Kabupaten Sukabumi
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Agustus 2022) |
Kabupaten Sukabumi (bahasa Sunda: ᮞᮥᮊᮘᮥᮙᮤ) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Palabuhanratu. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas di Pulau Jawa [3][4]. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor di utara, Kabupaten Cianjur di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Lebak di barat. Kota Sukabumi menjadi enklave dari kabupaten ini.
Kabupaten Sukabumi | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮞᮥᮊᮘᮥᮙᮤ |
Julukan: Kota Ratu Kidul | |
Motto: Gemah Ripah Loh Jinawi (Bahasa Sunda: Subur Makmur) | |
Koordinat: 6°59′14″S 106°33′04″E / 6.9872757°S 106.5510934°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 1 Juni 1921 |
Dasar hukum | Staatsblad 1914 no. 256 |
Hari jadi | 10 September 1870 |
Ibu kota | Palabuhanratu |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Marwan Hamami |
• Wakil Bupati | Iyos Somantri |
• Sekretaris Daerah | Ade Suryaman |
• Ketua DPRD | Yudha Sukmagara |
Luas | |
• Total | 4.145 km2 (1,600 sq mi) |
Ketinggian tertinggi | 3.019 m (9,905 ft) |
Ketinggian terendah | 0 m (0 ft) |
Populasi (2020)[1] | |
• Total | 2.571.890 |
• Kepadatan | 620/km2 (1,600/sq mi) |
Demografi | |
• Bahasa | Indonesia (resmi) Sunda |
• IPM | 71,4 (2019) Tinggi[1] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62266 |
Pelat kendaraan | F xxxx Q*/U**/V* |
Kode Kemendagri | 32.02 |
DAU | Rp1.331.012.058.000,00 (2013)[2] |
Situs web | www |
Sejarah
Era Kerajaan Hindu dan Buddha
Ditemukannya Prasasti Sanghyang Tapak di daerah Cibadak menjelaskan bahwa kawasan sekitar Kabupaten Sukabumi saat ini setidaknya sudah dihuni oleh manusia sejak abad ke-9 M, dimana isi prasasti tersebut menyebutkan larangan dari penguasa Kerajaan Sunda kepada penduduk setempat untuk menangkap ikan.[5] Terdapat juga peninggalan sejarah lainnya yaitu Prasasti Pasir Datar yang ditemukan di Cicantayan namun tulisan prasasti tersebut belum diterjemahkan sehingga isinya belum diketahui.
Pembentukan
Pada awalnya daerah Kabupaten Sukabumi saat ini ada dibawah Kabupaten Cianjur pada masa Pemerintahan kolonial Hindia Belanda, yang merupakan bagian dari Karesidenan Priangan (Residentie Preanger Regentschappen). Pada tahun 1776 Bupati Cianjur keenam Raden Noh Wiratanudatar VI membentuk sebuah kepatihan bernama Kepatihan Tjikole yang terdiri dari beberapa distrik yaitu distrik Goenoengparang, distrik Tjimahi, distrik Tjiheulang, distrik Tjitjoeroeg, distrik Djampangtengah, dan distrik Djampangkoelon dengan pusat pemerintahan di Tjikole (sekarang bagian dari Kota Sukabumi).
Pada tanggal 13 Januari 1815, Kepatihan Tjikole berganti nama menjadi Kepatihan Soekaboemi. Nama Soekabumi diusulkan oleh Dr. Andries de Wilde, seorang dokter bedah pemilik perkebunan teh yang mempunyai usaha perkebunan kopi dan teh di daerah Soekaboemi. Asal nama "Sokaboemi" berasal dari Bahasa Sanskerta soeka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhoemi, "bumi, tanah". Jadi "Soekabumi" memiliki arti "tanah yang disukai".
