Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta

bandar udara di Indonesia
(Dialihkan dari Bandara Soetta)

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta (bahasa Inggris: Soekarno–Hatta International Airport) (IATA: CGKICAO: WIII) disingkat SHIA[7] atau diakronimkan sebagai Bandara Soetta atau Soetta saja, sebelumnya secara hukum disebut Bandar Udara Cengkareng Jakarta (bahasa Inggris: Jakarta Cengkareng Airport) (dengan IATA penunjuk "CGK"), adalah bandar udara utama yang melayani penerbangan untuk wilayah Jabodetabek[e] dan pintu gerbang utama penerbangan internasional di Indonesia. Bandar udara ini diberi nama sesuai dengan nama dwitunggal tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, yang sekaligus merupakan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama. Bandara ini terletak di antara Kecamatan Benda, Kota Tangerang dan Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, yaitu sekitar 20 km arah barat dari Jakarta. Bersama dengan Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, mereka melayani lebih dari 80 juta penumpang pada tahun 2019.

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta

Soekarno–Hatta International Airport
Terminal 1 dan Terminal 2 Soekarno Hatta difoto dari udara.
Informasi
JenisPublik
Pemilik/PengelolaInJourney
MelayaniJabodetabek[e]
LokasiBenda, Kota Tangerang, Banten, Indonesia
Dibuka1 Mei 1985; 39 tahun lalu (1985-05-01)
Maskapai penghubung
Maskapai utama
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Ketinggian dpl10 mdpl
Koordinat6°07′32″S 106°39′21″E / 6.12556°S 106.65583°E / -6.12556; 106.65583
Situs webSitus resmi
Peta
CGK/WIII di Jakarta Metropolitan Area
CGK/WIII
CGK/WIII
Lokasi di Tangerang
CGK/WIII di Jawa
CGK/WIII
CGK/WIII
Lokasi di Jawa
CGK/WIII di Indonesia
CGK/WIII
CGK/WIII
Lokasi di Indonesia
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
kaki m
07R/25L 12,008 3,660 Aspal Beton
07L/25R 11,811 3,600 Aspal Beton
06/24 9,843 3,000 Aspal Beton
Statistik (2019)
Penumpang54,496,625 Penurunan 17%[1]
Pergerakan pesawat447,390 Kenaikan 8%
Kargo (metrik ton)953,606 Kenaikan 16.73%[2]
Dampak ekonomi & sosial$5.1 billion & 705 thousand[3]
Sumber: Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia,[4] Penumpang dan Pergerakan Pesawat dari ACI[5]
Kargo dari Angkasa Pura II Airports Company[6]
Chart Resmi Bandara Internasional Soekarno Hatta

Sejarah

Latar belakang

Antara 1928–1974, Bandar Udara Kemayoran yang ditujukan untuk penerbangan domestik dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Penerbangan sipil di area tersebut menjadi sempit, sementara lalu lintas udara meningkat cepat, yang mana mengancam lalu lintas internasional.

Pada awal 1970-an, dengan bantuan USAID, delapan lokasi potensial dianalisis untuk bandar udara internasional baru, yaitu Jonggol, Kemayoran, Malaka, Babakan, Halim, Curug, Tangerang Selatan, dan Tangerang Utara. Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai lokasi bandara alternatif. Sementara itu, pemerintah memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.

Awalnya Kawasan Jonggol di Jawa Barat adalah kandidat lokasi yang paling potensial untuk dipilih, karena pertimbangan dari USAID mengenai pembangunan berkelanjutan dan berbasis masa depan di wilayah Greater Jakarta (Jakarta Raya). Pembangunan bandara internasional di Kawasan Jonggol dianggap sebagai upaya perluasan cakupan Metropolitan Jakarta Raya ke arah tenggara yang dapat mengantisipasi penumpukan penduduk di masa depan. Selain itu, letak Jonggol juga dianggap strategis meski saat itu wilayah tersebut belum tersentuh pembangunan yang memadai. Lokasi yang telah disurvei ialah sekitar Desa Ci Kahuripan/Mampir hingga Singajaya yang memiliki Ketersediaan lahan yang sangat luas serta sekitarnya yang masih jarang penduduk, dengan topografi datar yang berada ketinggian 200 hingga 230 m dpl. Namun, atas berbagai pertimbangan Jonggol tidak jadi dipilih sebagai lokasi bandara baru dengan alasan utamanya, yaitu perkiraan biaya membangun jaringan transportasi dari/ke Jonggol akan terlalu besar.[8][9]

Pada akhirnya pilihan jatuh ke Wilayah dekat Muara Kali Dadap, Cengkareng yang saat itu, tahun 1970-an, sekitar 20 persen wilayahnya masuk DKI Jakarta dan 80 persen masuk wilayah Kabupaten Tangerang, Jawa Barat. Namun, pilihan terhadap Cengkareng juga tidaklah mulus. Banyak penolakan dari masyarakat, terutama dari pemerhati lingkungan. Alasannya, lokasi bakal bandara tersebut sangat dekat dengan Cagar Alam Pulau Rambut, Pulau Bokor, dan Pulau Dua. Ketiga pulau tersebut merupakan habitat dari sekitar 30 jenis burung, termasuk burung khas, yakni burung ibis roko-roko (Plegadis falcinellus) dan pelatuk (Picus). Bahkan ribuan burung dari Madagaskar setiap tahun pada bulan-bulan tertentu bermigrasi menuju Australia. Meski mendapat penolakan, pembangunan bandara di sekitar Muara Kali Dadap, Cengkareng berjalan terus.[8][9]

Antara 1974–1975, sebuah konsorsium konsultan Kanada mencakup Aviation Planning Services Ltd., ACRESS International Ltd., dan Searle Wilbee Rowland (SWR), memenangi tender untuk proyek bandara baru. Pembelajaran dimulai pada 20 Februari 1974 dengan total biaya 1 juta Dolar Kanada. Proyek 1 tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi. Pada akhir Maret 1975, pembelajaran ini menyetujui rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik, dan 1 terminal Haji. Terminal domestik bertingkat 3 dibangun antara 1975–1981 dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk apron dari 1982–1985 dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru, diberi nama Jakarta International Airport Cengkareng (kode: JIA-C), dimulai.

Tahap pengerjaan proyek

Waktu Aksi
1975–1977
  • Untuk membuka lahan dan mengatur perbatasan provinsi dibutuhkan waktu. Schiphol Amsterdam ditanyai pendapatnya yang mana menurut mereka agak mahal dan overdesign. Biayanya meningkat karena penggunaan sistem desentralisasi. Sistem sentralisasi menjadi yang terbaik.
  • Tim tersebut masih menggunakan sistem desentralisasi. Sistem awal Bandar Udara Orly West, Lyon Satolas, Hanover-Langenhagen dan Kansas City digunakan karena sederhana dan efektif.
12 Nov '76 Undangan Tender kepada konsultan Prancis dengan pemenangnya Aéroports de Paris.
18 Mei '77
  • Kontrak akhir ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dengan Aeroport de Paris dengan biaya 22.323.203 Franc dan Rp177.156.000 yang ekuivalen dengan 2.100.000 Franc. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut adalah 18 bulan, dan pemerintah menunjuk PT Konavi sebagai mitra lokal.
  • Hasilnya adalah:
  1. 2 landasan pacu termasuk taxiway
  2. Jalan aspal: 1 di timur, yang lainnya di barat untuk layanan bandara. Jalan barat ditutup untuk publik.
  3. 3 terminal yang dapat menangani 3 juta penumpang per tahun
  4. 1 terminal untuk penerbangan internasional dan 2 untuk domestik
  5. Kebun di dalam bandara dipilih sebagai gambaran.
20 Mei '80 Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun.
1 Des '80 Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp384.8 miliar dengan pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp140.450.513.000 dari APBN, 1.223.457 Franc disumbang oleh Prancis, dan US$15,898,251 dari pemerintah.
1 Des '84 Bandar udara ini secara fisik selesai.
1 Mei '85 Terminal kedua dimulai pembangunannya pada 11 Mei 1992.
5 Juli '85 Diresmikan oleh Presiden Soeharto[10]
23 Des '86 Keppres nomor 64 Tahun 1986 mengenai kontrol udara dan daratan di sekitar Bandar Udara Soekarno-Hatta dikeluarkan.
Tahapan Proyek Bandara Internasional Soekarno–Hatta
Tahap Tahun Deskripsi Status
I 1985 Pembangunan Terminal 1 yang dapat menangani 9 juta penumpang per tahun Selesai
II 1992 Pembangunan Terminal 2 yang dapat menangani 18 juta penumpang per tahun Selesai
III 2008 Pembangunan Terminal 3 tahap I yang dapat menangani 22 juta penumpang per tahun Selesai
IV 2012 Revitalisasi Terminal 1A-1B yang dapat menangani 31 juta penumpang per tahun Selesai
Revitalisasi Terminal 2D dan 2E yang dapat menangani 41 juta penumpang per tahun Selesai
2013 Pembangunan Terminal 3 sepenuhnya yang dapat menangani 62 juta penumpang per tahun Selesai
Pembangunan Terminal Kargo baru berkapasitas 1,5 juta ton per tahun Selesai
Pembangunan gedung terintegrasi sepenuhnya Selesai
2014 Pembangunan landas pacu 3 Selesai
Pembangunan Terminal 4 yang dapat menangani 87 juta penumpang per tahun Ditunda
V 2020 Revitalisasi Terminal 2F yang dapat menangani 31 juta penumpang per tahun Dalam proses
Revitalisasi Terminal 1C yang dapat menangani 30 juta penumpang per tahun

Statistik lalu lintas penumpang

Pada tahun 2009, Bandara Internasional Soekarno-Hatta menempati posisi ke-22 bandara tersibuk di dunia. Semenjak tahun 2010, Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandara yang melayani penumpang terbanyak di Asia Tenggara dan menempati posisi ke-16 di dunia. Pada tahun 2011, Bandara Internasional Soekarno-Hatta melayani penumpang terbanyak ke-4 di Asia setelah bandara di Beijing, Tokyo, dan Hongkong, serta menduduki ranking 12 di dunia.[11]

 
Bandara terdekat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta
 CGK
 SIN (878 km)
 DPS (983 km)
 SUB (692 km)
 PKU (930 km)
 PDG (910 km)
 PLM (418 km)
 PNK (728 km)



Lihat kueri mentah dan sumber di Wikidata.


Sumber: Airports Council International Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine.

Terminal

Ada tiga bangunan terminal utama; Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3. Bandara ini juga memiliki terminal kargo khusus untuk kargo domestik dan internasional.

Setelah renovasi dan perluasan Terminal 3, kapasitas Soekarno-Hatta saat ini adalah 51 juta, tetapi bandara ini melayani 54 juta penumpang pada tahun 2015, menjadikannya bandara tersibuk ke-18 di dunia, dan bandara tersibuk di belahan bumi selatan. Ada penerbangan non-stop ke sejumlah besar tujuan di Asia dan Australia, dan beberapa penerbangan ke Eropa setiap hari, peringkat sebagai bandara paling terhubung ke-17 di dunia, dan megahub terbesar di Asia menurut OAG.

Terminal 1 dan Terminal 2 saat ini sedang dalam renovasi. Pekerjaan renovasi ditargetkan selesai pada 2021. Proyek revitalisasi diharapkan dapat melipatgandakan jumlah penumpang kedua terminal hingga 36 juta setahun. Terminal 1 melayani maskapai penerbangan berbiaya rendah domestik, sedangkan Terminal 2 melayani maskapai penerbangan bertarif rendah internasional. Terminal 3 akan menjadi terminal layanan penuh untuk penerbangan domestik dan internasional. Operator bandara AP II telah melakukan rencana untuk membangun terminal keempat di Soekarno-Hatta, yang diharapkan akan selesai pada tahun 2024.

Terminal Gerai
lapor-masuk
Pengambilan
bagasi
Gerbang
1A 25 5 7
1B 25 5 7
1C 25 5 7
2D 25 8 7
2E 25 8 7
2F 25 5 7
3 244 13 36
Total 394 49 78

Terminal 1

 
Tempat pengambilan bagasi terminal 1B Soekarno-Hatta.

Terminal 1 merupakan terminal pertama yang dibangun dan dibuka pada tahun 1985. Terletak di sisi selatan bandara, berseberangan dengan Terminal 2. Terminal 1 memiliki 3 sub-terminal yang masing-masing dilengkapi dengan 25 loket check-in, 23 garbarata, 5 bagasi komidi putar, dan 7 gerbang. Ini memiliki kapasitas untuk menangani 9 juta penumpang per tahun.

Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan A, B atau C. Gerbangnya adalah A1–A7, B1–B7 dan C1–C7. Dalam masterplan terbaru, Terminal 1 akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi 18 juta penumpang per tahun. Terminal 1 digunakan untuk penerbangan domestik. Terminal 1A melayani maskapai penerbangan berbiaya rendah domestik seperti:

Terminal 1B dan Terminal 1C saat ini sedang dalam renovasi. Pekerjaan renovasi ditargetkan selesai pada 2021. Proyek revitalisasi diharapkan dapat melipatgandakan jumlah penumpang kedua terminal hingga 36 juta setahun.

Terminal 2

 
Ruang Tunggu Terminal 2 Soekarno-Hatta.

Terminal yang selesai pada tanggal 11 Mei 1992; 32 tahun lalu (1992-05-11) terletak di sisi utara bandara, berseberangan dengan Terminal 1. Terminal 2 adalah terminal kedua yang dibangun, dan dibuka pada tahun 1991. Terletak di sisi barat laut bandara, di seberang Terminal 1. Seperti Terminal 1, terminal ini memiliki tiga sub-terminal, berlabel D, E dan F, masing-masing memiliki tujuh gerbang, 40 garbarata dan 25 loket check-in. Terminal 2 melayani penerbangan umrah (haji kecil) dan diubah menjadi terminal penerbangan berbiaya rendah internasional (LCCT) pada tahun 2019. [34] [35] Saat ini, Terminal 2 Domestik (2D & 2E) adalah rumah bagi:

sedangkan Terminal 2F Internasional Bandara Soekarno Hatta adalah rumah bagi:

Terminal 3

 
Suasana Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Terminal 3 adalah terminal terbaru dan terbesar bandara. Terminal ini digunakan sebagai pangkalan Garuda Indonesia dan Citilink dan berfungsi sebagai terminal layanan penuh untuk penerbangan internasional dan domestik.[17]

Terminal 3 Domestik Bandara Soekarno Hatta adalah rumah bagi:

Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno Hatta adalah rumah bagi:

Terminal 3 asli secara resmi dibuka untuk penerbangan internasional pada 15 November 2011, ketika semua penerbangan AirAsia Indonesia mulai menggunakan Terminal 3 sebagai basis baru untuk penerbangan internasional dan domestik. Itu dibangun untuk melayani maskapai berbiaya rendah. Terminal terletak di sisi timur laut bandara.

Pada 9 Agustus 2016, terminal penumpang baru bernama 'Terminal 3 Ultimate', resmi dibuka. Terminal 3 asli diubah dan diintegrasikan ke dalam Terminal 3 Ultimate yang baru. Ini memiliki luas lantai 422.804 m 2 (4.551.020 kaki persegi) dan dibangun untuk menangani 25 juta penumpang per tahun. Tidak seperti Terminal 1 dan 2, gaya arsitektur Terminal 3 Ultimate sangat berbeda, menggunakan desain modern kontemporer yang ramah lingkungan. Dilengkapi dengan 10 gerbang internasional, 18 gerbang domestik, 112 konter check-in, 59 garbarata dan 10 gerbang bus.

Pada tahun 2018, dermaga barat terminal (Pier 1) diperpanjang. 8 garbarata baru ditambahkan, dengan 7 melayani pesawat berbadan lebar dan 1 melayani pesawat berbadan sempit.

Terminal 3 dilengkapi dengan BHS level 5 untuk mendeteksi bom, Airport Security System (ASS) yang dapat mengontrol hingga 600 CCTV untuk mendeteksi wajah yang tersedia di security register, Intelligence Building Management System (IBMS) yang dapat mengontrol penggunaan air dan listrik (eco-green), sistem air hujan untuk menghasilkan air bersih dari hujan, sistem air daur ulang untuk menghasilkan air toilet dari air toilet bekas, dan kontrol teknologi iluminasi untuk menerangi terminal tergantung pada cuaca di sekitar terminal. Terminal 3 akan dapat melayani 60 pesawat dari 40 pesawat saat ini. Tahap pertama dari terminal 3, yang

Terminal 4

Awalnya, Terminal 4 direncanakan akan berada di utara Terminal 3, dan berada sebelah timur-laut Terminal 2 yang masih berada di sebelah utara bandara, tetapi perubahan rencana dan pembangunan dan pembukaan Runway 3 yang tidak memberikan ruang untuk Terminal tersebut mengubah lokasi Terminal ke selatan Terminal 3 dan timur Terminal 1, menempati lokasi yang saat ini merupakan Terminal Cargo, Klub Golf Cengkareng, dan Soewarna Business Park. Terminal 4 akan dibangun pada tahap ke-4. Terminal ini akan dirancang berbentuk 'H' dan menggunakan desain eco-friendly dan modern, sama seperti desain Terminal 3. Pembangunan Terminal 4 awalnya akan dimulai pada tahun 2021, tetapi Pandemi COVID-19 menunda pembangunan ke waktu yang tidak ditentukan.

Terminal kargo

 
Terminal Kargo Soekarno-Hatta difoto oleh seorang penumpang yang sedang menaiki Lion Air Boeing 737-900.

Terminal kargo terletak di sisi timur Terminal 1. Terminal ini digunakan untuk menangani kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo domestik maupun kargo internasional. Dalam perencanaannya yang terbaru, Terminal Kargo akan dipindahkan ke sisi barat Terminal 2 dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas Terminal Kargo yang sekarang ini.

Perencanaan

 
Grand Design Soekarno-Hatta.

Dalam sebuah "Masterplan" yang terbaru, Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan meningkatkan kapasitasnya dari 22 juta penumpang per tahun menjadi 62 juta per tahun pada tahun 2014 mendatang. Bandara ini akan menggunakan tema "Bandara Modern Dengan Sentuhan Tradisional" untuk megaproyek tersebut. PT Angkasa Pura II sebagai operator merancang Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan memiliki 3 terminal penumpang, terminal kargo baru 1 (Cargo Village) dan sebuah bangunan yang terintegrasi pada 2014. Juga akan ada peningkatan kapasitas apron dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat terbang. Sebuah kereta menuju bandara dari Stasiun Manggarai dan People Mover System dirancang untuk transportasi darat dari, ke, dan di dalam bandara juga dalam perencanaan.

PT Angkasa Pura II akan menghabiskan dana sekitar Rp11.7 triliun (US$ 1.36juta) untuk mengubah Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi sebuah 'Bandara Berkelas Dunia' yang akan disebut Aerotropolis pada tahun 2014. Terminal 3 terlebih dahulu yang akan dikembangkan, selanjutnya Terminal 1 dan Terminal 2 akan dikembangkan dan diintegrasikan dengan dinding hijau dan bandara akan memiliki ruang konvensi, pusat perbelanjaan, hotel, taman bermain, fasilitas rekreasi dan area parkir untuk 20.000 kendaraan. Juga akan terintergrasi dengan commuter line.

Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, pemerintah membangun landasan pacu nomor 3, yang selesai pada tahun 2020. Jika bandara memiliki 3 landasan pacu, maka kapasitas layanan akan meningkat menjadi 623.420 pergerakan per tahun dan akan dapat mengantisipasi pertumbuhan setidaknya sampai dekade 2030-an. Perluasan lahan tersebut akan menggunakan 1.000 hektaree dari 10 desa di Teluk Naga dan Kosambi. Rencana ekspansi telah ditolak oleh Pemkab Tangerang karena penduduk yang tinggal di sekitar bandara tidak akan mampu untuk mendapatkan penghasilan untuk keluarga mereka. Pemerintah daerah menawarkan lokasi lain seperti di Balaraja, tetapi sekretaris perusahaan PT Angkasa Pura II mengatakan bahwa membangun bandara baru tidak akan menjadi tugas yang mudah, karena membutuhkan kajian yang menyeluruh.

Karena kurangnya ruang untuk membuat landasan pacu ketiga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah berencana untuk membangun bandara baru pada 2013 sekitar Cikarang dan Karawang. Bandara ini akan diintegrasikan dengan sebuah pelabuhan internasional yang sedang direncanakan, yaitu Pelabuhan Internasional Cilamaya di Cilamaya Wetan, Karawang. Studi kelayakan masih berjalan dan akan selesai pada akhir 2011 atau awal 2012. Pembangunan bandara internasional baru di sekitar Cikarang dan Karawang akan dilakukan mulai tahun 2015 sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas penumpang dan pergerakan pesawat di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, sehingga Jabodetabek memiliki 2 bandara internasional.

Objek grand design

Objek Pekerjaan Sebelum Sesudah
Terminal 1 Selesai (Terminal 1A-1B)
Revitalisasi (Terminal 1C)
18 juta penumpang/tahun 38 juta penumpang/tahun
Terminal 2 Selesai (Terminal 2D-2E)
Revitalisasi (Terminal 2F)
19 juta penumpang/tahun 41 juta penumpang/tahun
Terminal 3 Selesai 4 juta penumpang/tahun 62 juta penumpang/tahun
Terminal 4 Pembangunan Belum ada 25 juta penumpang/tahun
Drop-off zone Pelebaran 4 lajur 6 lajur
Apron Penambahan 125 parking stand 174-234 parking stand
Cargo village Pembaruan 500 kiloton/tahun 1.500 kiloton/tahun
Pergerakan pesawat Optimalisasi 64 kali/jam (2 runway) 72-90 kali/jam (2 runway)
Landas pacu Penambahan 2 buah 3 buah
Tangki air bersih Penambahan 3 buah 4 buah
Main power station Penambahan 1 buah, 35 MW 2 buah, 55 MW
  • Juga termasuk:
  1. Penutupan pintu M1 pada jam sibuk (07:00-18:00 WIB).
  2. Pembangunan people mover system, integrated building berlantai 7 di antara T1 dan T2, commercial area, shelter bus.
  3. Penataan parkir kendaraan T1 dan T2.
  4. Pembuatan centralized check-in dan automatic baggage handling system.
  5. Pemudahan akses masuk/keluar bandara.
  6. Pembenahan manajemen arus lalu lintas udara.

Opsi perluasan yang ditawarkan

  • Lahan seluas 400 hektare yang berada di Kecamatan Teluknaga.
  • Lahan seluas 1.200 hektare yang berada di Kecamatan Pakuhaji.
  • Pulau reklamasi seluas 9.000 hektare yang sedang dalam proses pembuatan.[18]

Opsi landas pacu 3

Keputusan landas pacu 3 akan diputuskan pada bulan Maret 2014.[19]

  • Cross parallel runway: landas pacu 3 dibangun pada jarak beberapa meter di sebelah utara landas pacu 2, tanpa membangun Terminal 4 (T4).
  • Independent runway: landas pacu 3 dibangun pada jarak 1 km di sebelah utara landas pacu 2, serta membangun Terminal 4 (T4).

Maskapai dan Tujuan

Terminal penumpang

Berikut adalah destinasi maskapai berjadwal reguler dan charter dari dan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.

MaskapaiTujuan
AirAsia Kuala Lumpur–Internasional, Penang
Air China Beijing–Ibu Kota,[20] Chengdu–Tianfu
Air Macau Makau
All Nippon Airways Tokyo–Haneda, Tokyo–Narita
Asiana Airlines Seoul–Incheon
Batik Air Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung,[21] Bangkok–Don Mueang, Banjarmasin, Batam, Berau, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kuala Lumpur–Internasional,[22] Kediri,[23] Kupang, Labuan Bajo, Lombok, Lubuklinggau, Makassar, Malang, Manado, Palangkaraya, Palu, Pangkalan Bun, Pekanbaru, Penang, Perth,[24] Samarinda, Semarang, Silangit, Singapura, Solo, Sorong, Surabaya, Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate, Yogyakarta–Internasional
Charter: Haikou
Batik Air Malaysia Kuala Lumpur–Internasional, Penang (dimulai 1 Oktober 2024)[25]
BBN Airlines Surabaya, Denpasar (dimulai 2 Oktober 2024), Balikpapan
Cathay Pacific Hong Kong
Cebu Pacific Manila
China Airlines Taipei–Taoyuan
China Eastern Airlines Shanghai–Pudong
China Southern Airlines Guangzhou, Shenzhen
Citilink Ambon, Balikpapan, Bandar Lampung, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam, Bengkulu, Chongqing,[26] Da Nang (dimulai 10 Oktober 2024),[27] Denpasar, Jambi, Jayapura, Jeddah, Kediri,[28] Kendari, Kuala Lumpur–Internasional, Labuan Bajo, Lombok, Makassar, Malang, Manado, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkalan Bun, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Samarinda, Semarang, Silangit, Singapura, Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Yogyakarta–Internasional
Egyptair Kairo[29]
Emirates Dubai–Internasional
Ethiopian Airlines Addis Ababa
Etihad Airways Abu Dhabi
EVA Air Taipei–Taoyuan
Flynas Charter: Jeddah
Garuda Indonesia Ambon, Amsterdam, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bangkok–Suvarnabhumi, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak, Denpasar, Doha[30] Gorontalo, Guangzhou, Hong Kong, Jambi, Jayapura, Jeddah, Kendari, Kuala Lumpur–Internasional, Kupang, Labuan Bajo, Lombok, Madinah, Makassar, Malang, Manado, Medan, Melbourne,[31] Merauke, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Seoul–Incheon, Shanghai–Pudong, Singapura, Solo, Sorong, Surabaya, Sydney, Tanjung Pinang, Ternate, Timika, Tokyo–Haneda, Yogyakarta–Internasional
IndiGo Mumbai[32][33]
Indonesia AirAsia Bandar Lampung,[34] Bandar Seri Begawan,[35] Bangkok–Don Mueang,[36] Denpasar, Hong Kong (dilanjutkan 8 Oktober 2024),[37] Johor Bahru,[38] Kota Kinabalu, Kuala Lumpur–Internasional,[39] Kuching,[40] Labuan Bajo,[41] Penang,[42] Perth,[43] Phnom Penh,[44] Silangit, Singapura[45]
Japan Airlines Tokyo–Narita
Jetstar Asia Airways Singapura
KLM Amsterdam, Kuala Lumpur–Internasional[46]
Korean Air Seoul–Incheon
Lion Air Balikpapan, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar, Jambi, Lombok, Makassar, Medan, Palangkaraya, Palembang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Surabaya, Tanjung Pandan
Musiman: Jeddah, Madinah
Charter: Guangzhou, Sanya, Wuhan
Malaysia Airlines Kuala Lumpur–Internasional
NAM Air Batam, Denpasar, Muara Bungo, Pangkalan Bun, Pontianak, Sampit
Oman Air Muskat
Pelita Air Balikpapan,[47] Banda Aceh,[48] Banjarmasin, Denpasar, Kendari,[49] Lombok,[50], Medan-Kualanamu, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak,[51] Sorong, Surabaya, Yogyakarta–Internasional
Philippine Airlines Manila
Qantas Melbourne,[52] Sydney
Qatar Airways Doha
Royal Brunei Airlines Bandar Seri Begawan
Saudia Jeddah, Madinah, Riyadh
Scoot Singapura
Shandong Airlines Xiamen[53]
Sichuan Airlines Nanning[54]
Singapore Airlines Singapura
SriLankan Airlines Kolombo–Bandaranaike
Sriwijaya Air Makassar, Pangkal Pinang, Pontianak, Tanjung Pandan
Charter: Fuzhou, Hangzhou, Wenzhou
Starlux Airlines Taipei–Taoyuan[55]
Super Air Jet Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam, Bengkulu, Denpasar, Jambi, Jayapura (mulai 3 Januari 2025), Kendari, Lombok, Lubuklinggau (mulai 3 Januari 2025), Makassar, Medan, Padang, Palu (mulai 3 Januari 2025), Palembang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Silangit, Sorong, Ternate (mulai 3 Januari 2025), Tanjung Pandan, Yogyakarta-Internasional
Thai Airways International Bangkok–Suvarnabhumi
Thai Lion Air Bangkok–Don Mueang
TransNusa Denpasar, Guangzhou, Johor Bahru,[56] Kuala Lumpur–Internasional,[57] Kuala Lumpur–Subang,[58] Singapura, Yogyakarta–Internasional
Turkish Airlines Istanbul
Uzbekistan Airways Tashkent[59]
VietJet Air Hanoi,[60] Kota Ho Chi Minh[61]
Vietnam Airlines Kota Ho Chi Minh
Xiamen AirlinesFuzhou, Xiamen

Terminal kargo

MaskapaiTujuan
AeroLogic Bangkok–Suvarnabhumi
AirBridge Cargo Moskow–Sheremetyevo
Air China Cargo Shanghai–Pudong
Air Hong Kong Hong Kong
ANA Cargo Tokyo–Narita
Cardig Air Banjarmasin, Hanoi, Kendari, Kota Ho Chi Minh, Makassar, Manado, Pekanbaru, Singapura
Cargolux Dubai–Al Maktoum, Hong Kong, Luxembourg
Cathay Cargo Hong Kong
China Airlines Cargo Kuala Lumpur–Internasional, Taipei—Taoyuan
China Cargo Airlines Shenzhen
DHL Aviation Hong Kong
Emirates SkyCargo Auckland,[62] Dubai–Al Maktoum
Ethiopian Cargo Addis Ababa, Anchorage
EVA Air Cargo Taipei–Taoyuan
FedEx Express Bangkok–Suvarnabhumi, Guangzhou, Kota Ho Chi Minh, Singapura
Garuda Cargo Amsterdam, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bangkok–Suvarnabhumi, Banjarmasin, Beijing–Ibu Kota, Dammam, Gorontalo, Guangzhou, Hanoi, Hong Kong, Jayapura, Jeddah, Kota Ho Chi Minh, Kuala Lumpur–Internasional, Labuan Bajo, Makassar, Malang, Manado, Nagoya–Centrair, Osaka–Kansai, Port Moresby, Semarang, Seoul–Incheon, Shanghai–Pudong, Solo, Surabaya, Sydney, Tokyo–Narita, Yogyakarta–Internasional
K-Mile Air Bangkok–Suvarnabhumi, Singapura
Korean Air Cargo Penang, Seoul–Incheon
Lufthansa Cargo Delhi, Frankfurt
MASkargo Kuala Lumpur–Internasional
My Indo Airlines Balikpapan, Kuala Lumpur–Internasional, Semarang, Singapura
My Jet Xpress Airlines Kuala Lumpur–Subang
Qantas Freight Sydney
Qatar Airways Cargo Doha
Raya Airways Kuala Lumpur–Subang
Sichuan Airlines Cargo Chongqing, Nanning, Nantong, Xi'an
Silk Way Airlines Baku
Tri-MG Intra Asia Airlines Batam, Kuala Lumpur–Internasional, Singapura
Turkish Cargo Istanbul

Lounge

Ada lima ruang tunggu bandara di area keberangkatan. Lounge Jasa Angkasa Semesta (JAS) tersedia untuk penumpang kelas satu dan bisnis Cathay Pacific, Qantas, EVA Air, Saudia, dan Singapore Airlines. Pura Indah Lounge tersedia untuk penumpang kelas satu dan bisnis Singapore Airlines, KLM , Malaysia Airlines, Emirates, Cathay Pacific, dan China Airlines.. Lounge Garuda Indonesia yang baru hanya tersedia untuk penumpang kelas bisnis dan kelas satu, serta pemegang kartu GECC dan GarudaMiles gold ke atas. BNI Executive Lounge terletak di sebelah Garuda Indonesia Lounge, lounge yang melayani penumpang dari semua maskapai. Lounge lain tersedia di luar area keberangkatan yang dioperasikan oleh perusahaan seperti Indosat, Sapphire, PT Mandara Jasindo Sena, Telkomsel, dan XL Axiata. Pada tahun 2020, satu-satunya ruang tunggu maskapai di Terminal 2 dibuka bernama Ruang Tunggu Kelas Bisnis Batik Air di dalam ruang tunggu C7. Lounge Garuda Indonesia telah dipindahkan ke Terminal 3 Ultimate.

Transportasi dari dan ke Bandara

Bus

Bus bandar udara tersedia menuju ke pusat kota dan juga menuju ke kota penyangga lain, termasuk ke stasiun kereta Gambir dan terminal bus lain. Juga tersedia bus untuk pindah terminal, dari terminal 1, 2, 3 termasuk juga terminal keberangkatan/kedatangan internasional. Berikut ini rute antar pemadu moda yang dilayani oleh dari Bandar Udara International Soekarno-Hatta :

Jabodetabek (JA Connexion)

Operator Asal Tujuan Jalan utama yang dilalui
Cititrans Terminal 1–2–3 Blok M Plaza Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen S. Parman → Jalan Jenderal Gatot Subroto → Jalan Jenderal Sudirman → Cititrans SCBD → Jalan Sisingamangaraja → Jalan Kyai Maja → Jalan Bulungan
Cititrans Hotel Borobudur Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Prof. Dr. Latumenten (arah timur) → Jalan Letjen S. Parman (arah timur) → Jalan Brigjen Katamso (arah timur) → Jalan Jatibaru (arah timur) → Jalan Kebon Sirih (arah timur) → Jalan Ridwan Rais (arah timur) → Jalan Medan Merdeka Timur (arah timur) → Jalan Pos (arah timur) → Jalan Lapangan Banteng Utara (arah timur) → Jalan Dr. Wahidin (arah barat) → Jalan Gunung Sahari (arah barat) → Jalan Angkasa (arah barat) → Jalan Benyamin Sueb (arah barat)
Cititrans Sarinah Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen S. Parman → Jalan Jenderal Gatot Subroto → Jalan Jenderal Sudirman → Jalan M.H. Thamrin → Jalan K.H. Agus Salim (arah timur)
Cititrans Bassura City Mall Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Jenderal Ahmad Yani → Green Pramuka City → Jalan Letjen D.I. Panjaitan → Jalan Basuki Rachmat
Cititrans Central Park Jakarta Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Prof. Dr. Latumenten → Jalan Letjen S. Parman
Cititrans Mega Bekasi Mall Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar DalamJalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Jenderal Ahmad Yani (Kota Bekasi)
Cititrans Summarecon Mall Bekasi Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar DalamJalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Jenderal Ahmad Yani (Kota Bekasi) → Jembatan K.H. Noer Ali (Kota Bekasi) → Jalan Boulevard Ahmad Yani (Kota Bekasi)
Hiba Utama Terminal Depok Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Margonda (Kota Depok) → Jalan Ir. H. Juanda (Kota Depok, arah barat)
Perum DAMRI Stasiun Gambir Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen S. Parman (arah timur) → Jalan Brigjen Katamso (arah timur) → Jalan Jatibaru (arah timur) → Jalan Kebon Sirih (arah timur) → Jalan Ridwan Rais (arah timur) → Jalan Medan Merdeka Timur → Jalan Perwira (arah barat) → Jalan Pos (arah barat) → Jalan Prof. Dr. Soetomo (arah barat) → Jalan Gunung Sahari (arah barat) → Jalan Angkasa (arah barat) → Jalan Benyamin Sueb (arah barat)
Perum DAMRI Terminal Blok M Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen S. Parman → Jalan Jenderal Gatot Subroto → Jalan Jenderal Sudirman → Jalan Sisingamangaraja (arah timur) → Jalan Pattimura (arah barat)
Perum DAMRI SCBD Park Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen S. Parman → Jalan Jenderal Gatot Subroto → Jalan Jenderal Sudirman → Jalan SCBD (arah barat)
Perum DAMRI Terminal Pasar Minggu Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Jenderal Gatot Subroto → Jalan K.H. Guru Amin → Jalan Pasar Minggu Raya
Perum DAMRI Stasiun MRT Lebak Bulus Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 1 → Jalan R.A. Kartini (arah timur) → Jalan Pasar Jumat Raya (arah barat) → Jalan Ciputat Raya (arah barat)
Perum DAMRI Transmart Cilandak Timur Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 1 → Jalan T.B. Simatupang → Jalan Cilandak KKO
Perum DAMRI Terminal Kampung Rambutan Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 1 → Jalan Supriyadi
Perum DAMRI Terminal Rawamangun Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Jenderal Ahmad Yani → Jalan Pemuda → Jalan Perserikatan
Perum DAMRI Stasiun Halim Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen M.T. Haryono → Jalan Letjen D.I. Panjaitan → Jalan Akses
Perum DAMRI Terminal Tanjung Priok Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Yos Sudarso → Jalan Enggano
Perum DAMRI Summarecon Mall Kelapa Gading Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Laksda Yos Sudarso → Jalan Boulevard Artha Gading → Jalan Boulevard Kelapa Gading
Perum DAMRI Trans Park Mall Bintaro Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Boulevard Bintaro Jaya (Kota Tangerang Selatan) → Jalan H.R. Rasuna Said (Kota Tangerang Selatan)
Perum DAMRI Depo Bus DAMRI Ciputat Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan R.E. Martadinata (Kota Tangerang Selatan)
Perum DAMRI Apartemen Intermark Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2Jalan Tol Ulujami-Serpong → Jalan Letnan Soetopo (Kota Tangerang Selatan)
Perum DAMRI Terminal Kayuringin Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar DalamJalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Jenderal Ahmad Yani (Kota Bekasi) → Jalan Burangrang (Kota Bekasi)
Perum DAMRI Transera Waterpark Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Yos Sudarso → Jalan Perintis Kemerdakaan → Jalan Bekasi Raya → Jalan Sultan Agung (Kota Bekasi) → Jalan Boulevard Harapan Indah (Kota Bekasi)
Perum DAMRI Hollywood Junction Jababeka Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar DalamJalan Tol Jakarta-Cikampek → Halte Bus Grand Wisata Bekasi (Bekasi) → Jalan Cikarang-Cibarusah (Bekasi) → Jalan Niaga (Bekasi) → Jalan Industri Utama (Bekasi) → Jalan H. Umar Ismail (Bekasi)
Perum DAMRI Botani Square Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2Jalan Tol Jagorawi → Jalan Padjajaran (Kota Bogor)
Perum DAMRI Cibinong City Mall Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Bogor Raya (Kota Depok–Bogor) → Jalan Tegar Beriman (Bogor)
Perum DAMRI Terminal Sawangan Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2Jalan Tol Depok-Antasari → Jalan Muchtar Raya (Kota Depok)
Sinar Jaya Terminal Cileungsi Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Transyogi (Kota Bekasi–Bogor)
Transjakarta Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta Terminal Kalideres Jalan Peta Selatan → Jalan Daan Mogot

Rute Karesidenan Banten

Operator Asal Tujuan Jalan utama yang dilalui
Perum DAMRI Terminal 1-2-3 Depo Bus DAMRI Merak Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2Jalan Tol Jakarta-Merak → Depo Bus DAMRI Serang → Jalan Pantura (Kota CilegonSerang)
Perum DAMRI Pantai Tanjung Lesung Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2Jalan Tol Jakarta-MerakJalan Tol Serang-PanimbangStasiun Rangkasbitung → Jalan Rangkasbitung-Pandeglang → Jalan Pandeglang-Labuan → Jalan Nasional 3

Rute Karesidenan Karawang

Operator Asal Tujuan Jalan utama yang dilalui
Perum DAMRI Terminal 1-2-3 Halte Bus Grand Taruma Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar DalamJalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Akses Tol Karawang Barat → Jalan Dharmawangsa III (Karawang)
Perum DAMRI Depo Bus DAMRI Purwakarta Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar DalamJalan Tol Jakarta-CikampekJalan Tol Purbaleunyi → Jalan Nasional

Rute Karesidenan Bogor

Operator Asal Tujuan Jalan utama yang dilalui
Perum DAMRI Terminal 1-2-3 Depo Bus DAMRI Sukabumi Jalan Tol Prof. Dr. SedyatmoJalan Tol Lingkar Luar 2Jalan Tol JagorawiJalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi → Jalan Nasional (Sukabumi) → Jalan K.H. Ahmad Sanusi (Kota Sukabumi)

Kereta Ekspres Bandara

Pada Juli 2011, pemerintah telah memberi tugas kepada PT Kereta Api Indonesia untuk membangun kereta api yang menghubungkan Stasiun Manggarai ke Bandara melalui Tangerang dengan biaya Rp2.25 triliun (US$ 250 juta). Jalur sepanjang 7 km akan dibangun untuk menghubungkan stasiun kereta komuter di Tangerang dan bandara selain untuk mempercepat kinerja kereta api. Jalur tunggal yang ada di komuter antara Manggarai dan Batu Ceper akan diperluas menjadi 2 jalur. Jalur tersebut akan menghubungkan stasiun Manggarai, Sudirman Baru, Duri, Batu Ceper dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemerintah juga menawarkan jalur ekspress sepanjang 33 KM antara Stasiun Manggarai dan bandara melalui Angke dan Pluit kepada investor sebagai Public Private Partnership (PPP). Pada Maret 2012, pemerintah memutuskan untuk mempercepat pembangunan kereta api komuter jalur ganda yang diprediksi akan mulai beroperasi pada pertengahan 2013. Sekarang PT KAI sedang mempelajari titik masuk di bandara, ketika kereta akan memasuki bagian belakang bandara melalui gerbang M1 atau berjalan berdampingan dengan koridor Jakarta Outer Ring Road sebelum memasuki bandara. Per 26 Desember 2017, kereta api bandara sudah dioperasikan dari Stasiun BNI City menuju Bandara Soekarno-Hatta dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Januari 2018.

Kecelakaan dan insiden

  • Pada tanggal 28 Oktober 1997, pesawat penumpang Trigana Air Service Fokker F-28 Fellowship 3000 kembali mendarat di Bandara Internasional Jakarta-Soekarno-Hatta setelah pesawat mengalami masalah teknis dua menit pasca lepas landas. Asap dan panas yang parah memasuki kokpit dan kabin penumpang. Pesawat mengalami kerusakan akibat panas.
  • Pada tanggal 18 Desember 1997, SilkAir Penerbangan 185, sebuah Boeing 737-300 9V-TRF yang membawa 104 penumpang jatuh ke Sungai Musi. Pilot Tsu Way Ming mengunci kopilot Duncan Ward keluar dari kokpit dan menonaktifkan transponder CVR dan FDR sebelum pesawat menukik dari ketinggian 35.000 kaki dalam power dive yang begitu cepat dan bagian-bagian kuat dari pesawat hancur sebelum menghunjam ke sungai. Seluruh penumpang di dalamnya tewas.
  • Bom Bandar Udara Soekarno-Hatta 2003 – Pada tanggal 27 April 2003, sebuah bom meledak di terminal 2, ruang keberangkatan terminal domestik. Bom tersebut disembunyikan di bawah meja kios KFC dan meledak saat jam makan siang. Akibat ledakan tersebut sepuluh orang terluka dan seorang remaja bernama Yuli (17) mengalami luka berat sehingga kakinya harus diamputasi. Layanan darurat dikerahkan ke tempat kejadian. Diduga motif pengeboman itu adalah Gerakan Aceh Merdeka, sebuah gerakan separatis di Aceh. Hal tersebut dibuktikan dengan lokasi ledakan yang terletak di ruang penumpang domestik ketimbang di ruang penumpang internasional.
  • Pada tanggal 11 Agustus 2003, sebuah pesawat Garuda Indonesia Fokker F-28 Fellowship 3000R mengalami kerusakan roda utama kiri setelah penerbangan dari Surabaya.
  • Pada tanggal 9 Maret 2009, sebuah Lion Air MD-90 jatuh menubruk landasan pacu 25L karena pendekatan yang tidak stabil 100 meter (330 kaki) sebelum landasan pacu akibat hujan dan angin kencang. Pesawat mendarat di sebelah kiri garis tengah. Meskipun pembalik gaya dorongnya berfungsi, pesawat membelok ke kanan, mengakibatkan pesawat berhenti pada posisi tegak lurus terhadap landasan.
  • Pada 29 Oktober 2018, Lion Air Penerbangan 610, Boeing 737 MAX 8 registrasi PK-LQP yang membawa 189 orang jatuh ke Laut Jawa tiga belas menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Penerbangan tersebut merupakan penerbangan domestik berjadwal menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Indonesia. Semua orang di dalamnya tewas.
  • Pada 9 Januari 2021, Sriwijaya Air Penerbangan 182, Boeing 737-500 PK-CLC yang membawa 62 orang jatuh ke Laut Jawa enam menit setelah lepas landas dari bandara internasional Jakarta. Penerbangan tersebut merupakan penerbangan domestik berjadwal ke Bandara Supadio, Kalimantan Barat. Semua orang di dalamnya tewas.

Permasalahan

Bandara Soekarno-Hatta telah mengalami banyak permasalahan, di antaranya adalah:

Jumlah penumpang yang meningkat

Di Terminal 1, bandara sering mengalami kelebihan kapasitas penumpang. Hal ini membuat para penumpang untuk mengantri lebih lama. Saat ini, Bandara Soekarno-Hatta sudah melayani lebih dari 50 juta penumpang per tahunnya, sementara bandara ini hanya dirancang untuk menangani sekitar 22 juta penumpang per tahunnya.

Banjir

Dalam beberapa tahun terakhir, 2 banjir telah melumpuhkan ribuan penumpang di bandara. Satu-satunya jalan ke bandara kebanjiran sehingga kendaraan tidak bisa bepergian di jalan raya, kecuali truk dan bus. Saat ini, adanya solusi untuk masalah ini terletak pada PT Jasa Marga Tbk. Solusinya adalah dengan membangun sebuah jembatan di atas tingkat banjir terakhir, sehingga jalan raya tidak akan banjir lagi. Kelihatannya, "jembatan" yang diusulkan sekarang ini menjadi seperti proyek bendungan. Pada bulan Juni 2008, Jakarta sekali lagi dilanda banjir. Menurut BMKG, ini adalah banjir terburuk dalam 180 tahun terakhir.

Premanisme

Banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mengaku ketakutan saat berurusan di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten. Bahkan saat kunjungan kerja ke Argentina baru-baru ini, Anggota Komisi IX DPR mendapat laporan dari ratusan pelaut asal Indonesia yang takut pulang karena khawatir bakal dikerjai oknum-oknum di Bandara Soekarno-Hatta.[63]

Kriminalitas

Kriminalitas yang tinggi seperti pencopetan, perampokan, pencurian, penukaran tas, pencongkelan bagasi dan lain-lain telah membuat penumpang di Bandara Soekarno-Hatta menjadi resah.[64][65]

Galeri

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Hanya mencakup Kecamatan Cikupa, Cisauk, Curug, Kelapa Dua, Legok, Pagedangan, Panongan, Pasar Kemis, dan kawasan PIK 2 di Kosambi serta Teluknaga
  2. ^ Hanya mencakup Kelurahan Babelan Kota, Bahagia, dan Kebalen
  3. ^ Hanya mencakup Kecamatan Tambun Selatan, Cibitung, Babelan[b], Kota Cikarang, dan kawasan Kota Harapan Indah di Tarumajaya
  4. ^ Hanya mencakup Kecamatan Parung, Kemang, Bojonggede, Cibinong, Tajurhalang, Sukaraja, Gunung Putri, Cileungsi, dan kawasan Sentul City di Babakan Madang
  5. ^ a b Hanya mencakup DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, sebagian besar Tangerang[a] (Banten), Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok, sebagian besar Bekasi[c], dan sebagian besar Bogor[d] (Jawa Barat)

Referensi

  1. ^ "Preliminary world airport traffic rankings released". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 May 2020. Diakses tanggal 31 July 2019. 
  2. ^ "Annual Report 2018" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 July 2019. Diakses tanggal 31 July 2019. 
  3. ^ "Soekarno–Hatta International airport – Economic and social impacts". Ecquants. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2015. Diakses tanggal 14 September 2013. 
  4. ^ (Persero), PT Angkasa Pura II. "Bandara Changi Terbaik, Soetta Berkembang Pesat – PT Angkasa Pura II". www.angkasapura2.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 March 2019. Diakses tanggal 18 March 2017. 
  5. ^ "Preliminary 2012 World Airport Traffic and Rankings". Airports Council International. 26 March 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 May 2013. Diakses tanggal 28 March 2013. 
  6. ^ PT Angkasa Pura II (Persero). "Halaman Tidak Ditemukan – PT Angkasa Pura II". PT Angkasa Pura II (Persero). Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 June 2017. Diakses tanggal 18 August 2015. 
  7. ^ "Bandara Soekarno Hatta Raih Dua Penghargaan". Media Indonesia. Media Indonesia. May 17, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 22, 2011. 
  8. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama annual
  9. ^ a b "Hari ini 37 tahun lalu Bandara Soekarno Hatta-Dibuka Sentuhan Arsitek Prancis". nkri.com. Diakses tanggal 4 Juni 2023.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "profil" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  10. ^ Santoso, Agus (2015). Naskah Sumber Arsip Presiden RI  : Soeharto. Arsip Nasional Republik Indonesia. hlm. 47. [pranala nonaktif permanen]
  11. ^ a b "Airports.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-11. Diakses tanggal 2012-03-03. 
  12. ^ ATW Online
  13. ^ "Airports.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-19. Diakses tanggal 2012-03-03. 
  14. ^ ATW Online
  15. ^ "Airport.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-29. Diakses tanggal 2012-03-03. 
  16. ^ "Airports.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-11. Diakses tanggal 2012-03-03. 
  17. ^ https://tangerangonline.id/2022/10/30/catat-berikut-maskapai-yang-beroperasi-di-terminal-3-bandara-soetta/
  18. ^ "Tempo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-27. Diakses tanggal 2013-12-27. 
  19. ^ Rencana landasan ketiga bandara Soekarno-Hatta diputuskan Maret
  20. ^ "Air China NW22 International / Regional Operations – 16OCT22". Aeroroutes. 19 October 2022. Diakses tanggal 19 October 2022. 
  21. ^ "LION AIR GROUP CARRIERS AUG 2024 INDONESIA NETWORK ADDITIONS". AeroRoutes. Diakses tanggal 12 August 2024. 
  22. ^ Liu, Jim. "Batik Air Resumes Jakarta – Kuala Lumpur Service late-June 2022". Aeroroutes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 June 2022. 
  23. ^ "Bandara Internasional Dhoho Bakal Buka Tiga Rute Baru pada Awal Agustus 2024". jawapos.com. Diakses tanggal 21 July 2024. 
  24. ^ "Batik Air to Launch New Direct Flight from Jakarta to Perth, Australia". Tempo.co. Diakses tanggal 19 August 2023. 
  25. ^ "BATIK AIR MALAYSIA PLANS PENANG – JAKARTA SERVICE IN 4Q24". Aeroroutes. Diakses tanggal 17 July 2024. 
  26. ^ "每周两班!重庆直飞雅加达航班来了→". Diakses tanggal 7 July 2024. 
  27. ^ "Citilink plans to launch Jakarta-Da Nang". vietnam.vn. Diakses tanggal 2024-07-16. 
  28. ^ "Citilink Buka Rute Baru Langsung Jakarta - Kediri PP, Terbang Perdana 5 April 2024". Jawapos.com. Diakses tanggal 2024-04-02. 
  29. ^ "EGYPTAIR PLANS JAKARTA SERVICE RESUMPTION FROM LATE-OCT 2023". Aeroroutes. Diakses tanggal 12 September 2023. 
  30. ^ "Garuda Indonesia buka rute Jakarta-Doha mulai 4 April 2024". Antara (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2024-02-06. 
  31. ^ "Flight Schedule between Australia and Indonesia - Garuda Indonesia". 
  32. ^ "INDIGO ADDS JAKARTA SERVICE FROM AUGUST 2023". Aeroroutes. Diakses tanggal 3 July 2023. 
  33. ^ "From Bollywood To Bustling Metropolis: IndiGo Launches Mumbai-Jakarta Direct Flights". Odisha Diary. Diakses tanggal 30 June 2023. 
  34. ^ "INDONESIA AIRASIA EXPANDS JAKARTA NETWORK FROM APRIL 2023". Aeroroutes. 28 March 2023. Diakses tanggal 28 March 2023. 
  35. ^ "INDONESIA AIRASIA PLANS CAIRNS / BRUNEI AUGUST 2024 LAUNCH". Aeroroutes.com. Diakses tanggal 2 June 2024. 
  36. ^ "INDONESIA AIRASIA MAY 2022 INTERNATIONAL OPERATIONS". AeroRoutes. 18 May 2022. 
  37. ^ "INDONESIA AIRASIA SCHEDULES HONG KONG 4Q24 LAUNCH". Aeroroutes. Diakses tanggal 5 August 2024. 
  38. ^ "INDONESIA AIRASIA MAY 2022 INTERNATIONAL OPERATIONS". AeroRoutes. 18 May 2022. 
  39. ^ "INDONESIA AIRASIA MAY 2022 INTERNATIONAL OPERATIONS". AeroRoutes. 18 May 2022. 
  40. ^ "INDONESIA AIRASIA MAY/JUNE 2023 NETWORK EXPANSION". Aeroroutes. Diakses tanggal 3 May 2023. 
  41. ^ "INDONESIA AIRASIA MAY/JUNE 2023 NETWORK EXPANSION". Aeroroutes. Diakses tanggal 3 May 2023. 
  42. ^ "INDONESIA AIRASIA MAY 2022 INTERNATIONAL OPERATIONS". AeroRoutes. 18 May 2022. 
  43. ^ "INDONESIA AIRASIA ADDS JAKARTA – PERTH ROUTE FROM JUNE 2023". Aeroroutes. 31 March 2023. Diakses tanggal 31 March 2023. 
  44. ^ "INDONESIA AIRASIA EXPANDS JAKARTA NETWORK FROM APRIL 2023". Aeroroutes. 28 March 2023. Diakses tanggal 28 March 2023. 
  45. ^ "INDONESIA AIRASIA MAY 2022 INTERNATIONAL OPERATIONS". AeroRoutes. 18 May 2022. 
  46. ^ name="KLM">"KLM NW23 Intercontinental Network Changes – 26MAY23". Aeroroutes. Diakses tanggal 27 May 2023. 
  47. ^ https://travel.tribunnews.com/2023/03/18/pelita-air-buka-penerbangan-jakarta-balikpapan-terbang-setiap-hari-hadirkan-kelas-ekonomi-flexi
  48. ^ "Pelita Air Bakal Layani Rute Jakarta-Aceh Mulai 3 April 2024". dishub.acehprov.go.id. Diakses tanggal 2024-03-20. 
  49. ^ "Pelita Air Buka Rute Penerbangan Langsung Kendari–Jakarta Mulai 24 April 2024". SULTRATOP.COM. Diakses tanggal 2024-03-29. 
  50. ^ ". Pada bulan September, Pelita Air akan membuka rute Lombok". SULTRATOP.COM. Diakses tanggal 2024-08-22. 
  51. ^ "Pelita Air Luncurkan Penerbangan Langsung Pontianak – Jakarta PP Mulai 18 Juli 2023". Gencil. Diakses tanggal 2023-07-07. 
  52. ^ "QANTAS RESUMES MELBOURNE – JAKARTA SERVICE FROM APRIL 2023". AeroRoutes (dalam bahasa Inggris). 2 February 2023. Diakses tanggal 2 February 2023. 
  53. ^ "Shandong Airlines Adds Jakarta Service in mid-Nov 2022". Aeroroutes. Diakses tanggal 22 November 2022. 
  54. ^ "Sichuan Airlines memulai layanan Nanning-Jakarta". CAPA. Diakses tanggal 4 September 2023. 
  55. ^ "Starlux Airlines Plans Taipei – Jakarta Sep 2024 Launch". Aeroroutes. Diakses tanggal 27 May 2024. 
  56. ^ "TransNusa Buka Rute Penerbangan Baru Jakarta-Johor Bahru Mulai 7 September 2023". Kumparan. Diakses tanggal 2023-08-15. 
  57. ^ https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6624979/transnusa-buka-rute-jakarta-kuala-lumpur-mulai-14-april
  58. ^ "Indonesia's TransNusa to fly out of Subang Airport in Aug". nst.com.my. Diakses tanggal 2024-06-12. 
  59. ^ "UZBEKISTAN AIRWAYS RESUMES JAKARTA FLIGHTS FROM APRIL 2023". Aeroroutes. Diakses tanggal 27 March 2023. 
  60. ^ "VietJet Air to commence Hanoi-Jakarta service from 10-Dec-2023". CAPA. Diakses tanggal 31 October 2023. 
  61. ^ "VIETJET AIR ADDS JAKARTA SERVICE FROM AUGUST 2023". Aeroroutes. Diakses tanggal 31 May 2023. 
  62. ^ "Emirates Sky Cargo adds Air Belgium A330". Aeroroutes. Diakses tanggal 19 November 2022. 
  63. ^ JPNN[pranala nonaktif permanen]
  64. ^ "Suara Pembaruan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-15. Diakses tanggal 2012-10-11. 
  65. ^ Kompas

Pranala luar