Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia.[1] Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara".[2] Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang individu, yakni:[2]

  • Warga Negara Indonesia[a] yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya:
    • Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/perjuangan dalam bidang lain mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.[3]
    • Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
    • Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
  • Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.
  • Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
  • Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.
  • Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
  • Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.
  • Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.
Daftar Pahlawan Nasional Indonesia (per 2014)

Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap tingkatan. Sebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada wali kota atau bupati, yang kemudian harus membuat permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial, yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar;[2] dewan tersebut terdiri dari dua akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan atau gelar.[1] Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi gelar tersebut pada sebuah upacara di ibu kota Indonesia Jakarta.[2] Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.[4]

Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekret Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang wafat pada bulan sebelumnya.[5][6][7] Gelar ini digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960-an, gelar tersebut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun 1965 kepada sepuluh korban peristiwa Gerakan 30 September, sementara Sukarno dan mantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.[4][5][7]

185 pria dan 15 wanita telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional, yang paling terbaru adalah Soeharto Sastrosoeyoso, Paku Alam VIII, Rubini Natawisastra, Salahuddin bin Talabuddin dan Ahmad Sanusi, pada tahun 2022.[8] Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai Papua di bagian timur; Untuk kali pertama Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah memiliki Pahlawan Nasional pada tahun 2021, sementara Kalimantan Utara, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan sama sekali belum memiliki Pahlawan Nasional. Mereka berasal dari berbagai etnis, meliputi pribumi-Indonesia, peranakan Arab, Tionghoa, India, dan orang Eurasia. Mereka meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis, tokoh keagamaan, pendidik dan seorang uskup.

Daftar berikut ini disajikan dalam urutan abjad; karena perbedaan konvensi budaya penamaan, tidak semua entri diurutkan menurut nama belakang. Daftar ini lebih melakukan pemilahan menurut tahun kelahiran, wafat, dan penetapan.

