Kabupaten Jepara

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa

Kabupaten Jepara (bahasa Jawa: Hanacaraka ꦗꦼꦥꦫ) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa.

Kabupaten Jepara
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦗꦼꦥꦫ
Daerah tingkat II
Kawasan Tugu Kartini Jepara
Kawasan Tugu Kartini Jepara
logo
Julukan: 
Kota Ukir, Scheveningen van Java, Bumi Kartini
Motto: 
Trus Karyo Tataning Bumi (dari Bahasa Jawa yang artinya "Terus Bekerja Keras Membangun Daerah")
Peta
Peta
Kabupaten Jepara ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦗꦼꦥꦫ di Jawa
Kabupaten Jepara ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦗꦼꦥꦫ
Kabupaten Jepara
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦗꦼꦥꦫ
Peta
Kabupaten Jepara ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦗꦼꦥꦫ di Indonesia
Kabupaten Jepara ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦗꦼꦥꦫ
Kabupaten Jepara
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦗꦼꦥꦫ
Kabupaten Jepara
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦗꦼꦥꦫ (Indonesia)
Koordinat: 6°32′00″S 110°40′00″E / 6.5333°S 110.6667°E / -6.5333; 110.6667
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Tanggal berdiri10 April
Dasar hukumUU No. 13/1950
Ibu kotaJepara
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 16
  • Kelurahan: 194
Pemerintahan
 • BupatiK.H. Ahmad Marzuqi, S.E. (2012-2017)
Luas
 • Total1.004,16 km2 (38,771 sq mi)
Populasi
 ((2008))
 • Total1.100.000
 • Kepadatan1,033/km2 (2,680/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam, Kejawen, dan agama lainnya
 • BahasaIndonesia, Jawa
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3320 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0291 (daratan)
0297 (Karimunjawa)
Kode Kemendagri33.20 Edit nilai pada Wikidata
DAURp814.380.324.000.-
Semboyan daerahThe World Carving Centre
Flora resmiDurian Petruk
Fauna resmiElang Laut Dada Putih
Situs webwww.jeparakab.go.id
Transformasi logo pariwisata Jepara

Geografis

Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah yang bagian barat dan utaranya dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan.

Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan ini dilayani oleh kapal ferry yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa juga terdapat Bandara Dewandaru yang didarati pesawat dari Bandara Ahmad Yani Semarang.

Administratif

Kabupaten Jepara secara administratif wilayah luas wilayah daratan Kabupaten Jepara 1.004,132 km2 dengan panjang garis pantai 72 km, terdiri atas 14 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 183 desa dan 11 Kelurahan Wilayah tersempit adalah Kecamatan Kalinyamatan (24,179 km2) sedangkan wilayah terluas adalah Kecamatan Keling (231,758 km2). Sebagian besar luas wilayah merupakan tanah kering, sebesar 740,052 km2 (73,70%) sisanya merupakan tanah sawah, sebesar 264,080 km2 (26,30%). Secara Administratif Kabupaten Jepara terbagi dalam 5 wilayah, yaitu:

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2003-2011

DPRD Jepara
2009-2014
Partai Kursi
  PPP 5
  PKB 5
  PAN 5
  PPNUI 2
  PKNU 3
  PBB 1
Lambang PDI-P PDI-P 3
  Partai Hanura 2
  Partai Gerindra 1
Total 30
Tahun Anggaran Pendapatan (Rp) Belanja (Rp)
2003 340.918.728.000 374.785.025.000
2004 368.576.816.000 392.594.936.000
2005 404.182.246.000 410.061.649.000
2006 547.399.120.000 558.129.120.000
2007 681.954.997.000 713.228.114.000
2008 731.045.136.000 772.785.860.000
2009 762.710.335.000 806.509.538.000
2010 861.177.300.000 911.507.429.000
2011 978.512.731.000 1.033.452.597.000

Etimologi

Dari sisi etimologisnya Jepara dulunya menurut C. Lekkerkerker berasal dari kata Ujungpara yang merupakan letak geografis memang menempatkan Jepara di semenanjung yang strategis dan mudah di jangkau oleh para pedagang. disebut ujungpara karena dahulu ada orang dari Majapahit yang sedang berjalan melewati daerah yang sekarang disebut Jepara, melihat nelayan yang sedang membagi-bagi ikan hasil tangkapannya "membagi" dalam bahasa jawa adalah "Para" (dibaca: Poro), maka pengembara tersebut menceritakan di kota tujuannya bahwa dia melewati Ujung Para karena dia melewati ujung pulau Jawa yang ada yang membagi ikan. Kata "Para" dari sumber yang lain diartikan Pepara, yang maksudnya bebakulan mrono mrene yang kemudian diartikan sebuah ujung tempat bermukimnya para pedagang dari berbagai daerah yang hilir mudik di tempat tersebut. Yang kemudian berubah menjadi Ujung Mara, dan Jumpara, yang akhirnya berubah menjadi Japara pada tahun 1950an diubah menjadi Jepara hal itu dibuktikan adanya Persijap (Persatuan Sepakbola Japara). Kata Ujung dan Para sendiri berasal dari bahasa jawa, Ujung artinya bagian darat yang menjorok ke laut dan Para yang artinya menunjukkan arah, yang digabung menjadi suatu daerah yang menjorok ke laut. Letak geografis memang menempatkan Jepara di semenanjung yang strategis dan mudah di jangkau oleh para pedagang. Para dari sumber yang lain diartikan Pepara, yang artinya bebakulan mrono mrene, yang kemudian diartikan sebuah ujung tempat bermukimnya para pedagang dari berbagai daerah. Orang Jawa menyebut menyebut nama Jepara menjadi Jeporo, dan orang Jawa yang menggunakan bahasa krama inggil menyebut Jepara menjadi Jepanten, dalam bahasa Ingris disebut Japara, Sedangkan orang Belanda menyebut Yapara atau Japare.

Sejarah

Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah Jawa. Di ujung sebelah utara pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu berasal dari daerah Yunnan yang kala itu melakukan migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.

Abad 7 sampai abad 9

Pada abad ke 7 di Jawa terdapat sebuah kerajaan bernama Ho-Ling yang oleh para pakar disamakan dengan Kalingga. Diduga kerajaan itu berada di Jepara dengan Ibu Kota Kerajaan terletak di sekitar lokasi Benteng Portugis, di Kecamatan Keling. Pada 618-906 M Kalingga diperintah oleh seorang raja perempuan bernama Ratu Shima, seorang penganut agama Hindu yang merintis kerajaannya menjadi kota pelabuhan. Kelak, kota pelabuhan itu banyak dikunjungi oleh kapal asing, baik yang datang dari India, Arab, Cina, Kamboja, maupun dari Eropa Barat. Jepara kemudian menjadi sangat ramai oleh kesibukan di bidang pelayaran, perniagaan, perdagangan dan menjadi salah satu pintu gerbang masuknya berbagai pengaruh asing. Akibatnya, di satu sisi telah terjadi proses urbanisasi, di sisi lain terjadi akulturasi seni dan budaya.

Kerajaaan Kalingga berlangsung sejak abad ke 7 sampai abad ke 9, sesudah itu pusat kerajaan berpindah ke selatan untuk selanjutnya bergeser ke Timur (Majapahit). Pada tahun 1292, Jepara yang saat itu dikuasai oleh Sandang Garba seorang raja yang juga pedagang kaya, telah termasyhur sampai ke negeri Spanyol, diserang oleh Dandang Gendis yang menguasai Tuban dan Kahuripandi Delta Sungai Brantas yang sudah maju, karena dianggap menjadi pesaing sebagai Kota Pelabuhan, dengan dibantu oleh bangsa Cina.