Dari Kepatihan menjadi Kabupaten
Kabupaten Sukabumi sendiri mulai berdiri sejak ditetapkan berdasarkan Besluit (keputusan) Gubernur Jenderal Dirk Fock tertanggal 25 April 1921 no. 71 di mana dijelaskan status baru Soekaboemi sebagai Kabupaten (Regentschap) tersendiri yang terpisah dari Kabupaten Tjianjoer. Keputusan ini dikuatkan oleh peraturan yang tertera dalam Staatsblad (Berita negara) Hindia Belanda tahun 1921 no. 256 dimana penetapan status tersebut mulai berlaku sejak 1 Juni 1921.[6] Bupati pertamanya adalah R. A. A. Soerianatabrata, Patih terakhir dari Kepatihan Soekaboemi.[7][8] Pada tahun 1923, diputuskan bahwa Karesidenan Priangan dimekarkan menjadi tiga bagian yaitu West Preanger (Priangan Barat) berpusat di Soekaboemi, Midden Preanger (Priangan Tengah) berpusat di Bandoeng dan Oost Preanger (Priangan Timur) berpusat di Tasikmalaja, dimana pemerakan ini mulai berlaku pada tahun 1925.[9][10] R. A. A. Soerianatabrata sendiri memerintah sampai tahun 1930.[11]
Bupati kedua Kabupaten Soekabumi adalah R. A. A. Soeriadanoeningrat yang memerintah sampai masa pendudukan Jepang. Terjadi perombakan pembagian administratif di wilayah Jawa Barat pada masa pemerintahannya. Dibentuk 5 Karesidenan baru di Jawa Barat, yaitu Residentie Bantam (Karesidenan Banten), Residentie Batavia (Karesidenan Batavia), Residentie Boeitenzorg (Karesidenan Boeitenzorg/Bogor), Residentie Tjirebon (Karesidenan Tjirebon) dan Residentie Preanger Regentschappen (Karesidenan Kabupaten-Kabupaten Priangan). Kabupaten Soekaboemi yang sebelumnya merupakan bagian dari Karesidenan Priangan Barat untuk selanjutnya dimasukkan sebagai bagian dari Karesidenan Boeitenzorg, karena itu wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi saat ini memiliki plat nomor kendaraan F.[12]
Masa penjajahan Jepang
Setelah Jepang menaklukkan Hindia Belanda pada 8 Maret 1942, dikeluarkanlah UU no. 27 tahun 1942 tentang perubahan Tata Pemerintahan Daerah pada tanggal 5 Agustus 1942. Karesidenan (Residentie Preanger Regentschappen) berganti nama menjadi Syukocan dan kepala daerahnya disebut Syukocanco. Kabupaten (Afdeling) berganti nama menjadi Ken dan kepala daerahnya disebut Kenco. Kenco pertama Soekaboemi masih R. A. A. Soeriadanoeningrat. R. A. A. Soeriadanoeningrat sendiri wafat pada tahun 1942 dan digantikan oleh R. Tirta Soeyatna sebagai Kenco kedua.
Awal Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dilaksanakan pertemuan Musyawarah oleh tokoh-tokoh seperti Mr. R. Syamsoedin, Mr. Haroen dan Dr. Aboe Hanifah yang menyepakati akan mengirimkan delegasi ke Karesidenan Boeitenzorg untuk mendesak pelaksanaan serah terima kekuasaan dari Jepang ke Indonesia. Apabila gagal, disepakati juga akan diadakannya aksi massa pada tanggal 1 Oktober 1945 yang terdiri dari Badan Keamanan Rakyat, Kepolisian, KNID, Alim Ulama dan Utusan daerah.
Setelah diumumkan pada tanggal 1 Oktober 1945 di mana perundingan di Boeitenzorg mengalami kegagalan, massa pun hari ini juga melakukan aksi mengurung kantor Kempetai untuk membebaskan seluruh tahanan politik dan menyita seluruh persenjataan didalamnya. Di Lapangan Victoria (Sekarang Lapangan Merdeka Kota Sukabumi) bendera Jepang diturunkan dan diganti dengan bendera Merah Putih secara resmi. Kantor-kantor pemerintahan pendudukan Jepang juga direbut pada hari itu juga. Hanya dalam beberapa hari seluruh Kabupaten Sukabumi telah dapat dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia. Terjadi penggantian besar-besaran para pejabat Kewedanaan dan Kecamatan yang tidak pro-kemerdekaan dengan tokoh-tokoh yang pro-kemerdekaan.
