Maskapai penerbangan nasional adalah sebuah perusahaan transportasi udara yang dibentuk oleh pemerintah sebagai wujud pemenuhan perhubungan negara di dalam suatu negara yang diregistrasikan didalam negara tersebut.

Setiap negara hampir memiliki maskapai dengan bentukkan lewat pemerintah, tetapi Amerika Serikat adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang adanya flag carrier karena aturan anti keistimewaan yang ketat. Saat ini, negara tersebut memiliki 2 maskapai internasional saja, setelah mengalami berbagai akuisisi dan likuidasi, seperti: American Airlines, Delta Air Lines; yang memiliki fungsi mirip dengan flag carrier negara lain.

Latar belakang

Setelah Perang Dunia II, banyak negara yang merdeka mendirikan maskapai penerbangan sebagai perwujudan titik awal negara dalam merencanakan pembangunan setelah negara tersebut hancur akibat perang. Dalam status kepemilikannya, Pemerintah menjadi pemilik utama perusahaan karena besarnya jumlah modal yang diberikan dan dikucurkan kepada dewan operasional manajemen tersebut. Sementara itu, setelah pembentukkan maskapai sudah diselesaikan, regulasi yang ketat mengenai sistem perindustrian maskapai penerbangan juga membuat pemerintah harus melakukan campur tangan untuk melakukan negosiasi dengan negara lain agar maskapai mendapat izin untuk masuk kedalam daerah tersebut. Kemudian, kerjasama yang berwal dari satu aspek, berkembang menjadi multi aspek. Sehingga, perjanjian bilateral harus dibentuk sebagai wujud komitmen kedua negara untuk memajukan perekonomian kedua negara, terutama maskapai penerbangan. Biasanya, negara-negara tersebut mendirikan flag carrier untuk alasan nasionalisme dan untuk membantu keuangan negara, terutama di daerah wisata.[butuh rujukan]

Dalam banyak kejadian yang berbeda dengan motif yang sama, pemerintah memberikan suntikan dana secara langsung kepada maskapai penerbangan nasional mereka, umumnya akibat banyaknya kerugian yang terus menerus terjadi atau medekati kebangkrutan (Seperti Malaysia Airlines, maskapai ini beberapa kali mendapat suntikan dana selama kurun waktu 11 Tahun dari pemerintah mereka dengan jumlah suntikan lebih dari US$ 17 Miliar akibat pelarangan maskapai untuk menaikkan harga terkait program "Visit Malaysia" yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan turis ini dinilai terlalu merugikan, karena jumlah rute yang ada dengan armada yang ada kalah jumlah dengan datangnya maskapai LCC). Sementara itu, pendirian maskapai lokal yang (memiliki kemungkinan) menjadi pesaing kadang kala dilarang langsung beroperasi secara terbuka, atau mendapat aturan ketat untuk mencegah persaingan langsung. Saat ini, maskapai swasta secara terbuka diijinkan untuk berdiri, tetapi maskapai penerbangan nasional masih menjadi prioritas pemerintah, terutama dalam pembagian perencanaan koridor rute area nasional dan internasional.

Dalam dekade terakhir, banyak maskapai tersebut menjadi perusahaan terbuka privatisasi. Regulator Industri (Dalam hal ini, Departemen Perhubungan Negara) juga secara bertahap melonggarkan peraturannya seiring terbukanya persaingan ekonomi, terutama di Amerika Serikat dan Uni Eropa.[butuh rujukan]

