Alfabet Fonetik Internasional

sistem alfabetik untuk notasi dan transkripsi fonetik

Alfabet Fonetik Internasional /alfabet foˈnɛtɪk̚ intərnasional/[diskusikan] (bahasa Inggris: International Phonetic Alphabet, pengucapan bahasa Inggris: [ˌɪntəˈnæʃ(ə)nəl fəˈnɛtɪk ˈælfəˌbɛt] (pengucapan Britania); [ˌɪntɚˈnæʃ(ə)n(ə)l fəˈnɛɾɪk ˈælfəˌbɛt] (pengucapan Amerika)) atau disingkat IPA adalah sistem alfabet yang diterima dan dipakai secara luas sebagai medium rekam fonetik suara bahasa oral. Tidak seperti metode transkripsi lain yang umumnya terbatas pada rumpun bahasa tertentu, IPA mewakili keseluruhan fonem yang dengannya semua bahasa manusia dapat ditranskripsikan dalam bentuk tertulis yang dapat dimengerti dan diartikulasikan ulang. Sistem notasi ini dirancang dan dikembangkan oleh Perhimpunan Fonetik Internasional pada akhir abad ke-19 sebagai medium representasi baku penuangan bunyi bahasa ke dalam bentuk tertulis.[1]

Alfabet Fonetik Internasional
International Phonetic Alphabet
Jenis aksara
Alfabet Aksara berciri
BahasaDigunakan untuk transkripsi fonetik dan fonemik bahasa apa pun
Periode
1888 (136 tahun yang lalu)
Arah penulisanKiri ke kanan
Aksara terkait
Silsilah
ISO 15924
ISO 15924Latn, , ​Latin
Pengkodean Unicode
Nama Unicode
Latin
 Artikel ini mengandung transkripsi fonetik dalam Alfabet Fonetik Internasional (IPA). Untuk bantuan dalam membaca simbol IPA, lihat Bantuan:IPA. Untuk penjelasan perbedaan [ ], / / dan  , Lihat IPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.

IPA adalah instrumen yang sering digunakan oleh leksikograf, pelajar dan pengajar bahasa asing, ahli bahasa, patolog yang berkenaan dengan bahasa, musikus, aktor, penerjemah, dan pencipta bahasa buatan.[2][3]

Bagan IPA resmi (diterjemahkan), revisi tahun 2020

Simbol IPA umumnya terdiri atas satu atau dua unsur, huruf dan diakritik yang umumnya menyertai. Huruf IPA mengadopsi dan terinspirasi oleh Alfabet Latin. Diakritik dipakai untuk menjelaskan pembeda rinci antarfonem dan kejelasan kualitas suara, misalnya seperti adisi bunyi sengau pada vokal, panjang bunyi, penekanan, nada, dan pemisahan antar suku kata.[1] Set simbol dalam ekstensi Alfabet Fonetis Internasional dapat digunakan untuk merepresentasikan kualitas suara tambahan, seperti kertakan gigi, pelatan, dan suara yang dibuat dengan celah bibir dan celah langit-langit.[2]

Dari waktu ke waktu, terdapat perubahan pada set simbol IPA, perubahan ini dapat berupa penambahan, modifikasi, dan penghapusan huruf dan diakritik yang dilakukan oleh Perhimpunan Fonetik Internasional. Pada perubahan paling terbaru, yakni pada 2005,[4] terdapat total 107 huruf segmental, huruf untuk mewakili suprasegmental yang memiliki jumlah cukup banyak, 44 jenis diakritik (tidak termasuk kompositas), dan 4 simbol prosodi ekstraleksikal dalam set IPA. Hampir semua simbol yang terdapat pada bagan Alfabet Fonetis Internasional dipublikasikan kedalam artikel di laman web IPA.[5]

Pemetaan simbol dengan suara

sunting

Simbol-simbol IPA mengadopsi Alfabet Latin dan Alfabet Yunani, sebagian di antaranya diubah sedikit. Setiap simbol mengacu kepada suatu bunyi spesifik yang membedakan sebuah fonem di dalam sebuah bahasa dengan kata lainnya. Asas IPA adalah untuk mewakili tiap masing-masing bunyi distingtif (atau segmen) dengan satu simbol. Dengan demikian, IPA memiliki asas berikut:

  1. Umumnya tidak menggunakan simbol lebih dari satu untuk mewakili satu bunyi. Misalnya, dalam Bahasa Indonesia, bunyi yang diwakili oleh digraf ⟨ng⟩ atau ⟨kh⟩ dalam IPA dapat ditulis dengan /ŋ/ dan /x/. Multigraf dalam IPA dipakai jika bunyi yang dideskripsikan diartikulasikan bersamaan yang dinamakan afrikat.
  2. Tidak terdapat simbol yang memiliki bunyi kontekstual, seperti dalam beberapa ortografi bahasa-bahasa Eropa yang membedakan ⟨c⟩ keras (konsonan letup langit-langit belakang nirsuara) dan ⟨c⟩ lembut (yang dapat mewakili konsonan desis atau konsonan koartikulat). Dapat dilihat satu simbol dapat mewakili berbagai bunyi, IPA tidak memiliki asas demikian.
  3. IPA umumnya tidak mewakilkan simbol terpisah jika tidak terdapat bahasa yang membedakannya. Misalnya, konsonan kepak dan sentuhan adalah dua konsonan yang secara artikulatif berbeda. Namun, karena belum ada bahasa yang secara distingtif membedakan keduanya, IPA tidak menyediakan simbol yang berbeda untuk keduanya. Oleh karena itu, dapat dikatakan dalam lingkup sempit IPA dapat dikatakan alfabet fonemis dan tdak sepenuhnya fonetik. Namun, bila terdapat bunyi yang secara fonemis mirip namun tetap dibedakan dalam bahasa tersebut, diakritik akan digunakan.

Rupa simbol

sunting

Rupa simbol yang dipilih secara eklektik dalam IPA didesain untuk selaras dengan rupa Alfabet Latin. Oleh karena itu, rupa karakter yang diderivasi dari huruf non-Latin dimodifikasi sedemikian rupa untuk selaras dengan yang lain. Misalnya bunyi konsonan desis langit-langit belakang bersuara diwakilkan dengan simbol gamma ⟨ɣ⟩ yang dimodifikasi dari simbol Alfabet Yunani ⟨γ⟩.

Beberapa simbol adalah turunan dari huruf yang sudah ada.

  1. Ekor yang meliuk ke kanan pada ⟨ɖ ɳ ʂ⟩, yang menandakan konsonan tarik-belakang, diderivasi dari bentuk kail pada huruf ⟨r⟩.
  2. Kail yang mengarah ke atas pada ⟨ɠ ɗ ɓ⟩ yang menandakan konsonan implosi.
  3. Beberapa konsonan sengau yang diderivasi dari simbol ⟨n⟩: ⟨n ɲ ɳ ŋ⟩ dengan ⟨ɲ⟩ and ⟨ŋ⟩ adalah ligatura gn dan ng dan ⟨ɱ⟩ adalah simbol ad hoc dari ⟨ŋ⟩.
  4. Terdapat simbol yang diderivasi dari huruf yang dibalikkan 180°, seperti 〈ɐ ɔ ə ɟ ɓ ɥ ɾ ɯ ɹ ʇ ʊ ʌ ʍ ʎ〉 yang diadopsi dari 〈a c e f ɡ h ᴊ m r t ꭥ v w y〉. Alasan di balik ini merujuk pada masa media cetak masih menggunakan set cap huruf untuk memotong biaya dengan membalikkan cap huruf yang sudah ada.

Rupa alfabet dan bunyi

sunting

IPA, berdasar pada Alfabet Latin, sangat meminimalisasi adopsi simbol non-Latin. Kebanyakan simbol untuk konsonan mewakili nilai bunyi yang kebanyakan bahasa punya. Misalnya simbol ⟨b d f g h k l m n p s t v w z⟩ mewakili bunyi seperti dalam ortografi Bahasa Inggris; huruf vokal ⟨a e i o u⟩ mewakili bunyi vokal seperti pada ortografi Bahasa Latin. Pada ortografi Bahasa Indonesia alfabet yang memiliki bunyi selaras dengan simbol IPA misalnya ⟨a b d f g h k l m n o p r s t u w z⟩.

Set huruf yang ada kemudian dikembangkan dengan huruf kapital, diakritik, dan modifikasi lain dengan membalikkan huruf 180°. IPA juga mengadopsi beberapa Huruf Yunani seperti ⟨β γ ε ɸ χ⟩, tetapi bunyi yang diwakilkan tak tentu sama seperti pada fonologi Bahasa Yunani.

Tanda kurung dan delimitasi transkripsi

sunting

Terdapat dua tipe utama dari tanda kurung yang digunakan untuk mengatur (delimit) dari transkripsi IPA:

Simbol Penggunaan
[ ... ] Tanda kurung siku digunakan untuk notasi fonetik yang mendekati ataupun notasi dasar[6] yang digunakan untuk pengucapan sebenarnya dan memungkinkan untuk menambahkan detail dari pengucapan yang mungkin tidak digunakan untuk membedakan kata-kata dalam bahasa yang dimaksudkan. Transkripsi ini merupakan notasi fonetik primer IPA.
/ ... / Garis miring[catatan 1] digunakan untuk notasi fonemik abstrak,[6] yang menunjukkan suatu fitur yang berbeda dalam suatu bahasa tanpa detail yang mendetail. Seperti contoh, suara 'p' dalam kata bahasa Inggris pin dan spin yang diucapkan berbeda (dan mungkin sangatlah berarti dalam bahasa lain), tetapi perbedaan ini dalam bahasa Inggris tidak terlalu berarti. Kata-kata ini "secara fonemik" biasanya dianalisis sebagai /ˈpɪn/ dan /ˈspɪn/, dengan fonem /p/ yang sama. Untuk menunjukkan perbedaan antar keduanya (alofoni dari /p/), transkripsi ini dapat dideskripsikan secara fonetik sebagai [pʰɪn] dan [spɪn]. Notasi fonemik seperti ini biasanya menggunakan simbol IPA yang sedikit agak dekat pada pengucapan fonem sebenarnya, namun juga dapat digunakan untuk alasan tertentu seperti transkripsi dan simbol fonetik yang berbeda dari nilai yang telah diberikan pada simbol dan transkripsi, seperti dalam /c, ɟ/ untuk konsonan gesek, atau r bahasa Inggris yang merupakan rhotik.

