Vladimir Lenin
Vladimir Ilyich Ulyanov,[a] (22 April [K.J.: 10 April] 1870 – 21 Januari 1924), lebih dikenal sebagai Vladimir Lenin,[b] adalah seorang tokoh revolusioner komunis, politikus, dan teoretikus politik berkebangsaan Rusia. Nama Lenin sebenarnya adalah nama samaran yang diambil dari nama Sungai Lena di Siberia. Ia menjabat sebagai kepala pemerintahan Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia (RSFS Rusia) dari tahun 1917 hingga kematiannya dan juga sebagai kepala pemerintahan Uni Soviet dari tahun 1922 hingga akhir hayatnya. Lenin berhaluan politik Marxis dan telah ikut menyumbangkan gagasan politiknya dalam pemikiran Marxis yang disebut sebagai Leninisme. Gagasannya itu bila digabung dengan teori ekonomi Marx dikenal dengan sebutan Marxisme–Leninisme.
Vladimir Lenin | |
---|---|
Владимир Ленин | |
Ketua Dewan Komisar Rakyat Uni Soviet (Perdana Menteri Uni Soviet) | |
Masa jabatan 30 Desember 1922 – 21 Januari 1924 | |
Pendahulu Jabatan baru | |
Ketua Dewan Komisar Rakyat Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia | |
Masa jabatan 8 November 1917 – 21 Januari 1924 | |
Pendahulu Jabatan baru | |
Anggota Politbiro | |
Masa jabatan 25 Maret 1919 – 21 Januari 1924 | |
Masa jabatan 23 Oktober 1917 – 7 November 1917 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Vladimir Ilyich Ulyanov
(bahasa Rusia: Владимир Ильич Ульянов) 22 April 1870 Simbirsk, Kekaisaran Rusia |
Meninggal | 21 Januari 1924 Gorki, RSFS Rusia, Uni Soviet | (umur 53)
Kebangsaan | Uni Soviet Kekaisaran Rusia |
Partai politik | Partai Komunis Rusia (Bolshevik) |
Suami/istri | Nadezhda Krupskaya (1898-1924) |
Profesi | Pengacara, revolusiner, politikus |
Tanda tangan | |
Penghargaan
| |
Sunting kotak info • L • B |
Lenin terlahir sebagai putra dari keluarga kelas menengah di Simbirsk, Kekaisaran Rusia. Ketertarikannya pada politik revolusioner sayap kiri diawali dari hukuman mati yang dijatuhkan kepada seorang kakak laki-lakinya pada tahun 1887. Ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Kazan, tetapi dikeluarkan karena terlibat dalam protes anti-Tsar, sehingga pada tahun-tahun berikutnya ia bergabung ke dalam gerakan politik radikal sebagai pengikut Marxisme. Pada tahun 1893, ia pindah ke Sankt Peterburg, menjadi tokoh senior dalam Liga Perjuangan untuk Emansipasi Kelas Buruh. Lenin kemudian ditangkap karena dituduh telah menghasut orang banyak dan diasingkan selama tiga tahun ke Siberia, dan di situ ia menikah dengan Nadezhda Krupskaya. Setelah itu, ia mengasingkan diri di Jerman, Britania Raya, dan Swiss. Ia baru pulang ke Rusia pasca-Revolusi Februari 1917 yang menyebabkan turunnya Tsar dan berkuasanya pemerintahan sementara.
Sebagai pemimpin faksi Bolshevik dari Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia, ia memegang peran utama dalam melancarkan Revolusi Oktober 1917 yang berhasil menggulingkan Pemerintahan Sementara Rusia dan mendirikan RSFS Rusia. Segera setelah itu, Lenin menerapkan reformasi sosialis yang meliputi pengalihan hak milik atas tanah dan bangunan kepada soviet (dewan buruh). Adanya ancaman dari Kekaisaran Jerman membuat Lenin terpaksa menandatangani perjanjian damai yang menandai keluarnya Rusia dari Perang Dunia I. Pada tahun 1921, ia menggagas Kebijakan Ekonomi Baru, suatu sistem kapitalisme negara yang memulai proses industrialisasi dan pemulihan keadaan pasca-Perang Sipil Rusia. Setahun kemudian, RSFS Rusia bergabung dengan wilayah lain yang dulu juga termasuk wilayah kekuasaan Kekaisaran Rusia untuk membentuk Uni Soviet dengan Lenin sebagai kepala pemerintahannya.
Pasca-kematiannya, Marxisme–Leninisme berkembang menjadi beberapa cabang pemikiran baru seperti Stalinisme, Trotskyisme, dan Maoisme. Lenin hingga saat ini masih menjadi tokoh dunia yang kontroversial. Para pencelanya menyematkan cap diktator kepadanya karena ia dianggap telah melanggar banyak hak asasi manusia selama berkuasa, sedangkan para pendukungnya melawan pendapat itu dengan beranggapan bahwa kekuasaan Lenin saat itu terbatas dan memberinya gelar sebagai pembela kaum buruh. Lenin memiliki peranan besar dalam gerakan komunis internasional dan menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia pada abad ke-20.
Riwayat awal
Masa kecil: 1870–87
Ayah Lenin yang bernama Ilya Nikolayevich Ulyanov berasal dari keluarga hamba tani; latar belakang etnisnya masih belum jelas, dan terdapat kemungkinan bahwa ia adalah orang Rusia, Chuvash, Mordvin, atau Kalmuk.[2] Walaupun berasal dari golongan bawah, Ilya berhasil naik derajat menjadi golongan menengah, mempelajari ilmu fisika dan matematika di Universitas Negeri Kazan, dan lalu mengajar di Institut Penza untuk Bangsawan.[3] Ilya menikahi Maria Alexandrovna Blank pada pertengahan tahun 1863.[4] Maria adalah orang yang terdidik dan berasal dari keluarga yang cukup makmur, dan ia juga merupakan putri dari pasangan seorang ibu Jerman–Swedia dan ayah seorang dokter Yahudi Rusia yang telah berpindah ke agama Kristen.[5] Terdapat kemungkinan Lenin tidak mengetahui bahwa ibunya memiliki darah setengah Yahudi, dan fakta ini baru diketahui oleh kakaknya, Anna, seusai kematian Lenin.[6] Setelah menikah, Ilya mendapatkan pekerjaan di Nizhny Novgorod, dan lalu naik pangkat menjadi Direktur Sekolah Dasar di distrik Simbirsk enam tahun kemudian. Lima tahun setelah itu, ia diangkat sebagai Direktur Sekolah Negeri untuk provinsi tersebut, dan selama jabatannya ini ia mengawasi pendirian lebih dari 450 sekolah sebagai bagian dari rencana modernisasi oleh pemerintah. Berkat pengabdiannya, Ilya mendapatkan penghargaan Bintang Santo Vladimir, yang memberikannya status bangsawan yang dapat diturunkan kepada keturunannya.[7]
Vladimir Ilyich Ulyanov dilahirkan di Simbirsk pada tanggal 22 April 1870 dan dibaptis enam hari kemudian;[8] saat masih kecil, ia mendapatkan julukan "Volodya", yang merupakan bentuk diminutif dari nama Vladimir.[9] Ia adalah salah satu dari delapan bersaudara. Ia memiliki dua kakak, yaitu Anna (kelahiran 1864) dan Aleksandr (kelahiran 1868), serta tiga adik, yaitu Olga (kelahiran 1871), Dmitry (kelahiran 1874), dan Maria (kelahiran 1878). Dua saudara lainnya meninggal saat masih bayi.[10] Ilya adalah anggota Gereja Ortodoks Rusia yang taat dan membaptis anak-anaknya di gereja tersebut, meskipun Maria (yang dibesarkan dengan latar belakang Lutheran) tidak terlalu peduli dengan agama, dan pandangan ini kelak memengaruhi anak-anaknya.[11]
Kedua orangtuanya berhaluan monarkis dan konservatif liberal, dan mereka mendukung reformasi emansipasi 1861 yang diberlakukan oleh Tsar Aleksandr II; mereka menghindari kelompok-kelompok radikal dan tidak terdapat bukti bahwa polisi pernah mengawasi mereka akibat pemikiran yang subversif.[12] Setiap musim panas, mereka berlibur di sebuah rumah besar di Kokushkino.[13] Di antara saudara-saudaranya, Lenin paling dekat dengan saudarinya Olga, yang sering ia suruh-suruh; Lenin memiliki sifat yang sangat kompetitif dan juga bisa desktruktif, tetapi ia biasanya mengakui kesalahan-kesalahannya.[14] Ia gemar berolahraga dan menghabiskan sebagian besar waktu luangnya di luar ruangan atau bermain catur, dan ia juga merupakan siswa yang unggul di sekolahnya, yaitu Gimnazia Klasik Simbirsk yang bersifat konservatif dan disiplin.[15]
Pada Januari 1886, saat Lenin masih berumur 15 tahun, ayahnya meninggal akibat hemorrhagia cerebral (pendarahan otak).[16] Semenjak itu, perilaku Lenin berubah menjadi tak menentu dan konfrontasional, dan ia juga tidak lagi percaya kepada Tuhan.[17] Pada masa itu, kakak Lenin yang bernama Aleksandr sedang menuntut ilmu di Universitas Sankt Peterburg. Aleksandr terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik melawan sistem monarki absolut, dan ia mempelajari tulisan-tulisan kiri yang dicekal dan menggelar unjuk rasa anti-pemerintah. Ia bergabung dengan kelompok revolusioner yang merencanakan pembunuhan Tsar Aleksandr III dan ia juga dipilih untuk membuat sebuah bom. Sebelum serangan tersebut dapat dilancarkan, Aleksandr dan komplotan-komplotannya ditangkap dan diadili, dan pada bulan Mei, Aleksandr dihukum gantung.[18] Meskipun merasa trauma secara emosional akibat kematian ayahnya dan kakaknya, Lenin tetap melanjutkan pendidikannya, lulus dengan memperoleh medali emas berkat pencapaian akademisnya, dan lalu memutuskan untuk mengambil jurusan hukum di Universitas Kazan.[19]
Universitas dan radikalisasi politik: 1887–93
Lenin masuk Universitas Kazan pada Agustus 1887.[20] Di sana, ia bergabung dengan zemlyachestvo, yaitu semacam perhimpunan universitas yang mewakili laki-laki dari wilayah tertentu.[21] Kelompok tersebut memilih Lenin sebagai anggota perwakilan di dewan zemlyachestvo universitas tersebut, dan pada bulan Desember, ia ikut dalam unjuk rasa melawan kebijakan pemerintah yang melarang perhimpunan pelajar. Polisi menangkap Lenin dan menuduhnya sebagai pemimpin unjuk rasa tersebut; ia dikeluarkan dari universitas tersebut dan Kementerian Urusan Dalam Negeri mengasingkannya ke rumah besar milik keluarganya di Kokushkino.[22] Di sana, ia membaca banyak sekali buku dan sangat menyukai novel pro-revolusioner karya Nikolay Chernyshevsky dari tahun 1863 yang berjudul Apa Yang Akan Dilakukan?.[23]
Ibu Lenin merasa prihatin dengan radikalisasi putranya, dan ia berperan penting dalam meyakinkan Kementerian Dalam Negeri untuk membolehkan Lenin kembali ke kota Kazan, meskipun Lenin tidak diizinkan kembali ke universitas.[24] Sekembalinya di kota tersebut, ia bergabung dengan lingkar revolusioner Nikolai Fedoseev, dan di situ ia menemui buku Das Kapital karya Karl Marx. Buku ini membuatnya sangat tertarik pada Marxisme, yaitu sebuah teori sosio-politik yang menyatakan bahwa terdapat beberapa tahap perkembangan masyarakat, bahwa perkembangan ini dihasilkan dari perjuangan kelas, dan bahwa masyarakat kapitalis pada akhirnya akan digantikan oleh masyarakat sosialis dan lalu oleh masyarakat komunis.[25] Dengan harapan agar perhatian putranya teralih pada bidang pertanian, ibu Lenin membelikan properti kepada Lenin di desa Alakaevka, Oblast Samara. Namun, Lenin tidak tertarik dengan pertanian, dan kemudian ibunya menjual properti ini dan tetap mempertahankan rumahnya untuk dijadikan rumah musim panas.[26]
Pada September 1889, keluarga Ulyanov berpindah ke kota Samara, dan di kota tersebut Lenin bergabung dengan lingkar diskusi sosialis Alexei Sklyarenko.[27] Lenin akhirnya menjadi seorang Marxis dan ia menerjemahkan pamflet politik karya Marx dan Friedrich Engels dari tahun 1848 yang berjudul Manifesto Komunis ke dalam bahasa Rusia.[28] Ia juga mulai membaca karya-karya salah satu tokoh Marxis Rusia yang bernama Georgi Plekhanov, dan ia setuju dengan argumen Plekhanov bahwa Rusia sedang beralih dari feodalisme menuju kapitalisme dan sosialisme pada akhirnya akan ditegakkan oleh golongan proletariat, atau kelas pekerja kota, ketimbang oleh para petani.[29] Pandangan Marxis ini berseberangan dengan pandangan gerakan agrarian-sosialis Narodnik, yang merasa bahwa kaum petani dapat mendirikan sosialisme di Rusia dengan membentuk komune-komune petani, sehingga tidak perlu melalui tahap kapitalisme. Pandangan Narodnik ini berkembang pada era 1860-an dalam bentuk Partai Kebebasan Rakyat dan pada masa itu merupakan aliran yang dominan di dalam gerakan revolusioner Rusia .[30] Meskipun Lenin menolak argumen kelompok agrarian-sosialis, ia dipengaruhi oleh tokoh-tokoh agrarian-sosialis seperti Pëtr Tkachëvi dan Sergei Nechaev, dan berteman dengan beberapa anggota Narodnik.[31]
Sebagai janda dari seorang bangsawan, ibu Lenin masih memiliki pengaruh di masyarakat, dan pada Mei 1890 ia berhasil meyakinkan otoritas pemerintah untuk mengizinkan Lenin mengikuti ujian secara eksternal di Universitas Sankt Peterburg. Lenin berhasil lulus ujian dan memperoleh gelar sarjana hukum, tetapi perayaan kelulusan tersebut menjadi terkesan hampa setelah adiknya, Olga, meninggal akibat tifoid.[32] Lenin menetap di Samara selama beberapa tahun, mula-mula bekerja sebagai asisten hukum di pengadilan regional dan kemudian menjadi pengacara lokal.[33] Ia mencurahkan waktunya untuk politik radikal dengan tetap aktif dalam kelompok Skylarenko dan merumuskan gagasan-gagasan tentang penerapan Marxisme di Rusia. Terinspirasi oleh karya Plekhanov, Lenin mengumpulkan data tentang masyarakat Rusia dan menggunakannya untuk memperkuat penafsiran Marxis mengenai perkembangan masyarakat dan membantah klaim-klaim Narodnik.[34] Ia juga menulis sebuah artikel tentang ekonomi petani, tetapi artikel tersebut ditolak oleh jurnal liberal Pemikiran Rusia.[35]
Kegiatan revolusioner
Permulaan aktivisme dan penahanan: 1893–1900
Pada akhir tahun 1893, Lenin pindah ke Sankt Peterburg.[36] Di sana, ia bekerja sebagai asisten barister, dan pada saat yang sama ia juga memperoleh jabatan senior di dalam sebuah kelompok revolusioner Marxis yang menyebut diri mereka "Demokrat Sosial" (nama diambil dari Partai Demokrat Sosial Jerman yang juga berhaluan Marxis).[37] Ia secara terbuka memperjuangkan Marxisme di dalam pergerakan sosialis, dan ia mendukung pendirian kelompok-kelompok revolusioner di pusat-pusat industri Rusia.[38] Pada akhir tahun 1894, ia memimpin sebuah lingkar buruh Marxis, dan ia juga berupaya menyembunyikan langkah-langkahnya karena ia sadar bahwa mata-mata polisi sedang mencoba menyusupi pergerakan tersebut.[39] Pada tahun yang sama, ia memulai hubungan percintaan dengan Nadezhda "Nadya" Krupskaya, seorang guru sekolah yang juga berhaluan Marxis.[40] Lenin juga menulis sebuah risalah politik yang berjudul Apa Itu "Teman-Teman Rakyat" dan Bagaimana Mereka Melawan Demokrat Sosial; di dalam risalah tersebut, ia mengkritik gerakan agrarian-sosialis Narodnik, dan sebagian besar isinya didasarkan pada pengalamannya di Samara. Sekitar 200 salinan risalah ini dicetak secara ilegal pada tahun 1894.[41]
Lenin ingin mempererat hubungan antara kelompok Demokrat Sosial dengan Emansipasi Buruh, yaitu kelompok migran Marxis Rusia yang berbasis di Swiss; ia mengunjungi negara tersebut untuk bertemu dengan anggota-anggota kelompok tersebut, yakni Plekhanov dan Pavel Axelrod.[42] Ia kemudian pergi ke Paris untuk menemui keponakan Marx, Paul Lafargue, dan untuk meneliti sejarah Komune Paris 1871, yang ia anggap sebagai purwarupa pemerintahan proletariat.[43] Dengan dibiayai oleh ibunya, Lenin singgah di sebuah pemandian air panas di Swiss dan lalu berkunjung ke Berlin, dan di kota tersebut ia belajar selama enam minggu di Staatsbibliothek dan juga sempat bertemu dengan seorang aktivis Marxis yang bernama Wilhelm Liebknecht.[44] Ia kembali ke Rusia dengan membawa sejumlah publikasi revolusioner yang terlarang, dan ia berkunjung ke berbagai kota untuk menyebarkan tulisan-tulisan kepada para buruh yang sedang mogok.[45] Saat terlibat dalam proses pembuatan lembaran berita Rabochee delo ("Kepentingan Buruh"), ia menjadi salah satu dari 40 aktivis yang ditangkap di Sankt Peterburg dan didakwa melakukan penghasutan.[46]
Lenin menolak perwakilan hukum maupun pembayaran jaminan, dan ia membantah semua tuduhan yang dilayangkan kepadanya, sehingga ia masuk penjara selama setahun sebelum mendapatkan vonis putusan.[47] Ia menjalani waktunya di penjara dengan berteori dan menulis. Dalam karyanya yang ditulis pada masa ini, ia menyatakan bahwa perkembangan kapitalisme industrial di Rusia telah menyebabkan sejumlah besar petani pindah ke kota, dan di situ mereka membentuk golongan proletariat. Lenin berpendapat bahwa proletariat Rusia ini akan mengembangkan kesadaran golongan, yang akan mendorong mereka untuk menjatuhkan Tsarisme, aristokrasi, dan kaum borjuis, dan kemudian mendirikan sebuah negara proletariat yang akan bergerak menuju sosialisme.[48]
Pada Februari 1897, tanpa melalui proses pengadilan, ia dijatuhkan hukuman pengasingan selama tiga tahun di Siberia Timur, meskipun diberi waktu selama beberapa hari di Sankt Peterburg untuk mempersiapkan barang-barangnya. Ia menggunakan waktu tersebut untuk bertemu dengan anggota-anggota kelompok Demokrat Sosial, yang telah mengganti nama mereka menjadi Liga Perjuangan untuk Emansipasi Kelas Buruh.[49] Perjalanannya ke Siberia Timur memakan waktu sebelas minggu, dan selama perjalanan tersebut ia ditemani oleh ibunya dan saudari-saudarinya. Ia tidak dianggap sebagai ancaman yang besar oleh pemerintah, sehingga ia diasingkan di sebuah gubuk petani di Shushenskoye, Distrik Minusinsky, dan di situ ia berada di bawah pengawasan polisi; meskipun begitu, ia masih dapat menjalin hubungan surat-menyurat dengan para pejuang revolusi lainnya, dan banyak dari antara mereka yang mengunjunginya; Lenin sendiri juga diizinkan pergi berenang di Sungai Yenisei dan berburu bebek dan burung berkik.[50]
Pada Mei 1898, Nadya bergabung dengan Lenin dalam pengasingan setelah Nadya ditangkap pada Agustus 1896 karena telah mengorganisasi sebuah serangan. Meskipun awalnya dikirim ke Ufa, ia meminta kepada aparat untuk dipindahkan ke Shushenskoye, dan mengklaim bahwa ia dan Lenin sudah bertunangan; mereka kemudian menikah di sebuah gereja pada tanggal 10 Juli 1898.[51] Nadya memulai kehidupan keluarga bersama dengan ibunya, Elizaveta Vasilyevna, di Shushenskoye, dan ia bersama-sama dengan Lenin menerjemahkan literatur-literatur sosialis berbahasa Inggris ke dalam bahasa Rusia.[52] Lenin ingin tetap mengikuti kabar-kabar terbaru dari perkembangan Marxisme di Jerman – terutama mengingat di situ telah terjadi perpecahan ideologi, karena kelompok revisionis seperti Eduard Bernstein menganjurkan perwujudan sosialisme lewat pemilu dan cara-cara yang damai – tetapi Lenin masih berniat melancarkan revolusi dengan menggunakan kekerasan, dan ia menyerang argumen-argumen revisionis dalam karyanya yang berjudul Sebuah Protes dari Seorang Demokrat Sosial Rusia.[53] Ia juga menyelesaikan buku Perkembangan Kapitalisme di Rusia (1899), yang merupakan buku terpanjang yang pernah ia tulis pada masa itu, yang mengkritik kelompok agrarian-sosialis dan mempromosikan analisis Marxis terhadap perkembangan ekonomi Rusia. Buku ini diterbitkan dengan nama samaran "Vladimir Ilin", tetapi seusai penerbitannya buku tersebut mendapatkan ulasan-ulasan yang buruk.[54]
München, London, dan Jenewa: 1900–05
Seusai pengasingannya, Lenin bermukim di Pskov pada awal tahun 1900.[55] Di sana, ia mulai menggalang dana untuk sebuah surat kabar, Iskra ("Percikan Api"), yang merupakan organ baru Partai Marxis Rusia; sebagai catatan, pada masa itu partai ini telah berganti nama menjadi Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia (PBDSR).[56] Pada Juli 1900, Lenin meninggalkan Rusia dan pindah ke Eropa Barat. Di Swiss, ia bertemu dengan tokoh-tokoh Marxis Rusia lainnya, dan di sebuah konferensi di Corsier, mereka bersepakat untuk menerbitkan surat kabar tersebut di München, dan Lenin sendiri pindah ke kota tersebut pada bulan September.[57] Surat kabar Iskra yang berisi tulisan-tulisan tokoh-tokoh penting Marxis Eropa mulai diselundupkan ke Rusia,[58] dan kemudian menjadi publikasi bawah tanah paling sukses di negara tersebut.[59] Ia mula-mula menggunakan nama samaran "Lenin" pada Desember 1901, yang diyakini berasal dari Sungai Lena;[60] ia sering kali menggunakan nama samaran yang lebih lengkap, "N. Lenin", dan meskipun "N." tidak memiliki arti apapun, muncul kesalahpahaman bahwa huruf tersebut merupakan singkatan dari kata "Nikolai".[61] Dengan nama samaran tersebut, ia menerbitkan pamflet politik Apa Yang Akan Dilakukan? pada tahun 1902; pamflet ini merupakan publikasi paling berpengaruh yang pernah ia tulis hingga saat itu dan berisi pemikiran-pemikiran Lenin tentang dibutuhkannya partai pelopor untuk memimpin kaum proletariat menuju revolusi.[62]
Nadya bergabung dengan Lenin di München dan menjadi sekretaris pribadinya.[63] Mereka melanjutkan perjuangan politik mereka, dan Lenin sendiri terus menulis untuk surat kabar Iskra, menyusun program PBDSR, serta menyerang lawan-lawan ideologi dan kritikus-kritikus dari luar (terutama Partai Revolusioner Sosialis,[64] sebuah kelompok Narodnik yang didirikan pada tahun 1901).[65] Meskipun masih menjadi seorang Marxis, ia menerima pandangan Narodnik tentang kekuatan revolusioner kaum petani Rusia, dan kemudian menuangkan gagasan ini ke dalam sebuah pamflet pada tahun 1903 yang berjudul Kepada Kaum Miskin Desa.[66] Untuk menghindari polisi Bayern, Lenin pindah ke London bersama dengan surat kabar Iskra pada April 1902,[67] dan di situ ia berteman dengan tokoh Marxis Rusia lainnya, Leon Trotsky.[68] Di London, Lenin terserang penyakit erisipelas dan tidak dapat memimpin badan editorial Iskra, sehingga surat kabar tersebut memindahkan basis operasinya ke Jenewa.[69]
Kongres PBDSR kedua diadakan di London pada Juli 1903.[70] Selama konferensi tersebut, terjadi perpecahan antara pendukung Lenin dan pendukung Julius Martov. Martov berpendapat bahwa anggota partai seharusnya boleh bebas berekspresi, tetapi Lenin tidak setuju karena menurutnya masih diperlukan kepemimpinan kuat yang mengendalikan partai secara menyeluruh.[71] Pendukung Lenin merupakan kelompok mayoritas, dan Lenin menjuluki mereka "mayoritarian" (bol'sheviki dalam bahasa Rusia, kemudian dikenal dengan sebutan Bolshevik); sebagai balasan, Martov menamai pengikutnya "minoritarian" (men'sheviki dalam bahasa Rusia, kemudian dikenal dengan nama Menshevik).[72] Adu pendapat antara kaum Bolshevik dan Menshevik berlanjut seusai konferensi; Bolshevik menuduh lawan mereka oportunis dan reformis yang kurang disiplin, sementara Menshevik mencap Lenin sebagai seorang despot dan otokrat.[73] Lenin dibuat murka oleh kaum Menshevik, sehingga ia mengundurkan diri dari badan editorial Iskra dan pada Mei 1904 menerbitkan risalah anti-Menshevik yang berjudul Satu Langkah ke Depan, Dua Langkah ke Belakang.[74] Stres membuat Lenin sakit, sehingga ia memutuskan untuk liburan mendaki di pedesaan Swiss.[75] Faksi Bolshevik sendiri bertambah kuat; pada musim semi, seluruh anggota Komite Pusat PBDSR merupakan bagian dari kelompok Bolshevik,[76] dan pada Desember mereka mendirikan surat kabar Vperëd (Maju ke Depan).[77]
Revolusi 1905 dan setelahnya: 1905–14
Pada Januari 1905, pembantaian Minggu Berdarah terhadap para pengunjuk rasa di Sankt Peterburg memicu pemberontakan rakyat yang dikenal dengan sebutan Revolusi 1905.[78] Lenin memerintahkan kaum Bolshevik untuk mengambil peranan besar dalam pemberontakan tersebut.[79] Ia lalu mengadopsi slogan kelompok Revolusioner Sosialis yang terkait dengan "pemberontakan bersenjata", "teror massal", dan "penyitaan lahan bangsawan", sehingga kelompok Menshevik menuduh Lenin telah menyimpang dari Marxisme yang murni.[80] Di sisi lain, Lenin memutuskan agar kaum Bolshevik memisahkan diri sepenuhnya dari Menshevik; banyak Bolshevik yang menolak dan kedua kelompok tersebut menghadiri Kongres PBDSR Ketiga, yang diadakan di London pada April 1905.[81] Lenin kemudian menyajikan gagasan-gagasannya di dalam pamflet Dua Taktik Demokrasi Sosial dalam Revolusi Demokratik, yang diterbitkan pada Agustus 1905. Di dalam pamflet tersebut, ia memprediksi bahwa kaum borjuis liberal Rusia akan dipuaskan oleh transisi menuju monarki konstitusional, sehingga mereka dianggap akan mengkhianati revolusi; ia justru malah berpendapat bahwa kaum proletariat harus bersekutu dengan kaum petani untuk melengserkan rezim Tsar dan mendirikan "kediktatoran demokratik revolusioner sementara atas kaum proletariat dan petani".[82]
Pemberontakan telah dimulai. Kekuatan lawan kekuatan. Pertempuran berkecamuk di jalanan, barikade-barikade didirikan, senapan-senapan ditembakkan, meriam-meriam berdentuman. Sungai-sungai darah mengalir, perang saudara untuk memperoleh kebebasan berkobar. Moskow dan wilayah Selatan, Kaukasus, dan Polandia siap bergabung dengan proletariat Sankt Peterburg. Slogan para buruh menjadi: Mati atau Merdeka!
