick dari Prusia memblok semua import kopi hijau yang kemudian dengan segera dikecam oleh masyarakatnya.
- Tahun 1900: Perusahaan Hill Bros. mengomersialkan minuman kopi kalengan.
- Tahun 1901: Satori Kato berhasil memproduksi minuman kopi cepat saji.
- Tahun 1903: Ludwig Roselius, seorang keturunan German berhasil memisahkan kafein dari biji kopi dan menjual produknya dengan nama Sanka di Amerika Serikat.
- Tahun 1920: Penjualan kopi di Amerika Serikat meningkat tajam.
- Tahun 1938: Perusahaan Nestle mengkomersilkan produk kopinya yang bernama Nescafe di Swiss.
- Tahun 1946: Achilles Gaggia berhasil membuat kopi mokacino untuk pertama kalinya.[9]
Bermula di Afrika
Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 1000.[10] Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, yang mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh.[11] Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja ketika penggembala bernama Khalid mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis beri-berian.[butuh rujukan] Ia pun mencoba memasak dan memakannya.[10] Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional.[butuh rujukan] Barulah beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.[11]
Kopi di Arab
Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang lebih maju daripada bangsa Afrika saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya.[11] Pada abad ke-13, umat Muslim banyak mengonsumsi minuman kopi ini agar para pemuja tetap terjaga.[butuh rujukan] Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania, dan India.[11]
Pada masa ini, belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah Arab karena bangsa Arab selalu mengekspor biji kopi yang infertil (tidak subur) dengan cara memasak dan mengeringkannya terlebih dahulu.[10] Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan.[butuh rujukan] Barulah pada tahun 1600-an, seorang peziarah India bernama Baba Budan berhasil membawa biji kopi fertil keluar dari Mekah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab.[10]
Kopi mencapai pasar Eropa
Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada tahun 1615 oleh seorang saudagar Venesia.[11] Ia mendapatkan pasokan biji kopi dari orang Turki, namun jumlah ini tidaklah mencukupi kebutuhan pasar.[butuh rujukan] Oleh kerena itu, bangsa Eropa mulai membudidayakannya.[11] Bangsa Belanda adalah salah satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun 1616.[butuh rujukan] Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara besar-besaran.[butuh rujukan] Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Kolonial Belanda.[11]
Martinik
Pada sekitar tahun 1714-an, Raja Perancis Louis XIV menerima sumbangan pohon kopi dari bangsa Belanda sebagai pelengkap koleksinya di Kebun Botani Royal Paris, Jardin des Plantes.[11] Pada saat yang sama, serorang angkatan laut bernama Gabriel Mathieu di Clieu ingin membawa sebagian dari pohon tersebut untuk dibawa ke Martinique.[butuh rujukan] Akan tetapi, hal tersebut ditolak oleh Louis XIV dan sebagai balasannya, ia memimpin sejumlah pasukan untuk menyelinap masuk ke dalam Jardin des Plantes untuk mencuri tanaman kopi.[12]
Keberhasilan Gabriel Mathieu di Clieu membawa tanaman kopi ke Martinik merupakan suatu pencapaian yang sangat besar.[12] Hal ini dikarenakan budidaya tanaman kopi di sana cukup baik.[butuh rujukan] Hanya dalam kurun waktu 50 tahun, telah terdapat kurang lebih 18 juta pohon kopi dengan varietas yang beragam.[butuh rujukan] Progeni inilah yang menjadi salah satu sumber dari kekayaan jenis kopi di dunia.[12]
Bunga kopi untuk Brasil
Pada tahun 1727, pemerintah Brasil berinisiatif untuk menurunkan harga pasaran kopi di daerahnya, karena pada saat itu kopi masih dijual dengan harga tinggi dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan elit.[11] Oleh karena itu, pemerintah Brasil mengirimkan agen khusus, Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta, untuk menyelinap masuk ke Perancis dan membawa pulang beberapa bibit kopi.[butuh rujukan] Perkebunan kopi di Perancis memiliki penjagaan yang sangat ketat sehingga hal tersebut tidak memungkinkan.[11] Palheta pun mencari jalan lain dengan cara mendekati istri gubernur.[butuh rujukan] Sebagai hasil kerja kerasnya, ia membawa pulang sebuah buket berisi banyak bunga kopi yang diberikan oleh istri gubernur seusai jamuan makan malam.[butuh rujukan] Dari pucuk-pucuk inilah bangsa Brasil berhasil membudidayakan kopi dalam skala yang sangat besar sehingga bisa dikonsumsi oleh semua orang.[11]