Konvensi sistem tanda kurung lainnya yang jarang ditemukan:

Simbol Penggunaan
{ ... } Tanda kurung kurawal digunakan untuk notasi prosodi.[7] Lihat Ekstensi Alfabet Fonetik Internasional untuk contoh sistem ini.
( ... ) Tanda kurung digunakan untuk suara yang tidak dapat dibedakan[6] ataupun suara yang belum atau tidak dapat diidentifikasi. Tanda kurung ini juga dapat ditemui untuk artikulasi sunyi (bacaan bibir),[8] dimana transkripsi fonetik ini diambil dari bacaan sunyi menggunakan gerak bibir dan dengan titik-titik untuk menunjukkan jeda sunyi, sebagai contoh, (…) atau (2 detik). Pengguna lanjutan dari transkripsi ini kemudian dimasukkan dalam extIPA resmi dengan segmen tak teridentifikasi dilingkari.[9]
⸨ ... ⸩ Tanda kurung ganda digunakan sebagai transkripsi untuk pengucapan yang "buram" ataupun deskripsi untuk suara yang tidak jelas secara fonemik. IPA menyebutkan bahwa tanda kurung ini digunakan untuk suara tidak jelas dan tidak ada kaitannya dengan IPA,[7] sebagai contoh, dalam ⸨2σ⸩, dimana menunjukan dua suku kata pelepasan bersuara di buramkan oleh suara lain. Spesifikasi extIPA untuk saat ini menunjukkan bahwa tanda kurung ganda digunakan untuk suara asing, seperti ⸨batuk⸩ atau ⸨ketukan⸩ untuk ketukan pintu[10] Publikasi awal dari extIPA menjelaskan bahwa tanda kurung ganda sebagai tanda untuk "suara yang asing untuk rekaman fonem" dan diantara penggunaan ini, juga "dapat mengindikasi detail paling mendetail yang dapat dideteksi oleh transkriptor."[11]

Ketiga transkripsi diatas disediakan oleh Buku Panduan IPA. Berikut ini merupakan ranskripsi tidak terdapat dalam Buku Panduan, tetapi dapat ditemukan pada transkripsi IPA ataupun dalam materi yang masih memiliki keterkaitan (khususnya tanda kurung sudut):

Simbol Penggunaan
⟦ ... ⟧ Tanda kurung siku ganda digunakan untuk transkripsi yang sangatlah rinci (khusunya transkripsi "dekat"). Transkripsi ini memiliki keterkaitan dalam menunjukkan derajat yang lebih tinggi dengan menggandakan simbol seperti layaknya simbol IPA lain. Tanda kirung siku ganda mungkin dapat mengindikasikan bahwa sebuah huruf memiliki nilai kardinal IPA. Sebagai contoh, ⟦a⟧ merupakan vokal depan terbuka, daripada sesuatu yang memiliki perbedaan cukup sedikit (seperti vokal terbuka madya) yang mungkin digunakan dalam beberapa bahasa untuk mengucapkan "[a]". Untuk penggunaan lebih mudah dan rinci untuk [e] dan [ɛ] mungkin dapat ditranskripsikan sebagai ⟦e̝⟧ dan ⟦e⟧, ataupun ⟦ð̠̞ˠ⟧ dapat digunakan untuk transkripsi rinci dari [ð].[12] Tanda kurung siku ganda mungkin juga dapat digunakan untuk komponen spesifik ataupun faktor penutur, sebagai contoh, pengucapan dari seorang anak kecil terkadang sedikit berbeda dari orang dewasa, namun pengucapan itu bermaksud untuk mengucapkan fonemik seperti layaknya orang dewasa.[13]
⫽ ... ⫽
| ... |
‖ ... ‖
{ ... }
Garis miring ganda digunakan untuk transkripsi morfofonemik. Transkripsi ini memiliki keterkaitan dalam menunjukkan derajat yang lebih tinggi dengan menggandakan simbol seperti layaknya simbol IPA lain (dalam konteks ini berarti menunjukkan transkripsi fonemik yang lebih abstrak). Simbol lain terkadang digunakan untuk melambangkan transkripsi morfofenik adalah "pipa" dan pipa ganda (seperti dalam notasi fonetik Amerika dan tanda kurung gelombang ganda (dari teori set, khususnya saat menutup suatu susunan fonem yang menghasilkan morfofonem, sebagai contoh {t d} atau {t|d}), tetapi simbol-simbol ini mengalami pelawanan dengan indikasi Prosodi IPA.[catatan 2]
 ... 
⟪ ... ⟫
Tanda kurung sudut[catatan 3] digunakan untuk transkripsi ortografi dalam abjad Latin dan transliterasi dari aksara lain. Notasi ini digunakan untik mengidentifikasi grafem individual dari aksara manapun.[14][15] Dalam IPA, simbol ini digunakan untuk mengindikasikan bahwa huruf tersebut berdiri sendiri dan tidak untuk nilai yang dibawa oleh huruf tersebut. Sebagai contoh, lemah akan digunakan untuk ortografi dari kata dalam bahasa Indonesia yakni "lemah", dan pengucapan sebagai /ləmah/. Penulisan miring juga dapat digunakan jika suatu kata berdiri sendiri sebagai "diri sendiri" (seperti kata sebelumnya, "lemah") dan bukan menunjukan ortografi kata tersebut. Penanda huruf miring agak sedikit sulit untuk diaplikasikan pada pembaca yang mengalami gangguan pengelihatan. Pada beberapa penulis, tanda kurung sudut ganda dapat digunakan sebagai penunjuk ortografi dan tanda kurung sudut tunggal untuk transliterasi.

Sebagai contoh,

Dalam beberapa aksen bahasa Inggris, fonem /l/, yang biasanya dieja sebagai l atau ll, diartikulasikan dengan dua alofoni yang berbeda, yakni [l] biasa atau "terang" yang terjadi sebelum vokal dan konsonan /j/, dan [l] "gelap", yakni [ɫ]/[lˠ], yang terjadi di akhir kata dan sebelum konsonan manapun kecuali /j/.[16]

[catatan 4]

Bentuk kursif

sunting

Huruf IPA memiliki bentuk kursif atau huruf tegak bersambung yang didesain untuk penggunaan manuskrip dan menulis catatan dalam melalukan studi lapangan, akan tetapi, Buku Panduan Alfabet Fonetik Internasional tahun 1999 menyarankan untuk menghindari penggunaan kursif IPA karena "lebih sulit untuk dibaca oleh kebanyakan orang."[17]

Huruf g

sunting
 
terdapat varian tipografi huruf g, yaitu bertingkat dan satu tingkat.

Dalam bentuk Alfabet awal, varian tipografi dari g, yaitu g "opentail" atau g ekor terbuka, ( ) dan "looptail" atau ekor melingkar g ( ), melambangkan nilai fonem yang berbeda, tetapi, sekarang dianggap sama. ɡ ekor terbuka melambangkan konsonan letup langit-langit belakang bersuara, dan   dibedakan dari ɡ dan melambangkan konsonan desis langit-langit belakang bersuara dari tahun 1895 sampai 1900.[18][19] Setelah itu ǥ digunakan untuk melambangkan konsonan, sampai pada tahun 1931 digantikan oleh ɣ.[20]

Pada tahun 1948, Persekutuan dari Asosuasi menyadari bahwa ɡ dan   merupakan varian tipografi,[21] dan keputusan ini diwujudkan tahun.[22] Tahun 1949 Ketentuan Prinsip Asosiasi Fonetik Internasional atau Principles of the International Phonetic Association merekomendasikan penggunaan   untuk letupan langit-langit belakang dan ɡ untuk transkripsi lanjutan untuk membedakan dengan yang sebelumnya, seperti dalam bahasa Rusia,[23] namun, praktek ini tidak pernah dilaksanakan.[24] Buku panduan Asosiasi Fonetik Internasional atau Handbook of the International Phonetic Association tahun 1999, adalah prinsip yang dianggap berhasil untuk menghilangkan rekomendasi sebelumnya, dan menganggap kedua topografi sebagai sebuah varian.[25]

Modifikasi bagan IPA

sunting
 
Penulis karya dari buku tulis ataupun publikasi yang hampir sama, biasanya membuat versi revisi dari bagan IPA untuk menunjukkan preferensi mereka ataupun untuk suatu kebutuhan. Gambar dapat ditampilkan dalam sutu versi. Misalnya, semua konsonan pulmonis diletakkan di bagan konsonan. Hanya simbol berwarna hitam yang terdapat pada bagan resmi IPA, dan simbol tambahan memiliki warna abu-abu. Konsonan frikatif warna abu-abu merupakan bagian dari ekstensi IPA, dan huruf tarik-belakang warna abu-abu meunjukan implisit dalam Buku Panduan IPA. Decakan warna abu-abu merupakan mantan huruf IPA yang masih digunakan.

Alfabet Fonetik Internasional secara berkala akan dimodifikasi oleh perhimpunan fonetik. Setelah setiap modifikasi, badan perhimpunan akan memberikan presentasi terbaru yang disederhanakan dari alfabet dalam bentuk bagan IPA. (Lihat Sejarah Alfabet Fonetik Internasional.) Tidak semua aspem dari alfabet dapat diakomodasikan dalam penerbitan bagan IPA karena ukurannya. Sebagai contoh, konsonan rongga-gigi—langit-langit dan hulu-kerongkongan tidak dimasukkan dalam bagan konsonan karena alasan "jarak lebih dari ilmu" (dimana perlu penambahan dua kolom, satu diantara tarik-belakang dan langit-langit dan satu diantara kolom faring dan kerongkongan), dan kepakan sisi akan memerlukan tambahan baris untuk hanya satu konsonan saja, dan ini menyebabkan banyak kotak yang kosong, sehingga konsonan ini diletakkan dibagian blok "simbol lain".[26] Banyaknya jumplah huruf nada IPA juga akan membuat penempatan simbol-simbol dan huruf-huruf ini tidak dapat dilakukan, bahkan dalam halaman lebih besar sekalipun, dan hanya benerapa diakritik nada hanhr ditunjukkan, dan bahkan dengan tidak adanya diakritik nada terbalik membuat diakritik nada yang ditunjukan tidak lengkap sama sekali.

Prosedur dalam memodifikasi alfabet atau bagan adalah dengan mengajukan perubahan dalam Jurnal IPA.[27] Tanggapan dari pengajuan ini mungkin juga dipublokasikan dalam Jurnal yang sama ataupun Jurnal terkait (seperti contoh, tanggapan pada bulan Agustus tahun 2009 terhadap vokal terbuka madya).[28] Proposal resmi kemudian diajukan ke Dewan IPA[29] yang dipilih oleh anggota perhimpunan melalui pemungutan suara[30] untuk diskusi dan penarikan suara voting secara formal lanjutan.[31][32]

Walaupun begitu, banyak pengguna alfabet ini, termasuk pemimpin dari perhimpunan itu sendiri melakukan penyimpangan dari norma ini.[33] Jurnal IPA kemudian menyetujui untuk menggabungkan simbol IPA dan extIPA dalam bagan konsonan dalam artikel mereka. (Sebagai contoh, huruf extIPA [[konsonan frikatif langit-langit sisi nirsuara|Templat:𝼆]] ditunjukkan dalam ilustrasi IPA untuk menggantikan Templat:ʎ̝̊.)[34]

Penggunaan

sunting

Terdapat lebih dari 160 simbol IPA, sedangkan hanya sedikit simbol yang digunakan untuk melambangkan suara ucapan dengan beberapa tingkat kejelasan. Kejelasan transkripsi fonetik yang dijelaskan lebih lanjut dinamakan dengan transkripsi sempit dan transkripsi dengan jangkauan kejelasan yang kurang dinamakan 'transkripsi lebar. Kedua transkripsi ini merupakan bentuk relatif dan sama sama dikurung dengan tanda kurung siku [ ].[1] Transkripsi lebar secara singkat membuat transkripsi ini sulit untuk membuat suara yabg mendetail, atau untuk menunjukkan perbedaan sangat sedikit dari fonemik, namun tidak ada klaim teoritik yang menjelaskan bahwa perbedaan transkripsi ini benar-benar dibutuhkan pada suatu bahasa.

 
Perbedaan transkripsi fonetik dari international, bahasa Indonesia: internasional di dua dialek bahasa

Huruf IPA

sunting

Simbol yang digunakan pada IPA dibagi menjadi tiga kategori: konsonan tekanan paru-paru (pulmonik), konsonan non-paru-paru, dan vokal.[35][36]

 
"mengucapkan" dalam transkripsi IPA

Konsonan tekanan paru-paru disusun dengan konsonan nirsuara di kiri dan konsonan bersuara di kanan, dengan ini, kemudian dikelompokkan dalam kolom-kolom yang dimana dari depan yang merupakan konsonan bibir ke belakang yang merupakan konsonan glotis. Dalam bagan publikasi IPA resmi, dua kolom dihilangkan dan dipindahkan ke bagian 'simbol lain' untuk menghemat ruang[37] dan konsonan lainnya disusun dengan baris dari penutupan penuh (oklusif: letup dan sengau), ke hampir terbuka (penggetaran: getar dan kepakan), ke setengah tertutup (frikatif atau geser) dan penutupan minimal (aproksiman atau hampiran). Dalam beberapa konsonan yang memiliki artikulasi ganda digolongkan sebagai konsonan gesek dengan menggabungkan konsonan letup dengan konsonan frikatif. Petak yang dihilangkan melambangkan konsonan yang artikulasinya dianggap mustahil untuk diucapkan manusia.

