Anies Baswedan

politisi Indonesia
Revisi sejak 30 November 2023 10.10 oleh Dennis2123 (bicara | kontrib)

H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D. (pelafalan dalam bahasa Indonesia: [ˈanɪs baˈswɛdan], lahir 7 Mei 1969) adalah seorang akademisi, aktivis, dan politikus Indonesia yang menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.

Anies Baswedan
Potret sebagai calon presiden Republik Indonesia 2024, November 2023
Gubernur DKI Jakarta ke-17
Masa jabatan
16 Oktober 2017 – 16 Oktober 2022
PresidenJoko Widodo
Wakil Gubernur
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ke-27
Masa jabatan
27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016
PresidenJoko Widodo
Rektor Universitas Paramadina ke-2
Masa jabatan
15 Mei 2007 – 6 Januari 2015
Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia ke-6
Masa jabatan
26 November 2019 – 16 Oktober 2022
Sebelum
Pendahulu
Longki Djanggola
(Gubernur Sulawesi Tengah)
Pengganti
Isran Noor
(Gubernur Kalimantan Timur)
Informasi pribadi
Lahir
Anies Rasyid Baswedan

7 Mei 1969 (umur 55)
Kuningan, Jawa Barat, Indonesia Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politikNasDem
Suami/istri
(m. 1996)
Hubungan
Anak4
Orang tua
Almamater
Pekerjaan
Tanda tangan
Situs webwww.aniesbaswedan.com

X: aniesbaswedan Instagram: aniesbubble.id Modifica els identificadors a Wikidata

Informasi YouTube
Kanal
Tahun aktif2013—sekarang
Pelanggan370 ribu
Total tayang38 juta
100.000 pelanggan

Diperbarui: 28 September 2023
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Setelah menyelesaikan pendidikan di bidang ilmu politik dan pemerintahan, Anies berkarier sebagai akademikus. Ia menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina selama delapan tahun,[1] dan mencetuskan gerakan Indonesia Mengajar.

Ia kemudian ikut serta dalam konvensi calon presiden yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat pada tahun 2013. Pada bulan Oktober 2014, ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja,[2] namun ia diberhentikan setalah dua tahun menjabat.[3]

Berkas:Prabowo menjadi pendukung utama Anies-Sandi dalam PILKADA DKI 2017.jpg
Prabowo memberikan restu dan dukungan kepada Anies - Sandi menjadi salah satu Paslon pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Anies dan Sandiaga Uno diusung oleh Gerindra dan PKS memenangkan pemilihan umum gubernur DKI Jakarta tahun 2017 mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama.[4] Beberapa pengamat menilai bahwa kampanye ini sarat dengan politisasi isu SARA.[5][6] Sebagai gubernur, Anies mengubah sistem sewa rumah susun, membatalkan beberapa proyek reklamasi di Teluk Jakarta, membentuk Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), memfokuskan pembangunan sumur resapan untuk menanggulangi banjir Jakarta, dan membangun Stadion Internasional Jakarta. Melanjutkan janji kampanyenya, ia mengimplementasikan program pembentukan wirausahawan baru melalui OK Oce.

Pada bulan September 2022, Anies menyatakan bahwa dirinya siap mencalonkan diri menjadi Presiden Indonesia pada pemilihan presiden Indonesia tahun 2024.[7] Ia dideklarasikan sebagai bakal calon Presiden oleh Partai NasDem pada bulan Oktober 2022, beberapa bulan sebelum tahapan pemilihan presiden secara resmi dimulai.

Kehidupan pribadi

 
Anies Baswedan, bersama saudara kandungnya, Abdillah Rasyid Baswedan, dan ibunya, Aliyah Rasyid Baswedan, 2019

Anies Baswedan dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969. Dalam keluarga, ia mempunyai dua saudara kandung yang menjadi adik-adiknya, yaitu Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan. Dia dibesarkan di Yogyakarta dan orang tuanya bekerja sebagai akademisi. Ayahnya, Rasyid Baswedan adalah mantan dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, sedangkan ibunya, Aliyah Rasyid adalah guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Anies merupakan tokoh berketurunan Arab, sekaligus cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang jurnalis, diplomat, dan pejuang kemerdekaan Indonesia.

 
Keluarga inti Anies Baswedan, 2013

Anies menikah dengan Fery Farhati Ganis pada tanggal 11 Mei 1996. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak, yaitu Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar Hakam, dan Ismail Hakim.[1] Ia memenuhi undangan dari Salman Abdul Aziz untuk menunaikan ibadah haji pertama kalinya bersama dengan istrinya, Fery Farhati dan ibunya, Aliyah Rasyid pada September 2017.[8]

Pada 1 Desember 2020, Anies menjalani karantina mandiri di rumah dinasnya di daerah Taman Suropati, Menteng, Menteng, Jakarta Pusat setelah dirinya terkonfirmasi positif COVID-19.[9] Ia telah menjalani tes usap antigen pada 29 November 2020 dengan hasil negatif COVID-19, namun keesokan harinya ketika menjalani tes usap PCR dan hasilnya positif COVID-19. Kemudian, ia mengumumkan bahwa dirinya telah dinyatakan positif COVID-19 melalui media sosial dengan siaran langsung.[10] Di akhir tahun 2020, tepatnya 29 Desember 2020, ia dinyatakan negatif COVID-19 sesuai dengan hasil tes usap pada sehari sebelumnya.[11]

Masa muda

Anies mulai mengenyam pendidikan awal pada usia 5 tahun dan bersekolah di Taman Kanak-kanak Masjid Syuhada, Kota Yogyakarta. Menginjak usia enam tahun, Anies bersekolah di SD Negeri Percobaan 2, Kabupaten Sleman.[12] Di masa kecilnya, Anies dikenal sebagai anak yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman.[13] Setelah menyelesaikan jenjang sekolah dasar, ia melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama dan diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta.[14] Anies bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolahnya dan menduduki jabatan pengurus Bidang Hubungan Masyarakat yang terkenal dengan sebutan "seksi kematian", karena tugasnya mengabarkan berita duka.[15] Anies juga pernah ditunjuk menjadi ketua panitia tutup tahun semasa sekolah menengah pertama.

Menyelesaikan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Pertama, Anies meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi hingga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama tiga ratus pelajar Ketua OSIS seluruh Indonesia. Alhasil, ia terpilih menjadi Ketua OSIS seluruh Indonesia pada tahun 1985. Pada tahun 1987, dia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Program ini membuatnya menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989.[16] Sekembalinya ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik. Dia bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta dan mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.

Menginjak jenjang perguruan tinggi, Anies diterima masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1989. Dia tetap aktif berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Universitas Gadjah Mada.[17] Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa di fakultasnya dan ikut membidani kelahiran kembali Senat Mahasiswa setelah dibekukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas melalui kongres pada 1992 dan membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan.[17] Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai lembaga eksekutif dan memposisikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan oleh kongres pada tahun 1993. Masa kepemimpinannya juga ditandai dengan dimulainya gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh yang menyangkut Hutomo Mandala Putra, putra dari Presiden Soeharto.[17] Dia turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.[18]

Pada tahun 1993, Anies mendapat beasiswa dari Japan Airlines Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Universitas Sophia, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Beasiswa ini ia dapatkan setelah memenangkan sebuah lomba menulis bertemakan lingkungan.[19] Hingga pada akhirnya, Anies lulus dari Universitas Gadjah Mada tahun 1995.

Setelah lulus kuliah, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada, sebelum mendapat beasiswa Fulbright dari American Indonesian Exchange Foundation (bahasa Indonesia: Yayasan Pertukaran Pelajar Indonesia–Amerika) untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, Universitas Maryland pada tahun 1997. Ia juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di universitasnya, dan lulus pada bulan Desember 1998.[20]

Sesaat setelah lulus dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University [en] pada tahun 1999. Dia bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampusnya, dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang ilmu politik pada tahun 2004. Disertasinya yang berjudul Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten dan kota di Indonesia.[20] Dia lulus pada tahun 2005.

Kiprah akademisi dan kegiatan sosial

 
Anies Baswedan saat presentasi Indonesia Mengajar, 2011

Setelah menyelesaikan program strata satu di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Anies bekerja sebagai seorang peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Selang beberapa lama, ia mendapatkan beasiswa program magister di Amerika Serikat pada 1996. Pada tahun 2004, Anies telah menuntaskan pasca sarjananya dan sempat bekerja sebagai manajer riset di IPC, Inc. Chicago, sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia.

