Daftar kecelakaan kereta api di Indonesia

artikel daftar Wikimedia

Kecelakaan kereta api adalah suatu peristiwa terjadinya tabrakan antara kereta api dengan kereta api, tabrakan antara kereta api dengan kendaraan lain, kereta api terguling, adanya banjir/longsor, menabrak orang ataupun pelemparan batu pada kereta api.[1][2]

Daftar tahun kecelakaan

Sejumlah kecelakaan kereta api pernah terjadi, dengan jumlah korban meninggal maupun luka berat yang bervariasi. Penyebabnya pun beragam, mulai dari aspek kelalaian manusia, masalah tidak lengkapnya perlintasan kereta dengan palang pintu, hingga masalah perawatan kereta yang kurang baik hingga menyebabkan kecelakaan (seperti rem blong). Dalam pengidentifikasian penyebab kecelakaan Kereta Api, faktor kesalahan manusia (human error) selalu menjadi penyebab utama.

Berikut ini daftar kecelakaan kereta api di Indonesia[3] :

Tahun 1944 :

Pada tanggal 25 Desember 1944, 200 orang tewas dan 250 orang terluka ketika kereta api kehilangan rem di lembah Anai Sumatra Barat.

Tahun 1987:

19 Oktober 1987, sekitar jam 06.45, KA 220 eksekutif Merak bertabrakan dengan KA 225 yang sedang melaju (tabrakan head-to-head) di daerah Pondokbetung, Bintaro, Tangerang. Kecelakaan ini terjadi akibat human error. Terjadi dikarenakan KA 225 yang direncanakan bersilang dengan KA 220 di Stasiun Kebayoran, diganti menjadi di Stasiun Sudimara. Masinis KA 225 salah mendengar semboyan sehingga KA 225 berangkat tanpa sepengetahuan PPKA Stasiun Sudimara. Peristiwa ini mengakibatkan 156 orang tewas dan lebih dari 300 orang terluka. Peristiwa ini dikenal dengan Tragedi Bintaro.[4]

Tahun 1993 :

Tahun 2001 :

Tahun 2002 :

10 Juni 2002, jam 11:37 WIB, rangkaian langsiran lokomotif BB 306 15 yang membawa 7 rangkaian gerbong semen (KKW) bertabrakan dengan rangkaian kereta api batu bara nomor KA-2807 lokomotif BB 204 10 yang membawa 8 gerbong batubara (KKBW) dan lokomotif pendorong BB 306 14. Tabrakan terjadi di perlintasan Koto Luar di kilometer 11+450 petak jalan Pauhlima – Indarung.[7]

Tahun 2003 :

Tahun 2006 :

Berkas:Serayu 21042007.jpg
Kereta api Serayu anjlok pada 21 April 2007 mengakibatkan 46 korban luka
  • 13 Desember 2006, kereta eksekutif Sawunggalih, rute Kutoarjo-Jakarta, anjlok di Karangsari, Cilongok, Banyumas. Tidak ada korban.
  • 11 Desember 2006, kereta Mutiara Timur, rute Surabaya-Banyuwangi, anjlok di desa Randu Agung, Klakah,Lumajang. Tidak ada korban.
  • 1 November 2006, kereta eksekutif Parahyangan, rute Bandung Jakarta, anjlok di Kampung Babakan, Tanjung Pura,Karawang. Tidak ada korban.
  • 14 April 2006, Sebuah kereta api bermuatan CPO atau minyak sawit mentah yang sedang berjalan pelan ditabrak dari belakang oleh kereta api serupa di desa Fortuna Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Dua orang penumpang tewas dalam kejadian ini.
  • 16 April 2006, Grobogan, 02.15 dini hari. Kereta api Kertajaya dengan masinis Nurhadi bertabrakan dengan kereta api Sembrani dengan masinis Muhadi. Sebanyak 14 orang tewas. Bermula dari KA Kertajaya yang masuk ke Stasiun Gubug dari arah Jakarta. Saat itu, Kertajaya masuk di Jalur 1. KA Gumarang kemudian masuk ke Stasiun Gubug di jalur 2. Setelah Gumarang melintas, seperti tidak sabar, KA Kertajaya nyelonong keluar stasiun dan masuk ke jalur 2. Padahal, saat itu KA Kertajaya belum diberi aba-aba untuk jalan. Ketika KA Kertajaya masuk ke jalur 2 tiba-tiba KA Sembrani dengan masinis Muhadi datang dari arah Jakarta dengan kecepatan tinggi, dan tabrakan hebat pun tak dapat dihindari.
  • 18 April 2006, kereta rel listrik Pakuan jurusan Jakarta-Bogor menabrak Metromini S-64 jurusan Pasar Minggu-Cililitan. Lima orang meninggal di tempat, seorang meninggal di rumah sakit, sedangkan satu orang lainnya masih dalam kondisi kritis. Peristiwa itu terjadi saat Metromini hendak melewati perlintasan kereta api Duren Kalibata, Jakarta Selatan, di bawah fly over Kalibata sekitar pukul 3 sore. Menurut seorang saksi mata, kecelakaan itu terjadi sebab laju Metromini tertahan karena tepat di depannya ada angkutan lain yang sedang berhenti. Meski sopir sudah membunyikan klakson berkali-kali supaya angkutan lain maju, tapi tidak dihiraukan.

