Kabupaten Tegal

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa

Tegal (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦠꦼꦒꦭ꧀, Pegon تٓڮل, Hanzi: 直葛, Belanda: Tagal) adalah salah satu kabupaten yang terletak di bagian barat laut provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang memiliki luas 878,79 km2.[1] Ibu kotanya dulu berada di Kota Tegal yang terletak di sudut barat laut kabupaten ini, tetapi kemudian Tegal secara administratif terpisah dari kabupaten dan membentuk wilayah sendiri. Kemudian digantikan oleh Kota Slawi sebagai ibu kota Kabupaten Tegal hingga saat ini, yang merupakan pinggiran kota yang terletak sekitar 20 km dari selatan pusat kota dan dalam batas kabupaten.

Kadipaten Tegal
Daerah tingkat II
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦠꦼꦒꦭ꧀
 • Pegonتٓڮل
 • Hanzi直葛
 • Pinyinzhí gé
Sunrise di Tonggara, Kedungbanteng, Tegal
Lambang resmi Kadipaten Tegal
Etimologi: Tetegall (Lahan Tegalan)
Julukan: 
  • Teh Poci Wasgitel
  • Japan van Java”
Motto: 
  • Tri Sanja
  • Tegal Hadiningrat
  • Banteng Loreng Binconcengan
Peta
Lokasi di Jawa Tengah
Kadipaten Tegal di Jawa
Kadipaten Tegal
Kadipaten Tegal
Lokasi di Jawa Tengah
Kadipaten Tegal di Indonesia
Kadipaten Tegal
Kadipaten Tegal
Kadipaten Tegal (Indonesia)
Koordinat: 6°52′S 109°09′E / 6.87°S 109.15°E / -6.87; 109.15
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Hari jadi18 Mei 1601 (1601-05-18)
PendiriKi Gede Sebayu
Ibu kotaSlawi Ayu
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 18
  • Kelurahan: 9
  • Desa: 281
Pemerintahan
 • JenisPemerintahan kabupaten (Bupati-DPRD)
 • BupatiKi Enthus Susmono
 • Wakil BupatiUmi Azizah
 • Sekretaris DaerahWidodo Joko Mulyono
 • Ketua DPRDMohammad Faiq
Luas
 • Total878,79 km2 (339,30 sq mi)
Peringkatke-21 (Jawa Tengah)
Populasi
 (2020)[1]
 • Total1.596.996
 • Kepadatan1,800/km2 (4,700/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam Sunni 95,7%
Kristen 3,4%
- Protestan 2,3%
- Katolik 12,18%
Hindu Dharma 1,1%
Buddha Tridharma 0,5%
Kong Hu Cu 0,4%[2]
Kajawèn..??
 • BahasaBahasa Resmi : Bahasa Indonesia

Bahasa Daerah Asli : Tegalan

Bahasa Daerah Pendatang : Arab Nusantara, Hadhramaut, Hokkien, Hakka, Tionghôa, Ngapak, Cêrbon, Bandek/Medhok, Jawa Kromo, Jawa Ngoko, Solo, Sêmarangan, Kêdu, Arèkan, Mataraman, Walikan, Jaseng, Bumiayu, Galuh, Kuningan, Jatiwangi, Priangan, Banten, Betawi, Madhurâ, Batak, Minang, Pelémbang, Lampung, Lombok, Bali, Ambon, Nederlands, Nippon, Português, Hindustan, dan Lain-lain.

Bahasa Internasional : English
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3328 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 283
Pelat kendaraanG xxxx *F/*P/*Q/*Z
Kode Kemendagri33.28 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023SLW
Semboyan daerah
  • Tegal Hadiningrat
  • Tri Sanja
  • Banteng Loreng Binconcengan
Flora resmiMangga Wirasangka
Fauna resmiJalak Suren
Situs webtegalkab.go.id

Sejarah

Nama Tegal berasal dari nama Tetegal, tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian. Sumber lain menyatakan, nama Tegal dipercaya berasal dari kata Teteguall. Sebutan yang diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500–an.

Kabupaten Tegal berdiri pada tanggal 18 Mei 1601. Cikal bakal berdirinya Kabupaten Tegal tidak dapat dipisahkan dari sosok ketokohan Ki Gede Sebayu. Menurut silsilah, Ki Gede Sebayu merupakan keturunan trah Majapahit dari Batoro Katong atau Syech Sekar Delima (Adipati Wengker Ponorogo). Ayah Ki Gede Sebayu bernama Pangeran Onje (Adipati Purbalingga).

Sejak kecil, Ki Gede Sebayu diasuh oleh eyangnya yaitu Ki Ageng Wunut yang selama hidupnya diajari budi pekerti luhur. Hal ini membawa dampak bagi perkembangan Ki Gede Sebayu yang tumbuh menjadi anak yang berperilaku ramah dan santun. Setelah menginjak dewasa, Ki Gede Sebayu oleh ayahnya disuwitakan untuk menjadi prajurit di Keraton Pajang. Sebagai prajurit tamtama, Ki Gede Sebayu memperoleh pendidikan keprajuritan dan ilmu kanuragan. Ki Gede Sebayu mempunyai 2 orang anak yaitu Raden Ayu Rara Giyanti Subhaleksana dan Raden Mas Hanggawana.

Pada saat Arya Pangiri merebut takhta Pajang dari Pangeran Benowo. Ki Gede Sebayu pergi meninggalkan keraton Pajang menuju Desa Sedayu. Ki Gede Sebayu kemudian bergabung dengan prajurit Mataram bersama Pangeran Benowo untuk menyingkirkan Arya Pangiri.

Ketika itu Ki Gede Sebayu dengan tombak pendeknya menyerang prajurit Arya Pangiri, sehingga banyak yang tewas dan akhirnya Arya Pangiri menyerah dan diusir dari Keraton Pajang. Kemudian Keraton pajang diserahkan kepada Pangeran Benowo. Setelah selesai pertempuran (1587), Ki Gede Sebayu dan pengikutnya memutuskan untuk melakukan perjalanan ke arah barat dan sampai di Desa Taji, Bagelan disambut oleh Demung Ki Gede Karang Lo.

Ki Gede Sebayu melanjutkan perjalanan ke Purbalingga untuk ziarah ke makam ayahnya. Setelah berziarah ke makam ayahnya, Ki Gede Sebayu kemudian berjalan ke utara melewati Gunung Slamet. Sampai di Desa Pelawangan, ia lalu menyusuri pantai utara ke arah barat dan sampailah di Padepokan Ki Gede Wonokusumo disekitar Kali Gung. Kedatangan Ki Gede Sebayu bersama rombongan yang bermaksud “mbabat alas” membangun masyarakat tlatah Tegal disambut gembira oleh Ki Gede Wonokusumo.

Melihat kesuburan tanahnya, Ki Gede Sebayu tergugah dan berniat bersama-sama penduduk meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas lahan serta membuat saluran pengairan. Daerah yang sebagian besar merupakan tanah lading tersebut kemudian dinamakan Tegal.

Atas keberhasilannya, pada 18 Mei 1601 Panembahan Senopati mengangkat Ki Gede Sebayu menjadi Juru Demung (Penguasa Lokal di Tlatah Tegal) dengan pangkat Tumenggung setingkat Bupati. Peristiwa inilah yang merupakan berdirinya Kabupaten Tegal pada tanggal 18 Mei 1601.

Geografi

Bagian utara dari Kabupaten Tegal merupakan dataran rendah. Sedangkan di bagian selatan merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Slamet (3.428 meter). Di perbatasan Kabupaten Pemalang, terdapat rangkaian perbukitan terjal dan sungai besar yang mengalir, yaitu Kali Gung dan Kali Erang, keduanya bermata air di hulu Gunung Slamet.

Posisi Geografis

Kabupaten Tegal terletak di bagian barat laut Provinsi Jawa Tengah, dengan letak geografis 108°57'6"–109°21'30" BT dan 6°02'41"–7°15'30" LS. Dan mempunyai letak yang strategis pada jalan Semarang–Tegal–Cirebon serta Semarang–Tegal–Purwokerto dan Cilacap, dengan fasilitas pelabuhan di Kota Tegal.

Batas Wilayah

Utara Laut Jawa, dan Kota Tegal
Timur Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Purbalingga
Selatan Kabupaten Brebes dan, Kabupaten Banyumas
Barat Kabupaten Brebes, dan Kota Tegal

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Periode Keterangan
1 Ki Gede Sebayu 1601 1620 1
2 Ki Gede Honggowono 1620 1625 2
3 Pangeran Adipati Martoloyo 1625 1678 3
4 Tumenggung Sindurejo
(Pranantaka)
1678 1679 4
5 Tumenggung Honggowono
(Reksonegoro)
1679 1680 5
6 Tumenggung Secowijoyo 1680 1697 6
7 Tumenggung Secomenggolo 1697 1700 7
8 Tritonoto 1700 1702 8
9 Tumenggung Bodroyudo Secowardoyo I
(Reksonegoro II)
1702 1746 9
10 Tumenggung Secowardoyo II
(Reksonegoro III)
1746 1776 10
11 Tumenggung Kartoyodo
(Reksonegoro IV)
1776 1800 11
12 R. M. Panji Haji Cokronegoro VI 1800 1816 12
13 Tumenggung Surenggrono 1816 1816 13
14 Tumenggung Sumodiwangso/
Surodiwongso, Suroloyo (Reksonegoro)
1816 1819 14
15 Tumenggung Secomenggolo 1819 1821 15
16 R. M. A. Reksonegoro IV 1821 1857 16
17 Tumenggung Sosronegoro 1857 1858 17
18 Mas Ronggo Surodipuro 1858 1862 18
19 R. Tumenggung Widyodiningrat 1862 1864 19
20 R. Tumenggung Panji Sosrokusumo 1864 1869 20
21 R. M. Ore
(R. M. A. Reksonegoro VII)
1869 21
22 R. M. Kis
(R. M. A. Reksonegoro VIII)
1903 22
23 R. M. Suyitno
(R. M. A. Reksonegoro IX)
1903 1929 23
24 R. M. Susmono
(R. M. A. Reksonegoro X)
1929 1935 24
25 J. Patih R. Subiyanto 1935 1937 25
26 R. Tumenggung Slamet Kertonegoro 1937 1942 26
27 Mr. Moh. Besar 1942 1944 27
28 Raden Sunaryo 1944 1945 28
Masa Pemerintahan Indonesia
No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Periode Wakil Bupati Keterangan
29 Kyai Abu Syujai 1945 1946 29
30 Prawoto Sudibyo 1946 1948 30
31 R. Soeputro 1948 1949 31
32 R. M. Susmono Reksonegoro 1949 1950 32
33 R. M. Sumindro 1950 1955 33
34 R. M. Projosumarto 1955 1960 34
35 Sutoro 1960 1966 35
Munadi
(Penjabat)
1966 1966
R. Sutarjo
(Penjabat)
1966 1967
35 Kol.
R. Soepadi Joedodarmo
1967 1973 35
36
36 Letkol
R. Samino Sastrosuwignyo
1973 1977
Drs.
Herman Sumarmo
(Pelaksana tugas)
1977 1978
37 Hasyim Dirjosubroto 1978 1989 37
38
39
38 Drs. H.
Wienachto
1989 1991
Drs.
Sudiatno
(Pelaksana tugas)
1991 1991
39 Drs. H.
Soetjipto
1991 1998
40
Drs.
Setiawan Sadono
(Pelaksana tugas)
1998 1999
40 Drs. H.
Soediharto
1999 2004 41
41 Agus Riyanto
S.Sos, M.M.
2004 2009 42 H.
M. Hammam Miftah
S.Ag, M.M.
2009 2011 43 H.
M. Herry Soelistyawan
S.H., M.Hum
42 H.
M. Herry Soelistyawan
S.H., M.Hum
2011 2013
Drs.
Haron Bagas Prakosa
M.Hum
2013 2013
Ir.
Satrio Hidayat
(Penjabat)
2013 2014
43 Dr. (HC)
Enthus Susmono
8 Januari 2014 14 Mei 2018 44 Dra. Hj.
Umi Azizah
[a]
Drs.
Sinoeng Nugroho Rahmadi
M.M.
(Pejabat Sementara)
14 Februari 2018 23 Juni 2018 [b]
  Dra. Hj.
Umi Azizah
14 Mei 2018 5 November 2018 [c]
44 5 November 2018 8 Januari 2019 [d]
8 Januari 2019 8 Januari 2024 45 H.
Sabilillah Ardie
B.Sc.
Amir Makhmud
(Pelaksana harian)
8 Januari 2024 10 Januari 2024
  Dr.
Agustyarsyah
S.SiT., S.H., M.P.
10 Januari 2024 Petahana
Catatan
  1. ^ Meninggal dunia pada saat menjabat
  2. ^ Menjabat sementara karena Bupati Enthus Susmono dan Umi Azizah mengikuti Pilkada Bupati Tegal 2018
  3. ^ Pelaksana tugas menggantikan Enthus Susmono yang wafat
  4. ^ Bupati Definitif untuk periode sisa masa jabatan 2014–2019
Berkas:KiEnthusdanGanjarP.jpeg
Bupati Enthus Susmono (kanan) setelah dilantik oleh Gubernur Ganjar Pranowo (kiri).