Lenin mengenai Revolusi 1905[83]
Sebagai tanggapan terhadap revolusi 1905, Tsar Nikolai II menyetujui sejumlah reformasi liberal dalam Manifesto Oktober-nya, dan sesudah itu Lenin merasa aman untuk kembali ke Sankt Peterburg.[84] Ia bergabung dengan badan editorial Novaya Zhizn ("Hidup Baru"), yaitu sebuah surat kabar hukum radikal yang dijalankan oleh Maria Andreyeva, dan ia memanfaatkan surat kabar ini untuk membahas masalah-masalah yang dihadapi PBDSR.[85] Ia mendorong partai tersebut untuk mencari anggota yang kalangan yang lebih luas dan menganjurkan peningkatan konfrontasi bersenjata secara terus menerus, karena Lenin merasa bahwa kedua hal tersebut diperlukan untuk menyukseskan revolusi.[86] Ia sadar bahwa biaya keanggotaan dan sumbangan dari beberapa simpatisan kaya tidak cukup untuk membiayai kegiatan-kegiatan Bolshevik, sehingga ia mendukung gagasan perampokan kantor pos, stasiun kereta, kereta api, dan bank. Di bawah kepemimpinan Leonid Krasin, kelompok Bolshevik mulai melakukan aksi-aksi kejahatan semacam itu, dan yang paling dikenal terjadi pada Juni 1907, saat sekelompok Bolshevik yang berada di bawah kepemimpinan Josef Stalin melakukan sebuah perampokan bersenjata terhadap sebuah Bank Negara di Tiflis, Georgia.[87]
Meskipun ia sempat mendukung gagasan rekonsiliasi antara Bolshevik dan Menshevik,[88] Lenin dikutuk oleh kaum Menshevik selama Kongres Partai Keempat (yang diadakan di Stockholm pada April 1906) karena ia mendukung penggunaan kekerasan dan perampokan.[89] Lenin terlibat dalam pembentukan Pusat Bolshevik di Kuokkala, Keharyapatihan Finlandia (yang pada waktu itu merupakan wilayah semi-otonom di Kekaisaran Rusia), sebelum kaum Bolshevik akhirnya mendominasi PBDSR di Kongres Kelima-nya, yang diselenggarakan di London pada Mei 1907.[90] Namun, pemerintahan Tsar berupaya memberantas gerakan perlawanan dengan membubarkan majelis legislatif Duma Kedua dan memerintahkan kepolisian rahasia Okhrana untuk menangkapi para aktivis revolusioner, sehingga Lenin melarikan diri dari Finlandia ke Swiss.[91] Di sana, ia mencoba menukarkan uang-uang yang dicuri di Tiflis yang memiliki nomor seri yang dapat diidentifikasi di lembarannya.[92]
Aleksandr Bogdanov dan tokoh penting Bolshevik lainnya memutuskan untuk memindahkan Pusat Bolshevik ke Paris; meskipun Lenin tidak setuju, ia pindah ke kota tersebut pada Desember 1908.[93] Lenin tidak menyukai Paris, menjulukinya sebagai "lubang busuk", dan saat berada di sana ia menuntut seorang pengemudi mobil yang membuatnya terjatuh dari sepedanya.[94] Pada masa ini, Lenin juga menjadi sangat kritis terhadap pandangan Bogdanov yang menyatakan bahwa proletariat Rusia harus mengembangkan budaya sosialis agar dapat menjadi kendaraan revolusi yang sukses. Sebagai gantinya, Lenin mendukung gagasan pelopor dari kaum terpelajar sosialis yang akan memimpin golongan pekerja selama revolusi. Selain itu, Bogdanov – yang dipengaruhi oleh Ernst Mach – meyakini bahwa seluruh konsep di dunia bersifat relatif, sementara Lenin menganut pandangan Marxis yang menyatakan bahwa terdapat sebuah kenyataan objektif yang terpisah dari pengamatan manusia.[95] Meskipun Bogdanov dan Lenin berlibur bersama-sama di vila milik Maxim Gorky di Capri pada April 1908,[96] sekembalinya di Paris, Lenin menggalakkan perpecahan di dalam tubuh kelompok Bolshevik antara pengikutnya melawan pendukung Bogdanov, dan ia menuduh Bogdanov telah menyimpang dari Marxisme.[97]
Pada Mei 1908, Lenin sempat singgah di London, dan di situ ia memakai Ruang Baca British Museum untuk menulis Materialisme dan Empirio-kritisisme, yang merupakan sebuah upaya untuk menyerang apa yang ia sebut sebagai "kepalsuan reaksioner borjuis" dalam sudut pandang relativisme Bogdanov.[98] Namun, tindakan Lenin yang mendorong munculnya faksionalisme telah menjauhkan semakin banyak anggota Bolshevik, termasuk mantan pendukung dekatnya Alexei Rykov dan Lev Kamenev.[99] Okhrana mencoba memanfaatkan faksionalisme ini dengan mengirimkan seorang mata-mata, Roman Malinovsky, untuk bertindak sebagai pendukung Lenin yang lantang bersuara. Berbagai anggota Bolshevik lainnya mulai melaporkan kecurigaan mereka kepada Lenin, meskipun tidak diketahui secara pasti apakah Lenin tahu bahwa Malinovsky adalah seorang mata-mata; terdapat kemungkinan bahwa Lenin justru malah mengakali Malinovsky dan menggunakannya untuk mengirimkan informasi palsu kepada Okhrana.[100]
Pada Agustus 1910, Lenin menghadiri Kongres Kedelapan Internasional Kedua (sebuah pertemuan sosialis internasional) di Kopenhagen sebagai perwakilan PBDSR, setelah berlibur di Stockholm dengan ibunya.[101] Ia kemudian pindah ke Prancis bersama dengan istri dan saudari-saudarinya, mula-mula bermukim di Bombon dan kemudian di Paris.[102] Di sana, ia menjadi teman dekat seorang Bolshevik Prancis yang bernama Inessa Armand; beberapa penulis biografi menduga bahwa mereka menjalin hubungan di luar nikah dari tahun 1910 hingga 1912.[103] Sementara itu, di sebuah pertemuan di Paris pada Juni 1911, Komite Pusat PBDSR memutuskan untuk mengalihkan fokus operasi mereka kembali ke Rusia, dan mereka memerintahkan penutupan Pusat Bolshevik dan surat kabarnya, Proletari.[104] Dalam rangka memperkuat kembali pengaruhnya di partai tersebut, Lenin menggelar sebuah konferensi partai di Praha pada Januari 1912; meskipun 16 dari 18 hadirinnya berasal dari kaum Bolshevik, Lenin dikritik habis-habisan akibat kecenderungan faksionalisnya, sehingga ia tidak berhasil meningkatkan statusnya di partai tersebut.[105]
Ia lalu pindah ke Kraków di Kerajaan Galisia dan Lodomeria, yang merupakan wilayah Austria-Hungaria yang mayoritas penduduknya adalah orang Polandia. Ia memanfaatkan perpustakaan Universitas Jagellonian untuk melakukan penelitian.[106] Pada masa itu, ia tetap menjalin hubungan dekat dengan PBDSR (yang beroperasi di Kekaisaran Rusia), dan ia mencoba meyakinkan anggota Bolshevik untuk berhenti bersekutu dengan kaum Menshevik di majelis Duma.[107] Pada Januari 1913, Stalin – yang Lenin sebut sebagai "orang Georgia yang mengagumkan" – datang mengunjunginya, dan mereka membahas masa depan kelompok-kelompok etnis non-Rusia di wilayah Kekaisaran Rusia.[108] Akibat memburuknya kesehatan Lenin dan istrinya, mereka pindah ke kota pedesaan Biały Dunajec,[109] dan kemudian mereka pergi ke Bern untuk mengobati penyakit gondok yang diidap oleh Nadya.[110]
Perang Dunia Pertama: 1914–17
Perang [Dunia Pertama] dikobarkan untuk membagi-bagi jajahan dan merampok wilayah asing; pencuri-pencuri telah berjatuhan-dan penyebutan kekalahan salah satu pencuri pada suatu waktu dengan maksud untuk mengidentifikasikan kepentingan semua pencuri dengan kepentingan bangsa atau tanah air adalah suatu kebohongan borjuis yang rendah budi.
Penafsiran Lenin perihal Perang Dunia Pertama[111]
Lenin sedang berada di Galisia saat Perang Dunia Pertama meletus.[112] Selama perang tersebut, Kekaisaran Rusia bertempur melawan Austria-Hungaria, sehingga Lenin sempat ditangkap dan ditahan akibat kewarganegaraan Rusia-nya hingga akhirnya ia dapat menjelaskan pandangannya yang anti-Tsar.[113] Lenin dan istrinya kembali ke Bern,[114] sebelum berpindah ke Zürich pada Februari 1916.[115] Lenin murka setelah mendengar kabar bahwa Partai Demokrat Sosial Jerman mendukung upaya perang Jerman – yang berlawanan dengan Resolusi Stuttgart yang dikeluarkan oleh Internasional Kedua yang menyatakan bahwa partai-partai sosialis akan menentang konflik tersebut – sehingga Lenin merasa bahwa Internasional Kedua sudah mati.[116] Ia menghadiri Konferensi Zimmerwald pada September 1915 dan Konferensi Kienthal pada April 1916,[117] dan menyerukan kepada kaum sosialis untuk mengubah "perang imperialis" menjadi "perang saudara" di seluruh benua antara kaum proletariat melawan borjuis dan aristokrasi.[118] Pada Juli 1916, ibu Lenin meninggal, tetapi ia tidak bisa menghadiri pemakamannya.[119] Kematiannya sangat berdampak padanya, dan ia menjadi depresi dan takut bahwa ia akan menjemput ajal sebelum dapat menyaksikan revolusi proletariat dengan mata kepalanya sendiri.[120]
Pada September 1917, Lenin menerbitkan buku Imperialisme, Tahap Tertinggi Kapitalisme, yang menyatakan bahwa imperialisme adalah produk kapitalisme monopoli, karena kaum kapitalis mencoba meningkatkan keuntungan mereka dengan merambah ke wilayah baru dengan upah yang lebih rendah dan bahan-bahan mentah yang lebih murah. Ia meyakini bahwa kompetisi dan konflik akan meningkat dan perang antar kekuatan imperialis akan berlanjut sampai mereka dijatuhkan oleh revolusi proletariat.[121] Pada saat yang sama, ia menjalani masa tersebut dengan membaca karya-karya Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Ludwig Feuerbach, dan Aristoteles, dan para filsuf ini sangat memengaruhi pemikiran Marx.[122] Dengan membaca karya-karya ini, penafsiran Marxisme ala Lenin berubah; sebelumnya ia sempat meyakini bahwa kebijakan-kebijakan dapat disusun berdasarkan asas-asas ilmiah yang telah ditentukan sebelumnya, tetapi ia kemudian menyimpulkan bahwa satu-satunya cara untuk mengetahui apakah suatu kebijakan itu benar adalah dengan melihat praktiknya.[123] Meskipun masih menganggap dirinya sebagai seseorang yang mengamalkan pemikiran-pemikiran asli Marx, ia mulai menyimpang dari beberapa prediksi Marx tentang perkembangan masyarakat; Marx meyakini bahwa "revolusi borjuis-demokrat" dari kelas menengah harus terjadi sebelum dimulainya "revolusi sosialis" yang dikobarkan oleh kaum proletariat, tetapi Lenin berkeyakinan bahwa di Rusia, kaum proletariat akan meruntuhkan rezim Tsar tanpa memerlukan revolusi perantara.[124]
Revolusi Februari dan Hari-Hari Juli: 1917
Pada Februari 1917, Revolusi Februari meletus di Sankt Peterburg (yang telah berganti nama menjadi Petrograd pada permulaan Perang Dunia Pertama) setelah para buruh industri berdemo akibat kekurangan pangan dan kondisi pabrik yang memburuk. Kerusuhan merebak ke wilayah-wilayah Rusia lainnya, dan Tsar Nikolas II akhirnya mengundurkan diri karena ia takut dijatuhkan dengan menggunakan kekerasan. Lembaga Duma mengambil alih kekuasaan dan mendirikan Pemerintahan Sementara dan mengubah Kekaisaran menjadi Republik Rusia.[125] Setelah mendengar kabar mengenai peristiwa tersebut, Lenin bersukacita.[126] Ia memutuskan untuk kembali ke Rusia untuk memimpin kaum Bolshevik, tetapi ia menghadapi kesulitan karena jalan-jalan banyak yang ditutup akibat perang. Bersama dengan pembangkang-pembangkang lainnya, ia berencana memohon agar diizinkan lewat wilayah Jerman, yang saat itu sedang berperang melawan Rusia. Jerman sadar bahwa para pembangkang tersebut akan mengakibatkan permasalahan di Rusia, sehingga mereka mengizinkan 32 warga Rusia untuk menaiki sebuah gerbong kereta "tertutup", termasuk di antaranya adalah Lenin dan istrinya.[127] Kelompok tersebut naik kereta dari Zürich ke Sassnitz, dan lalu menumpangi kapal feri ke Trelleborg, Swedia, dan dari sana mereka menuju ke Helsinki sebelum akhirnya menaiki kereta terakhir menuju Petrograd.[128]
Setibanya di Stasiun Finlandia di kota Petrograd pada bulan April, Lenin menyampaikan pidato di hadapan para pendukung Bolshevik, dan dalam pidato tersebut ia mengutuk Pemerintahan Sementara dan kembali menyerukan revolusi proletariat di seluruh benua Eropa.[130] Pada hari-hari berikutnya, ia menjadi pembicara dalam pertemuan-pertemuan Bolshevik, mencerca orang-orang yang ingin rujuk dengan kaum Menshevik, dan juga mengeluarkan Tesis April, yaitu garis besar rencana-rencananya untuk kaum Bolshevik yang ia tulis selama perjalanan dari Swiss.[131] Ia secara terbuka mengutuk kaum Menshevik dan Revolusioner Sosial (yang mendominasi Soviet Petrograd) karena mereka telah mendukung Pemerintahan Sementara, dan ia mencela mereka sebagai pengkhianat sosialisme. Ia merasa bahwa pemerintahan sementara sama imperialisnya dengan rezim Tsar. Lenin menyerukan perdamaian dengan Jerman dan Austria-Hungaria, kekuasaan oleh dewan-dewan soviet, nasionalisasi industri dan bank, dan penyitaan lahan oleh negara, semuanya dengan maksud untuk mendirikan sebuah pemerintahan proletariat, dan pengambilan langkah untuk mewujudkan masyarakat sosialis. Di sisi lain, kaum Menshevik meyakini bahwa Rusia belum cukup maju untuk dapat bertransisi menuju sosialisme, dan mereka menuduh Lenin mencoba memicu perang saudara di Rusia.[132] Selama beberapa bulan berikutnya, Lenin berupaya mengampanyekan usulan-usulan kebijakannya, menghadiri pertemuan-pertemuan Komite Pusat Bolshevik, menulis untuk surat kabar Bolshevik Pravda, dan menyampaikan pidato-pidato di Petrograd untuk memperoleh dukungan dari para buruh, tentara, pelaut, dan petani.[133]
Setelah Lenin merasa bahwa para pendukung Bolshevik mulai merasa frustrasi, ia mengusulkan demonstrasi bersenjata di Petrograd untuk melihat tanggapan pemerintah.[134] Namun, akibat kesehatannya yang memburuk, ia meninggalkan kota tersebut untuk memulihkan diri di desa Neivola di Finlandia.[135] Demonstrasi bersenjata yang dilancarkan oleh kaum Bolshevik, yang dikenal dengan sebutan "Hari-Hari Juli", dimulai saat Lenin sudah pergi, tetapi Lenin akhirnya kembali ke Petrograd dan memerintahkan mereka untuk tenang setelah mendengar kabar bahwa mereka bentrok dengan aparat pemerintah.[136] Sebagai tanggapan terhadap tindakan kekerasan, pemerintah memerintahkan penangkapan Lenin dan tokoh-tokoh Bolshevik lainnya yang berpengaruh, menyerbu kantor-kantor mereka, dan secara terbuka menuduh Lenin sebagai agent provocateur Jerman.[137] Dalam rangka menghindari penangkapan, Lenin bersembunyi di berbagai tempat rahasia di Petrograd.[138] Lenin merasa khawatir bahwa ia akan dibunuh, sehingga ia memutuskan untuk melarikan diri dari Petrograd dan pindah ke Razliv bersama dengan tokoh senior Bolshevik lainnya, Grigory Zinoviev.[139] Di sana, Lenin mulai menulis buku yang kelak diterbitkan dengan judul Negara dan Revolusi, yang menjelaskan bagaimana negara sosialis akan berkembang setelah terjadinya revolusi proletariat, dan bagaimana kemudian negara tersebut akan hilang secara bertahap hingga hanya menyisakan masyarakat komunis murni.[140] Ia mulai mengajukan gagasan untuk melancarkan pemberontakan yang dipimpin oleh Bolshevik untuk menjatuhkan pemerintah, tetapi gagasan tersebut ditolak mentah-mentah selama pertemuan rahasia komite pusat partai.[141] Lenin kemudian pergi ke Finlandia dengan menaiki kereta dan berjalan kaki, dan ia tiba di Helsinki pada tanggal 10 Agustus; di situ ia bersembunyi di tempat rahasia milik para simpatisan Bolshevik.[142]
Revolusi Oktober: 1917
Pada Agustus 1917, saat Lenin sedang berada di Finlandia, Jenderal Lavr Kornilov, Komandan Tertinggi Angkatan Darat Rusia, mengirim pasukan ke Petrograd dan mencoba mengkudeta Pemerintahan Sementara. Perdana Menteri Aleksandr Kerensky meminta tolong kepada Soviet Petrograd, termasuk anggota-anggota Bolsheviknya, dan ia juga mengizinkan para pejuang revolusi untuk mengerahkan para buruh sebagai bagian dari Garda Merah untuk mempertahankan kota tersebut. Kudeta ini mereda sebelum dapat mencapai kota Petrograd, tetapi peristiwa tersebut memungkinkan kaum Bolshevik kembali ke panggung perpolitikan secara terbuka.[143] Kaum Menshevik dan Revolusioner Sosialis yang mendominasi Soviet Petrograd merasa khawatir bahwa pasukan sayap kanan akan mengobarkan tindakan kontra-revolusi yang anti-sosialisme, sehingga mereka telah menekan pemerintah untuk menormalisasikan hubungan dengan kaum Bolshevik.[144] Kaum Menshevik dan Revolusioner Sosialis sendiri telah kehilangan banyak dukungan akibat hubungan mereka dengan Pemerintahan Sementara dan kebijakan untuk meneruskan perang yang sama sekali tidak populer. Kaum Bolshevik memanfaatkannya dan kemudian seorang Marxis pro-Bolshevik yang bernama Trotsky terpilih sebagai pemimpin Soviet Petrograd.[145] Pada bulan September, Bolshevik menjadi kelompok mayoritas di seksi buruh Soviet Moskow dan Petrograd.[146]
Setelah menyadari bahwa situasi di Rusia sudah lebih aman, Lenin kembali ke Petrograd.[147] Di sana, ia menghadiri pertemuan Komite Pusat Bolshevik pada tanggal 10 Oktober, dan selama pertemuan tersebut ia kembali mengajak mereka melancarkan pemberontakan bersenjata untuk menggulingkan Pemerintahan Sementara. Kali ini argumen Lenin berhasil meyakinkan kamerad-kameradnya, dengan sepuluh suara mendukung dan dua menentang.[148] Orang-orang yang mengkritik rencana tersebut, yaitu Zinoviev dan Kamenev, berpendapat bahwa para buruh Rusia tidak akan mendukung kudeta dan juga tidak terdapat bukti yang memperkuat pernyataan Lenin bahwa seluruh Eropa berada di ambang revolusi proletariat.[149] Setelah pengambilan keputusan ini, partai mulai merencanakan serangan-serangan, dan mereka mengadakan pertemuan terakhir mereka di Institut Smolny pada tanggal 24 Oktober.[150] Tempat tersebut adalah basis Komite Revolusioner Militer (KRM), yaitu milisi bersenjata yang kebanyakan anggotanya setia kepada Bolshevik, dan milisi ini sendiri didirikan oleh Soviet Petrograd selama kudeta yang dilancarkan oleh Kornilov.[151]
Pada bulan Oktober, KRM diperintahkan untuk mengambil alih sarana transportasi, komunikasi, percetakan, dan utilitas terpenting di Petrograd, dan mereka berhasil mewujudkannya tanpa pertumpahan darah.[152] Bolshevik mengepung pemerintah di Istana Musim Dingin, dan akhirnya berhasil menangkap para menterinya setelah kapal penjajap Aurora, yang dikendalikan oleh pelaut-pelaut Bolshevik, menembaki gedung tersebut.[153] Selama terjadinya pemberontakan, Lenin menyampaikan pidato di hadapan Soviet Petrograd yang mengumumkan bahwa Pemerintahan Sementara telah dilengserkan.[154] Kaum Bolshevik mengumandangkan pembentukan pemerintahan baru yang disebut Dewan Komisar Rakyat atau "Sovnarkom". Lenin awalnya menolak jabatan ketua dan menyarankan agar jabatan tersebut dianugerahkan kepada Trotsky, tetapi orang-orang Bolshevik lainnya bersikeras dan Lenin pun akhirnya bersedia.[155] Lenin dan orang-orang Bolshevik lainnya kemudian menghadiri Kongres Soviet Kedua pada tanggal 26 dan 27 Oktober, dan mengumumkan pendirian pemerintahan baru. Para hadirin dari kelompok Menshevik mengutuk pengambilalihan kekuasaan yang tidak sah dan merasa khawatir akan risiko perang saudara.[156] Pada hari-hari pertama rezim baru tersebut, Lenin menghindari penggunaan istilah-istilah Marxis dan sosialis agar tidak menjauhkan rakyat Rusia, dan sebagai gantinya ia berbicara mengenai negara yang dikendalikan oleh para buruh.[157] Pada saat yang sama, Lenin dan banyak orang-orang Bolshevik lainnya merasa bahwa revolusi proletariat akan segera berkobar di Eropa dalam beberapa hari atau bulan.[158]
Pemerintahan Lenin
Mengatur pemerintahan Soviet: 1917–18
Pemerintahan sementara sebelumnya telah merencanakan pemilihan anggota Majelis Konstituen pada November 1917; walaupun ditentang oleh Lenin, Sovnarkom sepakat agar pemilihan tersebut digelar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.[159] Dalam pemilu ini, Bolshevik memperoleh sekitar seperempat suara dan dikalahkan oleh Partai Revolusioner Sosialis.[160] Lenin menganggap pemilihan tersebut tidak mencerminkan kehendak rakyat secara adil; selain itu, ia juga merasa bahwa para pemilih tidak diberi cukup waktu untuk memahami program politik Bolshevik, dan daftar calonnya dibuat sebelum kelompok Revolusioner Sosialis Sayap Kiri berpisah dari Partai Revolusioner Sosialis.[161] Walaupun begitu, Majelis Konstituen Rusia yang baru terpilih mulai dihimpunkan di Petrograd pada Januari 1918.[162] Sovnarkom berpendapat bahwa majelis tersebut bersifat kontra-revolusi karena mereka mencoba mencabut wewenang dewan-dewan soviet, tetapi kaum Revolusioner Sosialis dan Menshevik membantahnya.[163] Bolshevik mengajukan usulan di hadapan majelis yang akan mencabut sebagian besar wewenang hukum majelis tersebut; setelah majelis menolak usulan tersebut, Sovnarkom menganggapnya sebagai bukti bahwa majelis tersebut memang kontra-revolusi, dan mereka membubarkan majelis ini secara paksa.[164]
Lenin menolak seruan-seruan untuk mendirikan pemerintahan koalisi dengan partai-partai sosialis lainnya (termasuk seruan dari beberapa anggota Bolshevik).[165] Meskipun Sovnarkom menolak berkoalisi dengan Menshevik ataupun Revolusioner Sosialis, pada Desember 1917 mereka memberikan lima jabatan kabinet kepada kelompok Revolusioner Sosialis Sayap Kiri. Koalisi tersebut hanya bertahan selama empat bulan hingga Maret 1918; kelompok Revolusioner Sosialis Sayap Kiri keluar dari pemerintahan karena mereka tidak setuju dengan pendekatan Bolshevik mengenai bagaimana Rusia sebaiknya berhenti terlibat dalam Perang Dunia Pertama.[166] Di Kongres ke-7 pada Maret 1918, Bolshevik mengubah nama resmi mereka dari "Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia" menjadi "Partai Komunis Rusia", karena Lenin ingin menjauhkan kelompok tersebut dari Partai Demokrat Sosialis Jerman yang menjadi semakin reformis dan juga untuk menegaskan tujuan utamanya, yaitu sebuah masyarakat komunis.[167]
Meskipun kekuasaan pemerintahan secara resmi dipegang oleh Sovnarkom dan Komite Eksekutif (VTSIK) yang dipilih oleh Kongres Soviet Seluruh Rusia (KSSR), Partai Komunis secara de facto mengendalikan Rusia, dan hal ini juga diakui oleh para anggotanya pada waktu itu.[168] Pada tahun 1918, Sovnarkom mulai bertindak secara sepihak dan semakin mengesampingkan KSSR dan VTSIK,[169] sehingga dewan-dewan soviet tidak lagi memiliki peranan dalam memerintah Rusia.[170] Pada tahun 1918 dan 1919, pemerintah mengeluarkan kaum Menshevik dan Revolusioner Sosialis dari dewan-dewan soviet,[171] sehingga Rusia menjadi negara satu partai.[172]
Di dalam struktur Partai Komunis didirikan sebuah Biro Politik ("Politbiro") dan Biro Organisasi ("Orgburo") untuk mengiringi Komite Pusat; keputusan yang dikeluarkan oleh badan-badan partai tersebut harus ditetapkan oleh Sovnarkom dan Dewan Buruh dan Pertahanan.[173] Lenin adalah tokoh terpenting di dalam struktur pemerintahan ini; selain menjadi Ketua Sovnarkom dan salah satu anggota Dewan Buruh dan Pertahanan, ia juga turut serta dalam Komite Pusat dan Politbiro Partai Komunis.[174] Satu-satunya orang yang mungkin memiliki pengaruh yang dapat mendekati pengaruh Lenin adalah pria tangan kanannya, Yakov Sverdlov, yang meninggal pada Maret 1919 akibat pandemik flu.[175] Pada November 1917, Lenin dan istrinya tinggal di sebuah apartemen dua kamar di Institut Smolny, meskipun pada bulan berikutnya mereka sempat pergi berlibur di Halia, Finlandia.[176] Pada Januari 1918, ia selamat dari sebuah upaya pembunuhan di Petrograd; Fritz Platten, yang bersama dengan Lenin pada waktu itu, melindunginya dan mengalami luka akibat peluru.[177]
Akibat munculnya kekhawatiran bahwa Angkatan Darat Jerman dapat mengancam kota Petrograd, pada Maret 1918 Sovnarkom dipindah ke Moskow, awalnya hanya untuk sementara waktu.[178] Di kota tersebut, Lenin, Trotsky, dan pemimpin Bolshevik lainnya menetap di Kremlin, dan di situ Lenin tinggal bersama dengan istrinya dan saudarinya Maria di sebuah apartemen di lantai pertama yang bersebelahan dengan ruang pertemuan Sovnarkom.[179] Lenin tidak menyukai Moskow,[180] tetapi ia jarang meninggalkan kota tersebut pada masa-masa akhir hidupnya.[181] Di kota tersebut pada Agustus 1918, ia selamat dari upaya pembunuhan kedua; ia ditembak setelah menyampaikan pidato di muka umum dan mengalami luka berat.[182] Seorang Revolusioner Sosialis, Fanny Kaplan, ditangkap dan dihukum mati.[183] Serangan tersebut sangat disoroti oleh pers Rusia yang membuat rakyat bersimpati kepada Lenin dan mendorong popularitasnya.[184] Pada September 1918, agar ia dapat memulihkan diri, Lenin dibawa ke sebuah dacha di Gorki yang berada tepat di luar batas kota Moskow, yang baru saja dinasionalisasi oleh pemerintah dan kemudian diberikan kepadanya.[185]
Reformasi sosial, hukum, dan ekonomi: 1917–18
Kepada semua buruh, prajurit dan petani. Pemerintah Soviet akan dengan segera mengusulkan perdamaian demokratis kepada semua bangsa dan gencatan senjata di semua front. Ia akan menjamin penyerahan tanpa kompensasi semua lahan – [milik] tuan tanah, kekaisaran, dan biara – kepada komite-komite petani; ia akan membela hak-hak prajurit, melakukan demokratisasi secara utuh terhadap angkatan darat; ia akan menegakkan kendali buruh atas industri; ia akan memastikan bahwa Majelis Konstituen akan dihimpun pada tanggal yang telah ditetapkan; ia akan memasok kota-kota dengan roti dan desa-desa dengan bahan-bahan pokok; dan ia akan menjaga hak penentuan nasib sendiri untuk semua bangsa yang tinggal di Rusia ... Hidup revolusi!
Program politik Lenin, Oktober 1917[186]
Setelah meraih kekuasaan, rezim Lenin mengeluarkan sejumlah dekret. Yang pertama adalah Dekret Lahan, yang menyatakan bahwa lahan aristokrat dan Gereja Ortodoks akan dinasionalisasi dan diredistribusikan kepada para petani oleh pemerintah setempat. Hal ini tidak sejalan dengan keinginan Lenin untuk melancarkan kolektivisasi pertanian, tetapi dekret ini secara resmi mengakui penyitaan lahan yang telah dilakukan oleh para petani.[187] Pada November 1917, pemerintah mengeluarkan Dekret Pers yang menutup banyak kantor media yang dianggap kontra-revolusi. Pemerintah mengklaim bahwa keputusan tersebut bersifat sementara; dekret ini sendiri menuai banyak sekali kritikan, termasuk dari kelompok Bolshevik, karena dianggap telah mencederai kebebasan pers.[188]
Pada November 1917, Lenin mengeluarkan Deklarasi Hak-Hak Rakyat Rusia, yang menyatakan bahwa kelompok etnis non-Rusia yang tinggal di wilayah republik memiliki hak untuk mendirikan negara mereka sendiri.[189] Akibatnya, beberapa negara mengumandangkan kemerdekaannya: Finlandia dan Lituania pada Desember 1917, Latvia dan Ukraina pada Januari 1918, Estonia pada Februari 1918, Transkaukasia pada April 1918, dan Polandia pada November 1918.[190] Tak lama sesudahnya, kaum Bolshevik secara aktif mendukung partai-partai komunis di negara-negara tersebut.[191] Sementara itu, selama Kongres Soviet Seluruh Rusia Kelima yang digelar pada Juli 1918, ditetapkan sebuah konstitusi yang menyatakan bahwa Republik Rusia akan direformasi menjadi Republik Sosialis Federatif Soviet Rusia.[192] Dalam rangka memodernisasi negara tersebut, pemerintah juga secara resmi menghentikan penggunaan kalender Julius dan mulai memberlakukan kalender Gregorius.[193]
Pada bulan yang sama dengan dikeluarkannya Deklarasi Hak-Hak Rakyat Rusia, Sovnarkom juga menetapkan sebuah dekret yang membubarkan sistem hukum Rusia dan menyerukan penggunaan "hati nurani revolusioner" untuk menggantikan hukum.[194] Pengadilan-pengadilan digantikan oleh sistem dua tingkat: Pengadilan Revolusioner untuk menindak kejahatan kontra-revolusi[195] serta Pengadilan Rakyat untuk mengadili kejahatan lainnya. Mereka diperintahkan untuk mengabaikan hukum yang telah ada sebelumnya dan mendasarkan putusan-putusan mereka pada dekret-dekret Sovnarkom dan "rasa keadilan ala sosialis".[196] Angkatan bersenjata juga dirombak pada bulan ini; Sovnarkom melancarkan tindakan-tindakan yang bersifat egalitarian, meniadakan pangkat, gelar, dan medali dari masa sebelumnya, serta menyerukan kepada para prajurit untuk mendirikan komite-komite untuk memilih komandan mereka.[197]
Pada Oktober 1917, Lenin mengeluarkan sebuah dekret yang membatasi jam kerja menjadi delapan jam per hari.[198] Ia juga mengeluarkan Dekret Pendidikan Rakyat yang menyatakan bahwa pemerintah akan menjamin pendidikan gratis dan sekuler untuk semua anak-anak di Rusia,[198] dan sebuah dekret yang mendirikan sistem panti asuhan negara.[199] Untuk memberantas buta aksara, diperkirakan terdapat sekitar 5 juta orang yang diberikan kursus singkat dari tahun 1920 hingga 1926.[200] Dalam rangka mewujudkan kesetaraan gender, diberlakukanlah hukum yang membantu mengemansipasi wanita dengan memberikan mereka kebebasan ekonomi dari suami-suami mereka dan menghapuskan pembatasan perceraian.[201] Organisasi wanita Bolshevik, Zhenotdel, juga didirikan untuk membantu mewujudkan aspirasi ini.[202] Sementara itu, Lenin adalah seorang ateis militan, sehingga ia dan Partai Komunis ingin meniadakan agama yang terorganisasi,[203] dan pada Januari 1918, pemerintah mengeluarkan keputusan untuk memisahkan gereja dari negara dan melarang pelajaran agama di sekolah-sekolah.[204]
Pada November 1917, Lenin mengeluarkan Dekret Kendali oleh Buruh, yang menyerukan kepada buruh-buruh dari setiap usaha untuk mendirikan sebuah komite untuk memantau manajemen usaha mereka.[205] Pada bulan tersebut, dikeluarkan pula perintah untuk mengambil alih emas negara.[206] Bank-bank juga dinasionalisasi, dan langkah ini dianggap oleh Lenin sebagai langkah besar menuju sosialisme.[207] Pada bulan Desember, Sovnarkom mendirikan Dewan Tertinggi Ekonomi Nasional (VSNKh), yang memiliki wewenang atas industri, perbankan, pertanian, dan perdagangan.[208] Komite-komite pabrik tunduk kepada serikat buruh yang berada di bawah VSNKh; akibatnya, rencana ekonomi yang tersentralisasi oleh negara lebih diprioritaskan ketimbang kepentingan ekonomi para buruh setempat.[209] Pada awal tahun 1918, Sovnarkom membatalkan semua utang luar negeri dan menolak membayar bunganya.[210] Pada April 1918, mereka menasionalisasi perdagangan luar negeri dan menegakkan monopoli negara atas impor dan ekspor.[211] Pada Juni 1918, mereka menasionalisasi utilitas publik serta industri kereta api, teknik, tekstil, pengerjaan logam, dan pertambangan, meskipun sering kali status "milik negara" hanya ada di atas kertas saja.[212] Nasionalisasi berskala penuh baru dilakukan pada November 1920, ketika usaha-usaha industri kecil mulai dikendalikan oleh negara.[213]
Salah satu faksi Bolshevik yang dikenal dengan sebutan "Komunis Kiri" mengkritik kebijakan ekonomi Sovnarkom karena dianggap terlalu moderat; mereka ingin menasionalisasi semua industri, pertanian, perdagangan, keuangan, transportasi, dan komunikasi.[214] Lenin merasa bahwa tindakan ini tidak mungkin dilakukan pada saat itu, dan menurutnya pemerintah sebaiknya hanya menasionalisasi usaha-usaha kapitalis berskala besar di Rusia, seperti bank-bank, perkeretaapian, lahan besar, dan pabrik-pabrik dan pertambangan-pertambangan besar, agar usaha-usaha kecil dapat beroperasi hingga usaha tersebut menjadi besar dan dapat dinasionalisasi dengan baik.[214] Lenin juga berselisih pandang dengan kelompok Komunis Kiri terkait dengan organisasi ekonomi; pada Juni 1918, ia berpendapat bahwa diperlukan kendali ekonomi yang tersentralisasi atas bidang perindustrian, sementara Komunis Kiri ingin setiap pabrik dikendalikan oleh buruh-buruhnya, dan menurut Lenin pendekatan tersebut bersifat sindikalis dan akan merusak upaya untuk mewujudkan sosialisme.[215]
Dengan menganut sudut pandang libertarian sayap kiri, Komunis Kiri dan faksi-faksi lainnya di dalam tubuh Partai Komunis mengkritik kemunduran lembaga-lembaga demokratik di Rusia.[216] Di dunia internasional, banyak aktivis sosialis yang mengutuk rezim Lenin dan menolak mengakui apa yang dilakukan oleh Lenin sebagai upaya untuk mendirikan sosialisme; mereka khususnya menyoroti ketiadaan partisipasi politik yang luas, konsultasi kepada rakyat, dan demokrasi industrial.[217] Pada musim gugur tahun 1918, tokoh Marxis Ceko-Austria Karl Kautsky menulis sebuah pamflet anti-Leninis yang mencap Rusia dengan tuduhan anti-demokratik, dan Lenin sendiri menanggapi pamflet ini dengan keras.[218] Tokoh Marxis Jerman Rosa Luxemburg menyuarakan pandangan yang sama,[219] sementara tokoh anarkis Rusia Peter Kropotkin menganggap pengambilalihan kekuasaan oleh kaum Bolshevik sebagai "penguburan Revolusi Rusia".[220]
Perjanjian Brest-Litovsk: 1917–18
[Dengan memperpanjang perang] kita telah memperkuat imperialisme Jerman dengan cara yang tidak biasa, dan perdamaian harus ditetapkan pada akhirnya, tetapi kemudian perdamaiannya akan menjadi lebih buruk karena akan ditetapkan oleh orang lain daripada oleh kita sendiri. Tidak dapat diragukan lagi bahwa perdamaian yang terpaksa kita terima saat ini adalah perdamaian yang tidak senonoh, tetapi apabila perang dimulai pemerintahan kami akan bubar dan perdamaian akan ditetapkan oleh pemerintahan yang lain.
Lenin perihal perdamaian dengan Blok Sentral[221]
Setelah mengambil alih kekuasaan, Lenin merasa yakin bahwa pemerintahannya harus menarik diri dari Perang Dunia Pertama dengan menetapkan gencatan senjata dengan negara-negara Blok Sentral, yaitu Jerman dan Austria-Hungaria.[222] Ia percaya bahwa perang yang masih berlangsung akan membuat kesal tentara-tentara Rusia yang sudah dilelahkan oleh perang (dan Lenin sendiri sudah menjanjikan perdamaian kepada mereka), dan ia tahu betul bahwa tentara-tentara ini dan pasukan Jerman dapat menjatuhkan pemerintahannya sewaktu-waktu dan mengagalkan upaya untuk menegakkan sosialisme internasional.[223] Di sisi lain, anggota-anggota Bolshevik lainnya (terutama Bukharin dan Komunis Kiri) berkeyakinan bahwa perdamaian dengan Blok Sentral merupakan tindakan pengkhianatan terhadap sosialisme internasional, dan menurut mereka Rusia justru perlu mengobarkan "perang pertahanan revolusioner" yang diyakini akan memicu pemberontakan proletariat di Jerman.[224]
Lenin mengusulkan gencatan senjata selama tiga bulan dalam Dekret Perdamaian-nya pada November 1917, yang disetujui oleh Kongres Soviet Kedua dan diserahkan kepada pemerintah Jerman dan Austria-Hungaria.[225] Jerman menanggapinya dengan baik, karena bagi mereka ini adalah kesempatan untuk berfokus pada Front Barat dan menghindari kekalahan.[226] Pada bulan November, dimulai perundingan gencatan senjata di Brest-Litovsk, markas besar komando tinggi Jerman di Front Timur; selama perundingan ini, delegasi Rusia dipimpin oleh Trotsky dan Adolph Joffe.[227] Sementara itu, usulan gencatan senjata hingga bulan Januari telah disepakati.[228] Selama perundingan, Jerman menegaskan bahwa mereka ingin mempertahankan wilayah yang telah mereka taklukkan (yang mencakup Polandia, Lituania, dan Kurzeme), sementara Rusia memberikan tanggapan bahwa tindakan tersebut melanggar hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa-bangsa tersebut.[229] Beberapa anggota Bolshevik ingin agar perundingan sebisa mungkin diperlama hingga revolusi proletariat meletus di seluruh Eropa.[230] Pada tanggal 7 Januari 1918, Trotsky kembali dari Brest-Litovsk ke Sankt Peterburg dengan sebuah ultimatum dari Blok Sentral: Rusia harus menerima permintaan wilayah dari Jerman, atau perang akan berlanjut.[231]
Pada bulan Januari dan lagi pada bulan Februari, Lenin memohon kepada Bolshevik untuk menerima permintaan Jerman. Ia berpendapat bahwa tidak apa-apa kehilangan wilayah asalkan pemerintahan Bolshevik tetap dapat dipertahankan. Sebagian besar kaum Bolshevik menolaknya, karena mereka ingin memperpanjang gencatan senjata.[232] Pada tanggal 18 Februari, Angkatan Darat Jerman melancarkan Operasi Faustschlag, sehingga pasukan mereka terus merangsek masuk ke dalam wilayah Rusia dan menaklukkan Dvinsk dalam sehari.[233] Pada saat itu, Lenin akhirnya berhasil meyakinkan mayoritas yang tipis di Komite Sentral Bolshevik untuk menerima tawaran Blok Sentral.[234] Namun, pada tanggal 23 Februari, Blok Sentral mengeluarkan sebuah ultimatum baru: selain Polandia dan negara-negara Baltik, Rusia juga harus mengakui kekuasaan Jerman atas Ukraina, dan jika tidak mereka akan menghadapi serangan besar-besaran.[235]
Pada tanggal 3 Maret, Perjanjian Brest-Litovsk ditandatangani.[236] Akibatnya, Rusia kehilangan banyak sekali wilayah: Rusia kehilangan 26% penduduk, 37% wilayah panen pertanian, 28% industri, 26% jalur kereta api, dan tiga per empat kandungan batubara dan besinya.[237] Selain itu, perjanjian ini tidak disukai oleh banyak orang dari berbagai latar belakang kelompok,[238] dan beberapa anggota Bolshevik dan Revolusioner Sosialis Kiri mengundurkan diri dari Sovnarkom sebagai bentuk protes.[239] Seusai penandatanganan perjanjian ini, Sovnarkom mencoba memicu revolusi proletariat di Jerman dengan mengeluarkan publikasi-publikasi anti-perang dan anti-pemerintah di negara tersebut; pemerintah Jerman menanggapinya dengan mengusir diplomat-diplomat Rusia.[240] Meskipun begitu, perjanjian ini gagal menyelamatkan negara-negara Blok Poros; pada November 1918, Kaisar Jerman Wilhelm II mengundurkan diri dan pemerintahan baru negara tersebut menandatangani gencatan senjata dengan Sekutu. Akibatnya, Sovnarkom menyatakan Perjanjian Brest-Litovsk batal.[241]
Kampanye Anti-Kulak, Cheka, dan Teror Merah: 1918–22
[Kaum Borjuis] mempraktikkan teror terhadap kaum buruh, tentara, dan petani demi kepentingan sekelompok kecil tuan tanah dan bankir, sementara rezim Soviet mengambil langkah-langkah besar dalam menindak tuan tanah, perampas, dan kaki tangan mereka demi kepentingan kaum buruh, tentara, dan petani.
Lenin perihal Teror Merah[242]
Pada awal tahun 1918, banyak kota di Rusia Barat yang mengalami bencana kelaparan akibat kekurangan pangan.[243] Lenin menyalahkan para kulak, atau para petani kaya, dan ia menuduh mereka telah menimbun hasil panen yang mereka produksi untuk meningkatkan harganya. Pada Mei 1918, ia mendirikan sebuah detasemen bersenjata yang akan menyita gandum dari para kulak untuk dibagikan di kota-kota, dan pada bulan Juni menyerukan pembentukan Komite Petani Miskin untuk membantu pelaksanaannya.[244] Kebijakan ini mengakibatkan kekacauan dan kekerasan, karena detasemen bersenjata sering kali bentrok dengan kelompok petani, yang menjadi salah satu faktor pemicu perang saudara.[245] Salah satu contoh pandangan Lenin mengenai hal ini adalah telegram yang ia kirimkan pada Agustus 1918 kepada Bolshevik di Oblast Penza, yang mengajak mereka memadamkan pemberontakan petani dengan menggantung paling tidak 100 orang yang dikenal sebagai "kulak, orang kaya, [dan] penghisap darah" di muka umum.[246]
Praktik penyitaan telah menghapus insentif bagi para petani untuk menghasilkan lebih banyak gandum daripada yang dapat mereka konsumsi, sehingga produksi pun merosot.[247] Pasar gelap bermunculan dan menggantikan ekonomi resmi,[248] sehingga Lenin menyerukan agar para spekulan, pemasar gelap, dan penjarah ditembak.[249] Revolusioner Sosialis dan Revolusioner Sosialis Kiri mengutuk praktik penyitaan gandum selama Kongres Soviet Seluruh Rusia Kelima pada Juli 1918.[250] Setelah sadar bahwa Komite Petani Miskin juga menindas kaum petani yang bukan kulak dan menimbulkan sentimen anti-pemerintahan di kalangan petani, pada Desember 1918, Lenin membubarkannya.[251]
Lenin berulang kali menegaskan mengapa teror dan kekerasan diperlukan untuk melengserkan tatanan lama dan memastikan keberhasilan revolusi.[252] Saat berbicara di hadapan Komite Eksekutif Pusat Soviet Seluruh Rusia pada November 1917, ia mengumandangkan bahwa "negara adalah sebuah lembaga yang dibentuk untuk menggunakan kekerasan. Sebelumnya, kekerasan tersebut dipakai oleh sejumlah orang kaya terhadap seluruh rakyat; sekarang kami ingin ... menggunakan kekerasan demi kepentingan rakyat."[253] Ia juga sangat menentang usulan untuk meniadakan hukuman mati.[254] Pada saat yang sama, Lenin merasa khawatir bahwa kekuatan anti-Bolshevik akan melengserkan pemerintahannya, sehingga pada Desember 1917 ia memerintahkan pendirian Komisi Darurat untuk Memberantas Kontra-Revolusi dan Sabotase, atau yang disebut Cheka, yaitu polisi politik yang dipimpin oleh Felix Dzerzhinsky.[255]
Pada September 1918, Sovnarkom mengeluarkan sebuah dekret yang memulai Teror Merah, yaitu istilah yang mengacu kepada penindasan yang dilakukan oleh Cheka.[256] Meskipun terkadang digambarkan sebagai upaya untuk menghapuskan kaum borjuis secara keseluruhan,[257] Lenin tidak ingin memusnahkan semua mantan anggota golongan tersebut, tetapi hanya ingin menyingkirkan mereka yang memiliki hasrat untuk kembali berkuasa.[258] Kebanyakan korban Teror Merah adalah warga negara yang berada atau bekas anggota pemerintahan Tsar,[259] namun terdapat pula korban dari golongan non-borjuis yang anti-Bolshevik dan kelompok-kelompok yang tidak diinginkan keberadaannya, seperti para pelacur.[260] Cheka mengklaim bahwa mereka memiliki hak untuk menjatuhkan vonis dan menghukum mati siapapun yang dianggap sebagai musuh pemerintah tanpa melalui Pengadilan Revolusioner.[261] Akibatnya, Cheka melakukan pembunuhan di berbagai wilayah Rusia, dan banyak korban yang berjatuhan.[262] Contohnya, Cheka menghukum mati 512 orang dalam selang waktu beberapa hari di kota Petrograd.[263] Tidak terdapat catatan sejarah yang memperkirakan jumlah korban Teror Merah secara akurat,[264] tetapi para sejarawan memperkirakan jumlahnya berkisar antara 10.000 hingga 15.000,[265] dan bahkan perkiraannya bisa mencapai 50.000 hingga 140.000 korban.[266]
Lenin tidak pernah menyaksikan kekerasan ataupun terlibat secara langsung,[267] dan di muka umum ia menjaga jarak dari tindakan-tindakan semacam itu.[268] Pidato-pidato dan artikel-artikel yang ia publikasikan jarang menyerukan penghukuman mati, meskipun ia sering kali melakukannya dalam bentuk telegram dan catatan rahasia.[269] Banyak anggota Bolshevik yang tidak setuju dengan tindakan Cheka dan merasa takut dengan bagaimana organisasi tersebut sama sekali tidak memiliki akuntabilitas.[270] Partai Komunis mencoba membatasi tindakan-tindakannya pada Februari 1919 dan mencabut wewenang sebagai pengadilan dan wewenang untuk menghukum mati di wilayah yang tidak termasuk ke dalam cakupan wilayah darurat militer, tetapi Cheka masih tetap melakukan hal-hal yang sama di berbagai wilayah.[271] Pada tahun 1920, Cheka telah menjadi lembaga paling kuat di Rusia.[272]
Pada April 1919, dikeluarkan sebuah dekret yang berujung pada pendirian kamp-kamp konsentrasi yang dipercayakan kepada Cheka,[273] tetapi kemudian kamp-kamp ini dikelola oleh badan pemerintahan yang baru yang disebut Gulag.[274] Pada akhir tahun 1920, 84 kamp telah didirikan di Rusia, yang menampung sekitar 50.000 tahanan; pada Oktober 1923, jumlahnya bertambah menjadi 315 kamp dan sekitar 70.000 tahanan.[275] Orang-orang yang dimasukkan dalam kamp-kamp tersebut dijadikan pekerja paksa.[276] Semenjak Juli 1922, kaum intelektual yang dituduh menentang pemerintahan Bolshevik diasingkan ke wilayah-wilayah yang terpencil atau dideportasi dari Rusia; Lenin secara pribadi memeriksa daftar orang-orang yang akan diasingkan atau dideportasi.[277] Pada Mei 1922, Lenin mengeluarkan sebuah dekret yang menyerukan penghukuman mati para pendeta anti-Bolshevik, yang mengakibatkan kematian antara 14.000 hingga 20.000 orang.[278] Tindakan ini sangat berdampak terhadap Gereja Ortodoks Rusia, tetapi gereja-gereja Katolik dan Protestan, sinagoge-sinagoge Yahudi, dan masjid-masjid Islam juga turut menjadi korban.[279]
Perang Saudara dan Perang Polandia–Soviet: 1918–20
Keberadaan Republik Soviet bersamaan dengan negara-negara imperialis dalam jangka panjang sama sekali tak terbayangkan. Pada akhirnya, salah satu atau yang lainnya akan menang. Dan sebelum hal itu terjadi, sejumlah konflik yang paling mengerikan antara Republik Soviet melawan pemerintah-pemerintah borjuis sudah tak terelakkan. Artinya proletariat sebagai golongan penguasa, jika mereka hanya ingin berkuasa dan memang akan tetap berkuasa, harus menunjukkannya dengan organisasi militernya.
Lenin mengenai perang[280]
Lenin sedari awal sudah memperkirakan bahwa golongan aristokrat dan borjuis Rusia akan menentang pemerintahannya, tetapi ia meyakini keunggulan jumlah golongan kecil ditambah dengan kemampuan Bolshevik untuk mengerahkan mereka akan menjamin kemenangan Bolshevik dalam konflik apapun.[281] Terkait dengan hal ini, ia gagal mengantisipasi kuatnya perlawanan oposisi terhadap pemerintahan Bolshevik di Rusia.[281] Perang Saudara Rusia tak hanya melibatkan pasukan pro-Bolshevik melawan Tentara Putih yang anti-Bolshevik, tetapi juga diiringi oleh konflik etnis di perbatasan Rusia dan konflik antara Tentara Merah dan Putih dengan kelompok-kelompok petani setempat yang disebut Tentara Hijau di berbagai bekas wilayah kekaisaran.[282] Selain itu, sejarawan-sejarawan menganggap perang saudara tersebut mencerminkan dua konflik berbeda, yang satu antara pendukung revolusi melawan pihak yang kontra-revolusi, dan yang lain antara faksi-faksi revolusioner yang saling berseteru.[283]
Tentara Putih didirikan oleh mantan-mantan perwira militer Tsar,[284] dan juga mencakup Tentara Sukarelawan yang dipimpin oleh Anton Denikin di Rusia Selatan,[285] pasukan Aleksandr Kolchak di Siberia,[286] dan pasukan Nikolai Yudenich di negara-negara Baltik yang baru merdeka.[287] Tentara Putih semakin menguat setelah 35.000 anggota Legiun Ceko (tahanan-tahanan perang selama konflik melawan Blok Sentral) berbalik melawan Sovnarkom dan bersekutu dengan Komite Anggota-Anggota Majelis Konstituen (Komuch), sebuah pemerintahan anti-Bolshevik yang didirikan di Samara.[288] Tentara Putih juga didukung oleh pemerintah-pemerintah Barat yang menganggap Perjanjian Brest-Litovsk sebagai pengkhianatan dan juga yang merasa takut dengan seruan revolusi dunia yang dikemukakan oleh kaum Bolshevik.[289] Pada tahun 1918, Britania Raya, Prancis, Amerika Serikat, Kanada, Italia, dan Serbia mendaratkan 10.000 pasukan di Murmansk dan merebut Kandalaksha; setahun kemudian, pasukan Inggris, Amerika dan Jepang juga mendarat di Vladivostok.[290] Pasukan Barat tidak lama kemudian menarik diri dari perang saudara, dan sebagai gantinya hanya mendukung Tentara Putih dengan menyediakan perwira, teknisi dan persenjataan, walaupun Jepang masih bertahan karena mereka menganggap konflik ini sebagai kesempatan untuk memperluas wilayah.[291]
Lenin menugaskan Trotsky untuk mendirikan Tentara Merah Buruh dan Petani; selain itu, dengan dukungan dari Lenin, Trotsky membentuk Dewan Militer Revolusioner pada September 1918, dan Trotsky menjadi ketuanya hingga tahun 1925.[292] Lenin mengakui pengalaman militer mantan perwira dari angkatan bersenjata Tsar, sehingga ia mengizinkan mereka mengabdi untuk Tentara Merah, meskipun Trotsky tetap mendirikan dewan-dewan militer untuk memantau kegiatan mereka.[293] Tentara Merah mengendalikan dua kota terbesar di Rusia, yaitu Moskow dan Petrograd, serta sebagian besar wilayah Rusia Raya, sementara Tentara Putih menguasai wilayah-wilayah pinggiran.[294] Tentara Putih menghadapi kesulitan karena wilayah mereka terpencar-pencar,[295] dan mereka juga tidak didukung oleh kelompok minoritas karena memiliki pandangan supremasi etnis Rusia.[296] Tentara anti-Bolshevik sendiri melancarkan Teror Putih, yaitu kampanye kekerasan terhadap para pendukung Bolshevik, dan tindakan ini umumnya jauh lebih spontan daripada Teror Merah yang didukung oleh negara.[297] Tentara Putih dan Merah sama-sama bertanggung jawab atas serangan terhadap komunitas Yahudi, yang membuat Lenin mengeluarkan kecaman terhadap anti-Semitisme, dan ia menyalahkan propaganda kapitalisme sebagai pemicu prasangka buruk terhadap orang Yahudi.[298]
Pada Juli 1918, Sverdlov mengabarkan kepada Sovnarkom di Soviet Regional Ural bahwa Tsar dan anggota keluarganya telah dihukum mati di Yekaterinburg agar mereka tidak dapat diselamatkan oleh Tentara Putih.[299] Meskipun tidak didukung oleh bukti, para penulis biografi dan sejarawan seperti Richard Pipes dan Dmitri Volkogonov mengeluarkan pendapat bahwa pembantaian tersebut mungkin didukung oleh Lenin;[300] sementara itu, sejarawan James Ryan menyatakan bahwa "tidak ada alasan" untuk mempercayai hal tersebut.[301] Walaupun begitu, Lenin tetap menganggap penghukuman mati keluarga Tsar sebagai tindakan yang perlu dilakukan seperti halnya Raja Louis XVI yang dihukum mati selama Revolusi Prancis.[302]
Seusai penandatanganan Perjanjian Brest-Litovsk, kelompok Revolusioner Sosialis Kiri keluar dari koalisi dan semakin lama semakin menganggap Bolshevik sebagai pengkianat revolusi.[303] Pada Juli 1918, seorang Revolusioner Sosialis Kiri yang bernama Yakov Grigorevich Blumkin membunuh duta besar Jerman untuk Rusia, Wilhelm von Mirbach, dengan harapan untuk memicu insiden diplomatik yang akan berujung pada perang revolusioner melawan Jerman.[304] Revolusioner Sosialis Kiri kemudian melancarkan sebuah kudeta di Moskow, menembaki Kremlin, dan merebut kantor pos pusat sebelum akhirnya dihentikan oleh pasukan Trotsky.[305] Para pemimpin dan anggota kelompok Revolusioner Sosialis Kiri ditangkap dan ditahan, tetapi diperlakukan dengan lebih baik ketimbang lawan-lawan Bolshevik lainnya.[306]
Pada tahun 1919, Tentara Putih harus mundur, dan pada tahun 1920 mereka dikalahkan di tiga front sekaligus.[307] Meskipun Sovnarkom berhasil memenangkan perang, Rusia telah kehilangan berbagai wilayah, karena banyak kelompok etnis non-Rusia yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mewujudkan kemerdekaan.[308] Rusia memang mengakui kemerdekaan Estonia, Latvia, Lituania, dan Finlandia, dan menyepakati perjanjian perdamaian dengan negara-negara tersebut.[309] Namun, Tentara Merah juga sering kali menindas gerakan-gerakan separatis; pada tahun 1921, mereka telah mengalahkan pergerakan nasional Ukraina dan menduduki wilayah Kaukasus, walaupun pertempuran di Asia Tengah masih berlangsung hingga akhir era 1920-an.[310]
Setelah garnisun Ober Ost Jerman ditarik dari Front Timur, pasukan Rusia dan Polandia langsung bergerak untuk mengisi kekosongan kekuasaan.[311] Pasukan Polandia dan Rusia pertama kali bentrok pada Februari 1919,[312] dan konflik ini pun akhirnya mengalami eskalasi sehingga meletuslah Perang Polandia-Soviet.[313] Tidak seperti konflik-konflik sebelumnya, konflik yang ini berdampak besar terhadap upaya untuk menyebarkan revolusi ke luar negeri dan juga terhadap masa depan benua Eropa.[314] Pasukan Polandia memasuki wilayah Ukraina dan pada Mei 1920 telah merebut Kiev dari Soviet.[315] Setelah berhasil memukul mundur pasukan Polandia, Lenin meminta kepada Tentara Merah untuk menyerang wilayah Polandia, karena ia berkeyakinan bahwa proletariat Polandia akan bangkit dan membantu pasukan Rusia, sehingga akan memicu revolusi di Eropa. Trotsky dan anggota-anggota Bolshevik lainnya merasa skeptis, tetapi mereka setuju dengan invasi ini. Pada akhirnya kaum proletariat Polandia tidak memberontak, dan Tentara Merah dikalahkan dalam Pertempuran Warsawa.[316] Pasukan Polandia berhasil mengusir Tentara Merah kembali ke Rusia dan memaksa Sovnarkom untuk berdamai; perang ini pun diakhiri oleh Perdamaian Riga, dan berdasarkan kesepakatan tersebut Rusia harus menyerahkan wilayah kepada Polandia.[317]
Komintern dan revolusi dunia: 1919–20
Seusai gencatan senjata di Front Barat, Lenin semakin yakin bahwa revolusi akan segera terjadi di Eropa.[318] Maka dari itu, Sovnarkom mendukung pendirian pemerintahan komunis di Hungaria oleh Béla Kun pada Maret 1919, disusul oleh pemerintahan komunis di Bayern dan berbagai pemberontakan sosialis di wilayah Jerman lainnya, termasuk Liga Spartakus.[319] Pada masa Perang Saudara Rusia, Tentara Merah dikirim untuk membantu kaum Marxis mendirikan sistem pemerintahan soviet di negara-negara yang baru saja merdeka dari Rusia.[320] Di Eropa, tindakan tersebut menghasilkan negara-negara komunis di Estonia, Latvia, Lituania, Belarus, dan Ukraina,[320] sementara di Kaukasus terbentuk sebuah pemerintahan soviet di Georgia, dan kemudian di Asia berdirilah Republik Rakyat Mongolia.[321] Tokoh-tokoh senior Bolshevik berharap agar negara-negara tersebut bergabung dengan negara Rusia; di sisi lain, Lenin ingin tetap menghormati sentimen-sentimen nasional, tetapi ia memastikan kepada kamerad-kameradnya bahwa pemerintahan komunis di negara-negara tersebut secara de facto tetap berada di bawah wewenang Sovnarkom.[322]
Pada akhir tahun 1918, Partai Buruh Inggris menyerukan pendirian sebuah konferensi partai-partai sosialis internasional yang disebut Buruh dan Sosialis Internasional.[323] Lenin menganggapnya sebagai kebangkitan Internasional Kedua yang tidak ia sukai, dan ia memutuskan untuk mengadakan konferensi sosialis internasional tandingan.[324] Ia menggelar konferensi tersebut dengan bantuan Zinoviev, Trotsky, Christian Rakovsky, dan Angelica Balabanoff.[324] Pada Maret 1919, Kongres Pertama Komunis Internasional ("Komintern") dibuka di Moskow.[325] Meskipun terdapat nama "internasional", cakupan konferensi ini sangat terbatas; dari 34 delegasi yang berkumpul, 30 dari antaranya adalah perwakilan dari negara-negara bekas Kekaisaran Rusia, dan sebagian besar delegasi internasional tidak diakui secara resmi oleh partai-partai sosialis di negara-negara mereka sendiri.[326] Selain itu, kaum Bolshevik mendominasi kongres tersebut,[327] dan Lenin kemudian menyusun sejumlah regulasi yang menyatakan bahwa hanya partai-partai sosialis yang mendukung pandangan Bolshevik yang diizinkan untuk bergabung dengan Komintern.[328] Selama konferensi pertama, Lenin berbicara di hadapan para delegasi dan menolak jalan menuju sosialisme lewat parlemen; ia juga mengulangi seruannya untuk melengserkan pemerintahan-pemerintahan borjuis Eropa.[329] Secara keseluruhan, walaupun yang diangkat menjadi Presiden Komintern adalah Zinoviev, Lenin tetap memiliki pengaruh yang sangat kuat di konferensi tersebut.[330]
Kongres Komunis Internasional Kedua dibuka di Institut Smolny, Petrograd, pada Juli 1920, dan ini adalah kali terakhirnya Lenin mengunjungi kota lain selain Moskow.[331] Di sana, ia mengajak para utusan asing untuk meniru cara Bolshevik merebut kekuasaan; Lenin juga tidak lagi menganut pandangan bahwa kapitalisme adalah tahap yang diperlukan dalam perkembangan masyarakat, dan sebagai gantinya ia malah menyerukan kepada bangsa-bangsa yang dijajah untuk mengubah masyarakat pra-kapitalis mereka langsung menjadi masyarakat sosialis.[332] Untuk keperluan konferensi ini, ia menulis Komunisme "Sayap Kiri": Sebuah Penyakit Kekanak-Kanakan, yaitu sebuah buku singkat yang menjabarkan kritikannya terhadap pihak-pihak di dalam partai-partai komunis Britania Raya dan Jerman yang menolak untuk memasuki sistem parlementer dan serikat-serikat buruh di negara mereka; ia menyerukan kepada mereka untuk melakukan hal tersebut demi kepentingan revolusi.[333] Konferensi tersebut harus ditunda selama beberapa hari akibat perang yang sedang berlangsung melawan Polandia,[334] dan akhirnya dipindah ke Moskow dan sesi-sesinya digelar sampai bulan Agustus.[335] Namun, revolusi dunia yang diprediksi Lenin tidak terwujud, karena pemerintah komunis Hungaria malah dilengserkan dan pemberontakan kaum Marxis Jerman telah dipadamkan.[336]
Bencana kelaparan dan Kebijakan Ekonomi Baru: 1920–22
Di dalam tubuh Partai Komunis, muncul perlawanan dari dua faksi, yaitu Kelompok Sentralisme Demokrat dan Oposisi Buruh; keduanya merasa bahwa negara Rusia terlalu tersentralisasi dan birokratik.[337] Oposisi Buruh, yang memiliki hubungan dengan serikat buruh resmi negara, juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pemerintah tidak lagi dipercayai oleh golongan buruh Rusia.[338] Mereka dibuat murka oleh saran Trotsky agar serikat-serikat buruh dibubarkan. Trotsky menganggap serikat-serikat tersebut sama sekali tidak berguna di dalam sebuah "negara buruh", tetapi Lenin tak sepakat; terkait dengan isu ini, sebagian besar anggota Bolshevik mendukung pandangan Lenin.[339] Untuk mencegah perpecahan, selama Kongres Partai Kesepuluh pada Februari 1921, Lenin memberlakukan larangan kegiatan faksional di dalam partai, dan mereka yang melanggar akan dikeluarkan.[340]
Pada tahun yang sama, terjadi bencana kelaparan terparah di Rusia semenjak tahun 1891.[341] Bencana kelaparan tahun 1921 diperkirakan menewaskan sekitar lima juta orang.[342] Kekeringan merupakan salah satu faktor pemicu bencana ini, tetapi kebijakan penyitaan oleh pemerintah juga turut andil dalam memperparah situasi, dan begitu pula pengeksporan gandum Rusia dalam jumlah yang besar.[343] Untuk membantu korban-korban bencana kelaparan, pemerintah Amerika Serikat mendirikan American Relief Administration untuk mendistribusikan pangan,[344] meskipun Lenin mencurigai pemberian bantuan tersebut dan memerintahkan agar kegiatan ini dipantau dengan saksama.[345] Selama terjadinya bencana kelaparan tersebut, Patriark Tikhon menyerukan kepada gereja-gereja Ortodoks untuk menjual barang-barang tak diperlukan untuk membantu memberi makan orang-orang yang kelaparan, dan tindakan ini didukung oleh pemerintah.[346] Pada Februari 1922, Sovnarkom juga meminta agar semua barang berharga milik lembaga keagamaan disita secara paksa dan dijual.[347] Tikhon menentang penjualan barang-barang yang digunakan dalam Perjamuan Kudus dan banyak rohaniwan yang melawan upaya penyitaan, sehingga berujung pada kekerasan.[348]
Pada tahun 1920 dan 1921, perlawanan terhadap penyitaan di tingkatan lokal memicu pemberontakan petani anti-Bolshevik di berbagai wilayah Rusia, meskipun pemberontakan ini kemudian dipadamkan.[349] Salah satu pemberontakan petani terbesar adalah Pemberontakan Tambov, tetapi pemberontakan ini juga berhasil diberantas oleh Tentara Merah.[350] Pada Februari 1921, para buruh melakukan mogok kerja di Petrograd, sehingga pemerintah memproklamirkan darurat militer di kota tersebut dan mengirim Tentara Merah untuk membungkam demonstrasi.[351] Pada bulan Maret, pemberontakan Kronstadt meletus ketika para pelaut di Kronstadt memberontak melawan pemerintah Bolshevik; mereka menuntut agar semua orang yang berhaluan sosialis diizinkan untuk menerbitkan sesuatu secara bebas, agar serikat-serikat buruh independen diberi kebebasan berkumpul, dan agar para petani diperbolehkan mengakses pasar-pasar bebas dan hasil panennya tidak disita. Lenin mengumandangkan bahwa para pemberontak tersebut telah diperdaya oleh kaum Revolusioner Sosialis dan imperialis asing dan menyerukan untuk membalasnya dengan kekerasan.[352] Di bawah kepemimpinan Trotsky, Tentara Merah memadamkan pemberontakan tersebut pada tanggal 17 Maret, yang menyebabkan ribuan orang tewas dan korban-korban selamatnya dijebloskan ke kamp buruh.[353]
Mula-mulanya kamu harus mencoba membangun jembatan-jembatan kecil yang akan mengarahkan ke tanah milik para petani kecil melalui Kapitalisme Negara menuju Sosialisme. Jika tidak, kamu tidak akan pernah membawa puluhan juta orang menuju Komunisme. Inilah yang diajarkan oleh kekuatan objektif perkembangan Revolusi.
Lenin perihal Kebijakan Ekonomi Baru, 1921[354]
Pada Februari 1921, Lenin memperkenalkan Kebijakan Ekonomi Baru (KEB) kepada Politbiro; ia berhasil meyakinkan sebagian besar tokoh senior Bolshevik bahwa kebijakan tersebut memang diperlukan, sehingga kebijakan ini disahkan pada bulan April.[355] Di dalam sebuah buku yang berjudul Perihal Pajak Pangan, Lenin menjelaskan bahwa KEB merupakan langkah kembali ke rencana-rencana ekonomi Bolshevik seperti semula; ia mengklaim bahwa rencana-rencana tersebut sempat melenceng akibat perang saudara yang memaksa Sovknarkom memberlakukan kebijakan ekonomi "komunisme perang".[356] KEB mengizinkan usaha-usaha swasta di Rusia, mengembalikan sistem upah, serta mengizinkan para petani untuk menjual hasil panen mereka di pasar terbuka walaupun pendapatan mereka tetap akan dipajaki.[357] Kebijakan tersebut juga membolehkan kembalinya industri kecil yang dimiliki swasta, meskipun industri dasar, transportasi, dan perdagangan asing masih berada di bawah kekuasaan negara.[358] Lenin menjulukinya "kapitalisme negara",[359] dan beberapa Bolshevik merasa bahwa kebijakan tersebut telah mengkhianati prinsip-prinsip sosialis.[360] Para penulis biografi Lenin sering kali menganggap pemberlakuan KEB sebagai salah satu prestasinya yang paling menonjol, dan beberapa juga meyakini bahwa apabila kebijakan tersebut tidak diberlakukan, maka Sovnarkom akan dilengserkan oleh pemberontakan rakyat.[361]
Pada Januari 1920, pemerintah mewajibkan semua warga negara dari usia antara 16 sampai 50 tahun untuk bekerja.[362] Lenin juga memprakarsai rencana GOELRO, yaitu proyek elektrifikasi massal yang dimulai pada Februari 1920; Lenin mengumandangkan bahwa "komunisme adalah kekuatan Soviet ditambah dengan elektrifikasi seluruh negeri", dan pernyataan ini sering dikutip pada tahun-tahun berikutnya.[363] Dalam rangka memajukan ekonomi Rusia melalui perdagangan asing, Sovnarkom mengirim delegasi-delegasi ke Konferensi Genoa; Lenin ingin hadir secara langsung, tetapi ia berhalangan akibat penyakitnya.[364] Konferensi tersebut menghasilkan perjanjian Rusia dengan Jerman, dan sebelum konferensi ini Rusia juga sudah menandatangani perjanjian dagang dengan Britania Raya.[365] Lenin memiliki harapan bahwa dengan mengizinkan perusahaan asing menanamkan modal di Rusia, Sovnarkom akan memperkuat persaingan di antara negara-negara kapitalis dan mempercepat kejatuhan mereka; Lenin bahkan mencoba menyewakan ladang-ladang minyak di Kamchatka kepada sebuah perusahaan Amerika untuk meningkatkan ketegangan antara AS dan Jepang, karena Jepang menginginkan wilayah tersebut.[366]
Memburuknya kesehatan dan adu pendapat dengan Stalin: 1920–23
Lenin merasa dipermalukan dan terkejut ketika Bolshevik mengadakan pesta untuk merayakan ulang tahun Lenin yang kelima puluh pada April 1920, yang juga diiringi oleh perayaan-perayaan di berbagai wilayah Rusia dan penerbitan puisi-puisi dan biografi-biografi yang dipersembahkan untuknya.[367] Antara tahun 1920 hingga 1926, dua puluh volume Kumpulan Karya-Karya Lenin diterbitkan, walaupun beberapa bagian dari tulisannya tidak diikutsertakan.[368] Pada tahun 1920, sejumlah tokoh Barat mengunjungi Lenin di Rusia; tokoh-tokoh tersebut meliputi penulis H. G. Wells dan filsuf Bertrand Russell,[369] serta anarkis Emma Goldman dan Alexander Berkman.[370] Lenin juga dikunjungi oleh Inessa Armand di Kremlin, tetapi kesehatan Armand semakin memburuk pada masa itu.[371] Lenin mengirim Armand ke sebuah sanatorium di Kislovodsk, Kaukasus Utara, untuk menjalani pengobatan, tetapi ia meninggal di sana pada September 1920 selama terjadinya epidemi kolera.[372] Jenazahnya diangkut ke Moskow, dan Lenin tampak berduka menyaksikan pemakamannya di bawah Tembok Kremlin.[373]
Lenin sakit parah pada pertengahan akhir tahun 1921;[374] ia mengalami hiperakusis, insomnia, dan pusing kepala yang muncul secara berkala.[375] Atas desakan dari Politbiro, pada bulan Juli, Lenin meninggalkan Moskow dan menetap selama sebulan di sebuah dacha miliknya di Gorki, dan di situ ia dirawat oleh istri dan saudarinya.[376] Lenin mulai mempertimbangkan untuk bunuh diri, dan ia meminta kepada Krupskaya dan Stalin untuk memberikan kalium sianida kepadanya.[377] Dua puluh enam dokter ditugaskan untuk merawat Lenin pada tahun-tahun terakhirnya; beberapa di antaranya berasal dari luar negeri dan upahnya sangat tinggi.[378] Beberapa dokter menduga bahwa penyakitnya disebabkan oleh oksidasi logam peluru-peluru yang bersarang di tubuhnya sejak upaya pembunuhan pada tahun 1918; pada April 1922 ia dioperasi untuk mengeluarkan peluru-peluru tersebut.[379] Gejala-gejalanya masih berlanjut setelah operasi, dan dokter-dokter Lenin tidak tahu secara pasti apa penyebabnya; beberapa menduga bahwa ia mengidap neurastenia (lemah saraf) atau arteriosklerosis serebral, meskipun ada pula dokter yang meyakini bahwa ia mengidap sifilis;[380] hipotesis bahwa Lenin terserang sifilis didukung oleh sebuah laporan dari tahun 2004 yang disusun oleh sekelompok ahli neurosains, sehingga menyiratkan bahwa penyakit ini mungkin disembunyikan secara sengaja oleh pemerintah.[381] Pada Mei 1922, ia mengalami serangan strok pertamanya, sehingga ia sempat tidak dapat berbicara dan lumpuh di sisi kanannya.[382] Pada bulan Juli, Lenin sudah cukup pulih,[383] sehingga pada bulan Oktober, ia kembali ke Moskow; namun, pada bulan Desember, ia kembali terserang strok dan harus kembali ke Gorki.[384]
Meskipun sakit, Lenin tetap memperhatikan perkembangan politik terbaru. Saat para pemimpin Partai Revolusioner Sosialis terbukti melakukan persekongkolan terhadap pemerintah selama pengadilan yang diadakan antara Juni dan Agustus 1922, Lenin menyerukan agar mereka dihukum mati; mereka kemudian dipenjara untuk waktu yang tidak ditentukan dan akhirnya dihukum mati selama "Pembersihan Besar-Besaran" pada masa kepemimpinan Stalin.[385] Dengan dukungan dari Lenin, pemerintah juga berhasil memusnahkan aliran Menshevisme dari Rusia dengan mengeluarkan semua orang Menshevik dari lembaga-lembaga dan usaha-usaha negara pada Maret 1923 dan menjebloskan anggota-anggota partai tersebut ke dalam kamp-kamp konsentrasi.[386] Lenin merasa khawatir bahwa sistem birokratik dari masa Tsar masih akan bertahan di Rusia pada masa Soviet,[387] dan kekhawatirannya semakin menguat pada tahun-tahun terakhirnya.[388] Ia mengutuk sikap-sikap birokratik dan mengusulkan perombakan secara menyeluruh untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,[389] dan di dalam satu surat ia mengeluhkan bahwa "kita sedang tersedot ke dalam sebuah rawa birokratik yang busuk".[390]
Pada Desember 1922 dan Januari 1923, Lenin mendiktekan "Wasiat Lenin", dan di dalam wasiat tersebut ia membahas sifat-sifat kamerad-kameradnya, terutama Trotsky dan Stalin.[391] Ia menyarankan agar Stalin dicopot dari jabatan Sekretaris Jenderal Partai Komunis, karena Lenin merasa Stalin tidak cocok untuk jabatan tersebut.[392] Ia malah menyarankan Trotsky sebagai penggantinya dan menganggapnya sebagai "pria paling cakap di dalam Komite Pusat saat ini", tetapi pada saat yang sama juga mengkritik kepercayaan diri Trotsky yang berlebihan dan bagaimana Trotsky terlalu sering memperhatikan urusan-urusan administrasi.[393] Pada masa ini, Lenin juga mengkritik sifat Inspektorat Buruh dan Petani yang birokratik dan menyerukan perekrutan petugas-petugas baru dari golongan pekerja sebagai jalan keluar,[394] sementara di artikel lainnya ia mendesak negara untuk memberantas buta aksara, mengampanyekan ketepatan waktu dan sifat yang berhati-hati dan teliti di kalangan masyarakat, serta mengajak para petani untuk bergabung dalam koperasi-koperasi.[395]
Di tengah ketidakhadiran Lenin, Stalin mulai mengukuhkan kekuasaannya dengan memberikan jabatan-jabatan penting kepada para pendukungnya[396] dan menumbuhkan citranya sendiri sebagai orang yang paling dekat dengan Lenin dan yang memang layak menggantikannya.[397] Pada Desember 1922, Stalin diberi tugas oleh Politbiro untuk mengatur siapa yang dapat bertemu dengan Lenin.[398] Namun, Lenin sangat mengkritik Stalin; pada pertengahan tahun 1922, Lenin bersikeras bahwa negara harus mempertahankan monopolinya atas perdagangan internasional, sementara Stalin memimpin sejumlah Bolshevik lainnya untuk mencoba melawan kebijakan ini, walaupun upaya ini tidak berhasil.[399] Terjadi pula perselisihan secara pribadi di antara keduanya; Stalin berteriak-teriak kepada Krupskaya saat mereka sedang bertelepon, dan kejadian ini membuat Lenin sangat murka, sehingga ia mengirimkan sebuah surat kepada Stalin yang mengungkapkan ketidaksukaannya.[400]
Perpecahan di antara keduanya menjadi semakin parah saat terjadinya Skandal Georgia. Stalin mengusulkan agar Georgia dan negara-negara tetangganya (seperti Azerbaijan dan Armenia) digabung dengan negara Rusia, meskipun hal ini menuai protes dari pemerintahan masing-masing negara tersebut.[401] Lenin menganggapnya sebagai bentuk chauvinisme etnis Rusia Raya, dan yang ia inginkan adalah agar negara-negara tersebut bergabung dengan Rusia sebagai wilayah setengah merdeka di dalam sebuah persatuan yang lebih besar, yang menurutnya sebaiknya dinamai Uni Republik Soviet Eropa dan Asia.[402] Stalin awalnya menolak usulan tersebut, tetapi kemudian menerimanya, meskipun (dengan persetujuan dari Lenin) ia mengubah namanya menjadi Uni Republik Sosialis Soviet (Uni Soviet).[403] Lenin mengirim Trotsky untuk mewakilinya di plenum Komite Pusat pada bulan Desember, dan dalam pertemuan tersebut rencana-rencana pendirian Uni Soviet disahkan; rencana tersebut kemudian diratifikasi pada tanggal 30 Desember oleh Kongres Soviet, sehingga terbentuklah Uni Soviet.[404] Meskipun kesehatannya tidak memadai, Lenin dipilih menjadi ketua pemerintahan baru Uni Soviet.[405]
Kematian dan pemakaman: 1923–24
Pada Maret 1923, Lenin terserang strok untuk yang ketiga kalinya dan tidak lagi dapat berbicara;[406] pada bulan tersebut, ia lumpuh di sisi kanannya dan mulai mengalami afasia sensorik.[407] Pada bulan Mei, ia pulih secara perlahan dan mulai bisa bergerak, berbicara, dan menulis.[408] Pada bulan Oktober, ia berkunjung ke Moskow dan Kremlin untuk yang terakhir kalinya.[409] Pada minggu-minggu terakhirnya, Lenin dikunjungi oleh Zinoviev, Kamenev, dan Bukharin, dan Bukharin sendiri melawatnya di dacha Gorki pada hari kematian Lenin.[410] Lenin mengalami koma dan meninggal dunia di dacha Gorki pada tanggal 21 Januari 1924.[411] Penyebab kematian resminya adalah penyakit pembuluh darah yang tak dapat disembuhkan.[412]
Pemerintah mengumumkan kematian Lenin pada hari berikutnya.[413] Pada tanggal 23 Januari, para pelayat dari Partai Komunis, serikat-serikat buruh, dan dewan-dewan soviet mengunjungi rumah Gorki-nya untuk melihat jenazahnya, yang dimasukkan dalam sebuah peti merah oleh para pemimpin Bolshevik.[414] Jenazahnya lalu diangkut dengan menggunakan kereta api menuju Moskow dan dibawa ke Gedung Serikat Buruh.[415] Selama tiga hari berikutnya, sekitar satu juta pelayat datang untuk melihat jasadnya, dan banyak yang mengantre selama berjam-jam di tengah cuaca yang sangat dingin.[416] Pada tanggal 26 Januari, Kongres Soviet Seluruh Uni Soviet ke-11 bertemu untuk berbelasungkawa atas kematian Lenin, dan selama kongres tersebut Kalinin, Zinoviev, dan Stalin menyampaikan pidatonya, tetapi Trotsky tidak hadir karena sedang memulihkan diri di Kaukasus.[416] Upacara pemakaman Lenin diadakan pada hari berikutnya: jenazahnya dibawa ke Lapangan Merah, diiringi oleh musik, dan kerumunan mendengarkan sejumlah pidato sebelum jenazahnya dimasukkan ke dalam sebuah mausoleum yang dibangun khusus untuknya.[417] Meskipun suhunya sangat rendah, puluhan ribu orang menghadiri upacara tersebut.[418]
Walaupun ditentang oleh Krupskaya, jasad Lenin diawetkan agar dapat dilihat oleh pengunjung di mausoleum Lapangan Merah.[419] Selama proses ini, otak Lenin dikeluarkan; pada tahun 1925, sebuah lembaga didirikan untuk membedahnya, dan dari situ terbukti bahwa Lenin mengalami sklerosis yang parah.[420] Pada Juli 1929, Politbiro sepakat untuk mengganti bangunan mausoleum yang bersifat sementara dengan bangunan granit permanen, yang diselesaikan pada tahun 1933.[421] Sarkofagus tempat penyimpanan jasad Lenin diganti pada tahun 1940 dan sekali lagi pada tahun 1970.[422] Dari tahun 1941 hingga 1945, jenazahnya sempat dipindahkan ke Tyumen untuk mengamankannya dari Perang Dunia Kedua.[423]
Ideologi politik
Marxisme dan Leninisme
Kami tidak berpura-pura seakan-akan Marx dan Marxis mengetahui jalan menuju sosialisme secara konkret. Itu tidaklah masuk akal. Kami tahu arah jalannya, kami tahu kekuatan golongan yang akan memimpinnya, tetapi secara konkret dan secara praktik, hal ini akan ditunjukkan oleh pengalaman jutaan orang saat mereka melakukan tindakan tersebut.
Lenin, 11 September 1917[424]
Lenin adalah seorang Marxis yang teguh,[425] dan meyakini bahwa penafsirannya terhadap Marxisme – yang mulanya disebut "Leninisme" oleh Martov pada tahun 1904[426] – adalah satu-satunya yang otentik dan sesuai dengan ajaran aslinya.[427] Menurut sudut pandang Marxis-nya, umat manusia akan meraih komunisme yang sesungguhnya, sebuah masyarakat tanpa negara, tanpa golongan, egaliter yang terbebas dari eksploitasi dan alienasi, mampu menentukan nasibnya sendiri, dan menjunjung nilai "berilah sesuai kemampuan, terimalah sesuai kebutuhan".[428] Menurut Volkogonov, Lenin meyakini bahwa langkah yang ia tempuh terhadap Rusia akan langsung berujung pada pendirian masyarakat komunis tersebut.[429]
Lenin memandang bahwa masyarakat tidak dapat mengubah keadaan negara saat itu menjadi masyarakat komunis. Perlu ada masa peralihan yang disebut periode sosialisme, sehingga perhatian utamanya adalah bagaimana mengubah Rusia menjadi masyarakat sosialis. Untuk mewujudkannya, ia meyakini bahwa kediktatoran proletariat diperlukan untuk menekan borjuis dan mengembangkan ekonomi sosialis.[430] Ia mendefinisikan sosialisme sebagai "sebuah tatanan dari pekerja yang beradab di mana alat produksi dimiliki bersama",[431] dan meyakini bahwa sistem ekonomi tersebut harus dikembangkan sampai dapat membuat sebuah masyarakat berkelimpahan.[428] Untuk mencapainya, ia perlu menjadikan ekonomi Rusia berada di bawah kendali negara, dengan membuat "seluruh warga negara" menjadi "pekerja dari negara".[432] Lenin menafsirkan sosialisme sebagai sistem yang tersentralisasi, terencana, dan statis, dengan produksi dan distribusi yang dikendalikan secara ketat.[428] Ia meyakini bahwa semua buruh di seluruh negara akan secara sukarela ikut serta untuk mewujudkan sentralisasi ekonomi dan politik di negara tersebut.[433] Maka dari itu, seruannya mengenai "kendali buruh" terhadap alat produksi bukanlah kendali langsung industri oleh para pekerja, tetapi seluruh kegiatan industri berada di bawah kendali "negara buruh".[434] Hal tersebut menghasilkan dua gagasan yang bertentangan dalam pemikiran Lenin: kendali buruh secara umum, dan aparat negara yang bersifat memaksa, hierarkis, dan tersentralisasi.[435]
Sebelum tahun 1914, sebagian besar pandangan Lenin kurang lebih sejalan dengan pemahaman Marxisme di Eropa pada umumnya.[425] Meskipun ia mengkritik ideolog Marxis yang memetik gagasan dari filsuf dan sosiolog non-Marxis pada masa itu,[436] gagasan-gagasan Lenin dipengaruhi tidak hanya dari teori Marxisme di Rusia, tetapi juga dipengaruhi pemikiran dari gerakan revolusioner Rusia, termasuk dari kelompok agrarian-sosialis Narodnik.[437] Lenin menyesuaikan gagasannya berdasarkan perubahan situasi yang terjadi, seperti kenyataan bahwa Rusia berada di tengah perang, bencana kelaparan, dan kejatuhan ekonomi. Maka pada perkembangannya, Leninisme merevisi pemikiran Marxisme yang ada sebelumnya dan mengadopsi sudut pandang yang lebih absolut dan bersifat mendoktrin.[425]
Hal yang membedakan Leninisme dari varian-varian Marxisme lainnya adalah visi pembebasan yang lebih bersifat emosional dan pentingnya peran pelopor yang mampu memimpin proletariat untuk mengobarkan revolusi.[438] Lenin meyakini bahwa aparat negara yang kuat akan mampu mengenyahkan kaum borjuis. Pandangan ini berbeda dengan ideolog-ideolog Marxisme di Eropa seperti Kautsky yang membayangkan pemerintahan parlementer demokratik di bawah kepemimpinan kaum proletariat sebagai kelompok mayoritas.[438] Selain itu, menurut sejarawan James Ryan, Lenin adalah tokoh Marxis pertama dan paling berpengaruh yang secara signifikan meningkatkan peranan kekerasan sebagai alat revolusioner.[439] Perbedaan tersebut membuat Leninisme menyimpang dari beberapa gagasan Marxisme pada umumnya.[440]
Dalam tulisan-tulisannya, terutama Imperialisme, Lenin membahas pandangannya mengenai perkembangan kapitalisme sejak kematian Marx. Ia berpendapat bahwa kapitalisme telah mencapai tahap baru, yaitu kapitalisme monopoli negara.[441] Ia meyakini walau perekonomian Rusia masih didominasi oleh para petani, pada kenyataannya kapitalisme monopoli sudah ada di Rusia, sehingga menandakan bahwa negara tersebut secara material telah bergerak menuju sosialisme.[442]
Demokrasi dan pandangan negara
[Lenin] menerima kebenaran yang diturunkan oleh Marx dan memilih-milih data dan argumen-argumen untuk menguatkan kebenaran tersebut. Ia tidak mempertanyakan kitab Marxis lama, ia mengomentarinya, dan komentar tersebut menjadi sebuah kitab baru.
Biografer Louis Fischer, 1964[443]
Lenin meyakini bahwa demokrasi perwakilan di negara-negara kapitalis telah dimanfaatkan untuk menciptakan ilusi demokrasi sembari mempertahankan "kediktatoran borjuis"; ia menggambarkan sistem demokrasi perwakilan di Amerika Serikat sebagai "pertarungan yang spektakuler dan tidak bermakna antara dua partai borjuis", dan ia berpendapat bahwa keduanya dipimpin oleh "multijutawan licik" yang memanfaatkan kaum proletariat Amerika.[444] Ia juga menentang liberalisme dan menunjukkan antipati yang besar terhadap kebebasan sebagai nilai;[445] selain itu, ia meyakini bahwa kebebasan ala liberalisme bukanlah kebebasan yang sesungguhnya karena tidak membebaskan buruh dari eksploitasi kapitalis.[446]
Lenin menyatakan bahwa "pemerintahan Soviet jutaan kali lebih demokratis daripada sebagian besar republik demokrasi-borjuis", yang ia sebut sebagai "demokrasi untuk orang kaya".[447] Ia menganggap "kediktatoran proletariat" sebagai sistem yang demokratis karena melibatkan pemilihan perwakilan untuk dewan soviet, para buruh memilih pejabat pilihannya, rotasi jabatan secara berkala, dan keikutsertaan seluruh buruh dalam pemerintahan negara.[448]
Lenin adalah seorang internasionalis dan pendukung revolusi dunia; ia menganggap bahwa perbatasan negara adalah konsep kuno dan nasionalisme merupakan pengalihan dari perjuangan antarkelas.[449] Ia meyakini bahwa dalam masyarakat sosialis, seluruh negara akan melebur jadi satu dan akan terbentuk satu "pemerintahan dunia".[450] Ia meyakini bahwa negara sosialis ini harus berupa negara kesatuan yang tersentralisasi; ia juga menganggap bahwa federalisme merupakan konsep borjuis.[451] Dari tulisan-tulisannya, terlihat bahwa Lenin merupakan seorang anti-imperialis, dan ia menyatakan bahwa semua bangsa berhak untuk menenentukan nasib sendiri.[451] Ia juga mendukung perang pembebasan nasional dan menyatakan bahwa konflik semacam itu mungkin diperlukan bagi kelompok minoritas untuk memisahkan diri dari negara sosialis, karena baginya negara sosialis tidaklah suci ataupun luput dari kesalahan.[452]
Menurut sejarawan Simon Sebag Montefiore, sebelum meraih kekuasaan pada tahun 1917, Lenin khawatir bahwa minoritas yang ada akan membuat negara Soviet menjadi tidak dapat dikendalikan karena etnis minoritas ditakutkan akan menuntut kemerdekaan. Maka dari itu, Lenin mendorong Stalin untuk mengembangkan "teori yang dapat menawarkan idealisme otonomi dan hak untuk memisahkan diri tanpa perlu memberikan keduanya".[453] Ketika berkuasa, Lenin menyerukan untuk menghancurkan ikatan yang memaksa kelompok etnis minoritas untuk bertahan di Kekaisaran Rusia dan mendukung hak mereka untuk memisahkan diri; namun, Lenin berharap agar mereka dapat kembali bersatu secepatnya dalam semangat internasionalisme proletariat.[454] Lenin bersedia untuk menggunakan kekuatan militer untuk memastikan persatuan tersebut; hal tersebut membuat Rusia menyerang negara-negara merdeka yang baru lahir di Ukraina, Georgia, Polandia, Finlandia, dan negara-negara Baltik.[455] Hanya saja, serangan ke Finlandia, Polandia, dan negara-negara Baltik tidak berhasil, sehingga pemerintahan Lenin mengakui kemerdekaan mereka.[456]
Kehidupan pribadi dan karakter
Lenin memandang dirinya sebagai sang penentu takdir, dan ia juga memiliki keyakinan yang kuat atas kebenaran perjuangannya dan kemampuannya sebagai pemimpin revolusi.[457] Seorang penulis biografi Lenin yang bernama Louis Fischer menggambarkannya sebagai "seorang pencinta perubahan radikal dan pergolakan terbesar" serta seorang pria yang "tidak pernah mengambil jalan tengah".[458] Sementara itu, Pipes merasa bahwa Lenin memiliki "kapasitas luar biasa atas pekerjaannya", "pengabdian penuh terhadap perjuangan revolusi", serta karisma yang besar.[459] Hal serupa diutarakan oleh Volkogonov yang meyakini bahwa "dengan kepribadiannya, [Lenin] berpengaruh terhadap rakyatnya.[460] Meskipun demikian, teman Lenin, Gorky, berkomentar bahwa penampilan fisik Lenin yang "botak, gempal, dan tegap", menjadikannya "terlalu biasa" dan tidak memberikan "kesan seorang pemimpin".[461]
[Kumpulan tulisan-tulisan Lenin] mengungkapkan secara rinci seorang pria dengan tekad kuat yang memiliki kedisiplinan yang tinggi, ketidaksukaan terhadap lawan dan tantangan, determinasi dan dorongan yang kuat selayaknya fanatik, dan kemampuan untuk meyakinkan atau mengintimidasi orang lemah dengan kebulatan tekad, (...) pendekatan impersonal, pengorbanan pribadi, kecerdasan politik, dan keyakinan penuh [bahwa ia memiliki] kebenaran mutlak. Hidupnya menjadi sejarah gerakan Bolshevik.
—Penulis Biografi, Louis Fischer, 1964[462]
Salah satu penulis biografi Lenin, sejarawan Robert Service, menjelaskan bahwa Lenin merupakan seorang pemuda yang sangat emosional,[463] yang menunjukkan "kebencian mendalam" terhadap pemerintahan Tsar.[464] Service juga menyatakan bahwa Lenin memiliki "ikatan batin" dengan para pahlawan ideologisnya seperti Marx, Engels, dan Chernyshevsky, yang ditunjukkan dengan menyimpan foto-foto mereka,[465] dan secara pribadi menyebut dirinya "jatuh cinta" dengan Marx dan Engels.[466] Menurut penulis biografi Lenin, James D. White, Lenin menganggap tulisan-tulisan mereka sebagai "tulisan suci", sebuah "dogma agama" yang "tidak boleh dipertanyakan, tetapi harus dipercayai".[467] Dalam pandangan Volkogonov, Lenin menerima Marxisme sebagai "kebenaran absolut", dan sering bertindak seperti seorang "fanatik agama".[468] Hal yang serupa juga diutarakan oleh Bertrand Russell yang menyatakan bahwa Lenin menunjukkan "kepercayaan mendalam – kepercayaan terhadap keyakinan dalam injil Marx".[469] Penulis biografi, Christopher Read, menyimpulkan bahwa Lenin merupakan "pemimpin agama versi sekuler yang memperoleh legitimasi dari kebenaran doktrin-doktrin yang mereka yakini, dan bukan dari mandat rakyat".[470] Walau bagaimanapun, Lenin adalah seorang ateis dan kritikus agama yang meyakini bahwa sosialisme pada dasarnya bersifat ateistik; ia menganggap sosialisme Kristen adalah sebuah kontradiksi.[471]
Selain itu, Service beranggapan bahwa Lenin bisa menjadi sosok dengan "sikap dan pendirian yang mudah berubah",[472] dan Pipes menyebutnya "pembenci setiap orang".[473] Pandangan tersebut disangkal oleh Read, yang menyoroti beberapa contoh ketika Lenin menunjukkan kebaikan hatinya, terutama kepada anak-anak.[474] Menurut beberapa penulis biografi, Lenin bersikap intoleran terhadap oposisi dan sering menyingkirkan opini-opini yang berbeda dari pandangannya.[475] Ia dapat menyerang kritikan terhadapnya dengan menghina, mengejek, dan menyerang secara ad hominem orang-orang yang tidak setuju dengannya.[476] Ia mengabaikan fakta-fakta yang tidak sejalan dengan argumennya,[477] membenci kompromi,[478] dan sangat jarang mengakui kesalahannya sendiri.[479] Ia menolak untuk mengubah pendapatnya sampai ia menolak seutuhnya pendapat tersebut, dan lalu ia akan menganggap pandangan barunya sebagai sesuatu yang tidak tergantikan seperti pandangan awalnya.[480] Meskipun ia tidak menunjukkan sikap sadisme atau menyukai tindakan kekerasan, Lenin tidak segan untuk mendukung tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang lain dan tidak menunjukkan rasa penyesalan kepada orang-orang yang tewas demi perjuangan revolusi.[481] Dengan mengadopsi sikap amoral, Lenin berpendapat bahwa tujuan akhirnya selalu menjustifikasi cara-caranya;[482] menurut Service, "kriteria moralitas Lenin sederhana: apakah tindakan tersebut memajukan atau menghalangi Revolusi?"[483]
Lenin yang dari luar terlihat begitu lembut dan baik hati, yang suka tertawa, menyayangi binatang dan mudah tersentuh oleh kenangan-kenangan sentimental, akan berubah saat muncul pertanyaan mengenai golongan atau politik. Ia langsung menjadi sangat tajam, tanpa kompromi, tanpa penyesalan, dan pendendam. Namun, bahkan dalam keadaan seperti itu, ia mampu membuat humor gelap.
—Penulis biografi, Dmitri Volkogonov, 1994[484]
Selain bahasa Rusia, Lenin dapat berbicara dan membaca dalam bahasa Prancis, Jerman, dan Inggris.[485] Lenin peduli dengan kebugaran fisiknya, sehingga ia giat berolahraga;[486] ia senang bersepeda, berenang, dan berburu,[487] dan juga gemar mendaki di puncak-puncak gunung di Swiss.[488] Ia juga pencinta hewan,[489] terutama kucing.[490] Menolak untuk hidup mewah, ia menjalani gaya hidup yang sederhana,[491] dan Pipes menyatakan bahwa Lenin "sangat sederhana dalam hal kebutuhan pribadinya", yang berujung pada "gaya hidup yang terlampau sederhana yang hampir seperti pertapa".[492] Lenin menyukai kerapian, selalu menjaga agar meja kerjanya tertata rapi dan pensil selalu runcing, dan menginginkan ketenangan saat bekerja.[493] Menurut Fischer, Lenin "tidak sombong",[494] dan karena alasan tersebut, ia tidak menyukai kultus individu yang dibina oleh pemerintah Soviet terhadapnya; namun demikian, ia menerimanya karena hal tersebut berguna untuk menyatukan gerakan komunis.[495]
Walau ia menginginkan revolusi dalam politik, Lenin membenci eksperimen revolusioner dalam bidang sastra dan seni rupa, contohnya ia membenci ekspresionisme, futurisme, dan kubisme, dan justru malah menyukai realisme dan sastra klasik Rusia.[496] Lenin juga memiliki pandangan yang konservatif terhadap seks dan pernikahan.[497] Sepanjang kehidupan dewasanya, ia menjalin hubungan dengan Krupskaya, sesama Marxis yang ia nikahi. Lenin dan Krupskaya menyesal karena mereka tidak pernah memiliki anak,[498] dan mereka senang menghibur anak-anak teman-temannya.[499] Read menyatakan bahwa Lenin memiliki "hubungan yang hangat dan sangat dekat" dengan para anggota keluarga dekatnya.[500] Ia tidak memiliki sahabat seumur hidup, dan Armand disebut-sebut sebagai satu-satunya sahabat terdekatnya.[501]
Lenin menganggap dirinya sebagai orang Rusia.[502] Service menyebut Lenin "sedikit sombong dalam hal kebangsaan, sosial, dan kebudayaan".[503] Pemimpin Bolshevik tersebut meyakini bahwa negara-negara Eropa lainnya, khususnya Jerman, memiliki budaya lebih unggul ketimbang Rusia.[504] Ia menggambarkan Rusia sebagai "salah satu negara Asia yang paling terbelakang, [paling] seperti negara abad pertengahan, dan [yang paling] berada dalam kegelapan".[444] Ia kesal dengan kurangnya kedisiplinan dan kehati-hatian dari masyarakat Rusia, dan sejak masih muda, ia ingin kebudayaan Rusia menjadi lebih Eropa dan Barat.[505]
Tinggalan sejarah
Volkogonov mengklaim "sangat jarang terdapat orang yang dapat mengubah masyarakat dengan sedemikian besarnya".[506] Pemerintahan Lenin telah menciptakan kerangka sistem pemerintahan yang akan mengatur Rusia selama tujuh dasawarsa dan juga menjadi teladan bagi negara-negara komunis lainnya pada pertengahan abad ke-20.[507] Maka dari itu, pengaruh Lenin bersifat global.[508] Sebagai seorang figur yang kontroversial, Lenin dihormati sekaligus dicerca;[439] ia diidolakan oleh kaum komunis, tetapi dianggap buruk oleh para kritikus baik dari sayap kiri (seperti kelompok sosialis demokratik dan anarkis) maupun sayap kanan (seperti kaum konservatif dan fasis).[509] Bahkan pada masa hidupnya, Lenin "dicintai dan dibenci, dikagumi dan dicibir" oleh masyarakat Rusia.[510]
Sejarawan Albert Resis menyatakan bahwa apabila Revolusi Oktober dianggap sebagai peristiwa paling penting pada abad ke-20, maka Lenin "seharusnya dianggap sebagai tokoh politik paling penting pada abad ini, entah itu [karena] baik ataupun buruk".[511] White menyebut Lenin sebagai "salah satu tokoh sejarah modern yang tidak diragukan lagi keluarbiasaannya",[512] sementara Service menyatakan bahwa pemimpin Rusia tersebut secara umum dipandang sebagai salah satu "aktor utama" abad ke-20.[513] Read menganggapnya "salah satu ikon yang paling tersebar luas dan dikenal secara universal pada abad kedua puluh",[514] sementara Ryan menyebutnya "salah satu figur paling penting dan berpengaruh dalam sejarah modern".[515] Majalah Time mengangkat Lenin menjadi salah satu dari 100 tokoh paling berpengaruh pada abad ke-20,[516] dan juga sebagai salah satu dari 25 ikon politik terbesar sepanjang masa.[517]
Di Barat, para penulis mulai membuat biografi Lenin setelah ia menjemput ajalnya; beberapa di antaranya (seperti Christopher Hill) bersimpati kepadanya, sementara yang lainnya (seperti Richard Pipes dan Robert Gellately) sangat tidak menyukainya. Sejumlah penulis biografi pada masa berikutnya, seperti Read dan Lars Lih, mencoba untuk tidak membuat komentar-komentar positif maupun negatif terhadapnya, sehingga mereka menghindari stereotipe-stereotipe yang dipolitisasi.[518] Bagi para simpatisannya, Lenin digambarkan sebagai tokoh yang berhasil menyesuaikan teori Marxis agar dapat diterapkan di Rusia.[519] Sudut pandang Soviet menggambarkannya sebagai seorang pria yang mengakui apa yang tidak dapat terelakkan dalam sejarah dan membantu mewujudkan apa yang memang tak terelakkan.[520] Di sisi lain, sebagian besar sejarawan Barat memandangnya sebagai orang yang memanipulasi peristiwa-peristiwa agar ia dapat berkuasa, dan mereka juga menganggap gagasan-gagasan Lenin sebagai upaya untuk menjustifikasikan kebijakan-kebijakan pragmatiknya secara ideologis.[520] Baru-baru ini, sejumlah revisionis (baik di Rusia maupun di Barat) telah menyoroti dampak dari gagasan-gagasan yang sudah ada sebelumnya dan tekanan rakyat terhadap Lenin dan kebijakan-kebijakannya.[521]
Berbagai sejarawan dan penulis biografi mencirikan pemerintahan Lenin sebagai pemerintahan totalitarian,[522] negara polisi,[523] dan beberapa juga menganggapnya sebagai kediktatoran satu partai.[524] Beberapa cendekiawan semacam itu menyebut Lenin sebagai diktator,[525] meskipun Ryan menyatakan bahwa ia "bukanlah seorang diktator dalam artian semua rekomendasinya diterima dan diterapkan", karena banyak koleganya yang tidak setuju dengannya terkait dengan berbagai permasalahan.[526] Fischer memberikan catatan bahwa meskipun "Lenin adalah seorang diktator, [ia] bukanlah diktator yang seperti Stalin pada kemudian hari",[527] sementara Volkogonov meyakini bahwa meskipun Lenin mendirikan "kediktatoran Partai", Uni Soviet baru menjadi "kediktatoran satu orang" di bawah kepemimpinan Stalin.[528]
Di sisi lain, berbagai pengamat Marxis (termasuk sejarawan Hill dan John Rees) menolak pandangan bahwa pemerintahan Lenin adalah sebuah kediktatoran, dan sebagai gantinya mereka memandangnya sebagai cara yang tidak sempurna untuk mempertahankan unsur-unsur demokrasi tanpa melalui beberapa proses seperti yang ditemukan di negara-negara demokrat liberal.[529] Ryan menyatakan bahwa sejarawan sayap kiri Paul Le Blanc "mengemukakan pendapat yang cukup sahih bahwa sifat-sifat pribadi yang membuat Lenin mengeluarkan kebijakan-kebijakan brutal tidaklah lebih buruk daripada beberapa pemimpin besar di Barat dari abad kedua puluh".[530] Sejarawan J. Arch Getty menyatakan bahwa "Lenin sangat perlu dihargai atas gagasan bahwa orang lemah lembut dapat mewarisi bumi, dan bahwa bisa ada gerakan politik yang didasarkan pada keadilan sosial dan kesetaraan."[531] Beberapa intelektual sayap kiri, seperti Slavoj Žižek, Alain Badiou, Lars T. Lih, dan Fredric Jameson, menganjurkan agar semangat revolusioner Lenin yang tanpa kompromi dibangkitkan lagi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan global.[532]
Di Uni Soviet
Di Uni Soviet, kultus individu yang memuja Lenin mulai berkembang ketika ia masih hidup. Namun, kultus individu tersebut baru benar-benar diterapkan sepenuhnya setelah Lenin meninggal.[533] Menurut sejarawan Nina Tumarkin, kultus individu Lenin merupakan "pengultusan seorang revolusioner yang paling rinci dan menyeluruh" di dunia semenjak George Washington di Amerika Serikat,[534] dan kultus ini berulang kali digambarkan sebagai kultus "setengah religius".[535] Patung-patung Lenin didirikan di hampir setiap desa,[536] dan wajahnya tergambar pada perangko, poster, dan halaman depan surat kabar Soviet Pravda dan Izvestia.[537] Tempat-tempat yang pernah ia singgahi dijadikan museum yang dipersembahkan untuknya.[536] Perpustakaan, jalan, pertanian, museum, kota, dan seluruh kawasan dinamai dengan namanya.[536] Kota Petrograd diganti namanya menjadi "Leningrad" pada tahun 1924,[538] dan tempat kelahirannya Simbirsk menjadi "Ulyanovsk".[539] Ordo Lenin dibuat sebagai salah satu penghargaan tertinggi di Uni Soviet.[537] Pemujaan dan penghargaan ini sendiri bertentangan dengan keinginan Lenin, dan secara terbuka dikritik oleh istrinya.[418]
Berbagai penulis biografi telah menyatakan bahwa tulisan-tulisan Lenin telah diperlakukan mirip dengan kitab suci di Uni Soviet,[540] sementara Pipes menyatakan bahwa "setiap pendapatnya disebutkan untuk membenarkan berbagai kebijakan dan diperlakukan seperti Injil".[541] Stalin melakukan sistematisasi terhadap Leninisme melalui serangkaian ceramahnya di Universitas Sverdlov, yang kemudian diterbitkan dengan judul Permasalahan-Permasalahan Leninisme.[542] Stalin juga mengumpulkan tulisan-tulisan Lenin dan menyimpannya dalam sebuah arsip rahasia di Institut Marx-Engels-Lenin.[543] Seluruh materi yang digunakan Lenin untuk menyusun pemikirannya, seperti koleksi buku Lenin di Kraków, juga dikumpulkan dari luar negeri untuk disimpan di institut tersebut, meskipun materi-materi tersebut sering kali harus dibeli dengan biaya yang besar.[544] Selama era Soviet, hanya sedikit orang yang dapat mengakses tulisan-tulisan tersebut.[545] Stalin hanya menerbitkan tulisan-tulisan Lenin yang dianggap berguna bagi kepentingannya, sedangkan tulisan-tulisan lainnya masih disembunyikan,[546] dan informasi mengenai leluhur Lenin yang bukanlah orang Rusia dan status kebangsawanannya terus disembunyikan.[537] Fakta bahwa Lenin memiliki darah Yahudi disembunyikan hingga era 1980-an,[547] kemungkinan agar tidak disalahgunakan oleh kelompok anti-Semit di dunia internasional untuk memperkuat sentimen anti-Soviet,[548] atau mungkin agar tidak menghalangi upaya Rusifikasi yang dilakukan oleh Stalin.[549] Di bawah rezim Stalin, Lenin digambarkan sebagai sahabat dekat Stalin yang mendukung upaya Stalin untuk menjadi pemimpin Soviet berikutnya.[550] Pada era Soviet, lima edisi terpisah dari karya-karya Lenin diterbitkan dalam bahasa Rusia, yang pertama diterbitkan pada tahun 1920 dan yang terakhir dari tahun 1958 hingga 1965; meskipun edisi kelimanya disebut "lengkap", pada kenyataannya banyak yang isinya dihilangkan untuk kepentingan politik.[551]
Setelah kematian Stalin, Nikita Khruschev menjadi pemimpin Uni Soviet dan memulai proses de-Stalinisasi; ia mengutip tulisan-tulisan Lenin, termasuk pernyataan-pernyataan tentang Stalin, untuk melegitimasi proses tersebut.[552] Saat Mikhail Gorbachev berkuasa pada tahun 1985 dan memperkenalkan kebijakan glastnost dan perestroika, ia juga menggambarkan kebijakan-kebijakan ini sebagai langkah kembali ke asas-asas Lenin.[553] Pada akhir tahun 1991, di tengah peristiwa pembubaran Uni Soviet, Presiden Rusia Boris Yeltsin memerintahkan agar arsip Lenin diambilalih oleh badan negara yang disebut "Pusat Preservasi dan Pembelajaran Dokumen Sejarah Terkini Rusia", dan dari situ ditemukan lebih dari 6.000 tulisan Lenin yang belum diterbitkan. Karya-karya tersebut dinyatakan bukan lagi sebagai dokumen rahasia dan dapat diakses oleh para peneliti.[554] Namun, Yeltsin tidak membongkar mausoleum Lenin karena ia mengakui bahwa Lenin terlalu populer dan masih dihormati di kalangan masyarakat Rusia.[555]
Di Rusia pada tahun 2012, terdapat sebuah usulan dari Partai Demokrat Liberal Rusia, dengan dukungan dari beberapa anggota partai pemerintahan Rusia Bersatu, yang ingin menurunkan semua monumen Lenin; usulan ini sangat ditentang oleh Partai Komunis Federasi Rusia.[556] Di Ukraina, pada saat terjadinya demonstrasi Euromaidan 2013–14, beberapa patung Lenin dirusak atau dihancurkan oleh para demonstran yang memandangnya sebagai lambang imperialisme Rusia,[557] dan pada April 2015 pemerintah Ukraina memerintahkan agar patung-patung lainnya dibongkar atas dasar hukum dekomunisasi.[558] Setelah diketahui bahwa Lenin adalah keturunan Yahudi, aspek tersebut berulang kali ditegaskan oleh kelompok sayap kanan jauh Rusia, yang mengklaim bahwa warisan genetik Yahudinya telah mendorongnya untuk menumbangkan masyarakat tradisional Rusia.[559]
Dalam gerakan komunis internasional
Menurut David Shub yang menulis biografi Lenin pada tahun 1965, gagasan dan contoh dari Lenin-lah yang "menjadi dasar pergerakan komunis saat ini".[560] Rezim-rezim komunis yang menyatakan kesetiaannya kepada gagasan-gagasan Lenin sendiri muncul di berbagai wilayah dunia pada abad ke-20.[515]
Setelah kematian Lenin, pemerintahan Stalin menciptakan sebuah ideologi yang dikenal sebagai Marxisme-Leninisme, dan pandangan ini ditafsirkan secara berbeda oleh berbagai macam faksi yang saling berseteru dalam pergerakan komunis.[561] Setelah diasingkan oleh pemerintahan Stalin, Trotsky menyatakan bahwa Stalinisme adalah sebuah penghinaan terhadap Leninisme, karena baginya Stalinisme didominasi oleh birokratisme dan kediktatoran pribadi Stalin.[562] Marxisme-Leninisme sendiri diadaptasi oleh pergerakan-pergerakan revolusioner paling penting pada abad ke-20, dan menghasilkan berbagai macam ragam ideologi seperti Stalinisme, Maoisme, Juche, Pemikiran Ho Chi Minh, dan Castroisme.[514] Di sisi lain, banyak tokoh komunis Barat seperti Manuel Azcárate dan Jean Ellenstein yang terlibat dalam gerakan Eurokomunis yang mengumandangkan bahwa Lenin dan gagasannya sama sekali tidak relevan dengan tujuan yang ingin mereka capai, sehingga mereka menyatakan diri mereka sebagai seorang Marxis tetapi tidak dari sudut pandang Marxis-Leninis.[563]
Lihat pula
Catatan
- ^ bahasa Rusia: Владимир Ильич Ульянов [vlɐˈdʲimʲɪr ɪˈlʲitɕ ʊˈlʲanəf].
- ^ bahasa Inggris: /ˈlɛnɪn/;[1] bahasa Rusia: Ленин; IPA: [ˈlʲenʲɪn].
Referensi
Catatan kaki
- ^ "Lenin". Random House Webster's Unabridged Dictionary (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Mei 2016.
- ^ Fischer 1964, hlm. 1–2; Rice 1990, hlm. 12–13; Volkogonov 1994, hlm. 7; Service 2000, hlm. 21–23; White 2001, hlm. 13–15; Read 2005, hlm. 6.
- ^ Fischer 1964, hlm. 1–2; Rice 1990, hlm. 12–13; Service 2000, hlm. 21–23; White 2001, hlm. 13–15; Read 2005, hlm. 6.
- ^ Fischer 1964, hlm. 5; Rice 1990, hlm. 13; Service 2000, hlm. 23.
- ^ Fischer 1964, hlm. 2–3; Rice 1990, hlm. 12; Service 2000, hlm. 16–19, 23; White 2001, hlm. 15–18; Read 2005, hlm. 5; Lih 2011, hlm. 20.
- ^ Petrovsky-Shtern 2010, hlm. 66–67.
- ^ Fischer 1964, hlm. 6; Rice 1990, hlm. 13–14, 18; Service 2000, hlm. 25, 27; White 2001, hlm. 18–19; Read 2005, hlm. 4, 8; Lih 2011, hlm. 21.
- ^ Sebestyen 2017, hlm. 33.
- ^ Fischer 1964, hlm. 6; Rice 1990, hlm. 12; Service 2000, hlm. 13.
- ^ Fischer 1964, hlm. 6; Rice 1990, hlm. 12, 14; Service 2000, hlm. 25; White 2001, hlm. 19–20; Read 2005, hlm. 4; Lih 2011, hlm. 21, 22.
- ^ Fischer 1964, hlm. 3, 8; Rice 1990, hlm. 14–15; Service 2000, hlm. 29.
- ^ Fischer 1964, hlm. 8; Service 2000, hlm. 27; White 2001, hlm. 19.
- ^ Rice 1990, hlm. 18; Service 2000, hlm. 26; White 2001, hlm. 20; Read 2005, hlm. 7; Petrovsky-Shtern 2010, hlm. 64.
- ^ Fischer 1964, hlm. 7; Rice 1990, hlm. 16; Service 2000, hlm. 32–36.
- ^ Fischer 1964, hlm. 7; Rice 1990, hlm. 17; Service 2000, hlm. 36–46; White 2001, hlm. 20; Read 2005, hlm. 9.
- ^ Fischer 1964, hlm. 6, 9; Rice 1990, hlm. 19; Service 2000, hlm. 48–49; Read 2005, hlm. 10.
- ^ Fischer 1964, hlm. 9; Service 2000, hlm. 50–51, 64; Read 2005, hlm. 16; Petrovsky-Shtern 2010, hlm. 69.
- ^ Fischer 1964, hlm. 10–17; Rice 1990, hlm. 20, 22–24; Service 2000, hlm. 52–58; White 2001, hlm. 21–28; Read 2005, hlm. 10; Lih 2011, hlm. 23–25.
- ^ Fischer 1964, hlm. 18; Rice 1990, hlm. 25; Service 2000, hlm. 61; White 2001, hlm. 29; Read 2005, hlm. 16.
- ^ Fischer 1964, hlm. 18; Rice 1990, hlm. 26; Service 2000, hlm. 61–63.
- ^ Rice 1990, hlm. 26–27; Service 2000, hlm. 64–68, 70; White 2001, hlm. 29.
- ^ Fischer 1964, hlm. 18; Rice 1990, hlm. 27; Service 2000, hlm. 68–69; White 2001, hlm. 29; Read 2005, hlm. 15; Lih 2011, hlm. 32.
- ^ Fischer 1964, hlm. 18; Rice 1990, hlm. 28; White 2001, hlm. 30; Read 2005, hlm. 12; Lih 2011, hlm. 32–33.
- ^ Fischer 1964, hlm. 18; Rice 1990, hlm. 310; Service 2000, hlm. 71.
- ^ Fischer 1964, hlm. 19; Rice 1990, hlm. 32–33; Service 2000, hlm. 72; White 2001, hlm. 30–31; Read 2005, hlm. 18; Lih 2011, hlm. 33.
- ^ Rice 1990, hlm. 33; Service 2000, hlm. 74–76; White 2001, hlm. 31; Read 2005, hlm. 17.
- ^ Rice 1990, hlm. 34; Service 2000, hlm. 78; White 2001, hlm. 31.
- ^ Rice 1990, hlm. 34; Service 2000, hlm. 77; Read 2005, hlm. 18.
- ^ Rice 1990, hlm. 34, 36–37; Service 2000, hlm. 55–55, 80, 88–89; White 2001, hlm. 31; Read 2005, hlm. 37–38; Lih 2011, hlm. 34–35.
- ^ Fischer 1964, hlm. 23–25, 26; Service 2000, hlm. 55; Read 2005, hlm. 11, 24.
- ^ Service 2000, hlm. 79, 98.
- ^ Rice 1990, hlm. 34–36; Service 2000, hlm. 82–86; White 2001, hlm. 31; Read 2005, hlm. 18, 19; Lih 2011, hlm. 40.
- ^ Fischer 1964, hlm. 21; Rice 1990, hlm. 36; Service 2000, hlm. 86; White 2001, hlm. 31; Read 2005, hlm. 18; Lih 2011, hlm. 40.
- ^ Fischer 1964, hlm. 21; Rice 1990, hlm. 36, 37.
- ^ Fischer 1964, hlm. 21; Rice 1990, hlm. 38; Service 2000, hlm. 93–94.
- ^ Pipes 1990, hlm. 354; Rice 1990, hlm. 38–39; Service 2000, hlm. 90–92; White 2001, hlm. 33; Lih 2011, hlm. 40, 52.
- ^ Pipes 1990, hlm. 354; Rice 1990, hlm. 39–40; Lih 2011, hlm. 53.
- ^ Rice 1990, hlm. 40, 43; Service 2000, hlm. 96.
- ^ Pipes 1990, hlm. 355; Rice 1990, hlm. 41–42; Service 2000, hlm. 105; Read 2005, hlm. 22–23.
- ^ Fischer 1964, hlm. 22; Rice 1990, hlm. 41; Read 2005, hlm. 20–21.
- ^ Fischer 1964, hlm. 27; Rice 1990, hlm. 42–43; White 2001, hlm. 34, 36; Read 2005, hlm. 25; Lih 2011, hlm. 45–46.
- ^ Fischer 1964, hlm. 30; Pipes 1990, hlm. 354; Rice 1990, hlm. 44–46; Service 2000, hlm. 103; White 2001, hlm. 37; Read 2005, hlm. 26; Lih 2011, hlm. 55.
- ^ Rice 1990, hlm. 46; Service 2000, hlm. 103; White 2001, hlm. 37; Read 2005, hlm. 26.
- ^ Fischer 1964, hlm. 30; Rice 1990, hlm. 46; Service 2000, hlm. 103; White 2001, hlm. 37; Read 2005, hlm. 26.
- ^ Rice 1990, hlm. 47–48; Read 2005, hlm. 26.
- ^ Fischer 1964, hlm. 31; Pipes 1990, hlm. 355; Rice 1990, hlm. 48; White 2001, hlm. 38; Read 2005, hlm. 26.
- ^ Fischer 1964, hlm. 31; Rice 1990, hlm. 48–51; Service 2000, hlm. 107–108; Read 2005, hlm. 31; Lih 2011, hlm. 61.
- ^ Fischer 1964, hlm. 31; Rice 1990, hlm. 48–51; Service 2000, hlm. 107–108.
- ^ Fischer 1964, hlm. 31; Rice 1990, hlm. 52–55; Service 2000, hlm. 109–110; White 2001, hlm. 38, 45, 47; Read 2005, hlm. 31.
- ^ Fischer 1964, hlm. 31–32; Rice 1990, hlm. 53, 55–56; Service 2000, hlm. 110–113; White 2001, hlm. 40; Read 2005, hlm. 30, 31.
- ^ Fischer 1964, hlm. 33; Pipes 1990, hlm. 356; Service 2000, hlm. 114, 140; White 2001, hlm. 40; Read 2005, hlm. 30; Lih 2011, hlm. 63.
- ^ Fischer 1964, hlm. 33–34; Rice 1990, hlm. 53, 55–56; Service 2000, hlm. 117; Read 2005, hlm. 33.
- ^ Rice 1990, hlm. 61–63; Service 2000, hlm. 124; Rappaport 2010, hlm. 31.
- ^ Rice 1990, hlm. 57–58; Service 2000, hlm. 121–124, 137; White 2001, hlm. 40–45; Read 2005, hlm. 34, 39; Lih 2011, hlm. 62–63.
- ^ Fischer 1964, hlm. 34–35; Rice 1990, hlm. 64; Service 2000, hlm. 124–125; White 2001, hlm. 54; Read 2005, hlm. 43; Rappaport 2010, hlm. 27–28.
- ^ Fischer 1964, hlm. 35; Pipes 1990, hlm. 357; Rice 1990, hlm. 66–65; White 2001, hlm. 55–56; Read 2005, hlm. 43; Rappaport 2010, hlm. 28.
- ^ Fischer 1964, hlm. 35; Pipes 1990, hlm. 357; Rice 1990, hlm. 64–69; Service 2000, hlm. 130–135; Rappaport 2010, hlm. 32–33.
- ^ Rice 1990, hlm. 69–70; Read 2005, hlm. 51; Rappaport 2010, hlm. 41–42, 53–55.
- ^ Rice 1990, hlm. 69–70.
- ^ Fischer 1964, hlm. 4–5; Service 2000, hlm. 137; Read 2005, hlm. 44; Rappaport 2010, hlm. 66.
- ^ Rappaport 2010, hlm. 66; Lih 2011, hlm. 8–9.
- ^ Fischer 1964, hlm. 39; Pipes 1990, hlm. 359; Rice 1990, hlm. 73–75; Service 2000, hlm. 137–142; White 2001, hlm. 56–62; Read 2005, hlm. 52–54; Rappaport 2010, hlm. 62; Lih 2011, hlm. 69, 78–80.
- ^ Fischer 1964, hlm. 37; Rice 1990, hlm. 70; Service 2000, hlm. 136; Read 2005, hlm. 44; Rappaport 2010, hlm. 36–37.
- ^ Fischer 1964, hlm. 37; Rice 1990, hlm. 78–79; Service 2000, hlm. 143–144; Rappaport 2010, hlm. 81, 84.
- ^ Read 2005, hlm. 60.
- ^ Fischer 1964, hlm. 38; Lih 2011, hlm. 80.
- ^ Fischer 1964, hlm. 38–39; Rice 1990, hlm. 75–76; Service 2000, hlm. 147; Rappaport 2010, hlm. 69.
- ^ Fischer 1964, hlm. 40, 50–51; Rice 1990, hlm. 76; Service 2000, hlm. 148–150; Read 2005, hlm. 48; Rappaport 2010, hlm. 82–84.
- ^ Rice 1990, hlm. 77–78; Service 2000, hlm. 150; Rappaport 2010, hlm. 85–87.
- ^ Pipes 1990, hlm. 360; Rice 1990, hlm. 79–80; Service 2000, hlm. 151–152; White 2001, hlm. 62; Read 2005, hlm. 60; Rappaport 2010, hlm. 92; Lih 2011, hlm. 81.
- ^ Rice 1990, hlm. 81–82; Service 2000, hlm. 154–155; White 2001, hlm. 63; Read 2005, hlm. 60–61; Rappaport 2010, hlm. 93.
- ^ Fischer 1964, hlm. 39; Rice 1990, hlm. 82; Service 2000, hlm. 155–156; Read 2005, hlm. 61; White 2001, hlm. 64; Rappaport 2010, hlm. 95.
- ^ Rice 1990, hlm. 83; Rappaport 2010, hlm. 107.
- ^ Rice 1990, hlm. 83–84; Service 2000, hlm. 157; White 2001, hlm. 65; Rappaport 2010, hlm. 97–98.
- ^ Service 2000, hlm. 158–159, 163–164; Rappaport 2010, hlm. 97, 99, 108–109.
- ^ Rice 1990, hlm. 85; Service 2000, hlm. 163.
- ^ Fischer 1964, hlm. 41; Rice 1990, hlm. 85; Service 2000, hlm. 165; White 2001, hlm. 70; Read 2005, hlm. 64; Rappaport 2010, hlm. 114.
- ^ Fischer 1964, hlm. 44; Rice 1990, hlm. 86–88; Service 2000, hlm. 167; Read 2005, hlm. 75; Rappaport 2010, hlm. 117–120; Lih 2011, hlm. 87.
- ^ Fischer 1964, hlm. 44–45; Pipes 1990, hlm. 362–363; Rice 1990, hlm. 88–89.
- ^ Service 2000, hlm. 170–171.
- ^ Pipes 1990, hlm. 363–364; Rice 1990, hlm. 89–90; Service 2000, hlm. 168–170; Read 2005, hlm. 78; Rappaport 2010, hlm. 124.
- ^ Fischer 1964, hlm. 60; Pipes 1990, hlm. 367; Rice 1990, hlm. 90–91; Service 2000, hlm. 179; Read 2005, hlm. 79; Rappaport 2010, hlm. 131.
- ^ Rice 1990, hlm. 88–89.
- ^ Fischer 1964, hlm. 51; Rice 1990, hlm. 94; Service 2000, hlm. 175–176; Read 2005, hlm. 81; Read 2005, hlm. 77, 81; Rappaport 2010, hlm. 132, 134–135.
- ^ Rice 1990, hlm. 94–95; White 2001, hlm. 73–74; Read 2005, hlm. 81–82; Rappaport 2010, hlm. 138.
- ^ Rice 1990, hlm. 96–97; Service 2000, hlm. 176–178.
- ^ Fischer 1964, hlm. 70–71; Pipes 1990, hlm. 369–370; Rice 1990, hlm. 104.
- ^ Rice 1990, hlm. 95; Service 2000, hlm. 178–179.
- ^ Fischer 1964, hlm. 53; Pipes 1990, hlm. 364; Rice 1990, hlm. 99–100; Service 2000, hlm. 179–180; White 2001, hlm. 76.
- ^ Rice 1990, hlm. 103–105; Service 2000, hlm. 180–182; White 2001, hlm. 77–79.
- ^ Rice 1990, hlm. 105–106; Service 2000, hlm. 184–186; Rappaport 2010, hlm. 144.
- ^ Brackman 2000, hlm. 59, 62.
- ^ Service 2000, hlm. 186–187.
- ^ Fischer 1964, hlm. 67–68; Rice 1990, hlm. 111; Service 2000, hlm. 188–189.
- ^ Fischer 1964, hlm. 64; Rice 1990, hlm. 109; Service 2000, hlm. 189–190; Read 2005, hlm. 89–90.
- ^ Fischer 1964, hlm. 63–64; Rice 1990, hlm. 110; Service 2000, hlm. 190–191; White 2001, hlm. 83, 84.
- ^ Rice 1990, hlm. 110–111; Service 2000, hlm. 191–192; Read 2005, hlm. 91.
- ^ Fischer 1964, hlm. 64–67; Rice 1990, hlm. 110; Service 2000, hlm. 192–193; White 2001, hlm. 84, 87–88; Read 2005, hlm. 90.
- ^ Fischer 1964, hlm. 69; Rice 1990, hlm. 111; Service 2000, hlm. 195.
- ^ Fischer 1964, hlm. 81–82; Pipes 1990, hlm. 372–375; Rice 1990, hlm. 120–121; Service 2000, hlm. 206; White 2001, hlm. 102; Read 2005, hlm. 96–97.
- ^ Fischer 1964, hlm. 70; Rice 1990, hlm. 114–116.
- ^ Fischer 1964, hlm. 68–69; Rice 1990, hlm. 112; Service 2000, hlm. 195–196.
- ^ Fischer 1964, hlm. 75–80; Rice 1990, hlm. 112; Pipes 1990, hlm. 384; Service 2000, hlm. 197–199; Read 2005, hlm. 103.
- ^ Rice 1990, hlm. 115; Service 2000, hlm. 196; White 2001, hlm. 93–94.
- ^ Fischer 1964, hlm. 71–72; Rice 1990, hlm. 116–117; Service 2000, hlm. 204–206; White 2001, hlm. 96–97; Read 2005, hlm. 95.
- ^ Fischer 1964, hlm. 72; Rice 1990, hlm. 118–119; Service 2000, hlm. 209–211; White 2001, hlm. 100; Read 2005, hlm. 104.
- ^ Fischer 1964, hlm. 93–94; Pipes 1990, hlm. 376; Rice 1990, hlm. 121; Service 2000, hlm. 214–215; White 2001, hlm. 98–99.
- ^ Rice 1990, hlm. 122; White 2001, hlm. 100.
- ^ Service 2000, hlm. 216; White 2001, hlm. 103; Read 2005, hlm. 105.
- ^ Fischer 1964, hlm. 73–74; Rice 1990, hlm. 122–123; Service 2000, hlm. 217–218; Read 2005, hlm. 105.
- ^ Fischer 1964, hlm. 85.
- ^ Rice 1990, hlm. 127; Service 2000, hlm. 222–223.
- ^ Fischer 1964, hlm. 94; Pipes 1990, hlm. 377–378; Rice 1990, hlm. 127–128; Service 2000, hlm. 223–225; White 2001, hlm. 104; Read 2005, hlm. 105.
- ^ Fischer 1964, hlm. 94; Pipes 1990, hlm. 378; Rice 1990, hlm. 128; Service 2000, hlm. 225; White 2001, hlm. 104; Read 2005, hlm. 127.
- ^ Fischer 1964, hlm. 107; Service 2000, hlm. 236.
- ^ Fischer 1964, hlm. 85; Pipes 1990, hlm. 378–379; Rice 1990, hlm. 127; Service 2000, hlm. 225; White 2001, hlm. 103–104.
- ^ Fischer 1964, hlm. 94; Rice 1990, hlm. 130–131; Pipes 1990, hlm. 382–383; Service 2000, hlm. 245; White 2001, hlm. 113–114, 122–113; Read 2005, hlm. 132–134.
- ^ Fischer 1964, hlm. 85; Rice 1990, hlm. 129; Service 2000, hlm. 227–228; Read 2005, hlm. 111.
- ^ Pipes 1990, hlm. 380; Service 2000, hlm. 230–231; Read 2005, hlm. 130.