Huruf vokal juga dikelompokkan dengan pasangan takbulat dan bulat, susunan ini juga disusun dengan vokal tertutup dibagian bawah dan vokal terbuka dibagian atas, vokal depan di kiri, dan vokal belakang di kanan. Tidak ada huruf vokal yang dimasukkan dalam 'simbol lain', walaupun dalam susunan lebih awal, vokal tengah madya dimasukkan dalam simbol lain.

Konsonan

sunting

Konsonan tekanan paru-paru

sunting

Set simbol untuk konsonan tekanan paru-paru mewakili set konsonan yang disebabkan oleh hambatan aliran udara dari paru-paru oleh glotis atau organ lain yang ada di bagian mulut. Set konsonan tekanan paru-paru mencakup sebagian besar dari keseluruhan IPA. Hampir semua konsonan yang ada dalam Bahasa Indonesia termasuk dalam set ini.

Dalam tabel konsonan tekanan paru-paru, yang memuat kebanyakan daripada konsonan, disusun sebagai baris yang memuat cara artikulasi, yang berarti bagaimana konsonan dihasilkan, dan kolom yang menandakan daerah artikulasi, yang menandakan dimana letak artikulator konsonan yang menghasilkan konsonan tersebut.

Daerah Bibir Lidah tengah akar lidah Laring
Sengau m ɱ n ɳ̊ ɳ ɲ̊ ɲ ŋ̊ ŋ ɴ
Letup p b t d ʈ ɖ c ɟ k ɡ q ɢ ʡ ʔ
Frikatif sibilan s z ʃ ʒ ʂ ʐ ɕ ʑ
Frikatif non-sibilan ɸ β f v θ̼ ð̼ θ ð θ̠ ð̠ ɹ̠̊˔ ɹ̠˔ ɻ˔ ç ʝ x ɣ χ ʁ ʜ ʢ ħ ʕ h ɦ
Hampiran ʋ ɹ ɻ j ɰ ʔ̞
Kepakan ⱱ̟ ɾ̼ ɾ̥ ɾ ɽ̊ ɽ ɢ̆ ʡ̆
Getar ʙ̥ ʙ r ɽ̊r̥ ɽr ʀ̥ ʀ ʜ ʢ
Frikatif sisi ɬ ɮ ɭ̊˔ ɭ˔ ʎ̝̊ ʎ̝ ʟ̝̊ ʟ̝
Hampiran sisi l ɭ ʎ ʟ ʟ̠
Kepakan sisi ɺ̥ ɺ ɭ̥̆ ɭ̆ ʎ̆ ʟ̆

Catatan

  • Dalam baris dimana beberapa huruf muncul sebagai pasangan (konsonan hambat), huruf yang terletak disebelah kanan melambangkan konsonan bersuara (kecuali [ɦ]),[38] dan huruf disebelah kiri melambangkan konsonan nirsuara.
  • Karena IPA hanya menyediakan satu huruf per artikulasi dari konsonan lidah / koronal (kecuali konsonan (geser) frikatif), huruf ini biasanya tidak digunakan sebagaimana mestinya. Saat berhadapan dengan beberapa bahasa, huruf dapat ditambah dengan sebuah diakritik, misal konsonan dental, konsonan rongga-gigi, ataupun konsonan paska rongga-gigi, agar sesuai dengan pengucapan bahasa tersebut.
  • Area yang digelapkan menunjukan konsonan yang mustahil untuk diucapkan.
  • Huruf [β, ð, ʁ, ʕ, ʢ] dapat secara normalnya merupakan konsonan geser (frikatif) bersuara, namun juga dapat berupa aproksiman.[39]
  • Dalam beberapa bahasa, [h] dan [ɦ] tidak benar benar diletakan di kerongkongan, konsonan frikatif maupun aproksiman. Melainkan hanya berupa konsonan samar atau bahkan semu dalam beberapa fonem.[40]
  • Dalam konsonan ʒ], ʑ], dan ʐ], yang menjadi artikuloris konsonan lebih ke bentuk lidah, daripada posisinya.
  • [ʜ, ʢ] didefinisikan sebagai konsonan hulu kerongkongan geser dalam bagian "simbol lain" di carta IPA resmi, namun simbol ini juga dapat dianggap sebagai konsonan getar ditempat artikuloris yang sama dengan [ħ, ʕ] dikarenakan karena lipatan arepiglotis biasanya semi terjadi.[41]
  • Beberapa konsonan yang tertera tidak dapat ditemukan di fonem bahasa manapun.

Konsonan non paru-paru

sunting

Konsonan non paru-paru adalah sebuah konsonan yang aliran udaranya tidak bergantung pada paru paru. Konsonan ini dapat ditemui dalam bentuk decakan (klik) (yang ditemukan di beberapa bahasa Khoisan, dan tetangga bahasa Bantu di Afrika), letupan balik (implosif) (yang dapat ditemui di bahasa Sindhi, Hausa, Swahili and Vietnam), dan semburan (ejektif) (yang ditemui di bahasa Amerindian dan Kaukasus). Bahasa Indonesia memiliki konsonan sembur, yakni ɓ yang merupakan b dalam bahan.

Sembur Hentian ʈʼ ʡʼ
Geser ɸʼ θʼ ʃʼ ʂʼ ɕʼ χʼ
Geser sisian ɬʼ
Decak Halus ʘ ǀ ǃ Error using {{IPA symbol}}: "𝼊" not found in list ǂ
Bersuara ʘ̬ ǀ̬ ǃ̬ 𝼊̬ ǂ̬
Sengau ʘ̃ ǀ̃ ǃ̃ 𝼊̃ ǂ̃ ʞ
Halus sisian ǁ
Bersuara sisian ǁ̬
Sengau sisian ǁ̃
Letup-
balik
Bersuara ɓ ɗ ʄ ɠ ʛ
Nirsuara ɓ̥ ɗ̥ ᶑ̊ ʄ̊ ɠ̊ ʛ̥

Catatan

  • Konsonan decak secara tradisional mengandung daerah artikulasi depan, biasanya disebut sebagai 'tipe' decak, atau secara historis disebut sebagai 'infulks', dan digabungkan dengan artikulasi kedua yang menjadikam konsonan decak digabungkan dengan penyuaraan, aspirasi, sengauan, gesekan, semburan, waktu sela, dan sebagainya yang disebut sebagai 'pendamping' decak atau 'efluks'. Huruf decak IPA yang digunakan untuk mengetahui tipe decak adalah konsonan decak itu sendiri (artikulasi depan dan pelepasan konsonan). Semua huruf decak hanya memerlukan setidaknya dua huruf untuk notasi yang sesuai k͡ǂ, ɡ͡ǂ, ŋ͡ǂ, q͡ǂ, ɢ͡ǂ, ɴ͡ǂ dsb., atau dengan urutan terbalik jika pembalikan konsonan mungkin untuk diucapkan. Huruf untuk mengasumsikan artikulasi kedua yang sering dijumpai sebagai transkripsi adalah k. Namun, beberapa ahli membedakan decakan dengan konsonan artikulasi ganda, karena konsonan kedua adalah bagian dari aliran udara.[42] Dalam transkripsi lain, huruf decak dapat mempresentasikan dua kriteria secara bersamaan, dengan menggunakan huruf konsonan decak dan diakritik, contoh: ǂ, ǂ̬, ǂ̃ dsb.
  • Huruf untuk konsonan letup-balik nirsuara ƥ, ƭ, ƈ, ƙ, ʠ tidak lagi dipertahankan oleh IPA, namun masih dapat ditemui di Unicode. Transkripsi pengganti untuk ini biasanya menggunakan diakritik nirsuara, contoh: ɓ̥, ʛ̥, dsb..
  • Huruf untuk konsonan letup-balik rongga-gigi bersuara, , tidak benar-benar diakui oleh IPA (Handbook, p. 166).
  • Diakritik sembur diletakan di bagian kanan konsonan, contoh : t͜ʃʼ, kʷʼ. Dalam transkripsi tak tetap, konsonan ini dapat dilambangkan dengan superskrip konsonan kerongkongan, tetapi sonoran tekanan paru-paru, seperti [mˀ], [lˀ], [wˀ], [aˀ] dapat ditraskripsikan dengan diakritik "deritan" [m̰], [l̰], [w̰], [a̰]).

Konsonan gesek

sunting

Konsonan gesek letup atau hentian afrikat dan konsonan letup artikulasi ganda dipresentasikan sebagai dua huruf dengan diakritik tie bar, entah diatas huruf maupun dibawahnya.[43] Konsonan gesek secara opsional juga dapat dilambangkan menggunakan ligatur walaupun tidak lagi resmi,[1] karena akan terjadi penambahan ligatur yang sangat besar, jika semua konsonan gesek dilambangkan dengan cara ini.

Tiebar d͡z d͡ʒ k͡p t͡s t͡ʃ dsb.
Ligatur ʣ ʤ ʦ ʧ

Alternatif lainnya adalah notasi superskrip untuk pelepasan konsonan biasanya digunakan untuk melambangkan konsonan gesek, contoh untuk t͡s, ~ k͡x. Konsonan untuk letup langit-langit, yaitu c dan ɟ juga terkadang mirip dengan suara t͡ʃ dan d͡ʒ, dalam publikasi resmi IPA, konsonan ini diinterpretasikan secara hati-hati.

Daerah Bibir Lidah tengah akar lidah Laring
Konsonan tekanan paru-paru
Desis ts dz t̠ʃ d̠ʒ ʈʂ ɖʐ
Tak desis p̪f b̪v t̪θ d̪ð tɹ̝̊ dɹ̝ t̠ɹ̠̊˔ d̠ɹ̠˔ ɟʝ kx ɡɣ ɢʁ ʡʢ ʔh
Sisian ʈɭ̊˔ ɖɭ˔ cʎ̝̊ ɟʎ̝ kʟ̝̊ ɡʟ̝
Konsonan sembur
Pusat tsʼ t̠ʃʼ ʈʂʼ kxʼ qχʼ
Sisian tɬʼ cʎ̝̊ʼ kʟ̝̊ʼ

Konsonan ko-artikulasi

sunting

Konsonan ko-artikulasi adalah konsonan yang memiliki dua tempat artikulasi yang dibunyikan secara bersama-sama. Dalam bahasa Indonesia, [w] didalam "wajan", adalah sebuah konsonan ko-artikulasi, diucapkan dengan membulatkan bibir dan menaikkan lidah belakang. [ʍ] dan [ɥ] merupakan suara yang mirip. Dalam beberapa bahasa, konsonan letup dapat ditemui sebagai konsonan artikulasi ganda.

Simbol-simbol di sebelah kanan adalah bersuara, di sebelah kiri adalah tidak bersuara atau nirsuara.

Catatan

  • [ɧ], yang merupakan transkripsi dari Suara sj bahasa Swedia, dideskripsikan oleh IPA sebagai penggabungan [ʃ] dan [x] yang diucapkan secara hampir bersamaan. Namun, terkadang tidak ada bahasa yang benar-benar memiliki konsonan ini.[44]
  • Tie bar ganda maupun lebih dapat digunakan, sebagi contoh: a͡b͡c atau a͜b͜c. Contoh langsungnya, jika letup prasengau yang di transkripsikan sebagai m͡b, dan di artikulasikan dengan artikuloris letup ganda ɡ͡b, maka pranasal artikulasi letup ganda akan menjadi ŋ͡m͡ɡ͡b
  • Jika diakritik perlu diletakkan dibawah maupun diatas tiebar, maka diperlukan penggabungan grafis (U+034F), seperti 'mengunyah' dalam bahasa Margi [b͜͏̰də̀bdɷ̀].
 
Posisi lidah di vokal kardinal depan, sebagai posisi tertinggi yang pernah digunakan untuk menentukan ketinggian vokal dan kebelakangan vokal
 
Foto sinar-X yang menunjukkan posisi lidah pada [i, u, a, ɑ].