Abad 11 sampai abad ke 15

Pada abad ke 11 sampai ke 15 saat masa kejayaan Kerajaan Majapahit menjalin hubungan dengan Campa dan Cina. Para penguasa kerajaan saling berkunjung dan memberi upeti, namun yang terjadi kadang-kadang sebaliknya, saling menyerang dan menguasai untuk meluaskan pengaruh kekuasaan, wilayah perniagaan, dan daerah perdagangan. Di samping itu, para sufi dan penyebar agama Islam juga berdatangan, diantaranya, Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), selain sebagai pelopor dan penyebar Islam. Pada masa tersebut Jepara tengah dipimpin oleh Arya Timur (1470) yang meskipun berada di bawah kekuasaan Majapahit, namun telah mampu mengembangkan kekuasaannya hingga ke Bengkulu dan Tanjung Pura. Benteng kayu dan bambunya serta pelabuhannya yang ramai di lukiskan sebagai pelabuhan terbaik selama perjalanan Tome Pires dari Portugis ke Maluku dalam buku Suma Oriental.

Pada Tahun 1507 Jepara dipimpin oleh Adipati Unus anak dari Arya Timur dan semakin berkembang pesat sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan beras. Kekuatan pertahanannya juga cukup hebat dengan kemampuan pasukannya pada tahun 1511 yang berperang sampai ke Malaka untuk mengusir portugis yang akan memonopoli perdagangan dan menguasai pintu keluar masuk perdagangan di Malaka. Dimulai dari situlah kemudian muncul kerajaan-kerajaan Islam, salah satunya yang menonjol adalah Kerajaan Demak. Pada masa kerajaan ini Jepara merupakan salah satu daerah kekuasaan Raden Fatah, ayahanda Sultan Trenggono, Eyang dari Retno Kencana, yang nantinya bergelar Nimas Ratu Kalinyamat. Dia menikah dengan Raden Thoyib, seorang pangeran dari Kerajaan Aceh yang telah lama melalang buana sampai Cina pada tahun 1536. Raden Thoyib inilah kemudian naik tahta dan berkuasa di daerah Jepara dengan gelar Sultan Hadlirin bersama Retno Kencana, dan menempati area kraton di Kalinyamat, sebuah tempat berjarak kurang lebih 18 km dari Jepara.

Kalinyamat atau yang disebut Cherinma atau Cherinhama pada waktu itu dianggap sebagai daerah yang sakral sebagai tinggalnya para raja-raja Demak, termasuk tempat bertirakatnya Sunan Kalijaga. Sultan Hadlirin kemudian mengangkat Cie Hwie Gwan, ayah angkatnya selama di Cina yang ahli di dalam seni ukir dan pahat, yang ikut dengannya sebagai patih dengan gelar Patih Sungging BadarDuwung. (Sungging = memahat, Badar = batu, Duwung = Tajam) Karena di Jepara tidak ditemukan batu putih seperti di Cina, media kayu pun kemudian digunakan sang Patih untuk berkreasi yang kemudian menularkan kemampuan mengukirnya kepada masyarakat Jepara secara turun menurun.

Perkembangan selanjutnya sejarah Jepara di bawah kepemimpinan Ratu Kalinyamat 1549-1579, menggantikan peran sang suami yang dibunuh suruhan Arya Penangsang sesaat sesudah menemui Sunan Kudus untuk mengklarifikasi meninggalnya Raden Prawoto, kakak kandung Ratu Kalinyamat yang juga dibunuh oleh Arya Penangsang sebagai bagian dendam masa lalu. Ayah Arya Penangsang, Pangeran Sedo Lepen putra mahkota semestinya Sultan Demak dibunuh oleh Prawoto sebagai upaya mengalihkan pewaris tahta ke ayahnya yaitu Sultan Trenggono. Ratu Kalinyamat sempat bersumpah dan bertapa, mulai dari benteng bukit danaraja sampai akhirnya di Pertapaan Sonder Tulakan, meninggalkan atribut ke-Ratu-annya dan bersumpah belum kembali sampi Arya Penangsang dibunuh. Arya Penangsang sendiri dibunuh pada tahun 1549 juga Danang Sutawijaya, anak angkat Sultan Hadiwijaya, adik kandung Ratu Kalinyamat yang bersama-sama berusaha untuk menumpas Arya Penangsang yang selalu menggerogoti Kasultanan Demak. Selama berkuasa pelabuhan Jepara berkembang semakin pesat, dengan semakin majunya teknologi galangan perkapalan waktu itu. Tidak hanya pertahanan, perekonomian pun semakin berkembang, dengan semakin terjalinnya hubungan yang erat dan solidaritas sesama pedagang pribumi yang semakin diganggu oleh keberadaan Portugis. Dari segi pemerintahan dan penataan kota, mulai dibangun Masjid Mantingan sebagai salah satu konsep Masjid-Makam-Keraton, karena di sanalah disemayamkan Sultan Hadlirin, pada tahun 1559 dengan sengkalan Rupa Brahmana Warna Sari. Di Masjid Mantingan ini kebudayaan dikembangkan pada ornamen-ornamen yang digunakan berupa ukiran dengan motif suluran flora dan fauna yang disamarkan. Tipologi bangunan dengan konsep perpaduan Islam-Hindu terlihat jelas pada bentuk bangunan serta gapura yang berbentuk lengkung. Di dekat Masjid Mantingan tersebut didalamnya terdapat petilasan sebuah candi hindu yang sudah hilang. Kaligrafi juga berkembang pesat.

Perkembangan sejarah Jepara selanjutnya adalah pemerintahan oleh Pangeran Arya Jepara (1579-1599), merupakan anak angkat dari Ratu Kalinyamat. Pansi Pada masa inilah kemerosotan Kota Jepara sebagai kota pelabuhan mulai dirasakan. Faktor ekspansi Kerajaan Pajang yang dulunya membiarkan Jepara berkembang ternyata lambat laun mulai digerogoti daerahnya karena pertimbangan ekonomi.

Abad 16 sampai abad ke 18

Hal ini diperparah dengan kedatangan VOC pada tahun 1613, dengan politik dagang monopolinya. VOC semakin kuat setelah mendapatkan legalisasi Raja Mataram Amangkurat II untuk membuat benteng pada tahun 1680. Setelah era kerajaan Jepara runtuh, diperkirakan terjadi kekosongan penguasa, sehingga sampai tahun 1616 tidak tercatat sejarah siapa yang memimpin Jepara. Baru pada tahun tersebut, Jepara tercatat dipimpin oleh Kyai Demang Laksamana yang kemudian digantikan berurut-urut oleh Kyai Wirasetia, Kyai Patra Manggala, Kyai Wiradika, Ngabehi Wangsadipa, Kyai Reksa Manggala, Kyai Waradika, Ngabehi Wangsadipa (jabatan kedua), Ngabehi Wiradika, Wira Atmaka, Kyai Ngabehi Wangsadipa, Tumenggung Martapura, Temenggung Sujanapura, Adipati Citro Sumo I, Citro Sumo II, dan Adipati CitroSumo ke III yang sekaligus menutup sejarah era Kerajaan Mataram di Jepara dan masuk pada era kekuasaan Belanda. Pelabuhan Jepara semakin sepi dengan munculnya sedimentasi yang menyebabkan Jepara yang dulunya terpisah, sekarang menyatu dengan daratan. Semua aktifitas pelabuhan mulai pindah ke Semarang pada tahun 1697. Faktor lingkungan ini diperparah dengan konflik antara penduduk lokal dengan VOC dengan dibakarnya benteng sebanyak 2 kali. Puncaknya pada tahun 1743, Raja Mataram Kartasura Pakubuwono II, menyerahkan semua pengelolaan pelabuhan sepanjang Pantai Utara Jawa kepada Belanda sebagai bagian dari balas jasa diperang Pacina.