Sebagai seorang independen, Anies Baswedan bergabung dengan Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, yaitu sebuah lembaga non-profit yang berfokus pada reformasi birokrasi di berbagai daerah di Indonesia dengan menekankan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Riset The Indonesian Institute yang merupakan lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual muda yang dinamis. Kariernya di The Indonesian Institute tentu tidak terlepas dari latar belakang pendidikannya di bidang kebijakan publik.[21]

Pada 15 Mei 2007, secara resmi Anies Baswedan dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina menggantikan posisi rektor sementara, Sohibul Iman. Saat itu, ia merupakan rektor termuda di Indonesia, di mana usianya pada saat itu adalah 38 tahun.[22][23] Pada suatu ketika, ia terkesan dengan pidato dari seorang dekan di Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy, Universitas Harvard, yakni Joseph Nye yang mengatakan bahwa salah satu keberhasilan di universitasnya adalah "admit only the best" alias hanya menerima mahasiswa terbaik. Melalui ide inilah Anies menggagas rekrutmen pelajar-pelajar terbaik di Indonesia. Strategi yang dikembangkan olehnya adalah mencanangkan "Paramadina Fellowship" atau beasiswa Paramadina yang mencakup biaya kuliah, buku, dan biaya hidup.

Istilah "Paramadina Fellowship" adalah perwujudan idealisme dengan bahasa bisnis. Hal ini dilakukan karena kesadaran bahwa dunia pendidikan dan bisnis memiliki pendekatan yang berbeda. Untuk mewujudkan itu, Anies mengadopsi konsep penamaan mahasiswa yang sudah lulus seperti yang biasa digunakan oleh universitas-universitas di Amerika Utara dan Eropa.[24] Gebrakan lain yang dilakukannya adalah pendidikan antikorupsi di universitas yang ia pimpin dengan mengajarkan tentang teoretis hingga laporan investigatif perihal praktik korupsi.[21] Tindakannya menentang korupsi ditandai dengan tergabungnya Anies sebagai aktivis antikorupsi.

Pada pemilihan presiden 2009, para akademisi dipercaya untuk menjadi moderator dalam debat calon presiden dan calon wakil presiden, di antaranya Anies Baswedan, Komaruddin Hidayat, Aviliani, Fahmi Idris, dan Pratikno. Dia dipilih oleh Komisi Pemilihan Umum sebagai moderator dalam debat pertama yang dilaksanakan pada 18 Juni 2009.[25]

Anies kembali terpilih secara aklamasi oleh Yayasan Wakaf Paramadina sebagai Rektor Universitas Paramadina pada tanggal 5 Mei 2011 untuk meneruskan masa jabatan sebelumnya.[26] Di bawah kepemimpinannya, Universitas Paramadina memiliki kualitas pendidikan yang baik dan meningkat, serta memberikan pengaruh positif bagi masyarakat luas, baik dari dalam maupun luar negeri. Sejak 27 Oktober 2014 hingga masa jabatannya sebagai rektor berakhir, ia merangkap jabatan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Indonesia Mengajar dan TurunTangan

 
Anies Baswedan ketika menjadi pembicara pada suatu forum, 2009

Indonesia Mengajar telah dicanangkan yang awalnya ketika Anies masih menjadi seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada sekitar dekade 1990-an. Pada masa itu, ia berguru dan banyak belajar dari Koesnadi Hardjasoemantri, mantan rektor Universitas Gadjah Mada periode 1986–1990. Pada 1950-an, pria yang akrab disapa "Pak Koes" pernah menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa atau PTM, yakni suatu program untuk mengisi kekurangan guru sekolah menengah atas di daerah-daerah terpencil, khususnya di luar Pulau Jawa. Dalam beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan sekolah baru dan pertama di beberapa kota dan kabupaten. Pak Koes adalah inisiator sekaligus salah satu dari delapan orang yang menjadi angkatan pertama PTM ini. Dia berangkat ke Kupang dan bekerja di sana selama beberapa tahun. Sepulangnya dari Kupang, ia mengajak tiga siswa paling cerdas untuk kuliah di Universitas Gadjah Mada, salah satunya Adrianus Mooy yang kelak menjadi Gubernur Bank Indonesia. Dari program inilah yang menjadi sumber inspirasi dicetusnya Gerakan Indonesia Mengajar.

Selepas menerima gelar sarjana dari Universitas Gadjah Mada, Anies Baswedan mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Amerika Serikat. Tinggal, belajar, dan bekerja di sana membuatnya memahami bahwa anak-anak Indonesia membutuhkan kompetensi kelas dunia untuk bersaing di lingkungan global. Selain itu, anak muda Indonesia perlu memiliki pemahaman empatik yang mendalam. Atas dasar pemikiran itu, maka mulai munculnya ide besar untuk menggelorakan Indonesia Mengajar. Konsep dasarnya mulai terumuskan pada pertengahan 2009. Ketika itu, Anies mendiskusikan dan menguji idenya pada berbagai pihak. Gagasan ini kemudian siap diluncurkan ketika beberapa pihak berkenan menjadi sponsor. Proses untuk merancang dan mengembangkan konsep Indonesia Mengajar pun dimulai pada akhir 2009 dengan membentuk tim kecil yang kemudian berkembang hingga menjadi sebuah organisasi. Oleh karena itu, Anies pun dinobatkan sebagai pemimpin dari Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. Menurut Anies, keterlibatannya dalam gerakan Indonesia Mengajar bukanlah semata-mata untuk modal politiknya.[27]

Selain Indonesia Mengajar, Anies juga mengasas Gerakan TurunTangan sebagai sebuah usaha dalam mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terlibat melunasi janji kemerdekaan dan mendorong orang baik mengelola pemerintahan. Maka dari itu, gerakan ini turut aktif dalam kegiatan sosial dan politik dengan mengupayakan keterlibatan anak-anak muda. Gerakan TurunTangan dibentuk olehnya pada Agustus 2013 dengan rasa kerelawanan tanpa pamrih. Melalui internet, gerakan ini dapat membantu relawan mencari, mengumpulkan, dan menggerakkan para sukarelawan di seluruh Indonesia berdasarkan keahlian masing-masing. Sistem pengelolaan relawan ini juga didukung melalui e-mail dan layanan pesan singkat untuk mengundang para sukarelawan aktif dalam pelatihan sukarelawan di berbagai daerah.[28]

Gerakan TurunTangan berupaya dalam menciptakan politik yang sehat dan matang. Misalnya saja ketika penyelenggaraan pemilihan umum, di mana para relawan akan mengkampanyekan kepada masyarakat untuk lebih kritis dan mendorong kampanye yang dilakukan secara sehat tanpa adanya kampanye hitam (bahasa Inggris: Black campaign).[29]

Karier publik

Komisi Pemberantasan Korupsi

Dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah ditetapkan menjadi tersangka atas dugaan kasus suap yang menimpanya.[30] Namun, terdapat dugaan bahwa hal tersebut merupakan rekayasa dari Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menyebabkan konflik. Oleh karena itu, pada 2 November 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk Tim Independen Verifikasi Fakta dan Hukum atau disebut juga sebagai "Tim 8" dalam menyelidiki kasus dugaan kriminalisasi mereka yang dipimpin oleh Adnan Buyung Nasution dan didampingi oleh dua wakilnya, Koesparmono Irsan dan Denny Indrayana, serta lima anggotanya, yaitu Todung Mulya Lubis, Anies Baswedan, Hikmahanto Juwana, Komaruddin Hidayat, dan Amir Syarifuddin.[31] Nama Bibit dan Chandra sering pula dikaitkan dengan perseteruan antara Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Komisi Pemberantas Korupsi atau lebih dikenal dengan Konfrontasi Cicak dan Buaya.

Komisi Pemberantasan Korupsi di bawah pimpinan Abraham Samad membentuk Komite Etik terkait kasus korupsi dan pencucian uang proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang, Bogor, yang beranggotakan lima orang, diantaranya dua anggota internal, yakni Bambang Widjojanto dan Abdullah Hehamahua, serta tiga anggota eksternal, yaitu Abdul Mukhtie Fajar, Tumpak Hatorangan Panggabean, dan dirinya.[32] Tujuan pembentukannya adalah untuk menginvestigasi pembocor draf surat perintah penyelidikan Anas Urbaningrum yang berasal dari dokumen milik Komisi Pemberantasan Korupsi. Perihal ini, Anies ditunjuk sebagai ketua untuk memimpin komite ini dan Tumpak Panggabean sebagai wakilnya.[33] Kemudian, pada 3 April 2013, komite etik ini melakukan sidang terbuka dengan hasil bahwa asisten dari Abraham Samad, Wiwin Suwandi terbukti memberitahukan perihal penyelidikan kepada Anas Urbaningrum.[34] Ia menyalin surat perintah penyelidikan yang belum diberi nomor kepada publik yang beredar di masyarakat sejak 9 Februari 2013.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

 
Anies Baswedan bertemu dengan Menteri Negara Kebudayaan, Pariwisata, dan Penerbangan Sipil India, Mahesh Sharma, 2015
 
Anies Rasyid Baswedan semasa Hari Pendidikan Nasional, 2016

Sepak terjang Anies Baswedan di bidang pendidikan dan akademisi membuatnya diberi amanat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Ia menjadi salah satu menteri dari kalangan profesional di kabinet.[35] Gebrakan pertamanya sebagai menteri adalah perubahan mekanisme pelaksanaan Ujian Nasional, Kurikulum 2013, dan sertifikasi guru.[36] Anies berpandangan bahwa pendidikan adalah kunci peningkatan kualitas manusia, di mana perlunya peran guru yang begitu sentral, sehingga kualitas guru juga harus ditingkatkan.[butuh rujukan]