IPA mendefinisikan vokal sebagai suara yang terjadi di pusat silabis.[45] Dibawah ini adalah bagan yang menunjukkan posisi vokal yang dipetakan oleh IPA untuk menunjukkan posisi lidah.

Depan Madya Belakang
Tertutup
 
 
 
Hmpr. tutup
 
 
1/2 tutup
 
 
 
Tengah
 
1/2 buka
 
 
 
Hmpr. Buka
 
 
Terbuka
 
 
 

Sumbu vertikal dari bagan menunjukkan ketinggian vokal. Lidah akan lebih diturunkan di bagan lebih bawah, dan sebaliknya, akan naik di bagan lebih atas. Contohnya, [ɛ] (vokal dalam kata enak [ɛnaʔ]) terletak diantara vokal tengah dan vokal terbuka, karena posisi lidah berada ditengah-tengah vokal tengah dan vokal terbuka, atau dapat disebut sebagai vokal setengah terbuka. [i] (vokal dalam kata gigit [gigit]) terletak dibagian atas karena suara tersebut diucapkan dengan menaikkan lidah sampai ke langit-langit mulut.

Sementara, sumbu horizontal dari bagan menunjukkan kebelakangan vokal. Vokal yang memiliki cara artikulasi dengan meletakkan lidah lebih kedepan (seperti [a], vokal kedua dalam "keras" [kəras]) diletakkan lebih ke kiri dan vokal yang diletakkan dibelakang (seperti [ɔ], suara yang sering ditemukan di bahasa Jawa contohnya "jawa" [jɔwɔ]) lebih diletakkan dikanan.

Vokal dipasangkan dengan huruf sebelah kanan menunjukkan vokal bulat dan sebelah kanan menunjukkan vokal takbulat.

Klasifikasi vokal ini juga dapat dilakukan dengan representasi tiga dimensi yang menunjukkan tiga kriteria klasifikasi kebulatan vokal:

 
Diagram tiga dimensi yang menunjukkan tiga kebulatan vokal: bulat, netral, dan takbulat

Vokal lainnya dapat ditranskripsi dari diagram ini dengan menambahkan satu atau lebih diakritik yang memodifikasi artikulasinya

Diftong

sunting

Diftong secara tipikal ditunjukkan dengan diakritik non silablik, seperri dalam uɪ̯ atau u̯ɪ, atau dengan sebuah superskrip untuk on-glide dan off-glide, seperti uᶦ atau ᵘɪ. Biasanya tie bar juga digunakam: u͡ɪ, terutama jika huruf ini sulit untuk dibedakan diftongisasinya.

Catatan

  • a secara resmi melambangkan vokal depan, namun jika ada keperluan untuk membedakan diantara vokal depan dan vokal terbuka madya, karena a biasanya juga digunakan untuk vokal terbuka madya,[46] maka diakritik penarikan perlu digunakan, seperti dalam atau ä.

Diakritik dan notasi prosodi

sunting

Diakritik digunakan untuk melambangkan detail fonem. Diakritik ditambajkan dalam huruf IPA untuk mengindikasikan modifikasi atau spesifikasi lebih dalam untuk pengucapan huruf tersebut.[47]

Dengan bantuan transkripsi superskrip, huruf IPA manapun dapat digunakan sebagai diakritik, mengandung elemen artikulasi huruf yang sebenarnya. Huruf superskrip yang diterakan dibawah adalah huruf superskrip yang memang disediakan dalam buku panduan IPA, penggunaan lain dapat diulastasikan dengan ([t] dengan pelepasan geser), ᵗs ([s] sebagai huruf onset), ⁿd (prasengauan [d]), ([b] dengan penyemburan suara), ([m] tekanan kerongkongan), sᶴ ([s] dengan suara [ʃ]), oᶷ ([o] dengan diftongisasi), ɯᵝ (kompresi vokal [ɯ]). Diakritik superskrip dapat diletakkan setelah huruf yang terjadi disambiguasi suara, maupun untuk detail fonetik diakhir suara. Contoh, pembibiran mungkin saja [k] dan [w] atau [k] dengan pelepasan bibir. Diakririk superskrip yang diletakkan sebelum huruf biasanya menunjukan modifikasi onset suara ( merupakan tekanan kerongkongan dari [m] , ˀm [m] dengan tekanan kerongkongan sebagai onset).

Diakritik Silablik
◌̩ ɹ̩ Silablik ◌̯ ɪ̯ ʊ̯ Non-Silablik
◌̍ ɻ̍ ŋ̍ ◌̑
Diakritik pelepasan konsonan
◌ʰ Aspirasi[a] ◌̚ Pelepasan tanpa suara
◌ⁿ dⁿ Pelepasan sengau ◌ˡ Pelepasan sisi
◌ᶿ tᶿ pelepasan konsonan frikatif gigi nirsuara ◌ˣ pelepasan konsonan frikatif langit-langit belakang nirsuara
◌ᵊ dᵊ Pelepasan vokal tengah madya
Diakritik Fonasi
◌̥ Nirsuara ◌̬ Bersuara
◌̊ ɻ̊ ŋ̊
◌̤ Suara hembus[a] ◌̰ Suara berderit
Diakritik artikulasi
◌̪ Gigi ◌̼ Linguolabial
◌͆ ɮ͆
◌̺ Apikal ◌̻ Laminal
◌̟ Lanjutan (depan) ◌̠ Dibelakangkan
◌˖ ɡ˖ ◌˗ ŋ˗
◌̈ ë ä Dipusatkan ◌̽ ɯ̽ Ditengah-madyakan
◌̝ Penaikkan ◌̞ β̞ Penurunan
◌˔ ɭ˔ ◌˕ ɣ˕
Diakritik ko-artikulasi
◌̹ ɔ̹ Pembulatan ◌̜ ɔ̜ xʷ̜ Kurang bulat [l]
◌͗ χ͗ ◌͑ χ͑ʷ
◌ʷ Pembibiran ◌ʲ Palatalisasi
◌ˠ Peletakan langit-langit belakang ◌̴ ɫ Peletakan langit-langit belakang atau faringealisasi
◌ˤ Faringealisasi
◌̘ Posisi lanjutan akar lidah ◌̙ Penarikan kebelakang akar lidah
◌̃ Penyengauan ◌˞ ɚ ɝ Rhotik

Catatan

^a Dengan aspirasi konsonan bersuara, aspirasi tersebut biasanya juga bersuara. Banyak linguistik lebih memilih diakritik yang memang didedikasikan untuk suara hembus diatas aspirasi sederhana . Beberapa linguistik membatasi penggunaan diakritik ini untuk sonoran, dan mentranskripsikan obstruen dengan .
^l Huruf yang memakai diakritik ini cenderung relatif terhadap nilai kardinal huruf. Diakritik ini juga dapat digunakan di vokal takbulat, seperti: posisi bibir [ɛ̜] lebih menyebar (kurang bulat) dariapda suara kardinal [ɛ], dan [ɯ̹] kurang menyebar daripada suara kardinal [ɯ].[48]
Karena dapat berarti [x] yang dibibirkan (dibulatkan) pada artikulasinya, dan menjadikan tidak masuk akal ([x] sudah benar-benar takbulat), oleh sebab itu x̜ʷ dapat berarti [xʷ] yang kurang dibibirkan/dibulatkan. Namun, biasanya pembaca keliru membaca x̜ʷ sebagai "[x̜]" yang dibibirkan dengan kurang tepat, atau bingung karena dua diakritik "melawan" satu sama lain. Meletakkan diakritik 'kurang bulat' dibawah diakrtiki pembibiran, xʷ̜, akan memperjelas epmbibiran konsonan menjadi 'kurang bulat' dari nilai suara kardinal IPA-nya.

Subdiakritik (diakritik biasanya diletakkan dibawah huruf) mungkin saja diletakkan diatas huruf untuk menghindari konflik dengan diakritik penurun, juga di dalam diakritik nirsuara ŋ̊.[47] Diakritik penaik dan penurun bentuk punya spasi opsional ˔, ˕.

Kedudukan glotis dapat ditranskripsikan dengan diakritik. Sebuah runtutan fonasi letupan rongga-gigi menyebar dari glotis terbuka sampai glotis tertutup adalah sebagai berikut:

Skala Fonasi
glotis terbuka [t] Nirsuara
[d̤] Suara hembusan
[d̥] Suara kendur
Titik "manis" [d] suara modal
[d̬] Suara ketat
[d̰] Suara berderit
Glotis tertutup [ʔ͡t] Penutupan glotis

Diakritik tambahan disediakan oleh Ekstensi IPA untuk fatologi ucap.

Suprasegmental

sunting

Simbol ini mendeskripsikan fitur untuk bahasa yang memiliki fitur diatas tingkat konsonan dan vokal individu dalam silabel, katau atau frasa. Ini termasuk juga prosodi, pola titik nada, panjang, tekanan, intensitas, nada dan kembaran dari suara dari sebuah bahasa, juga ritme dan intonasi dari pengucapan.[49] Lingatur tertentu dari huruf dan diakritik nada telah disediakan oleh konvensi Kiel dan digunakan di buku panduan IPA, walaupun tidak dapat ditemui di ringkasan bagan satu halaman alfabet IPA.

Dalam belum dibuat, kita dapat melihat bagaimana huruf pembawa mungkin dat digunakan untuk menentukan fitur surrasegmental seperti pembibiran, maupun penyengauan. Beberapa sumber mungkin menuliskan huruf pembawa sebagai sufiks [kʰuˣt̪s̟]ʷ maupun prefiks [ʷkʰuˣt̪s̟],[50] atau menempatkan spasi, seperti ˔ didepan sebuah kata untuk mengindikasi kualitas yang dipakai seluruh kata.[51]

Panjang, tekanan, dan ritme
ˈke tekanan primer (muncul
sebelum silabel tertekan)
ˌke Tekanan sekunder (muncul
sebelum silabel tertekan)
Panjang (vokal panjang atau
konsonan kembar)
Setengah panjang
ə̆ ɢ̆ Ekstra-pendek
ek.ste eks.te Pemenggalan silabel
(batas internal)
es‿e Penyelarasan (batas internal lebih kecil
sebuah kata fonologi)
Intonasi
| Minor atau pemenggalan kaki Mayor atau pemenggalan intonasi
↗︎ [52] Pendakian global ↘︎ [52] Penurunan global
Diakritik pola titik nada dan huruf nada Chao
ŋ̋ Ekstra tinggi ˥e, ꜒e, e˥, e꜒, ˉe Tinggi ꜛke Lebih naik
ŋ́ é Tinggi ˦e, ꜓e, e˦, e꜓ Setengah tinggi ŋ̌ ě ˩˥e e˩˥ ˊe Naik
ŋ̄ ē Tengah ˧e, ꜔e, e˧, e꜔, ˗e Tengah
ŋ̀ è Rendah ˨e, ꜕e, e˨, e꜕ Setengah rendah ŋ̂ ê ˥˩e e˥˩ ˋe Turun
ŋ̏ ȅ Ekstra rendah ˩e, ꜖e, e˩, e꜖, ˍe Rendah ꜜke Lebih turun

Penekanan (stress)

sunting

Secara resmi, simbol penekanan ˈ ˌ muncul sebelum silabel tertekan, dan dapat menandai batasan antar silabel dan silabel tertekan secara bersamaan (walaupun batasan silabel mungkin masih ditandai dengan tanda periode).[53] secara langsung, tanda penekanan diletakkan langsung sebelum inti silabel, setelah onset konsonan manapun tentunya. [54] Dalam beberapa transkripsi, tanda penekanan tidak melambangkan batas silabel. Penekanan primer mungkin saja dilambangkan ganda ˈˈ untuk penekanan lebih (seperti penekanan prosodik). Penekanan sekunder bahkan dapat ditampilkan ganda ˌˌ untuk penekanan sangat lemah, tetapi sistem ini belum diadopsi oleh IPA.[53] Beberapa kamus mungkin menempatkan dua penekanan secara bersama sebelum silabel, ¦, untuk mengindikasikan entah penekanan primer, maupun sekunder dalam pengucapan yang terdengar, walaupun ini bukan metode penggunaan IPA.[55]

Tanda batas silabel

sunting

Terdapat tiga tanda batas silabel, yakni: . untuk pembatas silabel total, atau jeda, | untuk jeda prosodik minor, dan untuk jeda prosodik Mayor. Sebutan 'minor' dan 'mayor' memang merupakan disambiguasi yang disengaja. Karena pada kasus tertentu, 'minor' dapat bervariasi dari jeda ke jeda prosodi kaki dalam daftar intonasi ke batas unit prosodik berkelajutan (setara dengan koma), dan 'mayor' biasanya digunakan untuk melambangkan jeda intonasi, mungkin digunakan untuk batas unit prosodik akhir (setara dengan titik). 'Mayor' mungkin saja digandakan, ‖‖, untuk jeda lebih "kuat".[catatan 5]

Meskipun bukan bagian dari IPA, tanda pembatas tambahan berikut biasanya digunakan di konjungsi dalam IPA: μ untuk mora atau pembatas mora, σ untuk pembatas silabel, + untuk pembatas morfen, # untuk pembatas kata (mungkin dituliskan ganda, ##, contoh, pembatas grup hembusan),[57] $ untuk frasa atau pembatas semi-lanjutan, dan % untuk pembatas prosodik. Contoh, C# adalah konsonan terakhir kata, %V adalah vokal paska jeda, dan T% adalah nada IU akhiran.