Selanjutnya Jepara dipimpin oleh Adipati Citro Sumo III yang kemudian digantikan oleh Citro sumo IV, Citro Sumo V, dan Adipati Citro Sumo VI. Setelah Adipati Citro Sumo VI, Jepara kemudian dipimpin oleh Temenggung Cendol. Namun jabatan ini tidak lama, karena Setelah Adipati Citro Sumo VI kembali dari Tuban tahun 1838, ia mendapatkan kepercayaan untuk menjabat sebagai Bupati Jepara yang kemudian di lanjutkan oleh Adipati Citro Sumo VII. Pada tanggal 22 Desember 1857, ia digantikan oleh iparnya yang bernama Raden Tumenggung Citro Wikromo, yang kemudian berturut-turut di gantikan oleh K.R.M.A.A. Sosroningrat.

Abad 19

Pada abad ke-19 R.M.A.A. Kusoemo Oetaya diangkat sebagai Bupati tepatnya tahun 1905. Masa pemerintahannya bersamaan dengan munculnya pergerakan nasional yang menandai kebangkitan Bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Kemudian Soekahar diangkat tahun 1927. Masa pemerintahan bupati ini berakhir bersamaan dengan jatuhnya Hindia Belanda ketangan Militer Jepang bulan Maret 1942, yaitu beberapa waktu setelah tentara Jepang berada di Jepara. Pada awal kekuasan Jepang, Bupati Jepara dipercayakan pada R.A.A. Soemitro Oetoyo yang menjabat hingga awal kemerdekaan, yaitu hingga bulan Desember 1949.

Ringkas

 
Pemandangan kota Jepara di sekitar tahun 1650, dengan latar belakang Gunung Muria.
 
Pulau Jepara atau Pulau Muria
 
Pengukir Jepara di zaman kolonial
 
Rumah warga Jepara era Hindia Belanda.

Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah jawa. Di ujung sebelah utara pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu berasal dari daerah Yunnan Selatan yang kala itu melakukan migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.

Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.

Menurut seorang penulis Portugis bernama Tomé Pires dalam bukunya “Suma Oriental”, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak. Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga.

Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan oleh ipar Faletehan /Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadirin, suaminya. Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.

Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di Bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Nimas Ratu Kalinyamat.

Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.

Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai Rainha de Jepara Senora de Rica, yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.

Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hampir 40 buah kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.

Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang pada abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.

Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai Quilimo.

Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis pada abad 16 itu.

Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang disebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.

Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di Desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadirin. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu dia dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala Trus Karya Tataning Bumi atau terus bekerja keras membangun daerah.

Untuk Tahun 2010 ini, Jepara telah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis terhadap produk Ukirnya yang sangat khas.[1]

Kerajaan

di Jepara terdapat beberapa Kerajaan pada masanya, yaitu:

Tokoh-tokoh Jepara

Legenda

Pariwisata

Wisata alam

Berkas:Kura-Kura Ocean Park.JPG
Kura-Kura Ocean Park
Berkas:Tiara Park Waterboom di Jepara.jpg
Tiara Park
Berkas:Sentral Park di Jepara.JPG
Sentral Park
Berkas:Benteng VOC di Jepara.jpeg
Benteng VOC
Berkas:Area Benteng Portugis Jepara.JPG
Benteng Portugis
Berkas:Masjid Agung Baitul Makmur Jepara 1660 Masehi.JPG
Masjid Agung Jepara pada tahun 1660.
Berkas:Masjid Jami' Baiturrohman I Robayan Jepara.JPG
Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan simbol pluralisme Islam-Hindu yang masih dijaga keasliannya.
Berkas:Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan.JPG
Gapura Masjid Robayan yang berarsitektur Hindu-Islam
 
Sisa benteng pelindung komplek inti Kraton Kalinyamat, satu-satunya sisa bangunan kraton yang masih dapat dilihat saat ini di Robayan.
 
Pusat kuliner di Pecangaan (gang sebelah utara PT Dasaplast)
 
Pusat kuliner di Jepara (sebelah barat SCJ)
 
Pasar Sejajar pusat oleh-oleh khas Jepara.
 
SCJ dekat alun-alun Jepara.

Wisata sejarah

Wisata cagar budaya

Wisata desa

Wisata keluarga

Wisata memancing

  • Pemancingan Cemoro Kembar, di Ngabul
  • Kolam Pemancingan dan Warung Makan Kalinyamatan, di Batukali
  • Pemancingan Resto Cafe Lumbung Djati, di Ngabul

Wisata kuliner

  • Belum Ada Nama Resmi dari Pemkab(mungkin bisa diberi nama Jepara Culinary Centre), di Jobokuto (Belakang SCJ)
  • Belum Ada Nama Resmi dari Pemkab(mungkin bisa diberi nama Karimunjawa Culinary Centre), di Karimunjawa (Dekat Alun-Alun Kota Karimunjawa)
  • Belum Ada Nama Resmi dari Pemkab(mungkin bisa diberi nama Pecangaan Culinary Centre), di Pecangaan Kulon (Sebelah Utara PT Dasaplast)

Wisata misteri (urban legend)

Wisata religi

Wisata belanja

Perayaan

Seni budaya

Di Kabupaten Jepara terdapat berbagai jenis kesenian, yaitu:

Jenis kesenian tradisional Samroh, Gambus, dan Angguk, semuanya bernafaskan Islam. Jenis kesenian tradisional lainnya adalah dagelan, emprak, ketropak, ludruk, kentrung, keroncong,dan prasah. Melalui beberapa kesenian tradisional ini, pemerintah menggunakannya untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat misalnya mengenai pembangunan dan keluarga berencana.

Julukan Jepara

Kabupaten Jepara memiliki beberapa julukan, ada yang diberi julukan secara resmi ada juga yang tidak bersifat resmi, diantaranya:

  • Kota Ukir

Pada zaman Kerajaan Kalinyamat yang dipimpin Sultan Hadlirin ayah angkatnya yang berasal dari Cina mengukir batu yang dia bawa dari Cina untuk di letakkan di Masjid Mantingan. Lalu dia mengajarkan cara mengukir yang indah kepada warga Jepara sampai sekarang. Maka Jepara dijuluki Kota Ukir.

  • Bumi Kartini

Jepara adalah kota dilahirkanya pahlawan nasional R.A. Kartini, maka Jepara dijuluki Bumi Kartini.

  • Kota Energi [4]

Slogan R.A Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang hal tersebut terealisasikan oleh pemerintah kabupaten Jepara dengan adanya 4 PLTU di Jepara, yang menjadi pemasok listrik Jawa, Bali, Madura. Oleh karena itu Bibit Waluyo (Gubernur Jawa Tengah) secara resmi memberi julukan KOTA ENERGI kepada Kabupaten Jepara.PLTU TJB Jepara merupakan PLTU pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi ramah lingkungan. Selain PLTU TJB Jepara yang berada di Desa Tubanan, terdapat juga PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) di Desa Kemojan, PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Desa Parang dan Desa Nyamuk, dan PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) di Desa Karimunjawa, Sehingga Kabupaten Jepara terdapat empat macam pembangkit listrik. Bahkan BATAN juga akan membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Semenanjung Jepara.

  • Kota Fashion

Di Jepara banyak ditemukan beberapa produk fashion seperti: Tenun Ikat di Troso, Batik Jepara di Slagi, Konveksi Baju di Sendang, Konveksi Celana di Bandungrejo, Konveksi Kerudung di Pendosawalan, Konveksi Bordir di Nalumsari, Perhiasan Monel di Kriyan, Perhiasan Emas di Margoyoso. Produk fashion Jepara telah membanjiri Pasar Semarang, Surabaya, Bali, Jakarta, Palembang, dan lain-lain.

  • Kota Kerajinan (Kota Seni)

Banyak seni kerajinan di Jepara seperti seni ukir, sini, patung, seni relief, seni monel, seni emasan, seni gerabah, seni rotan, seni anyaman bambu, seni macan kurung, dan lain-lain. Oleh karena itu Jepara dijuluki Kota Kerajinan.

  • Kota 1000 Ponpes

Banyak yang menganggap Pondok Pesantren terbanyak di Jawa khususnya Jawa Tengah ada di Rembang, tetapi kenyataannya di Jepara terdapat Pondok Pesantren 2x lipat jumlah pondok pesantren di Kabupaten Rembang. Oleh karena itu Jepara di kenal sebagai Kota Seribu Pondok Pesantren.

  • The World Carving Center

Jepara berhasil membuat rekor MURI sekaligus Rekor Dunia dalam bidang mengukir kayu bersama terbanyak di dunia. Maka Jepara resmi menyandang gelar The World Carving Center.

  • The Beauty of Java

The Beauty of Java tidak berlebihan disandang oleh Jepara, karena Jepara memiliki aneka keindahan dari tempat wisata pegunungan, wisata pantai, wisata kepulauan bahkan sampai wisata bawah laut (Terumbu karang) ditambah lagi gadis-gadis Jepara terkenl cantik-cantik, karena banyak orang Jepara yang masih berdarah Portugis terutama di daerah Kecamatan Donorojo. Apalagi berkali-kali Jepara mendapat Adipura dikarenakan kota Jepara begitu bersih dan sangat indah. Maka untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Bupati Jepara mengambil slogan pariwisata Jepara, The Beauty of Java (Keindahannya Jawa) sebagai upaya pencitraan Kota Jepara sebagai pusat Wisatanya Pulau Jawa.

  • Caribbean van Java

Keindahan Kepulauan Karimunjawa keindahanya seperti di Karibia. Karimunjawa mempunyai kesamaan lain dengan Karibia yaitu terdiri dari beberapa pulau kecil, oleh karena itu belanda memberi julukan sebagai Caribbean van Java.

  • Scheveningen van Java

Menjelang kenaikan kelas di saat liburan pertama, Ny. Ovink Soer dan suaminya mengajak R.A. Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan pantai bandengan yang letaknya 7 km ke utara Kota Jepara, yaitu sebuah pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang memukau sebagaimana yang sering digambarkan lewat surat-suratnya kepada temannya Stella di negeri Belanda. RA Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak, kepada RA Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut dan dijawab dengan singkat yaitu Pantai Bandengan. Kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan bahwa di Holland pun ada sebuah pantai yang hampir sama dengan bandengan namanya Klein Scheveningen secara spontan mendengar itu R.A. Kartini menyela kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan nama Klein Scheveningen.[5]

Kuliner khas Jepara

Masakan

 
Soto Jepara di SCJ.
Berkas:Sayur Asem Jepara.jpeg
Sayur Asem Jepara di Mayong.
 
Soto Bumbu soto khas Jepara.
Berkas:Gule Petih Jepara.jpeg
Gule Petih Jepara
Berkas:Semur Jepara.jpeg
Semur Jepara
Berkas:Singit khas Jepara.jpeg
Singit
 
Sate Sapi Jepara
Berkas:Tongseng Cumi Khas Karimunjawa.jpg
Tongseng Cumi di alun-alun Karimunjawa.
Berkas:Bakso khas Karimunjawa.jpeg
Bakso Karimunjawa di alun-alun Karimunjawa.

Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam masakan khas Jepara, di antaranya:

Bahan utamanya ikan (diusahakan ikan segar) ditambah bumbu-bumbu: bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, sereh, jahe, terasi (sedikit), gula merah, garam, merica / lada, daun salam, dan lengkuas. Semua bumbu diracik dan direbus, setelah air mendidih ikan dimasukkan sampai masak. Diusahakan jangan terlalu lama supaya lebih fresh dan protein ikan tidak banyak yang hilang.

Soto Ayam Jepara rasanya berbeda dengan Soto Ayam Kudus, Semarang, di karenakan adanya Kucai di dalam Soto Jepara.

Soto Bumbu adalah soto dari Jepara rasanya sangat berbeda dengan Soto yang lain, karena pada umumnya soto menggunakan daging ayam. Sedangkan Soto Bumbu menggunakan daging sapi, usus sapi, dan babat sapi.

Sop udang sama dengan sop pada umumnya, hanya saja sop ini memakai kaldu udang dan di tambah udang goreng serta cabe mentah yang ditumbuk (digeprek). Sop ini akan lebih nikmat dimakan selagi masih panas atau hangat.

Sup ini termasuk dalam masakan fusion, adalah paduan kuliner lokal dan asing, yaitu perpaduan Kuliner Belanda, Cina, dan Jawa. Salah satu contoh yang tersaji di sini adalah “pangsit” yang tidak tampak seperti pangsit yang kita kenal, tetapi justru berupa sup bening dengan dadar gulung udang yang cantik. Sup ini hampir serupa dengan pangsit pengantin yang berbahan utama pangsit goreng. Sup Pangsit Jepara adalah salah satu masakan kesukaan R.A. Kartini.

Opor Panggang adalah opor khas Jepara. Opor ini hampir mirip dengan Opor Bakar yaitu opor khas Kudus, tetapi rasanya lebih nikmat Opor Panggang. Karena proses pembuatannya ayam di masak dalam kuali yang terbuat dari tanah liat, sehingga daging ayam dan bumbu opornya memiliki cita rasa yang khas.

Bongko mento adalah salah satu sajian asal keraton Jepara. Sajian yang dibungkus dengan daun pisang ini berisi dadar yang telah diisi dengan tumisan suwiran dada ayam yang dicampur dengan jamur kuping, soun, dan santan. Kudapan ini bisa menjadi pilihan snack gurih untuk arisan atau pesta kecil di rumah anda.

Lontong Krubyuk seperti lontong pada umumnya, lontong krubyuk disajikan dengan campuran tauge setengah matang. Lengkap dengan irisan daun seledri. Yang membedakan dengan makanan lontong lainnya, Lontong Krubyuk diberi suwiran daging ayam semur disiram dengan kuah bakso.

Singit terbuat dari daging sapi sekel, santan kelapa, kecap manis, garam, cabai merah, bawang putih, bawang merah, gula merah, kemudian campur daging, bumbu halus, santan, kecap, dan garam, lalu masak di atas api dengan panas sedang sampai matang dan kuah mengental.

Terbuat dari daging sekel, garam, merica bubuk, pala bubuk, kecap manis, minyak untuk menumis, dan lain-lain.

Masakan ini biasanya disajikan di waktu siang hari, Sayur Pepaya Jepara terbuat dengan bahan utamanya adalah pepaya muda yang diracik dengan santan, kluwek, dan lain-lain.

Sayur asem asal Jepara ini memang mirip dengan sayur asem asal Jakarta, tidak seperti sayur asem asal Jawa Tengah yang cenderung bening.

Jepara adalah salah satu kota yang ada di Jawa Tengah ini memiliki sajian yang bisa menjadi pilihan untuk menu sehari-hari. Namanya sayur betik asal Jepara ini menggunakan pepaya muda dan daging tetelan sebagai bahan utamanya.