Anies melakukan perubahan pertama dengan menunda pelaksanaan Kurikulum 2013 dan kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai perangkat operasional pendidikan, serta menerapkan Kurikulum 2013 pada beberapa sekolah secara terbatas.[37] Faktor pada penerapan kebijakan ini, yaitu ketidaksiapan implementasi kurikulum. Namun, kebijakan ini justru menimbulkan penolakan dari mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang menganggap bahwa kebijakan ini dilakukan tanpa kajian dan komunikasi, di mana penghapusan kebijakan Kurikulum 2013 berimplikasi dengan anggaran negara.[38][39]

Pada mekanisme Ujian Nasional, Anies membentuk Indeks Integritas Ujian Nasional dengan tujuan untuk mengukur kejujuran siswa setiap daerah dan juga penilaian Ujian Nasional diberikan penjelasan, sehingga Ujian Nasional tidak lagi menjadi tolak ukur suatu kelulusan, melainkan hanya sebagai pemetaan pemerataan kualitas pendidikan daerah.[40][41] Selain itu, ia merilis program Uji Kompetensi Guru dan Sertifikasi Guru guna meningkatkan kualitas setiap guru di Indonesia, serta membentuk Direktorat Keayahbundaan untuk menguatkan peran orang tua dalam mendidik anak.[42]

Dalam menangani perpeloncoan oleh siswa dan siswi kakak kelas, serta dari anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah pada setiap tahun ajaran baru, maka Anies pun menghapus kebijakan Masa Orientasi Sekolah dan digantikan oleh Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang digelar oleh pihak sekolah.[43] Ia juga mengangkat Direktur Jenderal Kebudayaan yang berasal dari non pegawai negeri sipil secara lelang terbuka dan terpilihlah Hilmar Farid. Tak hanya itu, diangkat pula seorang Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Catharina Girsang.[44] Tujuannya adalah untuk meninjau dan menyederhanakan berbagai aturan dan program kerja di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Selain program kerja, Anies juga mencanangkan kampanye-kampanye gerakan, seperti menghidupkan kembali Konsep Pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam menciptakan dan mengupayakan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi siswa dan siswi,[45] gerakan memuliakan guru,[46] gerakan membaca lima belas menit sebelum memulai kegiatan belajar dan mengajar untuk mendorong minat baca siswa dan siswi, dan mengantar anak di hari pertama sekolah bagi orang tua murid. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan ikatan emosional orang tua dengan sekolah dan juga anaknya.

Berbagai tantangannya dalam pelaksanaan tugas, yaitu kekerasan anak di sekolah, maupun kekerasan seksual pada anak yang sampai menyita perhatian nasional dalam berbagai kasus kriminal di berbagai daerah. Anies pun mengeluarkan berbagai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menciptakan rasa aman di sekolah.[47] Terdapat pula masalah administrasi Guru Honorer Kategori Dua dan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer yang masih mengalami kendala teknis.

Pada akhirnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melakukan perombakan kabinet yang mengharuskan Anies Baswedan digantikan oleh Muhadjir Effendy, seorang Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. Pemberhentian Anies dinilai bahwa dirinya kurang memprioritaskan program presiden, yakni Kartu Indonesia Pintar.[48]

Gubernur DKI Jakarta

 
Potret resmi Anies Baswedan sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2017

Pemilihan umum dan pelantikan

Pada 23 September 2016, Prabowo Subianto mengumumkan bahwa Anies dicalonkan sebagai calon gubernur (Cagub) yang disandingkan dengan Sandiaga Uno, pengusaha dan politikus Partai Gerindra sebagai calon wakil gubernur (Cawagub).[49] Penunjukkan Anies sebagai cagub telah dilakukan setelah Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera melakukan rapat selama tiga hari dalam menentukan cagub.[50] Sebelumnya, ia sempat digadang-gadang akan diusung sebagai cawagub mendampingi Sandiaga.[51] Pada akhirnya, mereka melakukan kesepakatan terlebih dahulu sebelum deklarasi pencalonan di Kebayoran Baru, Jakarta.[52] Anies dan Sandiaga mendapatkan nomor urut tiga saat pengundian dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dan menjadikan "Jakarta Maju Bersama" sebagai jargon kampanye. Pasangan calon ini didukung oleh Partai Perindo dan Partai Idaman. Mereka menandatangani kontrak politik dengan Partai Gerindra yang dinamakan "Gentleman's Agreement" yang berisikan mengenai keberpihakan kepada rakyat kecil dan memanusiakannya, tidak terlibat dalam Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), serta keberpihakan terhadap ekonomi masyarakat.[53]

Anies-Sandiaga Digital Volunteer menjadi wadah dukungan para relawan terhadap Anies dari akar rumput melalui media sosial.[54] Di putaran pertama, Anies-Sandi menduduki peringkat kedua di bawah posisi Basuki-Djarot dengan perolehan 39,95% suara.[55] Ketika putaran kedua pilkada, Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan (kubu Romahurmuziy dan Djan Faridz) yang sempat menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono akhirnya memutuskan mendukung pencalonan Anies-Sandi.[56][57] Sampailah pada babak terakhir pilkada, Anies-Sandi unggul dengan perolehan 57,96% suara. Kemenangan Anies disertai pula oleh dukungan dari Front Pembela Islam, Front Umat Islam, dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia.[58]

Pada 16 Oktober 2017, Anies dan Sandiaga dilantik dan mengangkat sumpah jabatan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.[59] Pelantikannya dihadiri oleh Prabowo Subianto, Wahidin Halim, Oesman Sapta Odang, dan para menteri di Kabinet Kerja, serta tamu undangan lainnya, termasuk mantan rivalnya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, Agus Harimurti Yudhoyono. Djarot Saiful Hidayat yang merupakan gubernur pendahulu Anies berhalangan hadir dalam pelantikan.[60] Ia melakukan serah terima jabatan (sertijab) dengan Pelaksana Harian Gubernur, Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta.[61] Setelah itu, ia menyampaikan pidato pertamanya di Balai Kota pada malam hari.

Kebijakan

Anies tidak melanjutkan sejumlah kebijakan Basuki, beberapanya seperti: rutin merekam rapat lalu mengunggahnya, yang tidak dilanjutkan oleh Anies karena menilai hal itu banyak mudharatnya;[62] rumah susun sistem sewa di zaman Basuki untuk rakyat kurang mampu dengan biaya hanya Rp 5–15 ribu per hari yang dana tersebut untuk pemeliharaan dan kebersihan rusun,[63] dirubah oleh Anies menjadi sistem beli dengan DP Rp 0 dan cicilan bunga flat 5% dengan harga Rp 200 jutaan untuk ukuran 23,8 m2 dan Rp 400 jutaan untuk ukuran 34,3 m2, yang sampai penghujung masa jabatannya Anies hanya sekitar 1% dari target awalnya yang rampung dibangun;[64][65] dan reklamasi sejumlah pulau buatan yang dibatalkan pula oleh Anies.[66]

Selama berkampanye, Anies dikenal mengusung gagasan "Maju Kotanya, Bahagia Warganya".[67] Ia mengusung berbagai program dan kebijakan, seperti pembangunan Kampung Akuarium, revitalisasi pasar tradisional, penutupan Hotel Alexis terkait bisnis prostitusi, pembentukan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan atau TGUPP, pembangunan Stadion Internasional Jakarta, dan lain-lain.[68] Termasuk pula peningkatan pelayanan terhadap Kartu Jakarta Pintar, sehingga berubah namanya menjadi KJP Plus. Perizinan terhadap proyek reklamasi 13 pulau di Teluk Jakarta juga dilakukannya pada 26 September 2018.[69]

Anies memberikan program untuk masyarakat Jakarta dalam memiliki rumah dengan uang muka (bahasa Inggris: Down Payment; DP) ringan, bahkan bernilai nol. Program ini diklaim menarik bagi warga karena sulitnya mendapatkan rumah terjangkau di Jakarta. Namun, program ini mengundang banyak kritik dan diketahui memiliki ketidakkonsistenan. Anies awalnya mengajukan nama "DP Nol Persen",[70] akan tetapi dianggap melanggar aturan Bank Indonesia.[71] Ia kemudian mengubahnya menjadi "DP Nol Rupiah", dan kemudian "DP Nol", dengan membuat klaim bahwa masyarakat menyalahartikan idenya dan bahwa "DP Nol Rupiah" tidak sama dengan larangan Bank Indonesia mengenai cicilan "DP Nol Persen".[72] Anies juga dianggap tidak konsisten apakah rumah yang ditawarkan tersebut rumah tapak atau rumah susun. Ia berkelit bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta nantinya tidak akan membangunkan rumah, namun hanya memfasilitasi berbagai transaksi perumahan, sehingga tidak masalah apakah rumahnya rumah tapak atau rumah susun. Oleh Sandi, pernyataan ini diralat kembali bahwa program ini mirip dengan program rumah susun di Singapura, di mana program tersebut berupa pemerintah membangunkan rumah, bukan menjadi fasilitator pembiayaan.