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Tegal dalam lima periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2004–2009[3] 2009–2014[4] 2014–2019[5] 2019–2024[6] 2024–2029
PKB 14   8   12   14   17
Gerindra (baru) 1   5   7   8
PDI-P 12   13   11   12   10
Golkar 6   6   6   6   7
NasDem (baru) 1   1   0
PKS 4   5   3   2   4
Hanura (baru) 1   3   1   0
PAN 5   5   2   1   1
Demokrat (baru) 0   6   3   2   0
Perindo (baru) 1   0
PPP 4   3   4   3   3
Buruh 0   1
PKNU (baru) 1
Jumlah Anggota 45   50   50   50   50
Jumlah Partai 6   11   10   11   7

Kecamatan

Secara administratif Kabupaten Tegal terbagi dalam 18 kecamatan, yang terdiri atas 281 desa dan 6 kelurahan. Sejak berdiri, pusat pemerintahan Kabupaten Tegal berada di Tegal. Namun sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1984, pusat pemerintahannya dipindahkan dari wilayah Kota Tegal ke Kecamatan Slawi. Tahun 1986, Kecamatan Sumurpanggang dilebur kedalam wilayah Kota Tegal, bersama dengan beberapa desa dari Kecamatan Dukuhturi menurut Peraturan Pemerintah no 7 tahun 1986. Mulai akhir tahun 1989, Kecamatan Slawi dikembangkan menjadi Ibu kota Kabupaten Tegal. Pada tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 1.596.996 jiwa dengan luas wilayah 878,79 km² dan sebaran penduduk 1.817/km².[7][8][1]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Tegal, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[9] Status Daftar
Desa/Kelurahan
33.28.11 Adiwerna 21 52494 Desa
33.28.04 Balapulang 20 52464 Desa
33.28.03 Bojong 17 52465 Desa
33.28.02 Bumijawa 18 52466 Desa
33.28.13 Dukuhturi 18 52492 Desa
33.28.18 Dukuhwaru 10 52451 Desa
33.28.07 Jatinegara 17 52473 Desa
33.28.08 Kedungbanteng 10 52472 Desa
33.28.15 Kramat 1 19 52481 Desa
Kelurahan
33.28.06 Lebaksiu 15 52461 Desa
33.28.01 Margasari 13 52463 Desa
33.28.05 Pagerbarang 13 52462 Desa
33.28.09 Pangkah 23 52471 Desa
33.28.10 Slawi 5 5 52411-52419 Desa
Kelurahan
33.28.16 Suradadi 11 52482 Desa
33.28.12 Talang 19 52493 Desa
33.28.14 Tarub 20 52484 Desa
33.28.17 Warureja 12 52483 Desa
TOTAL 18 6 281


Penduduk

Kabupaten Tegal merupakan salah satu kabupaten terpadat di Jawa Tengah. Persebaran populasi yang paling utama, yaitu di selatan Kota Tegal dan sepanjang Jalan Raya Tegal–Slawi.

Bahasa

Bahasa Jawa

Dalam keseharian, masyarakat Kabupaten Tegal menggunakan bahasa Jawa dengan dialek Tegal. Namun, bahasa Jawa Tegal di wilayah ini memiliki sub-dialek yang beragam, bahkan berbeda desa dan kecamatan pun bisa berbeda pula dialeknya.

Perbedaan yang paling mencolok adalah perbedaan dialek wilayah utara dan selatan Kabupaten Tegal. Wilayah selatan memiliki intonasi yang unik. Setengah Tegalan, setengah lagi Bumiayu. Orang Tegal bagian selatan juga lebih sering menggunakan kata "rika" untuk menyebut kata "anda", terpengaruh dari bahasa Jawa dialek Banyumasan, berbeda dengan wilayah utara yang lebih sering memakai "sampeyan". Penutur sub-dialek selatan berada di wilayah Lebaksiu, Balapulang, Margasari, Prupuk, Bojong, Bumijawa, Jatinegara, serta sebagian desa di wilayah Pangkah, dan Pagerbarang.

Sedangkan wilayah utara cenderung ke arah sub-dialek Kota Tegal-Brebes yang mengalun dan memanjangkan fonem akhir. Selain itu, sub-dialek wilayah utara juga terpengaruh oleh kosakata-kosakata dari bahasa etnis lain seperti bahasa Jawa dialek Pesisiran pada umumnya, contoh kata ente untuk menyebut kata "anda" (pengaruh dari bahasa Arab) Penutur sub-dialek utara berada di wilayah Kramat, Suradadi, Warureja, Dukuhturi, Pagerbarang, Adiwerna, Talang, dan sebagian desa di kecamatan Tarub.

Sedangkan wilayah tengah memiliki dialek yang unik karena merupakan pertemuan antara wilayah utara dan selatan seperti Slawi, Dukuhwaru, Pangkah, Tarub, Kedungbanteng, dan sebagian desa di kecamatan Lebaksiu.

Bahasa Sunda

Selain bahasa Jawa, dituturkan juga bahasa Sunda di Desa Prupuk Selatan, Kecamatan Margasari yang berbatasan dengan Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes tepatnya di sepanjang sungai Pemali. Bahasa Sunda yang digunakan oleh penduduk Tegal di Margasari umumnya berfungsi sebagai bahasa kedua atau bilingual. Dalam satu kasus, penarik perahu lokal akan menggunakan bahasa Sunda jika berada di sebelah barat sungai Pemali (Tonjong, Brebes), sedangkan ketika berada di sebelah timur (Margasari, Tegal) akan bertutur menggunakan bahasa Jawa.[10]

Ekonomi

Masyarakat Kabupaten Tegal banyak yang membuka usaha di sektor industri rumah tangga, di antaranya pengecoran, pengerjaan logam, tekstile, shuttlecock, furniture, dan gerabah. Terdapat juga pabrik industri bahan baku kapur tulis dan bubuk di daerah Margasari sebagai pemasok utama bubuk di Kabupaten Tegal. Karena banyaknya industri rumah tangga di wilayahnya, Kabupaten Tegal pernah mendapat julukan "Jepang-nya Indonesia" di masyarakat pada masa lalu.

Masyarakat Kabupaten Tegal berusaha di sektor pertanian dan perkebunan, terutama di bagian selatan Kabupaten Tegal, yaitu Kecamatan Bumijawa dan Bojong.

Di sektor kelautan dan perikanan, warga pesisir, terutama Kecamatan Suradadi mencari ikan di Laut Jawa sampai ke Laut Tiongkok Selatan (kepulauan Riau). Hasil tangkapan tersebut, dijual ke pelabuhan perikanan Jakarta, Cirebon, Pekalongan dan Kota Tegal. Warga pesisir Kabupaten Tegal juga banyak yang membuka usaha tambak udang windu, dan ikan bandeng (juga penjualan bibitnya). Di sektor peternakan, masyarakat Kabupaten Tegal banyak mengusahakan peternakan ayam, dan Itik Tegal (Indian Runner) untuk suplai industri telur asin di Brebes. Di pedesaan terdapat juga ternak kambing, sapi, dan kerbau, yang diusahakan secara tradisional.

Masyarakat Kabupaten Tegal juga banyak yang merantau ke kota-kota lain di pulau Jawa terutama Jakarta dan pulau-pulau lain. Sebagian besar membuka usaha Warung Tegal (warteg) yang tergabung dalam Kowarteg (Koperasi Warung Tegal), menjual martabak telor (dari warga Kecamatan Lebaksiu), dan lain-lain. Setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri warga Kabupaten Tegal mudik dari perantauan, dan membawa uang hasil usaha selama di perantauan. Selama masa mudik itulah, ekonomi Kabupaten Tegal menjadi lebih semarak perputaran uangnya dan lebih dinamis.

Pendidikan

 
SMP Negeri 1 Slawi

Sekolah di Kabupaten Tegal di antaranya:

 
SMA Negeri 1 Slawi

Perguruan tinggi

 
STIKES Bhamada

Pondok Pesantren

  • Pondok Pesantren Al Rizqi Babakan Lebaksiu
  • Pondok pesantren Ma'hadut Tholabah Babakan Lebaksiu
  • Ponpes At-Tauhidiyyah Giren Talang
  • Ponpes Darussalam Kalibakung Balapulang
  • Ponpes Ahmad Dahlan Harjawinangun Balapulang
  • Ponpes Darul Mujahadah Prupuk Margasari
  • Ponpes Hasyim Asy'ari
Karangjati Tarub

Kertayasa

Maribaya Kramat

Transportasi

 
Dokar merupakan salah satu alat transportasi perdesaan di Kabupaten Tegal.

Kabupaten Tegal dilalui Jalur Utama Pantura, dan Tegal. Kabupaten Tegal juga merupakan persimpangan utama dari pantura menuju selatan Jawa Tengah, seperti Purwokerto, Cilacap, Kebumen, dan Yogyakarta.

Angkutan Bus

Berada di Dukuhsalam Lalulintas Jalan nasional yang Banyak apalagi mudik dan balik lebaran Paling Dominasi Bus Sinar jaya, Dewi Sri, Deddy Jaya, Putri jaya baru DLL, serta para perantau mudik menjelang Idul Fitri.

Angkutan Kereta Api

Kabupaten Tegal juga dilalui jalur kereta api lintas utara, dua stasiun yang dilewati jalur kereta api lintas utara adalah Stasiun Larangan dan Stasiun Suradadi. Sedangkan lintas selatan, melalui sebagian wilayah Kabupaten Tegal, yakni di Prupuk, Kecamatan Margasari dengan stasiun utamanya, Stasiun Prupuk. Jalur kereta api Tegal–Slawi–Prupuk sampai saat ini masih berfungsi, selain digunakan untuk mengangkut BBM milik Pertamina, jalur tersebut digunakan juga sebagai kereta penumpang dengan rute PurwokertoSlawiTegalSemarang.

Pariwisata

Objek wisata

Berkas:Wcacaban.jpg
Waduk Cacaban

Di Guci terdapat 10 air terjun. Di antaranya adalah Pemandian Pancuran 13 dan Pancuran 7, penduduk setempat sering berendam dan mandi, karena dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit. Ke atas lagi terdapat Air Terjun Jedor. Di Guci juga disewakan kuda untuk menikmati pemandangan sekitar. Objek wisata ini tersedia berbagai macam fasilitas seperti penginapan, wisata hutan, kolam renang air panas, lapangan tenis dan sepak bola, hotel, villa dan bumi perkemahan. Objek wisata ini juga sangat ramai terutama pada malam Jumat Kliwon dengan alasan mistis.


Merupakan Wisata Alam dengan spot instagrameble



Tempat menarik

  • Alun-alun Slawi (AAS), berupa taman dengan air mancur besar, ramai pada hari Minggu pagi dan malam minggu berlokasi di depan halaman pendopo Kabupaten Tegal.
  • Monumen Perjuangan Gerakan Banteng Nasional (GBN), di Procot
  • Pusat Perdagangan Ruko Slawi, di pusat kota yang di bangun pada tahun 2002.
  • Pasar Trayeman, Pasar Tradisional tertua di Kabupaten Tegal
  • Mutiara Cahaya (MC), supermarket pertama di pusat kota Slawi
  • Toserba Yogya Slawi, (Dahulu Dedy Jaya Plaza), berada di Jalan Ahmad Yani, Slawi
  • MAKO BRIGIF-4 (Markas Komando Brigade Infanteri)
  • Bioskop Singa dan Rama (eks)
Masjid Agung Kabupaten Tegal
  • Tambun (Pertigaan Taman Bunga)
  • Bundaran Patung Obor, di Pakembaran
  • Stadion Tri Sanja, Markas Kesebelasan Persekat
  • Masjid Agung, di depan monumen GBN
  • Kelenteng Hok Ie Kiong Slawi, Jalan Ahmad Yani (Jalur Utama Tegal-Purwokerto)
  • Kelenteng Ban Eng Bio Banjaran–Adiwerna, Jalan Stasiun Banjaran, Kec. Adiwerna.
  • SD (dahulu SD Putri) 3 Slawi (peninggalan Belanda)
  • SDN Procot 01 (peninggalan Belanda), di Jalan Nangka No. 3 Procot
  • Gunung Gantungan, kecamatan Jatinegara, tempat beberapa menara stasiun relai TV
  • Taman Pujasera, kecamatan Slawi, Tegal
  • Waduk Cacaban, di Kecamatan Kedungbanteng, Tegal
  • Pabrik Gula Pangkah, di Kecamatan Pangkah
  • Taman Rakyat Slawi, depan Terminal Slawi
  • Curug Cantel, Bumijawa, merupakan curug (air terjun) tertinggi di Kabupaten Tegal dengan ketinggian kurang lebihnya 70 meter.
  • Curug-curug yang terletak di Kecamatan Bumijawa , Kecamatan Bojong , Kecamatan Margasari , Kecamatan Balapulang
  • Gunung Batu, di desa Batuagung Kecamatan Balapulang . Merupakan salah satu tempat untuk menyaksikan betapa indahnya alam Kabupaten Tegal yang terbentang dari selatan ke utara, dari barat ke timur.
  • Danau Beko , Kecamatan Margasari , sebuah danau yang berwarna hijau akibat campuran belerang dan dikelilingi pegunungan kapur.
  • Satuan Radar 214, dulu bernama Satuan Radar Pemalang, merupakan unsur pertahanan udara yang berada langsung dibawah komando Kosekhanudnas I. Di wilayah utara Provinsi Jawa Tengah yang bertugas melaksanakan kegiatan operasi pertahanan udara khususnya pengamatan udara Nasional. Terletak di pantura, perbatasan antara Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Tegal.

Seni dan budaya

Kesenian

Tari Topeng Endel, tarian yang begitu familiar di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Tarian ini hanya dilakukan oleh perempuan saja karena sifat dari tari topeng ini adalah genit, gemulai, terampil, dan berani. Tarian ini bisa dilakukan perseorangan maupun bersama-sama (kolosal) di berbagai macam acara.
Gerak penari memperlihatkan bayangan seolah sedang bercumbu dengan pangeran. Gemulainya para penari yang bergerak-gerak begitu lembut disertai dengan musik gamelan, mampu menghipnosis siapapun yang menonton. Busana yang digunakan untuk Tari Topeng Endel mirip dengan kostum yang dikenakan penari Tari Gambyong. Dengan diiringi gending lancaran ombak banyu laras slendro manyuro, penari akan memperlihatkan bagaimana sosok wanita Jawa yang sesungguhnya yang penuh dengan sikap halus, lembut dan keibuan. Sifat wanita ini sebenarnya tidak diartikan bahwa seorang wanita Jawa adalah wanita terjajah. Tari Endel pernah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan peserta terbanyak, yaitu 1.700 yang terdiri dari murid-murid SD, bertempat di Kantor Pemerintah Kabupaten Tegal dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-470 kabupaten tersebut.

  • Tari Topeng Panji

Tarian ini menggambarkan tokoh bernama Panji, seseorang yang gagah berani dan berwatak halus. Sehingga gerakan tariannya terlihat halus.[11]

  • Tari Topeng Kresna

Tarian ini menggambarkan tokoh bernama Kresna yang ada dalam wayang kulit Purwo. Karakter dari Kresna sendiri adalah cerdik, sakti, berwibawa, tidak sombong, arif, dan bijaksana dan dari gerakannya yang tegas, tegap, dan langkahnya yang pasti.

  • Tari Topeng Layapan Alus

Tarian ini menggambarkan tokoh yang bernama Bambangan, seorang kesatria yang gagah berani, cerdik, tangkas, memiliki watak halus, dan berbudi luhur. Gerakan tarian ini halus dan lincah.

  • Tari Topeng Patih (Ponggawa)

Tarian ini menggambarkan tokoh patih atau ponggawa kerajaan. Seorang patih yang digambarkan sebagai seorang kesatria, gagah berani, cerdik, tangkas, dan luhur budi pekertinya. Gerakan tarian ini lincah.

  • Tari Topeng Kelana

Tarian ini menggambarkan seorang tokoh bernama Kelana. Kelana merupakan tokoh yang mempunyai pribadi yang gagah berani, cerdik, tangkas, dan luhur budinya. Gerakan tariannya adalah tegap dan lincah.

Sintren (atau juga dikenal dengan Lais) adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Tegal, Banyumas, Kuningan, dan Pekalongan. Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono.

  • Tari Kuntul Tegalan

Tari Kuntul Tegalan atau Kuntulan adalah salah satu seni tradisional yang ada di Tegal, Kabupaten Tegal khususnya. Tarian ini memadukan unsur seni pencak silat dan diiringi dengan rebana dan shalawat. Jadi gerakan Kuntulan ini merupakan perpaduan antara seni Islami dan Jawa kontemporer. Apabila diperhatikan secara detail, tarian ini menggambarkan prajurit yang sedang berlatih bela diri untuk mempertahankan diri. Untuk kostumnya sendiri berwarna putih-putih.[12]

Musik Tegalan adalah musik khas daerah Jawa Tengah, yang berpusat di Kota Tegal sebagai pionir munculnya jenis musik ini. Jenis musik ini diciptakan pada akhir era 70-an sebagai promosi pariwisata yang sedang digalakkan oleh pemerintah daerah setempat. Pencetusnya adalah Lanang Setiawan, Nurngudiono, Dhimas Riyanto, Najeeb Balapulang, dan Tri Widarti sebagai pelantun lagu-lagu tegalan generasi pertama.

  • Wayang Golek Tegal

Wayang Golek Cepak Tegalan atau biasa disebut Wayang Golek Tegal merupakan wayang asli dari Tegal, wayang ini biasa dimainkan dalam pertunjukan wayang oleh seorang dalang bernama Ki Enthus Susmono yang juga merupakan seorang Bupati Kabupaten Tegal. Beliau menamakannya Lupit dan Slenteng yang juga dijadikan sebagai maskot Kabupaten Tegal. Wayang ini terbuat dari kayu kedondong jaran, jenis kayu ini dipilih karena kualitasnya yang bagus dan memiliki ketahanan prima. Untuk mewarnai wayang ini, pengrajin menggunakan cat semprot kendaraan roda empat.[13][14]

Kebudayaan

  • Ruwat Bumi Guci

Tradisi dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur atas kemakmuran yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan juga memohon keselamatan dari segala macam mara bahaya, masyarakat Guci dan sekitarnya (Desa Rembul dan Desa Pekandangan), di lokasi Objek Wisata Guci, mengadakan upacara tradisional tahunan setiap bulan Muharram (Suro).[15]

Prosesi dimulai dengan arak-arakan Gunungan atau Sesajian beraneka macam hasil panen dan dilanjutkan dengan ritual memandikan Kambing Kendit (kambing khusus yang berwarna hitam dengan lingkar putih di perutnya). Kemudian dilanjutkan dengan menaburkan kembang setaman pada lokasi pemandian di sekitar Guci (Pancuran 13). Ritual ini menjadi simbol kasih sayang terhadap makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan kambingnya sendiri merupakan simbol dari kehidupan yang akan terus berputar. Usai prosesi memandikan kambing, dilaksanakan upacara dan pembacaan riwayat Guci dengan menggunakan Bahasa Tegalan. Beberapa sambutan dari pihak penyelenggara dan Pemerintah daerah pun disampaikan sebagai bentuk dukungan untuk melestarikan tradisi Ruwat Bumi Guci. Kemudian diakhiri dengan rebutan gunungan, do’a bersama, dan hiburan yang biasanya diisi dengan tarian khas Tegal.

Menurut Ki Enthus Susmono, dalang kondang tingkat nasional yang berasal dari Tegal, Tradisi Ruwat Bumi di Guci bukanlah tradisi syirik, melainkan tradisi untuk merawat bumi. Masyarakat Guci sendiri meyakini jika terjadi hujan deras saat prosesi adat acara Ruwat Bumi Guci berlangsung, merupakan bentuk keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat Kabupaten Tegal khususnya warga Guci.

  • Penjamasan Makam Sunan Amangkurat Agung

Tradisi upacara adat Pejamasan ini diselenggarakan setiap bulan Suro dengan ritual membersihkan benda pusaka dan tirai penutup makam Sunan Amangkurat Agung. Menurut sejarah, Sunan Amangkurat Agung merupakan seorang tokoh penting pendiri Kabupaten Tegal yang dikenal sebagai keturunan dari Raja Mataram Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Prosesi Jamasan sendiri diawali dengan tahlil, wirid, membacakan sahadat, dan sholawat serta mendoakan Amangkurat I. Doa dalam Penjamasan Makam Sunan Amangkurat Agung ditujukan agar para leluhur diampuni dosanya dan diberikan tempat yang layak di sisi Allah Swt. Usai kegiatan doa bersama, dilanjutkan dengan penggantian kelambu, yang kemudian kelambu lama digabungkan bersama dengan kelambu raja-raja Mataram lainnya dilarung ke Pantai Selatan.

  • Sedekah Bumi Cacaban

Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat setempat dengan segenap sumber daya yang dimiliki bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal sebagai fasilitator dan pendukung. Sedekah Bumi Waduk Cacaban merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam rangka melestarikan budaya daerah dan juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil bumi yang diperoleh.
Kegiatan ini ditujukan untuk menarik pengunjung sekaligus dijadikan sebagai momen penting pembelajaran bagi peningkatan kesadaran masyarakat setempat dalam menyambut pengunjung serta menjaga kelestarian alam Objek Wisata Cacaban.

  • Festival Jamu dan Kuliner

Kabupaten Tegal merupakan salah satu peserta tetap Festival Jamu dan Kuliner yang diadakan tiap tahun untuk bersaing dengan Kota/ Kabupaten se-Jawa Tengah. Kabupaten Tegal senantiasa menampilkan stan terbaik dan menawarkan produk-produk jamu serta kuliner unggulan. Produk jamu Kabupaten Tegal didukung dengan berbagai jenis tanaman dan bahan yang contohnya dapat dilihat di lokasi Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Danawarih.

