Jalur kereta api lintas Jakarta

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api lintas Jakarta adalah jalur kereta api yang mengitari seluruh Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Semua jalur kereta api di lintas ini termasuk ke dalam Daerah Operasi I Jakarta. Jalur ini merupakan kumpulan dari banyak segmen jalur kereta api yang melayani berbagai jurusan di Jawa, menghubungkan Provinsi Banten dan Jawa Barat.

Lintas Jakarta
Ikhtisar
JenisJalur kereta api lintas utama
SistemJalur kereta api perkotaan
StatusBeroperasi
Stasiun11
Operasi
DibukaBervariasi, lihat di bawah.
PemilikDitjen KA, Kemenhub RI
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi I Jakarta
Data teknis
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi60 s.d. 90 km/jam
Peta rute
JICT (untuk Pelabuhan Tanjung Priok)
Jalan Tol Akses Tanjung Priok
Pasoso
Sungai Lagoa
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Tanjung Priuk Terminal Tanjung Priok
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Ancol
Jakarta Gudang
Jakarta Kota
Kampung Bandan
Jayakarta
Rajawali
Mangga Besar
Sawah Besar
Kemayoran
Juanda
Angke
Duri
Gambir Kereta Api Indonesia
Gondangdia
Tanah Abang
Cikini
Karet
Pasar Senen Kereta Api Indonesia Terminal Pasar Senen
Sudirman
Gang Sentiong
Mampang
Kramat
Terminal Manggarai Manggarai
Pondok Jati
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Grogol
Matraman
Pesing
Palmerah
Taman Kota
Kebayoran
Bojong Indah
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
ke Serpong
Rawa Buaya
Jatinegara Kereta Api Indonesia
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Kalideres
Cipinang
ke Tangerang
Klender
Depo KRL Bukit Duri
Buaran
Tebet
Klender Baru
Cawang
Cakung
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Duren Kalibata
ke Cikarang
Pasar Minggu Baru
Pasar Minggu Terminal Pasar Minggu
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Tanjung Barat
Lenteng Agung
Univ. Pancasila
ke Bogor/Nambo

Jalur ini melayani kereta api jarak jauh, kereta api jarak menengah, dan KRL Commuter Line Jabodetabek.

Sejarah

Jalur kereta api Batavia–Buitenzorg

Disebut-sebut sebagai jalur kereta api pertama di Batavia, jalur ini dibangun dan diresmikan oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij dan tepat dua tahun setelah jalur kereta api Samarang–Tangoeng pada tahun 1867.

Pembangunan jalur ini dimulai pada tanggal 15 Oktober 1869 dengan disaksikan secara langsung oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu, Mr. Pieter Mijer. Jalur ini dibangun oleh perusahaan Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij yang dinilai telah berhasil membangun Jalur kereta api Samarang-Tanggung pada tahun 1864-1867.[1]

Pembangunan jalur ini mengalami kendala karena masalah keuangan. Tahun 1870 proyek ini sempat macet, yaitu pada pengerjaan gelombang pertama. Pekerjaan ini dimulai dari 15 Oktober 1869 sampai Februari 1870 dimana selama kurun waktu itu jalur sepanjang 7.590 m untuk bagian Kleine Boom, Meester Cornelis sejauh 13.087 m, dan jalur sepanjang 18.730 m untuk bagian Bogor selesai dikerjakan. Pekerjaan kedua baru bisa dilaksanakan pada Juni 1870 sampai Juni 1871, yaitu jalur di Bogor sepanjang sekitar 9.270 m. Selanjutnya, pada Juni 1871 hingga Januari 1873 barulah seluruh proyek pembangunan jalur kereta api Batavia-Buitenzorg selesai, termasuk jalur Weltevreden–Meester Cornelis NIS (Stasiun Bukit duri) sampai ke Buitenzorg.[1] Sebagian besar stasiun di jalur ini masih aktif, dengan pengecualian Stasiun Kleine Boom, Stasiun Batavia, dan Stasiun Meester Cornelis NIS ditutup awal abad ke-20. Kemudian disusul Stasiun Pintu Air (Noordwijk) dan Stasiun Pegangsaan ditutup tahun 1981.