Ide "DP Nol" Anies dianggap tidak masuk akal karena cicilan uang mukanya sendiri dianggap berat untuk dipenuhi oleh rakyat kecil, dengan besar cicilan Rp2.300.000 per bulan.[73] Setelahnya Anies-Sandi dianggap tidak sanggup menunjukkan di wilayah mana program tersebut diwujudkan, dengan pertimbangan adanya lahan kosong cukup luas untuk memfasilitasi program mengatasi backlog 1,3 juta rumah.[74] Ia menegaskan bahwa bank yang akan terlibat dalam membantu rakyat menikmati "DP Nol", namun dikritik karena secara total puluhan triliun uang yang dibutuhkan tidak sesuai dengan kekuatan finansial Bank DKI yang digadang akan membantu program ini.[75] Hingga September 2022, hanya 2.322 unit dari target 9.081 unit yang telah terwujud.[76][77]

Terkait sistem transportasi, Anies mengusung program OK Otrip yang diresmikan pada 14 Desember 2017.[78] Tarif yang dikenakan pada awalnya adalah Rp5.000 bagi setiap penumpang.[79] Pertama kali dilakukan uji coba sejak Januari sampai Juli 2018 di beberapa titik, seperti Jelambar, Warakas, Duren Sawit, dan Lebak Bulus.[80] Pada Oktober 2018, Anies mentransformasikan program OK Otrip menjadi Jak Lingko.[81] Kata "Lingko" sendiri bermakna terintegrasi atau terhubungkan yang diambil padanan katanya dari sistem perairan sawah di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Anies beranggapan bahwa penamaan OK Otrip tidak mewakili sistem integrasi transportasi. Jak Lingko berlaku bagi seluruh armada yang dibawahi oleh Transjakarta, seperti bus dan angkutan kota. Pada Maret 2022, bus listrik diluncurkan demi mengurangi polusi udara yang berpengaruh terhadap perubahan iklim.[82]

Meski DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang padat akan pemukiman penduduk, akan tetapi Jakarta bisa menghasilkan hortikultura, misalnya beras. Untuk pertama kalinya Jakarta mengekspor beras sebanyak 19 ton ke Riyadh, Arab Saudi, melalui kerja sama antar bisnis oleh PT Food Station Tjipinang Jaya, yaitu Badan Usaha Milik Daerah DKI Jakarta dengan Al Raqeeb Universal Group.[83]

Anies membentuk TGUPP (Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan) yang beranggotakan 74 orang yang digaji dari dana APBD mencapai Rp 26 miliar; hal ini berbeda dari era Basuki, di mana TGUPP hanya terdiri dari 9 orang dan gajinya bukan dari APBD melainkan diambil dari anggaran gubernur.[84]

Dalam kampanyenya saat pemilihan gubernur, Anies menyajikan program OK OCE yang menjanjikan terbentuknya 200.000 wirausahawan baru.[85] Sewaktu menjabat, Anies menilai program ini sukses dan melampaui target.[86] Namun klaim Anies tersebut dianggap keliru oleh sejumlah pihak, dikarenakan mekanisme program tersebut yang berubah di saat ia menjabat; di mana, kini yang dihitung sebagai wirausahawan baru pada program tersebut adalah semua jumlah pendaftarnya, tanpa perlu adanya pelatihan, permodalan dan dicarikan pemasarannya sebagaimana yang awalnya dijanjikan Anies.[87]

Saat Anies menjabat, ditemukan sejumlah kasus kelebihan bayar yang dilakukan oleh Pemprov DKI,[88] seperti dalam pembelian lem aibon yang mencapai Rp 82,8 miliar.[89] Anies membangun stadion kandang untuk Persija bernama JIS yang sekitar 80% dananya merupakan bantuan dari pemerintah pusat.[90]

Banjir Jakarta

Dalam menangani banjir, Anies membangun sumur-sumur resapan; ia mengkritik kebijakan pendahulunya yang berencana membuat saluran raksasa bawah tanah untuk mengalirkan air hujan ke laut, dengan menilainya itu melawan sunnatullah.[91] Program normalisasi sungai yang telah berjalan dari era Fauzi Bowo diketahui mandek di zaman Anies.[92]

Meningkatnya curah hujan pada akhir Desember 2019 hingga memasuki awal tahun 2020, tepatnya 1 Januari 2020, sejumlah daerah-daerah di Jakarta mengalami banjir. Pengungsi saat itu berjumlah 31.232 orang yang berasal dari 158 kelurahan. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bahwa perlunya melakukan normalisasi sungai di kawasan Sungai Ciliwung.[93] Meski demikian, Anies menjelaskan bahwa normalisasi sungai telah dilakukan di beberapa titik, seperti di Kampung Melayu, Jatinegara, akan tetapi tetap saja mengalami banjir. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, ia menerapkan program sumber daya air untuk pengendalian banjir, antara lain revitalisasi prasarana sumber daya air dengan konsep naturalisasi, pembangunan sumur resapan, meningkatkan revitalisasi kanal, revitalisasi sistem polder, pembangunan tanggul pengaman pantai, dan perbaikan tata kelola air.[94]

COVID-19
 
Anies Baswedan mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi COVID-19 di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Pada 7 Januari 2020, ketika virus korona masih menjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, Anies mengantisipasi wabah tersebut dengan menginformasikan melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta kepada seluruh rumah sakit di Jakarta untuk melakukan riset dan mendeteksi setiap gejala-gejala pneumonia di Wuhan.[95] Rapat pimpinan digelarnya bersama Tim Pengawasan Orang Asing Imigrasi untuk membahas penyakit COVID-19 dengan tujuan untuk mengetahui dan mengantisipasi orang-orang yang datang dari tempat asalnya wabah. Lalu, pada Februari 2020, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pemantauan atas orang yang memiliki gejala radang paru-paru yang kemudian disebut COVID-19. Sebab selama Januari 2020, orang dalam pemantauan atau pasien dalam pengawasan jumlahnya terus bertambah. Setelahnya, Anies menerbitkan Instruksi Gubernur Nomor 16 Tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19).

Ketika terdeteksi dua pasien positif COVID-19 pertama di Indonesia, Anies mengumumkan pembentukan Tim Tanggap COVID-19. Pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor ditiadakan untuk menghindari kerumunan. Diikuti dengan peniadaan kegiatan belajar di sekolah, penghentian operasional kantor, tempat hiburan, dan destinasi wisata yang juga ditutup olehnya pada Maret 2020.[96] Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertama kali diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sekaligus PSBB pertama yang diberlakukan di Indonesia.

Pencalonan presiden

Pemilihan presiden 2014

Pada 27 Agustus 2013, Anies mulai menggeluti dunia politik setelah dirinya bergabung dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, di mana pada konvensi ini terbuka untuk kader internal maupun eksternal.[97] Ia menerima kehormatan tersebut dengan tujuan untuk melunasi janji kemerdekaan yang menjadi misinya sebagai bakal calon presiden.[98] Baginya, apa yang tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan sebuah janji yang harus dilunasi oleh setiap warga negara Indonesia, termasuk dirinya.[99]

Pada tanggal 22 Mei 2014, Anies menuliskan sebuah artikel dalam blognya yang berjudul "Pilpres 2014: Pilihan Saya" mengenai pandangan politik dan pilihannya dalam kontestasi pemilihan presiden tahun 2014.[100] Ia menyatakan mendukung calon Presiden Joko Widodo dan calon Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta berperan dalam tim kampanyenya sebagai juru bicara.[101] Anies menyatakan alasannya mendukung Joko Widodo adalah karena lebih menghadirkan solusi dan terobosan, sedangkan Jusuf Kalla dikenalnya sebagai sosok senior yang memiliki latar belakang dan pengalaman rekam jejak atas kinerjanya.

Alhasil, Joko Widodo dan Jusuf Kalla berhasil memenangkan pemilihan dengan meraih 53.15% suara mengalahkan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.[102] Kemudian, Anies ditunjuk menjadi Deputi Kantor Transisi yang membidangi kesejahteraan rakyat. Kantor transisi ini dibentuk untuk mempersiapkan dan merampungkan kabinet, serta menyempurnakan program sebelum pelantikan resmi Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Selain Anies, Hasto Kristiyanto, Andi Widjajanto, dan Akbar Faisal juga menganggotai deputi kantor transisi, di mana ketuanya adalah Rini Soemarno.[103]

Pemilihan presiden 2019

Meski sempat digadang-gadang mengajukan diri menjadi calon presiden, Anies memutuskan tidak maju dalam pemilihan presiden 2019 dan tetap kukuh memegang jabatan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta selama masa jabatannya belum selesai.[104] Menurut pengakuannya, pada 2018, ia sempat ditawarkan untuk menjadi calon presiden hingga calon wakil presiden, namun tawaran itu ditolaknya.[105] Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional, serta Partai Persatuan Pembangunan masing-masing mengaku tidak pernah mencalonkan Anies sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden.[106][107]

Berbeda dengan pemilihan presiden sebelumnya, pada pilpres tahun 2019 ini, ia mendukung pasangan Prabowo Subianto dan wakilnya di pemerintahan, Sandiaga Uno.[108] Selain itu, dirinya juga tidak berpartisipasi sebagai tim kampanye atau relawan dalam pencapresan Prabowo.