Terbuat dari daging tanpa lemak, lengkuas, daun salam, bawang merah, bawang putih, cabai merah, asam jawa, gula pasir, dan lain-lain.

Terbuat dari daging kambing yang lembut dan campuran rempah-rempah membuat Gule Petih Jepara ini cocok untuk teman makan nasi di Hari Raya Lebaran maupun Idul Adha.

Terbuat dari Ayam fillet, udang jerbung, kaldu ayam, santan, serai, daun jeruk, garam, gula pasir, minyak untuk menumis, dan lain-lain.

Sayur Keluak Ayam adalah makan khas Jepara.

Kagape kambing mudah di jumpai ketika hari raya Idul Adha.

Bakso biasanya menggunakan daging Kambing, Kerbau, ataupun Sapi. Di Jepara Bakso menggunakan daging ikan ekor kuning.

Bahan-bahanya adalah tepung, daging ikan tongkol, air, dan lain-lain.

Tongseng biasanya yang menggunakan daging Kambing, Kerbau, ataupun Sapi. Kalau di Jepara bukan dari bahan tersebut melainkan dari daging Cumi-cumi maka dinamakan Tongseng Cumi atau Tongseng Cumi-Cumi.

Rempah terbuat dari kelapa parut dan ikan dan lain-lain.

Horok-horok adalah tepung sagu yang dikukus. Setelah masak dituang dalam tempayan dan diaduk dengan sisir. Sehingga walaupun kenyal dan liat,namun bentuknya menjadi butiran-butiran kecil menyerupai sterofoam. Untuk menambah rasa, bisa ditambahkan sedikit garam dan dimakan sebagai campuran bakso, gado-gado, pecel, atau sate kikil.

Hoyok-hoyok atau disebut juga Oyol-Oyol terbuat dari tepung tapioka di campur dengan air dan kelapa, setelah jadi di hidangkan dengan tambahan parutan kelapa. Hoyok-hoyok adalah versi manis dari Horok-Horok.

Adalah sate yang menggunakan daging Sapi yang dibadukan dengan bumbu-bumbu khas Jepara.

Sate kikil atau disebut sate cecek adalah yang biasanya disantap untuk lauk makan horok-horok.

Adalah ikan laut yang dipanggang (dibakar) dan disajikan bersama sambal santan.

Ikan teri mentah yang dikeringkan, bentuknya seperti bakwan.

Salad

 
Kuluban di Pasar Karangrandu.
Berkas:Brayo makanan khas Jepara.jpeg
Brayo di Pasar Karangrandu

Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam salad khas Jepara, di antaranya:

Sajian yang terdiri dari berbagai macam sayuran dan disajikan dengan bumbu kelapa ini biasanya kita sebut dengan Urap. Tapi di Jepara hidangan ini disebut kuluban yang sedikit membedakan Kuluban dengan Urap adalah Kuluban terdapat nangka muda rebus dan taoge yang disajikan mentah.

Brayo adalah buah dari mangrove jenis si api-api. Cara penyajian adalah Brayo di rendam dalam air kapur selama seharian, lalu di masak selama seharian, setelah matang di sajikan dengan parutan Kelapa.

Sejenis rumput laut, enak dimakan dalam keadaan segar, dan konon bisa menyembuhkan radang tenggorok, amandel.

Sajian yang terdiri dari berbagai macam sayur-mayuran dengan bumbu kunyit cabai merah dan serutan kelapa.

Minuman

 
Adon-Adon Coro ada di Shopping Centre Jepara (S.C.J).
Berkas:Wedang Horok-Horok Jepara.jpeg
Sajian Wedang Horok-Horok
 
Sajian Es Gempol

Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam minuman khas Jepara, diantaranya:

Sutet adalah Susu Telor Tegangan Tinggi. Cara membuatnya susu cair dipanaskan ke dalam panci, setelah susu mulai matang, pecah kan telur, Masukan telur ke mangkuk, Lalu ambil sedikt air susu yang sudah mendidih ke mangkuk (agar telur tidak kaget), Lalu aduk sampai rata (karena jika telur langsung ditaruh ke panci akan menjadi telur rebus), Lalu masukan telur kedalam panci yang berisi susu, Lalu campur dengan perasan gingseng rebus, Lalu masukan ke gelas, diberi gula sesuai selera, siap disajikan.

Horok-Horok banyak dijajakan diwarung bersama bakso atau janganan, horok-horok tersebut sebagai pengganti nasi atau lontong. Yang paling diminati adalah horok-horok dimakan dengan lauk sate cecek. Horok-horok juga dapat menjadi minuman, yaitu Wedang Horok-Horok bisa disajikan hangat ketika cuaca dingin dan juga bisa disajikan dengan es batu di cuaca yang panas.

Kopi Dapur Kuwat mudah ditemukan di warung kopi daerah kecamatan Keling. Kopi dapur Kuwat adalah gabungan Kopi dari daerah kopi unggul yaitu Damarwulan, Tempur, Kunir, Watuaji. Sehingga kopi yang dihasilkan dari racikan tersebut begitu nikmat dan istimewa.

Kopi Tempur adalah kopi yang sudah tersohor di Jepara bahkan sudah di ekspor ke luar negeri. Kopi Tempur kini sudah masuk salah satu hotel di Jepara yaitu BayFront Villa di Pantai Teluk Awur. Kopi Tempur berasal dari desa Tempur Kecamatan Keling.

Kopi Damarwulan adalah kopi yang sudah tersohor di Jepara bahkan sudah di ekspor ke luar negeri. Kopi Damarwulan kini sudah masuk hotel dan kafe di Jepara. Kopi Damarwulan berasal dari desa Damarwulan Kecamatan Keling.

Adon-adon coro merupakan minuman tradisional dengan bahan: jahe, gula merah, santan, potongan kelapa muda (dibakar), dan jamu (rempah-rempah). Cara pembuatannya adalah: jahe, gula merah, santan, dan potongan kelapa direbus dengan air secukupnua sampai mendidih. Sedangkan rempah-rempah sebagai jamu penolak masuk angin diracik (dicampur) tersendiri. Cara penyajiannya: satu sendok jamu ditaruh di dalam mangkok, lalu disiram dengan wedang jahe dan diminum selagi masih panas / hangat. Pada sore dan malam hari penjaja minuman Adon-adon coro banyak kita jumpai di pelataran sekitar Shopping Centre Jepara (SCJ) di sebelah utara Alun-alun Jepara. Harganya cukup murah dan dijamin dapat menghangatkan badan.

Bahan-bahannya terdiri dari gempol/pleret, santan, dan gula cair. Gempol/pleret berasal dari tepung beras yang dibuat adonan, dibentuk dan diberi warna lalu dikukus. Gempol berbentuk bulat sebesar kelereng sedangkan pleret berbentuk seperti kantong kecil. Cara penyajiannya sangat sederhana, gempol/pleret dimasukkan gelas/mangkok lalu disiram santan dan gula. Gempol dan pleret dapat disajikan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Bagi yang suka minuman segar, dapat ditambah es secukupnya.

Bahan minuman ini adalah cendol dari tepung sagu/aren, gula merah, dan santan. Semua bahan dicampur jadi satu dalam gelas/mangkok, bila diperlukan ditambah aroma/rasa buah tertentu, paling nikmat bila dicampur buah durian dan bila diperlukan ditambah es secukupnya.

Minuman ini bahan utamanya adalah degan (kelapa muda).

Jajan Pasar

Berkas:Hoyok-Hoyok Makanan Khas Jepara.jpeg
Hoyok-Hoyok di Pasar Karangrandu.
 
Tawur di Pasar Karangrandu.
Berkas:Moto Belong makanan khas Jepara.jpeg
Moto Belong di Pasar tradisional Jepara.
Berkas:Putu Sagu khas Jepara.jpeg
Putu sagu di Pasar tradisional Jepara.
Berkas:Lapis Pati Bodin Jepara.jpeg
Lapis Pati Bodin Jepara di Pasar tradisional Jepara.

Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam jajanan pasar khas Jepara, di antaranya:

Makanan khas dari desa Pendosawalan yang bahanya dari ketan yang di campur dengan kacang tolo, kemudian direbus sampai matang, siap disajikan.

Jajanan pasar khas Jepara yang berbahan dasar Jagung, mudah di temui di Pasar Anggur, Pasar Kalinyamatan, Pasar Karangrandu, dll.

Makanan sejenis gethuk, yang berasal dari Jepara. Bahan-bahanya berasal dari ketela pohon yang direbus sampai matang hingga lembek lalu dibentuk dan diberi taburan kelapa parut dan gula merah.

Makanan yang bahan-bahannya tepung kanji, tepung beras, garam, gula pasir, daun suji, pewarna makanan.

Tapai yang dibungkus adonan tepung terigu ditambah gula & garam secukupnya (bila diperlukan) digoreng.

Putu yang terbuat dari sagu dan kelapa parut.

Gethuk dengan rasanya yang khas Jepara.

Madu mongso sangat mudah ditemukan di Jepara teutama saat Hari raya Idul Fitri. Selain di Jepara, Madu Mongso juga dapat ditemukan di Kudus.

Poci terbuat dari adonan tepung ketan dan santan kemudian dibentuk kerucut dan dibungkus daun pisang. Didalamnya diisi campuran parutan kelapa & gula merah lalu dikukus.

Sejenis kue lapis terdiri dari + 5 lapisan. Bahan pembuatnya: tepung beras, tepung tapioka, tepung maizena, gula merah, santan, garam, dan daun pandan (sebagai aroma). Tepung beras, tapioka, dan gula merah dubuat adonan dan direbus lalu dicurahkan sehingga membentuk 4 lapisan. Kemudian tepung maizena & santan direbus dan dicurah pada lapisan paling atas. Sedangkan garam & daun pandan merupakan pelengkap dalam setiap adonan.

Sejenis kue lapis yang tersusun lebih dari 5 lapisan. Bahan pembuatnya: tepung beras, tepung tapioka, gula merah, gula pasir, santan, garam, pala, dan daun pandan (sebagai aroma). Tepung beras, tapioka, gula pasir, dan santan dibuat adonan dan direbus lalu dicurahkan sehingga membentuk 3 lapisan. Kemudian tepung beras, tapioka, gula merah dansantan direbus dan dicurah pada 2 lapisan atas. Pada permukaan paling atas ditaburi pala yang ditumbuk (dihaliskan). Sedangkan garam & daun pandan merupakan pelengkap dalam setiap adonan.

Bahan pembuatnya terdiri: tepung ketan, tepung tapioka, santan, gula pasir, air jahe, dan pewarna. Semua bahan (kecuali warna) dibuat menjadi satu adonan lalu dikukus. Di bagian atas kue diberikan warna sesuai selera supaya lebih menarik.

Klenyem terbuat dari singkong (ketela pohon) yang diparut dan diperas (untuk mengurangi patinya) kemudian dibentuk gepeng dan oval di dalamnya diisi gula merah lalu digoreng.

Untuk membuat kenyol, singkong/ketela pohon diparut dan diperas, kemudian diisi gula merah dan dibungkus daun pisang lalu dikukus.

Nogosari terbuat dari tepung beras yang dibuat adonan, diisi pisang masak, dibungkus daun pisang, lalu dikukus.

Cara membuat moto belong adalah singkong diparut dan diperas lalu diisi pisang masak dan dibentuk seperti kapsul (bila perlu diberi warna). Setelah itu dibungkus daun pisang dan dikukus. Penyajiannya dengan cara dipotong/diiris tipis-tipis (sehingga berbentuk menyerupai bola mata) dan dicampur dengan parutan kelapan yang ditambah sedikit gula dan garam.

Oleh-oleh

Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam oleh-oleh makanan dan barang-barang sovenir khas Jepara, diantaranya:

Berkas:Kacang Jepara (Oleh-Oleh Khas Jepara).jpg
Kacang Jepara adalah oleh-oleh makanan khas Jepara.
Berkas:Carang Madu Khas Jepara.jpg
Carang Madu di Pasar Welahan.
Kacang tanah yang masih ada kulitnya alias belum di kupas kulitnya, di sangrai dengan pasir putih sampai warna kulit kacang menjadi kehitaman atau sampai gosong.
Biji kacang yang masih terbungkus kulit ari diberi bumbu bawang putih dan garam lalu dikeringkan (diangin-angin). Kemudian digoreng dengan pasir putih sampai masak. Jangan lupa, kacang dituang ke pasir setelah pasir dalam keadaan panas.
Bahan baku kerupuk tengiri adalah bontosan (Bontosan merupakan bahan baku kerupuk tengiri. Daging ikan tengiri yang dihaluskan dicampur dengan tepung beras dan dibentuk gelondongan seperti kapsul lalu dibungkus daun pisang/plastik kemudian dikukus) yang diiris tipis lalu dijemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Setelah kering digoreng dengan minyak goreng atau dengan pasir putih (istilahnya kerupuk bakar).
Bahan baku kerupuk kerapu adalah bontosan (Bontosan merupakan bahan baku kerupuk kerapu. Daging ikan kerapu yang dihaluskan dicampur dengan tepung beras dan dibentuk gelondongan seperti kapsul lalu dibungkus daun pisang/plastik kemudian dikukus) yang diiris tipis lalu dijemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Setelah kering digoreng dengan minyak goreng atau dengan pasir putih (istilahnya kerupuk bakar).
Bahan pembuat carang madu adalah tepung beras, gula merah, dan bumbu (garam dan lain-lain.). Cara pembuatannya: tepung dibuat adonan agak encer dan dibentuk seperti sarang/jaring laba-laba (dengan media plastik yang diberi lubang kecil di sudutnya) lalu dijemur hingga kering. Setelah itu digoreng, selagi masih panas diberi siraman adonan gula pasir yang diberi pewarna makanan yang berwarna merah.
Asal mula durian ini adalah dari Dukuh Randusari Desa Tahunan – Jepara. Bentuk buahnya bulat telur terbalik (ujungnya agak runcing), kulit buahnya tipis (+ 3 mm), dan warnanya hijau kekuningan. Daging buah berwarna kuning, berserat halus, agak lembek, dan rasanya sangat manis, namun aromanya tidak begitu tajam / menyengat. Jumlah pongge per buah berkisar antara 5-10 biji sempurna. Ukuran bijinya kecil dan berbentuk lonjong. Kemampuan produksi antara 50 – 150 buah per pohon dengan berat buah masing-masing antara 1 kg. – 1,5 kg. Durian Petruk sekarang sudah dilepas sebagai varietas unggul nasional dan terus diteliti untuk dikembangkan. Setiap tahun, di Jepara selalu diadakan Lomba Buah-Buahan dengan durian sebagai kontestan utamanya. Event ini berlangsung pada bulan Desember, saat musim durian mencapai puncaknya. Sentra penjualan durian di Jepara adalah Pasar Ngabul (7 km sebelum masuk kota Jepara dari arah Kudus). Tapi jika anda ingin menikmati buah durian sambil menikmati suasana pedesan, anda dapat membeli langsung kepada pemilik pohon yang tersebar hampir disemua desa di Kecamatan Tahunan dan Kecamatan Jepara, dan biasanya harganya lebih murah.
Jeruk Jepara alias jeruk swing (Limnocitrus littoralis (Mig) Swing), tanaman ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Antara lain tahan penyakit dan mampu hidup di tanah berpasir yang berkadar garam tinggi. Juga banyak terdapat di daerah rawa-rawa di pinggir pantai dan tepian sungai dekat pantai. Sifat pertumbuhan tanaman mirip sekali dengan pohon bakau. Ketika hampir seluruh tanaman jeruk di pantai utara Jawa Tengah terserang penyakit, ternyata jeruk jepara masih tetap bertahan, sehat dan tidak terkena pengaruh apa-apa. Ini membuktikan bahwa jeruk jepara cukup ampuh dan dapat dipergunakan sebagai batang bawah jeruk komersial yang mudah terserang penyakit. Sebagai batang bawah kemungkinan besar jeruk jepara dapat digunakan sebagai ‘anti’ penyakit CVPD.
  • Perhiasan Monel
Desa Kriyan merupakan pusat dari penjualan Perhiasan dari bahan Monel. Perhiasan tersebut berupa gelang, cincin, liontin, kalung, anting - anting, dan lain-lain.
Jepara terkenal dengan kain Tenun Ikat Trosonya yang kini menjadi oleh-oleh favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Jepara.
Batik Jepara mengunakan motif khas Jepara yaitu ukiran kayu Jepara. Tetapi juga terdapat motif lainnya yaitu Motif Parang Poro, Motif Lung-Lungan, Motif Kembang Setaman, Motif Elung Bimo Kurdo, Motif Sido Arum, Motif Sekar Jagat Bumi Kartini, dan lain-lain. Batik yang ada di Jepara ini aromanya telah menyebar ke seluruh penjuru negeri.
Merupakan kerajinan yang sangat cocok menjadi oleh-oleh bagi sanak-saudara, karena selain untuk mempermanis ruangan atau meja, hal tersebut juga dikarenakan kerajinan Macan Kurung merupakan kerajinan tingkat tinggi disebabkan cara pembuatannya yang spesial juga mempunyai nilai sejarah dan nasionalis.

Buah-buahan di Jepara

Jepara terdapat beberapa buah khas, yaitu:

Potensi

Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena terdapat sentra kerajinan ukiran kayu ketenarannya hingga ke luar negeri. Kerajinan mebel dan ukir ini tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan keahlian masing-masing. Namun sentra perdagangannya terlekat di wilayah Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan dan Pemuda. Selain itu, Jepara merupakan kota kelahiran pahlawan wanita Indonesia R.A. Kartini.

Potensi Kabupaten Jepara:

Komoditas Ekspor:

Kesehatan

Puskesmas

Kabupaten Jepara memiliki beberapa Puskesmas, diantaranya:

Klinik

Kabupaten Jepara terdapat beberapa Klinik, diantaranya:

Rumah Sakit

Kabupaten Jepara memiliki beberapa Rumah Sakit, diantaranya:

Pendidikan

Pendidikan Anak Usia Dini

PAUD Terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu :

Taman Kanak-Kanak Negeri

TK Negeri Terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu :

Taman Kanak-Kanak Swasta

TK Swasta Terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu :

Sekolah Dasar Negeri

SD Negeri terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

Sekolah Dasar Swasta

SD Swasta terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

  • SDIT Sultan Agung 05 Kalinyamatan, di Kriyan

Madrasah Ibtidaiyah

MI Swasta terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

  • MI Mathalibul Huda Mlonggo, di Jambu
  • MI Miftahul Huda Sinanggul 01, di Sinanggul
  • MI Tasywiqush Shogirin, di Robayan
  • MI Terpadu Al-Falah, di Bakalan
  • MI Darul Huda 2, di Mlonggo

SMP Negeri

SMP Negeri terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

SMP Swasta

SMP Swasta terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

Madrasah Tsanawiyah

MTS Swasta terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

SMA Negeri

SMA Negeri terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

SMA Swasta

SMA Swasta terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

SMK Negeri

SMK Negeri terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

  • SMK Negeri 2 Jepara

SMK Swasta

SMK Swasta terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

Madrasah Aliyah

MA Swasta terfavorit di Kabupaten Jepara, yaitu:

Pondok Pesantren

Pondok Pesantren di Jepara, yaitu:

  • Pondok Pesantren Al-Fatah, di Robayan
  • Pondok Pesantren Ash-Shiddqi, di Robayan
  • Pondok Pesantren Baiturrochim, di Robayan
  • Pondok Pesantren Miftahul Ulum, di Robayan
  • Pondok Pesantren Al-Quran Ar-Roudloh, di Robayan
  • Pondok Pesantren Nailun Najah, di Kriyan
  • Pondok Pesantren Al-Falah, di Bakalan
  • Pondok Pesantren Al-Hidayah, di Purwogondo
  • Pondok Pesantren Rodlatul Huda, di Margoyoso
  • Pondok Pesantren Mamba'ul-Ulum, di Bandungrejo
  • Pondok Pesantren Miftahun Najah, di Tahunan
  • Pondok Pesantren Darussaadah, di Bugel
  • Pondok Pesantren Al-Qonitat Miftahu Najah, di Tahunan
  • Pondok Pesantren API Al-Hikmah, di Singorojo
  • Pondok Pesantren Al-Muna, di Mayong Lor

Perguruan Tinggi

Jepara terdapat beberapa perguruan tinggi, yaitu:

Pelatihan Kerja

  • Jepara terdapat beberapa lembaga pelatihan kerja, yaitu:
  • BLK Jepara, di Desa Pecangaan Kulon
  • LPK Nissan, di Desa Panggang
  • LPK Jenggala, di Desa Panggang
  • LPK Sahara, di Desa Welahan
  • LPK Zeta, di Desa Bugo
  • PKBM BRILLIANTAMA, di Desa Sekuro dan Karanggondang
  • LPK MA Darul Ulum, di Desa Purwogondo

Media

Televisi

Jepara memiliki sejumlah televisi, di antaranya:

Nama Buatan Frekuensi Situs web
3TV SMAN 3 Jepara XX UHF www.sman3jepara.com
JSTV SMKN 3 Jepara XX UHF www.smkn3jepara.com

Radio

Jepara memiliki sejumlah radio, di antaranya:

Nama Frekuensi Situs web
R-lisa FM FM 94,7 www.rlisafmjepara.com
Swara Jepara FM FM 100,9 www.swarajepara.com
DNA Jepara FM FM 104,0 www.dnafm.net
Kartini FM FM 94,2
---
Citra FM FM 50,0
---
Pop FM Jepara FM 97,3
---
Rawit FM Jepara FM 88,8 www.rawitfm.com

Majalah

Jepara memiliki sejumlah majalah, di antaranya:

Nama Penerbit
Majalah Gelora Pemkab Jepara
Majalah Pena Swasta
Majalah Shima LPM Bursa F. Syari'ah Unisnu Jepara

Transportasi

Terdapat beberapa jenis moda transportasi di Jepara, di antaranya:

Berkas:Pesawat Susi-Air.jpg
Susi Air
Berkas:Kapal KMC Kartini 1.jpg
Kapal KMC Kartini 1
Berkas:Kapal Express Cantika 89.jpg
Kapal Express Cantika 89
Berkas:Kapal Feri KMP Muria.jpg
Kapal KMP Muria
 
Kereta Api
Berkas:Bus Bejeu Jepara.jpg
Bus

Jalur udara

Pesawat Susi Air merupakan salah satu alat transportasi untuk ke Karimunjawa, dengan menggunakan pesawat ini perjalanan yang di tempuh 30-40 menit dari Bandara Ahmad Yani sampai Bandara Dewandaru.

Jalur laut

Kapal Motor cepat Kartini 1 merupakan salah satu alat transportasi untuk ke Karimunjawa, dengan menggunakan KMC Kartini 1 perjalanan yang di tempuh 3-4 jam dari Pelabuhan Kartini sampai Pelabuhan Karimunjawa.

Kapal Express Cantika 89 merupakan salah satu alat transportasi untuk ke Karimunjawa, dengan menggunakan Kapal ini perjalanan yang di tempuh 1,5-2 jam dari Pelabuhan Kartini sampai Pelabuhan Karimunjawa.

Merupakan salah satu alat transportasi untuk ke Karimunjawa, dengan menggunakan Kapal ini perjalanan yang di tempuh 5-6 jam dari Pelabuhan Kartini sampai Pelabuhan Karimunjawa.

Jalur darat

Kereta Motor atau di singkat menjadi Kremon adalah alat transportasi Khas Jepara yang dibuat oleh Pemkab Jepara dengan bekerjasama dengan PT. Tossa Semarang, sistemnya seperti naik becak yaitu bisa naik dimana saja tidak harus ke terminal.

Ada beberapa angkudes di Jepara dengan jurusan yang berbeda-beda sesuai dengan warna angkudes tersebut. Warna Biru Muda dengan jurusan Pasar Kalinyamatan - Ujung Pandan.

Adalah alat transportasi yang berbentuk seperti Delman. Dokar merupakan alat transportasi yang menghubungkan suatu pasar ke pasar yang lain. Dokar bisa dijumpai di Pasar Tradisional seperti Pasar kalinyamatan, Pasar Welahan, Pasar Mayong, dan lain-lain.

Becak bisa dijumpai di Pertigaan Gotri Kalinyamatan

Dulu, terdapat perusahaan kereta api dan trem Semarang Joana Stroomtram Maatschappij (SJS). Perusahaan tersebut pada tahun 1885 membuka jalur Semarang-Genuk-Demak-Kudus-Pati-Joana (sekarang Juwana). Setelah itu, pada 5 Mei 1895 perusahaan tersebut menambah jalurnya ke timur yakni membuka jalur Kudus-Mayong-Gotri-Pecangaan. Pada 1 Mei 1900 juga menambah jalur kereta api ke barat hingga mencapai Rembang dan Lasem. Pada tahun itu juga, pada 10 November SJS membuka jalur baru lagi yang melayani rute Mayong-Welahan-Demak-Semarang

Terdapat taksi di Jepara, Kalau taksi di kota-kota di Indonesia menggunakan model sedan. Berbeda dengan di Jepara taksinya dengan model mini bus.

Banyak bus di Jepara dengan berbagai jurusan dari antar kota, antar provinsi, hingga antar pulau.

  1. Jepara - Semarang
  2. Jepara - Kudus
  3. Jepara - Tayu
  4. Jepara - Jakarta
  5. Jepara - Bandung
  6. Jepara - Tasikmalaya
  7. Jepara - Surabaya
  8. Jepara - Denpasar
  9. Jepara - Kediri (belum ada)
  10. Jepara - Malang (belum ada)
  11. Jepara - Solo (belum ada)
  12. Jepara - Yogyakarta (belum ada)

Mega Proyek

Kabupaten Jepara memiliki mega proyek untuk memajukan ekonomi masyarakat Jepara, yaitu:

  • Jalan Tembus Jepara - Semarang

Proyek jalan tembus SemarangDemakJepara melalui kawasan pesisir digadang-gadang mampu menjadi solusi lama dan jauhnya jarak tempuh dari Jepara ke Semarang atau sebaliknya. Sebab jika menempuh jalur lama sejauh 71 kilometer waktu tempuhnya sekitar 2,5 jam – 3 jam. Namun jika lewat kawasan pesisir maka jaraknya bisa dipangkas hanya tinggal 41 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 45 menit – 60 menit. Pembangunan jalan tembus ini diperkirakan memakan biaya hingga Rp6 triliun.

  • Pelabuhan Kedungmalang

Sedang Pelabuhan Karangmalang diproyeksikan mampu menjadi infrastruktur alternatif kegiatan ekspor impor yang selama ini berpusat di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Perusahaan eksportir atau importir tidak perlu lagi harus jauh-jauh datang ke Semarang dan antri lama di Pelabuhan Tanjung Emas, namun cukup di Pelabuhan Kedungmalang yang pembangunannya diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp4 triliun.

  • Marine National Sience Techno Park

Pada tahun 2015 pemerintah pusat membangun 9 lokasi STP (Sains Techno Park) di antaranya di Jateng yaitu di Solo, Sragen, dan Jepara. Khusus Jepara Pemerintah Pusat dan Pemda Jepara menginginkan berbentuk Marine National Sience Techno Park[6] atau ada kaitannya dengan pengembangan dan inovasi teknologi di bidang maritim dengan 3 fokus utama meliputi produksi perikanan, produksi kapal-kapal kecil, dan perikanan yang mengarah pada farmasi dan kesehatan.

Olahraga

Fasilitas

Tim

Jepara memiliki klub profesional dalam beberapa cabang olahraga yang mengikuti kompetisi nasional, yaitu:

  • Cabang Sepakbola: Persijap Jepara
  • Cabang Futsal: Macan Kurung FC
  • Cabang Bulu Tangkis: PB. Djarum Kudus
  • Cabang Tenis Lapangan: Pelita Harapan

Kompetisi

Jepara memiliki kompetisi untuk beberapa cabang olahraga, yaitu:

  • Cabang Sepakbola: Liga PSSI Pengcab Jepara (Yazztea Jepara League)
  • Cabang Memancing: Bupati Jepara Cup
  • Cabang Balap Sepeda: Jepara Open BMX dan MTB 4 Cross

Kota kembar

Kota-kota lain yang menjadi bagian dari proyek kota kembar dari kota Jepara adalah:

Nomor Telepon Tanggap Darurat Jepara

Nomor penting dan darurat Kabupaten Jepara:

  • Mapolres Jepara: (0291) 591110
  • Polisi Lantas Jepara: (0291) 591510
  • Polisi Reskrim Jepara: (0291) 593632
  • Polisi Intelkam Jepara: (0291) 598752
  • Polisi Air Jepara: (0291) 598391
  • Pelabuhan Kartini: (0291) 595203
  • Kantor Pos: (0291) 591011
  • Pelabuhan Karimunjawa: (0297) 312121
  • Jepara Rescue: 085727721773
  • SAR Jepara: (0291) 595941
  • BPBD Jepara:
    • Telepon: (0291) 498216
    • SMS: 08112766451
  • Ambulans: 118
  • PMI Jepara: (0291) 591342
  • Gangguan Listrik: (0291) 591021
  • Gangguan Telepon: 117
  • Pemadam Kebakaran: (0291) 592113
  • Pemadam Grista: (0291) 592706
  • RSUD Kartini: (0291) 591175
  • RSUP Kelet: (0291) 579002
  • RS Islam Sultan Hadlirin: (0291) 591507
  • RS Graha Husada: (0291) 592067
  • RS Aulia Medica: (0291) 593627
  • RS PKU Muhammadiyah: (0291) 4256500 & (0291) 4256556
  • RS Kusta Donorojo: (0291) 5792002 & (0291) 578161
  • Apotek Lisa 24: (0291) 592051 (Depan Gedung NU Jl. Pemuda 51 A Jepara)

Referensi

Pranala luar