Trem Batavia

Jalur trem kuda pertama di Batavia diresmikan pada tanggal 10 April 1869 dan pada 1882 digantikan dengan trem uap.[2] Trem ini dioperasikan oleh Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM) yang kelak berganti nama menjadi Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij (NITM). Trem ini menggunakan lebar sepur 1.188 mm dan lokomotif uap menjadi lebih efisien karena dapat menyingkat waktu perjalanan.[3]

Peningkatan jalur trem Batavia terus dilakukan dengan mengganti trem uap menjadi trem listrik pada tahun 1899, dan pada tahun 1909 sudah mencapai 14 kilometer.[4] Trem listrik dioperasikan oleh perusahaan yang berbeda, yaitu Batavia Elektrische Tramweg Maatschappij (BETM). Kedua perusahaan ini kelak digabung pada tanggal 31 Juli 1930 sebagai Batavia Verkeers-Maatschappij (BVM)[5] Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, timbul ide untuk mengambil alih perusahaan BVM dan pada tahun 1957 dinasionalisasi menjadi Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). Walaupun diambil alih, PPD hanya mengoperasikan trem tersebut selama beberapa waktu dan dihapuskan karena dianggap tidak cocok dengan tata ruang kota besar.[6]

Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij

Pembangunan jalur kereta api lainnya juga dilakukan oleh Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij (BOSM). BOSM adalah perusahaan kereta api swasta dan mendapat konsesi izin pembangunan jalur kereta api di lintas Batavia Timur. BOSM membangun segmen jalur kereta api Batavia–Karawang yang mulai beroperasi pada tahun 1887.[7] Untuk menunjang operasional, BOSM mempunyai stasiun sendiri di Batavia, namanya Batavia BOSM.

Elektrifikasi jalur

Keterlibatan Staatsspoorwegen

Staatsspoorwegen mulai menanamkan pengaruhnya di Batavia sejak tahun 1880-an. Berawal dari pembangunan Stasiun Tanjung Priok lama; stasiun ini letaknya berbeda dengan stasiun yang sekarang. Stasiun Tanjung Priok Lama dahulu terletak persis di atas dermaga Pelabuhan Tanjung Priok. Stasiun ini selesai dibangun oleh Burgerlijke Openbare Werken pada 1883 dan baru pada tahun 1885 diresmikan pembukaannya bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Tanjung Priok.[8]

Pengelolaan stasiun dan jalur kereta api Sunda Kelapa–Tanjung Priok diserahkan kepada jawatan kereta api negara, Staatsspoorwegen (SS). Sampai dengan tahun 1900, dalam sehari tidak kurang dari 40 perjalanan kereta api rute Tanjung Priok - Batavia SS pp dan NISM serta Tanjung Priok–Kemayoran p.p.

Jalur kereta api BOSM (Batavia–Karawang) akhirnya diambil alih oleh Staatsspoorwegen pada tahun 1898.[9] Selanjutnya, pada tanggal 1 Oktober 1899, selesailah jalur kereta api yang dimulai dari Batavia menuju Tanahabang yang perkembangan selanjutnya diperpanjang hingga Rangkasbitung menuju Anyer Kidul pada tahun 1900.[10]

Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia.[11] Untuk penataan ulang stasiun di Batavia, sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.[12]

Pasca-kemerdekaan dan masa depan

Daftar segmen

Segmen aktif

  • Jakarta Kota–Angke–Duri–Tanahabang
  • Tanahabang–Manggarai
  • Jakarta Kota–Rajawali–Pasar Senen–Jatinegara (eks-BOSM)
  • Tanjung Priok–Jakarta Kota
  • Ancol–Rajawali
  • Percabangan ke arah Jakarta Gudang
  • Jakarta Kota–Manggarai (eks-NIS)