Pahlawan nasional Indonesia

 
Abdul Haris Nasution
 
Adnan Kapau Gani
 
Agus Salim
 
Antasari pada mata uang 2,000 rupiah
 
Bung Tomo
 
Cut Nyak Dhien pada mata uang 10,000 rupiah
 
Fatmawati
 
Hamengkubuwono IX
 
Kartini
 
Pakubuwono X
 
Mohammad Hatta
 
Mohammad Natsir
 
Mohammad Yamin
 
Sisingamangaraja XII pada mata uang 1,000 rupiah
 
Sudirman
 
Adi Sumarmo
 
Sukarno
 
John Lie
 
Tan Malaka
 
Urip Sumoharjo
Daftar isi
A • B • C • D • E • F • G • H • I • J • K • L • M • N • O • P • R • S • T • U • W • Y • Z
Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Keterangan Penetapan Ref.
Abdul Halim Majalengka 1887 1962 Aktivis kemerdekaan dan Ulama, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 2008 [9][10]
Abdul Haris Nasution 1918 2000 Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat 2002 [4][11]
Abdul Kadir 1771 1875 Bangsawan dari Melawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1999 [4][12]
Abdul Kahar Mudzakkir 1907 1973 Rektor Universitas Islam Indonesia yang pertama sekaligus Tokoh Muhammadiyah 2019 [13]
Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) 1908 1981 Ulama dan penulis sekaligus tokoh Muhammadiyah. 2011 [14]
Abdul Muis 1883 1959 Politisi, Anggota Volksraad, kemudian penulis 1959 [b][5][15]
Abdulrachman Saleh 1909 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda 1974 [5][16]
Abdul Wahab Hasbullah 1888 1971 Tokoh Islam, salah seorang pendiri Nadhlatul Ulama 2014 [17]
Abdullah Bau Massepe, AndiAndi Abdullah Bau Massepe 1918 1947 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selama Revolusi Nasional, seorang putra dari Andi Mappanyukki 2005 [4][18]
Abdurrahman Baswedan 1908 1986 Nasionalis dan Mubaligh Muhammadiyah yang meyakinkan Mesir untuk mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto 2018 [19]
Achmad Subarjo 1896 1978 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2009 [4][20]
Adam Malik 1917 1984 Jurnalis dan aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia ketiga sekaligus Tokoh Muhammadiyah 1998 [4][21]
Adnan Kapau Gani 1905 1968 Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukung Revolusi Nasional 2007 [4][22]
Ageng Serang, NyiNyi Ageng Serang 1752 1828 Pemimpin gerilyawan Jawa yang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan 1974 [4][23]
Agus Salim 1884 1954 Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang sekaligus Tokoh Muhammadiyah 1961 [5][24]
Agustinus Adisucipto 1916 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda 1974 [5][25]
Ahmad Dahlan 1868 1934 Pemimpin Islam, Pendiri Muhammadiyah; suami Siti Walidah 1961 [5][26]
Ahmad Rifa'i 1786 1870 Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya 2004 [4][27]
Ahmad Sanusi 1889 1950 Anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 2022 [8]
Ahmad Yani 1922 1965 Pemimpin Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [5][28]
Aji Muhammad Idris 1697 1739 Sultan Kutai Kartanegara ke 14 2021 [29]
Alexander Andries Maramis 1897 1977 Anggota BPUPKI, Menteri Keuangan Indonesia, dan diplomat 2019 [13]
Alimin 1889 1964 Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokoh Partai Komunis Indonesia 1964 [5][30]
Amir Hamzah 1911 1946 Penyair dan nasionalis 1975 [4][31]
Andi Depu 1907 1985 Pejuang dan aktivis yang berhasil mempertahankan pengibaran bendera nasional di Mandar pada 1944, padahal dilarang keras 2018 [19]
Antasari 1809 1862 Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar 1968 [5][32]
Aria Wangsakara 1615 1681 Ulama, pejuang, dan pendiri Tangerang 2021 [29]
Arie Frederik Lasut 1918 1949 Geolog dan pengajar yang dieksekusi oleh Belanda 1969 [5][33]
Arnold Mononutu 1896 1983 Menteri Penerangan Indonesia ke-6 2020 [34]
As'ad Syamsul Arifin 1897 1990 Ulama, tokoh Nahdlatul Ulama 2016 [35]
Baabullah 1528 1583 Penguasa ke-24 Kesultanan Ternate 2020 [34]
Bagindo Azizchan 1910 1947 Wali kota Padang, melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional 2005 [4][36]
Basuki Rahmat 1921 1969 Jenderal, saksi dari Supersemar 1969 [5][37]
Bernard Wilhelm Lapian 1892 1977 Nationalis, pimpinan gereja, dan gubernur kedua Sulawesi 2015 [38]
Chik di Tiro, TeungkuTeungku Chik di Tiro 1836 1891 Tokoh Islam Aceh dan pemimpin gerilyawan yang melakukan perlawanan pasukan kolonial Belanda 1973 [5][39]
Tjilik Riwut 1918 1987 Prajurit dan politisi, menawarkan pengembangan ekonomi dan budaya di Kalimantan Tengah 1998 [4][40]
Tjipto Mangoenkoesoemo 1886 1943 Dokter, salah satu dari Tiga Serangkai, Anggota Volksraad, Tokoh Indische Partij 1964 [5][41]
Tjokroaminoto 1883 1934 Politisi, pemimpin Sarekat Islam, mentor pemimpin-pemimpin bangsa seperti Sukarno, Semaoen, Musso, Alimin, Darsono, Kartosoewirjo, dan Tan Malaka 1961 [5][42]
Dekker, Ernest DouwesErnest Douwes Dekker 1879 1950 Jurnalis dan politisi Indo yang membantu kemerdekaan Indonesia, salah satu dari Tiga Serangkai 1961 [c][5][43]
Depati Amir 1805 1869 Pejuang yang mempersatukan suku Melayu dengan Tionghoa untuk melawan Belanda 2018 [19]
Dewi Sartika 1884 1947 Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di negara tersebut 1966 [5][44]
Dhien, Cut NyakCut Nyak Dhien 1850 1908 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial belanda; istri Teuku Umar 1964 [5][45]
Diponegoro 1785 1855 Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkan perang lima tahun melawan pasukan kolonial Belanda 1973 [5][46]
Donald Izacus Panjaitan 1925 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh dalam Gerakan 30 September 1965 [5][47]
Eddy Martadinata 1921 1966 Laksamana Angkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter 1966 [5][48]