Pola titik nada dan penadaan

sunting

ꜛ ꜜ digunakan dalam buku panduan IPA sebagai nada naik dan turun, yang diambil dari konsep penadaan bahasa. Namun, 'penaikan nada' dapat juga digunakan untuk reset pola nada, dan ilustrasi buku panduan IPA bahasa Portugis menggunakan sistem ini untuk prosodi bahasa non-tonal (nada).

Pola nada fonetik dan nada fonemik mungkin dapat diketahui dari diakritik yang digunakan di inti silabel (contoh, pola nada tinggi é) atau dengan huruf nada Chao yang diletakkan entah sebelum maupun sesudah kata atau silabel. Ada tiga varian grafis untuk huruf nada: dengan dan tanpa stave (diakritik pengkondisian), dan menghadap kanan atau kiri dari diakritik pengkondisian. Diakritik pengkondisian pertama kali diperkenalkan dengan konvensi Kiel tahun 1989, dan digunakan sebagai pilihan untuk meletakkan huruf pengkondisian. Ada 6 cara untuk mendeskripsikan pola nada ataupun nada dalam IPA, yakni: é, ˦e, , ꜓e, e꜓ dan ¯e untuk pola titik nada dan nada yang tinggi.[53][58][59] Dari huruf-huruf nada, hanya huruf pengkondisian yang menghadap ke kiri dan beberapa kombinasi representatif yang ditampilkan di ringkasan bagan IPA, dan dalam praktek penggunaannya, saat ini lebih sering untuk huruf nada terjadi setelah silabel maupun kata daripada sebelumnya, seperti yang ada didalam tradisi Chao. Peletakan sebelum kata adalah pembawaan dari sistem konvensi IPA pra-Kiel, dan masih menandai penaikan maupun penurunan nada. IPA menetapkan penggunaan titik nada berdasarkan tradisi Chao yang menggunakan huruf nada yang menghadap kiri, ˥ ˦ ˧ ˨ ˩, untuk nada dalam (nyata), dan huruf nada menghadap kanan, ꜒ ꜓ ꜔ ꜕ ꜖, untuk nada permukaan (semu), yang terjadi di tonasi sandhi, dan intonasi dari bahasa non-tonal.[60] Dalam ilustrasi buku panduan bahasa Portugis tahun 1999, huruf nada ditempatkan sebelum kata atau silabel untuk mengindikasikan pola titik nada prosodik (setara dengan [↗︎] pendakian global dan [↘︎] penurunn global, tetapi dapat menunjukkan presisi lebih), dan dalam ilustrasi Cina Kanton, huruf nada diletakkan setelah kata/silabel untuk mengindikasikan nada leksikal. Secara teori, pola nada prosodik dan nada leksikal dapat secara terus-menerus dalam suatu teks, walaupun ini bukan bentuk formal.

Pola nada naik dan turun, sebagai mana dalam kontur nada diindikasikan dengan menggabungkan diakritik pola nada dan huruf didalam tabel, seperti grave plus akut untuk naik [ě] adan akut plus grave untuk turun [ê]. Hanya 6 kombinasi yang dapat dilambangkan, dan hanya digunakan untuk 3 tingkat (tinggi, tengah, rendah), meskipun diakritik sebenar dapat melambangkan 5 tingkat nada.

Huruf nada Chao disisi lain dapat dikombinasikan dengan pola manapun, bahkan bisa digunakan untuk kontur nada yang kompleks dan pembeda yang sangat jelas daripada yang bisa dilambangkan oleh diakritik, seperti penaikan tengah, [e˨˦], penurunan ekstra tinggi [e˥˦], dsb. Ada 20 kemungkinan untuk diakritik ini. Namun, dalam proposal original dari Chao yang diadopsi oleh IPA pada tahun 1989, setengah tinggi dan setengah rendah ˦ ˨ mungkin dapat dikombinasikan satu sama lain, tapi tidak dengan tonasi tiga tingkat lainnya, untuk tidak menciptakan disambiguasi, dan memudarkan akurasi diakritik. Dengan penyelarasan ini, terdapat 8 kemungkinan diakritik.[61]

Huruf nada lama dengan tanpa diakritik pengkondisian lebih sempit penggunaannya daripada dengan diakritik pengkondisian. Secara resmi, mereka mungkin dapat menampilkan sebanyak mungkin pembeda antar huruf dengan pengkondisian,[62] tapi secara tipikal hanya 3 tingkat yang dibedakan. Unikode daspt mendukung pengkodean normal, titik nada tinggi ˉ ˊ ˋ ˆ ˇ ˜ ˙ dan titik nada rendah ˍ ˏ ˎ ꞈ ˬ ˷.

Meskipun diakritik nada dan huruf direpresentasikan setara dalam bahan, "this was done only to simplify the layout of the chart. The two sets of symbols are not comparable in this way." bahasa Indonesia: "Ini dilakukan hanya untuk menyederhanakan layout bagan. Set dua simbol tak dapat di bandingkan dalam cara ini" [63] Menggunakan diakritik, nada tinggi adalah é dan nada rendah adalah è. Di huruf nada, huruf ini adalah dan . Dapat digandakan untuk kegunakan ekstra tinggi dan extra rendah ȅ. Tidak ada penggunaan paralel. Sebaliknya, huruf nada memiliki tengah-tinggi dan tengah-rendah . Lagi, tak ada tingkat setara antar diakritik.

Korespondensi akan sulit ketika penggabungan dilakukan. Untuk tonasi yang lebih kompleks dapat mengkombinasikan tiga sampai empat nada,[53] walaupun ini hanya percobaan saja, seperti memuncak (naik-turun) e᷈ dan celup (turun-naik) e᷉. Huruf nada Chao diperlukan untuk detail yang lebih akurat (e˧˥˧, e˩˨˩, e˦˩˧, e˨˩˦, dsb.). Walaupun hanya 10 nada memuncak dan celup yang diajukan oleh Chao.

Set nada huruf Chao original (terbatas)[64]
Penanda Tingkat Naik Turun Memuncak Celup
e˩˩ e˩˧ e˧˩ e˩˧˩ e˧˩˧
e˨˨ e˨˦ e˦˨ e˨˦˨ e˦˨˦
e˧˧ e˧˥ e˥˧ e˧˥˧ e˥˧˥
e˦˦ e˧˥˩ e˧˩˥
e˥˥ e˩˥ e˥˩ e˩˥˧ e˥˩˧

Dan kontur kompleks lainnya yang mungkin ditunjukan. Chao memberikan contoh [꜔꜒꜖꜔] (tengah-tinggi-rendah-tengah).[61]

Derajat komparatif

sunting

Diakritik IPA mungkin saja digandakan untuk menunjukkan derajat suara lebih dari fitur yang dipakai.[65] Sistem seperti ini adalah sebuah proses produktif, tetapi diakritik ekstra tinggi dan ekstra rendah ə̋, ə̏ tidak temasuk dalam sistem ini karena ditandai sebagai nada tinggi dan rendah yang digandakan, dan jeda prosodik mayor ditandai sebagai jeda prosodik minor ganda |, Sistem ini tidak secara spesifik diperbarui oleh IPA.

Contoh, tanda penekanan mungkin saja digandakan untik mengindikasikan derajat ekstra dari penekanan itu sendiri, seperti penekanan prosodik dalam beberapa bahasa.[66] Contoh lainnya dalam bahasa Prancis, dengan satu tanda penekanan untuk penekanan prosodik normal di setiap akhir unit prosodik (ditandai dengan jeda prosodik minor), dan tanda penekanan ganda untuk penekanan kontras:
[ˈˈɑ̃ːˈtre | məˈsjø ˈˈvwala maˈdam ‖] Entrez monsieur, voilà madame.[67] Hampir serupa, tanda penekanan sekunder ganda ˌˌ biasanya digunakan untuk penekanan tersier (sangat lemah).[68]

Panjang dari sebuah suara diperpanjang dengan mengulang simbol pemanjang, seperti dalam hushhh! [huʃːːː] dalam bahasa Indonesia, atau untuk segmen "overlong" dalam Fonologi Estonia:

  • vere /vere/ 'darah [gen.sg.]', veere /veːre/ 'edge [gen.sg.]', veere /veːːre/ 'berguling [bentuk orang kedua]'
  • lina /linɑ/ 'selembar', linna /linːɑ/ 'town [gen. sg.]', linna /linːːɑ/ 'kota'

(Normalnya penambahan derajat dari panjang ditunjukkan oleh diakritik ekstra pendek maupun ekstra panjang, namun kata kedua pertama dianalisa sebagai pendek dan panjang, dan membutuhkan panjang berbeda untuk kata terakhir.)

Biasanya diakritik lain juga digandakan, yaitu:

Superskrip IPA

sunting

Huruf superskrip IPA dapat digunakan untuk mengindikasikan artikulasi kedua, pelepasan fonem dan transisi lain, bayangan dari suara, dan suara yang tidak diartikulasikan seutuhnya. Pada tahun 2020, Asosiasi Fonetik Internasional membuat pengkodean karakter untuk huruf superskrip IPA dalam proposal komisi Unicode untuk cangkupan yang lebih besar dari alfabet IPA. Dalam proposal ini, semua huruf IPA (kecuali huruf nada) dimasukkan dalam pengajuan pengkodean karakter superskrip yang belum didukung oleh pengkodean komputer Unicode, termasuk huruf tarik-belakang yang implisit ꞎ 𝼅 𝼈 ᶑ 𝼊, dua penanda panjang ː ˑ, dan ligatur konsonan gesek gaya lama.[34][74] Pengajuan lain yang dilakukan oleh Perhimpunan Fonetik Klinikal dan Linguistik Internasional untuk mengembangkan ekspansi dari cangkupan superskrip untuk huruf-huruf frikatif dalam extIPA, terutama untuk pelepasan frikatif dari konsonan.[75] Unicode meletakkan pengkodean superskrip baru ("modifier") dalam blok Ekstensi Latin-F baru.