Tahun 2007 :

  • 2 Januari 2007, kereta komuter 241 rute Jakarta-Bojong Gede anjlok di jalur 10 Stasiun Jakarta Kota, Jakarta Barat. Tidak ada korban.
  • 16 Januari 2007, subuh, rangkaian kereta api Bengawan jurusan Solo-Tanahabang terputus di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Lima orang penumpang dilaporkan tewas, ratusan lainnya luka-luka akibat insiden ini. Dari jumlah korban tewas sebanyak 5 orang, tiga di antaranya berhasil diidentifikasi. KA Bengawan membawa 12 gerbong, gerbong 4 jatuh ke sungai, sedangkan gerbong 5 sampai dengan 12 miring di atas rel.
  • 24 Januari 2007, 16:00 WIB, kereta api diesel jurusan Jakarta Kota-Rangkasbitung membawa 7 gerbong penumpang anjlok di stasiun Palmerah. Tidak ada korban.
  • 29 Januari 2007, kereta ekonomi Bengawan, rute Solo-Jakarta, anjlok di Stasiun Bangodua, Klangenan, Cirebon. Tidak ada korban.
  • 31 Januari 2007, kereta bisnis Sancaka, rute Surabaya-Yogyakarta, anjlok di Nganjuk, Jawa Timur. Tidak ada korban.
  • 2 Februari 2007, 08:20 WIB, kereta api penumpang Sri Bilah (masinis M. Amin, 45 tahun) bertabrakan dengan kereta api barang lokomotif BB 30334 (masinis Asmawan, 40 tahun), di pintu lintasan keluar Stasiun Rantau Prapat, Sumatera Utara. Dugaan awal, penyebab terjadinya tabrakan karena petugas lalai memindahkan jalur rel keluar masuk kereta api. Tabrakan ini mengakibatkan 9 orang luka berat dan 26 luka ringan.
  • 25 Maret 2007, 10:00 WIB, Kereta api Rapih Dhoho jurusan Blitar-Surabaya menabrak truk gandeng bermuatan pupuk di desa Sumbergarum, kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, 1,5 km dari stasiun Garum. Di lokasi kecelakaan diketahui tidak memiliki pintu perlintasan kereta api. Tidak ada korban jiwa akibat kecelakaan ini tetapi mengakibatkan lumpuhnya lalu lintas kereta api di jalur setempat.[8]
  • 26 Maret 2007, 15:27 WIB, Kereta Api Mutiara Timur dari Banyuwangi dengan tujuan Surabaya, menabrak tiga buah mobil dan satu sepeda motor. Pintu kereta api tidak tertutup dan sirene tidak berbunyi. Akibatnya tiga orang meninggal dunia dan lima orang lainnya luka-luka.
  • 7 April 2007, pk. 03.10, Kereta api Tawang Jaya jurusan Jakarta-Semarang anjlok di Surodadi, Kabupaten Tegal menyebabkan tewasnya seorang bayi 8 bulan, sementara 14 penumpang lainnya cedera.
  • 21 April 2007, 03.35, Kereta api Serayu jurusan Senen-Kroya anjlok di Cilengkrang, Cibatu, Garut, Jawa Barat. Sebanyak tiga gerbong jatuh ke jurang sedalam 30 meter yang ada di pinggiran rel kereta. 40 orang terluka serta 6 orang lainnya luka berat.
  • 21 April 2007, 12.15, Kereta api Argo Lawu jurusan Solo-Gambir anjlok di daerah Purwokerto. Tak ada korban yang jatuh.[9]
  • 5 Agustus 2007, sebanyak 14 dari 20 gerbong kereta api bermuatan semen jurusan Indarung-Teluk Bayur terguling di kawasan Kampung Juar, Padang, Sumatera Barat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang belum diketahui penyebabnya itu.
  • 12 Agustus 2007, kereta api Gumarang jurusan Surabaya-Jakarta di dusun Kramat, desa Mangunsari kecamatan Tegowanu kabupaten Grobogan. Belasan orang mengalami luka-luka. Kecelakaan diduga disebabkan oleh aksi sabotase yang dilakukan pihak-pihak tertentu. Dugaan ini dikuatkan dengan adanya salah satu ruas rel yang dipotong dengan gergaji sepanjang lima meter dan baut penguncinya dilepas. Namun rel tersebut tidak diambil. Dibiarkan di tempatnya.
  • 17 Agustus 2007, 16:05; sebuah kereta barang membawa 20 gerbang peti kemas dari Surabaya menuju Jakarta anjlok di stasiun pelabuhan, Batang, Jawa Tengah. [10]
  • 6 September 2007, pkl. 4.45; 8 dari 4 KRL Japan Railway (JR) 103 E20-E22 jurusan Jakarta Kota-Serpong menabrak satu bus kecil dan dua truk besar. Pintu Perlintasan 126A BSD. Bus Puji Mas jurusan BSD-Rawamangun bernopol B 8903 TU. Truk Fuso bernopol S 6327 UH. dan Truk Mercy gandeng bernopol W 7159 UE. Akibatnya "3 Kendaraan 6 KM ada KRL lewat" kata Kapolsek Serpong AKP Husodo mengatakan pun.