Segmen nonaktif

  • Lintas Salemba (Sentral):
    • Pegangsaan–Salemba
    • Tanahabang–Salemba
    • Salemba–Kramat
    • Salemba–Kramat Sentiong

Jalur terhubung

Lintas aktif

Jalur kereta api yang terhubung dengan lintas metropolitan ini adalah:

Lintas nonaktif

Layanan kereta api

Penumpang

Kereta api jarak jauh dan menengah

Barang

  • Angkutan peti kemas Tanjung Priok
  • Angkutan parcel/Overnight Services
  • Angkutan sepeda motor gratis khusus pemudik lebaran

Daftar stasiun

Segmen Jakarta Kota–Angke–Tanahabang

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 1 MerakAngke
Segmen RangkasbitungDuri
Diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1899
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta
0410 Tanahabang THB Jalan Jatibaru, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat km 6+925 +9 m Beroperasi  
0404 Duri DU Jalan Kali Anyar, Kali Anyar, Tambora, Jakarta Barat, 11310 km 3+293 lintas Angke-Tanahabang-Rangkasbitung-Merak
km 0+000 lintas Duri-Tangerang
- Beroperasi Berkas:Duri.JPG
Segmen DuriBatavia
Diresmikan pada tanggal 2 Januari 1899
0403 Angke AK Angke, Tambora, Jakarta Barat km 0+000 lintas Angke-Tanahabang-Rangkasbitung-Merak - Beroperasi Berkas:DSC00410.JPG
Pasar Pagi PPI Tidak beroperasi
0401 Kotainten KOI Tidak beroperasi
Kampung Bandan KPB Ancol, Pademangan, Jakarta Utara km 2+000 lintas Jakarta Kota-Kampung Bandan +2 m Beroperasi Berkas:Stasiun Kampung Bandan.jpg
420 Jakarta Kota JAKK Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat km 0+000 (pusat utama) +4 m Beroperasi  

Segmen Jakarta Kota–Tanjung Priok

Segmen Jakarta Kota–Manggarai

Segmen Tanahabang–Manggarai

Segmen Jakarta Kota–Rajawali

Segmen Manggarai–Jatinegara

Segmen Rajawali–Jatinegara

Cabang dari Kampung Bandan menuju Jakarta Gudang

Referensi

  1. ^ a b "Van Kleine Boom Naar Buitenzorg Via Meester Cornelis". Diakses tanggal 26 April 2010. 
  2. ^ Shahab, Alwi (2009). Batavia Kota Banjir. Jakarta: Penerbit Republika. 
  3. ^ "NITM". Diakses tanggal 20 Desember 2017. 
  4. ^ Mrázek, Rudolf (2006). Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 
  5. ^ Teuuwen, Dirk. "From horsepower to electrification: Tramways in Batavia-Jakarta 1869 – 1962" (PDF). Diakses tanggal 20 Desember 2017. 
  6. ^ Shahab, Alwi (2004). Saudagar Baghdad dari Betawi. Jakarta: Penerbit Republika. 
  7. ^ Simanjuntak, Truman; Handini, Retno; Riyanto, Sugeng (2016). Karawang dalam Lintasan Peradaban. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional/Penerbit Buku Obor. 
  8. ^ Murti Hariyadi, Ibnu (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT. Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 15 – 24. ISBN 978-602-18839-3-8. 
  9. ^ Pemerintah Hindia Belanda (1899). Staatssblad Ned. Indië over het jaar 1816. 
  10. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama verslag
  11. ^ Majalah KA Edisi Agustus 2014
  12. ^ Stasiun Batavia Selatan Genap 80 Tahun Kompas.com 23 Oktober 2009, diakses 2 November 2011.