Daftar Maskapai penerbangan Nasional

Negara Nama Maskapai Penerbangan Dibentuk Negara Status Kepemilikan Negara
  Afganistan Ariana Afghan Airlines[1] Ya Mayoritas
  Albania Albanian Airlines Ya joint venture
  Andorra AeroKing Andorra Ya Joint Venture antara Eagle Aviation España dan TAP Portugal
  Aljazair Air Algérie Ya Mayoritas
  Angola TAAG Angola Airlines Ya Penuh
  Kepulauan Åland Air Åland
  Argentina Aerolíneas Argentinas Ya Penuh
  Armenia Armavia Ya Tidak
  Australia Qantas Ya Tidak
  Austria Austrian Airlines Ya Tidak
  Azerbaijan Azerbaijan Airlines Ya Penuh
  Bahama Bahamasair Ya Penuh
  Bahrain Gulf Air Ya Penuh
Bahrain Air Ya
  Bangladesh Biman Bangladesh Airlines Ya Penuh
  Barbados LIAT Tidak Tidak
  Belarus Belavia Ya Penuh
  Belgia Brussels Airlines Ya Tidak
  Belize Maya Island Air Tidak Tidak
  Benin Benin Golf Air Ya Tidak
  Bhutan Drukair Ya Penuh
  Bolivia AeroSur Ya Minoritas (48%)
  Bosnia dan Herzegovina B&H Airlines Ya Mayoritas (50.93%)
  Botswana Air Botswana Ya Penuh
  Brasil TAM Linhas Aéreas Ya Tidak
  Brunei Royal Brunei Airlines Ya Penuh
  Bulgaria Bulgaria Air Ya Tidak
  Burkina Faso Air Burkina Ya Mayoritas
  Burundi Air Burundi Ya Penuh
  Kamboja Cambodia Angkor Air Ya Mayoritas
  Kamerun Cameroon Airlines Ya
  Kanada Air Canada Ya Tidak
  Tanjung Verde TACV Cabo Verde Airlines Ya Penuh
  Kepulauan Cayman Cayman Airways Ya
  Chad Toumaï Air Tchad
  Chili LAN Airlines Tidak
  Tiongkok Air China Ya Mayoritas
  Kolombia Avianca Ya Tidak
  Komoro Air Comores International
  Republik Kongo Trans Air Congo
  Republik Demokratik Kongo Hewa Bora Airways
  Kosta Rika Lacsa (sekarang bagian dari TACA)
  Pantai Gading Air Ivoire
  Kroasia Croatia Airlines Ya Mayoritas
  Kuba Cubana de Aviación Ya Penuh
  Siprus Cyprus Airways Ya Mayoritas
  Ceko Czech Airlines Ya Penuh
  Denmark Scandinavian Airlines System ya Joint Venture
  Jibuti Djibouti Air
  Republik Dominika PAWA Dominicana Tidak Tidak
  Ekuador TAME
  Mesir EgyptAir Ya Penuh
  El Salvador TACA
  Guinea Khatulistiwa Ecuato Guineana
  Eritrea Eritrean Airlines Ya Penuh
  Estonia Estonian Air Ya Minoritas
  Ethiopia Ethiopian Airlines Ya Penuh
  Kepulauan Faroe Atlantic Airways
  Fiji Air Pacific
  Finlandia Finnair Ya Mayoritas
  Prancis Air France Tidak Minoritas
  Guyana Prancis Air Guyane Ya
  Polinesia Prancis Air Tahiti Nui Ya
  Gabon Gabon Airlines
  Gambia Gambia International Airlines Ya
  Georgia Georgian Airways Ya
  Guernsey Aurigny Air Services Ya Penuh
  Jerman Lufthansa Ya Tidak
  Ghana Ghana International Airlines Ya
  Yunani Olympic Air Tidak Tidak
  Greenland Air Greenland Ya
  Guadeloupe Air Caraïbes
  Guam Continental Micronesia
  Guatemala Aviateca (sekarang bagian dari TACA)
  Guinea Air Guinee Express Ya
  Guyana Caribbean Airlines Tidak
  Haiti Tortug' Air
  Hong Kong Cathay Pacific Ya Tidak
  Hungaria Malév Hungarian Airlines Ya Mayoritas
  Islandia Icelandair Ya Tidak
  Indonesia Garuda Indonesia Ya Mayoritas (69%)
Merpati Nusantara Airlines Ya Penuh
  India Air India Ya Penuh
  Iran Iran Air Ya Penuh
  Irak Iraqi Airways Ya Penuh
  Irlandia Aer Lingus Ya Minoritas (28%)
  Israel El Al Ya Minoritas (30%)
  Italia Alitalia - Compagnia Aerea Italiana Ya Tidak
  Jamaika Air Jamaica Ya Minoritas (14%)
  Jepang Japan Airlines Ya Tidak
  Yordania Royal Jordanian Airlines Ya Minoritas (19%)
  Kazakhstan Air Astana Ya Mayoritas (51%)
  Kenya Kenya Airways Ya
  Kiribati Air Kiribati Ya
  Korea Utara Air Koryo Ya Penuh
  Korea Selatan Korean Air Ya
  Kosovo Kosova Airlines
  Kuwait Kuwait Airways Ya Penuh
  Kirgizstan Kyrgyzstan Airlines Ya Mayoritas
  Laos Lao Airlines Ya Penuh
  Latvia AirBaltic Ya Mayoritas
  Lebanon Middle East Airlines Ya Penuh
  Liberia Air Liberia Ya
  Libya Libyan Arab Airlines Ya
  Luksemburg Luxair Ya Minoritas
  Makau Air Macau Ya Minoritas
  Madagaskar Air Madagascar Ya Mayoritas
  Malawi Air Malawi Ya Penuh
  Malaysia Malaysia Airlines Ya Minoritas
  Maladewa Maldivian Ya penuh
  Mali Air Mali International Ya Tidak
  Malta Air Malta Ya Mayoritas
  Kepulauan Marshall Air Marshall Islands Ya Penuh
  Martinik Air Caraïbes Ya tidak
  Mauritania Mauritania Airways Minoritas
  Mauritius Air Mauritius Ya Minoritas
  Meksiko Aeromexico
Mexicana Ya
  Moldova Air Moldova Ya
  Mongolia MIAT Mongolian Airlines Ya
  Montenegro Montenegro Airlines Ya
  Montserrat Air Montserrat
  Maroko Royal Air Maroc Ya
  Mozambik Linhas Aéreas de Moçambique Ya
  Myanmar Myanmar Airways International Ya Ya
  Namibia Air Namibia Ya
  Nauru Our Airline Ya
    Nepal Nepal Airlines Ya
  Belanda KLM Ya Tidak
  Antillen Belanda Dutch Antilles Express
  Kaledonia Baru Aircalin
  Selandia Baru Air New Zealand Ya Mayoritas
  Nikaragua NICA (sekarang bagian dari TACA) Ya
  Nigeria Nigerian Eagle Airlines Ya Tidak
  Pulau Norfolk Norfolk Air Penuh
  Norwegia Scandinavian Airlines System Ya Minoritas[2]
  Oman Oman Air Ya Mayoritas (82.4%)
  Pakistan Pakistan International Airlines (PIA) Ya Mayoritas (87%)
  Palestina Palestinian Airlines Penuh
  Panama Copa Airlines Ya Tidak
  Papua Nugini Air Niugini
  Paraguay TAM Airlines (Paraguay) (Bagian dari TAM Airlines) Minoritas
  Peru LAN Peru Tidak
  Filipina Philippine Airlines Ya Joint Venture
  Polandia LOT Polish Airlines Ya Mayoritas (67.97%)[3]
  Portugal TAP Portugal Ya Penuh [4]
  Qatar Qatar Airways Ya 50%
  Réunion Air Austral
  Rumania TAROM Ya Mayoritas (95%)
  Rusia Rossiya Ya Penuh
Aeroflot Ya 51.17%
  Rwanda RwandAir Ya
  Samoa Polynesian Blue Ya 49%
  Saint Pierre dan Miquelon Air Saint-Pierre
  Sao Tome dan Principe STP Airways
  Arab Saudi Saudi Arabian Airlines Ya Penuh
  Senegal Air Sénégal International Ya
  Serbia Jat Airways Ya Penuh
  Seychelles Air Seychelles Ya
  Sierra Leone Sierra National Airlines Ya
  Singapura Singapore Airlines Ya Mayoritas (54%)
  Slowakia Air Slovakia
  Slovenia Adria Airways
  Kepulauan Solomon Solomon Airlines Ya
  Afrika Selatan South African Airways Ya
  Spanyol Iberia Ya Minoritas (50%)[5]
  Sri Lanka SriLankan Airlines Ya
  Sudan Sudan Airways Ya
  Suriname Surinam Airways Ya
  Swedia Scandinavian Airlines System Ya[2] Joint Venture[2]
  Eswatini Royal Swazi National Airways
  Swiss Swiss International Air Lines [6] Ya tidak
  Suriah Syrian Air Ya penuh
  Republik Tiongkok (Taiwan) China Airlines[7] Tidak Mayoritas (54%)
  Tajikistan Tajik Air Ya
  Tanzania Air Tanzania Ya
  Thailand Thai Airways International Ya Mayoritas (53%)
  Togo Air Togo Ya
  Trinidad dan Tobago Caribbean Airlines Ya Penuh
  Tunisia Tunisair Ya
  Turki Turkish Airlines Ya Mayoritas
  Turkmenistan Turkmenistan Airlines Ya
  Kepulauan Turks dan Caicos Air Turks and Caicos Ya
  Uganda Air Uganda Ya
  Ukraina Ukraine International Airlines Ya Mayoritas
Aerosvit Airlines Ya
  Uni Emirat Arab Etihad Airways Ya Ya[8]
Emirates Ya Ya[9]
Air Arabia Ya Minoritas (45%)[10]
RAK Airways ya
  Britania Raya British Airways Ya Tidak [11]
  Uruguay PLUNA Ya Minoritas (25%)
  Uzbekistan Uzbekistan Airways Ya Mayoritas
  Vanuatu Air Vanuatu Ya
  Venezuela Conviasa Ya Penuh
  Vietnam Vietnam Airlines Ya Penuh
  Yaman Yemenia Ya
  Zimbabwe Air Zimbabwe Ya