Biji Kopi
Dari sekian banyak jenis biji kopi yang dijual di pasaran, hanya terdapat 2 jenis varietas utama, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea robusta).[4] Masing-masing jenis kopi ini memiliki keunikannya masing-masing dan pasarnya sendiri.[butuh rujukan]
Biji Kopi Arabika
Kopi Arabica (Coffea arabica) pertama kali dijelaskan dan diklasifikasikan oleh orang Swedia bernama Carl Linnaeus (Carl von Linné) pada 1753. [13]Kopi Arabika merupakan jenis kopi dengan cita rasa terbaik sehingga harganyapun relatif lebih mahal dari pada jenis kopi Robusta.[4] Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini.[butuh rujukan] Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia.[14] Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis.[14] Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut.[butuh rujukan] Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik.[butuh rujukan] Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26 oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap.[14] Di Indonesia kita bisa menemukannya kopi Arabica di daerah Toraja (Sulawesi Selatan), Mandailing (Sumatera Utara), Sidikalang (Sumatera Utara) dan mungkin di beberapa tempat lain.[15]
Biji Kopi Robusta
Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl, ex De Willd) termasuk dalam kelas Dicotyledonae dan bergenus Coffea dari famili Rubiaceae.[16] Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898.[14] Namun terlepas dari penemuan itu, ada juga data yang menyatakan jenis Kopi Robusta ini telah ditemukan lebih dahulu oleh dua orang pengembara Inggris bernama Richard Burton dan John Speake pada tahun 1862.[16] Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih dominan pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak.[butuh rujukan] Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu.[4] Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permuakaan laut.[butuh rujukan] Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit.[butuh rujukan] Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah.[butuh rujukan] Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.[14] Di Indonesia, sebahagian besar petani kopi lebih memilih membudidayakan kopi jenis Robusta daripada kopi Arabika, sekitar 80 persen dari total 300 ribu ton ekspor kopi Indonesia adalah kopi Robusta.[16]
Kopi Luwak
Jenis kopi yang lain merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika dan robusta.[butuh rujukan] Biasanya disetiap daerah penghasil kopi memiliki keunikannya masing-masing dan menjadikannya sebagai suatu subvarietas.[butuh rujukan] Salah satu jenis kopi lain yang terkenal adalah kopi luwak asli Indonesia.[17]
Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia.[14] Proses terbentuknya dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis ini.[butuh rujukan] Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika.[butuh rujukan] Biji kopi ini kemudian dimakan oleh luwak atau sejenis musang.[4] Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini.[17] Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama kotorannya.[butuh rujukan] Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang memberikan cita rasa tambahan yang unik.[17]
Jenis-Jenis Minuman Kopi
Minuman kopi yang ada saat ini sangatlah beragam jenisnya.[butuh rujukan] Masing-masing jenis kopi yang ada memiliki proses penyajian dan pengolahan yang unik.[butuh rujukan] Berikut ini adalah beberapa contoh minuman kopi yang umum dijumpai:[18][19]
- Kopi hitam, merupakan hasil ektraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan perisa apapun.[18]
- Espresso, merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.[19]
- Latte (coffee latte), merupakan sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1.[19]
- Café au lait, serupa dengan caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam.[18]
- Caffè macchiato, merupakan kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara kopi dan susu 4:1.[19]
- Cappuccino, merupakan kopi dengan penambahan susu, krim, dan serpihan cokelat.[19]
- Dry cappuccino, merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa susu.[18]
- Frappé, merupakan espresso yang disajikan dingin.[18]
- Kopi instan, berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi.[19]
- Kopi Irlandia (irish coffee), merupakan kopi yang dicampur dengan wiski.[18]