Pengkodean karakter Unicode untuk superskrip ("modifier") IPA dan extIPA adalah sebagai berikut:

Konsonan IPA dan extIPA dengan varian superskrip dan poin kode Unicode
Dwibibir Lidah-gigi
Bibir-gigi
Gigi Rongga-gigi Paska rongga-gigi Tarik-belakang Langit-langit Langit-langit belakang Tekak Faringeal Celah-suara
Sengau m ᵐ
1D50
ɱ ᶬ
1DAC
n ⁿ
207F
ɳ ᶯ
1DAF
ɲ ᶮ
1DAE
ŋ ᵑ
1D51
ɴ ᶰ
1DB0
Letup/Hentian p ᵖ
1D56
b ᵇ
1D47
t ᵗ
1D57
d ᵈ
1D48
ʈ 𐞯
107AF
ɖ 𐞋
1078B
c ᶜ
1D9C
ɟ ᶡ
1DA1
k ᵏ
1D4F
ɡ ᶢ
1DA2
[catatan 6]
q 𐞥
107A5
ɢ 𐞒
10792
ʡ 𐞳
107B3
ʔ ˀ
2C0
Gesek/Afrikat ʦ 𐞬
107AC
ʣ 𐞇
10787
ʧ 𐞮
107AE
(ʨ 𐞫)
107AB
ʤ 𐞊
1078A
(ʥ 𐞉)
10789
ꭧ 𐞭
107AD
ꭦ 𐞈
10788
Geser/Frikatif ɸ ᶲ
1DB2
β ᵝ
1D5D
f ᶠ
1DA0
v ᵛ
1D5B
θ ᶿ
1DBF
ð ᶞ
1D9E
s ˢ
2E2
z ᶻ
1DBB
ʃ ᶴ
1DB4
(ɕ )
1D9D
ʒ ᶾ
1DBE
(ʑ )
1DBD
ʂ ᶳ
1DB3
ʐ ᶼ
1DBC
ç ᶜ̧
[catatan 7]
ʝ ᶨ
1DA8
x ˣ
2E3
(ɧ 𐞗)
10797
ɣ ˠ
2E0
χ ᵡ
1D61
ʁ ʶ
2B6
ħ 𐞕
10795
(ʩ 𐞐)
10790
ʕ ˤ, ˁ
2E4, 2C1
[catatan 8]
h ʰ
2B0
ɦ ʱ
2B1
Hampiran ʋ ᶹ
1DB9
ɹ ʴ
2B4
ɻ ʵ
2B5
j ʲ
2B2
(ɥ ᶣ)
1DA3
 
 
(ʍ ꭩ)
AB69
ɰ ᶭ
1DAD
(w ʷ)
2B7
Kepakan ⱱ 𐞰
107B0
ɾ 𐞩
107A9
ɽ 𐞨
107A8
Getar ʙ 𐞄
10784
r ʳ
2B3
ʀ 𐞪
107AA
ʜ 𐞖
10796
ʢ 𐞴
107B4
Geseran sisi ɬ 𐞛
1079B
(ʪ 𐞙)
10799
ɮ 𐞞
1079E
(ʫ 𐞚)
1079A
ꞎ 𐞝
1079D
𝼅 𐞟
1079F
𝼆 𐞡
107A1
𝼄 𐞜
1079C
Hampiran sisi l ˡ
2E1
ꭞ)
AB5E
[catatan 9]
ɭ ᶩ
1DA9
ʎ 𐞠
107A0
ʟ ᶫ
1DAB
Kepakan sisi ɺ 𐞦
107A6
𝼈 𐞧
107A7
Letup-balik ɓ 𐞅
10785
ɗ 𐞌
1078C
𐞍
1078D
ʄ 𐞘
10798
ɠ 𐞓
10793
ʛ 𐞔
10794
Pelepasan decak ʘ 𐞵
107B5
ǀ 𐞶
107B6
ǃ
A71D[catatan 10]
𝼊 𐞹
107B9
ǂ 𐞸
107B8
Pelepasan
decak sisi
ǁ 𐞷
107B7

Diakritik jeda digunakan untuk konsonan sembur, U+2BC dapat digunakan dengan huruf superskrip untuk melambangkan konsonan sembur walaupun simbol bukanlah superskrip (ᵖʼ ᵗʼ ᶜʼ ᵏˣʼ). Jika pembedaan perlu untuk dilakukan, maka penggabungan tanda petik U+315 dapat digunakan (ᵖ̕ ᵗ̕ ᶜ̕ ᵏˣ̕). Diakritik jeda haruslah digunakan untuk huruf dasis dengan pelepasan superskrip, seperti [tˢʼ] atau [kˣʼ], dimana cangkupan tanda petik mencangkup huruf non-superskrip, namun tanda petik penggabung U+315 juga dapat digunakan untuk mengindikasikan konsonan sembur yang diartikulasikan secara lemah, dimana konsonan sembur secara sepenuhnya ditulis sebagai superskrip, atau dengan U+2BC saat tanda petik memiliki cangkupan terhadap huruf dasar dan huruf modifikasi (superskrip), seperti dalam pʼᵏˣ̕.[74]

Vokal IPA dan varian superskrip
Depan Madya Belakang
Tertutup i
2071
y ʸ
2B8
ɨ
1DA4
ʉ
1DB6
ɯ
1D5A
u
1D58
Hampir tertutup ɪ
1DA6
ʏ 𐞲
107B2
ʊ
1DB7
Setengah tertutup e
1D49
ø 𐞢
107A2
ɘ 𐞎
1078E
ɵ
1DB1
ɤ 𐞑
10791
o
1D52
Tengah ə
1D4A
Setengah terbuka ɛ
1D4B
œ
A7F9
ɜ
1D9F
[catatan 11]
ɞ 𐞏
1078F
ʌ
1DBA
ɔ
1D53
Hampir terbuka æ 𐞃
10783
[catatan 12]
ɶ 𐞣
107A3
ɐ
1D44
ɑ
1D45
ɒ
1D9B
Terbuka a
1D43

Penambahan alternatif superskrip lama untuk huruf vokal hampir tertutup ɩ dan ɷ didukung secara pengkodean di blok kode U+1DA5 dan U+107A4 𐞤. Huruf para-IPA untuk vokal madya direduksi, , didukung pada blok U+1DA7 , tetapi varian bulatnya, ᵿ, tidak didukung secara komputis oleh Unicode.

Vokal rhotik prakomposit (ɚ ɝ) tidak didukung secara pengkodean untuk varian superskripnya, sebagai subtitusi, vokal digabung dengan diakritik rhotik untuk menunjukkan vokal rhotik (ᵊ˞ ᶟ˞), dan subtitusi ini juga digunakan untuk vokal rhotik lain.[34]

Penanda panjang
Panjang Setengah-panjang
ː 𐞁
10781
ˑ 𐞂
10782

Tanda panjang huruf dalam superskrip dapat digunakan untuk beberapa hal, sebagai contoh, untuk mengindikasikan panjang dari aspirasi konsonan ([pʰ tʰ𐞂 kʰ𐞁]). Pilihan lain untuk penggunaan aspirasi panjang adalah dengan menggandakan diakritik aspirasi (kʰʰ).[34]

Superskrip dapat dimodifikasi lagi dengan diakritik penggabung seperti layaknya huruf dasar. Sebagai contoh, superskrip sengauan gigi (ⁿ̪d̪), superskrip sengauan langit-langit belakang (ᵑ̊ǂ), pra nasalisasi dan langit-langit belakang bibir (ᵑ͡ᵐɡ͡b). Walaupun diakritik dari huruf superskrip sedikit besar yang dimodifikasi, superskrip komposit c-cedilla dan vokal rhotik dapat digunakan sebagai subtitusi (ᵓ̃).

Namun, diakritik jeda seperti , tidak dapat ditulis sebagai superskrip kedua (ᵗʲ).[catatan 13]

Sebagian dari superskrip untuk huruf wildcards didukung secara pengkodean komputer, sebagai contoh: ᴺC (konsonan pra-sengauan), ꟲN (sengauan pra-henti), Pꟳ (pelepasan frikatif), CVNᵀ (suku kata dengan nada sebagian), Vᴳ (glida/diftong), Cᴸ dan Cᴿ (likuida atau sisian dan pelepasan rhotik ataupun resonan), NᴾF (letupan epentik), Cⱽ (vokal mengambang). Namun, superskrip S dan Ʞ untuk pelepasan desis dan suara mengambang/decak epentik belum didukung per Unicode 14.

Simbol usang dan non-standar

sunting

Sejumlah huruf dan diakritik IPA telah usang atau digantikan oleh simbol lain seiring perkembangan IPA. Simbol usang ini juga termasuk simbol duplikat, simbol yang diganti karena preferensi pengguna, dan simbol kesatuan yang ditampilkan dalam bentuk diakritik ataupun digraf untuk memperkecil kotak fonem IPA. Simbol yang ditolak oleh IPA dianggap sebagai simbol usang, walaupun beberapa dari simbol ini masih dapat ditemukan di beberapa literatur.

IPA sebelumnya memiliki beberapa pasang simbol duplikat dari proposal alternatif. Sebagai contoh, huruf vokal ɷ, ditolak sebagai alternatif dari ʊ. Konsonan gesek sebelumnya pernah dijadikan ligatur, seperti ʦ ʣ, ʧ ʤ, ʨ ʥ, ꭧ ꭦ (dan lainnya yang tidak didukung Unicode). Huruf-huruf ini telah ditetapkan secara resmi sebagai huruf yang usang, tetapi masih digunakan. Kebanyakan dari huruf-huruf yang digunakan untuk kombinasi spesifik dari artikulasi primer dan sekunder telah usang dengan alasan bahwa fitur seperti ini seharusnya diindikasikan dengan tie bar ataupun diakritik, sebagai contoh, ƍ untuk [zʷ]. Dalam perkembangannya, huruf-huruf letup-balik nirsuara yang merupakan tipe konsonan langka dihilangkan dan digantikan oleh diakritik nirsuara (ɓ̥ ɗ̥ ʄ̊ ɠ̊ ʛ̥).[76] Set awal dari huruf decak (ʇ, ʗ, ʖ, ʞ), juga telah dinyatakan usang dan digantikan oleh huruf pipa ǀ, ǃ, ǁ, ǂ. Penggunaan huruf decak awal terkadang digunakan untuk suatu alasan, seperti permasalahan penggunaan huruf decak ([ ] atau / /), kemiripan huruf l dengan prosodi |, ‖. (Untuk alasan ini, beberapa publikasi tidak memasukan tanda kurung IPA)[77]

Huruf individual non-IPA biasanya dapat ditemukan dalam beberapa publikasi. Penggunaan seperti ini biasanya terjadi pada:

  • Konsonan gesek, seperti simbol lambda bergaris ƛ untuk [t͜ɬ] atau č untuk [t͡ʃ].
  • Huruf Karlgren untuk vokal bahasa Tionghoa ɿ, ʅ, ʮ, ʯ[78][79]
  • Digit angka sebagai fonem nada, seperti empat nada dalam bahasa Tionghoa standar. Penggunaan ini mungkin daapt digunakan lebih baik daripada transkripsi fonetik sebagai perbandingan antara bahasa terkait dan dialeknya, karena sebuah nada dapat berubah secara tidak terduga.
  • Digit angka yang lebih mudah ditik, walaupu kurangnya standarisasi dapat menyebabkan kerancuan (sebagai contoh 1 merupakan nada tinggi dalam beberapa bahasa, tetapi rendah dalam bahasa lainnya, 3 dapat berupa tinggi, sedang, atau rendah, tergantung konvensi lokal).
  • Ekstensi ikonik huruf standar IPA yang dapat dipahami secara tampilan, seperti konsonan tarik belakang ᶑ  dan . Huruf ini terdapat pada Buku Panduan IPA dan telah dimasukkan dalam dukungan pengkodean karakter Unicode.

Sebagai tambahan, biasanya ad hoc dapat digunakan sebagai subtitusi mesin tik, huruf kapital standar juga dapat digunakan ketika dukungan IPA tidak tersedia, contoh A untuk ɑ, B untuk β atau ɓ, D untuk ð, ɗ atau ɖ, E untuk ɛ, F atau P untuk ɸ, G ɣ, I ɪ, L ɬ, N ŋ, O ɔ, S ʃ, T θ atau ʈ, U ʊ, V ʋ, X χ, Z ʒ, juga @ untuk ə dan 7 atau  ? untuk ʔ. (Lihat juga notasi subtitusi SAMPA dan X-SAMPA.)