Referensi

  1. ^ https://www.flyariana.com/subpage.php?id=12
  2. ^ a b c SAS dimiki bersama oleh pemerintah Denmark, Norwegia dan Swedia, dan menjadi maskapai penerbangan nasional bagi ketiga negara.
  3. ^ "LOT Corporate Information". PLL LOT. 2007. Diakses tanggal 2007-10-01. 
  4. ^ "TAP Portugal". Flytap.com. Diakses tanggal 2009-05-22. 
  5. ^ "Participaciones significativas - Iberia". Grupo.iberia.es. Diakses tanggal 2009-05-22. 
  6. ^ setelah ditutup tahun 2002, maskapai nasional menjadi Swissair
  7. ^ China Airlines menggunakan bendera taiwan hingga 1995.
  8. ^ UAE: Etihad Airways dimiliki oleh pemerintah Abu Dhabi, salah satu bagian dari UAE.
  9. ^ UAE: Emirates Airline dimilik oelh pemerintah Dubai, bagian dari UAE.
  10. ^ UAE: Air Arabia sebagian dimiliki oleh pemerintah Sharjah, bagian dari UAE.
  11. ^ http://www.independent.co.uk/news/danair-swallowed-up-by-ba-rivals-say-competition-and-choice-will-be-cut-by-takeover-that-will-axe-1900-jobs-1559258.html

Pranala Luar