- Kopi tubruk, kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula.[18]
- Melya, sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu.[18]
- Kopi moka, serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan penambahan sirup cokelat.[19]
- Oleng, kopi khas Thailand yang dimasak dengan jagung, kacang kedelai, dan wijen.[18]
Pengolahan Biji Kopi
Kopi akan menjalani serangkaian proses pengolahan yang panjang dari biji kopi untuk menjadi minuman kopi.[19] Berbagai metode pengolahan biji kopi telah dicoba untuk menghasilkan minuman kopi terbaik.[butuh rujukan] Dalam hal ini, proses penanaman juga turut berperan dalam menciptakan cita rasa kopi yang baik.[19]
Pemanenan dan pemisahan cangkang
Tanaman kopi selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan berbunga putih.[3] Bunga ini kemudian akan menghasilkan buah yang mirip dengan ceri terbungkus dengan cangkang yang keras.[3] Hasil dari pembuahan di bunga inilah yang disebut dengan biji kopi.[butuh rujukan] Pemanenan biji kopi biasanya dilakukan secara manual dengan tangan.[butuh rujukan] Pada tahap selanjutnya, biji kopi yang telah dipanen ini akan dipisahkan cangkangnya.[19] Terdapat dua metode yang umum dipakai, yaitu dengan pengeringan dan penggilingan dengan mesin.[butuh rujukan] Pada kondisi daerah yang kering biasanya digunakan metode pengeringan langsung di bawah sinar matahari.[19] Setelah kering maka cangkang biji kopi akan lebih mudah untuk dilepaskan.[butuh rujukan] Di Indonesia, biji kopi dikeringkan hingga kadar air tersisa hanya 30-35% [20] Metode lainnya adalah dengan menggunkan mesin.[butuh rujukan] Sebelum digiling, biji kopi biasanya dicuci terlebih dahulu.[butuh rujukan] Saat digiling dalam mesin, biji kopi juga mengalami fermentasi singkat.[19] Metode penggilingan ini cenderung memberikan hasil yang lebih baik dari pada metode pengeringan langsung.[19]
Pemanggangan
Setelah dipisahkan dari cangkangnya, biji kopi telah siap untuk masuk ke dalam proses pemanggangan.[19] Proses ini secara langsung dapat meningatkan cita rasa dan warna dari biji kopi. Secara fisik, perubahan biji kopi terlihat dari pengeringan biji dan penurunan bobot secara keseluruhan.[19] Pori-pori di sekeliling permukaan biji pun akan terlihat lebih jelas.[butuh rujukan] Warna cokelat dari biji kopi juga akan terlihat memekat.[19]
Penggilingan
Pada tahap selanjutnya, biji kopi yang telah kering digiling untuk memperbesar luas permukaan biji kopi[19]. Dengan bertambah luasnya permukaan maka ekstraksi akan menjadi lebih efisien dan cepat.[butuh rujukan] Penggilingan yang baik akan menghasilkan rasa, aroma, dan penampilan yang baik.[3] Hasil penggilingan ini harus segera dimasukkan dalam wadah kedap udara agar tidak terjadi perubahan cita rasa kopi.[3]
Seni perebusan
Perebusan merupakan langkah akhir dari pengolahan biji kopi hingga siap dikonsumsi.[butuh rujukan] Untuk menciptakan minuman kopi yang bercita rasa tinggi, perebusan biji kopi harus dilakukan dengan baik dan sempurna.[3] Terdapat banyak variabel dalam perebusan biji kopi, antara lain komposisi biji kopi dan air, ukuran partikel, suhu air yang dipakai, metode, dan waktu perebusan.[3] Kesalahan kecil dalam perebusan kopi dapat menyebabkan penurunan cita rasa.[butuh rujukan] Sebagai contoh, perebusan yang terlalu lama biasanya akan menimbulkan rasa kopi yang terlalu pahit.[3] Oleh karena itu, bukanlah hal yang mudah untuk menyajikan kopi yang baik.[3]
Dekafeinasi
Dekafeinasi atau penghilangan kafein termasuk ke dalam metode tambahan dari keseluruhan proses pengolahan kopi.[19] Dekafeinasi banyak digunakan untuk mengurangi kadar kafein di dalam kopi agar rasanya tidak terlalu pahit.[butuh rujukan] Selain itu, dekafeinasi juga digunakan untuk menekan efek samping dari aktivitas kafein di dalam tubuh.[21] Kopi terdekafeinasi sering dikonsumsi oleh pecandu kopi agar tidak terjadi akumulasi kafein yang berlebihan di dalam tubuh[21]. Proses dekafeinasi dapat dilakukan dengan melarutkan kafein dalam senyawa metilen klorida dan etil asetat.[19]
Kafein
Bagian ini mungkin melenceng dari topik artikel ini ke topik artikel lain, Kafeina. Tolong bantu perbaiki bagian ini atau diskusikan di halaman pembicaraannya. |
Kopi terkenal akan kandungan kafeinnya yang tinggi.[22] Kafein sendiri merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit.[23] Berbagai efek kesehatan dari kopi pada umumnya terkait dengan aktivitas kafein di dalam tubuh.[butuh rujukan] Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi.[24] Efeknya ini biasanya baru akan terlihat beberapa jam kemudian setelah mengonsumsi kopi.[23] Kafein tidak hanya dapat ditemukan pada tanaman kopi, tetapi juga terdapat pada daun teh dan biji cokelat.[23][21]
Sumber | Kandungan Kafein |
---|---|
Secangkir kopi | 85 mg |
Secangkir teh | 35 mg |
Minuman berkarbonasi | 35 mg |
Minuman berenergi | 50 mg |
Jenis Kopi | Kadar |
Kopi instan | 2,8 - 5,0% |
Kopi moka | 1,00% |
Kopi robusta | 1,48% |
Kopi arabika | 1.10 % |
Batas aman konsumsi kafein yang masuk ke dalam tubuh perharinya adalah 100-150 mg.[22] Dengan jumlah ini, tubuh sudah mengalami peningkatan aktivitas yang cukup untuk membuatnya tetap terjaga.[22] Selama proses pembutan kopi, banyak kafein yang hilang karena rusak ataupun larut dalam air perebusan.[22] Di samping itu, pada beberapa kasus pengurangan kadar kafein justru dilakukan untuk disesuaikan dengan tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa pahit dari kopi.[butuh rujukan] Metode yang umum dipakai untuk hal ini adalah Swiss Water Process.[25] Prinsip kerjanya adalah dengan menggunakan uap air panas dan uap untuk mengekstraksi kafein dari dalam biji kopi.[25] Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan pada era ini juga telah memungkinkan implementasi bioteknologi dalam proses pengurangan kadar kafein.[butuh rujukan] Cara ini dilakukan dengan menggunakan senyawa theophylline yang dilekatkan pada bakteri untuk menghancurkan struktur kafein.[22]
Peranan dalam tubuh
Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek yang beragam pada setiap manusia.[butuh rujukan] Beberapa orang akan mengalami efeknya secara langsung, sedangkan orang lain tidak merasakannya sama sekali.[butuh rujukan] Hal ini terkait dengan sifat genetika yang dimiliki masing-masing individu terkait dengan kemampuan metabolisme tubuh dalam mencerna kafein.[26] Metabolisme kafein terjadi dengan bantuan enzim sitokrom P450 1A2 (CYP1A2).[butuh rujukan] Terdapat 2 tipe enzim, yaitu CYP1A2-1 dan CYP1A2-1.[27] Orang yang memiliki enzim CYP1A2-1 mampu mematabolisme kafein dengan cepat dan efisien sehingga efek dari kafein dapat dirasakan secara nyata.[butuh rujukan] Enzim CYP1A2-2 memiliki laju metabolisme kafein yang lambat sehingga kebanyakan orang dengan tipe ini tidak merasakan efek kesehatan dari kafein dan bahkan cenderung menimbulkan efek yang negatif.[27][26][28]
Banyak isu yang berkembang mengenai efek negatif meminum kopi bagi tubuh, seperti meningkatnya risiko terkena kanker, diabetes melitus tipe 2, insomnia, penyakit jantung, dan kehilangan konsentrasi.[29] Beberapa penelitian justru menyingkapkan hal sebaliknya. Kandungan kafein yang terdapat di dalam kopi ternyata mampu menekan pertumbuhan sel kanker secara bertahap.[29] Selain itu, kafein mampu menurunkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2 dengan cara menjaga sensitivitas tubuh terhadap insulin.[24] Kafein dalam kopi juga telah terbukti mampu mencegah penyakit serangan jantung.[29][30] Pada beberapa kasus, konsumsi kopi juga dapat membuat tubuh tetap terjaga dan meningkatkan konsentrasi walau tidak signifikan.[30][31] Di bidang olahraga, kopi banyak dikonsumsi oleh para atlet sebelum bertanding karena senyawa aktif di dalam kopi mampu meningkatkan metabolisme energi, terutama untuk memecahkan glikogen (gula cadangan dalam tubuh).[32]
Selain kafein, kopi juga mengandung senyawa antioksidan dalam jumlah yang cukup banyak.[33] Adanya antioksidan dapat membantu tubuh dalam menangkal efek pengrusakan oleh senyawa radikal bebas, seperti kanker, diabetes, dan penurunan respon imun.[30] Beberapa contoh senyawa antioksidan yang terdapat di dalam kopi adalah polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol.[34] Dengan perebusan, aktivitas antioksidan ini dapat ditingkatkan.[33]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Genus Coffea". Taxonomy. UniProt. Diakses tanggal 2010-05-13.
- ^ (Inggris) Webster M. 2010. Coffee Definition. Diakses pada 5 Mei 2010.
- ^ a b c d e f g h i j Kopi, Secangkir Minuman yang Nikmat. 2009. Diakses pada 5 Mei 2010 Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "kop1" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d e Coffee Beans – Varieties Of Coffee: Arabica and Robusta. 2010. http://www.talkaboutcoffee.com/coffee_beans.html Diakses pada 13 Mei 2010.
- ^ (Inggris) Jason. 2008. The History of Coffee. Diakses pada 5 Mei 2010.