- ^ Rice 1990, hlm. 135; Service 2000, hlm. 235.
- ^ Fischer 1964, hlm. 95–100, 107; Rice 1990, hlm. 132–134; Service 2000, hlm. 245–246; White 2001, hlm. 118–121; Read 2005, hlm. 116–126.
- ^ Service 2000, hlm. 241–242.
- ^ Service 2000, hlm. 243.
- ^ Service 2000, hlm. 238–239.
- ^ Rice 1990, hlm. 136–138; Service 2000, hlm. 253.
- ^ Service 2000, hlm. 254–255.
- ^ Fischer 1964, hlm. 109–110; Rice 1990, hlm. 139; Pipes 1990, hlm. 386, 389–391; Service 2000, hlm. 255–256; White 2001, hlm. 127–128.
- ^ Fischer 1964, hlm. 110–113; Rice 1990, hlm. 140–144; Pipes 1990, hlm. 391–392; Service 2000, hlm. 257–260.
- ^ Merridale 2017, hlm. ix.
- ^ Fischer 1964, hlm. 113, 124; Rice 1990, hlm. 144; Pipes 1990, hlm. 392; Service 2000, hlm. 261; White 2001, hlm. 131–132.
- ^ Pipes 1990, hlm. 393–394; Service 2000, hlm. 266; White 2001, hlm. 132–135; Read 2005, hlm. 143, 146–147.
- ^ Service 2000, hlm. 266–268, 279; White 2001, hlm. 134–136; Read 2005, hlm. 147, 148.
- ^ Service 2000, hlm. 267, 271–272; Read 2005, hlm. 152, 154.
- ^ Service 2000, hlm. 282; Read 2005, hlm. 157.
- ^ Pipes 1990, hlm. 421; Rice 1990, hlm. 147; Service 2000, hlm. 276, 283; White 2001, hlm. 140; Read 2005, hlm. 157.
- ^ Pipes 1990, hlm. 422–425; Rice 1990, hlm. 147–148; Service 2000, hlm. 283–284; Read 2005, hlm. 158–61; White 2001, hlm. 140–141; Read 2005, hlm. 157–159.
- ^ Pipes 1990, hlm. 431–434; Rice 1990, hlm. 148; Service 2000, hlm. 284–285; White 2001, hlm. 141; Read 2005, hlm. 161.
- ^ Fischer 1964, hlm. 125; Rice 1990, hlm. 148–149; Service 2000, hlm. 285.
- ^ Pipes 1990, hlm. 436, 467; Service 2000, hlm. 287; White 2001, hlm. 141; Read 2005, hlm. 165.
- ^ Pipes 1990, hlm. 468–469; Rice 1990, hlm. 149; Service 2000, hlm. 289; White 2001, hlm. 142–143; Read 2005, hlm. 166–172.
- ^ Service 2000, hlm. 288.
- ^ Pipes 1990, hlm. 468; Rice 1990, hlm. 150; Service 2000, hlm. 289–292; Read 2005, hlm. 165.
- ^ Pipes 1990, hlm. 439–465; Rice 1990, hlm. 150–151; Service 2000, hlm. 299; White 2001, hlm. 143–144; Read 2005, hlm. 173.
- ^ Pipes 1990, hlm. 465.
- ^ Pipes 1990, hlm. 465–467; White 2001, hlm. 144; Lee 2003, hlm. 17; Read 2005, hlm. 174.
- ^ Pipes 1990, hlm. 471; Rice 1990, hlm. 151–152; Read 2005, hlm. 180.
- ^ Pipes 1990, hlm. 473, 482; Rice 1990, hlm. 152; Service 2000, hlm. 302–303; Read 2005, hlm. 179.
- ^ Pipes 1990, hlm. 482–484; Rice 1990, hlm. 153–154; Service 2000, hlm. 303–304; White 2001, hlm. 146–147.
- ^ Pipes 1990, hlm. 471–472; Service 2000, hlm. 304; White 2001, hlm. 147.
- ^ Service 2000, hlm. 306–307.
- ^ Rigby 1979, hlm. 14–15; Leggett 1981, hlm. 1–3; Pipes 1990, hlm. 466; Rice 1990, hlm. 155.
- ^ Pipes 1990, hlm. 485–486, 491; Rice 1990, hlm. 157, 159; Service 2000, hlm. 308.
- ^ Pipes 1990, hlm. 492–493, 496; Service 2000, hlm. 311; Read 2005, hlm. 182.
- ^ Pipes 1990, hlm. 491; Service 2000, hlm. 309.
- ^ Pipes 1990, hlm. 499; Service 2000, hlm. 314–315.
- ^ Pipes 1990, hlm. 496–497; Rice 1990, hlm. 159–161; Service 2000, hlm. 314–315; Read 2005, hlm. 183.
- ^ Pipes 1990, hlm. 504; Service 2000, hlm. 315.
- ^ Service 2000, hlm. 316.
- ^ Shub 1966, hlm. 314; Service 2000, hlm. 317.
- ^ Shub 1966, hlm. 315; Pipes 1990, hlm. 540–541; Rice 1990, hlm. 164; Volkogonov 1994, hlm. 173; Service 2000, hlm. 331; Read 2005, hlm. 192.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 176; Service 2000, hlm. 331–332; White 2001, hlm. 156; Read 2005, hlm. 192.
- ^ Rice 1990, hlm. 164.
- ^ Pipes 1990, hlm. 546–547.
- ^ Pipes 1990, hlm. 552–553; Rice 1990, hlm. 165; Volkogonov 1994, hlm. 176–177; Service 2000, hlm. 332, 336–337; Read 2005, hlm. 192.
- ^ Fischer 1964, hlm. 158; Shub 1966, hlm. 301–302; Rigby 1979, hlm. 26; Leggett 1981, hlm. 5; Pipes 1990, hlm. 508, 519; Service 2000, hlm. 318–319; Read 2005, hlm. 189–190.
- ^ Rigby 1979, hlm. 166–167; Leggett 1981, hlm. 20–21; Pipes 1990, hlm. 533–534, 537; Volkogonov 1994, hlm. 171; Service 2000, hlm. 322–323; White 2001, hlm. 159; Read 2005, hlm. 191.
- ^ Fischer 1964, hlm. 219, 256, 379; Shub 1966, hlm. 374; Service 2000, hlm. 355; White 2001, hlm. 159; Read 2005, hlm. 219.
- ^ Rigby 1979, hlm. 160–164; Volkogonov 1994, hlm. 374–375; Service 2000, hlm. 377.
- ^ Sandle 1999, hlm. 74; Rigby 1979, hlm. 168–169.
- ^ Fischer 1964, hlm. 432.
- ^ Leggett 1981, hlm. 316; Lee 2003, hlm. 98–99.
- ^ Rigby 1979, hlm. 160–161; Leggett 1981, hlm. 21; Lee 2003, hlm. 99.
- ^ Service 2000, hlm. 388; Lee 2003, hlm. 98.
- ^ Service 2000, hlm. 388.
- ^ Rigby 1979, hlm. 168, 170; Service 2000, hlm. 388.
- ^ Service 2000, hlm. 325–326, 333; Read 2005, hlm. 211–212.
- ^ Shub 1966, hlm. 361; Pipes 1990, hlm. 548; Volkogonov 1994, hlm. 229; Service 2000, hlm. 335–336; Read 2005, hlm. 198.
- ^ Fischer 1964, hlm. 156; Shub 1966, hlm. 350; Pipes 1990, hlm. 594; Volkogonov 1994, hlm. 185; Service 2000, hlm. 344; Read 2005, hlm. 212.
- ^ Fischer 1964, hlm. 320–321; Shub 1966, hlm. 377; Pipes 1990, hlm. 94–595; Volkogonov 1994, hlm. 187–188; Service 2000, hlm. 346–347; Read 2005, hlm. 212.
- ^ Service 2000, hlm. 345.
- ^ Fischer 1964, hlm. 466; Service 2000, hlm. 348.
- ^ Fischer 1964, hlm. 280; Shub 1966, hlm. 361–362; Pipes 1990, hlm. 806–807; Volkogonov 1994, hlm. 219–221; Service 2000, hlm. 367–368; White 2001, hlm. 155.
- ^ Fischer 1964, hlm. 282–283; Shub 1966, hlm. 362–363; Pipes 1990, hlm. 807, 809; Volkogonov 1994, hlm. 222–228; White 2001, hlm. 155.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 222, 231.
- ^ Service 2000, hlm. 369.
- ^ Rice 1990, hlm. 161.
- ^ Fischer 1964, hlm. 252–253; Pipes 1990, hlm. 499; Volkogonov 1994, hlm. 341; Service 2000, hlm. 316–317; White 2001, hlm. 149; Read 2005, hlm. 194–195.
- ^ Shub 1966, hlm. 310; Leggett 1981, hlm. 5–6, 8, 306; Pipes 1990, hlm. 521–522; Service 2000, hlm. 317–318; White 2001, hlm. 153; Read 2005, hlm. 235–236.
- ^ Fischer 1964, hlm. 249; Pipes 1990, hlm. 514; Service 2000, hlm. 321.
- ^ Fischer 1964, hlm. 249; Pipes 1990, hlm. 514; Read 2005, hlm. 219.
- ^ White 2001, hlm. 159–160.
- ^ Fischer 1964, hlm. 249.
- ^ Sandle 1999, hlm. 84; Read 2005, hlm. 211.
- ^ Leggett 1981, hlm. 172–173; Pipes 1990, hlm. 796–797; Read 2005, hlm. 242.
- ^ Leggett 1981, hlm. 172; Pipes 1990, hlm. 798–799; Ryan 2012, hlm. 121.
- ^ Hazard 1965, hlm. 270; Leggett 1981, hlm. 172; Pipes 1990, hlm. 796–797.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 170.
- ^ a b Service 2000, hlm. 321.
- ^ Fischer 1964, hlm. 260–261.
- ^ Sandle 1999, hlm. 174.
- ^ Fischer 1964, hlm. 554–555; Sandle 1999, hlm. 83.
- ^ Sandle 1999, hlm. 122–123.
- ^ Fischer 1964, hlm. 552; Leggett 1981, hlm. 308; Sandle 1999, hlm. 126; Read 2005, hlm. 238–239; Ryan 2012, hlm. 176, 182.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 373; Leggett 1981, hlm. 308; Ryan 2012, hlm. 177.
- ^ Pipes 1990, hlm. 709; Service 2000, hlm. 321.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 171.
- ^ Rigby 1979, hlm. 45–46; Pipes 1990, hlm. 682, 683; Service 2000, hlm. 321; White 2001, hlm. 153.
- ^ Rigby 1979, hlm. 50; Pipes 1990, hlm. 689; Sandle 1999, hlm. 64; Service 2000, hlm. 321; Read 2005, hlm. 231.
- ^ Fischer 1964, hlm. 437–438; Pipes 1990, hlm. 709; Sandle 1999, hlm. 64, 68.
- ^ Fischer 1964, hlm. 263–264; Pipes 1990, hlm. 672.
- ^ Fischer 1964, hlm. 264.
- ^ Pipes 1990, hlm. 681, 692–693; Sandle 1999, hlm. 96–97.
- ^ Pipes 1990, hlm. 692–693; Sandle 1999, hlm. 97.
- ^ a b Fischer 1964, hlm. 236; Service 2000, hlm. 351–352.
- ^ Fischer 1964, hlm. 259, 444–445.
- ^ Sandle 1999, hlm. 120.
- ^ Service 2000, hlm. 354–355.
- ^ Fischer 1964, hlm. 307–308; Volkogonov 1994, hlm. 178–179; White 2001, hlm. 156; Read 2005, hlm. 252–253; Ryan 2012, hlm. 123–124.
- ^ Shub 1966, hlm. 329–330; Service 2000, hlm. 385; White 2001, hlm. 156; Read 2005, hlm. 253–254; Ryan 2012, hlm. 125.
- ^ Shub 1966, hlm. 383.
- ^ Fischer 1964, hlm. 193–194.
- ^ Shub 1966, hlm. 331; Pipes 1990, hlm. 567.
- ^ Fischer 1964, hlm. 151; Pipes 1990, hlm. 567; Service 2000, hlm. 338.
- ^ Fischer 1964, hlm. 190–191; Shub 1966, hlm. 337; Pipes 1990, hlm. 567; Rice 1990, hlm. 166.
- ^ Fischer 1964, hlm. 151–152; Pipes 1990, hlm. 571–572.
- ^ Fischer 1964, hlm. 154; Pipes 1990, hlm. 572; Rice 1990, hlm. 166.
- ^ Fischer 1964, hlm. 161; Shub 1966, hlm. 331; Pipes 1990, hlm. 576.
- ^ Fischer 1964, hlm. 162–163; Pipes 1990, hlm. 576.
- ^ Fischer 1964, hlm. 171–172, 200–202; Pipes 1990, hlm. 578.
- ^ Rice 1990, hlm. 166; Service 2000, hlm. 338.
- ^ Service 2000, hlm. 338.
- ^ Fischer 1964, hlm. 195; Shub 1966, hlm. 334, 337; Service 2000, hlm. 338–339, 340; Read 2005, hlm. 199.
- ^ Fischer 1964, hlm. 206, 209; Shub 1966, hlm. 337; Pipes 1990, hlm. 586–587; Service 2000, hlm. 340–341.
- ^ Pipes 1990, hlm. 587; Rice 1990, hlm. 166–167; Service 2000, hlm. 341; Read 2005, hlm. 199.
- ^ Shub 1966, hlm. 338; Pipes 1990, hlm. 592–593; Service 2000, hlm. 341.
- ^ Fischer 1964, hlm. 211–212; Shub 1966, hlm. 339; Pipes 1990, hlm. 595; Rice 1990, hlm. 167; Service 2000, hlm. 342; White 2001, hlm. 158–159.
- ^ Pipes 1990, hlm. 595; Service 2000, hlm. 342.
- ^ Fischer 1964, hlm. 213–214; Pipes 1990, hlm. 596–597.
- ^ Service 2000, hlm. 344.
- ^ Fischer 1964, hlm. 313–314; Shub 1966, hlm. 387–388; Pipes 1990, hlm. 667–668; Volkogonov 1994, hlm. 193–194; Service 2000, hlm. 384.
- ^ Fischer 1964, hlm. 303–304; Pipes 1990, hlm. 668; Volkogonov 1994, hlm. 194; Service 2000, hlm. 384.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 182.
- ^ Fischer 1964, hlm. 236; Pipes 1990, hlm. 558, 723; Rice 1990, hlm. 170; Volkogonov 1994, hlm. 190.
- ^ Fischer 1964, hlm. 236–237; Shub 1966, hlm. 353; Pipes 1990, hlm. 560, 722, 732–736; Rice 1990, hlm. 170; Volkogonov 1994, hlm. 181, 342–343; Service 2000, hlm. 349, 358–359; White 2001, hlm. 164; Read 2005, hlm. 218.
- ^ Fischer 1964, hlm. 254; Pipes 1990, hlm. 728, 734–736; Volkogonov 1994, hlm. 197; Ryan 2012, hlm. 105.
- ^ Fischer 1964, hlm. 277–278; Pipes 1990, hlm. 737; Service 2000, hlm. 365; White 2001, hlm. 155–156; Ryan 2012, hlm. 106.
- ^ Fischer 1964, hlm. 450; Pipes 1990, hlm. 726.
- ^ Pipes 1990, hlm. 700–702; Lee 2003, hlm. 100.
- ^ Fischer 1964, hlm. 195; Pipes 1990, hlm. 794; Volkogonov 1994, hlm. 181; Read 2005, hlm. 249.
- ^ Fischer 1964, hlm. 237.
- ^ Service 2000, hlm. 385; White 2001, hlm. 164; Read 2005, hlm. 218.
- ^ Shub 1966, hlm. 344; Pipes 1990, hlm. 790–791; Volkogonov 1994, hlm. 181, 196; Read 2005, hlm. 247–248.
- ^ Shub 1966, hlm. 312.
- ^ Fischer 1964, hlm. 435–436.
- ^ Shub 1966, hlm. 345–347; Rigby 1979, hlm. 20–21; Pipes 1990, hlm. 800; Volkogonov 1994, hlm. 233; Service 2000, hlm. 321–322; White 2001, hlm. 153; Read 2005, hlm. 186, 208–209.
- ^ Leggett 1981, hlm. 174; Volkogonov 1994, hlm. 233–234; Sandle 1999, hlm. 112; Ryan 2012, hlm. 111.
- ^ Shub 1966, hlm. 366; Sandle 1999, hlm. 112.
- ^ Ryan 2012, hlm. 116.
- ^ Pipes 1990, hlm. 821; Ryan 2012, hlm. 114–115.
- ^ Shub 1966, hlm. 366; Sandle 1999, hlm. 113; Read 2005, hlm. 210; Ryan 2012, hlm. 114–115.
- ^ Leggett 1981, hlm. 173–174; Pipes 1990, hlm. 801.
- ^ Leggett 1981, hlm. 199–200; Pipes 1990, hlm. 819–820; Ryan 2012, hlm. 107.
- ^ Shub 1966, hlm. 364; Ryan 2012, hlm. 114.
- ^ Pipes 1990, hlm. 837.
- ^ Ryan 2012, hlm. 114.
- ^ Pipes 1990, hlm. 834.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 202; Read 2005, hlm. 247.
- ^ Pipes 1990, hlm. 796.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 202.
- ^ Pipes 1990, hlm. 825; Ryan 2012, hlm. 117, 120.
- ^ Leggett 1981, hlm. 174–175, 183; Pipes 1990, hlm. 828–829; Ryan 2012, hlm. 121.
- ^ Pipes 1990, hlm. 829–830, 832.
- ^ Leggett 1981, hlm. 176–177; Pipes 1990, hlm. 832, 834.
- ^ Pipes 1990, hlm. 835; Volkogonov 1994, hlm. 235.
- ^ Leggett 1981, hlm. 178; Pipes 1990, hlm. 836.
- ^ Leggett 1981, hlm. 176; Pipes 1990, hlm. 832–833.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 358–360; Ryan 2012, hlm. 172–173, 175–176.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 376–377; Read 2005, hlm. 239; Ryan 2012, hlm. 179.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 381.
- ^ Pipes 1990, hlm. 610.
- ^ a b Service 2000, hlm. 357.
- ^ Service 2000, hlm. 391–392.
- ^ Lee 2003, hlm. 84, 88.
- ^ Read 2005, hlm. 205.
- ^ Shub 1966, hlm. 355; Leggett 1981, hlm. 204; Rice 1990, hlm. 173, 175; Volkogonov 1994, hlm. 198; Service 2000, hlm. 357, 382; Read 2005, hlm. 187.
- ^ Fischer 1964, hlm. 334, 343, 357; Leggett 1981, hlm. 204; Service 2000, hlm. 382, 392; Read 2005, hlm. 205–206.
- ^ Leggett 1981, hlm. 204; Read 2005, hlm. 206.
- ^ Fischer 1964, hlm. 288–289; Pipes 1990, hlm. 624–630; Service 2000, hlm. 360; White 2001, hlm. 161–162; Read 2005, hlm. 205.
- ^ Fischer 1964, hlm. 262–263.
- ^ Fischer 1964, hlm. 291; Shub 1966, hlm. 354.
- ^ Fischer 1964, hlm. 331, 333.
- ^ Pipes 1990, hlm. 610, 612; Volkogonov 1994, hlm. 198.
- ^ Fischer 1964, hlm. 337; Pipes 1990, hlm. 609, 612, 629; Volkogonov 1994, hlm. 198; Service 2000, hlm. 383; Read 2005, hlm. 217.
- ^ Fischer 1964, hlm. 248, 262.
- ^ Pipes 1990, hlm. 651; Volkogonov 1994, hlm. 200; White 2001, hlm. 162; Lee 2003, hlm. 81.
- ^ Fischer 1964, hlm. 251; White 2001, hlm. 163; Read 2005, hlm. 220.
- ^ Leggett 1981, hlm. 201; Pipes 1990, hlm. 792; Volkogonov 1994, hlm. 202–203; Read 2005, hlm. 250.
- ^ Leggett 1981, hlm. 201; Volkogonov 1994, hlm. 203–204.
- ^ Shub 1966, hlm. 357–358; Pipes 1990, hlm. 781–782; Volkogonov 1994, hlm. 206–207; Service 2000, hlm. 364–365.
- ^ Pipes 1990, hlm. 763, 770–771; Volkogonov 1994, hlm. 211.
- ^ Ryan 2012, hlm. 109.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 208.
- ^ Pipes 1990, hlm. 635.
- ^ Fischer 1964, hlm. 244; Shub 1966, hlm. 355; Pipes 1990, hlm. 636–640; Service 2000, hlm. 360–361; White 2001, hlm. 159; Read 2005, hlm. 199.
- ^ Fischer 1964, hlm. 242; Pipes 1990, hlm. 642–644; Read 2005, hlm. 250.
- ^ Fischer 1964, hlm. 244; Pipes 1990, hlm. 644; Volkogonov 1994, hlm. 172.
- ^ Leggett 1981, hlm. 184; Service 2000, hlm. 402; Read 2005, hlm. 206.
- ^ Hall 2015, hlm. 83.
- ^ Goldstein 2013, hlm. 50.
- ^ Hall 2015, hlm. 84.
- ^ Davies 2003, hlm. 27–30.
- ^ Davies 2003, hlm. 22, 27.
- ^ Fischer 1964, hlm. 389; Rice 1990, hlm. 182; Volkogonov 1994, hlm. 281; Service 2000, hlm. 407; White 2001, hlm. 161; Davies 2003, hlm. 29–30.
- ^ Davies 2003, hlm. 22.
- ^ Fischer 1964, hlm. 389; Rice 1990, hlm. 182; Volkogonov 1994, hlm. 281; Service 2000, hlm. 407; White 2001, hlm. 161.
- ^ Fischer 1964, hlm. 391–395; Shub 1966, hlm. 396; Rice 1990, hlm. 182–183; Service 2000, hlm. 408–409, 412; White 2001, hlm. 161.
- ^ Rice 1990, hlm. 183; Volkogonov 1994, hlm. 388; Service 2000, hlm. 412.
- ^ Shub 1966, hlm. 387; Rice 1990, hlm. 173.
- ^ Fischer 1964, hlm. 333; Shub 1966, hlm. 388; Rice 1990, hlm. 173; Volkogonov 1994, hlm. 395.
- ^ a b Service 2000, hlm. 385–386.
- ^ Fischer 1964, hlm. 531, 536.
- ^ Service 2000, hlm. 386.
- ^ Shub 1966, hlm. 389–390.
- ^ a b Shub 1966, hlm. 390.
- ^ Fischer 1964, hlm. 525; Shub 1966, hlm. 390; Rice 1990, hlm. 174; Volkogonov 1994, hlm. 390; Service 2000, hlm. 386; White 2001, hlm. 160; Read 2005, hlm. 225.
- ^ Fischer 1964, hlm. 525; Shub 1966, hlm. 390–391; Rice 1990, hlm. 174; Service 2000, hlm. 386; White 2001, hlm. 160.
- ^ Service 2000, hlm. 387; White 2001, hlm. 160.
- ^ Fischer 1964, hlm. 525; Shub 1966, hlm. 398; Read 2005, hlm. 225–226.
- ^ Service 2000, hlm. 387.
- ^ Shub 1966, hlm. 395; Volkogonov 1994, hlm. 391.
- ^ Shub 1966, hlm. 397; Service 2000, hlm. 409.
- ^ Service 2000, hlm. 409–410.
- ^ Fischer 1964, hlm. 415–420; White 2001, hlm. 161, 180–181.
- ^ Service 2000, hlm. 410.
- ^ Shub 1966, hlm. 397.
- ^ Fischer 1964, hlm. 341; Shub 1966, hlm. 396; Rice 1990, hlm. 174.
- ^ Fischer 1964, hlm. 437–438; Shub 1966, hlm. 406; Rice 1990, hlm. 183; Service 2000, hlm. 419; White 2001, hlm. 167–168.
- ^ Shub 1966, hlm. 406; Service 2000, hlm. 419; White 2001, hlm. 167.
- ^ Fischer 1964, hlm. 436, 442; Rice 1990, hlm. 183–184; Sandle 1999, hlm. 104–105; Service 2000, hlm. 422–423; White 2001, hlm. 168; Read 2005, hlm. 269.
- ^ White 2001, hlm. 170.
- ^ Fischer 1964, hlm. 507–508; Rice 1990, hlm. 185–186.
- ^ Ryan 2012, hlm. 164.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 343, 347.
- ^ Fischer 1964, hlm. 508; Shub 1966, hlm. 414; Volkogonov 1994, hlm. 345; White 2001, hlm. 172.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 346.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 374–375.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 375–376; Read 2005, hlm. 251; Ryan 2012, hlm. 176, 177.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 376; Ryan 2012, hlm. 178.
- ^ Fischer 1964, hlm. 467; Shub 1966, hlm. 406; Volkogonov 1994, hlm. 343; Service 2000, hlm. 425; White 2001, hlm. 168; Read 2005, hlm. 220; Ryan 2012, hlm. 154.
- ^ Fischer 1964, hlm. 459; Leggett 1981, hlm. 330–333; Service 2000, hlm. 423–424; White 2001, hlm. 168; Ryan 2012, hlm. 154–155.
- ^ Shub 1966, hlm. 406–407; Leggett 1981, hlm. 324–325; Rice 1990, hlm. 184; Read 2005, hlm. 220; Ryan 2012, hlm. 170.
- ^ Fischer 1964, hlm. 469–470; Shub 1966, hlm. 405; Leggett 1981, hlm. 325–326; Rice 1990, hlm. 184; Service 2000, hlm. 427; White 2001, hlm. 169; Ryan 2012, hlm. 170.
- ^ Fischer 1964, hlm. 470–471; Shub 1966, hlm. 408–409; Leggett 1981, hlm. 327–328; Rice 1990, hlm. 184–185; Service 2000, hlm. 427–428; Ryan 2012, hlm. 171–172.
- ^ Shub 1966, hlm. 412–413.
- ^ Shub 1966, hlm. 411; Rice 1990, hlm. 185; Service 2000, hlm. 421, 424–427, 429; Read 2005, hlm. 264.
- ^ Fischer 1964, hlm. 479–480; Sandle 1999, hlm. 155; Service 2000, hlm. 430; White 2001, hlm. 170, 171.
- ^ Shub 1966, hlm. 411; Sandle 1999, hlm. 153, 158; Service 2000, hlm. 430; White 2001, hlm. 169; Read 2005, hlm. 264–265.
- ^ Shub 1966, hlm. 412; Service 2000, hlm. 430; Read 2005, hlm. 266; Ryan 2012, hlm. 159.
- ^ Fischer 1964, hlm. 479; Shub 1966, hlm. 412; Sandle 1999, hlm. 155; Ryan 2012, hlm. 159.
- ^ Sandle 1999, hlm. 151; Service 2000, hlm. 422; White 2001, hlm. 171.
- ^ Service 2000, hlm. 421, 434.
- ^ Pipes 1990, hlm. 703–707; Sandle 1999, hlm. 103; Ryan 2012, hlm. 143.
- ^ Fischer 1964, hlm. 423, 582; Sandle 1999, hlm. 107; White 2001, hlm. 165; Read 2005, hlm. 230.
- ^ Fischer 1964, hlm. 567–569.
- ^ Fischer 1964, hlm. 574, 576–577; Service 2000, hlm. 432, 441.
- ^ Fischer 1964, hlm. 424–427.
- ^ Fischer 1964, hlm. 414; Rice 1990, hlm. 177–178; Service 2000, hlm. 405; Read 2005, hlm. 260–261.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 283.
- ^ Fischer 1964, hlm. 404–409; Rice 1990, hlm. 178–179; Service 2000, hlm. 440.
- ^ Fischer 1964, hlm. 409–411.
- ^ Fischer 1964, hlm. 433–434; Shub 1966, hlm. 380–381; Rice 1990, hlm. 181; Service 2000, hlm. 414–415; Read 2005, hlm. 258.
- ^ Fischer 1964, hlm. 434; Shub 1966, hlm. 381–382; Rice 1990, hlm. 181; Service 2000, hlm. 415; Read 2005, hlm. 258.
- ^ Rice 1990, hlm. 181–182; Service 2000, hlm. 416–417; Read 2005, hlm. 258.
- ^ Shub 1966, hlm. 426; Lewin 1969, hlm. 33; Rice 1990, hlm. 187; Volkogonov 1994, hlm. 409; Service 2000, hlm. 435.
- ^ Shub 1966, hlm. 426; Rice 1990, hlm. 187; Service 2000, hlm. 435.
- ^ Service 2000, hlm. 436; Read 2005, hlm. 281; Rice 1990, hlm. 187.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 420, 425–426; Service 2000, hlm. 439; Read 2005, hlm. 280, 282.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 443; Service 2000, hlm. 437.
- ^ Fischer 1964, hlm. 598–599; Shub 1966, hlm. 426; Service 2000, hlm. 443; White 2001, hlm. 172; Read 2005, hlm. 258.
- ^ Service 2000, hlm. 444–445.
- ^ Lerner, Finkelstein & Witztum 2004, hlm. 372.
- ^ Fischer 1964, hlm. 600; Shub 1966, hlm. 426–427; Lewin 1969, hlm. 33; Service 2000, hlm. 443; White 2001, hlm. 173; Read 2005, hlm. 258.
- ^ Shub 1966, hlm. 427–428; Service 2000, hlm. 446.
- ^ Fischer 1964, hlm. 634; Shub 1966, hlm. 431–432; Lewin 1969, hlm. 33–34; White 2001, hlm. 173.
- ^ Fischer 1964, hlm. 600–602; Shub 1966, hlm. 428–430; Leggett 1981, hlm. 318; Sandle 1999, hlm. 164; Service 2000, hlm. 442–443; Read 2005, hlm. 269; Ryan 2012, hlm. 174–175.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 310; Leggett 1981, hlm. 320–322; Aves 1996, hlm. 175–178; Sandle 1999, hlm. 164; Lee 2003, hlm. 103–104; Ryan 2012, hlm. 172.
- ^ Lewin 1969, hlm. 8–9; White 2001, hlm. 176; Read 2005, hlm. 270–272.
- ^ Fischer 1964, hlm. 578; Rice 1990, hlm. 189.
- ^ Rice 1990, hlm. 192–193.
- ^ Fischer 1964, hlm. 578.
- ^ Fischer 1964, hlm. 638–639; Shub 1966, hlm. 433; Lewin 1969, hlm. 73–75; Volkogonov 1994, hlm. 417; Service 2000, hlm. 464; White 2001, hlm. 173–174.
- ^ Fischer 1964, hlm. 647; Shub 1966, hlm. 434–435; Rice 1990, hlm. 192; Volkogonov 1994, hlm. 273; Service 2000, hlm. 469; White 2001, hlm. 174–175; Read 2005, hlm. 278–279.
- ^ Fischer 1964, hlm. 640; Shub 1966, hlm. 434–435; Volkogonov 1994, hlm. 249, 418; Service 2000, hlm. 465; White 2001, hlm. 174.
- ^ Fischer 1964, hlm. 666–667, 669; Lewin 1969, hlm. 120–121; Service 2000, hlm. 468; Read 2005, hlm. 273.
- ^ Fischer 1964, hlm. 650–654; Service 2000, hlm. 470.
- ^ Shub 1966, hlm. 426, 434; Lewin 1969, hlm. 34–35.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 263–264.
- ^ Lewin 1969, hlm. 70; Rice 1990, hlm. 191; Volkogonov 1994, hlm. 273, 416.
- ^ Fischer 1964, hlm. 635; Lewin 1969, hlm. 35–40; Service 2000, hlm. 451–452; White 2001, hlm. 173.
- ^ Fischer 1964, hlm. 637–638, 669; Shub 1966, hlm. 435–436; Lewin 1969, hlm. 71, 85, 101; Volkogonov 1994, hlm. 273–274, 422–423; Service 2000, hlm. 463, 472–473; White 2001, hlm. 173, 176; Read 2005, hlm. 279.
- ^ Fischer 1964, hlm. 607–608; Lewin 1969, hlm. 43–49; Rice 1990, hlm. 190–191; Volkogonov 1994, hlm. 421; Service 2000, hlm. 452, 453–455; White 2001, hlm. 175–176.
- ^ Fischer 1964, hlm. 608; Lewin 1969, hlm. 50; Leggett 1981, hlm. 354; Volkogonov 1994, hlm. 421; Service 2000, hlm. 455; White 2001, hlm. 175.
- ^ Service 2000, hlm. 455, 456.
- ^ Lewin 1969, hlm. 40, 99–100; Volkogonov 1994, hlm. 421; Service 2000, hlm. 460–461, 468.
- ^ Rigby 1979, hlm. 221.
- ^ Fischer 1964, hlm. 671; Shub 1966, hlm. 436; Lewin 1969, hlm. 103; Leggett 1981, hlm. 355; Rice 1990, hlm. 193; White 2001, hlm. 176; Read 2005, hlm. 281.
- ^ Fischer 1964, hlm. 671; Shub 1966, hlm. 436; Volkogonov 1994, hlm. 425; Service 2000, hlm. 474; Lerner, Finkelstein & Witztum 2004, hlm. 372.
- ^ Fischer 1964, hlm. 672; Rigby 1979, hlm. 192; Rice 1990, hlm. 193–194; Volkogonov 1994, hlm. 429–430.
- ^ Fischer 1964, hlm. 672; Shub 1966, hlm. 437; Volkogonov 1994, hlm. 431; Service 2000, hlm. 476; Read 2005, hlm. 281.
- ^ Rice 1990, hlm. 194; Volkogonov 1994, hlm. 299; Service 2000, hlm. 477–478.
- ^ Fischer 1964, hlm. 673–674; Shub 1966, hlm. 438; Rice 1990, hlm. 194; Volkogonov 1994, hlm. 435; Service 2000, hlm. 478–479; White 2001, hlm. 176; Read 2005, hlm. 269.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 435; Lerner, Finkelstein & Witztum 2004, hlm. 372.
- ^ Rice 1990, hlm. 7.
- ^ Rice 1990, hlm. 7–8.
- ^ Fischer 1964, hlm. 674; Shub 1966, hlm. 439; Rice 1990, hlm. 7–8; Service 2000, hlm. 479.
- ^ a b Rice 1990, hlm. 9.
- ^ Shub 1966, hlm. 439; Rice 1990, hlm. 9; Service 2000, hlm. 479–480.
- ^ a b Volkogonov 1994, hlm. 440.
- ^ Fischer 1964, hlm. 674; Shub 1966, hlm. 438; Volkogonov 1994, hlm. 437–438; Service 2000, hlm. 481.
- ^ Fischer 1964, hlm. 625–626; Volkogonov 1994, hlm. 446.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 444, 445.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 445.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 444.
- ^ Fischer 1964, hlm. 150.
- ^ a b c Ryan 2012, hlm. 18.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 409.
- ^ Sandle 1999, hlm. 35; Service 2000, hlm. 237.
- ^ a b c Sandle 1999, hlm. 41.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 206.
- ^ Sandle 1999, hlm. 35.
- ^ Shub 1966, hlm. 432.
- ^ Sandle 1999, hlm. 42–43.
- ^ Sandle 1999, hlm. 38.
- ^ Sandle 1999, hlm. 43–44, 63.
- ^ Sandle 1999, hlm. 36.
- ^ Service 2000, hlm. 203.
- ^ Service 2000, hlm. 173.
- ^ a b Ryan 2012, hlm. 19.
- ^ a b Ryan 2012, hlm. 3.
- ^ Sandle 1999, hlm. 57; White 2001, hlm. 151.
- ^ Sandle 1999, hlm. 34.
- ^ White 2001, hlm. 150–151.
- ^ Fischer 1964, hlm. 213.
- ^ a b Rice 1990, hlm. 121.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 471.
- ^ Shub 1966, hlm. 443.
- ^ Fischer 1964, hlm. 310; Shub 1966, hlm. 442.
- ^ Sandle 1999, hlm. 36–37.
- ^ Fischer 1964, hlm. 54; Shub 1966, hlm. 423; Pipes 1990, hlm. 352.
- ^ Fischer 1964, hlm. 88–89.
- ^ a b Fischer 1964, hlm. 87.
- ^ Fischer 1964, hlm. 91, 93.
- ^ Montefiore 2007, hlm. 266.
- ^ Page 1948, hlm. 17; Page 1950, hlm. 354.
- ^ Page 1950, hlm. 355.
- ^ Page 1950, hlm. 342.
- ^ Service 2000, hlm. 159, 202; Read 2005, hlm. 207.
- ^ Fischer 1964, hlm. 47, 148.
- ^ Pipes 1990, hlm. 348, 351.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 246.
- ^ Fischer 1964, hlm. 57.
- ^ Fischer 1964, hlm. 21–22.
- ^ Service 2000, hlm. 73.
- ^ Fischer 1964, hlm. 44; Service 2000, hlm. 81.
- ^ Service 2000, hlm. 118.
- ^ Service 2000, hlm. 232; Lih 2011, hlm. 13.
- ^ White 2001, hlm. 88.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 362.
- ^ Fischer 1964, hlm. 409.
- ^ Read 2005, hlm. 262.
- ^ Fischer 1964, hlm. 40–41; Volkogonov 1994, hlm. 373; Service 2000, hlm. 149.
- ^ Service 2000, hlm. 116.
- ^ Pipes 1996, hlm. 11; Read 2005, hlm. 287.
- ^ Read 2005, hlm. 259.
- ^ Fischer 1964, hlm. 67; Pipes 1990, hlm. 353; Read 2005, hlm. 207, 212.
- ^ Petrovsky-Shtern 2010, hlm. 93.
- ^ Pipes 1990, hlm. 353.
- ^ Fischer 1964, hlm. 69.
- ^ Service 2000, hlm. 244; Read 2005, hlm. 153.
- ^ Fischer 1964, hlm. 59.
- ^ Fischer 1964, hlm. 45; Pipes 1990, hlm. 350; Volkogonov 1994, hlm. 182; Service 2000, hlm. 177; Read 2005, hlm. 208; Ryan 2012, hlm. 6.
- ^ Fischer 1964, hlm. 415; Shub 1966, hlm. 422; Read 2005, hlm. 247.
- ^ Service 2000, hlm. 293.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 200.
- ^ Service 2000, hlm. 242.
- ^ Fischer 1964, hlm. 56; Rice 1990, hlm. 106; Service 2000, hlm. 160.
- ^ Fischer 1964, hlm. 56; Service 2000, hlm. 188.
- ^ Read 2005, hlm. 20, 64, 132–37.
- ^ Shub 1966, hlm. 423.
- ^ Fischer 1964, hlm. 367.
- ^ Fischer 1964, hlm. 368.
- ^ Pipes 1990, hlm. 812.
- ^ Service 2000, hlm. 99–100, 160.
- ^ Fischer 1964, hlm. 245.
- ^ Pipes 1990, hlm. 349–350; Read 2005, hlm. 284, 259–260.
- ^ Fischer 1964, hlm. 489, 491; Shub 1966, hlm. 420–421; Sandle 1999, hlm. 125; Read 2005, hlm. 237.
- ^ Fischer 1964, hlm. 79; Read 2005, hlm. 237.
- ^ Service 2000, hlm. 199.
- ^ Shub 1966, hlm. 424; Service 2000, hlm. 213; Rappaport 2010, hlm. 38.
- ^ Read 2005, hlm. 19.
- ^ Fischer 1964, hlm. 515; Volkogonov 1994, hlm. 246.
- ^ Petrovsky-Shtern 2010, hlm. 67.
- ^ Service 2000, hlm. 453.
- ^ Service 2000, hlm. 389.
- ^ Pipes 1996, hlm. 11; Service 2000, hlm. 389–400.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 326.
- ^ Service 2000, hlm. 391.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 259.
- ^ Read 2005, hlm. 284.
- ^ Fischer 1964, hlm. 414.
- ^ Albert Resis. "Vladimir Ilich Lenin". Encyclopædia Britannica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 June 2015. Diakses tanggal 4 February 2016.
- ^ White 2001, hlm. iix.
- ^ Service 2000, hlm. 488.
- ^ a b Read 2005, hlm. 283.
- ^ a b Ryan 2012, hlm. 5.
- ^ David Remnick (13 April 1998). "TIME 100: Vladimir Lenin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 April 2011.
- ^ Feifei Sun (4 February 2011). "Top 25 Political Icons: Lenin". Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 January 2015. Diakses tanggal 4 February 2016.
- ^ Lee 2003, hlm. 14; Ryan 2012, hlm. 3.
- ^ Lee 2003, hlm. 14.
- ^ a b Lee 2003, hlm. 123.
- ^ Lee 2003, hlm. 124.
- ^ Fischer 1964, hlm. 516; Shub 1966, hlm. 415; Leggett 1981, hlm. 364; Volkogonov 1994, hlm. 307, 312.
- ^ Leggett 1981, hlm. 364.
- ^ Lewin 1969, hlm. 12; Rigby 1979, hlm. x, 161; Sandle 1999, hlm. 164; Service 2000, hlm. 506; Lee 2003, hlm. 97; Read 2005, hlm. 190; Ryan 2012, hlm. 9.
- ^ Fischer 1964, hlm. 417; Shub 1966, hlm. 416; Pipes 1990, hlm. 511; Pipes 1996, hlm. 3; Read 2005, hlm. 247.
- ^ Ryan 2012, hlm. 1.
- ^ Fischer 1964, hlm. 524.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 313.
- ^ Lee 2003, hlm. 120.
- ^ Ryan 2012, hlm. 191.
- ^ "Vladimir Lenin Biography". Biography. 42:10 menit berlalu. A&E Television Networks. Diakses tanggal 20 May 2016.
- ^ Ryan 2012, hlm. 3; Budgen, Kouvelakis & Žižek 2007, hlm. 1–4.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 327; Tumarkin 1997, hlm. 2; White 2001, hlm. 185; Read 2005, hlm. 260.
- ^ Tumarkin 1997, hlm. 2.
- ^ Pipes 1990, hlm. 814; Service 2000, hlm. 485; White 2001, hlm. 185; Petrovsky-Shtern 2010, hlm. 114; Read 2005, hlm. 284.
- ^ a b c Volkogonov 1994, hlm. 328.
- ^ a b c Service 2000, hlm. 486.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 437; Service 2000, hlm. 482.
- ^ Lih 2011, hlm. 22.
- ^ Shub 1966, hlm. 439; Pipes 1996, hlm. 1; Service 2000, hlm. 482.
- ^ Pipes 1996, hlm. 1.
- ^ Service 2000, hlm. 484; White 2001, hlm. 185; Read 2005, hlm. 260, 284.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 274–275.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 262.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 261.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 263.
- ^ Petrovsky-Shtern 2010, hlm. 99; Lih 2011, hlm. 20.
- ^ Read 2005, hlm. 6.
- ^ Petrovsky-Shtern 2010, hlm. 108.
- ^ Service 2000, hlm. 485.
- ^ Pipes 1996, hlm. 1–2; White 2001, hlm. 183.
- ^ Volkogonov 1994, hlm. 452–453; Service 2000, hlm. 491–492; Lee 2003, hlm. 131.
- ^ Service 2000, hlm. 491–492.
- ^ Pipes 1996, hlm. 2–3.
- ^ Service 2000, hlm. 492.
- ^ "All monuments of Lenin to be removed from Russian cities". RT. 20 November 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2015.
- ^ "Ukraine crisis: Lenin statues toppled in protest". BBC News. 22 February 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 January 2016.
- ^ "Goodbye, Lenin: Ukraine moves to ban communist symbols". BBC News. 14 April 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 March 2016.
- ^ Petrovsky-Shtern 2010, hlm. 134, 159–161.
- ^ Shub 1966, hlm. 10.
- ^ Shub 1966, hlm. 9; Service 2000, hlm. 482.
- ^ Lee 2003, hlm. 132.
- ^ Lee 2003, hlm. 132–133.
Daftar pustaka
- Aves, Jonathan (1996). Workers Against Lenin: Labour Protest and the Bolshevik Dictatorship. London: I.B. Tauris. ISBN 978-1-86064-067-4.
- Brackman, Roman (2000). The Secret File of Joseph Stalin: a Hidden Life. Portland, Oregon: Psychology Press. ISBN 978-0-7146-5050-0.
- Budgen, Sebastian; Kouvelakis, Stathis; Žižek, Slavoj (2007). Lenin Reloaded: Toward a Politics of Truth. Durham, North Carolina: Duke University Press. ISBN 978-0-8223-3941-0.
- Davies, Norman (2003) [1972]. White Eagle, Red Star: The Polish-Soviet War 1919–20 and 'the Miracle on the Vistula'. London: Pimlico. ISBN 978-0-7126-0694-3.
- Fischer, Louis (1964). The Life of Lenin. London: Weidenfeld and Nicolson.
- Hazard, John N. (1965). "Unity and Diversity in Socialist Law". Law and Contemporary Problems. 30 (2): 270–290. JSTOR 1190515. Diakses tanggal 8 August 2016.
- Lee, Stephen J. (2003). Lenin and Revolutionary Russia. London: Routledge. ISBN 978-0-415-28718-0.
- Leggett, George (1981). The Cheka: Lenin's Political Police. Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-822552-2.
- Goldstein, Erik (2013). The First World War Peace Settlements, 1919-1925. London: Routledge. ISBN 978-1-31-7883-678.
- Hall, Richard C. (2015). Consumed by War: European Conflict in the 20th Century. Lexington: University Press of Kentucky. ISBN 978-0-81-3159-959.
- Liebman, Marcel (1975) [1973]. Leninism Under Lenin. Diterjemahkan oleh Brian Pearce. London: Jonathan Cape. ISBN 978-0-224-01072-6.
- Merridale, Catherine (2017). Lenin on the Train. London: Penguin Books. ISBN 978-0-241011-324.
- Montefiore, Simon Sebag (2007). Young Stalin. London: Weidenfeld & Nicolson. ISBN 978-0-297-85068-7.
- Lerner, Vladimir; Finkelstein, Y.; Witztum, E. (2004). "The Enigma of Lenin's (1870–1924) Malady". European Journal of Neurology. 11 (6): 371–376. doi:10.1111/j.1468-1331.2004.00839.x. PMID 15171732.
- Lewin, Moshe (1969). Lenin's Last Struggle. Diterjemahkan oleh Sheridan Smith, A. M. London: Faber and Faber.
- Lih, Lars T. (2011). Lenin. Critical Lives. London: Reaktion Books. ISBN 978-1-86189-793-0.
- Page, Stanley W. (1948). "Lenin, the National Question and the Baltic States, 1917–19". The American Slavic and East European Review. 7 (1): 15–31. doi:10.2307/2492116. JSTOR 2492116.
- Page, Stanley W. (1950). "Lenin and Self-Determination". The Slavonic and East European Review. 28 (71): 342–358. JSTOR 4204138.
- Petrovsky-Shtern, Yohanan (2010). Lenin's Jewish Question. New Haven, Connecticut: Yale University Press. ISBN 978-0-300-15210-4. JSTOR j.ctt1npd80.
- Pipes, Richard (1990). The Russian Revolution: 1899–1919. London: Collins Harvill. ISBN 978-0-679-73660-8.
- ⸻ (1996). The Unknown Lenin: From the Secret Archive. New Haven, Connecticut: Yale University Press. ISBN 978-0-300-06919-8.
- Rappaport, Helen (2010). Conspirator: Lenin in Exile. New York: Basic Books. ISBN 978-0-465-01395-1.
- Read, Christopher (2005). Lenin: A Revolutionary Life. Routledge Historical Biographies. London: Routledge. ISBN 978-0-415-20649-5.
- Rice, Christopher (1990). Lenin: Portrait of a Professional Revolutionary. London: Cassell. ISBN 978-0-304-31814-8.
- Rigby, T. H. (1979). Lenin's Government: Sovnarkom 1917–1922. Cambridge, England: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-22281-5.
- Ryan, James (2012). Lenin's Terror: The Ideological Origins of Early Soviet State Violence. London: Routledge. ISBN 978-1-138-81568-1.
- Sandle, Mark (1999). A Short History of Soviet Socialism. London: UCL Press. doi:10.4324/9780203500279. ISBN 978-1-85728-355-6.
- Sebestyen, Victor (2017). Lenin the Dictator: An Intimate Portrait. London: Weidenfeld and Nicolson. ISBN 978-1474600446.
- Service, Robert (2000). Lenin: A Biography. London: Macmillan. ISBN 978-0-333-72625-9.
- Shub, David (1966). Lenin: A Biography (edisi ke-revised). London: Pelican.
- Tumarkin, Nina (1997). Lenin Lives! The Lenin Cult in Soviet Russia (edisi ke-enlarged). Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press. ISBN 978-0-674-52431-6.
- Volkogonov, Dmitri (1994). Lenin: Life and Legacy. Diterjemahkan oleh Shukman, Harold. London: HarperCollins. ISBN 978-0-00-255123-6.
- White, James D. (2001). Lenin: The Practice and Theory of Revolution. European History in Perspective. Basingstoke, England: Palgrave. ISBN 978-0-333-72157-5.
Bacaan lanjutan
- Cliff, Tony (1986). Building the Party: Lenin, 1893–1914. Chicago: Haymarket Books. ISBN 978-1-931859-01-1.
- Felshtinsky, Yuri (2010). Lenin and His Comrades: The Bolsheviks Take Over Russia 1917–1924. New York: Enigma Books. ISBN 978-1-929631-95-7.
- Gellately, Robert (2007). Lenin, Stalin, and Hitler: The Age of Social Catastrophe. New York: Knopf. ISBN 978-1-4000-3213-6.
- Gooding, John (2001). Socialism in Russia: Lenin and His Legacy, 1890–1991. Basingstoke, England: Palgrave Macmillan. doi:10.1057/9781403913876. ISBN 978-0-333-97235-9.
- Hill, Christopher (1971). Lenin and the Russian Revolution. London: Pelican Books.
- Lih, Lars T. (2008) [2006]. Lenin Rediscovered: What is to be Done? in Context. Chicago: Haymarket Books. ISBN 978-1-931859-58-5.
- Lukács, Georg (1970) [1924]. Lenin: A Study on the Unity of his Thought. Diterjemahkan oleh Jacobs, Nicholas. Diakses tanggal 7 August 2016.
- Nimtz, August H. (2014). Lenin's Electoral Strategy from 1907 to the October Revolution of 1917: The Ballot, the Streets—or Both. New York: Palgrave Macmillan. ISBN 978-1-137-39377-7.
- Pannekoek, Anton (1938). Lenin as Philosopher. Diakses tanggal 16 August 2016.
- Payne, Robert (1967). The Life And Death of Lenin. Simon & Schuster.
- Ryan, James (2007). "Lenin's The State and Revolution and Soviet State Violence: A Textual Analysis". Revolutionary Russia. 20 (2): 151–172. doi:10.1080/09546540701633452.
- Sebestyen, Victor (2017). Lenin the Dictator: An Intimate Portrait. London: Weidenfeld & Nicolson. ISBN 978-1-47460-044-6.
- Service, Robert (1985). Lenin: A Political Life – Volume One: The Strengths of Contradiction. Indiana University Press. ISBN 978-0-253-33324-7.
- ⸻ (1991). Lenin: A Political Life – Volume Two: Worlds in Collision. Indiana University Press. ISBN 978-0-253-33325-4.
- ⸻ (1995). Lenin: A Political Life – Volume Three: The Iron Ring. Indiana University Press. ISBN 978-0-253-35181-4.
Pranala luar
Cari tahu mengenai Vladimir Lenin pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary | |
Gambar dan media dari Commons | |
Kutipan dari Wikiquote | |
Teks sumber dari Wikisource | |
Entri basisdata #Q1394 di Wikidata |
- Marx2Mao.org – Perpustakaan Internet Lenin
- Pidato Lenin (video) di YouTube – Pidato Lenin dengan teks bahasa Inggris
- Artikel tentang Lenin yang ditulis oleh Trotsky untuk Encyclopædia Britannica
- Lenin and the First Communist Revolutions
- Arsip Biografi Lenin, termasuk wawancara-wawancara dengan Lenin dan esai mengenai sang pemimpin
- Karya Vladimir Lenin di Project Gutenberg
- Karya oleh/tentang Vladimir Lenin di Internet Archive (pencarian dioptimalkan untuk situs non-Beta) (dengan kata kunci yang lebih sempit)
- Karya oleh/tentang Vladimir Lenin di Internet Archive (pencarian dioptimalkan untuk situs non-Beta) (dengan kata kunci yang lebih luas)
- Karya Vladimir Lenin di LibriVox (buku suara domain umum)
- Arsip Internet Lenin Marxists.org – Berbagai tulisan, biografi, dan banyak foto
- Lenin's Popularity Highest in Years on Revolutionary's 144th Birthday. The Moscow Times, 22 April 2014.
- The Lies We Tell About Lenin. Lars T. Lih. Jacobin. 23 July 2014.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Alexander Kerensky sebagai Ketua Menteri Pemerintahan Sementara Rusia |
Ketua Dewan Komisaris Rakyat Soviet Rusia 1917–1924 |
Diteruskan oleh: Aleksei Rykov |
Didahului oleh: Jabatan dibentuk |
Ketua Dewan Komisaris Rakyat Uni Soviet 1922–1924 |
Diteruskan oleh: Aleksei Rykov |
Jabatan militer | ||
Didahului oleh: Jabatan dibentuk |
Ketua Dewan Buruh dan Pertahanan 1918–1920 |
Diteruskan oleh: Sovnarkom |