Tahun 2008 :

  • 4 Juli 2008 Dua kereta api bertabrakan di jalur dua Stasiun Sengon Purwosari Pasuruan, Jawa Timur. Tabrakan terjadi akibat lokomotif BB 30121 tanpa gerbong yang turun dari arah Malang remnya tak berfungsi. Akibatnya, lokomotif yang dijalankan masinis Harianto, warga Bangil, tidak dapat berhenti di jalur 2 Stasiun Sengon. Pada saat bersamaan datang rangkaian kereta api BBM yang ditarik lokomotif CC 20327 dari arah Bangil yang dijalankan masinis Katnadi warga Malang, masuk juga di jalur 2. Akibatnya, tabrakan tidak bisa terhindarkan. Akibat tabrakan adu depan itu, kedua lokomotif mengalami kerusakan cukup serius. Kedua muka lokomotif ringsek, termasuk rangkaian gerbong BBM. Karena posisi tabrakan tepat di atas persilangan jalur, mengakibatkan seluruh perjalanan kereta api Surabaya-Malang lewat Bangil, atau sebaliknya menjadi tertunda. [11]

Tahun 2009 :

Tahun 2010 :

  • 29 Juni 2010 kereta api Logawa anjlok dan terguling di dusun petung, desa pajaran, kecamatan saradan, kabupaten madiun, jawa timur sekitar 1 kilometer dari perbatasan Madiun-Nganjuk. Enam penumpang tewas terjepit gerbong. Diduga kereta terguling karena kecepatannya tinggi saat masuk jalur belok..[13]
  • 2 Oktober 2010 Tabrakan kereta api Petarukan 2010 antara kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak kereta Senja Utama Semarang yang saat itu sedang menunggu di stasiun Petarukan. KA Senja Utama Semarang menunggu di jalur 3 untuk disusul KA Argo Bromo Anggrek. Tetapi KA Argo Bromo Anggrek dari arah Jakarta memasuki jalur yang salah. Kereta tersebut masuk di jalur 3 yang sudah terisi KA Senja Utama Semarang. Akibatnya kereta itu menabrak kereta Senja Utama Semarang dari belakang, dan 4 gerbong paling belakang dari KA Senja Utama Semarang rusak berat.[14]
  • 28 November 2010 KA 1 Argo Bromo Anggrek Relasi Surabaya Pasarturi - Jakarta Gambir  dengan nomor lokomotif CC 20321 menabrak truk bernomor polisi S 8584 C di Desa Kebonsari, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.Tiga korban yang tewas adalah penumpang truk, Sunaji (35), Mulyadi (35) dan Sutrsino (32) sopir truk, semuanya warga Desa Cendoro, Kecamatan Palang, Tuban, Jawa Timur. Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 09.00. Saat itu truk bermuatan batu kumbung melaju dari arah timur (Surabaya). Sesampainya di TKP truk belok kiri menuju lintasan rel kereta api. 

Tetapi, secara bersamaan dari arah yang sama sedang ada kereta api meluncur dengan kecepatan tinggi. Sudah bisa ditebak, truk tertabrak dengan keras. "Sopir truk sudah diteriaki, tapi tetap jalan. Akibatnya, tertabrak truk terlempar hampir 15 meter," kata salah satu warga setempat. Saat itu juga warga setempat memberikan pertolongan. Demikian juga petugas kepolisian yang langsung meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP). Korban secepatnya dievakuasi untuk dibawa ke RSI Muhammadiyah Lamongan.[15]

Tahun 2011 :

Tahun 2012 :

  • Februari 2012 Tabrakan antara Kereta Api Babaranjang tujuan Tanjung Enim dan kereta api Batubara Kertapati tujuan Sukacinta. 4 orang tewas di tempat, 2 lokomotif, yaitu CC20216 dan CC 201 89 11 ringsek dan terbakar. Akibat kecelakaan ini menyebabkan empat korban tewas seketika karena terjepit dan musibah ini mengakibatkan PT KAI kehilangan CC 201 89 11.[17]
  • 4 Oktober 2012 KA Commuter Line 435 tujuan Jakarta Kota anjlok di Stasiun Cilebut, peron stasiun rusak karena tertabrak gerbong 3. Akibat kejadian ini jadwal perjalanan Commuter Line hanya sampai Stasiun Bojong Gede dan Stasiun Bogor ditutup karena kereta tidak bisa lewat.[18]
  • 14 Desember 2012 KA 187 KRD Pasuruan anjlok di jembatan kaligantung desa Wanatri kecamatan Mojosurya kabupaten Sidoarjo mengakibatkan KA 85 MutTim Pagi, KA 130/131 Logawa, KA 136/137 Sri Tanjung dari Surabaya, KA 86 MutTim Pagi, KA 129/132 Logawa, KA 138/135 Sri Tanjung dari Banyuwangi/Jember 2 rangkaian K3 10011 85 SDT,K3 10119 76 JR ditarik Lokomotif CC203 40, Crane NR SDT, CC204 25, KD3 10115 73, CC201 45 dibawa ke Dipo Induk SDT. 3 KA sampai Stasiun Waru.

Tahun 2013 :

  • 4 November 2013, KRL 456/457 Eks 05-115 anjlok di Stasiun Bojong Gede. Hanya gerbong 05-615 dan 05-315 saja yang anjlok, tetapi hal ini mengakibatkan terlambatnya sebagian kereta KRL yakni, KRL 478/9, KRL 568, KRL 198/9, KRL 435/6. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.[19]

Tahun 2014 :

