Jalur kereta api Padalarang–Kasugihan
Jalur kereta api Padalarang–Kasugihan adalah jalur kereta api lintas selatan pulau Jawa yang menghubungkan Stasiun Padalarang dan Stasiun Kasugihan dan menjadi jalur utama KA yang menghubungkan Bandung dengan Yogyakarta dan Surabaya. Di jalur ini, terdapat jalur ganda pada lintas Padalarang–Kiaracondong. Di stasiun Andir, terdapat tiga jalur kereta api, yakni jalur ganda langsung ke arah Bandung, yang digunakan untuk KA jarak jauh dan KA lokal Cibatu, dan jalur tunggal yang membelok dahulu ke stasiun Ciroyom hingga akhirnya menuju Bandung, yang digunakan untuk KA lokal Bandung Raya.
Jalur kereta api Padalarang–Kasugihan | |
---|---|
Ikhtisar | |
Jenis | Jalur lintas utama |
Sistem | Jalur kereta api rel berat |
Status | Beroperasi |
Lokasi | Jawa Barat dan Jawa Tengah |
Terminus | Padalarang Kasugihan |
Operasi | |
Dibangun oleh | Staatsspoorwegen |
Dibuka | 1884-1894 |
Pemilik | Ditjen KA, Kemenhub RI |
Operator | PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung dan V Purwokerto |
Karakteristik lintas | Rel lintas pegunungan (Ruas Cicalengka-Banjar) |
Depo | Bandung (BD) |
Data teknis | |
Panjang lintas | 76 km |
Jenis rel | R54, R42 |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Elektrifikasi | - |
Kecepatan operasi | 40 s.d. 110 km/jam |
Titik tertinggi | +848 m (Nagreg) |
Jalur ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung bersama V Purwokerto dan memiliki banyak titik rawan longsor. Di antara seluruh titik, yang paling rawan longsor adalah segmen Ciawi–Cicalengka karena jalurnya membelah gunung. Segmen Cicalengka - Leles dan Cibatu - Ciawi merupakan petak jalur yang paling terjal, sementara petak Ciawi - Banjar cenderung lebih datar. Untuk petak Padalarang - Cicalengka dan Banjar - Kroya, petak jalur ini termasuk datar dan kereta dapat dipacu dengan kecepatan lebih tinggi pada petak ini.
Sejarah
Pembangunan
Rencana pembangunan jalur kereta api ini disusun oleh Staatsspoorwegen (SS) di bawah kepemimpinan David Maarschalk dan Mijners. Pada saat itu, kebutuhan akan transportasi pedagang sayuran dan militer sangat mendesak sehingga kereta api menjadi andalan mengingat daya angkutnya yang cukup besar.
Terinspirasi dari suksesnya jalur kereta api Batavia–Buitenzorg oleh NIS, jalur kereta api ini dibangun oleh SS dengan melanjutkan jalur kereta api Bogor–Padalarang pada tahun 1884. Jalurnya sendiri selesai pada tanggal 17 Mei 1884, menghubungkan Padalarang dengan Bandung via Cimahi. Segmen pertama dari jalur ini dahulu digunakan untuk transportasi militer Belanda yang akan menjalani pendidikan di Kota Cimahi.[1] Dengan dibukanya Stasiun Cimahi, kawasan militer Cimahi ini pun mulai terwujud sepenuhnya pada tahun 1896.[2]
Dengan suksesnya jalur kereta api Jakarta–Bandung via Bogor–Sukabumi–Cianjur, muncul ide untuk menyambungkan Bandung dengan Yogyakarta menggunakan kereta api. Tiga tahun kemudian (20 Juli 1887), jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta mulai beroperasi. Ambisi untuk menyatukan dua kota tersebut ternyata dihadapkan sebuah tantangan: jaringan pegunungan vulkanik yang terjal, subur, dan rawan longsor. Trase jalur kereta api di Jawa Barat dalam peta saat ini dibuat berkelok-kelok, menyeberangi jurang, serta memiliki jembatan yang panjang-panjang dan berbelok. Pemerintah (melalui SS) memang harus turun tangan untuk membangun jalur kereta api ini lantaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun jalur ini sangat tinggi (termasuk perawatan prasarana dan pembelian lokomotif yang didesain untuk jalur ini). Sama sekali tidak ada segmen dengan rel gerigi di jalur ini; untuk menyiasatinya adalah pembuatan tikungan tapal kuda (misalnya di petak Leles–Lebakjero).[3]
Segmen terakhir di jalur ini adalah Banjar–Maos, yang dibuka 1 November 1894. Seiring berkembangnya Kota Bandung menjadi kota besar, kebutuhan akan penumpang dan barang semakin meningkat. Pada akhirnya Pemerintah Kolonial memutuskan untuk membangun jalur ganda di rute Padalarang–Bandung–Kiaracondong, yang sepenuhnya terwujud.[4]
Pembangunan ini juga mewajibkan adanya beberapa stasiun/perhentian baru dan titik langsir, seperti Gadobangkong, Cimindi, Andir, titik langsir di Ciroyom untuk Stasiun Bandung Gudang, Cikudapateuh, dan Kiaracondong.[5] Meski jalur gandanya sendiri dibuka pada tahun 1921, bersamaan dengan pembukaan segmen Bandung–Ciwidey dan Rancaekek–Tanjungsari, stasiun-stasiun di jalur ini baru dibuka tahun 1923.[6]
Pasca-kemerdekaan dan keadaan saat ini
Banyak sekali peristiwa yang terjadi terutama di jalur maut Cibatu–Tasikmalaya. Dalam buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia terbitan Angkasa, pada Maret 1961 terjadi longsoran besar di petak jalan Ciawi–Trowek, yang akhirnya berhasil dibuka pada tanggal 12 Maret 1961.[4] Keadaan ini juga memaksa nama Stasiun Trowek diganti menjadi Stasiun Cirahayu.
Pada masa lampau, seluruh stasiun di jalur ini menggunakan persinyalan mekanik. Sejak awal tahun 1970-an, persinyalan kereta api di Stasiun Bandung diganti menjadi elektrik produksi Siemens dengan seri DrS60 serta menjadi persinyalan elektrik pertama di Indonesia.[7] Pada tahun 1999, persinyalan di Tasikmalaya–Kasugihan sudah elektrik produksi Westinghouse Rail Systems dengan interlocking Westrace, sedangkan di jalur Padalarang–Gedebage menggunakan persinyalan produksi Alstom.[8]
Jalur maut ini juga semakin melegenda dengan diwajibkannya seluruh kereta api, baik yang reguler, fakultatif, KLB, maupun barang, berhenti di Stasiun Cipeundeuy, dan kebijakan ini sudah ada sejak era kolonial Belanda. Sempat rutinitas ini dihentikan pada awal dekade 90-an akibat pedagang asongan yang membandel, namun setelah KA gabungan Galuh dan Kahuripan mengalami kecelakaan masuk jurang pada tahun 1995 setelah mengalami gangguan rem selepas melintas langsung Stasiun Cipeundeuy, rutinitas ini kembali diberlakukan lagi.[9]
Stasiun kereta api yang terpaksa diganti namanya sebagai doa agar perjalanan kereta api selamat sampai tujuan ada dua, yaitu Bumiwaluya (1980/90-an? dari Malangbong) dan Cirahayu (1960-an? dari Trowek). Untuk Stasiun Gandamirah diganti namanya menjadi Stasiun Karangsari karena pertimbangan wilayah administratif.
Pada tahun 2020, seiring dengan dihentikannya banyak perjalanan kereta api terutama untuk kereta api penumpang akibat penyakit koronavirus 2019, hal ini memberikan waktu untuk petak jalur yang masih menggunakan rel tipe R42 secara bertahap diupgrade menjadi tipe R54.[10]
Jalur terhubung
Lintas aktif
Lintas nonaktif
- Percabangan Kiaracondong–Karees
- Bandung–Ciwidey
- Rancaekek–Tanjungsari
- Cibatu–Cikajang
- Tasikmalaya–Singaparna
- Banjar–Cijulang
Layanan kereta api
Penumpang
Kelas Eksekutif
- Argo Wilis, tujuan Bandung dan tujuan Surabaya via Banjar-Kroya-Yogyakarta-Madiun-Jombang
- Argo Parahyangan, tujuan Bandung dan tujuan Jakarta
- Turangga, tujuan Bandung dan tujuan Surabaya via Banjar-Kroya-Yogyakarta-Madiun-Jombang
Kelas Campuran
- Argo Parahyangan, tujuan Bandung Hall atau Bandung Kiaracondong dan tujuan Jakarta (eksekutif-ekonomi premium)
- Malabar, tujuan Bandung dan tujuan Malang via Banjar-Kroya-Yogyakarta-Madiun-Kediri-Blitar (eksekutif-bisnis-ekonomi)
- Harina, tujuan Bandung dan tujuan Surabaya via Cikampek-Cirebon-Pekalongan-Cepu-Bojonegoro-Lamongan (eksekutif-ekonomi premium)
- Mutiara Selatan, tujuan Bandung dan tujuan Surabaya via Banjar-Kroya-Yogyakarta-Madiun-Jombang (eksekutif-ekonomi premium)
- Ciremai, tujuan Bandung dan tujuan Semarang via Cikampek-Cirebon-Tegal-Pekalongan (eksekutif-bisnis)
- Lodaya, tujuan Bandung dan tujuan Solo via Banjar-Kroya-Yogyakarta (eksekutif-ekonomi premium)
- Pangandaran, tujuan Jakarta via Bandung-Cikampek dan tujuan Banjar (eksekutif-ekonomi premium)
Kelas Ekonomi
- Kahuripan, tujuan Bandung dan tujuan Blitar via Banjar-Kroya-Yogyakarta-Madiun-Kediri
- Pasundan, tujuan Bandung dan tujuan Surabaya via Banjar-Kroya-Yogyakarta-Madiun-Jombang
- Serayu, tujuan Jakarta dan tujuan Kroya bersambung Purwokerto via Banjar–Bandung–Cikampek
- Kutojaya Selatan, tujuan Bandung dan tujuan Kutoarjo via Banjar-Kroya-Kebumen
Lokal Ekonomi
- Lokal Bandung Raya, tujuan Padalarang/Purwakarta dan tujuan Cicalengka/Cibatu
- Lokal Cibatu, tujuan Purwakarta dan tujuan Cibatu
- Galunggung, tujuan Tasikmalaya dan tujuan Kiaracondong
Barang
Daftar stasiun
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 4 Manggarai–Padalarang–Bandung Segmen Padalarang–Bandung |
Diresmikan pada tanggal 17 Mei 1884 oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen Termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung | ||||||
1415 | Padalarang | PDL | Jalan Cihaliwung, Kertamulya, Padalarang, Bandung Barat | km 174+850 lintas Jakarta Kota-Cikampek-Purwakarta-Padalarang km 140+472 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta |
+695 m | Beroperasi | |
1416 | Gadobangkong | GK | Gadobangkong, Ngamprah, Bandung Barat | km 143+626 | +695 m | Beroperasi | |
1420 | Cimahi | CMI | Jalan Stasiun Cimahi, Cimahi Tengah, Cimahi | km 146+957 | +723 m | Beroperasi | |
1421 | Cimindi | CMD | Campaka, Andir, Bandung | km 150+012 | +736 m | Beroperasi | |
1422 | Andir | AND | Jalan Ciroyom, Ciroyom, Andir, Bandung | km 152+405 | +730 m | Beroperasi | |
1423 | Ciroyom | CIR | Ciroyom, Andir, Bandung | km 153+650 | +709 m | Beroperasi | |
1424 | Bandung Gudang | BDG | km 153+971 | Tidak beroperasi | |||
1430 | Bandung | BD | Jalan Kebon Kawung 43, Kebonjeruk, Andir, Bandung | km 155+134 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta km 0+000 lintas Bandung–Cikudapateuh–Dayeuhkolot–Ciwidey/Majalaya |
+709 m | Beroperasi | |
Lintas 9 Bandung–Maos Segmen Bandung–Cicalengka |
Diresmikan pada tanggal 10 September 1884 | ||||||
1432 | Cikudapateuh | CTH | Jalan Kembang Sepatu, Samoja, Batununggal, Bandung | km 157+772 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta km 2+638 lintas Bandung–Cikudapateuh–Dayeuhkolot–Ciwidey/Majalaya |
+691 m | Beroperasi | |
1601 | Kiaracondong | KAC | Jalan Stasiun Kiaracondong, Babakansari, Kiaracondong, Bandung | km 160+124 | +681 m | Beroperasi | |
1602 | Gedebage | GDB | Jalan Gedebage, Cisaranten Kidul, Gedebage, Bandung | km 165+332 | +672 m | Beroperasi | |
- | Cimekar | CMK | Cimekar, Cileunyi, Bandung | km 169+050 | +668 m | Beroperasi | |
1603 | Rancaekek | RCK | Rancaekek Wetan, Rancaekek, Bandung | km 172+977 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta km 0+000 lintas Rancaekek–Tanjungsari |
+668 m | Beroperasi | |
1604 | Haurpugur | HRP | Haurpugur, Rancaekek, Bandung | km 178+150 | +689 m | Beroperasi | |
1605 | Cicalengka | CCL | Jalan Stasiun Cicalengka 1, Cicalengka Kulon, Cicalengka, Bandung | km 182+271 | +689 m | Beroperasi | |
Segmen Cicalengka–Cibatu |
Diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1889 | ||||||
1606 | Cikurutug | CRT | km 185+370 | Tidak beroperasi | |||
1607 | Nagreg | NG | Nagreg, Nagreg, Bandung | km 190+756 | +848 m | Beroperasi | |
1608 | Lebakjero | LBJ | Ciherang, Nagreg, Bandung | km 196+560 | +818 m | Beroperasi | |
1609 | Leles | LL | Kadungora, Kadungora, Garut | km 202+960 | +697 m | Beroperasi | |
1611 | Karangsari (Garut) | KRAI | Karangsari, Leuwigoong, Garut | km 207+472 | +651 m | Beroperasi | |
Leuwigoong | LO | Sindangsari, Leuwigoong, Garut | km 210+918 | +617 m | Beroperasi | ||
1613 | Cibatu | CB | Cibatu, Cibatu, Garut | km 213+631 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta km 0+000 lintas Cibatu–Garut–Cikajang |
+612 m | Beroperasi | |
Segmen Cibatu–Tasikmalaya |
Diresmikan pada tanggal 16 September 1893 | ||||||
1614 | Warungbandrek | WB | Sukalilah, Cibatu, Garut | km 219+575 | +612 m | Beroperasi | |
1615 | Bumiwaluya | BMW | Jalan Raya Bandung-Tasikmalaya, Citeras, Malangbong, Garut | km 228+350 | +641 m | Beroperasi | |
1616 | Cipeundeuy | CPD | Jalan Raya Bandung-Tasikmalaya, Cinagara, Malangbong, Garut | km 234+538 | +772 m | Beroperasi | |
1617 | Cirahayu | CAA | Kadipaten, Kadipaten, Tasikmalaya | km 242+785 | +619 m | Beroperasi | |
1618 | Ciawi | CAW | Jalan Stasiun Ciawi 1, Ciawi, Ciawi, Tasikmalaya | km 248+178 | +510 m | Beroperasi | |
1619 | Cihonje | CH | km 254+441 | Tidak beroperasi | |||
1621 | Rajapolah | RJP | Jalan Cihaurbeuti 2, Manggungjaya, Rajapolah, Tasikmalaya | km 257+510 | +459 m | Beroperasi | |
- | Bantarkadu | BAR | km 258+905 | Tidak beroperasi | |||
1622 | Cibodas | CBS | km 262+040 | Tidak beroperasi | |||
1623 | Indihiang | IH | Jalan Ibrahim Adjie, Indihiang, Indihiang, Tasikmalaya | km 265+425 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta km 0+000 lintas Indihiang–Pirusa |
+384 m | Beroperasi | |
1630 | Tasikmalaya | TSM | Jalan Stasiun Tasikmalaya 8, Lengkongsari, Tawang, Tasikmalaya | km 270+193 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta km 0+000 lintas Tasikmalaya–Singaparna |
+349 m | Beroperasi | |
Segmen Tasikmalaya–Banjar |
Diresmikan pada tanggal 1 November 1894 | ||||||
1631 | Awipari | AW | Awipari, Cibeureum, Tasikmalaya | km 276+848 | +327 m | Beroperasi | |
1632 | Manonjaya | MNJ | Manonjaya, Manonjaya, Tasikmalaya | km 279+978 | +292 m | Beroperasi | |
1633 | Cirahong | CHO | km 284+166 | Tidak beroperasi | |||
BH 1290 Jembatan Cirahong (Ci Tanduy) |
panjang: 202 m Dibangun pada tahun 1893 | ||||||
1634 | Ciamis | CI | Jalan Stasiun Ciamis 43, Ciamis, Ciamis | km 288+696 | +199 m | Beroperasi | |
1635 | Pamalayan | PMY | km 292+707 | Tidak beroperasi | |||
1636 | Bojong | BJG | Bojongmengger, Cijeungjing, Ciamis | km 297+329 | +124 m | Beroperasi | |
1637 | Karangpucung | KNP | Jalan Pejuang, Banjar, Banjar | km 304+290 | +45 m | Beroperasi | |
1640 | Banjar | BJR | Hegarsari, Pataruman, Banjar | km 310+969 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta km 0+000 lintas Banjar-Pangandaran-Cijulang |
+32 m | Beroperasi | |
Segmen Banjar–Maos |
Diresmikan pada tanggal 1 November 1894 oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen Termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto | ||||||
2001 | Rancakole | RCL | km 316+136 | Tidak beroperasi | |||
2002 | Langen | LN | Jalan Garuda, Muktisari, Langensari, Banjar | km 321+726 | +16 m | Beroperasi | |
2003 | Cikawung | CKW | Cintaratu, Lakbok, Ciamis | km 326+621 | Tidak beroperasi | ||
BH 1452 Jembatan Cikawung (Ci Tanduy) |
Perbatasan Provinsi Jawa Barat Perbatasan Provinsi Jawa Tengah | ||||||
2004 | Meluwung | MLW | Tarisi, Wanareja, Cilacap | km 330+484 | +16 m | Beroperasi | |
2005 | Cilongkrang | CAG | Cilongkrang, Wanareja, Cilacap | km 333+391 | Tidak beroperasi | ||
2006 | Cipari | CPI | Jalan Raya Cipari-Mulyadadi, Cipari, Cipari, Cilacap | km 339+281 | +11 m | Beroperasi | |
2007 | Sidareja | SDR | Jalan Raya Karangpucung-Sidareja, Sidamulya, Sidareja, Cilacap | km 346+645 | +5 m | Beroperasi | |
2008 | Ciawitali | CWT | km 349+370 | Tidak beroperasi | |||
2009 | Gandrungmangu | GDM | Jalan Raya Gandrungmangu-Sidareja, Gandrungmanis, Gandrungmangu, Cilacap | km 354+041 | +15 m | Beroperasi | |
2010 | Sitinggil | SIL | km 357+600 | Tidak beroperasi | |||
2011 | Kawunganten | KWG | Kawunganten Lor, Kawunganten, Cilacap | km 363+663 | +15 m | Beroperasi | |
2012 | Kubangkangkung | KBK | Tidak beroperasi | ||||
2013 | Jeruklegi | JRL | Jeruklegi Wetan, Jeruklegi, Cilacap | km 376+471 | +10 m | Beroperasi | |
2014 | Lebeng | LBG | Dondong, Kesugihan, Cilacap | km 383+152 | +11 m | Beroperasi | |
2015 | Pasarkliwon | PKW | km 387+862 | Tidak beroperasi | |||
2313 | Kasugihan | KH | Jalan Kemerdekaan, Kesugihan, Kesugihan, Cilacap | km 388+355 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta km 1+966 lintas Maos-Cilacap |
+9 m | Beroperasi | |
Keterangan:
Referensi:
|
Percabangan ke arah Gunung Galunggung
Setelah Gunung Galunggung mengalami erupsi pada tanggal 5 April 1982, timbul keinginan PJKA untuk membangun jalur kereta api angkutan pasir Galunggung ke Stasiun Pirusa. Percabangannya dimulai dari jalur simpang Babakanjawa yang berlokasi di KM 263+475 (dekat tugu selamat datang Kabupaten Tasikmalaya) antara stasiun Rajapolah-Indihiang. Namun saat ini jalurnya sudah tak lagi beroperasi karena jumlah pasir yang menipis sehingga hanya diangkut dengan truk pasir.[16]
Daftar stasiun
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Rajapolah–Pirusa |
Diresmikan pada tanggal 1 Desember 1983 oleh PJKA Termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung | ||||||
1621 | Rajapolah | RJP | Jalan Cihaurbeuti 2, Manggungjaya, Rajapolah, Tasikmalaya | km 257+510 | +459 m | Beroperasi | |
Wesel pemisah Babakanjawa | BJW | km 263+475 km 0+000 |
Tidak beroperasi | ||||
Pirusa | PRS | Jalan Bantarhuni, Sukaratu, Sukaratu, Tasikmalaya | km 4+960 | Tidak beroperasi |
Referensi
- ^ Ardiani, M. (Desember 2011). "Gaya Arsitektur di Perumahan Dinas Militer, Cimahi, Jawa Barat". Comtech. 2 (2): 613–617.
- ^ Bandung, Wisata. "Sejarah Cimahi sebagai Pusat Militer". wisatabdg.com. Diakses tanggal 2019-01-21.
- ^ "Lintas Bandung Banjar". Heritage Kereta Api Indonesia. Diakses tanggal 2019-07-12.
- ^ a b Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997-). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980.
- ^ Reitsma, S.A. (1925). Indische spoorweg-politiek. Landsdrukkerij.
- ^ Jozlas, P.; de Graaf, S.; Stibbe, D.G.; Spaat, C.; Stroomberg, J.; Sandbergen, F.J.W.H. (1927). Encyclopaedie van Nederlandsch-Indië. M. Nijhoff.
- ^ Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
- ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46).
- ^ "Haji Kewoh, Adalah Jin "Penguasa" Stasiun Cipeundeuy | Dari Garut Untuk Dunia". Dari Garut Untuk Dunia (dalam bahasa Inggris). 2015-12-14. Diakses tanggal 2018-06-30.
- ^ Herdi, C. (2020-04-20). "Soal Pekerja Perbaikan Rel di Kota Banjar, Ini Penjelasan Pengawas & Staf Satker". Radar Tasikmalaya. Diakses tanggal 2020-04-24.
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.
- ^ ""Surga" dari Galunggung". Pikiran Rakyat (dikutip oleh Tekmira ESDM). 6 April 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-06. Diakses tanggal 2017-08-06.
Rel kereta api tersebut, hingga sekarang masih bisa disaksikan dari Kecamatan Sukaratu (Kabupaten Tasikmalaya) hingga ke Kecamatan Indihiang (Kota Tasikmalaya). Rel ini paling tidak menunjukkan betapa menguntungkan dan besarnya potensi pasir Galunggung.
Pranala luar
Peta rute:
Berkas KML (sunting • bantuan)
|