Pemilihan presiden 2024

Nama Anies Baswedan menjadi salah satu kandidat bakal calon Presiden Republik Indonesia setelah Andika Perkasa dan Ganjar Pranowo melalui Rapat Kerja Nasional Partai NasDem.[109] Pada tanggal 16 September 2022, Anies menyatakan kesiapannya untuk dicalonkan sebagai calon Presiden pada Pemilu Presiden 2024.[110] Pasca mengumumkan keputusannya tersebut, Partai NasDem secara resmi mendeklarasikan Anies sebagai calon Presiden dan dia diberikan kewenangan untuk menentukan calon Wakil Presidennya sendiri.[111][112]

Langkah Anies yang berkeliling ke berbagai daerah sebelum diperbolehkannya berkampanye yakni pada November 2023 dianggap sejumlah kalangan sebagai aksi curi start.[113] Anies membantah hal tersebut, mengatakan bahwa dirinya bukanlah melakukan curi start, tapi melainkan head start.[114]

Pemikiran dan pandangan politik

Anies Baswedan memiliki perspektif dari Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara ini bukan hanya sedang bercita-cita, melainkan sedang berjanji. Menurutnya, Indonesia dibangun dengan ikatan janji, ia menyebutnya Janji Kemerdekaan. Janji kemerdekaan itu diantaranya janji perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan, dan peran global pada setiap anak bangsa. Selain itu, ia berpandangan bahwa masih banyak masyarakat yang belum dilunasi janji kemerdekaannya. Baginya, pelunasan janji itu tidak hanya tanggung jawab konstitusional negara dan pemerintah, melainkan tanggung jawab moral setiap anak bangsa yang telah mendapat pelunasan janji, yakni telah terlindungi, tersejahterakan, dan tercerdaskan.[115] Untuk melunasi janji kemerdekaan tersebut, maka Anies memiliki beberapa pemikiran dan inisiatif yang ia wujudkan dengan beberapa pihak yang bersama-sama bersedia turun tangan.

Salah satu janji kemerdekaan yang banyak mendapat perhatian saat ini adalah soal janji perlindungan untuk setiap warga negara. Hal ini terkait dengan beberapa tindakan yang mendiskriminasikan minoritas. Menurut Anies, Indonesia dirancang untuk melindungi setiap warga negara. Ia mengilustrasikan Republik ini sebagai sebuah tenun kebangsaan yang dirajut dari kebhinekaan suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Kekerasan atas nama apapun akan merusak tenun tersebut.

Dalam soal perlindungan terhadap warga negara atas kekerasan yang kerap terjadi menurut Anies Baswedan harus dilihat sebagai warga negara menyerang warga negara lainnya, terjadi bukan soal mayoritas lawan minoritas. Menurutnya negara tidak bisa mengatur perasaan, pikiran, ataupun keyakinan warga negaranya. Namun, negara sangat bisa mengatur cara mengekspresikannya. Dialog antar pemikiran setajam apapun boleh, namun begitu berubah jadi kekerasan maka pelakunya berhadapan dengan negara dan hukum.[116]

Pendidikan sebagai eskalator ekonomi

Janji kemerdekaan untuk pencerdasan warga negara diwujudkan Anies dalam beberapa inisiatif. Menurut Anies Baswedan selama empat atau lima dekade terakhir, pendidikan menjadi eskalator sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Ia mencontohkan, kelas menengah atas Indonesia saat ini adalah kelas menengah ke bawah dulunya. Karena pendidikan khususnya pendidikan tinggi-lah status sosial ekonomi dapat naik.

Berbeda dengan beberapa dekade lalu, kini eskalator ini tidak bisa lagi dinaiki semua orang karena tingginya biaya pendidikan dan akses pendidikan yang terbatas. Untuk mengatasi maslaha tersebut, Anies Baswedan menelurkan beberapa insiatif pendidikan yang menciptakan perubahan positif di masyarakat.[117]

Indonesia Mengajar

Indonesia Mengajar didasari oleh salah satu janji kemerdekaan negara ini dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak masyarakat di daerah yang belum dapat menikmati janji tersebut. Salah satu permasalahan terbesar pendidikan di daerah yakni distribusi guru yang tidak merata.
hingg saat ini program Indonesia Mengajar telah mengirimkan memiliki dua tujuan utama. Pertama adalah mengirim anak-anak muda terbaik bangsa yang disebut sebagai Pengajar Muda (PM) untuk mengajar selama satu tahun di Sekolah Dasar di desa-desa terpencil di penjuru negeri. Tak hanya mengajar para PM juga berinteraksi langsung dengan pemangku kepentingan di daerah dan masyarakat.
Kedua, menciptakan calon pemimpin yang memiliki pemahaman akar rumput dan kompetensi global. Dengan bekal pendidikan dan organisasi yang dimiliki oleh para PM ditambah interaksinya dengan masyarakat akar rumput selama satu tahun membuat PM memberikan pengalaman kepemimpinan nyata dan pemahaman empatik yang tinggi bagi yang melaluinya. Dimulai pada tahun 2010 kini Indonesia Mengajar telah memberangkatkan lebih dari 200 PM ke 17 kabupaten yang tersebar dari barat sampai timur Indonesia.[118]

Indonesia Menyala

Program Indonesia Menyala berawal dari hasil pengamatan sejumlah Pengajar Muda sejak mereka ditempatkan pada November 2010. Mereka melihat bahwa mayoritas anak didik mereka kekurangan bahan bacaan yang bermutu. Melihat kebutuhan tersebut dan kesadaran atas pentingnya buku untuk teman-teman di pelosok, maka program Indonesia Menyala diluncurkan pada 15 April 2011.
Indonesia Menyala membentuk perpustakaan-perpustakaan yang bertempat di wilayah penempatan Pengajar Muda. Perpustakaan Indonesia Menyala terdiri dari dua bentuk yakni perpustakaan tetap dan perpustakaan berputar. Perpustakaan tetap yaitu perpustakaan yang berisikan buku yang hanya digunakan di satu sekolah penempatan. Sedangkan, perpustakaan berputar, berbentuk sebuah tas yang dibawa keliling oleh Pengajar Muda untuk dibaca oleh masyarakat sekitar. Indonesia Menyala menghilangkan sekat besar akses terhadap bacaan yang terbatas pada masyarakat masyarakat pedesaan di Indonesia, sehingga semakin meneguhkan bahwa pendidikan adalah hak yang harus diterima setiap masyarakat.[119]

Kelas Inspirasi

Kelas Inspirasi mengundang para profesional yang sukses karena pendidikan untuk turun tangan berbagi cerita dan pengalaman kerja selama satu hari pada hari yang disebut dengan Hari Inspirasi. Tujuan Kelas Inspirasi ada dua yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.
Dengan Kelas Inspirasi diharapkan terjalin relasi yang dapat terus menerus sekolah dan kelas menengah pelihara. Hal ini sebagai wujud jendela komunikasi antara profesional sebagai kelas menengah dan dunia pendidikan di SD negeri sebagai salah satu area yang perlu diadvokasi dan dikembangkan terus menerus. Sehingga dengan itu diharapkan mampu mendorong kalangan profesional untuk berperan aktif dalam pendidikan melalui kegiatan serupa.[120]

Kualitas manusia Indonesia

Salah satu janji kemerdekaan adalah janji kesejahteraan. Menurut Anies Baswedan titik berangkat kesejahteraan bukan seperti dalam perspektif lama yakni Sumber Daya Alam (SDA), titik berangkatnya adalah kesadaran bahwa garda terdepan untuk meraih kemenangan adalah kualitas manusia. Ia menggunakan istilah kualitas manusia bukan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dikarenakan karena manusia Indonesia tidak boleh dipandang semata-mata sebagai sumber daya. Kualitas manusia ini hanya bisa diraih lewat pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas itu sebab utamanya bukan karena gedung, buku, kurikulum atau bahasa yang berkualitas.[121] Untuk mendorong hal tersebut menurutnya kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang menggerakkan manusia Indonesia. Kepemimpinan yang menginspirasi, bukan mendikte. Kepemimpinan yang bersifat patron-client tidak lagi cocok untuk kondisi Indonesia saat ini. Yang lebih cocok menurut Anies adalah kepemimpinan yang mampu membuat orang bergerak, turun tangan dan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah.[122]

Pemahaman akar rumput dan kompetensi global

Salah satu janji kemerdekaan adalah janji berperan dalam tingkat global. Menurut Anies Baswedan dahulu pada saat Sumpah Pemuda misalnya seorang Jawa atau Sunda menjadi Indonesia tanpa kehilangan Jawa atau Sundanya, sekarang kesadaran seperti itu adalah bahwa kita juga warga dunia. Menurutnya kesadaran yang saat ini diperlukan adalah kesadaran melampaui Indonesia (beyond Indonesia). Kepada para mahasiswa Anies sering mengatakan kompetitor mereka bukan lagi dari Universitas yang berada di negeri ini. Kompetitor mahasiswa itu adalah lulusan Melbourne, AS, Tokyo, dan lain-lain yang memiliki kemampuan bahasa, ilmu pengetahuan, dan jaringan internasional.[21] Menurutnya yang penting untuk dimiliki saat ini adalah kompetensi yang bersifat global dan pemahaman akan permasalahan akar rumput yang nyata terjadi di masyarakat. Istilah yang kerap ia kemukakan adalah grass roots understanding and world class competence (pemahaman akar rumput dan kompetensi tingkat dunia).[21]

Penghargaan

Tanda kehormatan

Tanda kehormatan dalam negeri

Pengakuan

Galeri foto

Referensi

  1. ^ a b "Anies Baswedan Intelektual Indonesia Kelas Dunia (bag. 1-6)". www.femina-online.com. 22 Juni 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-22. Diakses tanggal 25 April 2010. 
  2. ^ "Profil Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah, Anies Baswedan". Republika Online. 2014-10-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-22. Diakses tanggal 2021-02-16. 
  3. ^ "Ini alasan Presiden Jokowi copot Menteri Anies Baswedan". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2016-07-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  4. ^ "Sah! KPU DKI tetapkan Anies-Sandi menang Pilgub DKI 2017". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2017-05-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-06. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  5. ^ Fachrudin, Achmad (2021-01-01). Konflik Politik Identitas: Pergumulan Politik, Agama dan Media Dari Pilkada DKI 2017 Hingga Pilpres 2019. Literasi Demokrasi Indonesia (Literasindo). hlm. 99–102. ISBN 978-623-97103-0-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  6. ^ Budiatri, Aisah Putri; Mengko, Diandra Megaputri; Noor, Firman; Gayatri, Irine Hiraswari; Nurhasim, Moch; Haripin, Muhamad; Dewi, Kurniawati Hastuti; Romli, Lili; Amalia, Luky Sandra (2019-07-17). Menimbang Demokrasi Dua Dekade Reformasi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 478–479. ISBN 978-602-433-758-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  7. ^ Media, Kompas Cyber (2022-09-16). "Anies Baswedan Nyatakan Siap Maju Capres 2024". KOMPAS.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-05. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  8. ^ Paramaesti, Chitra (23 Agustus 2017). Iqbal, Muhammad, ed. "Diundang Raja Salman, Anies Baswedan Tunaikan Ibadah Haji". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  9. ^ Nafian, Muhammad Ilman (1 Desember 2020). "Anies Baswedan Positif COVID-19". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-01. Diakses tanggal 1 November 2021. 
  10. ^ Wijaya, Lani Diana (1 Desember 2020). Kurniawati, Endri, ed. "Alasan Gubernur Anies Baswedan Umumkan Positif Covid-19". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-01. Diakses tanggal 1 November 2021. 
  11. ^ Nufus, Wilda Hayatun (29 Desember 2020). "Wagub DKI: Anies Baswedan Sudah Negatif Corona". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-01. Diakses tanggal 1 November 2021. 
  12. ^ Copywriter, ed. (10 November 2014). "Anies masih ingat nama-nama guru SD-nya". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-07. Diakses tanggal 8 April 2022. 
  13. ^ Kartikawati, Eny (22 Desember 2018). "Tonton Eksklusif: Cerita Sang Ibu Membesarkan Anies Baswedan". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-22. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  14. ^ "Intelektual Muda Bertalenta Pemimpin". www.tokohindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-13. Diakses tanggal 5 Mei 2014. 
  15. ^ "Suksesnya Berawal Dari Humas OSIS". www.harianhaluan.com. 21 Februari 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-06. Diakses tanggal 5 Mei 2014. 
  16. ^ "FAQ". Bina Antarbudaya. Office of AFS Bina Antarbudaya Chapter Yogyakarta. 2014-03-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-06. Diakses tanggal 5 Mei 2014. 
  17. ^ a b c Rizky Mardhatillah Umar, Ahmad (15 April 2014). "Gerakan Mahasiswa Bulaksumur: Evolusi dan Transformasi Organisasi Mahasiswa di UGM (1955-2014)". flp-ugm.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-06. Diakses tanggal 6 Mei 2014. 
  18. ^ Amirullah, Chozin (5 Mei 2014). "Anies Baswedan JIL?". relawan.turuntangan.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-06. Diakses tanggal 6 Mei 2014. 
  19. ^ "Nostalgia TV One: Anies Baswedan (4 Mei 2011)". TvOne. 4 Mei 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-05. Diakses tanggal 20 Agustus 2013. Diungkapkan Anies Baswedan dalam acara Nostalgia TV One 
  20. ^ a b Curriculum vitae Anies Baswedan di turuntangan.org Diarsipkan 2014-05-06 di Wayback Machine., diakses 6 Mei 2014.
  21. ^ a b c d "Kesadaran Melampaui Indonesia". Kompas.com. 28 Oktober 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2009. 
  22. ^ "Kesantunan Anies R Baswedan". Kompas.com. 21 Juni 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-29. Diakses tanggal 24 April 2010. 
  23. ^ "Anies R. Baswedan: Young nationalist with a global view". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 21 Juni 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-13. Diakses tanggal 26 April 2010. 
  24. ^ a b c d e Suwarto, Sogol Hadi. 2013. Most Inspiring People. Yogyakarta: Narasi. Hal. 115.
  25. ^ "Ini Dia Moderator Debat Capres dan Debat Cawapres". detikcom. 2009-05-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-29. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  26. ^ Mayasanto, Ade (2011-05-06). Mayasanto, Ade, ed. "Anies Baswedan Pimpin Universitas Paramadina Hingga 2015". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  27. ^ Fadjri, Raihul (2013-09-26). "Anies Baswedan: `Indonesia Mengajar` Tidak Politis". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  28. ^ "Anies Baswedan Luncurkan Situs Sukarelawan". Tempo.co. 2014-02-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-08. Diakses tanggal 2014-08-04. 
  29. ^ Sugiyarto (2014-06-23). "TurunTangan Bandung Mengajak para Pendukung Capres-Cawapres untuk Berkampanye Sehat". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-08. Diakses tanggal 2014-08-04. 
  30. ^ Prawira (2010-10-08). Prawira, ed. "Kronologi Perjalanan Bibit-Chandra Jadi Tersangka Lagi". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  31. ^ "Presiden Akhirnya Bentuk Tim Independen". Kompas.com. 2009-11-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-30. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  32. ^ "KPK Bentuk Komite Etik". Kompas.com. 2013-02-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-29. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  33. ^ Burhani, Ruslan, ed. (2013-02-27). "Anies Baswedan ketua Komite Etik KPK". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-17. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  34. ^ Artika, Putri (2013-04-03). "Komite Etik: Wiwin Suwandi yang bocorkan sprindik Anas". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-08. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  35. ^ Kodrati, Finalia (26 Oktober 2014). "Anies Baswedan: Menteri Kebudayaan dan Dikdasmen". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-26. Diakses tanggal 26 Oktober 2014. 
  36. ^ ""Anies Baswedan: Sebuah Gerakan"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-21. Diakses tanggal 2016-08-08. 
  37. ^ "Kementerian Pendidikan hentikan Kurikulum 2013". Sindonews.com. 5 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-16. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  38. ^ "Mantan Mendikbud M Nuh Kecewa Kurikulum 2013 Dihentikan". detikcom. 7 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-19. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  39. ^ Hidayat, Qur'anul (16 Desember 2014). "Anies Baswedan Serampangan Hapus Kurikulum 2013". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-09. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  40. ^ "Mendikbud: Indeks Integritas UN Valid Ukur Kejujuran". Pikiran Rakyat. 11 Mei 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-21. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  41. ^ ""Mendikbud Nilai UN Tak Hanya Berupa Angka Ada Penjelasannya"". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-30. Diakses tanggal 2016-08-08. 
  42. ^ Putera, Andri Donnal (18 Januari 2015). Patnistik, Egidius, ed. "Kemdikbud Rancang Direktorat Keayahbundaan". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-28. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  43. ^ Wulandari, Andhina (12 Juli 2016). Irawan, Dika, ed. "Mendikbud Hapus MOS di Sekolah". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-30. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  44. ^ "Mendikbud lantik Satu Staf Ahli dan Satu Pejabat Eselon 2". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 21 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-13. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  45. ^ Putera, Andri Donnal (1 Februari 2014). Afrianti, Desy, ed. "Anies: Buku Ki Hadjar Dewantara Jadi Referensi di Finlandia, di Kita Tak Dibaca". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-28. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  46. ^ Redaksi, Tim. "Wahai Para Guru, Ini Ada Kabar Gembira dari Garuda Beri Diskon Khusus Buat Anda". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-21. Diakses tanggal 2016-08-08. 
  47. ^ "Ciptakan Rasa Aman di Sekolah dengan Lima Permendikbud". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 13 Juli 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-18. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  48. ^ Ihsanuddin (6 Agustus 2016). Damanik, Caroline, ed. "Diganti, Anies Baswedan Dinilai Sedikit Melenceng dari Visi Presiden". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-10. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  49. ^ prima, Erwin, ed. (23 September 2016). "BREAKING NEWS: Anies Baswedan Jadi Calon Gubernur DKI". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  50. ^ Al Faqir, Anisyah (23 September 2016). "Ini alasan Prabowo usung Anies Baswedan jadi Cagub DKI". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  51. ^ Fakhrana, Rinaldy Sofwan (24 September 2016). "Cerita Anies Soal Pertukaran Posisi Cagub dengan Sandiaga". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  52. ^ Hidayatullah, Arsito; Rosmala, Dian (23 September 2016). "Ini Alasan Anies Baswedan Mau Dicalonkan Jadi Gubernur DKI". Suara.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  53. ^ Retaduari, Elza Astari (27 September 2016). "Ini Isi Kontrak Politik Gerindra dengan Anies-Sandiaga Uno". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-01. Diakses tanggal 1 November 2021. 
  54. ^ Siswanto (27 Oktober 2016). "Siap-siap, Pasukan Digital Anies Bergerak, Pakai Kekuatan Buzzer". Suara.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-01. Diakses tanggal 1 November 2021. 
  55. ^ Ramdhani, Jabbar (4 Maret 2017). "KPU Tetapkan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi Maju Putaran Dua Pilkada". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  56. ^ Pratama, Akhdi Martin (18 Maret 2017). Ali, Fidel, ed. "DPW PAN Deklarasikan Dukungan kepada Anies-Sandi". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-24. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  57. ^ Pratama, Akhdi Martin (14 Maret 2017). Ali, Fidel, ed. "DPW PAN Deklarasikan Dukungan kepada Anies-Sandi". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-24. Diakses tanggal 1 November 2021. 
  58. ^ Nuraki Aziz (20 April 2017). "Ketika Anies-Sandi menang dengan kekuatan Islamis". BBC.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-15. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  59. ^ "A New Jakarta Governor Takes Office, and a Predecessor Sits in a Cell". mytimes.com (dalam bahasa Inggris). 16 Oktober 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  60. ^ Hidayat, Rafki (16 Oktober 2017). "Pelantikan Anies-Sandi, kehadiran Prabowo, dan absennya Djarot". BBC Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  61. ^ Zhacky, Mochammad (16 Oktober 2017). "Anies Teken Dokumen Sertijab Gubernur DKI di Balai Kota". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  62. ^ "Beda Era Ahok, Rapat Pemerintahan Anies-Sandi Tak Diunggah Di Youtube, Ada Apa Ini? Simak Faktanya". Tribun Wow. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  63. ^ Hamdani, Trio. "Heboh Program Rusun Anies vs Ahok". detikfinance. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  64. ^ "Anies Pangkas Lagi Target Pembangunan Rumah DP Nol Rupiah | Databoks". databoks.katadata.co.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  65. ^ Fadilah, Ilyas. "Fakta-fakta Rumah DP Rp 0 Anies Baswedan Rp 200 Jutaan". detikfinance. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  66. ^ "Reklamasi 13 pulau di Teluk Jakarta dibatalkan Gubernur Anies Baswedan: Yang harus Anda ketahui". BBC News Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  67. ^ Redaksi, Tim (23 Desember 2016). "Ini Asal Usul Slogan Anies-Sandi "Maju Kotanya Bahagia Warganya"". JPNN.com. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-06. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  68. ^ Sitepu, Mehulika (16 Oktober 2017). "OK-OCE dan program ekonomi Anies-Sandi lainnya di mata pelaku bisnis". BBC.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-15. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  69. ^ Nada Nailufar, Nibras (27 September 2018). "Reklamasi 13 pulau di Teluk Jakarta dibatalkan Gubernur Anies Baswedan: Yang harus Anda ketahui". BBC Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-01. Diakses tanggal 1 November 2021. 
  70. ^ Kusuma, Dewi Rachmat (16 Februari 2017). "Menjawab Program DP KPR 0 Persen Anies-Sandi dari Sisi Perbankan". Kumparan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-03. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  71. ^ Primadhyta, Safyra (17 Februari 2017). "Bank Indonesia Larang KPR dengan DP Nol Persen". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-03. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  72. ^ Faqir, Anisyah Al (18 Februari 2017). Pratomo, Angga Yudha, ed. "Anies soal rumah tanpa DP: Bukan nol persen, tapi nol Rupiah". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-04. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  73. ^ Aditiasari, Dana (23 Februari 2017). "DP Nol Rupiah Anies-Sandi: Nabung Dulu Rp 2,3 Juta Selama 6 Bulan". detikcom. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-04. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  74. ^ Mashabi, Sania (29 Maret 2017). Rahmadi, Dedi, ed. "Sandiaga rahasiakan lokasi untuk rumah DP nol persen di Jakarta". Merdeka.com. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-29. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  75. ^ "Saat Ahok Skak Mat Program Dp 0 Rupiah, Anies terlihat Cemberut dari situs Pilkada2017.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-04. Diakses tanggal 2017-04-03. 
  76. ^ Junita, Nancy (8 September 2022). Untari, Pernita Hestin, ed. "Duh, Pembangunan Rumah DP 0 Rupiah Jauh dari Target Anies". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 15 Oktober 2022. 
  77. ^ "Anies Turunkan Target Rumah DP 0 Rupiah Jadi 9.081 Hingga 2026". CNN Indonesia. Jakarta. 28 September 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 15 Oktober 2022. 
  78. ^ Puspita, Sherly (14 Desember 2017). Syatiri, Ana Shofiana, ed. "Pemprov DKI Resmi Luncurkan Program Ok Otrip". Kompas.com. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 15 Oktober 2022. 
  79. ^ Puspita, Sherly (14 Desember 2017). Syatiri, Ana Shofiana, ed. "Begini Cara Memakai Ok Otrip Rp 5.000". Kompas.com. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 15 Oktober 2022. 
  80. ^ Defianti, Ika (15 April 2018). Hatta, Raden Trimutia, ed. "Program Uji Coba OK Otrip Diperpanjang Hingga Juli 2018". Liputan6.com. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-19. Diakses tanggal 15 Oktober 2022. 
  81. ^ Sari, Nursita (8 Oktober 2018). Belarminus, Robertus, ed. "Nama OK Otrip Diubah Jadi Jak Lingko". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 15 Oktober 2022. 
  82. ^ Wiryono, Singgih (9 Maret 2022). Maullana, Irfan, ed. "30 Bus Listrik Transjakarta Resmi Beroperasi, Ini Rutenya". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 15 Oktober 2022. 
  83. ^ "Anies Lepas Ekspor 19 Ton Beras ke Arab". CNN Indonesia. Jakarta. 20 Mei 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 15 Oktober 2022. 
  84. ^ Media, Kompas Cyber (2021-05-25). "Kontroversi TGUPP Era Anies, Jumlah Anggota Membengkak dan Digaji Menggunakan APBD Halaman all". KOMPAS.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  85. ^ Saputra, Eka Yudha (28 Januari 2022). "Melihat Lagi 23 Janji Politik Anies Baswedan di Pilkada DKI 2017". Tempo. Diakses tanggal 25 Maret 2023. 
  86. ^ "Anies Claims Jakpreneur Program As OK OCE Replacement Successfully Prints 281 Thousand New MSMEs". VOI - Waktunya Merevolusi Pemberitaan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-25. 
  87. ^ Media, Kompas Cyber (2021-11-15). "Berubah Jadi Jakpreneur, Bagaimana Nasib OK-OCE yang Digadang Anies Bisa Kurangi Kemiskinan di Jakarta? Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-03-25. 