Fakhruddin 1890 1929 Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah haji Indonesia; tokoh Muhammadiyah. 1964 [5][49]
Fatmawati 1923 1980 Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istri Sukarno sekaligus Tokoh Muhammadiyah 2000 [4][50]
Ferdinand Lumbantobing 1899 1962 Dokter dan politisi, memperjuangkan hak asasi pasukan buruh 1962 [5][51]
Frans Kaisiepo 1921 1979 Nasionalis Papua yang membantu dalam akuisisi Papua 1993 [4][52]
Gatot Mangkupraja 1896 1968 Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukan Pembela Tanah Air sekaligus Kader Muhammadiyah 2004 [4][53]
Gatot Subroto 1907 1962 Jenderal, deputi ketua staff Angkatan Darat 1962 [5][54]
Halim Perdanakusuma 1922 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, meninggal karena kecelakaan saat Revolusi Nasional 1975 [4][55]
Hamengkubuwono I 1717 1792 Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikan Yogyakarta 2006 [4][56]
Hamengkubuwono IX 1912 1988 Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, dan politisi; Wakil Presiden Indonesia kedua 1990 [4][57]
Harun Bin Said 1947 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia 1968 [d][5][58]
Hasan Basry 1923 1984 Prajurit selama Revolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasi Kalimantan di Indonesia 2001 [4][59]
Hasanuddin 1631 1670 Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 [5][60]
Hasyim Asy'ari 1875 1947 Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama 1964 [5][61]
Hazairin 1906 1975 Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar 1999 [4][62]
Herman Johannes 1912 1992 Insinyur, membuat senjata selama Revolusi Nasional, membantu pendirian Universitas Gadjah Mada, Rektor Universitas Gadjah Mada 2009 [4][63]
Himayatuddin Muhammad Saidi Abad ke-18 1776 Penguasa ke-20 dan ke-23 Kesultanan Buton 2019 [13]
Ida Anak Agung Gde Agung 1921 1999 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan 2007 [4][64]
Idham Chalid 1921 2010 Pemimpin Nahdlatul Ulama, politisi 2011 [14][65]
Ilyas Yakoub 1903 1958 Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukan gerilyawan 1999 [4][66]
Bonjol, ImamImam Bonjol 1772 1864 Tokoh Islam dari Sumatra Barat yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Padri 1973 [5][67]
Inten II, RadinRadin Inten II 1834 1856 Bangsawan dari Lampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda 1986 [4][68]
Iskandar Muda 1593 1636 Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara 1993 [e][4][69]
Ismail Marzuki 1914 1958 Komposer yang membuat sejumlah lagu kebangsaan 2004 [4][70]
Iswahyudi 1918 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional 1975 [4][71]
Iwa Kusumasumantri 1899 1971 Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi 2002 [4][72]
Izaak Huru Doko 1913 1985 Aktivis kemerdekaan dan pengajar, membantu pendirian Universitas Udayana 2006 [4][73]
Jamin Ginting 1921 1974 Pejuang kemerdekaan menentang pemerintah Hindia Belanda di Tanah Karo 2014 [17]
Janatin 1943 1968 Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia 1968 [f][5][74]
Jatikusumo 1917 1992 Jenderal Angkatan Darat dan politisi 2002 [4][75]
Jemma, AndiAndi Jemma 1901 1965 Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saar Revolusi Nasional 2002 [4][76]
Johannes Abraham Dimara 1916 2000 Pimpinan tentara Papua yang membantu dalam akuisisi Papua 2010 [77]
Johannes Leimena 1905 1977 Menteri Kesehatan Pertama, mengembangkan sistem klinik Puskesmas 2010 [77]
Juanda Kartawijaya 1911 1963 Politisi Sunda, Perdana Menteri Indonesia terakhir sekaligus Tokoh Muhammadiyah 1963 [5][78]
Karel Satsuit Tubun 1928 1965 Brigadir polisi, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [5][79]
Kartini 1879 1904 Tokoh hak asasi perempuan Jawa 1964 [5][80]
Kasimo, Ignatius JosephIgnatius Joseph Kasimo 1900 1986 Aktivis kemerdekaan, pemimpin Partai Katolik 2011 [14][81]
Kasman Singodimedjo 1904 1982 Jaksa yang merupakan ketua KNIP pertama dan menghapus tujuh kata yang berpotensi memecah umat pada Piagam Jakarta, Kader Muhammadiyah 2018 [19]
Katamso Darmokusumo 1923 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [5][82]
Ketut Jelantik, I GustiI Gusti Ketut Jelantik Tidak diketahui 1849 Pemimpin Bali yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1993 [4][83]
Ketut Puja, I GustiI Gusti Ketut Puja 1904 1957 Gubernur Bali pertama 2011 [14][84]
Ki Bagus Hadikusumo 1890 1954 Tokoh Muhammadiyah, aktivis kemerdekaan, tokoh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 2015 [38]
Ki Hajar Dewantara 1889 1959 Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudara Suryopranoto, salah satu dari Tiga Serangkai 1959 [5][85]
Ki Sarmidi Mangunsarkoro 1904 1957 Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan 2011 [14][86]
Kiras Bangun 1852 1942 Pemimpin gerilyawan Karo yang melawan penjajah Belanda 2005 [4][87]
Kusumah Atmaja 1898 1952 Ketua Kehakiman Mahkamah Agung Pertama 1965 [5][88]
La Maddukelleng 1700 1765 Bangsawan dari Kesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dari Kerajaan Wajo 1998 [4][89]
Lafran Pane 1922 1991 Pendiri Himpunan Mahasiswa Islam, Kader Muhammadiyah 2017 [90]
Lambertus Nicodemus Palar 1900 1981 Diplomat, menegosiasikan pengakuan Indonesia saat Revolusi 2013 [91]
Lie, JohnJohn Lie 1911 1988 Laksamana Muda Angkatan Laut, menyeludupkan barang untuk membantu Revolusi Nasional 2009 [4][92]
Machmud Singgirei Rumagesan 1885 1964 pendiri Gerakan Cendrawasih Revolusioner Irian Barat /GCRIB 2020 [34]
Mahmud Badaruddin II 1767 1852 Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda 1984 [4][93]
Mahmud Riayat Syah, SultanSultan Mahmud Riayat Syah 1760 1812 Sultan Johor-Pahang-Riau-Lingga, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda 2017 [90]
Malahayati 1550 1604 Pejuang dan bangsawan, melawan pasukan Cornelis de Houtman 2017 [90]
Mangkunegara I 1725 1795 Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah 1988 [4][94]
Mappanyukki, AndiAndi Mappanyukki 1885 1967 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada 1920-an dan 30-an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe 2004 [4][95]
Maria Walanda Maramis 1872 1924 Pendukung hak asasi perempuan dan pengajar 1969 [5][96]
Martha Christina Tiahahu 1800 1818 Gerilyawan dari Maluku yang wafat saat ditahan Belanda 1969 [5][97]
Marthen Indey 1912 1986 Nasionalis dan aktivis kemerdekaan, menawarkan intergrasi Papua di Indonesia 1993 [4][98]
Mas Isman 1924 1982 Pejuang kemerdekaan 2015 [38]
Mas Mansur 1896 1946 Ulama, pemimpin Muhammadiyah 1964 [5][99]
Masykur 1904 1994 Ulama, pejuang kemerdekaan, mantan menteri agama 2019 [13]
Mas Tirtodarmo Haryono 1924 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [5][100]
Maskun Sumadireja 1907 1986 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2004 [4][101]
Meutia, Cut NyakCut Nyak Meutia 1870 1910 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1964 [5][102]
Mohammad Hatta 1902 1980 Aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia Pertama 2012 [g][103][104]
Mohammad Husni Thamrin 1894 1941 Politisi dan aktivis kemerdekaan 1960 [5][105]
Mohammad Natsir 1908 1993 Ulama dan politisi, Perdana Menteri Indonesia kelima 2008 [4][106]
Muhammad Hasan, TeukuTeuku Muhammad Hasan 1906 1997 Aktivis kemerdekaan, gubernur Sumatra pertama 2006 [4][107]
Muhammad Mangundiprojo 1905 1988 Pejuang kemerdekaan, pemimpin Pertempuran Surabaya 2014 [17]
Muhammad Yamin 1903 1962 Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan 1973 [5][108]
Moehammad Jasin 1920 2012 Bapak Brimob Kepolisian RI 2015 [38]
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1898 1997 Ulama pendiri Nahdlatul Wathan 2017 [90]
Mustopo 1913 1986 Pemimpin saat Pertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr. Moestopo 2007 [4][109]
Muwardi 1907 1948 Menangani keamanan saat Proklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat di Surakarta 1964 [5][110]
Nani Wartabone 1907 1986 Proklamator Hari Patriotik 23 Januari 1942, Aktivis kemerdekaan dan pejuang penumpasan pemberontakan Permesta sekaligus Kader Muhammadiyah dari Gorontalo 2003 [4][111]
Ngurah Made Agung, I GustiI Gusti Ngurah Made Agung 1876 1906 Raja Badung, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 2015 [38]
Ngurah Rai, I GustiI Gusti Ngurah Rai 1917 1946 Pemimpin militer Bali saat Revolusi Nasional 1975 [4][112]
Nuku Muhammad Amiruddin 1738 1805 Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan kolonial Belanda 1995 [4][113]
Noer Alie 1914 1992 Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional 2006 [4][114]
Nyak Arif, TeukuTeuku Nyak Arif 1899 1946 Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Aceh pertama 1974 [115]
Opu Daeng Risaju 1880 1964 Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional 2006 [4][116]
Oto Iskandar di Nata 1897 1945 Politisi dan aktivis kemerdekaan sekaligus Tokoh Muhammadiyah 1973 [5][117]
Pajonga Daeng Ngalie 1901 1958 Mengkoordinasikan penyerangan di Sulawesi Selatan saat Revolusi Nasional, menawarkan integrasi nasional 2006 [4][118]
Paku Alam VIII 1910 1998 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-2 2022 [8]
Pakubuwono VI 1807 1849 Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda 1964 [5][119]
Pakubuwono X 1866 1939 Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentingan Pribumi Indonesia 2011 [14][120]
Pangeran Muhammad Noor 1901 1979 Menteri Pekerjaan Umum yang mencanangkan proyek Waduk Riam Kanan, Waduk Karangkates, dan proyek pasang-surut di Sumatra dan Kalimantan sebagai lahan penyedia pangan 2018 [19]
Pattimura 1783 1817 Gerilyawan dari Maluku yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1973 [5][121]
Pierre Tendean 1939 1965 Prajurit Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [5][122]
Pong Tiku 1846 1907 Bangsawan Toraja, melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda 2002 [4][123]
Raden Mattaher 1871 1907 Pejuang dari Jambi yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 2020 [34]
Raja Ali Haji 1809 ca 1870 Sejarawan dan penyair dari Riau 2004 [4][124]
Raja Haji Fisabilillah 1727 1784 Pejuang dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda 1997 [4][125]
Rajiman Wediodiningrat 1879 1952 Ketua BPUPKI, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pertama 2013 [91]
Ranggong Daeng Romo 1915 1947 Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional 2001 [4][126]
Rasuna Said 1910 1965 Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis 1974 [4][127]
Robert Wolter Monginsidi 1925 1949 Gerilyawan di Makassar saat Revolusi Nasional, dieksekusi oleh Belanda 1973 [5][128]
Rubini Natawisastra 1906 1944 Dokter dan cendekiawan 2022 [8]
Ruhana Kuddus 1884 1972 Wartawati Indonesia pertama 2019 [13]
Saharjo 1909 1963 Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut 1963 [5][129]
Salahuddin bin Talabuddin 1874 1948 Pejuang Maluku Utara 2022 [8]
Sam Ratulangi 1890 1949 Politisi Minahasa dan pendukung kemerdekaan Indonesia 1961 [5][130]
Samanhudi 1878 1956 Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam 1961 [5][131]
Sarjito 1889 1970 Dokter, Akademisi, Rektor pertama Universitas Gadjah Mada 2019 [13]
Silas Papare 1918 1978 Memperjuangkan kemerdekaan Papua dari Belanda, menawarkan integrasi Papua di Indonesia 1993 [4][132]
Sisingamangaraja XII 1849 1907 Pemimpin Batak yang melakukan kampanye gerilyawan melawan pasukan kolonial Belanda 1961 [5][125]
Siswondo Parman 1918 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [5][133]
Siti Hartinah 1923 1996 Istri presiden Suharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah 1996 [4][134]
Siti Walidah 1872 1946 Pendiri Aisyiyah, tokoh Muhammadiyah, istri Ahmad Dahlan, 1971 [h][5][135]
Slamet Rijadi 1927 1950 Brigadir Jeneral Angkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan di Sulawesi 2007 [4][136]
Soedirman 1916 1950 Komandan Ketua Tentara Nasional Indonesia pada saat Revolusi Nasional sekaligus Kader Muhammadiyah 1964 [i][5][137]
Albertus Soegijapranata 1896 1963 Uskup Katolik Jawa dan nasionalis 1963 [5][138]
Soeharto Sastrosoeyoso 1908 2000 Dokter pribadi Soekarno 2022 [8]
Sugiyono Mangunwiyoto 1926 1965 Kolonel Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [5][139]
Suharso 1912 1971 Pelopor pengobatan prostesis 1973 [5][140]
Soekanto Tjokrodiatmodjo 1908 1993 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia pertama 2020 [141] [34]
Sukarjo Wiryopranoto 1903 1962 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 1962 [5][142]
Sukarni 1916 1971 Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi 2014 [17]
Soekarno 1901 1970 Aktivis kemerdekaan yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan, Presiden Indonesia pertama sekaligus Tokoh Muhammadiyah 2012 [g][103][104]
Sultan Agung 1591 1645 Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC 1975 [4][143]
Sultan Daeng Radja, AndiAndi Sultan Daeng Radja 1894 1963 Aktivis kemerdekaan dan politisi 2006 [4][144]
Supeno 1916 1949 Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional 1970 [5][145]
Supomo 1903 1958 Menteri Kehakiman Pertama, membantu penulisan Konstitusi 1965 [5][146]
Suprapto 1920 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [5][147]
Supriyadi 1925 1945 Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar 1975 [j][4][148]
Suroso 1893 1981 Politisi dan aktivis kemerdekaan, Wakil Ketua BPUPKI, Gubernur pertama Jawa Tengah, Bapak Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia 1986 [4][149]
Suryo 1896 1948 Gubernur pertama Jawa Timur yang merupakan tokoh sentral Pertempuran Surabaya 1964 [5][150]
Suryopranoto 1871 1959 Pengajar dan tokoh hak-hak buruh, saudara Ki Hajar Dewantara 1959 [5][151]
Sutan Mohammad Amin Nasution 1904 1993 Gubernur Sumatra Utara dan Riau ke-1 2020 [34]
Sutan Syahrir 1909 1966 Politisi, Perdana Menteri Indonesia pertama 1966 [5][152]
Soetomo 1888 1938 dokter, pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo sekaligus Tokoh Muhammadiyah 1961 [k][5][153]
Sutomo 1920 1981 Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalam Pertempuran Surabaya 2008 [l][4][154]
Sutoyo Siswomiharjo 1922 1965 Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September 1965 [5][155]
Syafruddin Prawiranegara 1911 1989 Gubernur Bank Indonesia pertama, dan kepala PDRI selama masa Agresi Militer Belanda II 2011 [14]
Syam'un 1894 1949 Pejuang yang pernah bergabung dalam PETA dan BKR, serta menentang pemerintahan Hindia Belanda di Banten. Pendiri Pesantren Al-Khairiyah Cilegon, Banten 2018 [19]
Syarif Kasim II 1893 1968 Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan di Sumatra Timur 1998 [4][145]
Tahi Bonar Simatupang 1920 1990 Jenderal yang menjabat sebagai ketua staff dari 1950 sampai 1954 2013 [91]
Tambusai, TuankuTuanku Tambusai 1784 1882 Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda saat Perang Padri 1995 [4][156]
Tan Malaka 1884 1949 Politisi dan intelektual asal Minang. Ia menyumbangkan gagasannya dalam beberapa karya, terutama Madilog (Materialistik, Dialog, dan Logika). Pendiri Partai Murba, tokoh Partai Komunis Indonesia 1963 [5][157]
Thaha Syaifuddin 1816 1904 Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda 1977 [4][158]
Tirtayasa 1631 1683 Sultan Banten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda 1970 [5][159]
Tirto Adhi Suryo 1880 1918 Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya 2006 [4][160]
Umar, TeukuTeuku Umar 1854 1899 Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda; suami Cut Nyak Dhien 1973 [5][161]
Tombolotutu 1857 1901 Raja Kerajaan Parigi Moutong 2021 [29]
Untung Surapati 1660 1706 Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC 1975 [4][162]
Urip Sumoharjo 1893 1948 Pemimpin Angkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman 1964 [5][163]
Usmar Ismail 1921 1971 seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan Bapak Perfilman Nasional 2021 [29]
Wage Rudolf Supratman 1903 1938 Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya" 1971 [5][164]
Wahid Hasyim 1914 1953 Pemimpin Nahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama 1964 [5][165]
Wahidin Sudirohusodo 1852 1917 Dokter dan pemimpin di Budi Utomo 1973 [5][166]
Wilhelmus Zakaria Johannes 1895 1952 Pelopor pengobatan radiologi 1968 [5][167]
Yosaphat Sudarso 1925 1962 Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda 1973 [5][168]
Yusuf Tajul Khalwati 1626 1699 Pemimpin Islam, memimpin pemberontakan gerilyawan melawan VOC 1995 [4][169]
Zainal Mustafa 1907 1944 Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang 1972 [5][170]
Zainul Arifin 1909 1963 Politisi dan gerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang ditargetkan kepada Sukarno oleh Darul Islam 1963 [5][171]

Lihat pula

Catatan penjelas

  1. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 memberikan ketentuan pada orang-orang yang wafat sebelum kemerdekaan Indonesia pada 1945, memungkinkan mereka yang "berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia" untuk menerima gelar tersebut.
  2. ^ Beberapa sumber menyatakan bahwa tahun kelahirannya adalah 1886 atau 1890.
  3. ^ Juga dikenal dalam bahasa Sunda dengan nama Danudirja Setiabudi
  4. ^ Dikenal juga sebagai Harun Tahir
  5. ^ Tanggal kelahiran tidak diketahui. Beberapa sumber seperti Encyclopedia Britannica menyatakan bahwa tahun kelahirannya adalah 1590.
  6. ^ Dikenal juga sebagai Usman bin Haji Muhammad Ali.
  7. ^ a b Sebelumnya digelari sebagai Pahlawan Proklamator pada tahun 1986
  8. ^ Umumnya disebut sebagai Nyai Ahmad Dahlan, yang berarti "istri Ahmad Dahlan"
  9. ^ 1916 adalah tahun pengakuan dari pemerintahan Indonesia. Tanggal sebenarnya mungkin berbeda. Contohnya, sejumlah sumber menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1912 (Said 1991, hlm. 80).
  10. ^ Tanggal kematian tidak diketahui; ia menghilang pada tahun 1945.
  11. ^ Paling sering disebut sebagai Dr. Sutomo
  12. ^ Dikenal juga sebagai Bung Tomo

Referensi

  1. ^ a b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009.
  2. ^ a b c d Sekretariat Negara Indonesia, Prosedur.
  3. ^ "Berita Pahlawan Nasional Terkini dan Terbaru Hari Ini - SINDOnews". www.sindonews.com. Diakses tanggal 2022-11-04. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq Sekretariat Negara Indonesia, Daftar Nama Pahlawan (2).
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz Sekretariat Negara Indonesia, Daftar Nama Pahlawan (1).
  6. ^ JCG, Abdul Muis.
  7. ^ a b Artaria 2002, hlm. 539.
  8. ^ a b c d e f Tempo.co, Jokowi Tetapkan Lima Pahlawan Nasional Baru, Ada HR Soeharto hingga Ahmad Sanusi.
  9. ^ Kementerian Sosial RI, Daftar Nama Pahlawan (143).
  10. ^ Mirnawati 2012, hlm. 254.
  11. ^ Mirnawati 2012, hlm. 251–252.
  12. ^ Mirnawati 2012, hlm. 2–3.
  13. ^ a b c d e f BeritaSatu.com, Enam Tokoh Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional.
  14. ^ a b c d e f g The Jakarta Post 2011, Govt Gives.
  15. ^ Mirnawati 2012, hlm. 64–66.
  16. ^ Mirnawati 2012, hlm. 185–187.
  17. ^ a b c d Tribunnews, Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan.
  18. ^ Mirnawati 2012, hlm. 229–230.
  19. ^ a b c d e f Tempo.co, Enam Tokoh Bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional.
  20. ^ Mirnawati 2012, hlm. 264.
  21. ^ Mirnawati 2012, hlm. 227–228.
  22. ^ Mirnawati 2012, hlm. 265–266.
  23. ^ Mirnawati 2012, hlm. 20–21.
  24. ^ Mirnawati 2012, hlm. 80–81.
  25. ^ Mirnawati 2012, hlm. 190.
  26. ^ Mirnawati 2012, hlm. 90–93.
  27. ^ Mirnawati 2012, hlm. 255.
  28. ^ Mirnawati 2012, hlm. 206–207.
  29. ^ a b c d Setkab.go.id, Profil Empat Penerima Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2021.
  30. ^ Sudarmanto 2007, hlm. 90–91.
  31. ^ Mirnawati 2012, hlm. 143–144.
  32. ^ Mirnawati 2012, hlm. 22–23.
  33. ^ Mirnawati 2012, hlm. 158–159.
  34. ^ a b c d e f Nainggolan 2020.
  35. ^ Kompas.com, As'ad Syamsul Arifin Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional.
  36. ^ Mirnawati 2012, hlm. 234.
  37. ^ Mirnawati 2012, hlm. 168–169.
  38. ^ a b c d e CNN Indonesia, Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional.
  39. ^ Mirnawati 2012, hlm. 52–53.
  40. ^ Mirnawati 2012, hlm. 188–189.
  41. ^ Mirnawati 2012, hlm. 68–70.
  42. ^ Mirnawati 2012, hlm. 82–83.
  43. ^ Mirnawati 2012, hlm. 71–72.
  44. ^ Mirnawati 2012, hlm. 123–124.
  45. ^ Mirnawati 2012, hlm. 4–5.
  46. ^ Mirnawati 2012, hlm. 24–25.
  47. ^ Mirnawati 2012, hlm. 210–211.
  48. ^ Mirnawati 2012, hlm. 181–182.
  49. ^ Mirnawati 2012, hlm. 93–94.
  50. ^ Mirnawati 2012, hlm. 237–238.
  51. ^ Mirnawati 2012, hlm. 160–161.
  52. ^ Mirnawati 2012, hlm. 164–165.
  53. ^ Mirnawati 2012, hlm. 239–240.
  54. ^ Mirnawati 2012, hlm. 170–171.
  55. ^ Mirnawati 2012, hlm. 201–202.
  56. ^ Mirnawati 2012, hlm. 26–27.
  57. ^ Mirnawati 2012, hlm. 197–198.
  58. ^ Mirnawati 2012, hlm. 178.
  59. ^ Mirnawati 2012, hlm. 235–236.
  60. ^ Mirnawati 2012, hlm. 42–43.
  61. ^ Mirnawati 2012, hlm. 95–96.
  62. ^ Mirnawati 2012, hlm. 271–272.
  63. ^ Mirnawati 2012, hlm. 241–242.
  64. ^ Mirnawati 2012, hlm. 248.
  65. ^ Mirnawati 2012, hlm. 292–293.
  66. ^ Mirnawati 2012, hlm. 244–245.
  67. ^ Mirnawati 2012, hlm. 56–57.
  68. ^ Mirnawati 2012, hlm. 30–31.
  69. ^ Mirnawati 2012, hlm. 44–45.
  70. ^ Mirnawati 2012, hlm. 249.
  71. ^ Mirnawati 2012, hlm. 191–192.
  72. ^ Mirnawati 2012, hlm. 276–277.
  73. ^ Mirnawati 2012, hlm. 250.
  74. ^ Mirnawati 2012, hlm. 187.
  75. ^ Mirnawati 2012, hlm. 253.
  76. ^ Mirnawati 2012, hlm. 66–67.
  77. ^ a b The Jakarta Post 2010, Doctor, Army Officer.
  78. ^ Mirnawati 2012, hlm. 86–87.
  79. ^ Mirnawati 2012, hlm. 224–225.
  80. ^ Mirnawati 2012, hlm. 121–122.
  81. ^ Mirnawati 2012, hlm. 300.
  82. ^ Mirnawati 2012, hlm. 212–213.
  83. ^ Mirnawati 2012, hlm. 8–9.
  84. ^ Mirnawati 2012, hlm. 298.
  85. ^ Mirnawati 2012, hlm. 105–107.
  86. ^ Mirnawati 2012, hlm. 296–297.
  87. ^ Mirnawati 2012, hlm. 258.
  88. ^ Mirnawati 2012, hlm. 183–184.
  89. ^ Mirnawati 2012, hlm. 14–15.
  90. ^ a b c d Tribunnews.com, Ini 4 Tokoh yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Mahmoed Marzuki dari Riau Batal.
  91. ^ a b c Parlina 2013, Govt names three new national heroes.
  92. ^ Mirnawati 2012, hlm. 259–260.
  93. ^ Mirnawati 2012, hlm. 46–47.
  94. ^ Mirnawati 2012, hlm. 12–14.
  95. ^ Mirnawati 2012, hlm. 231.
  96. ^ Mirnawati 2012, hlm. 108–109.
  97. ^ Mirnawati 2012, hlm. 16–17.
  98. ^ Mirnawati 2012, hlm. 203–204.
  99. ^ Mirnawati 2012, hlm. 97–98.
  100. ^ Mirnawati 2012, hlm. 208–209.
  101. ^ Mirnawati 2012, hlm. 261.
  102. ^ Mirnawati 2012, hlm. 6–7.
  103. ^ a b Aritonang 2012, Sukarno, Hatta.
  104. ^ a b The Jakarta Post 2012, Respect Thy Heroes.
  105. ^ Mirnawati 2012, hlm. 110–111.
  106. ^ Mirnawati 2012, hlm. 262–263.
  107. ^ Mirnawati 2012, hlm. 286–287.
  108. ^ Mirnawati 2012, hlm. 119–120.
  109. ^ Mirnawati 2012, hlm. 273–274.
  110. ^ Mirnawati 2012, hlm. 73.
  111. ^ Mirnawati 2012, hlm. 243.
  112. ^ Mirnawati 2012, hlm. 176–177.
  113. ^ Mirnawati 2012, hlm. 18–19.
  114. ^ Mirnawati 2012, hlm. 256.
  115. ^ Kamajaya 1981, hlm. 50–57.
  116. ^ Mirnawati 2012, hlm. 268.
  117. ^ Mirnawati 2012, hlm. 131–132.
  118. ^ Mirnawati 2012, hlm. 269–270.
  119. ^ Mirnawati 2012, hlm. 36–37.
  120. ^ Mirnawati 2012, hlm. 299.
  121. ^ Mirnawati 2012, hlm. 10–11.
  122. ^ Mirnawati 2012, hlm. 214–215.
  123. ^ Mirnawati 2012, hlm. 28–29.
  124. ^ Mirnawati 2012, hlm. 32–33.
  125. ^ a b Mirnawati 2012, hlm. 34–35.
  126. ^ Mirnawati 2012, hlm. 280.
  127. ^ Mirnawati 2012, hlm. 84–85.
  128. ^ Mirnawati 2012, hlm. 199–200.
  129. ^ Mirnawati 2012, hlm. 74–75.
  130. ^ Mirnawati 2012, hlm. 162–163.
  131. ^ Mirnawati 2012, hlm. 99–100.
  132. ^ Mirnawati 2012, hlm. 193–194.
  133. ^ Mirnawati 2012, hlm. 216–217.
  134. ^ Mirnawati 2012, hlm. 246–247.
  135. ^ Mirnawati 2012, hlm. 112–113.
  136. ^ Mirnawati 2012, hlm. 166–167.
  137. ^ Mirnawati 2012, hlm. 172–173.
  138. ^ Mirnawati 2012, hlm. 195–196.
  139. ^ Mirnawati 2012, hlm. 222–223.
  140. ^ Mirnawati 2012, hlm. 116–117.
  141. ^ Kompas.com, Jokowi Bakal Anugerahkan SM Amin dan Soekanto Pahlawan Nasional, Gatot Nurmantyo Bintang Mahaputera.
  142. ^ Mirnawati 2012, hlm. 136–137.
  143. ^ Mirnawati 2012, hlm. 40–41.
  144. ^ Mirnawati 2012, hlm. 232–233.
  145. ^ a b Mirnawati 2012, hlm. 138.
  146. ^ Mirnawati 2012, hlm. 114–115.
  147. ^ Mirnawati 2012, hlm. 218–219.
  148. ^ Mirnawati 2012, hlm. 134–135.
  149. ^ Mirnawati 2012, hlm. 133.
  150. ^ Mirnawati 2012, hlm. 127–128.
  151. ^ Mirnawati 2012, hlm. 125–126.
  152. ^ Mirnawati 2012, hlm. 139–140.
  153. ^ Mirnawati 2012, hlm. 76–77.
  154. ^ Mirnawati 2012, hlm. 284–285.
  155. ^ Mirnawati 2012, hlm. 220–221.
  156. ^ Mirnawati 2012, hlm. 58–59.
  157. ^ Mirnawati 2012, hlm. 141–142.
  158. ^ Mirnawati 2012, hlm. 48–49.
  159. ^ Mirnawati 2012, hlm. 38–39.
  160. ^ Mirnawati 2012, hlm. 129–130.
  161. ^ Mirnawati 2012, hlm. 54–55.
  162. ^ Mirnawati 2012, hlm. 60–62.
  163. ^ Mirnawati 2012, hlm. 174–175.
  164. ^ Mirnawati 2012, hlm. 147–148.
  165. ^ Mirnawati 2012, hlm. 88–89.
  166. ^ Mirnawati 2012, hlm. 78–79.
  167. ^ Mirnawati 2012, hlm. 118.
  168. ^ Mirnawati 2012, hlm. 179–180.
  169. ^ Mirnawati 2012, hlm. 50–51.
  170. ^ Mirnawati 2012, hlm. 101–102.
  171. ^ Mirnawati 2012, hlm. 103–104.

Bacaan lanjutan

Pranala luar