  • Ruwat Bumi Purwahamba Indah

Ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal dengan bentuk upacara adat yang diisi berbagai jenis hiburan. Tradisi ini dilaksanakan pagi, siang, dan malam harinya diadakan pagelaran wayang semalam suntuk.

Keunikan dari tradisi Ruwatan di Bumi Purwahamba Indah adalah digelarnya festival "Grebeg Klapa Ijo" yang dapat diikuti oleh masyarakat Kabupaten Tegal. Tujuan tradisi ruwatan sebagai perwujudan syukur kepada Allah SWT sekaligus memohon agar warga terhindar dari berbagai macam bencana. Kegiatan ini merupakan wujud partisipasi warga masyarakat dalam rangka melestarikan budaya daerah sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rejeki yang diperoleh dari hasil usaha khususnya bagi para pedagang di sekitar Objek Wisata Purwahamba Indah

Ruwatan sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk tradisi masyarakat yang sudah ada sejak lama sebelum kedatangan agama ke tanah Jawa. Kata Ruwat dalam bahasa sanskerta dapat diartikan sebagai pembebasan, penyucian. Kemudian kata yang hampir mirip, yaitu Rawat atau Reksa diartikan sebagai memelihara.

  • Rebo Wekasan

Rebo Wekasan atau bisa juga disebut Rebo Pungkasan merupakan salah satu tradisi masyarakat yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar kalender lunar versi Jawa dengan tujuan untuk 'talak bala' (menolak bencana). Kegiatan yang dilakukan berkisar pada berdoa, shalat sunnah dan bersedekah. Selain itu ada juga kegiatan mencukur beberapa helai rambut dan membuat bubur merah dan putih yang kemudian dibagikan kepada tetangga sekitar.

  • Moci

Budaya minum teh sebagai teman ngobrol, biasanya dilakukan beramai-ramai. Teh direbus pada poci tanah (teh poci). kemudian dituang ke dalam cangkir dengan gula batu. Teh dalam cangkir tidak diaduk agar rasa manis tetap ada meski cangkir hampir habis dan terus dituangi teh.

Kuliner

Makanan dan Minuman khas

 
Teh Poci, nikmat diminum dengan gula batu.

Makanan khas

  • Kemronyos–Sate khas Tegal
  • Kupat Bongkok–Kupat asal Desa Bongkok.
  • Kupat Glabed
  • Kupat Sambel Tahu Lengko–Makanan Khas dari daerah Margasari. Terbuat dari beras alami yang dibungkus dengan daun kelapa dengan bentuk seperti urung. Dan dicampur dengan tauge, potongan tahu aci, disiram sambal kacang ekstra pedas dan ditaburi bawang goreng serta kerupuk mie kuning.
  • Mendoan–Tempe goreng dilapisi tepung dengan bumbu. digoreng setengah matang. Sebagai teman minum Teh Poci, dihidangkan dengan kecap dicampur cabe rawit. Mendoan juga bisa ditemukan di wilayah Banyumasan.
  • Nasi Bogana–Nasi sejenis nasi megon.
  • Nasi Ponggol
  • Sate Bebek Majir
  • Sate Blengong–Sate yang dagingnya berasal dari hewan hasil perkawinan silang itik dan mentok (blengong).
  • Sate Tegal–Sate kambing muda dengan bumbu sambal kecap.
  • Sega Lengko–Nasi dengan bahan pelengkap seperti tempe, tahu yang diiris dadu, tauge, kol mentah, dan sambal kacang beserta kerupuk.
  • Soto Tegal–Soto ayam/babat khas Tegal dengan bumbu tauco dan tauge.
  • Rujak Teplak–Rujak dengan sambal khas tapenya.
  • Poles Sejenis Olos khas Tegal Tapi Berbentuk Segitiga isian mirip Olos tepung aci nya

Minuman khas

  • Teh poci–Teh poci diseduh dalam poci tanah liat dan diminum dengan gula batu. Istilah teh poci adalah wasgitel artinya wangi, panas, sepet, legi, lan kentel, Kabupaten Tegal hingga saat ini juga dikenal sebagai sentra penghasil teh.

Jajanan khas Tegal

Gorengan

  • Gejos–Makanan yang dibuat dari parutan singkong yang digoreng berbentuk bulat dan diberi gula jawa didalamnya.
  • Olos–Jajanan ini terbuat dari tepung yang dibentuk bulat, kemudian diisi dengan kembang kol, bawang, dan cabai rawit. Lalu digoreng hingga adonan bulatan mengeras. Jajanan ini berasal dari Jatirawa. Asal mula jajanan yaitu, saat si penemu jajanan ini berawal berjualan risoles di Jatirawa, anak-anak kecil tidak menyebut risoles melainkan oles, sehingga jajanan ini pun dinamakan olos. Jajanan ini awalnya berwujud seperti risoles pada umumnya. Namun, karena ada pembeli tidak suka wortel maupun tauge. Akhirnya hanya berisi kol dan cabai saja.
  • Petis–Jajanan yang terbuat dari sisa perasan kedelai (gembus / amprut) yang dihaluskan dan diberi cabai rawit kemudian dimasak. Petis juga bisa dimasak dengan diberi tulang ayam/kambing agar lebih nikmat.
  • Tahu Aci
  • Tahu Kuping–Tahu Kuning yang diisi adonan tepung sagu berbentuk kuping kemudian digoreng.
  • Tahu Plethok

Makanan Ringan

  • Kacang Asin Bogares–Makanan ringan dari desa Bogares Kidul.
  • Kerupuk Anthor–Kerupuk dari ketela yang goreng dengan ampas kelapa (pasir kaligung). Untuk menikmatinya harus menyediakan minuman. Karena apabila memakan kerupuk ini tenggorokan akan cepat terasa serak.
  • Opak–Makanan bundar tipis dari singkong, bisa dimakan dengan sambal.
  • Pilus–Makanan ringan (snack) dari tepung terigu.

Aneka Kue

  • Gemblong kocar-kacir
  • Jenang/Dodol Glempang
  • Martabak Lebaksiu
  • Kecepit
  • Kue Banglo
  • Kue Lolos
  • Kue Talam
  • Semprong

Warung Tegal

Warung Tegal (Warteg) merupakan warung makan dengan menu makanan sederhana sehari-hari. Sebagian Warung Tegal dikelola oleh warga Kecamatan Dukuhturi tepatnya dari desa Sidapurna, dan Sidakaton.

Asal usul Warung Tegal adalah pada zaman Sultan Agung yang memimpin pasukan untuk menyerang Batavia, Sultan Agung dan Prajurit Mataram transit di Tegal. Karena Tegal sebagian besar adalah persawahan maka Tegal dijadikan pemasok logistik. Warga Tegal menyiapkan makanan untuk prajurit Mataram, lama-kelamaan dari situ warga Tegal sudah terbiasa menyajikan makanan besar, sehingga membuka warung makan. Setelah Tegal dilalui Jalan Pantura kini Tegal menjadi transit Truk dan Bus, dari situ juga Warteg menyebar ke seluruh nusantara.

Tokoh

  • KH. Mufti Salim–Pendiri pondok pesantren babakan pondok pesantren tertua di kabupaten tegal yang berdiri tahun 1916 dan masih terus eksis hingga saat ini dengan jumlah santri lebih dari 2.000. Ribuan ulama dan kiai berhasil dicetak dari pesantren ini. Di antara santri jebolan pondok pesantren babakan yang terkenal dan menjadi tokoh nasional bahkan dunia adalah Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan. Makam beliau berlokasi dekat pesantren, tepatnya disamping pondok pesantren Al Rizqi Babakan.
  • KH. Mubasyir Dahlan Pendiri pondok pesantren al rizqi babakan yang merupakan cucu KH. Mufti Salim dari anak pasangan KH. Dahlan–Ny. Hj. Khaeriyah. Berhasil mengubah pandangan masyarakat sekitar kabupaten tegal tentang kepemimpinan perempuan dalam pandangan pesantren pada masanya dengan memerintahkan istrinya maju memenuhi permintaan masyarakat menjadi anggota legislatif perempuan pertama di kabupaten tegal pada pemilu 1999 mewakili masyarakat Nahdlatul ulama karena keaktifannya di PC. Fatayat NU Kabupaten Tegal waktu itu dianggap paling layak mewakili aktivis perempuan kabupaten tegal. Saat itu perempuan masih dinilai tidak pantas menjadi pemimpin karena agama melarang. KH. Mubasyir Dahlan dengan keilmuannya melawan dogma salah tersebut dengan memerintahkan istrinya mengikuti permintaan masyarakat agar bersedia maju dalam pemilu legislatif kabupaten tegal
  • Suswono–Menteri Pertanian Di dalam koalisi Kabinet Indonesia Bersatu jilid II periode 2009-2014.
  • Ki Enthus Susmono–Dalang wayang golek dari Tegal yang terkenal dengan kreatifitasnya, banyak menciptakan jenis wayang, dan gaya mendalangnya yang sering keluar dari pakem pewayangan. Hingga dia dijuluki sebagai dalang edan karena dalam mendalang sering mengeluarkan kata-kata misuhan (kasar) dan sering mengkritik pemerintahan dengan pedas. dan pada tanggal 4 November 2013, dia menjadi Bupati Tegal.
  • Master Limbad–Pesulap yang menjadi juara 2 ajang The Master di RCTI, asal Dukuhsalam.
  • Ratu Santika–Penyanyi Dangdut dari Desa Kalisalak, Margasari, peserta D'Academy yang menjadi juara 4
  • Ayu Soraya–Penyanyi Dangdut era 80-an hingga 90-an yang terkenal lewat lagu Cuma Satu
  • Agus Riyanto–Mantan Bupati Tegal Periode 2004-2011, Lahir di Margasari, Tegal
  • Najeeb Bahresy–Penyanyi Dangdut bergenre Tegalan yang terkenal lewat lagu Man Draup Tukang Becak, Lahir di Balapulang, Tegal
  • Simon Santoso–Pebulutangkis Indonesia yang menjadi juara BWF Indonesia Open
  • Parto Tegal–Aktor Film dan Sinetron pertama dari Tegal yang sukses sebagai bintang
  • Jendral Gatot Nurmantyo–Panglima TNI
  • Untung Budiharto (Akmil 1988-A) - Perwira Tinggi TNI-AD, Pangdam Jaya (Asal Benda, Pangkah)
  • Darmono Susastro (Akmil 1988-B) - Perwira Tinggi TNI-AD, Aspers Kasad (Asal Dukuhwringin, Slawi)

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Kabupaten Tegal dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik. 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-20. Diakses tanggal 2022-01-20.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "BPSKabTegal" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  2. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  3. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Tegal 2004-2009
  4. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Tegal 2009-2014
  5. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Tegal 2014-2019
  6. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Tegal 2019-2024
  7. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  8. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  9. ^ Kode Pos Kabupaten Tegal
  10. ^ "Berkelana ke Wilayah Penutur Bahasa Sunda di Jawa Tengah". kelananusantara.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-30. Diakses tanggal 25 Februari 2023. 
  11. ^ "Tari Topeng Tegal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-19. Diakses tanggal 2018-03-18. 
  12. ^ "Tari kuntul tegalan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-19. Diakses tanggal 2018-03-18. 
  13. ^ "Wayang Golek Cepak Tegalan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-19. Diakses tanggal 2018-03-18. 
  14. ^ "Nama Tokoh Wayang Golek Tegal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-18. Diakses tanggal 2018-03-18. 
  15. ^ "Kebudayaan masyarakat Kabupaten Tegal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-19. Diakses tanggal 2018-03-18. 

Pranala luar