Ekstensi

sunting
 
Bagan dari ekstensi Alfabet Fonetik Internasional, tahun 2015
konsonan yang tidak terdapat di bagan IPA standar
dwibib.
(bilab.)
bibir
gigi
(labio-
dent.)
bibir
ronggi.
(labio-
alveolar)
bibir
gigi
(dento-
labial)
dwigi. bibir
lidah
(ling.-
lab.)
inter-
gigi
ronggi.
(bawah)
tarik
bel.
langit
langit
langit.
langit
bel.
lagbel.
laring
laring
atas
Letup t̪͆ d̪͆ (𝼃 𝼁) 𝼂
Denasalisasi ɳ͊ ɲ͊ ŋ͊
Sengau (Nasal) n̪͆ (𝼇)
Geseran sengau m̥͋ n̥͋ ɳ̥͋ ɳ͋ ɲ̥͋ ɲ͋ ŋ̥͋ ŋ͋
Getar r̪͆ 𝼀 (ʩ𐞪)
Geseran median h̪͆ ɦ̪͆ θ̼ ð̼ θ̪͆ ð̪͆ θ͇ ð͇ ʩ ʩ̬
Geseran sisi ɬ̼ ɮ̼ ɬ̪͆ ɮ̪͆ 𝼅 𝼆 𝼆̬ 𝼄 𝼄̬
Median+geseran sisi ʪ ʫ
Hampir sisi l̪͆
Perkusif ʬ ʭ (¡)

Bagian yang digelapkan menandakan penyebutan yang dianggap mustahil.

Nama simbol

sunting

Simbol IPA biasanya dibedakan dari suara yang dipresentasikan oleh simbol tersebut, karena tidak ada koresponden huruf satu dengan yang lainnya dan suara dalam transkripsi papan, membuat nama deskriptif berdasarkan artikulasi seperti "vokal bulat madya depan" atau "hentian langit-langit belakang bersuara" menjadi kurang tepat. Buku Panduan Perhimpunan Fonetik Internasional menyatakan bahwa tidak ada nama resmi yang tersedia ataupun ada untuk simbol-simbol IPA, juga beberapa dari simbol memiliki nama lain yang sering digunakan dan diakui keberadaan oleh IPA, namun ini tidaklah resmi.[80] Simbol-simbol biasanya memiliki nama lain pada standar Unicode yang berlainan dengan Buku Panduan IPA, sebagai contoh, ɛ dipanggil sebagai "epsilon" pada Buku Panduan, tetapi disebut sebagai "small letter open e" di Unicode

Nama tradisional dari huruf Latin dan Yunani biasanya digunakan untuk huruf yang tidak dimodifikasi.[catatan 14] Huruf yang tidak secara langsung diambil dari alfabet ini, seperti [ʕ], mungkin dapat mempunyai beberapa nama, berdasarkan penampilan visual simbol, atah suara yang ditunjukkan oleh huruf tersebut.

Untuk diakritik, terdapat dua metode penamaan. Untuk diakritik tradisional, IPA menamakan diakritik ini sebagai nama yang telah dikenal, seperti contoh, é disebut sebagai e-akut. Diakritik non tradisional biasanya dinamakan sebagai simbol yang mirip dengan bentuknya, sebagai contoh, disebut sebagai d-bridge.

Geoffrey Pullum dan William Ladusaw membuat sebuah daftar mengenai jenis-jenis nama yang digunalan untuk skmbol-simbkl IPA, baik yang masih digunakan ataupun usang pada Panduan Simbol Fonetik .[81]

Dukungan komputer

sunting

Unicode

sunting

GêÐågêÐï oooooo

sunting

Setiap karakter, huruf ataupun diakritik, diberikan angka masing masing untuk menghindari kebingungan dalam pembedaan karakter yang hampir serupa dalam bentuk visual (seperti ɵ dan θ, ɤ dan ɣ, atau ʃ dan ʄ) dalam beberapa situasi sebagai percetakan manuskrip, dan suatu kategori suara diberikan cangkupan nomor masing-masing:[82]

100-184 merupakan konsonan, 301-397 merupakan vokal, 401-433 merupakan diakritik, 501-509 merupakan suprasegmentals dan 510-533 merupakan penanda tonasi/nada.

Konsonan (pulmonis)
Bilabial
Dwibibir
Labiodental
Bibgi.
Alveolar
Ronggi.
Retroflex
Tarbel.
Palatal
Lang.
Velar
Langbel.
Uvular
Tekak
Pharyngeal
Faringeal
Glottal
Celsu.
Letup 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113
Sengau 114 115 116 117 118 119 120
Getar 121 122 123
Kepakan 184 124 125
Frikatif 126 127 128 129 130-135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147
Frikatif sisi 148 149
Hampiran 150 151 152 153 154
Hampiran sisi 155 156 157 158
Konsonan (non-pulmonis)
Sembur bersuara Decakan
160 Dwibibir 176 Dwibibir
162 Gigi/Rongga-gigi 177 Gigi
164 Langit-langit 178 (Paska) rongga-gigi
166 Lang. belakang 179 Ronggi.-lang.
168 Tekak 180 Rongga-gigi sisi
Simbol lain
169 Konsonan frikatif langit-langit belakang terbibirkan nirusara 181 Konsonan kepakan rongga-gigi sisi bersuara
170 Konsonan hampiran langit-langit bersuara terbibirkan bersuara 182 Konsonan frikatif rongga-gigi langit-langit
171 Konsonan hampiran langit-langit terbibirkan bersuara 183
172 Konsonan frikatif celah-suara nirsuara 184 Kepakan bibir-gigi
173 Letupan epiglotis (509)

433

Gesekan dan konsonan artikulasi ganda

dapat direpresentasikan dengan dua simbol

yang digabung dengan tie bar jika perlu

174 Konsonan frikatif epiglotal
175 134 dan 140 yang diucapkan bersamaan
209 Konsonan hampiran rongga-gigi peletakan langit-langit belakang (ɫ) 327 Vokal tengah madya terhotikan (ɚ)
Vokal
Depan Madya belakang
TT 301 309 317 318 316 308
319 320 321
STT 302 310 397 323 315 307
322
STB 303 311 326 395 314 306
325 324
TB 304 312 305 313
Diakritik
401 Sembir Beberapa diakritik mungkin saja diletakan diatas sebuah simbol dengan diakritik penurun, contoh 119+402B
402A Nirsuara 405 Hembusan bersuara 408 Gigi
403 Bersuara 406 Deritan bersuara 409 Apikal
404 Teraspirasikan 407 Linguolabial 410 Laminal
411 Lebih bulat 420 Terbibirkan 424 Penyengauan
412 Kurang bulat 421 Peletakan langit-langit 425 Pelepasan sengau
413 Lanjutan 422 Peletakan langit-langit belakang 426 Lelepasan sisi
414 Penarikan 423 Faringealisasi 427 Pelepasan non suara
415 Dipusatkan 428 Velarisasi atau Faringealisasi 433 Tie bar
416 Terpusatkan-madya 429 Penaikan
417 Akar lidah lanjutan 430 Penurunan
418 Penarikan akar lidah 431 Silablik
419 Rhotiksitan 432 Non-Silablik
Suprasegmentals
501 Penekanan primer 506 Pemenggalan suku,kata
502 Penekanan sekunder 507 Grup (kaki) minor
503 Long 508 Grup (intonasi) mayor
504 Setengah panjang 509 Penggabungan (penghilangan jeda)
505 Ekstra pendek
Aksen dan nada
Tingkat Kontur
512 atau 519 Sangat tinggi 524 atau 529 Naik
513 520 High 525 530 Turun
514 521 Mid 526 531 Penaikan tinggi
515 522 Rendah 527 532 Penaikan rendah
516 523 Sangat rendah 528 533 Naik-turun
517 Penurunan 510 Pendakian global
518 Penakkan 511 Penurunan global

Catatan

sunting
  1. ^ Dalam kamus Merriam-Webster, Garis miring terbalik \ ... \ digunakan untuk membatasi sistem transkripsi saudarinya. Sistem ini membedakan sistem yang terpengaruh oleh IPA dengan sistem IPA. Dalam Kamus bahasa Inggris Oxford garis miring depan dalam transkripsi fonetik.
  2. ^ Sebagai contoh, simbol "pipa" tunggal dan ganda digunakan untuk jeda prosodi. Walaupun begitu, Buku Panduan IPA memberikan spesifikasi dengan menulis simbol prosodi sebagai garis vertika "tebal" yang akan membedakan unit prosodi dengan simbol pipa ASCII (mirip dengan transkripsi Dania), dan penggunaan ini merupakan penggunaan opsional dan dimaksudkan untuk membedakan unit prosodi ini dengan huruf decakan (JIPA 19.2, hlm. 75). Buku Panduan IPA (hlm. 174) mengaitkan pengkodean digital untuk simbol pipa ASCII sebagai U+007C, dan U+2016.
  3. ^ Tanda kurung siku yang benar sebenarnya merupakan simbol matematika dan dikodekan dalam Unicode sebagai U+27E8 dan U+27E9. Chevron ‹...› (U+2039, U+203A) terkadang digunakan untuk substitusi, dan dalam notasi fonetik Amerika, simbol "lebih dari" dan "kurang dari" <...> (U+003C, U+003E) dapat digunakan dan dapat ditemukan di keyboard ASCII
  4. ^ Diterjemahkan dari teks bahasa Inggris:

    In some English accents, the phoneme /l/, which is usually spelled as l or ll, is articulated as two distinct allophones: the clear [l] occurs before vowels and the consonant /j/, whereas the dark [ɫ]/[lˠ] occurs before consonants, except /j/, and at the end of words.

  5. ^ Sumber bahasa Rusia sangat sering menggunakan U+2E3E wiggly vertical line (⌇) untuk sesuatu yang lebih lemah daripada jeda minor, seperti daftar intonasi (contoh, jarak sangat sedikit antar digit pada nomor telepon).[56] Garis titik-titik U+2E3D vertical six dots biasanya digunakan
  6. ^ Jangan disamakan dengan U+1D4D , yang merupakan superskrip huruf Latin biasa g.
  7. ^ Superkrip dari ç dikomposisikan dari penggabungan superskrip c dan cedilla yang akan ditampilkan secara benar dalam beberapa font. Superskrip c secara khusus diajukan untuk tujuan ini dalam proposal Unicode L2/03-180.
  8. ^ Dua karankter ini sejatinya sama. U+02E4 ˤ modifier letter small reversed glottal stop (tengah) merupakan varian superskrip khusus dari U+0295 ʕ latin letter pharyngeal voiced fricative, dan U+02C1 ˁ modifier letter reversed glottal stop (kanan), merupakan varian U+02C0 ˀ modifier letter glottal stop tebalik, yang seharusnya merupakan huruf yang sama dalam deskripsi Unicodenya. Penggunaan kedua karakter ini diluar alfabet IPA dan font untuk menampilkan huruf ini tidak konsisten sehingga biasanya berbeda satu sama lain. Tidak ada pembeda IPA-paralel/Para-IPA untuk superskrip hentian glotis.
  9. ^ Dalam font Microsoft, karakter ini pernah mengalami kesalahan desain dan ditampilkan sebagai superskrip dari .
  10. ^ U+A71D dan A71E telah diadopsi untuk penyetaraan karakter IPA oleh ahli fonem Afrika, yakni penurunan dan penaikan . U+A71E juga merupakan superskrip konsonan perkusif extIPA ¡.
  11. ^ Jangan disamakan dengan U+1D4C , yang merupKan superskrip (ɛ yang diputar dan bukan dibalik).
  12. ^ Jangan disanakan dengan U+1D46 , yang merupakan superskrip æ yang diputar.
  13. ^ Untuk kasus ini, huruf IPA lama dari [tʲ], yakni ƫ, memiliki varian superskeip di Unicode sebagai, U+1DB5 , dan juga terdapat superskrip untuk konsonan sisi [lʲ], yakni U+1DDA , namun, ini bukanlah kasus yang sering terjadi.
  14. ^ Sebagai contoh, [p] disebut "P non-kapital" dan [χ] adalah "Chi." (International Phonetic Association, Handbook, hlm. 171)