- ^ US National Coffee Association, USNCA. Top Ten Coffee-Producing Countries. 1999.
- ^ Agardh EE, Carlsson S, Ahlbom A, Efendic S, Grill V, Hammar N, Hilding A, Ostenson CGO. 2004. Coffee consumption, type 2 diabetes and impaired glucose tolerance in Swedish men and women. J Internal Med 255(6):645-652.
- ^ Ranheim T, Halvorsen B. 2005. Coffee consumption and human health - beneficial or detrimental? - Mechanisms for effects of coffee consumption on different risk factors for cardiovascular disease and type 2 diabetes mellitus. Mol Nutr Food Research 49(3):274-284.
- ^ a b Muddy Waters oleh Mark Schapiro. 1994. UTNE Reader. http://www.2basnob.com/coffee-history.html Diakses pada 12 Mei 2010.
- ^ a b c d e Bean Scoop. 2006. Coffee History . Diakses pada 13 Mei 2010.
- ^ a b c d e f g h i j k National Geographic. 2009. Coffee, Beyond The Buzz. Diakses pada 13 Mei 2010.
- ^ a b c Taubert RT. 2009. The Story of Coffee. Diakses pada 13 Mei 2010.
- ^ Kopi Arabica - Bironk Coffee. 2011. Diakses pada 19 Feb 2012.
- ^ a b c d e f Coffee Plants. 2009. Diakses pada 13 Mei 2010.
- ^ Kopi Sumatera - Indonesia. 2010. Diakses pada 19 Feb 2012.
- ^ a b c Kopi Robusta - Bironk Coffee. 2011. Diakses pada 19 Feb 2012.
- ^ a b c Coffee Plants. 2009. Diakses pada 13 Mei 2010.
- ^ a b c d e f g h i Types Of Coffee – Coffee Varieties I & II. 2010. Diakses pada 14 Mei 2010.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Brown A. 2008. Understanding Food: Principles and Preparation. Thomson Learning: AS. Halaman: 518-521.
- ^ Marsh T. 2006. "Review of the Aceh Coffee Industry". UNDP ERTR Livelihood Component. Halaman 9.
- ^ a b c Duff RL. 2006. American Dietetic Association Complete Food and Nutrition Guide. John Wiley & Sons, Inc: Kanada. Halaman: 167-169.
- ^ a b c d e Hermanto S. 2007. Kafein, Senyawa Bermanfaat atau Beracunkah?. Diakses pada 14 Mei 2010.
- ^ a b c Siswono. 2007. Kafein. Diakses pada 14 Mei 2010.
- ^ a b Wildman REC.2007. Handboomk of Nutraceuticals and Funtional Foods. Ed ke-2. CRC Press: AS. Halaman: 453-462. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "book3" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b Taciuk T. 1991. Swiss Water decaffeinated coffee unlocking the Black Box. Tea Coffee Trade J:1-2.
- ^ a b Cornelis MC, El-Sohemy A, Kabagambe EK, and Campos H. 2006. Coffee, CYP1A2 genotype, and risk of myocardial infarction. JAMA 295:1135-41.
- ^ a b Bach C. 2008. Caffeine Metabolism DNA Testing: CaffeineGEN™. Diakses pada 15 Mei 2010.
- ^ Sata F, Yamada H, Suzuki K, Saijo Y, Kato EH, Morikawa M, Minakami H, Kishi R. 2005. Caffeine intake, CYP1A2 polymorphism and the risk of recurrent pregnancy loss. Mol Human Repro 11(5):357-60.
- ^ a b c Yuhardin. 2009. Delapan Khasiat Minum Kopi. Diakses pada 15 Mei 2010.
- ^ a b c Smith A, Whitney H, Thomas M, Brockman P. 1999. Effects of caffeine and noise on mood, performance and cardiovascular functioning. Hum Psychopharmacol Clin Experimental 12(1):27-33.
- ^ Frewer LJ, Lader M. 2004. The effects of caffeine on two computerized tests of attention and vigilance. Hum Psychopharmacol Clin Experimental 6(2):119-128.
- ^ McClaran, Wetter. 2007. Sports nutrition. J Int Soc 4:11.
- ^ a b Yanagimoto K, Ochi H, Lee KG, Shibamoto T. 2004. Antioxidative activities of fractions obtained from brewed coffee. J Agric Food Chem 52(3):592-6.
- ^ Antioxidants in Coffee. 2009. Diakses pada 15 Mei 2010.
Pranala luar
- (Indonesia) Indonesian Coffee Community - Forum Komunitas Pecinta Kopi Indonesia
- (Indonesia) Kopi Terbaik Indonesia
Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA