Kota Semarang
Semarang (bahasa Jawa: ꦱ꧀ꦩꦫꦁ, translit. Smarang; pengucapan bahasa Jawa: [smʌɾʌŋ]) adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini adalah kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Sebagai salah satu kota yang berkembang di Pulau Jawa, Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk sekitar 1,6 juta jiwa.[3] Kawasan mega-urban Semarang yang tergabung dalam wilayah metropolitan Kedungsepur (Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Ungaran Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang, dan Purwodadi Kabupaten Grobogan) berpenduduk mencapai 7,3 juta jiwa, sekaligus sebagai wilayah metropolitan berpenduduk terbanyak keempat di Indonesia, setelah Jabodetabek (Jakarta), Gerbangkertosusilo (Surabaya), dan Bandung Raya. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Semarang yang signifikan ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit yang tersebar di penjuru kota dan penataan kota dengan dibangunnya tempat-tempat ramah pejalan kaki. Perkembangan regional ini menunjukan peran strategis Kota Semarang terhadap roda perekonomian nasional.
Semarang
| |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawa | ꦱ꧀ꦩꦫꦁ Smarang |
• Jawa kuno | Smaraṅ |
Julukan:
| |
Motto: | |
Koordinat: 6°58′0″S 110°25′0″E / 6.96667°S 110.41667°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Tanggal berdiri | 2 Mei 1547 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Hevearita Gunaryanti Rahayu |
Luas | |
• Total | 373,70 km2 (144,29 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.668.133 |
• Kepadatan | 4.892,78/km2 (12,672,2/sq mi) |
Demonim | Jawa 93% Tionghoa 4% Lainnya 3% |
Demografi | |
• Agama | Islam 87,40% Kristen 11,88% - Protestan 6,86% - Katholik 5,02% Buddha 0,6% Hindu 0,07% Konghucu 0,009% Lainnya 0,015%[3] |
• Bahasa | Jawa, Indonesia |
• IPM | 84,08 (2022) sangat tinggi[4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 24 |
Pelat kendaraan | H xxxx
|
Kode Kemendagri | 33.74 |
Kode SNI 7657:2023 | SMG |
DAU | Rp 1.299.131.994.000,- (2020) |
Semboyan daerah | Semarang ATLAS "Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat" |
Flora resmi | Asam jawa |
Fauna resmi | Kuntul perak |
Situs web | www |
Kota Semarang dipimpin oleh wali kota Dr.Hendrar Prihadi, S.E, M.M dan wakil wali kota Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu M.Sos. Kota ini terletak sekitar 498 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya, atau 621 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara). Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Demak di sebelah timur, Kabupaten Semarang di sebelah selatan, dan Kabupaten Kendal disebelah barat. Kota Semarang memiliki luas wilayah administratif sebesar 373,70 km persegi, sekaligus merupakan administrasi kotamadya terluas di Pulau Jawa.
Secara etimologis, nama "Semarang" berasal dari kata "sem", yang berarti "asam/pohon asam", dan kata "arang", yang berarti "jarang", yang digabungkan menjadi "asam yang jarang-jarang". Penamaan "Semarang" ini bermula ketika Ki Ageng Pandanaran I datang ke sebuah pulau bernama Pulau Tirang (dekat pelabuhan Bergota) dan melihat pohon asam yang jarang-jarang tumbuh berdekatan. Penamaan Kota Semarang ini sempat berubah saat zaman kolonialisme Hindia Belanda menjadi "Samarang". Kota Semarang merupakan satu dari tiga pusat pelabuhan (Jakarta dan Surabaya) penting bagi Hindia Belanda sebagai pemasok hasil bumi dari wilayah pedalaman Jawa.
Seperti kota besar lainya, Kota Semarang mengenal sistem pembagian wilayah kota yang terdiri atas: Semarang Tengah atau Semarang Pusat, Semarang Timur, Semarang Selatan, Semarang Barat, dan Semarang Utara. Pembagian wilayah kota ini bermula dari pembagian wilayah sub-residen oleh Pemerintah Hindia Belanda yang setingkat dengan kecamatan. Namun saat ini, pembagian wilayah kota ini berbeda dengan pembagian administratif wilayah kecamatan. Meskipun pembagian kota ini jarang dipergunakan dalam lingkungan Pemerintahan Kota Semarang. Namun pembagian kota ini digunakan untuk mempermudah dalam menerangkan suatu lokasi menurut letaknya terhadap pusat kota Semarang. Pembagian kota ini juga digunakan oleh beberapa instansi di lingkungan Kota Semarang untuk mempermudah jangkauan pelayanan, seperti PLN dan PDAM.
Geografi
Batas wilayah
Batas wilayah administrasi Kota Semarang meliputi:
Utara | Laut Jawa |
Timur | Kabupaten Demak |
Selatan | Kabupaten Semarang |
Barat | Kabupaten Kendal |
Kota Semarang adalah salah satu kota penting yang terletak di pesisir utara Jawa dan sebagai hub utama penghubung Jakarta–Surabaya dan kota–kota di pedalaman selatan Jawa (Surakarta dan Yogyakarta). Kota Semarang memiliki ketinggian dari 2 meter bawah permukaan laut hingga 340 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng 0%–45%. Kota Semarang merupakan kota yang memiliki kondisi topografi yang unik berupa wilayah dataran rendah yang sempit dan wilayah perbukitan yang memanjang dari sisi barat hingga sisi timur Kota Semarang. Wilayah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit.
Wilayah dataran rendah pada wilayah barat Kota Semarang hanya memiliki lebar 4 kilometer dari garis pantai, sedangkan pada wilayah timur Kota Semarang wilayah dataran rendah semakin melebar hingga 11 kilometer dari garis pantai. Wilayah dataran rendah ini merupakan dataran banjir dari sungai-sungai besar yang mengalir di Kota Semarang, seperti Kali Garang (Banjir Kanal Barat), Kali Pengkol, dan Kali Bringin. Wilayah dataran rendah ini membentang di sisi utara Kota Semarang dan hampir mencakup 40% total wilayah Kota Semarang. Wilayah dataran rendah ini dikenal sebagai kota bawah (Semarang Ngisor), sekaligus sebagai pusat aktivitas perekonomian kota. Dengan kondisi demikian, wilayah kota bawah sering kali dilanda banjir tahunan dan puncaknya ketika musim penghujan. Sejumlah wilayah khususnya Semarang Utara, banjir ini kadang juga disebabkan luapan air pasang laut (banjir rob). Wilayah perbukitan di Kota Semarang ini membentang di sisi selatan. Perbukitan ini merupakan bagian dari rangkaian formasi pegunungan utara Jawa yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur. Wilayah perbukitan di Kota Semarang dikenal sebagai kota atas (Semarang Dhuwur). Wilayah perbukitan ini juga merupakan kawasan hulu dari sungai-sungai besar yang mengalir di Kota Semarang. Wilayah kota atas juga bagian dari bentang kaki gunung api Ungaran, yang terletak pada sisi selatan Kota Semarang.
Kota bawah ini meliputi Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Selatan, Semarang Timur, Gayamsari, Pedurungan, Genuk, dan Semarang Utara. Kota bawah ini merupakan kawasan pusat kota dan jantung perekonomian Semarang. Kota bawah juga berperan sebagai downtown, antara lain untuk pusat hiburan, perdagangan, pelayanan publik, dan pemerintahan. Kondisi topografi kota bawah yang mendukung, mendorong pertumbuhan ekonomi sangat cepat dan timbul perluasan wilayah perkotaan. Kota atas ini meliputi Kecamatan Gajahmungkur, Candisari, Banyumanik, Tembalang, Gunung Pati, Ngaliyan dan Mijen. Kini, wilayah kota atas merupakan pusat pertumbuhan baru di Kota Semarang. Salah satu sektor wilayah yang memiliki pertumbuhan yang spesifik terhadap differensiasi pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk adalah sektor Banyumanik–Tembalang. Sarana prasara yang mendukung, sangat mendorong pertumbuhan dan minat investasi pada wilayah tersebut. Pertumbuhan pada wilayah ini ditandai dengan berkembangnya permukiman, munculnya pusat perekenomian baru, dan eksistensi gedung pencakar langit. Salah satu alasan wilayah ini berkembang juga merupakan hasil kebijakan Pemerintah Kota Semarang memindahkan UNDIP dari Pleburan ke Tembalang, sebagai upaya pemerataan penduduk di Kota Semarang. Strategi ini juga dilakukan pada pemindahan kampus UNNES dari Kelud Raya ke Gunung Pati.
Kota Semarang dialiri oleh beberapa sungai/kali, meliputi Sungai Garang (Kanal Barat), Sungai Semarang, Sungai Kanal Timur, Sungai Sringin, Sungai Plumbon, Sungai Karanganyar, Sungai Bringin, Sungai Cilandak, dan Sungai Siangker. Beberapa sungai ini difungsikan sebagai sistem drainase untuk pengendali banjir di Kota Semarang, meliputi Sungai Garang, Sungai Semarang, Sungai Kanal Timur, Sungai Plumbon, dan Sungai Bringin. Sistem hidro-drainase di Kota Semarang sudah mengenali sistem kanalisasi seperti kota-kota di Belanda. Sistem kanalisasi ini dilatarbelakangi oleh Pemerintah Hindia Belanda yang melakukan kanalisasi di Sungai Semarang dengan menyudet Sungai Semarang dengan Sungai Garang, untuk keperluan drainase banjir kota dan jalur lalu lintas kapal dagang. Sungai Semarang ini merupakan sungai yang mengalir ke wilayah pusat kota. Sungai Semarang mengalir dari kaki Bukit Bergota sisi barat–selatan Lawang Sewu–jalur inspeksi Batan Miroto–Pecinan–Kota Lama–Muara Baru. Pada tahun 1885, kanalisasi telah rampung dibangung oleh Pemerintah Hindia Belanda pada Sungai Garang (sisi barat kota). Sungai Garang ini merupakan Banjir Kanal Barat yang letaknya tepat di tengah wilayah Kota Semarang dan membagi Kota Semarang menjadi dua sisi, yaitu sisi barat dan sisi timur. Tahun 1895, Kanalisasi baru telah diselesaikan oleh Pemerintah Belanda sebagai upaya pencegahan banjir yang semakin parah di Kota Semarang kala itu, yaitu dengan membangun Banjir Kanal Timur. Pembangunan Banjir Kanal Timur ini dilakukan dengan menyudet Sungai Plumbon yang mengalir di wilayah timur Kota Semarang. Pembangunan kanalisasi di Kota Semarang merupakan pembangunan kanalisasi pertama di Indonesia. Keberhasilan kanalisasi Kota Semarang ini mendorong pembangunan kanalisasi di kota-kota lain, seperti Jakarta, Surabaya, dan Padang. Hingga kini, ketiga sungai kanal tersebut masih menjadi sorotan Pemerintah Kota Semarang untuk melakukan normalisasi dan pengerukan, agar drainase perkotaan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kota Semarang memiliki kemiripan karakteristik kondisi fisik dengan kota-kota di Belanda. Kemiripan ini berupa cekungan bawah laut, karena adanya depresi daratan sehingga membentuk ledokan yang tidak begitu luas. Depresi daratan ini disebabkan karena penurunan muka tanah dan land subsidence akibat eksploitasi airtanah berlebih. Jenis tanah aluvial juga berpengaruh dalam penurunan muka tanah di wilayah Kota Semarang. Adanya cekungan ini juga efek yang ditimbulkan karena aktivitas reklamasi pada pantai-pantai di Kota Semarang yang membentuk tanggul-tanggul laut. Beberapa wilayah di Kota Semarang, khususnya Semarang Utara memiliki ketinggian dibawah permukaan laut. Kondisi seperti ini memungkinkan timbulnya banjir cukup parah pada wilayah cekungan tersebut.
Kota Semarang memiliki garis pantai sepanjang 20 kilometer dengan tipologi pantai yang tidak beraturan. Pengaruh aktivitas manusia berperan dalam perubahan tipologi pantai, seperti aktivitas reklamasi dan sedimentasi oleh sungai. Salah satu kawasan reklamasi yang cukup dikenali oleh masyarakat Kota Semarang adalah Pantai Marina. Pertumbuhan Kota Semarang tidak lepas dari kondisi geografis Semarang yang merupakan wilayah pesisir dengan adanya pelabuhan. Pelabuhan menjadi cikal bakal pertumbuhan Kota Semarang hingga menjadi wilayah perkotaan saat ini. Bermula dari aktivitas perdagangan di pelabuhan menjadikan Kota Semarang merupakan wilayah strategis dalam pengembangan perekonomian dan kontribusi distribusi barang jasa sejak zaman pra-kolonialisme. Sungai-sungai yang mengalir di pusat kota dahulu merupakan kawasan pelabuhan. Salah satu sungai tersibuk sebagai jalur lalu lintas kapal dan perahu adalah sungai Semarang. Akibat sedimentasi sungai, sungai Semarang sudah tidak memungkinkan untuk jalur lalu lintas, kemudian pelabuhan direlokasi ke Muara Baru.
Iklim & cuaca
Kota Semarang memiliki kondisi iklim tropis dengan tipe iklim menurut klasifikasi Koppen adalah Am (tropikal monsunal). Iklim tropis monsunal ini dipengaruhi oleh letak lintang yang cukup jauh dari khatulistiwa sehingga efek ITCZ (hujan tahunan) kurang berpengaruh di Kota Semarang. Iklim monsunal ini juga berpengaruh terhadap pola musim di Kota Semarang secara periodik, yaitu musim kering/kemarau dan musim basah/penghujan. Pola musim di Kota Semarang disebabkan oleh pergerakan tahunan matahari yang menyebabkan perubahan dan perbedaan tekanan pada wilayah permukaan bumi.
Musim basah/penghujan memiliki periode 6 bulan (Oktober–Maret) meskipun keadaan sering berubah-ubah. Bulan Januari merupakan puncak musim basah dengan rata-rata curah hujan 430 mm dengan suhu rata-rata 27 derajat. Musim basah di Kota Semarang memiliki karakteristik dengan kondisi udara yang hangat dan basah. Musim basah ini terjadi karena adanya aliran massa udara dingin dari Benua Asia bertemu dengan massa udara hangat di sepanjang khatulistiwa, sehingga menimbulkan gumpalan awan dengan kandungan uap air tinggi di kawasan ekuator. Bulan-bulan basah juga merupakan periode penyinaran matahari lebih panjang daripada periode bulan-bulan kering. Puncaknya pada tanggal 22 Desember dimana terjadi December Solstice (titik balik selatan matahari), yang mana lama panjang hari di Kota Semarang adalah 12 jam 30 menit (lebih panjang 30 menit).
Musim kering/kemaru memiliki periode 6 bulan (April–September) meskipun keadaan dan awal musim sering berubah-ubah. Bulan Agustus merupakan puncak musim kering dengan rata-rata curah hujan 60 mm dengan suhu rata-rata 28 derajat. Musim kering ini memiliki karakteristik kondisi udara yang kering dan terik. Terdapat fenomena yang terjadi ketika musim kering berlangsung di Kota Semarang, yaitu fenomena penurunan suhu udara. Fenomena penurunan suhu udara ini terjadi akibat adanya aliran massa udara dingin dari Australia menuju ke Benua Asia. Aliran massa udara dingin ini terjadi karena adanya pembentukan sistem tekanan tinggi di Australia dan pusat tekanan rendah di Asia sepanjang periode musim kering. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh pergerakan tahunan matahari dan letak matahari yang saat periode musim kering berada di belahan bumi utara. Suhu udara terendah yang pernah terekam pada bulan Juli 2015 mencapai 18 °C. Periode bulan-bulan kering merupakan periode penyinaran matahari lebih singkat dibandingkan bulan-bulan basah. Puncaknya pada tanggal 21 Juni dimana terjadi June Solstice (titik balik utara matahari), yang mana lama panjang hari di Kota Semarang adalah 11 jam 35 menit (lebih singkat 25 menit).
Musim peralihan merupakan periode dimana terjadi pergantian musim, baik basah ke kering maupun sebaliknya. Musim peralihan ini terjadi pada bulan-bulan awal dan akhir baik musim basah maupun kering, yaitu bulan September, Oktober, Maret, dan Aprl. Musim peralihan ini ditandai dengan bulan-bulan lembap yang mana curah hujan bulanan lebih dari 100 mm, namun kurang dari 200 mm. Karakteristik musim peralihan ini ditandai dengan kondisi udara yang sangat lembap, sehingga menimbulkan efek gerah pada tubuh. Kondisi udara pada musim peralihan sangat ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme, sehingga banyak muncul penyakit, seperti flu, demam, dan penyakit kulit. Bulan-bulan musim peralihan ini disebabkan oleh fenomena kulminasi yang terjadi di Kota Semarang. Fenomena kulminasi terjadi pada bulan Oktober akhir dan bulan Februari pertengahan di Kota Semarang.
Kota Semarang memiliki iklim basah dengan rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.780 mm. Meskipun demikian, curah hujan di Kota Semarang bervariasi, karena pengaruh dari efek topografi yang ada di Kota Semarang. Kota bawah memiliki rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.500 mm, sedangkan Kota atas memiliki rata-rata curah hujan tahunan lebih tinggi sebesar 3.000 mm. Perbedaan curah hujan ini disebabkan karena efek topografi yang menimbulkan hujan konveksi pada wilayah Kota Semarang. Rata-rata suhu tahunan di Kota Semarang sebesar 28 °C, dengan fluktuasi suhu tidak begitu signifikan dalam setahun. Suhu tertinggi yang pernah terjadi di Kota Semarang adalah 39 °C, dan suhu terendah yang pernah terjadi adalah 18 °C. Fenomena suhu panas ini juga dikarenakan adanya fenomena urban heat island di Kota Semarang.
Data iklim Semarang, Jawa Tengah, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 39 (102) |
37 (98) |
37 (98) |
37 (99) |
38 (101) |
38 (100) |
41 (106) |
41 (105) |
37 (99) |
38 (100) |
38 (100) |
39 (102) |
41 (106) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29 (85) |
29 (85) |
30 (86) |
31 (88) |
32 (89) |
32 (89) |
32 (89) |
32 (89) |
32 (90) |
32 (90) |
31 (88) |
30 (86) |
31 (87.8) |
Rata-rata harian °C (°F) | 27 (81) |
28 (82) |
28 (82) |
29 (84) |
29 (84) |
28 (83) |
28 (83) |
28 (83) |
29 (84) |
29 (84) |
28 (83) |
28 (82) |
28 (83) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 25 (77) |
25 (77) |
25 (77) |
26 (78) |
26 (78) |
25 (77) |
24 (76) |
24 (76) |
25 (77) |
26 (78) |
26 (78) |
25 (77) |
25.2 (77.2) |
Rekor terendah °C (°F) | 19 (66) |
22 (72) |
22 (72) |
22 (72) |
21 (70) |
20 (68) |
18 (64) |
18 (65) |
18 (64) |
18 (65) |
22 (72) |
22 (72) |
18 (64) |
Presipitasi mm (inci) | 401 (15.79) |
362 (14.25) |
281 (11.06) |
232 (9.13) |
141 (5.55) |
93 (3.66) |
44 (1.73) |
34 (1.34) |
75 (2.95) |
154 (6.06) |
258 (10.16) |
315 (12.4) |
2.390 (94,08) |
Rata-rata hari hujan | 17 | 15 | 13 | 11 | 7 | 5 | 3 | 2 | 4 | 8 | 13 | 16 | 114 |
% kelembapan | 84 | 83 | 82 | 79 | 77 | 74 | 72 | 70 | 72 | 73 | 77 | 81 | 77 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 160 | 168 | 172 | 186 | 198 | 236 | 265 | 278 | 259 | 227 | 192 | 171 | 2.512 |
Sumber #1: Weatherbase [5] & Climate-Data.org [6] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[7] |
Sejarah
Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-6 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan.[8] Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1435 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan masjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Bergota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu tumbuhlah pohon asam yang berjarak antara satu sama lain (jarang-jarang) (bahasa Jawa: asem arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu yang kemudian menjadi Semarang.[9]
Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran II atau Sunan Pandanaran Bayat atau Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran saja). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang. Seiring dengan jatuhnya Pajang ke tangan Kesultanan Mataram, wilayah Semarang masuk dalam wilayahnya.
Pada tanggal 15 Januari 1678 Amangkurat II dari Kesultanan Mataram di Kartasura, menggadaikan Semarang dan sekitarnya kepada VOC sebagai bagian pembayaran hutangnya.[10] Dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 akhirnya Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut kembali Keraton Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1906 dengan Stadblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Wali kota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangnya pemerintahan pendudukan Jepang.
Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalai Militer (Shico (kanji: 市長 )) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico (kanji: 副市長)) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal sebagai Pertempuran Lima Hari.
Tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini terjadi pada tanggal 16 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihat, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, wali kota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R. Patah, R. Prawotosudibyo dan Mr. Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti pada masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesbiyono, seorang pegawai tinggi Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.
Ekonomi
Selain sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan Kotamadya Semarang, Kota Semarang juga merupakan pusat perekonomian (perdagangan dan bisnis) yang termasuk dalam kawasan strategis nasional (KSN). Peranannya sebagai pusat perdagangan dan bisnis, dimana kontribusi ekonomi Kota Semarang cukup besar terhadap perekonomian nasional. Menurut data BPS 2020, PDRB Kota Semarang atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 189 triliun.[11] Sebagian besar sektor kegiatan perekonomian yang mendominasi adalah sektor perindustrian dan sektor perdagangan.[11]
Dari tahun ke tahun, pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi ini ditandai dengan meningkatnya jumlah migrasi masuk, penurunan angka pengangguran, dan meningkatnya pembangunan infrastruktur di Kota Semarang. Meskipun pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang masih kalah saing dengan pertumbuhan ekonomi di Jakarta dan Surabaya, namun iklim bisnis yang kondusif memungkinkan pertumbuhan secara bertahap dan berkelanjutan. Kini, kondisi perekonomian Kota Semarang juga mulai ditandai dengan munculnya gedung-gedung pencakar langit yang tersebar di seluruh penjuru Kota Semarang. Menurut data skyscraper, Kota Semarang memiliki 50 gedung dengan ketinggian minimal 12 lantai dan 85 gedung berkisar 7–11 lantai. Gedung-gedung pencakar langit ini difungsikan sebagai perkantoran, hotel, dan apartemen. Gedung-gedung pencakar langit ini terkonsentrasi pada wilayah Semarang Pusat (Kawasan CBD Golden Triangle) dan Semarang Selatan (Tembalang dan Banyumanik). Berikut adalah daftar gedung-gedung pencakar langit yang sudah ada, tahap konstruksi, maupun direncanakan: Daftar gedung tertinggi di Semarang.
Kawasan bisnis terpadu
Sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian regional Jawa Tengah, Kota Semarang telah bertransformasi dan berdinamika menuju kearah yang lebih baik lagi. Dalam kurun waktu perkembanganya, Kawasan metropolitan Semarang terus berkontribusi dan turut andil dalam finansial dan moneter yang vital di Indonesia. Sektor perdagangan dan perindustrian yang berkembang pesat menjadi kunci dasar pembangunan Kota Semarang. Pertumbuhan kota yang sangat tinggi juga dikarenakan berkembangnya sektor jasa dalam arus perekonomian Kota Semarang dan akan terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan perekonomian ini sangat mendorong meningkatnya daya beli masyarakat, arus modal, indeks kepercayaan konsumen, dan minat investasi. Semakin kondusifnya iklim bisnis di Kota Semarang menyebabkan tumbuhnya kawasan perkantoran dan perdagangan. Sebagai upaya regionalisasi dan keperluan tata ruang wilayah, berkembang kawasan bisnis terpadu atau CBD (Central Business District) di Kota Semarang yang diperuntukan untuk kawasan ekonomi terpadu.
Kota Semarang memiliki kawasan CBD utama, yaitu Golden Triangle Business District. Golden Triangle Business District merupakan kawasan bisnis terpadu yang terletak di Semarang Pusat yang memiliki tiga segmen sub-CBD, meliputi: Simpang Lima City Center (SLCC), Pemuda Central Business District (PCBD), dan Gajahmada Golden Triangle (GGT). Selain Golden Triangle Business District, Kota Semarang juga memiliki kawasan CBD yang masih berkembang tersebar di beberapa lokasi, meliputi: Kawasan CBD Peterongan, Kawasan CBD Majapahit, Kawasan CBD Setiabudi, Kawasan CBD Tembalang, dan Kawasan CBD Jenderal Sudirman – Kalibanteng. Pengembangan kawasan CBD ini disebabkan karena kondisi pusat kota mulai menunjukan kejenuhan, sehingga terjadi perluasan pusat bisnis.
Kawasan CBD Semarang Pusat (Semarang Golden Triangle)
Simpang Lima City Center (SLCC)
Simpang Lima City Center (SLCC) adalah segmen dari kawasan Golden Triangle Central Business District (CBD) atau Kawasan Bisnis Terpadu yang terletak di wilayah Kota Semarang Pusat. SLCC merupakan sub-CBD yang berperan sebagai jantung perekonomian Kota Semarang. Jalan-jalan protokol yang termasuk dalam SLCC, meliputi: Jalan Pandanaran, Jalan Pahlawan, Jalan Achmad Yani, Jalan Gajahmada, dan Jalan KH Achmad Dahlan. SLCC dihiasi oleh banyaknya bangunan pencakar langit yang hadir di kawasan ini. Terdapat beberapa gedung ikonik yang menjadi ikon dari SLCC, antara lain: Swiss-Belhotel InternationalHotel Semarang, Ciputra Mall, Horison Hotel, Plaza Simpang Lima, Louis Kienne Serviced Apartment Hotel, HA-KA Hotel, Santika Premiere Hotel, Wisma HSBC, Indosat Oooredoo Tower, Living Plaza ACE Hardware & InForma, Gramedia Center Pandanaran, Accor Ibis Simpang Lima Hotel, Amaris Simpang Lima Hotel, Tentrem Hotel Mall Apartment Semarang, Simpang Lima Residences, SMC (Semarang Medical Centerl) Telogorejo Hospital, Mega Bank Tower, Universitas Stikubank Tower, Pandanaran Hotel, DBS Center, @Hom Hotel, SentraLand Superblock, Graha Bank Indonesia, Plaza Telkom, Wisma Telkomsel, XL Axiata Center Simpang Lima, Bank Mandiri Plaza, CitiBank Square, Pramuka Building, Kantor Gubernur dan DPRD Provinsi Jawa Tengah, Kantor Polda Jawa Tengah, dan Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah.
Pemuda Central Business District (PCBD)
Pemuda Central Bussiness District (PCBD) merupakan segmen kawasan bisnis terpadu Golden Triangle yang terletak di kawasan Tugu Muda dan Jalan Pemuda di Wilayah Semarang Pusat. PCBD merupakan titik terbarat kawasan Golden Triangle. PCBD mencakup Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pandanaran, dan Jalan MGR Soegijapranata. Terdapat bangunan ikonik Kota Semarang yang termasuk dalam kawasan PCBD, yaitu Tugu Muda dan Lawang Sewu Heritage Complex. Bangunan-bangunan tinggi juga hadir di kawasan PCBD, antara lain: Semarang Tourism Center, Pandanaran Building, Danamon Tower, Wisma BII Maybank, Menara Juang 45, Wisma Sucofindo (FWD & DanaReksa), DP Mall, SmartFren Galeri, Bank Panin Plaza, Menara Suara Merdeka, Premier Inn Hotel Office Tower (coming soon), The Pinnacle Apartment Tower, Menara Bank Mega, Manulife Building, ANZ Square, Graha BRI, House of Indonesia Stock Exchange (IDX) Pandanaran (Bursa Efek Indonesia Semarang), Dafam Hotel, Graha Bina Artha (Bank JaTeng headquarter), Amaris Hotel, Gramedia Plaza Pemuda, Paragon City Mall, Crowne Plaza Hotel, Accor Novotel Hotel, Whiz Hotel, CitraDream Hotel, Accor Ibis Budget Hotel, Menara Bank Mandiri, Wisma BCA, Marquis de Lafayette Pollux, Sri Ratu Plaza.
Gajahmada Golden Triangle (GGT)
Gajahmada Golden Triangle (GGT) merupakan segmen kawasan bisnis terpadu Golden Triangle yang terletak di wilayah Semarang Pusat. GGT merupakan sub-CBD Golden Triangle yang terkonsentrasi di wilayah utara. GGT ini mencakup Jalan Gajah madan, Jalan Depok, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Pemuda. Di dalam GGT, terdapat kawasan Budaya Tionghoa (Pecinan) Semarang (Semarang Chinatown Heritage Complex) dan kawasan cagar budaya Pasar Johar Semarang. Kini, GGT hadir dengan beberapa bangunan tinggi yang menghiasi kawasan tersebut, antara lain: Gumaya Tower Hotel, ACE Gajahmada, Sri Ratu Mall, MG Suites Maven Hotel & Residences, Chanti Hotel, Semarang Town Square (SETOS), 3 Store Gajahmada, Grandhika Hotel, dan Louis Kienne Pemuda.
Kawasan CBD Semarang Selatan
Kawasan CBD Semarang Selatan merupakan pengembangan pusat perekonomian dan pelayanan publik baru di wilayah Semarang Selatan. Pemusatan perekonomian baru ini bertujuan untuk mengatasi kejenuhan kegiatan perekonomian di pusat kota. Kawasan CBD Semarang Selatan ini merupakan gabungan dari kawasan CBD Setiabudi dan Kawasan CBD Tembalang – Banyumanik. Kawasan CBD Semarang Selatan sangat potensial dan kondusif untuk mengembangkan bisnis dan minat investasi, dikarenakan aksesibilitas tinggi dan pergeseran pusat bisnis yang terjadi di Kota Semarang. Kawasan CBD Semarang Selatan siap akan dihiasi oleh beberapa gedung yang menjulang tinggi diatas 25 lantai dalam beberapa waktu kedepan. Kawasan CBD Semarang Selatan nantinya akan menjadi pusat ekonomi selatan Kota Semarang. Gedung-gedung yang akan menghiasi kawasan CBD Semarang Selatan antara lain: Lippo Setiabudi Superblock, Transmart Setiabudi, Apartment Tamansari Cendekia, Paltrow Apartment, dan Alton Apartment. Jalan-jalan yang menjadi konsentrasi Kawasan CBD Semarang Selatan adalah Jalan Setiabudi, Jalan Prof. Soedarto, Jalan Tirto Agung Pedalangan, dan Jalan Durian Raya.
Kawasan CBD Semarang Timur
Kawasan CBD Semarang Timur merupakan pengembangan pusat perdagangan dan jasa di wilayah timur Kota Semarang. Pengembangan kawasan bisnis ini terpusat pada sepanjang Jalan Majapahit di Kecamatan Pedurungan. Pengembangan ini akan didorong oleh adanya proyek strategis Pemerintah Kota Semarang, yaitu Simpang Lima II yang nantinya akan berdiri di Kecamatan Pedurungan. Kawasan CBD Semarang Timur merupakan kawasan bisnis dengan pertumbuhan tercepat setelah Semarang Selatan. Pertumbuhan kawasan CBD ini ditandai dengan munculnya gedung pencakar langit, yaitu Hotel Horison, dan outlet restoran-restoran internasional, seperti Pizza Hut, McDonald's Pedurungan, dan Hoka Hoka Bento. Terdapat juga pusat perbelanjaan yang hadir di kawasan ini, yaitu Transmart IV, Central City Mall, Lotte Mart dan Super Swalayan Ada.
Kawasan CBD Semarang Barat
Kawasan CBD Semarang Barat merupakan pengembangan pusat kegiatan perekonomian Kota Semarang di wilayah barat. Pengembangan kawasan bisnis terpadu ini mencakup Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Pamularsih, Jalan Siliwangi, Bundaran Kali Banteng, dan Jalan Madukoro. Kawasan CBD ini berkembang karena pengaruh dari aksesibilitas terhadap Bandara Internasional Achmad Yani dan pertumbuhan penduduk di wilayah Semarang Barat. Kawasan CBD Semarang Barat merupakan salah satu CBD yang tidak memiliki gedung pencakar langit sebagai penunjang aktivitas perekonomian di kawasan tersebut, dikarenakan adanya peraturan KKOP otoritas Bandara Internasional Achmad Yani terhadap ketinggian banggunan. Peraturan KKOP ini menyangkut keselamatan lalu lintas udara di Kota Semarang. Terdapat pusat perbelanjaan dan perkantoran yang hadir di kawasan CBD Semarang Barat, antara lain: Giant Supermarket, Super Indo Supermarket, Semarang Grand City Mall, dan Kompleks Perkantoran Madukoro. Per Juni 2018, Jalan Madukoro merupakan akses utama menuju Bandara Internasional Achmad Yani dari pusat kota.
Pemerintahan
Daftar wali kota
No. | Potret | Wali Kota | Awal menjabat | Akhir Menjabat | Partai Politik / Fraksi | Prd. | Ket. | Wakil Wali Kota | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Mr. Mohammad Ichsan | 1945 | 1949 | Non-Partai | 1 | ||||
2 | Mr. Koesoebiyono Hadinoto Tjondrowibowo | 1949 | 1951 | Non-Partai | 2 | ||||
3 | R. M. Hadisoebeno Sosrowerdojo | 1951 | 1958 | Partai Nasional Indonesia | 3 | ||||
4 | Abdulmadjid Djojoadiningrat | 1958 | 1960 | Partai Komunis Indonesia | 4 | ||||
5 | R. M. Soebagyono Tjondrokoesoemo | 1961 | 1964 | Non-Partai | 5 | ||||
6 | Mr. Wuryanto | 1964 | 1966 | Non-Partai | 6 | ||||
7 | Letkol. Soeparno Hendrowerdojo | 1966 | 1967 | ABRI–Angkatan Darat | 7 | ||||
8 | Letkol. R. Warsito Soegiarto | 1967 | 1973 | ABRI–Angkatan Darat | 8 | ||||
9 | Kolonel Hadijanto | 1973 | 1980 | ABRI–Angkatan Darat | 9 | ||||
10 | Kol. H. Iman Soeparto Tjakrajoeda, SH. | 1980 | 1990 | ABRI–Angkatan Darat | 10 (1980) |
||||
11 (1985) |
|||||||||
11 | Kol. H. Soetrisno Suharto | 1990 | 2000 | ABRI–Angkatan Darat | 12 (1990) |
||||
13 (1995) |
Drs. R. Herdjono[12] | ||||||||
12 | Sukawi Sutarip | 2000 | 2005 | Independen | 14 (2000) |
Drs. H. Muchafif Adi Subrata | |||
2005 | 2010 | Partai Demokrat | |||||||
15 (2005) | |||||||||
Mahfudz Ali | |||||||||
13 | Soemarmo HS | 19 Juli 2010 | 21 Mei 2013 | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | 16 (2010) |
Hendrar Prihadi | |||
14 | Hendrar Prihadi | 21 Mei 2013 | 19 Juli 2015 | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | |||||
17 Februari 2016 | 17 Februari 2021 | 17 (2015) |
Hevearita Gunaryanti Rahayu | ||||||
26 Februari 2021 | 10 Oktober 2022 | 18 (2020) |
|||||||
15 | Hevearita Gunaryanti Rahayu | 30 Januari 2023 | Petahana | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan |
Dewan perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Semarang dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[13] | 2014–2019 | 2019–2024 | 2024–2029[14] | ||
PKB | 2 | 4 | 4 | 5 | |
Gerindra | (baru) 4 | 7 | 6 | 7 | |
PDI-P | 9 | 15 | 19 | 14 | |
Golkar | 5 | 5 | 3 | 4 | |
NasDem | (baru) 1 | 2 | 1 | ||
PKS | 6 | 6 | 6 | 6 | |
Hanura | (baru) 1 | 0 | 0 | 0 | |
PAN | 6 | 4 | 2 | 1 | |
Demokrat | 16 | 6 | 6 | 6 | |
PSI | (baru) 2 | 5 | |||
PPP | 1 | 2 | 0 | 1 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 9 | 9 | 9 | 10 |
Kecamatan
Kota Semarang memiliki 16 kecamatan dan 177 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan sebesar 1.653.035 jiwa dan luas wilayah 373,78 km² dengan kepadatan 4.422 jiwa/km².[15][16] Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Semarang, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Hanacaraka | Transliterasi | Kode pos[17] | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
33.74.11 | Banyumanik | ꦧꦚꦸꦩꦤꦶꦏ꧀ | Banyumanik | 50261–50269 | 11 | |
33.74.08 | Candisari | ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦱꦫꦶ | Candhisari | 50251–50257 | 7 | |
33.74.09 | Gajahmungkur | ꦒꦗꦃꦩꦸꦁꦏꦸꦂ | Gajahmungkur | 50231–50237 | 8 | |
33.74.04 | Gayamsari | ꦒꦪꦩ꧀ꦱꦫꦶ | Gayamsari | 50161–50167 | 7 | |
33.74.05 | Genuk | ꦒꦼꦤꦸꦏ꧀ | Gěnuk | 50111–50118 | 13 | |
33.74.12 | Gunungpati | ꦒꦸꦤꦸꦁꦥꦛꦶ | Gunungpathi | 50221–50229 | 16 | |
33.74.14 | Mijen | ꦩꦶꦗꦺꦤ꧀ | Mijèn | 50211–50219 | 14 | |
33.74.15 | Ngaliyan | ꦔꦭꦶꦪꦤ꧀ | Ngaliyan | 50181–50189 | 10 | |
33.74.06 | Pedurungan | ꦥꦼꦢꦸꦫꦸꦔꦤ꧀ | Pědurungan | 50191–50199 | 12 | |
33.74.13 | Semarang Barat | ꦱꦼꦩꦫꦁꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀ | Sěmarang Kulon | 50141–50149 | 16 | |
33.74.07 | Semarang Selatan | ꦱꦼꦩꦫꦁꦏꦶꦢꦸꦭ꧀ | Sěmarang Kidul | 50241–50249 | 10 | |
33.74.01 | Semarang Tengah | ꦱꦼꦩꦫꦁꦩꦢꦾ | Sěmarang Madyå | 50131–50139 | 15 | |
33.74.03 | Semarang Timur | ꦱꦼꦩꦫꦁꦮꦺꦠꦤ꧀ | Sěmarang Wétan | 50121–50128 | 10 | |
33.74.02 | Semarang Utara | ꦱꦼꦩꦫꦁꦭꦺꦴꦂ | Sěmarang Lor | 50171–50179 | 9 | |
33.74.10 | Tembalang | ꦠꦼꦩ꧀ꦧꦭꦁ | Tĕmbalang | 50271–50279 | 12 | |
33.74.16 | Tugu | ꦠꦸꦒꦸ | Tugu | 50151–50156 | 7 | |
TOTAL | 177 |
Penduduk
Penduduk Semarang umumnya adalah suku Jawa dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Namun ada pula beberapa suku dan etnis yang juga mendiami kota Semarang seperti Arab, Tionghoa dan Melayu.
Semarang memiliki komunitas Tionghoa yang besar. Seperti di daerah lainnya di Jawa, terutama di Jawa Tengah, mereka sudah berbaur erat dengan penduduk setempat dan menggunakan Bahasa Jawa dalam berkomunikasi sejak ratusan tahun silam. Agama yang dianut adalah Islam (87,4%), Kristen Protestan (6,86%), Kristen Katolik (5,02%), Budha (0,6%), Hindu (0,07%), Aliran kepercayaan (0,015%), dan Konghucu (0,009%).[3] Menurut BPS Semarang komposisi penduduk adalah : Suku Jawa 93%, Tionghoa 4%, dan Suku-suku lainnya 3%.
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau yang biasa disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD merupakan salah satu instrumen kebijakan yang digunakan pemerintah daerah sebagai alat untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan, pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. Secara umum APBD terbagi dalam 3 akun besar yaitu akun Pendapatan, akun Belanja dan akun Pembiayaan. Akun Pendapatan dalam APBD berisi sumber-sumber pendapatan pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan (Daper) dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Belanja adalah seluruh belanja pemerintah daerah yang dialokasikan untuk satu tahun anggaran. Pembiayaan adalah sejumlah pembiayaan dikelola pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran digunakan untuk menutup defisit anggaran.
APBD Kota Semarang dapat kita jabarkan sebagai berikut
Tahun | Pendapatan | Belanja | Pembiayaan |
---|---|---|---|
2016 | 3.425.203.229.000 | 4.187.918.414.000 | 762.715.185.000 |
2017 | 3.950.141.353.000 | 4.550.157.704.000 | 600.016.351.000 |
2018 | 4.301.858.632.218 | 5.170.158.970.218 | 868.300.338.000 |
2019 | 4.749.249.080.000 | 5.134.427.774.000 | 385.178.694.000 |
2020 | 5.093.441.461.000 | 5.256.092.789.000 | 162.651.328.000 |
Kesehatan
Julukan
Kota Semarang mempunyai mempunyai beberapa julukan, antara lain:
- Venetië van Java[19]
Semarang dilalui banyak sungai di tengah kota seperti di Venesia (Italia), sehingga Belanda menyebut Semarang sebagai Venetië van Java.
- Kota Lumpia
Lumpia adalah makanan khas Semarang, yang terbuat dari akulturasi 2 budaya yaitu budaya Jawa dan China. Lumpia sendiri diambil dari kata lun pia (hokkien : 润餅).
- Kota Atlas
Semarang memiliki semboyan Kota ATLAS akronim (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat), sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota.
- The Port of Java
Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Wali Kota Semarang mengambil slogan pariwisata Semarang, The Port of Java (Pelabuhannya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Semarang sebagai pusat Pelabuhan Jawa. Karena Setiap orang yang hendak pergi dari Jakarta atau Jawa Barat ke Surabaya atau Jawa Timur dan juga sebaliknya, harus melewati dan singgah di Kota Semarang. Bahkan menurut sejarah Laksamana Ceng Ho pun berlabuh di Kota Semarang untuk singgah.
- Semarang Pesona Asia
Pada tahun 2009 dari wacana beberapa pihak, Wali Kota Semarang menyetujui slogan "SPA", di mana konsekuensinya, dilakukan pembersihan dan pembangunan di mana mana, (perbaikan saluran, jalan, trotoar, taman, penataan pkl)
Perayaan
Kota Semarang memiliki beberapa event perayaan, yaitu:
Pariwisata
Wisata alam
- Pulau Tirangcawang, di Kelurahan Tugu
- Pantai Tirang, di Kelurahan Tambak Harjo
- Pantai Maron, di Kelurahan Tambak Harjo
- Pantai Marina, di Kelurahan Tawangsari
- Goa Kreo, (Waduk Jatibarang) di Kelurahan Kandri
- Taman Lele Semarang, di Kelurahan Tambakaji
- Hutan Wisata Tinjomoyo, di Banyumanik, Semarang
- Curug Lawe di Gunungpati
- Curug Benowo di Gunungpati
- Curung Karang Joho di Ngaliyan
- Brown Canyon di Rowosari Tembalang
Wisata sejarah
- Museum MURI, di Jalan Jendral Pol. Anton Sujarwo, Kelurahan Srondol Kulon, Semarang Banyumanik
- Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah, di MAJT Menara Asmaul Husna Lt 3, Kelurahan Sambirejo, Gayamsari
- Museum Jamu Nyonya Meneer, di Kelurahan Muktiharjo
- Museum Jawa Tengah Ronggowarsito, di Kelurahan Gisikdrono
- Museum Mandala Bhakti, di Kelurahan Pindrikan Kidul
- Lawang Sewu, di Kelurahan Pindrikan Kidul
- Tugu Muda, di Kelurahan Pindrikan Kidul
- Candi Tugu, di Kelurahan Tugurejo
- Little Netherland (Kota Tua Semarang), di Kelurahan Purwodinatan
- Taman Budaya Raden Saleh, di Jalan Sriwijaya, Semarang
- Old City 3D Trick Art Museum, di Jalan Letjen Suprapto, Semarang
- Dream Museum Zone, di Tanjung Mas, Semarang
- Kota Lama Semarang, di Semarang Utara, Semarang
- Museum Kota Lama Semarang, di Bundaran Bubakan, Semarang
- Kampung Melayu, di Jalan Layur Kelurahan Dadapsari
Wisata religius
- Masjid Agung Jawa Tengah, di Kelurahan Sambirejo
- Masjid Baiturrahman Semarang, di Simpanglima
- Masjid Kauman Semarang, di daerah Kauman, Johar
- Klenteng Sam Po Kong, di daerah Simongan
- Kelenteng Tay Kak Sie ( Tionghoa : 大覺寺 ) Tri Dharma, di Gang Lombok, Semarang Pusat
- Gereja Blenduk, di Kecamatan Semarang Utara
- Gereja Katedral Semarang di Kelurahan Randusari
- Gereja JKI Injil Kerajaan Semarang di Kelurahan Tawangsari
- Vihara Mahavira Graha di Kelurahan Tawangsari
- Pagoda Buddhagaya, di Pudak Payung, Banyumanik, Semarang Selatan
- Firdaus Fatimah Zahra, di Gunungpati, Semarang
- Bunda Nasecha di Lumbung Sari Square, Pedurungan, Semarang
- Ziarah Makam Syekh Maulana Magribi di Kelurahan Sampangan
- Masjid Menara, di Jalan Layur Kelurahan Dadapsari
- Masjid Syeikh Maulana Jumadil Kubro, di Jl. Yos Sudarso Perbatasan Gayamsari Genuk
Wisata keluarga
- Jungle Toon Waterpark, di Bukit Wahid Semarang Barat
- Semarang Zoo, di Kelurahan Wonosari
- Taman Mini Jawa Tengah (Maerokoco), di Kelurahan Tawangsari
- The Fountain Water Park, di Ungaran, Semarang
- Water Blaster, di Jangli, Semarang
- Waterpark Semawis, di Kedungmundu, Tembalang, Semarang
- Ngrembel Asri, di Gunungpati, Semarang
Wisata malam
- Alun-Alun Kota Semarang/Lapangan Pancasila (Simpang Lima)
- Kota Lama Semarang
- Taman Indonesia Kaya (Taman KB)
- Taman Wilis
- Taman Nada
- Taman Garuda
- Taman Meteseh
- Taman Kasmaran
- Taman Bumi Rejo
- Taman Halmahera
- Taman Pandanaran (Taman Warak Ngendok)
- Taman Tugumuda
- Taman Ranggawarsito
Wisata kuliner
- Es Krim Toko Oen
- Warung Jahe Rempah Mbah Jo
- Rumah Makan Soto Bangkong
Pusat perbelanjaan
- Mall Ciputra, Simpang Lima
- Java Supermall, Peterongan, Semarang Utara
- Paragon City Mall Semarang, Pemuda Central Business District (PCBD)
- DP Mall, Jalan Pemuda Semarang Tengah
- Central City Mall, Jalan Brigjend Sudiarto Km 11
- Tentrem Mall, Jalan Gajah Mada No.123
- Simpang Lima Plaza, Simpang Lima City Center
- E-Plaza, Simpang Lima
- Living Plaza, Jalan Pahlawan
- SCJ Plaza, Shopping Center Johar. Jl Agus Salim
- Semarang Plaza, Jl Agus Salim
- Semarang Town Square, Jalan Petempen 294
- Johar Trade Mall, Pasar Johar Kauman
- Queen City Mall, Jalan Pemuda
- The Park, Jalan Madukoro Raya, Semarang Barat (segera)
Kuliner
Masakan
Makanan khas Semarang antara lain adalah:
- Soto Semarang
- Bandeng presto
- Mie Kopyok
- Sega Becak
- Sega Lunyu
- Sega Ayam
- Tahu Pong
- Pecel Koyor
- Petis Kangkung
- Tahu Petis
- Tahu Gimbal
- Babat Gongso
Jajanan
Jajanan Pasar khas Semarang antara lain adalah:
Minuman
Minuman khas Semarang antara lain adalah:
- Kolak Setup
- Es Cao
- Es Marem
- Es Congklik
- Es Dawet Durian Kampung Kali
- Wedang Durian
- Wedang Jahe Rempah
- Wedang Lengkeng
- Wedang tahu
- Wedang Jalang (Wedang Jahe Alang-alang)
- Wedang Kacang Tanah
Oleh-oleh
Oleh-oleh khas Semarang antara lain adalah:
- Lumpia
- Roti Gandjel Rel
- Permen Gula Asem
- Mari Wijen
- Jambu Semarang
- Wingko Babat
- Bandeng presto
Media
Sarana umum
Olahraga
PSIS Semarang merupakan satu-satunya klub sepak bola profesional di Kota Semarang. Pada musim 1999, PSIS berhasil menjadi juara Liga Indonesia, namun pada musim kompetisi 2000 terdegradasi ke Divisi I. Pada musim 2006 bermain di Divisi Utama Liga Djarum Wilayah 1 dan meraih juara kedua setelah dalam final kalah 0–1 oleh Persik Kediri Pada tahun ini PSIS kembali berlaga di Indonesia Super League tanpa dana bantuan APBD sama sekali.
Semarang United FC merupakan klub sepak bola yang mengikuti turnamen dalam ajang Liga Primer Indonesia.
Sasana Tinju Tugu Muda Semarang merupakan sasana tinju yang membina amatir dan profesional tingkat dunia di Kota Semarang. Perjalanan Sasana Tinju Tugu Muda Semarang yang dirintis oleh Muklis Sutan Rambing Th 1970 (1976 s/d 1978)Membentuk Sasana Tinju Adam (dengan latar belakang sponsorship Bus Adam). Th 1980 (1978 s/d 1989) Membentuk Sasana Tinju Orang Tua (dengan latar belakang sponsor jamu cap Orang Tua) Selama tahun 1984 – 1985 memiliki beberapa petinju amatir dan profesional, namun kurang maksimal karena iklim pertandingan yang jarang. Rata-rata pertandingan profesional setahun sekali, saat itu Sasana Orang Tua sempat mencetak juara Nasional atas nama Agus Suyanto. Th 1990 (1989 s/d 2008). Th 1990 membentuk Sasana Tinju Bank Buana dengan konsentrasi pembinaan tinju amatir. Th 1997 ketika tinju profesional boming di televisi, Muklis Sutan Rambing mencoba fokus kepada tinju pro dengan nama Sasana Tinju Tugu Muda Semarang (Tugu Muda merupakan lambang kota Semarang). Saat itu Sasana Tinju Bank Buana tetap jalan namun konsen di Tinju amatir, untuk Tinju profesional dengan nama Sasana Tinju Tugu Muda Semarang. Pada akhir tahun 1999 Sasana Tinju Tugu Muda Semarang berhasil mencetak 3 (tiga) juara Nasional : Chris Jhon (57 Kg / kelas Bulu), Arthur Rambing (58,1 Kg / kelas Ringan Jr) dan Sonny Rambing (63 Kg / kelas Welter Jr). Karena tertarik , Sponsorship Bank Buana ikut merambah pada pembinaan tinju profesional. Lama kelamaan ketika berprestasi tingkat internasional , berubah menjadi Sasana Tinju Bank Buana Semarang, hingga tahun 2006 menjadi Sasana Tinju UOB Buana Semarang / UOB Boxing Camp (karena nama perusahaan sponsor berubah menjadi UOB Buana). Th 2009 (2008 s/d 2011)Perubahan nama Sasana menjadi Kuku Bima Energy, menurunnya minat atlet untuk berlatih mempengaruhi prestasi tinju kota Semarang kususnya Jawa Tengah menjadi minim juara. Th 2010 (2009 s/d sekarang) Perubahan nama sasana menjadi “Sasana Tinju Temujin Rambing” sebagai wujud mengenang meninggalnya putra, pelatih sekaligus promotor tinju penggerak roda pertinjuan tanah air dan Jawa Tengah (Semarang)khususnya.
Transportasi
Kota Semarang dapat ditempuh dengan perjalanan darat, laut, dan udara. Semarang dilalui jalur pantura yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di pantai utara Pulau Jawa. Selain itu, untuk memperlancar jalur transportasi ke arah kota/kabupaten di Jawa Tengah bagian Selatan dan Jawa Timur, saat ini telah dioperasikan ruas Jalan Tol Semarang-Solo yang beroperasi penuh sejak tahun 2018, dan untuk menghubungkan Semarang dengan kota-kota di Jawa Tengah bagian Barat, Jawa Barat, dan Jakarta, telah dioperasikan Jalan Tol Semarang-Batang yang beroperasi sejak tahun 2018. Angkutan bus antarkota dipusatkan di Terminal Mangkang, Kecamatan Tugu. Angkutan dalam kota dilayani oleh bus kota, angkot, dan becak. Pada tahun 2009 mulai beroperasi Trans Semarang, yang juga dikenal dengan Bus Rapid Transit (BRT), sebuah moda angkutan massal meskipun tidak menggunakan jalur khusus seperti busway (Trans Jakarta) di Jakarta. Pada tahun 2019, mulai beroperasi Feeder Trans Semarang yang merupakan angkutan pengumpan dengan armada bus mikro seperti merk Isuzu ELF seri long chasis yang dapat menjangkau kawasan permukiman yang tidak dapat dilewati oleh BRT. Feeder ini juga memiliki koridor dan halte tersendiri, sehingga dapat memperluas akses transportasi umum di Kota Semarang.
Semarang memiliki peranan penting dalam sejarah kereta api Indonesia. Di sinilah tonggak pertama pembangunan kereta api Hindia Belanda dimulai, dengan pembangunan jalan kereta api yang dimulai dari desa Kemijen menuju desa Tanggung sepanjang 26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Pencangkulan pertama dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr LAJ Baron Sloet van den Beele, Jumat 17 Juni 1864. Jalan kereta api ini mulai dioperasikan untuk umum Sabtu, 10 Agustus 1867.
Pembangunan jalan KA ini diprakarsai sebuah perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) (terjemahan: Perseroan tak bernama Perusahaan Kereta Api Nederland-Indonesia) yang dipimpin oleh Ir JP de Bordes. Kemudian, setelah ruas rel Kemijen–Tanggung, dilanjutkan pembangunan rel yang dapat menghubungkan kota Semarang–Surakarta (110 Km), pada 10 Februari 1870. Semarang memiliki dua stasiun kereta api utama, yaitu: Stasiun Semarang Tawang dan Stasiun Semarang Poncol.
Angkutan udara dilayani di Bandara Ahmad Yani, menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-kota besar Indonesia setiap harinya. Sejak tahun 2008 Bandara Ahmad Yani menjadi bandara Internasional dengan adanya penerbangan langsung ke luar negeri, contohnya ke Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia.
Pelabuhan Tanjung Mas menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-kota pelabuhan Indonesia; pelabuhan ini juga terdapat terminal peti kemas.
Kesehatan (rumah sakit)
Terdapat beberapa rumah sakit besar di Semarang antara lain:
- Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi
- Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND)
- Rumah Sakit Telogorejo
- RSU PKU Muhammadiyah Roemani
- Rumah Sakit Elizabeth
- RSUD KRMT Wongsonegoro
- Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
- Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto
- Rumah Sakit William Booth
- Rumah Sakit Islam Sultan Agung
- Rumah Sakit Columbia Asia Semarang
Pendidikan
Semarang terdapat sejumlah perguruan tinggi ternama baik negeri maupun swasta. Bahkan berdasarkan Peringkat universitas di Indonesia menurut Webometrics terdapat 6 universitas di Semarang termasuk 100 universitas terbaik Indonesia. Berdasarkan data dari DAPODIK Kota Semarang, perguruan tinggi di Kota Semarang:
Perguruan Tinggi Kedinasan
- Akademi Kepolisian (AKPOL)
- Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang (P3B/BPLP/PIP)
- Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang (POLTEKKES Semarang)
- Politeknik Pekerjaan Umum (Politeknik PU)
Perguruan Tinggi Negeri
- Universitas Diponegoro (Undip)
- Universitas Negeri Semarang (Unnes)
- UIN Walisongo (UIN Semarang)
- Politeknik Negeri Semarang (Polines)
- Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin)
Perguruan Tinggi Swasta
- Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)
- Universitas Katolik Soegijapranata (Unika)
- Universitas Dian Nuswantoro (Udinus)
- Universitas Stikubank Semarang (Unisbank)
- Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus)
- Universitas Semarang (USM)
- Universitas Wahid Hasyim (Unwahas)
- Universitas Ivet (Univet)
- Universitas Pandanaran (Upand)
- Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag Semarang)
- Universitas PGRI Semarang (Upgris)
- Universitas STEKOM
- Universitas Maritim Amni (Unimar Amni)
- Universitas Nasional Karangturi (Unkartur)
- Universitas AKI (Unaki)
- Universitas Widya Husada (UWH)
- Universitas Karya Husada (Unkaha)
- STIE Bank BPD Jateng
- STIE Totalwin Semarang
- STIE Widya Manggala
- STIE Dharma Putra
- STIE Cendekiaku
- STIE Anindyaguna
- STIE Pelita Nusantara
- Stikes Telogorejo
- Stikes Kesdam IV/Diponegoro
- Stikes St.Elisabeth
- Stikes Panti Wilasa
- Stikes Hakli Semarang
- Stifar "Yayasan Pharmasi" Semarang
- Stifar Nusaputera Semarang
- STMIK ProVisi IT College
- STMIK Himsya
- Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang (Stikom)
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (Stiepari) Semarang
- Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Farming
- Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia (STBI)
- STPKat St. Fransiskus Assisi Semarang
- Politeknik Stibisnis
- Politeknik Bina Trada
- Politeknik Bumi Akpelni
- Politeknik Khatolik Mangunwijaya
- Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang
- Akademi Teknik Perkapalan (ATP) Veteran
- Akademi Teknik PIKA
- Akademi Teknik Elektro medik (ATEM) Semarang
- Akademi Kesehatan Asih Husada
- Akademi Analis Kesehatan 17 Agustus 1945 Semarang
- Akademi Analisis Kesehatan Asih Husada
- Akademi Farmasi Nasional
- Akademi Farmasi 17 Agustus 1945
- Akademi Bahasa 17 Agustus 1945
- Akademi Bahasa Asing IEC Semarang
- Akademi Ilmu Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang
- Akademi Akuntansi Effendiharahap
- Akademi Sekretari (ASM) Santa Maria Semarang
- AMIK JTC
- Akademi Kesejahteraan Sosial (AKS) Ibu Kartini
Kota kembar
Lain-lain
- Semarang memiliki slogan sebagai Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat).
- Beberapa pasar besar anatara lain pasar Johar, pasar Peterongan, pasar Jatingaleh, pasar Banyumanik, pasar Kobong, pasar Karangayu, pasar Bulu, pasar Gang Baru, dll.
- Perusahaan Farmasi antara lain Phapros, Saka Farma, DGPharm, dan Zenith.
- Pabrik Jamu antara lain Jamu Jago, Sido Muncul, Nyonya Meneer, Jamu Leo, dll.
- Pernah populer penggunaan bahasa pergaulan yang disebut bahasa Walikan.
Tokoh terkenal
- Alexander Kreshna S., pemain sinetron dan pembawa acara
- Asty Ananta, pemain sinetron dan pembawa acara
- Angie Ang, presenter.
- Tukul Arwana, pelawak dan pembawa acara TV
- Anne Avantie, desainer kondang
- Clarisa Dewi, Runner Up X Factor Indonesia Season 2 Tahun 2015.
- Nh. Dini (1936), sastrawati
- Joseph S. Djafar, penata musik film/sinetron, pianis, bass Indonesia.
- Willem Einthoven (1860–1927), dokter dan peneliti Belanda. Usaha penelitiannya mengarah kepada Elektrokardiogram (mendapatkan hadiah Nobel bidang kedokteran 1924)
- Nedly Andrew Girke Elstak, komponis, peniup terompet, dan pianis jazz Belanda
- Peter F. Gontha, pebisnis sukses dan maestro jazz dari Indonesia.
- Fuad Hassan (1929–2007), politikus, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1985–1993)
- Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan.
- Shania Junianatha, anggota grup vokal wanita JKT48
- Philip ten Klooster, pematung Belanda
- Robert Maingay, pematung Belanda
- Ki Nartosabdho, dalang Wayang kulit asal Kota Semarang kelahiran Klaten yang meninggal pada tahun 1985 lalu.
- Adjie Pangestu, aktor sinetron Indonesia.
- Anindya Kusuma Putri, Puteri Indonesia 2015.
- Daniel Sahuleka, penyanyi Belanda berdarah Maluku-Tionghoa-Sunda
- Raden Saleh, pelukis Indonesia
- Anna Shirley, Pemain Sinetron.
- Yayuk Suseno, penyanyi & aktris sinetron Indonesia.
- Boy Tirayoh, aktor sinetron Indonesia.
- Sakti Wahyu Trenggono
- Johanna Carolina van der Wal, musikus dan pianis Belanda
- Mustari , Budayawan & Seniman Turonggo Seto Jaran Kepang Sampangan Semarang.
Referensi
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-21. Diakses tanggal 2022-10-21.
- ^ "Situs Pemerintah Kota Semarang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-22. Diakses tanggal 2009-08-20.
- ^ a b c d e "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 2022-10-11.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2022". Badan Pusat Statistik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 22 Februari 2023.
- ^ "Weatherbase: Weather for Semarang, Indonesia". Weatherbase. 2011.
- ^ "Semarang, Indonesia". Climate-Data.org.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 75 & 140. Diakses tanggal 18 Agustus 2024.
- ^ Purwanto, L.M.F. (2005-08-03). KOTA KOLONIAL LAMA SEMARANG (Tinjauan Umum Sejarah Perkembangan Arsitektur Kota). Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University. OCLC 1055213430. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-08. Diakses tanggal 2020-07-18.
- ^ Sutanto, Dewi Hermin (2016-06-30). "PENTINGNYA PROMOSI GUNA MENINGKATKAN MINAT WISATAWAN WISATA SEJARAH DI KOTA LAMA SEMARANG". Jurnal Pariwisata Pesona. 1 (1). doi:10.26905/jpp.v1i1.372. ISSN 2541-5859. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-07. Diakses tanggal 2020-07-18.
- ^ Graaf, H.J. de. 1989. Terbunuhnya Kapetn Tack: Kemelut di Kartasura abad XVII. Penrj. Dick Hartoko. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. p. 16.
- ^ a b "Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang 2012". Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 2015-03-10.
- ^ Directory of Government of the Republic of Indonesia. Mitra Info. 1998.
- ^ "Kota Semarang Dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 22-11-2013. Diakses tanggal 18-03-2023.
- ^ Iman, Afzal Nur (03-05-2024). "Daftar Lengkap 50 Anggota DPRD Kota Semarang Terpilih Periode 2024-2029". detik.com. Diakses tanggal 12-05-2024.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kota Semarang
- ^ "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, Bahasa, 2010 (PDF)" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 July 2017. Diakses tanggal 15 March 2019.
- ^ "Menjelajah Semarang dalam satu hari". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-22. Diakses tanggal 2012-10-10.
- ^ "Republika.co.id". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-30. Diakses tanggal 2014-08-08.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Semarang |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |