Kitab Nehemia

kitab Nehemia
Revisi sejak 16 November 2021 15.09 oleh FelixJL111 (bicara | kontrib)

Kitab Nehemia (disingkat Nehemia; akronim Neh.; bahasa Ibrani: סֵפֶר נְחֶמְיָה, translit. Sefer Nekhemyah‎) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Ezra–Nehemia" atau "Kitab Ezra",[a] yang termasuk dalam kitab-kitab tanpa pengelompokan resmi dalam Ketuvim.

Nama kitab ini merujuk pada tokoh Nehemia bin Hakhalya, yaitu bupati[b] atas wilayah Yehud (bekas Yehuda) di bawah permerintahan Raja Artahsasta I dari Kekaisaran Akhemeniyah di Persia, yang berusaha untuk membangun kembali Yerusalem dan menegakkan kembali hukum Taurat. Nama "Nehemia" sendiri merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani: נְחֶמְיָה‎ (Nekhemyah) yang secara harfiah berarti "yang dihibur oleh Yahweh".[1] Kata ini merupakan gabungan dari kata נִחֵם (nikhém, har. "menghibur") dan יה (Yah).

Isi

Kitab Nehemia berisi tentang riwayat Nehemia yang dipercaya ditulis oleh dirinya sendiri dalam bentuk menyerupai autobiografi. Menurut tradisi, kitab ini ditulis antara tahun 431 SM – 430 SM. Kitab ini mengungkapkan kehidupan bangsa Israel di Yerusalem setelah pulang dari pembuangan Babel. Di bawah kepemimpinan Nehemia sebagai "bupati" (pakhat), bangsa Israel berhasil membangun kembali tata agama dan politik, membangun kembali tembok kota yang mengelilingi Yerusalem dan mengadakan upacara pembaruan perjanjian antara umat Israel dan TUHAN.[2]

Kitab ini terdiri dari tiga bagian:[3]

  1. Riwayat Nehemia I: Nehemia yang pulang ke Yerusalem dan pembangunan kembali Tembok Yerusalem. (Nehemia 1-7)
  2. Riwayat Ezra: Pembacaan Taurat oleh Ezra dan perayaan Hari Raya Pondok Daun serta puasa dan perjanjian bangsa Israel. (Nehemia 8-10)
  3. Riwayat Nehemia II: Pemukiman kembali kota Yerusalem dan peresmian tembok Yerusalem, diikuti oleh pembaruan Nehemia dalam bidang sosial dan agama selama masa jabatannya yang kedua sebagai bupati.[b] Selain itu, terdapat juga beberapa daftar statistik. (Nehemia 11-13)

Naskah sumber

Naskah sumber utama dari Kitab Nehemia adalah Masoretik, dalam bahasa Ibrani (dari abad ke-10), dan Septuaginta, terjemahan dalam bahasa Yunani dari abad ke-2 SM, tetapi naskah tertua yang ditemukan berasal dari abad ke-4 M.

Pada bulan Mei 2012 sejumlah pakar mengidentifikasi potongan Kitab Nehemia dalam bahasa Ibrani di antara Naskah Laut Mati yang berasal dari Qumran dan gua Bar-Kokhba. Potongan ini diyakini berasal dari abad ke-1 SM.[4]

Kepengarangan

Kitab gabungan Ezra–Nehemia pada masa Kristen dan Yahudi mula-mula dinamai "Kitab Ezra" dan diyakini ditulis oleh Ezra sendiri. Meskipun begitu, menurut tradisi rabinik Nehemia merupakan pengarang yang sebenarnya (setidaknya pada bagian "riwayat Nehemia", yaitu Nehemia 1-7 dan 11-13) tetapi dilarang untuk menerima hak kepengarangan karena kebiasaan buruknya dalam meremehkan orang lain.[5]

Perikop

Judul perikop dalam Kitab Nehemia menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.

Riwayat Nehemia
  • Doa Nehemia bagi orang Israel (1:1–11)
  • Nehemia diutus ke Yerusalem (2:1–10)
  • Tekad untuk membangun kembali tembok Yerusalem (2:11–20)
  • Para peserta dalam pembangunan (3:1–32)
  • Kewaspadaan terhadap orang-orang yang menentang pembangunan (4:1–23)
  • Nehemia memperhatikan keluhan-keluhan sesama orang Yahudi (5:1–13)
  • Sikap Nehemia yang tidak mencari keuntungan (5:14–19)
  • Pembangunan tembok diselesaikan — Usaha-usaha membunuh Nehemia (6:1–19)
  • Tindakan-tindakan untuk melindungi kota (7:1–3)
  • Daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan (7:4–73)
Riwayat Ezra
Riwayat Nehemia yang kedua
  • Daftar penduduk Yerusalem dan Yehuda (11:1–34)
  • Daftar para imam dan orang-orang Lewi (12:1–26)
  • Pentahbisan tembok Yerusalem (12:27–43)
  • Jaminan hidup untuk para imam dan orang-orang Lewi (12:44–47)
  • Kesetiaan Nehemia kepada hukum (13:1–31)

Kesejarahan

Kitab Nehemia dapat ditempatkan pada periode 200 tahun pada saat bangsa Israel menjadi warga negara Kekaisaran Akhemeniyah, yaitu Kekaisaran Persia Pertama. Kejadian-kejadian yang dituliskan di dalam Kitab Nehemia ini terjadi pada bagian pertama periode Persia (538 S.M-400 S.M).[6] Seratus tahun lebih setelah Kerajaan Utara, Israel, ditaklukkan oleh Kerajaan Asyur, Kerajaan Selatan, Yehuda, pun jatuh ke tangan Kerajaan Babel. Bait Allah yang dibangun pada masa Salomo pun dihancurkan dan semua peralatan berharga diangkut pergi. Tujuh puluh tahun setelah kejatuhan Yerusalem, kerajaan Babel ditundukkan oleh Kerajaan Persia. Kekuatan dari Kerajaan Babel memang menurun dengan pesat setelah Raja Nebukadnezar meninggal pada tahun 562 SM.

Kerajaan Persia pada waktu itu merupakan sebuah kekuatan baru yang menonjol kekuataannya di daerah Timur Tengah. Pendiri kerajaan itu adalah raja Koresy. Kerajaan ini terus memperluas wilayah kerajaannya, hingga akhirnya pada tahun 539 SM, Koresy berhasil menaklukkan Kerajaan Babel dan menguasai wilayahnya. Raja Koresy merupakan penguasa yang bijaksana. Ia mengizinkan bangsa-bangsa yang dibuang oleh Kerajaan Babel untuk kembali ke tanah airnya. Ia juga menghormati keagamaan dari bangsa yang berada di bawah kekuasaannya dan memberikan otonomi kepada penguasa daerah tersebut.[3] Dalam sebuah dokumen yang diperkirakan berasal dari masa itu (Silinder Koresh), kebijaksanaan raja Persia digambarkan sebagai berikut:

"Saya kembali ke kota-kota suci (ini) di seberang Tigris, yang tempat-tempat sucinya sudah lama menjadi puing-puing. Patung-patung yang (dulu) ada di dalamnya dan membangun bagi mereka tempat beribadat. Saya (juga) mengumpulkan semua penghuni (sebelumnya) dan memulihkan kebiasaan mereka."[6]

Akan tetapi, ia juga tetap memegang kendali pemerintahannya melalui para tentara Persia dan sistem pemerintahannya. Bersamaan dengan izin yang diberikan oleh raja Koresy terhadap para bangsa yang telah dibuang oleh Kerajaan Babel, bangsa Yahudi juga kembali ke Yehuda pada tahun 535 SM. Bukan hanya itu saja, raja Koresy juga memberikan dana untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Kepulangan kembali dan perbaikan ini dilaksanakan secara bertahap, saling terjalin dan terarah. Bait Allah berdiri di tengah-tengah kota Yerusalem dan di sekitarnya dikelilingi oleh tembok kota Yerusalem.[3] Setelah buku ini, maka tamatlah kisah daripada Perjanjian Lama.

Kaitan dengan kitab lain

Kitab Nehemia kitab sejarah yang kedua setelah Kitab 1 dan 2 Tawarikh dan Kitab Ezra.[3] Kitab Ezra–Nehemia dipercaya merupakan kelanjutan dari Kitab Tawarikh.[7] Kitab ini termasuk dalam salah satu dari tiga kelompok besar dalam Alkitab Ibrani yang mengisahkan peristiwa-peristiwa beruntun dalam sejarah Israel. Kelompok pertama KejadianBilangan menceritakan riwayat awal mula manusia sampai ketika bangsa Israel bersiap memasuki tanah Kanaan. Kelompok kedua YosuaRaja-raja mengisahkan bangsa Israel setelah masuk ke Tanah Perjanjian sampai pada masa pembuangan Babel. Kelompok ketiga TawarikhEzra–Nehemia) mengisahkan masa pemerintahan Raja Daud sampai usaha pembangunan kembali Yerusalem sesudah pembuangan.[6]

Dalam Alkitab Kristen, kitab Ezra ditempatkan dalam urutan sebelum Kitab Nehemia dan Kitab Ester, karena mempunyai kaitan erat dengan kedua kitab tersebut. Ketiga kitab sejarah ini mencakup masa sekitar 100 tahun, yaitu antara tahun 536 SM - 432 SM.[8] Ada dua periode utama yang tercatat di dalamnya:

  1. 536-516 SM (20 tahun), yaitu di bawah Bupati[b] Zerubabel dan Imam Besar Yesua, Bait Suci dibangun kembali di Yerusalem setelah sejumlah umat Israel kembali dari pembuangan di Babel (Ezra 3-6). Dalam periode ini bekerja nabi-nabi Hagai dan Zakharia, yang masing-masing tercatat dalam Kitab Hagai dan Kitab Zakharia.[8]
  2. 457-432 SM (25 tahun), yaitu di bawah Bupati[b] Nehemia dan Imam Ezra, tembok kota Yerusalem dibangun kembali, dan Yerusalem dipulihkan sebagai kota berbenteng. Dalam periode ini nabi Maleakhi menyampaikan nubuat yang tercatat dalam Kitab Maleakhi.[8]

Kitab Ezra mencatat peristiwa dalam kedua periode ini. Kitab Nehemia mencatat hanya periode kedua. Kitab Ester mencatat peristiwa yang terjadi di antara kedua periode tersebut.[8]

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Berbeda dengan "Kitab Ezra" pada beberapa versi Alkitab Kristen, kitab tersebut juga mencakup Kitab Nehemia.
  2. ^ a b c d Dalam Alkitab Terjemahan Baru, kata Ibrani פַּחַת (pakhath) diterjemahkan sebagai "bupati". Dalam Alkitab versi terjemahan bahasa Indonesia selain itu, kata tersebut juga diterjemahkan sebagai "gubernur", "penghulu negeri", atau "pembesar negeri". Dalam Alkitab versi terjemahan bahasa Inggris, kata ini umumnya diterjemahkan sebagai "governor".

Referensi

  1. ^ Gesenius, Friedrich Wilhelm (1846). Gesenius' Hebrew-Chaldee Lexicon. Baker Book House; 7th edition, 1979. hlm. 544. ISBN 0801037360. 
  2. ^ Purwa Hadiwardoyo. Catatan catatan Singkat tentang Kitab Suci. 2005. Yogyakarta: Kanisius
  3. ^ a b c d W.S. Lasor, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1. 2005. Jakarta: BPK Gunung Mulia
  4. ^ "Kitab Nehemia di antara Naskah Laut Mati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-25. Diakses tanggal 2012-05-26. 
  5. ^ Blenkinsopp, Joseph, "Judaism: The First Phase" (Eerdmans, 2009) p. 86
  6. ^ a b c Diane Bergant (ed.). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. 2002. Yogyakarta: Kanisius
  7. ^ W.R.F. Browning. Kamus Alkitab. 2008. Jakarta: BPK Gunung Mulia
  8. ^ a b c d Henry H. Halley. Halley's Bible Handbook. An abbreviated Bible commentary. (Formerly called "Pocket Bible Handbook") Zondervan Publishing House. Minneapolis, Minnesota. 1964.

Pranala luar

Komentari
Lainnya
Kitab Nehemia
Didahului oleh:
Ezra
Alkitab Ibrani Diteruskan oleh:
Tawarikh
Perjanjian Lama
Protestan
Diteruskan oleh:
Ester
Perjanjian Lama
Katolik Roma
Diteruskan oleh:
Tobit
Perjanjian Lama
Ortodoks Timur