  • 3 Januari 2014 pukul 14.05, KA 7118 Pangrango relasi Bogor Paledang - Sukabumi anjlok di Jembatan Pamoyanan (KM 25+2/3 petak lintas antara stasiun Cigombong - CIcurug) Kel. Cicurug Kec. Cicurug, Sukabumi Jawa Barat dikarenakan adanya rel patah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. 1 kereta makan yang berada di rangkaian terakhir KA nyaris terguling akibat menginjak rel yang patah. Akhirnya kereta makan tersebut dilepaskan dan ditinggalkan dari rangkaian lalu kereta kembali berjalan tanpa aliran listrik & fasilitas restorasi. Perbaikan rel telah selesai dilakukan pada pukul 21.25, dengan memperbaiki bantalan yang patah dan esoknya KA bisa kembali melintas dengan normal.
  • 10 Februari 2014 pukul 13.29 KA Siliwangi relasi Cianjur - Sukabumi anjlok di dekat stasiun Lampegan, Cianjur Jawa Barat. KA berkecepatan rendah saat saat berjalan sebab rangkaian baru saja berangkat dari Stasiun Lampegan. Saat melewati terowongan, para penumpang merasakan ada yang tidak beres dengan kereta dan terjadilah anjlok. Akibatnya 2 dari 6 kereta ekonomi lepas (K3-2 & K3-3) dari jalurnya dan salah satunya menghantam mulut Terowongan Lampegan. Posisi K3-2 sudah masuk ke dalam terowongan, sedangkan K3-3 menabrak sisi terowongannya. 2 kereta tersebut berada paling belakang dari rangkaian kereta. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun kondisi mulut terowongan rusak ringan. Akhirnya KA tetap melanjutkan perjalanan ke Sukabumi hanya dengan 4 kereta saja, 2 kereta yang anjlok ditinggalkan di Lampegan.
  • Sabtu, 8 Maret 2014 sekira pukul 08.40 bus pariwisata PO. Haryanto yang melaju dari arah Desa Wanasari, Cibitung menuju ke arah Pasar Induk Cibitung. Bus perpenumpang anak-anak yatim piatu Kampung Telar, Desa Muktiwari ini hendak ke Jakarta untuk kegiatan santunan, namun naas, sampai di pintu perlintasan kereta api bus yang mereka tumpangi tertabrak KA Menoreh tujuan Jakarta Semarang yang datang dari arah Tambun Selatan.

Kejadian bermula ketika alarm signal pintu perlintasan berbunyi, namun berdasar penuturan saksi di lokasi, pintu palang kereta api memang sudah lama tidak berfungsi bahkan harus dioperasikan naik turun secara manual, rusak ini sudah dikeluhkan kepada pihak PT. KAI dan kecamatan. Bahkan lebih parah lagi pintu perlintasan sebelah barat hanya menggunakan bambu dan dioperasikan naik turun. Ketika alarm signal berbunnyi, kereta api memang belum terlihat melintas, akhirnya beberapa motor nekat melintas, pun dengan bus PO. Haryanto ikut melintas, namun tak disangka, ketika hendak hampir melintas, bus yang disopiri Asep asal Subang ini tertahan karena macet, akhirnya tak lama KA Menoreh melintas bus ini tertabrak. Bagian belakang bus ringsek, bahkan bus terseret hingga 50 meter dari pintu perlintasan, pemotor yang berada dipinggir perlintasan pun turut menjadi korban tabrakan ini. Korban tabrakan segera dilarikan ke RSUD Kab. Bekasi, korban berjumlah 35 orang terdiri dari 31 penumpang bus dan 4 orang pemotor mengalami luka ringan hingga berat, beberapa korban juga dilarikan ke RS. Ridhoka Salma, Cikarang Barat. Operator perlintasan KA Cibitung, Marta (65) sempat memperingatkan sopir agar tidak melintas, Marta sehari-hari bertugas menjaga perlintasan Cibitung ini, kondisi jalan rusak, padat dan palang pintu perlintasan yang rusak membuat Marta harus ekstra kerja, selain mengendalikan pintu palang perlintasan, juga harus memperingatkan pengguna jalan agar tidak menerobos. Sempat terjadi adu jotos antara Marta dan Asep sang sopir, namun tak lama sopir kabur dan Marta menolong korban-korban di dalam bus. Berdasarkan penuturan saksi korban di RSUD Kab. Bekasi,Mohammad Abdul Said, penumpang bus sudah teriaki sopir agar tak nekat menerobos perlintasan, karena beberapa penumpang mengaku melihat kereta sudah dekat. Said katakan benturan antara kereta dan bus sangat kencang, bahkan saking kencangnya sampai membuat bus berputar melintang di jalan. Kahumas Daops I KAI Agus Komaruddin katakan tabrakan terjadi di perlintasan liar, namun hal ini tidak masuk akal, pintu perlintasan Cibitung ini setahu kami sudah ada sejak puluhan tahun lalu, bahkan terdapat pos jaga serta petugasnya, tidak mungkin itu perlintasan liar, ditambah Jl. Bosih adalah jalan penting kecamatan Cibitung. Sampai berita ini kami turunkan, tidak ada korban meninggal dunia, 1 korban dalam keadaan kritis dan sedang menjalani perawatan di IGD RSUD Kab. Bekasi yang tak jauh dari lokasi kejadian. Sudah ada 3 orang yang kita mintai keterangan di Polresta Bekasi. Yang dua penjaga palang pintu itu dari swasta, 1 orang operator dari KAI, ujar Iptu Rudi Wira, Kepala Urusan Pembina Operasional (Kaurbinop) Satlantas Polresta Bekasi di lokasi kejadian

  • 28 Maret 2014 pukul 16.25 KA 91 Fajar Utama Semarang relasi Jakarta Pasar Senen - Semarang Tawang anjlok di petak stasiun Kedunggedeh - Bekasi tidak jauh dari perlintasan Tanjungmekar, Karawang, Jawa Barat. Kereta yang anjlok adalah kereta ke 6 dari total 9 kereta yang dibawa. Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini, namun akibat peristiwa ini, sejumlah perjalanan KA dari dan menuju Jakarta ke arah Bandung ataupun Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami keterlambatan akibat antrian di jalur Bekasi - Karawang.
  • 4 April 2014 pukul 18.06 KA 86 Malabar relasi Bandung - Malang bermuatan 250 penumpang mengalami anjlok dan terguling akibat menghantam tanah longsoran di KM 244 + 0/1 lintas antara Stasiun Ciawi - Cirahayu tepatnya di Kampung Terung, Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. KA tersebut berangkat dari Bandung sekitar pukul 15.30. Penyebab kecelakaan karena lokasi tersebut diguyur hujan lebat dan tanah di lokasi tersebut longsor. Akibatnya 1 lokomotif bernomor CC 206 13 55 bersama 3 dari 13 rangkaian KA yaitu K1 0 67 27 BD (Eksekutif 1) K1 0 67 22 BD (Eksekutif 2) serta Kereta Makan menabrak tanah longsoran lalu terguling dan terperosok ke dalam jurang. Area yang longsor sepanjang 25 meter dengan kedalaman longsor 10 meter. Longsor tidak dapat dihindari karena lokasinya 50 meter setelah tikungan jadi tidak kelihatan dari jarak jauh. Rel sepanjang 50 meter di lokasi kejadian menggantung dan terputus. Rel tersebut masuk ke dalam jurang bersamaan dengan kereta yang terperosok. Tim gabungan TNI, Polisi, FKPPI, SAR, PMI, BPBD dikerahkan selama peristiwa ini. Korban 3 orang meninggal dunia, 2 luka berat dan 35 lainnya luka ringan. Peristiwa ini menyebabkan perjalanan lintas Bandung - Kroya terputus, dan 13 perjalanan KA dari Bandung menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur dialihkan melewati Cikampek - Cirebon - Purwokerto - Kroya. Keterlambatan perjalanan kereta berkisar 4-5 jam. PT KAI meminjam rangkaian KA SIliwangi sebagai pengganti rangkaian Malabar yang ringsek. Jalur baru dapat dilalui pada tanggal 7 April 2014 dengan batas maksimal kecepatan 5 km/jam dan dapat dilalui dengan normal pada esok harinya.
  • 4 Mei 2014 pukul 22.42 KA 110 Bogowonto relasi Jakarta Pasar Senen - Yogyakarta tertabrak Truk Kontainer bermuatan Mobil di Perlintasan Sebidang KM 248+250 antara petak stasiun Karangsuwung - Ciledug, Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Akibatnya lokomotif CC 206 13 69 dan 1 kereta pembangkit bernomor seri P 0 08 01 SLO anjlok lalu tergelincir dan terguling ke sisi rel, sementara truk kontainer terbelah dua. Sesaat sebelum kecelakaan, truk kontainer mogok di perlintasan. Petugas PJL sudah menghubungi PK/OC dan PK/OC juga sudah menghubungi KA Bogowonto. Namun karena jaraknya sudah terlalu dekat, kecelakaan tidak terelakkan. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini, namun peristiwa ini mengakibatkan lintas perjalanan Cirebon - Kroya terputus dan dialihkan perjalanannya. Kereta dari arah barat, setelah stasiun Cirebon tidak melewati Karangsuwung (selatan) namun melewati stasiun Waruduwur, Tegal, kemudian berbelok ke arah Slawi dan Prupuk. Kemudian kereta berjalan normal di lintas Prupuk - Kroya. Sementara kereta dari timur dari stasiun Prupuk berbelok ke arah Slawi kemudian memutar lewat Tegal dan Waruduwur, kemudian melintas Cirebon - Jakarta dengan normal. Keterlambatan perjalanan kereta akibat peristiwa ini berkisar 3-4 jam.
  • 15 Juli 2014 pukul 23.37 Sepasang KA Inspeksi Sindoro-Semeru bernomor SI 31101 menabrak truk crane di JPL 49 KM 20+310 Jl. Banjarkemantren, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur (petak antara stasiun Sidoarjo - Gedangan). Akibatnya, masinis kereta Linda Bagus Sujarmanto (23) dan operator Crane Abdul Mufid tewas terjepit sedangan 2 lain luka berat dan mengakibatkan KAIS SIndoro & Truk rusak berat juga palang pintu & tiang lampu perlintasan hancur berantakan. KA melaju kencang dari arah selatan (SIdoarjo) menuju utara (Surabaya) usai mengantar Wamenhub untuk mengecek kondisi rel di jalur Jember sampai Banyuwangi.untuk persiapan mudik. Namun, saat melintas di palang pintu kereta Buduran, tepatnya dekat Maspion, ternyata bersamaan melintas truk crane yang mengarah ke utara untuk melintas ke arah timur melalui Jalan Raya Lingkar Timur. Kereta ini langsung keluar dari rel dan terjatuh dalam posisi miring. Menurut salah seorang saksi, kereta itu melaju cukup kencang dan langsung menabrak truk crane. Penyebabnya dikarenakan penjaga PJL tertidur pada waktu kejadian dan tidak menutup palang pintu karena tidak mendengar ada suara pemberitahuan untuk menutup pintu juga kereta itu tidak memiliki jadwal untuk melintas (Kereta Luar Biasa).
  • 21 Juli 2014 pukul 10.00 KA Mutiara Timur relasi Surabaya Gubeng - Banyuwangi Baru berloko CC 203 02 01 menabrak tiga kendaraan di Perlintasan Latek, Bangil, Pasuruan. Akibat kejadian ini, dua orang yakni sopir dan kenek truk muat ikan mengalami luka berat. Kecelakaan ini menyebabkan kemacetan dua arah jalur pantura mencapai 4 Km. Sebab, kereta terhenti di perlintasan dan dua mobil yang terlibat kecelakaan melintang di tengah jalan. Pantauan di lokasi, akibat ditabrak kereta, truk muat ikan bernopol N 8063 UP terlempar ke sisi selatan jalan dan mengalami kerusakan cukup parah. Bagian depan truk tersebut hancur berantakan dan muatan berhamburan keluar. Sementara itu, mobil box bernopol L 9979 NC hancur di bagian depan. Sedangkan dump truk tanpa muatan terguling hingga melintang di badan jalan. "Semua kendaraan dari arah timur. Tidak ada korban jiwa, ada dua yang luka," kata Kapolres Pasuruan AKBP Ricky Purnama di lokasi. Kecelakaan tersebut menyebabkan kemacetan parah di kedua arah jalur pantura. Polisi mengarahkan kendaraan ke jalur alternatif di Jalan Raya Kejayan-Wonorejo-Purwosari. Hingga pukul 12.00 WIB, kereta api berhasil ditarik menuju Stasiun Bangil, sementara kendaraan yang terlibat kecelakaan juga sudah berhasil dievakuasi. Arus kendaraan mulai lancar dari dua arah.
  • 2 September 2014 pukul 06.00 KRL 189/90 Commuter Line relasi Jatinegara - Depok/eks Japan Railway (JR) 203-109 menabrak lima kendaraan yakni Truk membawa Pupuk PuSaKa (kependekannya PSK) bernopol W 7987 UT, Truk Fuso PT. Panca Jaya bernopol AG 7600 UD, Truk Nissan Diesel PT. Gudang Garam bernopol AG 6723 AE, Truk bermuatan kayu bernopol M 7609 UW, Bus Karyawan Kosong bernopol G 703 AT Semua dari arah barat ada KRL mengatakan Kaporles Metro Jakarta Barat AKBP Muhammad Solahudin mengatakan semua dilarikan ke RSIPMJB Muhammadiyah Duri Metro Jakarta Barat.
  • 20 September 2014 pukul 04.30 KA 40 Gajayana relasi Gambir - Malang berloko CC 206 13 97 menabrak empat kendaraan di Perlintasan 78E RE Martadinata Madiun yakni Truk Kontainer bernopol B 9735 XEI, Truk membawa Kayu bernopol L 9871 AT, Bus Pariwisata PPD bernomor urut 5671 bernopol B 7395 XB dan Truk membawa Kertas bernopol B 9741 BGU akibatnya 23 luka ringan dan berat dilarikan ke RS Letjend Sutoyo akibatnya "Semua dari arah barat ada KA lewat cepat" kata Kaporles Madiun AKBP Achmad Surya Purnama petugas TMC PJL CC 206 13 97 bagian yang hilang logo PT KAI terkena debu dan air
  • 08 Oktober 2014 Pukul 11.38 Kereta api Argo Bromo Anggrek Menabrak Mobil Sedang Berjenis Kijang Grand Extra Abu-Abu bernomor polisi B 1131 KMB di perlintasan liar Kilometer 20+56 antara-Stasiun Tegowanu menuju Stasiun Brumbung, Demak, menjadi perhatian warga sekitar saat KA Argo Bromo Anggrek sedang bertolak dari Surabaya menuju Gambir, Jakarta. Kecelakaan itu mengakibatkan enam penumpang tewas setelah Kijang yang mereka tumpangi terpental, sedangkan tiga penumpang lainnya mengalami luka-luka. Menurut Suprapto, korban meninggal langsung ditangani petugas dari Kepolisian Sektor Karangawen, Demak. "Korban luka-luka dibawa ke Puskesmas Karangawen," terang Suprapto. Suprapto berharap para pengendara untuk tertib berlalulintas. "Mudah-mudahan hal ini menjadi pembelajaran bagi kita dalam hal tertib berlalu lintas," ungkap Suprapto.
  • 22 Oktober 2014 Pukul 14.52 Kereta api Tegal Bahari Menabrak Mobil Sedang Berjenis APV X Hitam bernomor polisi E 1818 TR di Perlintasan kereta tanpa palang pintu di Desa Suci, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Akibatnya, tiga anggota polisi meninggal dunia, dan enam lainnya kritis. Belum diketahui persis ihwal kejadian, polisi masih melakukan penyelidikan atas kejadian ini. Korban tewas tabrakan antara KA Tegal Bahari dengan minibus E 1818 TR di Desa Suci, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Rabu (22/10/2014) pukul 14.52 menjadi 4 orang. Dari keempatnya, tiga orang tewas di lokasi kejadian, sementara satu orang lagi meninggal di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Ciremai, Kota Cirebon. Berdasarkan informasi, tiga korban tewas sudah dibawa ke kamar jenazah RSUD Gunung Jati. Mereka adalah anggota Buser Polres Pelabuhan Tanjung Priok. Seorang meninggal di IGD RS Ciremai belum diketahui.

Statistik

Dalam kurun waktu dari bulan Januari hingga Juli 2014 telah terjadi 7 kecelakaan kereta api di Indonesia.

Kecelakaan Kereta Api 2004-2014
Jenis kecelakaan 1987 1993 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Antarkereta api 7 1 9 5
Kereta dan kendaraan lain 31 0 10 22 11
Anjlok dan terguling 90 0 99 52
Kereta terkena longsor 4 0 3 7 2
Lain-lain (kriminal) 289 0 294 297
Sumber: Koran Tempo 1 Februari 2007

Lihat pula

Referensi

Pranala luar