  88. ^ "Deretan Kelebihan Bayar Pemprov DKI Tahun Anggaran 2020 Temuan BPK". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2021-08-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-24. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  89. ^ Budiman, Aditya (2020-01-16). "6 Anggaran Aneh Gubernur Anies: Dari Lem Aibon Sampai Toa". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  90. ^ "Anies Baswedan Sering Pamerkan Kemegahan Stadion JIS, Dana Pembangunan Ternyata 80 Persen dari Pusat". Tribunjabar.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  91. ^ Komara, Indra. "Anies: Jika Air Hujan Masuk ke Tanah, Insyaallah Tak Ada Banjir". detiknews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-26. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  92. ^ Media, Kompas Cyber (2022-02-02). "Nasib Normalisasi Sungai di Era Anies yang Mandek, Berubah Jadi Gerebek Lumpur Halaman all". KOMPAS.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  93. ^ Paat, Yustinus (3 Januari 2020). "Apa Tanggapan Anies Baswedan Tentang Banjir Jakarta 2020?". Tirto.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  94. ^ Wijaya, Lani Diana (10 Februari 2021). Hantoro, Juli, ed. "Tak Lanjutkan Normalisasi Era Ahok, Begini Cara Anies Baswedan Atasi Banjir". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-01. Diakses tanggal 1 November 2021. 
  95. ^ Juniarto Sihaloho, Markus (16 April 2020). "Anies Klaim Sudah Antisipasi Covid-19 Sejak Januari". BeritaSatu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  96. ^ Hasjanah, Kurniawati (13 April 2021). "4 Tahun Jadi Gubernur DKI Jakarta, Berikut Sederet Kebijakan Anies Baswedan Selama Pandemi Covid-19". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  97. ^ Hakim., Abdul Djalil, ed. (2014-04-24). "Partai Demokrat Gelar Uji Publik Capres Peserta Konvensi". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  98. ^ "Mengapa Ikut Capres 2014?". 2013-12-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-19. Diakses tanggal 2016-09-19. 
  99. ^ "Alasan Anies Baswedan Ikut Konvensi Demokrat". Tempo.co. 2013-08-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-08. Diakses tanggal 2014-08-04. 
  100. ^ ""Pilpres 2014: Pilihan Saya"". 2014-05-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-24. Diakses tanggal 2016-04-24. 
  101. ^ Kuwado, Fabian Januarius (2014-05-27). Wiwoho, Laksono Hari, ed. "Ini Alasan Jokowi Minta Anies Baswedan Masuk Tim Suksesnya". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-21. Diakses tanggal 2014-08-04. 
  102. ^ "Indonesia elections: Jakarta governor 'Jokowi' wins but rival rejects final results". The Daily Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2014. Diakses tanggal 22 July 2014. 
  103. ^ "Kepala Staf Kantor Transisi Jokowi-JK: Kami Menyiapkan Talent Menteri". detikcom. 2014-08-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-07. Diakses tanggal 2014-08-04. 
  104. ^ Gunadha, Reza (2019-08-14). "Anies Baswedan Mengaku Tolak Pilpres 2019: Saya Konsisten pada Janji Saya". Suara.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-18. Diakses tanggal 2022-03-18. 
  105. ^ Azzahra, Tiara Aliya (2022-10-07). "Anies Ngaku 2 Kali Tolak Tawaran Jadi Capres". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 2022-10-15. 
  106. ^ "PKS dan PAN Tidak, Siapa Tawarkan Anies Capres 2 Kali?". detikcom. 2022-10-09. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-14. Diakses tanggal 2022-10-15. 
  107. ^ "PKS dan PAN Tidak, Siapa Tawarkan Anies Capres 2 Kali?". detikcom. 2022-10-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-14. Diakses tanggal 2022-10-15. 
  108. ^ Francisca Christy Rosana (2 Oktober 2018). "Pilpres 2019: 30 Gubernur Dukung Jokowi VS 4 Dukung Prabowo". Tempo.co. Diakses tanggal 19 Januari 2019. [pranala nonaktif permanen]
  109. ^ Nurita, Dewi (17 Juni 2022). Amirullah, ed. "Surya Paloh Umumkan 3 Nama Capres 2024 dari NasDem: Anies, Ganjar, Andika". Tempo.co. Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-03. Diakses tanggal 3 Oktober 2022. 
  110. ^ Mantalean, Vitorio (16 September 2022). Asril, Sabrina, ed. "Anies Baswedan Nyatakan Siap Maju Capres 2024". Kompas.com. Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-03. Diakses tanggal 3 Oktober 2022. 
  111. ^ "Officially Announce Anies Baswedan To Be President Of 2024, NasDem: Why Not The Best?" (dalam bahasa Inggris). VOI.id. 3 Oktober 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-07. Diakses tanggal 3 Oktober 2022. 
  112. ^ Dirgantara, Adhyasta (3 Oktober 2022). Santosa, Bagus, ed. "Nasdem Bebaskan Anies Pilih Sendiri Cawapres 2024". Kompas.com. Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-03. Diakses tanggal 3 Oktober 2022. 
  113. ^ "Anies Baswedan Risih Dicap Curi Start, Sodorkan Istilah yang Lebih Pas". Tribuntangerang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  114. ^ Muliawati, Dwi Rahmawati, Anggi. "Klaim Anies Bukan Curi Start tapi Head Start". detiknews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  115. ^ Janji Kemerdekaan. Harian Kompas, 15 Agustus 2011. Hal. 6.
  116. ^ Ini Soal Tenun Kebangsaan. Harian Kompas, 11 September 2012. Hal. 6.
  117. ^ Universitas Merupakan Eskalator Sosial Ekonomi. Harian Kompas, 25 April 2011. Hal. 20.
  118. ^ http://www.indonesiamengajar.org Diarsipkan 2015-02-19 di Wayback Machine. Tentang Indonesia Mengajar Diarsipkan 2013-08-07 di Wayback Machine.. (diakses 20 Agustus 2013)
  119. ^ http://www.indonesiamengajar.org Diarsipkan 2015-02-19 di Wayback Machine. Tentang Indonesia Menyala Diarsipkan 2013-08-07 di Wayback Machine.. (diakses 20 Agustus 2013)
  120. ^ http://www.kelasinspirasi.org Diarsipkan 2015-02-28 di Wayback Machine. Kelas Inspirasi: Berbagi Lewat Profesi Diarsipkan 2013-08-13 di Wayback Machine.. (diakses 20 Agustus 2013)
  121. ^ Orasi Kebangsaan Milad ke 66 Keluarga Besar – Pelajar Islam Indonesia, Yogyakarta, 4-5 Mei 2013 Kepemimpinan Indonesia, Kepemimpinan Menggerakkan[pranala nonaktif permanen]. (diakses 20 Agustus 2013)
  122. ^ Kesederhanaan, Keteladanan Yang Menggerakkan. Majalah Tempo, 18 Agustus 2013. Hal. 110.
  123. ^ Oktavia Erwanti, Marlinda (16 Desember 2017). "Anies-Sandi dan Istri Dapat Gelar Adat Betawi 'Abang dan Mpok'". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 20 November 2021. 
  124. ^ Aliya Azzahra, Tiara (31 Oktober 2021). "Anies Baswedan Dapat Gelar Pemuka Utama Budaya Betawi". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-01. Diakses tanggal 1 November 2021. 
  125. ^ Wiryono, Singgih (2022-01-30). Krisiandi, ed. "Anies Diberi Gelar Tokoh Persatuan Pembangunan oleh DPW PPP Jakarta". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-30. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  126. ^ "Diberi Gelar 'Tuan Penata Negara', Anies: Akan Kami Jalani Sebaik-baiknya". detikcom. 2022-05-09. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-10. Diakses tanggal 2022-05-10. 
  127. ^ "Higher Education British Council". British Council.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-04. Diakses tanggal 2013-08-22. 
  128. ^ "CT, Anis Baswedan dan Johan Budi Terima Penghargaan dari Rakyat Merdeka". detikcom. 19 Juni 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-30. Diakses tanggal 2013-08-20. 
  129. ^ "Dompet Dhuafa Award 2013: Untuk Mereka Yang Inspiratif dan Kontributif". Dakwatuna.com. 1 Juli 2013. Diakses tanggal 2013-08-20. [pranala nonaktif permanen]
  130. ^ Suteja, Hilman (4 Juli 2013). "Anugrah Hari Sastra Indonesia: Pendekar Sastra dari Banten". Wasathon.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-01. Diakses tanggal 2013-08-22. 
  131. ^ Joko Widodo dll. Majalah Tempo, 5 Agustus 2013. Hal. 10.
  132. ^ Okezone, Tim (2 Desember 2021). "Anies Baswedan Jadi Gubernur Terbaik untuk Pertumbuhan Ekonomi Inklusif". Okezone.com. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-16. Diakses tanggal 2022-10-16. 
  133. ^ "Anies Baswedan Raih Nakasone Award dari Jepang". detikcom. 30 Juni 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-24. Diakses tanggal 2013-08-22. 
  134. ^ Simamora, Mirsan (14 September 2022). "Anies Terima Anugerah Lee Kuan Yew Exchange Fellow ke-72 dari Singapura". Kumparan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 2022-10-15. 
  135. ^ "D-8's Alam calls on everyone to support Turkish schools" (dalam bahasa Inggris). Hizmet News Portal. 8 Desember 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-14. Diakses tanggal 2013-08-22. 

Daftar pustaka

  • "Biodata Anies Baswedan" (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: aniesbaswedan.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-27. Diakses tanggal 5 Mei 2014. 

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Djarot Saiful Hidayat
Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta
2017–2022
Diteruskan oleh:
Heru Budi Hartono
(Penjabat)
Didahului oleh:
Mohammad Nuh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
2014–2016
Diteruskan oleh:
Muhadjir Effendy
Jabatan akademik
Didahului oleh:
Sohibul Iman
(Penjabat)
Rektor Universitas Paramadina
2007–2015
Diteruskan oleh:
Firmanzah