Kutipan

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Handbook of the International Phonetic Association : a guide to the use of the International Phonetic Alphabet. Cambridge, U.K. New York, NY: Cambridge University Press. 1999. ISBN 978-0-521-65236-0. OCLC 40305532. 
  2. ^ a b MacMahon, Michael K. C. (1996). "Phonetic Notation". Dalam P. T. Daniels; W. Bright. The World's Writing Systems. New York: Oxford University Press. hlm. 821–846. ISBN 0-19-507993-0. 
  3. ^ Wall, Joan (1989). International Phonetic Alphabet for Singers: A Manual for English and Foreign Language Diction. Pst. ISBN 1-877761-50-8. 
  4. ^ "IPA: Alphabet". Langsci.ucl.ac.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 October 2012. Diakses tanggal 11 Januari 2021. 
  5. ^ "Full IPA Chart". International Phonetic Association. Diakses tanggal 11 Januari 2021. 
  6. ^ a b c IPA Handbook hlm. 175
  7. ^ a b IPA Handbook hlm. 176
  8. ^ IPA Handbook hlm. 191
  9. ^ IPA (1999) Handbook, hlm. 188, 192
  10. ^ IPA (1999) Handbook, hlm. 176, 192
  11. ^ Duckworth et al. (1990) Extensions to the International Phonetic Alphabet for the transcription of atypical speech. Clinical Linguistics & Phonetics 4: 4: hlm. 278
  12. ^ Basbøll (2005) The Phonology of Danish hlm. 45, 59
  13. ^ Karlsson & Sullivan (2005) /sP/ consonant clusters in Swedish: Acoustic measurementsof phonological development
  14. ^ Richard Sproat (2000) A Computational Theory of Writing Systems. Cambridge University Press. hlm. 26.
  15. ^ Barry Heselwood (2013) Phonetic Transcription in Theory and Practice. Edinburgh University Press. hlm. 8 ff, 29 ff.
  16. ^ Paul Tench (2011) Transcribing the Sound of English. Cambridge University Press. hlm. 61
  17. ^ International Phonetic Association 1999, hlm. 31.
  18. ^ Association phonétique internationale (January 1895). "vɔt syr l alfabɛ" [Votes sur l'alphabet]. Le Maître Phonétique. 10 (1): 16–17. JSTOR 44707535. 
  19. ^ Association phonétique internationale (February–March 1900a). "akt ɔfisjɛl" [Acte officiel]. Le Maître Phonétique. 15 (2/3): 20. JSTOR 44701257. 
  20. ^ Association phonétique internationale (July–September 1931). "desizjɔ̃ ofisjɛl" [Décisions officielles]. Le Maître Phonétique (35): 40–42. JSTOR 44704452. 
  21. ^ Jones, Daniel (July–December 1948). "desizjɔ̃ ofisjɛl" [Décisions officielles]. Le Maître Phonétique (90): 28–30. JSTOR 44705217. 
  22. ^ International Phonetic Association (1993). "Council actions on revisions of the IPA". Journal of the International Phonetic Association. 23 (1): 32–34. doi:10.1017/S002510030000476X. 
  23. ^ International Phonetic Association (1949). The Principles of the International Phonetic Association. Department of Phonetics, University College, London. Supplement to Le Maître Phonétique 91, January–June 1949. JSTOR i40200179. Reprinted in Journal of the International Phonetic Association 40 (3), December 2010, pp. 299–358, DOI:10.1017/S0025100311000089. 
  24. ^ Wells, John C. (6 November 2006). "Scenes from IPA history". John Wells's phonetic blog. Department of Phonetics and Linguistics, University College London. 
  25. ^ International Phonetic Association (1999), hlm. 19.
  26. ^ Esling, John H. (2010). "Phonetic Notation". Dalam Hardcastle, William J.; Laver, John; Gibbon, Fiona E. The Handbook of Phonetic Sciences (edisi ke-2nd). Wiley-Blackwell. hlm. 678–702. doi:10.1002/9781444317251.ch18. ISBN 978-1-4051-4590-9.  pp. 688, 693.
  27. ^ Martin J. Ball; Joan Rahilly (August 2011). "The symbolization of central approximants in the IPA". Journal of the International Phonetic Association. Cambridge Journals Online. 41 (2): 231–237. doi:10.1017/s0025100311000107. 
  28. ^ "Cambridge Journals Online – Journal of the International Phonetic Association Vol. 39 Iss. 02". Journals.cambridge.org. 23 October 2012. Diakses tanggal 20 November 2012. 
  29. ^ "IPA: About us". Langsci.ucl.ac.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 October 2012. Diakses tanggal 20 November 2012. 
  30. ^ "IPA: Statutes". Langsci.ucl.ac.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 October 2012. Diakses tanggal 20 November 2012. 
  31. ^ "IPA: News". Langsci.ucl.ac.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2012. Diakses tanggal 20 November 2012. 
  32. ^ "IPA: News". Langsci.ucl.ac.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2012. Diakses tanggal 20 November 2012. 
  33. ^ Lihat "Illustrations of the IPA" untuk bahasa individual dalam buku panduan IPA (1999), dimana sebagai contoh /c/ merupakan skmbol fonemik untuk apa yang secara fonemik dilepaskan sebagai [tʃ], juga hurup superskirp IPA yang tidak memiliki bentuk superskrip resmi.
  34. ^ a b c d Kirk Miller & Michael Ashby, L2/20-252R Unicode request for IPA modifier-letters (a), pulmonic
  35. ^ "Segments can usefully be divided into two major categories, consonants and vowels." (International Phonetic Association, Handbook, p. 3)
  36. ^ International Phonetic Association, Handbook, p. 6.
  37. ^ "for presentational convenience [...] because of [their] rarity and the small number of types of sounds which are found there." (IPA Handbook, p 18)
  38. ^ Ladefoged and Maddieson, 1996, Sounds of the World's Languages, §2.1.
  39. ^ "A symbol such as [β], shown on the chart in the position for a voiced bilabial fricative, can also be used to represent a voiced bilabial approximant if needed." (IPA Handbook, hlm.9)
  40. ^ Ladefoged and Maddieson, 1996, Sounds of the World's Languages, §9.3.
  41. ^ Esling (2010), hlm. 688–9.
  42. ^ Amanda L. Miller et al., "Differences in airstream and posterior place of articulation among Nǀuu lingual stops". Submitted to the Journal of the International Phonetic Association. Retrieved 27 May 2007.
  43. ^ "Phonetic analysis of Afrikaans, English, Xhosa and Zulu using South African speech databases". Ajol.info. Diakses tanggal 20 November 2012. It is traditional to place the tie bar above the letters. It may be placed below to avoid overlap with ascenders or diacritic marks, or simply because it is more legible that way, as in Niesler, Louw, & Roux (2005) 
  44. ^ Ladefoged, Peter; Ian Maddieson (1996). The sounds of the world's languages. Oxford: Blackwell. hlm. 329–330. ISBN 0-631-19815-6. 
  45. ^ International Phonetic Association, Handbook, p. 10.
  46. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama thomason
  47. ^ a b International Phonetic Association, Handbook, pp. 14–15.
  48. ^ 'Further report on the 1989 Kiel Convention', Journal of the International Phonetic Association 20:2 (December 1990), p. 23.
  49. ^ International Phonetic Association, Handbook, p. 13.
  50. ^ Cf. the /ʷ.../ and /ʲ.../ transcriptions in Eszter Ernst-Kurdi (2017) The Phonology of Mada, SIL Yaoundé.
  51. ^ E.g. Aaron Dolgopolsky (2013) Indo-European Dictionary with Nostratic Etymologies.
  52. ^ a b Panah pendakian dan penurunan global muncul sebelum suku kata atau unit prosodik yang terpengaruh, seperti penekanan dan pendakian/penurunan. Ini kontras dengan huruf nada Chao (tercantum di bawah), yang paling sering muncul setelahnya. Terkadang seseorang akan melihat panah horizontal untuk nada tingkat global (hanya turun karena downdrift), mis. dalam Julie Barbour (2012) A Grammar of Neverver.
  53. ^ a b c d P.J. Roach, Report on the 1989 Kiel Convention, Journal of the International Phonetic Association, Vol. 19, No. 2 (December 1989), p. 75–76
  54. ^ Esling (2010), hlm. 691.
  55. ^ Contoh, "Balearic". Merriam-Webster Dictionary. .
  56. ^ Ž.V. Ganiev (2012) Sovremennyj ruskij jazyk. Flinta/Nauka.
  57. ^ Nicholas Evans (1995) A Grammar of Kayardild. Mouton de Gruyter.
  58. ^ Ian Maddieson (December 1990) The transcription of tone in the IPA, JIPA 20.2, p. 31.
  59. ^ Barry Heselwood (2013) Phonetic Transcription in Theory and Practice. Edinburgh University Press. Page 7.
  60. ^ Maddieson dan yang lainnya telah mencatat bahwa perbedaan fonemik/fonetik harus ditangani oleh pembatas /"slash"/ atau ["bracket"]. Namun, huruf nada terbalik tetap digunakan untuk nada sandhi.
  61. ^ a b Chao, Yuen-Ren (1930), "ə sistim əv "toun-letəz"" [A system of "tone-letters"], Le Maître Phonétique, 30: 24–27, JSTOR 44704341 
  62. ^ Untuk contoh, Pe Maung Tin [-phe -maʊ̃ -tɪ̃ː] (1924) bɜˑmiːz. Le Maître Phonétique, vol. 2 (39), no. 5, pp. 4–5, dimana 5 tingkat nada dibedakan
  63. ^ Handbook, p. 14.
  64. ^ Chao tidak memasukan bentuk seperti [˨˦˦], [˧˩˩].
  65. ^ a b Kelly & Local (1989) Doing Phonology, Manchester University Press.
  66. ^ Bloomfield (1933) Language p. 91
  67. ^ Passy, 1958, Conversations françaises en transcription phonétique. 2nd ed.
  68. ^ Yuen Ren Chao (1968) Language and Symbolic Systems, p. xxiii
  69. ^ Peter Ladefoged (1971) Preliminaries of Linguistic Phonetics, p. 35.
  70. ^ Fallon (2013) The Synchronic and Diachronic Phonology of Ejectives, p. 267
  71. ^ Heselwood (2013) Phonetic Transcription in Theory and Practice, p. 233.
  72. ^ E.g. in Laver (1994) Principles of Phonetics, pp. 559–560
  73. ^ Hein van der Voort (2005) 'Kwaza in a Comparative Perspective', IJAL 71:4.
  74. ^ a b Kirk Miller & Michael Ashby, L2/20-253R Unicode request for IPA modifier letters (b), non-pulmonic.
  75. ^ Kirk Miller & Martin Ball, L2/20-116R Expansion of the extIPA and VoQS.
  76. ^ International Phonetic Association (1993a).
  77. ^ "John Wells's phonetic blog". Phonetic-blog.blogspot.com. 9 September 2009. Diakses tanggal 18 Januafi 2022. 
  78. ^ Lee, Wai-Sum; Zee, Eric (June 2003). "Standard Chinese (Beijing)". Journal of the International Phonetic Association. 33 (1): 109–112. doi:10.1017/S0025100303001208 . 
  79. ^ Lee-Kim, Sang-Im (December 2014). "Revisiting Mandarin 'apical vowels': An articulatory and acoustic study". Journal of the International Phonetic Association. 44 (3): 261–282. doi:10.1017/S0025100314000267. 
  80. ^ "...the International Phonetic Association has never officially approved a set of names..." (International Phonetic Association, Handbook, hlm. 31)
  81. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Pullum
  82. ^ Bagan nomor IPA dapat ditemukan di laman web IPA.IPA number chart

Bacaan lebih lanjut

sunting

Pranala luar

sunting