Setelah berada dibawah kendali Pemerintahan Republik Indonesia, pada akhir 1945 Mr. Haroen diangkat sebagai Bupati Sukabumi pertama paska-kemerdekaan, sedangkan Mr. R. Syamsoedin diangkat menjadi Wali Kota Kota Sukabumi. Istilah-istilah administratif pemerintahan Jepang sendiri diganti dengan Istilah Indonesia, seperti Ken yang diubah menjadi Kabupaten. Tanggal 1 Oktober pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Sukabumi.
Geografi
Bagian ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Dengan luas wilayah 4.128km², Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten terluas di Jawa. 40% tanah yang ada di Kabupaten Sukabumi berbatasan dengan lautan dan 60% tanah yang ada di Kabupaten Sukabumi berbatasan dengan kabupaten lain. Pada tahun 1993,[menurut siapa?] Tata Guna Tanah[sumber mendukung?] di wilayah ini terbagi sebagai berikut:
- Pekarangan/perkampungan 18.814 hektar (4,48%),
- Sawah 62.083 hektar (14,78%)
- Tegalan 103.443 hektar (24,63%)
- perkebunan 95.378 hektar (22,71%)
- Danau/Kolam 1.486 hektar (0,35%)
- Hutan 135.004 hektar (32,15 %)
- dan penggunaan lainnya 3.762 hektar (0,90 %).
Beberapa puncak gunung terdapat di bagian utara, di antaranya:
- Gunung Halimun (1.929 mdpl)
- Gunung Salak (2.211 mdpl), dan yang tertinggi adalah
- Gunung Gede (2.958 mdpl) dan Gunung Pangrango (3.019 mdpl) yang secara administratif berada di Kecamatan Kadudampit.
Kontur Sukabumi yang berbukit-bukit menyebabkan sebahagian besar kecamatan yang ada di Sukabumi termasuk dalam kecamatan yang rawan akan terjadinya longsor, termasuk kecamatan pinggir laut seperti Kecamatan Cisolok, Kecamatan Cikakak. Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kecamatan Simpenan, dan Kecamatan Ciemas.
Adapun sungai yang mengalir membelah Sukabumi meliputi Sungai Cimandiri dan Sungai Cikaso, yang akhirnya bermuara di Samudra Hindia.
Demografi
Menurut data Sensus Penduduk Indonesia 2000, berikut adalah besaran penduduk Kabupaten Sukabumi berdasarkan suku bangsa;[13]
No | Suku | Populasi (2000) | % |
---|---|---|---|
1 | Sunda | 1.993.324 | 96,08% |
2 | Jawa | 28.215 | 1,36% |
3 | Betawi | 6.487 | |
4 | Banten | 1.637 | |
5 | Batak | 1.534 | |
6 | Minangkabau | 1.513 | |
7 | Tionghoa | 721 | |
8 | Cirebon | 213 | |
9 | Suku lainnya | 41.009 | |
Kabupaten Sukabumi | 2.074.653 | 100% |
Pemerintahan
Daftar Bupati
No | Potret | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
R. A. A. Soerianatabrata | ||||||||
R. A. A. Soeriadanoeningrat | ||||||||
R. Tirta Soeyatna | ||||||||
Mr. Haroen |
||||||||
R. A. A. Hilman Djajadiningrat | ||||||||
R. A. A. Soeriadanoeningrat | ||||||||
R. A. Widjajasoeria | ||||||||
R. Hardjasoetisna | ||||||||
R. A. Abdoerachman Soeriatanoewidjaja | ||||||||
R. Koedi Soeriadihardja | ||||||||
AKBP H. Anwari |
||||||||
Drs. H. M. A. Zaenuddin |
||||||||
Dr. H. Ragam Santika |
||||||||
Ir. H. Muhammad |
||||||||
Drs. H. U. Moch. Muchtar |
||||||||
Drs. H. Maman Sulaeman |
Ucok Haris Maulana Yusup SH. MM | |||||||
Drs. H. Sukmawijaya MM |
Marwan Hamami M.M. | |||||||
Akhmad Jajuli M.Pd | ||||||||
Achdiat Supratman (Penjabat) |
||||||||
Drs. H. Marwan Hamami M.M. |
H. Adjo Sardjono M.M. | |||||||
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[14] | 2019–2024[15] | 2024–2029 | ||
PKB | 4 | 6 | 7 | |
Gerindra | 5 | 9 | 7 | |
PDI-P | 7 | 6 | 6 | |
Golkar | 8 | 7 | 10 | |
NasDem | 2 | 1 | 0 | |
PKS | 6 | 7 | 7 | |
Hanura | 4 | 0 | 0 | |
PAN | 6 | 6 | 3 | |
Demokrat | 4 | 4 | 5 | |
PPP | 4 | 4 | 5 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 10 | 9 | 8 |
Pembagian administratif
Kabupaten Sukabumi terdiri dari 47 kecamatan, 5 kelurahan, dan 381 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.523.992 jiwa dengan luas wilayah 4.145,70 km² dan sebaran penduduk 609 jiwa/km².[16][17]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Sukabumi, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Kodepos[18] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
32.02.04 | Bantargadung | 7 | 43363 | Desa | ||
32.02.14 | Bojonggenteng | 5 | 43353 | Desa | ||
32.02.31 | Caringin | 9 | 43344 | Desa | ||
32.02.47 | Ciambar | 6 | 43352 | Desa | ||
32.02.11 | Cibadak | 1 | 9 | 43351 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.02.25 | Cibitung | 6 | 43372 | Desa | ||
32.02.28 | Cicantayan | 8 | 43345 | Desa | ||
32.02.16 | Cicurug | 1 | 12 | 43359 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.02.44 | Cidadap | 6 | 43383 | Desa | ||
32.02.17 | Cidahu | 8 | 43358 | Desa | ||
32.02.43 | Cidolog | 5 | 43384 | Desa | ||
32.02.22 | Ciemas | 9 | 43377 | Desa | ||
32.02.03 | Cikakak | 9 | 43365 | Desa | ||
32.02.10 | Cikembar | 10 | 43347 | Desa | ||
32.02.06 | Cikidang | 12 | 43367 | Desa | ||
32.02.46 | Cimanggu | 6 | 43388 | Desa | ||
32.02.26 | Ciracap | 8 | 43376 | Desa | ||
32.02.35 | Cireunghas | 5 | 43393 | Desa | ||
32.02.29 | Cisaat | 13 | 43342 | Desa | ||
32.02.05 | Cisolok | 13 | 43366 | Desa | ||
32.02.42 | Curugkembar | 7 | 43382 | Desa | ||
32.02.40 | Gegerbitung | 7 | 43397 | Desa | ||
32.02.27 | Gunungguruh | 7 | 43346 | Desa | ||
32.02.21 | Jampang Kulon | 1 | 10 | 43378 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.02.08 | Jampang Tengah | 11 | 43371 | Desa | ||
32.02.19 | Kabandungan | 6 | 43368 | Desa | ||
32.02.30 | Kadudampit | 9 | 43343 | Desa | ||
32.02.18 | Kalapanunggal | 7 | 43354 | Desa | ||
32.02.23 | Kalibunder | 7 | 43385 | Desa | ||
32.02.34 | Kebonpedes | 5 | 43394 | Desa | ||
32.02.07 | Lengkong | 5 | 43374 | Desa | ||
32.02.12 | Nagrak | 10 | 43356 | Desa | ||
32.02.39 | Nyalindung | 10 | 43396 | Desa | ||
32.02.37 | Pabuaran | 7 | 43373 | Desa | ||
32.02.01 | Palabuhanratu | 1 | 9 | 43311-43318 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.02.15 | Parakansalak | 6 | 43355 | Desa | ||
32.02.13 | Parungkuda | 8 | 43357 | Desa | ||
32.02.38 | Purabaya | 7 | 43387 | Desa | ||
32.02.41 | Sagaranten | 12 | 43381 | Desa | ||
32.02.02 | Simpenan | 7 | 43361 | Desa | ||
32.02.32 | Sukabumi | 6 | 43341 | Desa | ||
32.02.36 | Sukalarang | 6 | 43391 | Desa | ||
32.02.33 | Sukaraja | 9 | 43392 | Desa | ||
32.02.24 | Surade | 1 | 11 | 43379 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.02.45 | Tegalbuleud | 8 | 43386 | Desa | ||
32.02.20 | Waluran | 6 | 43375 | Desa | ||
32.02.09 | Warung Kiara | 12 | 43362 | Desa | ||
TOTAL | 5 | 381 |
Lambang Daerah
- Lambang Perisai: Menggambarkan perlindungan Pemerintah Daerah terhadap penduduk dan semua kekayaan alam di wilayah Kabupaten Sukabumi.
- Warna Hitam: Berarti kekal dan abadi.
- Warna kuning: Berarti keadaan yang gilang gemilang.
- Gambar Punggung Penyu dan Sayap Walet: Menggambarkan sumber daya alam yang sangat potensial, dan warna HIJAU pada kotak punggung penyu melambangkan kehidupan yang tenteram, subur, dan makmur.
- Gambar Kujang melambangkan: Pusaka Kerajaan Pajajaran yang dahulu kala berkuasa di bumi Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sukabumi.
- Kata "Gemah Ripah Loh Jinawi": Adalah MOTTO yang mengandung makna Subur Makmur Wibawa Mukti.
Transportasi
- Aglomerasi
- PG KA Pangrango, relasi Sukabumi-Bogor
- Lokal
- SW KA Siliwangi, relasi Sukabumi–Cipatat
- Angkutan Kota Wilayah Kabupaten Sukabumi dan beberapa rute yang menghubungkan Kota Sukabumi dengan Kota Bogor.
Stasiun
Kabupaten Sukabumi memiliki 5 stasiun KA Pangrango dan 2 stasiun KA Siliwangi yang masih beroperasi, diantaranya:
- Stasiun Cicurug
- Stasiun Parungkuda
- Stasiun Cibadak
- Stasiun Karangtengah
- Stasiun Cisaat
- Stasiun Gandasoli
- Stasiun Cireungas
Selain itu, Kabupaten Sukabumi juga memiliki 3 stasiun yang sudah berhenti beroperasi, yaitu:
Catatan
Untuk jalur kereta api, Kabupaten Sukabumi dilalui oleh Jalur KA Manggarai-Padalarang.
Pariwisata
Tempat Wisata
- Jembatan Situ Gunung di Kecamatan Kadudampit yang merupakan jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara.[19] Jembatan ini memiliki panjang 243 meter dengan lebar 1,2 meter dan berada 107 meter dari dasar tanah.
- Pantai Palabuhanratu terletak di Kota Palabuhanratu pantai ini merupakan tempat wisata paling terpopuler di Jawa Barat hingga mancanegara, sekaligus menjadi tempat wisata andalan Jawa Barat.
- Pemandian Air Panas Palabuhanratu, terletak 17 km barat daya Kota Palabuhanratu. Tempat ini terdapat sungai dengan mata air panas dengan letupan vulkanis. Di dekatnya terdapat air terjun dan perkebunan karet.
- Pantai Karang Hawu terletak di Kota Palabuhanratu, lokasinya kira-kira 20 km dari pusat Kota Palabuhanratu. Pantai ini terdapat karang dengan beberapa lubang pada seperti tungku, yang disebut hawu oleh orang setempat. Di pantai ini dapat dilakukan olahraga selancar air.
- Guha Lalay terletak di Kota Pelabuhan Ratu, lokasinya kira-kira 3 km dari pusat Kota Palabuhanratu. Gua ini merupakan rumah dari ribuan kelelawar.
- Taman Bumi Ciletuh-Palabuhanratu terletak di 8 kecamatan yang merupakan Geopark Internasional atau Unesco Global Geopark.
- Situs Cungkuk
- Pendakian Gunung Gede atau Gunung Pangrango di Taman Nasional Gede Pangrango di utara Kota Sukabumi. Dapat ditemui berbagai jenis ragam tumbuhan serta Bunga Edelweis yang abadi di puncak. Petualangan menantang lainnya adalah arung jeram di Sungai Cicatih atau di Sungai Citarik, yang berada 30 km sebelah selatan Kota Sukabumi
- Wisata Situ Batukarut, Pasirhalang, Sukaraja yang merupakan sumber air PDAM Kab/kota Sukabumi berada 5 km dari Kota Sukabumi
- Wisata Pantai Ujung Genteng di Kec. Ciracap
Referensi
- ^ a b c Kabupaten Sukabumi dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik. 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-03. Diakses tanggal 2022-02-03.
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-14. Diakses tanggal 2013-02-15.
- ^ "KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 050-145 TAHUN 2022 TENTANG PEMBERIAN KODE, DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, DAN PULAU TAHUN 2021" (PDF). Kementerian Dalam Negeri. Diakses tanggal 14 Agustus 2023.
- ^ Ternyata Banyuwangi Bukanlah yang Terluas di Pulau Jawa, Inilah 3 Kabupaten Terluas di Pulau Jawa., diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-14, diakses tanggal 2023-08-14
- ^ Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto (1992). "Kerajaan Sunda". Sejarah nasional Indonesia: Jaman kuno. PT Balai Pustaka. hlm. 376. ISBN 979-407-408-X ISBN 978-979-407-408-4.
- ^ Staatsblad van Nederlandsch Indië (dalam bahasa Belanda). Ter Drukkerij van A. D. Schinkel. 1921-01-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2017-05-03.
- ^ Wajah pariwisata Jawa Barat. Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Tingket I Jawa Barat. 1986-01-01. ISBN 9789798075001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2017-05-03.
- ^ Indies, Dutch East (1931-01-01). Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indië (dalam bahasa Belanda). Landsdrukkerij. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2017-05-03.
- ^ Indië: geïllustreerd tijdschrift voor Nederland en koloniën (dalam bahasa Belanda). Cliché's en druk van Joh. Enschede en Zonen. 1925-01-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2017-05-03.
- ^ Rutz, Werner (1987-01-01). Cities and Towns in Indonesia: Their Development, Current Positions and Functions With Regard to Administration and Regional Economy (dalam bahasa Inggris). Gebrüder Borntraeger. ISBN 9783443370060. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2017-05-03.
- ^ Wajah pariwisata Jawa Barat. Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Tingket I Jawa Barat. 1986-01-01. ISBN 9789798075001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2017-05-03.
- ^ Saptariani, Nani (2008). Menepis kabut halimun: rangkaian bunga rampai pengelolaan sumberdaya alam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 15. ISBN 9789794616628.
- ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 10 Mei 2022.
- ^ PEROLEHAN KURSI DPRD KAB. SUKABUMI 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Sukabumi 2019-2024[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Sukabumi
- ^ Ramadhian, Nabilla (2020-09-07). Cahya, Kahfi Dirga, ed. "Jembatan Gantung Terpanjang di Asia Tenggara Ada di Sukabumi, Apa yang Menarik?". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-10. Diakses tanggal 2021-04-10.
Pranala luar
- Website Resmi Pemerintah Kabupaten Sukabumi Diarsipkan 2003-10-05 di Wayback Machine.