Selandia Baru

negara di Oseania

Selandia Baru (dalam bahasa Maori disebut Aotearoa (KALIAN KAMI INCAR SALAM ANONIMOUS INDONESIAN); bahasa Inggris: New Zealand, bahasa Latin: Nova Zeelandia) adalah sebuah negara kepulauan di barat daya Samudera Pasifik; kira-kira 1.500 kilometer di tenggara Australia, di seberang Laut Tasman; dan kira-kira 1.000 kilometer di selatan negara-negara kepulauan Pasifik, yakni Kaledonia Baru, Fiji, dan Tonga. Negara ini terdiri dari dua pulau besar (Pulau Utara dan Pulau Selatan) dan beberapa pulau lainnya yang lebih kecil. Karena letaknya yang jauh, Selandia Baru merupakan kepulauan terakhir yang didiami oleh manusia.

Selandia Baru

New Zealand (Inggris)
Aotearoa (Māori)
Semboyan
Lagu kebangsaan
God Defend New Zealand
("Tuhan Lindungilah Selandia Baru")

Lagu kerajaan
God Save the King
("Tuhan Menjaga Sang Raja")
Lokasi Selandia Baru, termasuk pulau-pulau terpencil, klaim teritorialnya di Antartika, dan Tokelau
Lokasi Selandia Baru
Ibu kotaWellington
41°18′S 174°47′E / 41.300°S 174.783°E / -41.300; 174.783
Kota terbesarAuckland
36°51′S 174°46′E / 36.850°S 174.767°E / -36.850; 174.767
Bahasa resmi
Kelompok etnik
Agama
DemonimNew Zealander
Kiwi (tidak resmi)
PemerintahanKesatuan parlementer monarki konstitusional
• Monarki
Charles III
Cindy Kiro
Christopher Luxon
LegislatifParlemen
(DPR)
Kemerdekaan 
dari Inggris
6 Februari 1840
7 Mei 1856
• Dominion
26 September 1907
11 Desember 1931
(efektif sejak 25 November 1947)
Luas
 - Total
268,021 km2 (75)
 - Perairan (%)
1,6
Populasi
 - Perkiraan November 2024
5.470.890[2] (120)
 - Sensus Penduduk 2018
4.699.755[3]
19,1/km2 (167)
PDB (KKB)2022
 - Total
Kenaikan $261 miliar[4] (63)
Kenaikan $50.851[4] (32)
PDB (nominal)2022
 - Total
Kenaikan $242 miliar[4] (51)
Kenaikan $47.278[4] (23)
Gini (2022)Steady 30,0[5]
sedang
IPM (2021)Kenaikan 0,937[6]
sangat tinggi · 13
Mata uangDolar Selandia Baru (NZ$)
(NZD)
Zona waktuberagam
(UTC+12 sampai +13)
Format tanggaldd/mm/yyyy
Lajur kemudikiri
Kode telepon+64
Kode ISO 3166NZ
Ranah Internet.nz
Situs web resmi
www.govt.nz
  1. "God Save the Queen" secara resmi merupakan lagu kebangsaan tetapi umumnya hanya digunakan pada acara-acara agung dan upacara kematian. "Protocol for using New Zealand's National Anthems". Ministry for Culture and Heritage. Diakses tanggal 17 Februari 2008. 
  2. Bahasa Inggris adalah bahasa resmi de facto karena penggunaannya yang luas. New Zealand Government (21 Desember 2007). International Covenant on Civil and Political Rights Fifth Periodic Report of the Government of New Zealand (PDF) (Laporan). hlm. 89. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 Januari 2015. Diakses tanggal 18 November 2015. In addition to the Māori language, New Zealand Sign Language is also an official language of New Zealand. The New Zealand Sign Language Act 2006 permits the use of NZSL in legal proceedings, facilitates competency standards for its interpretation and guides government departments in its promotion and use. English, the medium for teaching and learning in most schools, is a de facto official language by virtue of its widespread use. For these reasons, these three languages have special mention in the New Zealand Curriculum. 
  3. Angka etnis menambah lebih dari 100% karena orang dapat memilih lebih dari satu kelompok etnis.
  4. Proporsi area Selandia Baru (tidak termasuk muara) yang ditutupi oleh sungai, danau, dan kolam, berdasarkan angka-angka dari Basis Data Penutupan Tanah Selandia Baru "The New Zealand Land Cover Database". New Zealand Land Cover Database 2. Ministry for the Environment. 1 Juli 2009. Diakses tanggal 26 April 2011. </ref> adalah (357526 + 81936) / (26821559 – 92499–26033 – 19216) = 1.6%. Jika muara air terbuka, hutan bakau, dan vegetasi salin herba ikut dihitung, angkanya menjadi 2,2%.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Selama masa terisolirnya yang panjang, di Selandia Baru berkembanglah suatu keanekaragaman hayati yang berbeda, baik itu tumbuhan maupun hewan. Yang paling terkenal adalah sejumlah besar spesies burung yang unik, banyak di antaranya punah setelah tibanya manusia, dan mamalia yang dibawaserta. Dengan iklim bahari yang sedang, daratan Selandia Baru sebagian besarnya ditutupi hutan. Topografi negara yang bervariasi, dan puncak-puncak gunungnya yang tajam sangat dipengaruhi oleh tonjolan tektonik tanah, dan letusan gunung berapi yang disebabkan oleh tumbukan lempeng Pasifik dan lempeng Indo-Australia di bawah permukaan bumi.

Bangsa Polinesia mendiami Selandia Baru pada tahun 1250–1300 Masehi, dan membangun kebudayaan Māori yang berbeda, dan orang Eropa mulai merintis hubungan dengan mereka pada tahun 1642 Masehi. Pengenalan kentang dan senapan lontak telah memicu pergolakan di antara sesama Suku Māori pada permulaan abad ke-19, yang mengarah pada Peperangan Senapan antarsuku. Pada tahun 1840 Britania, dan Māori menandatangani Perjanjian Waitangi yang menjadikan Selandia Baru sebagai jajahan Imperium Britania. Jumlah imigran menaik tajam, dan berbagai konflik mengarah pada Peperangan Selandia Baru, yang berakibat pada diambilalihnya tanah Māori di tengah Pulau Utara. Kelesuan ekonomi diikuti oleh beberapa periode reformasi politik, dengan diberikannya hak bersuara kepada perempuan pada dasawarsa 1890-an, dan sebuah negara kesejahteraan dikembangkan sejak dasawarsa 1930-an. Setelah Perang Dunia II, Selandia Baru menggabungi Australia, dan Amerika Serikat di dalam perjanjian keamanan ANZUS, meskipun Amerika Serikat, hingga tahun 2010, membekukan perjanjian itu setelah Selandia Baru melarang persenjataan nuklir. Selandia Baru adalah bagian dari kerja sama intelijen di antara negara-negara berbahasa Inggris, Perjanjian UKUSA. Orang Selandia Baru menikmati salah satu standar hidup tertinggi di dunia pada dasawarsa 1950-an, tetapi mengalami kejatuhan yang mendalam pada dasawarsa 1970-an, diperburuk oleh krisis minyak dan masuknya Britania Raya ke dalam Komunitas Ekonomi Eropa. Negara ini kemudian menjalani perubahan ekonomi besar pada dasawarsa 1980-an, yang mengubahnya dari ekonomi proteksionistis menjadi ekonomi perdagangan bebas yang liberal. Pasar untuk ekspor produk pertanian Selandia Baru telah didiversifikasi secara luas sejak dasawarsa 1970-an, dengan ekspor wol yang pernah mendominasi digantikan oleh produk peternakan, daging, dan minuman anggur.

Mayoritas penduduk Selandia Baru adalah keturunan bangsa-bangsa dari Eropa; pribumi Māori adalah minoritas terbesar, diikuti oleh orang Asia, dan orang Polinesia non-Māori. Bahasa Inggris, Bahasa Māori, dan Bahasa Isyarat Selandia Baru adalah bahasa-bahasa resmi, dengan Bahasa Inggris yang mendominasi. Sebagian besar budaya Selandia Baru diturunkan dari Māori, dan pemukim dini asal Britania. Seni Eropa mula-mula didominasi oleh pemandangan alam, dan juga potret Māori yang lebih minim kadarnya. Sebuah kebangkitan baru budaya Māori telah menyebabkan seni-seni tradisional mereka berupa seni ukir/pahat, seni anyam/tenun, dan seni rajah menjadi lebih mengemuka. Banyak seniman kini memadukan teknik-teknik Māori, dan Barat untuk menghasilkan bentuk seni yang unik. Budaya negara ini juga telah diperluas melalui globalisasi, dan telah menaikkan angka imigrasi dari Kepulauan Pasifik, dan Asia. Pelataran alam Selandia Baru yang beraneka ragam menyediakan banyak peluang bagi penikmat keadaan luar rumah, dan telah menyediakan latar belakang bagi sejumlah film berbiaya besar.

Selandia Baru adalah negara demokrasi parlementer dan sebuah wilayah Persemakmuran Britania (Commonwealth Realm). Selandia Baru dibagi ke dalam 11 dewan regional dan 67 otoritas teritorial untuk tujuan pemerintahan daerah; sistem ini memiliki kadar otonomi yang lebih rendah daripada sistem provinsi yang sudah tidak digunakan lagi. Secara nasional, kekuasaan politik eksekutif dijalankan oleh kabinet, yang dikepalai oleh perdana menteri. Ratu Elizabeth II adalah kepala negara dan karena ketidakhadirannya sang ratu diwakili oleh gubernur jenderal. Alam Selandia Baru milik ratu adalah meliputi juga Tokelau (sebuah wilayah dependensi); Kepulauan Cook dan Niue (memerintah-sendiri tetapi dalam asosiasi bebas); dan Dependensi Ross, yang merupakan klaim wilayah di Antartika. Selandia Baru adalah anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik, Negara-Negara Persemakmuran, Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi, Forum Kepulauan Pasifik, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Etimologi

 
Sebuah rincian dari peta tahun 1657 yang menunjukkan pesisir barat "Nova Zeelandia"

Aotearoa (seringkali diterjemahkan sebagai "tanah berawan putih panjang")[7] adalah nama Māori untuk Selandia Baru, dan juga digunakan dalam Bahasa Inggris Selandia Baru. Tidak diketahui apakah Māori punya nama untuk seluruh wilayah negara ini sebelum tibanya orang Eropa, jelas bahwa pada mulanya Aotearoa hanya merujuk Pulau Utara.[8] Abel Tasman melihat Selandia Baru pada tahun 1642, dan menyebutnya Staten Landt, dengan anggapan bahwa wilayah ini terhubung dengan daratan besar yang bernama sama di ujung selatan Amerika Selatan.[9] Pada tahun 1645 para kartografer Belanda mengubah namanya menjadi Nova Zeelandia, diambil dari nama salah satu provinsi Belanda, Zeeland.[10][11] Penjelajah asal Britania James Cook kemudian menginggriskan nama tersebut menjadi "New Zealand", atau Selandia Baru dalam bahasa Indonesia.[n 1]

Māori punya beberapa nama tradisional untuk dua pulau besar, termasuk Te Ika-a-Māui (ikan Māui) untuk Pulau Utara, dan Te Wai Pounamu (perairan batu hijau) atau Te Waka o Aoraki (kano Aoraki) untuk Pulau Selatan.[12] Peta-peta dini Eropa menamai pulau-pulau Utara (Pulau Utara), Tengah (Pulau Selatan), dan Selatan (Pulau Stewart / Rakiura).[13] Peta-peta dari tahun 1830 mulai menggunakan Utara, dan Selatan untuk membedakan dua pulau terbesar, dan mulai tahun 1907 penyebutan ini mulai menjadi kaidah yang diterima luas.[14] Badan Geografi Selandia Baru pada tahun 2009 menemukan bahwa nama-nama Pulau Utara, dan Pulau Selatan tidak pernah diformalkan, tetapi sekarang perencanaan ke arah sana mulai dilakukan.[15] Badan ini juga memperhatikan nama-nama Māori yang sesuai,[16] dengan Te Ika-a-Māui dan Te Wai Pounamu sebagai dua pilihan yang paling mungkin menurut kepala Komisi Bahasa Māori.[17]

Sejarah

 
Suku Māori sangat mungkin merupakan keturunan orang yang beremigrasi dari Taiwan ke Melanesia dan kemudian berlayar ke timur melalui Kepulauan Masyarakat. Setelah berhenti sementara dari 70 sampai 265 tahun, gelombang baru penjelajahan mengarah pada penemuan dan pendudukan Selandia Baru.[18]

Selandia Baru adalah salah satu daratan utama terakhir yang dimukimi manusia. Penanggalan radiokarbon, bukti dari penggundulan hutan[19] dan keanekaragaman DNA mitokondria di dalam populasi Māori[20] menduga Selandia Baru pertama didiami oleh orang Polinesia Timur antara tahun 1250 sampai 1300,[12][21] menyimpulkan sederetan perjalanan panjang melalui kepulauan Pasifik selatan.[22] Selama berabad-abad kemudian para pemukim ini mengembangkan budaya yang berbeda yang dikenal sebagai Māori. Populasi terbagi dua menjadi iwi (suku) dan hapū (sub-suku) yang akan bekerja sama, bersaing, dan kadang-kadang saling berperang. Pada beberapa periode, sekelompok Māori bermigrasi ke Kepulauan Chatham (yang mereka sebut Rēkohu), di mana mereka mengembangkan budaya Moriori yang berbeda.[23][24] Populasi Moriori berkurang drastis antara tahun 1835 sampai 1862, terutama disebabkan oleh penyerangan, dan perbudakan oleh Māori, meskipun penyakit-penyakit yang dibawaserta orang Eropa juga ikut berperan. Pada tahun 1862 hanya 101 jiwa yang selamat, dan yang terakhir dikenal berdarah Moriori sepenuhnya meninggal pada tahun 1933.[25]

Orang Eropa pertama yang diketahui mencapai Selandia Baru adalah penjelajah Belanda, Abel Tasman dan para awak kapalnya pada tahun 1642.[26] Dalam sebuah pertemuan yang menegangkan, empat awak kapal terbunuh, dan paling sedikit seorang Māori terpukul oleh canister shot.[27] Orang Eropa tidak mengunjungi lagi Selandia Baru sampai tahun 1769 ketika penjelajah Britania, James Cook, memetakan hampir semua pesisirnya.[26] Setelah Cook, Selandia Baru dikunjungi oleh beberapa kapal pemburu paus, pemburu anjing laut, dan kapal dagang Eropa, dan Amerika Utara. Mereka menjual makanan, peralatan logam, persenjataan, dan barang-barang lain untuk memperoleh damar, artefak, air, dan jasa seks.[28] Kentang dan senapan lontak yang diperkenalkan telah mengubah pertanian, dan peperangan Māori. Kentang menyediakan surplus makanan yang andal, yang memungkinkan kampanye militer lebih panjang, dan berkelanjutan.[29] Perang senapan antar-suku telah mencapai 600 pertempuran antara tahun 1801 sampai 1840, dan telah menewaskan 30.000–40.000 Māori.[30] Sejak awal abad ke-19, misionaris Kristen mulai menetap di Selandia Baru, dan berjaya mengubah keyakinan sebagian besar populasi Māori.[31] Populasi Māori berkurang hingga menjadi 40 persen dari keadaan sebelum pertemuan dengan orang Eropa pada abad ke-19; penyakit-penyakit yang dibawaserta oleh orang Eropa telah menjadi faktor utama.[32]

 
Lembaran Waitangi dari Perjanjian Waitangi

Pemerintah Britania mengangkat James Busby sebagai Residen Britania untuk Selandia Baru pada tahun 1832[33] dan pada tahun 1835, setelah pengumuman rencana permukiman orang Prancis oleh Charles de Thierry, Persekutuan Suku-Suku di Selandia Baru secara samar-samar mengirimkan Deklarasi Kemerdekaan Selandia Baru kepada Raja William IV dari United Kingdom untuk meminta perlindungan.[33] Kerusuhan yang tengah terjadi, dan kedudukan hukum Deklarasi Kemerdekaan yang diragukan telah mendorong Kementerian Kolonial mengirimkan Kapten William Hobson untuk mendaku kedaulatan bagi Mahkota Britania, dan merundingkan sebuah perjanjian dengan Māori.[34] Perjanjian Waitangi kali pertama ditandatangani di Bay of Islands pada tanggal 6 Februari 1840.[35] Sebagai respons terhadap upaya Perusahaan Selandia Baru yang berjalan komersial untuk mendirikan permukiman mandiri di Wellington[36] dan para pemukim Prancis yang "membeli" tanah di Akaroa,[37] Hobson mendeklarasikan kedaulatan Britania ke atas semua wilayah Selandia Baru pada tanggal 21 Mei 1840, meskipun salinan-salinan Perjanjian masih beredar.[38] Dengan ditandatanganinya Perjanjian, dan deklatasi kedaulatan, banyaknya imigran, khususnya dari United Kingdom, mulai bertambah.[39]

Selandia Baru, mulanya bagian dari koloni New South Wales, menjadi koloni mahkota terpisah pada tahun 1841.[40] Koloni ini memperoleh pemerintahan representatif pada tahun 1852 dan Parlemen Pertama pada tahun 1854.[41] Pada tahun 1856 koloni ini secara efektif memerintah-sendiri, memikul tanggung jawab terhadap semua urusan domestik selain dari kebijakan asli. (Kendali atas kebijakan asli diberikan pada pertengahan dasawarsa 1860-an.)[41] Setelah memperhatikan bahwa Pulau Selatan boleh jadi membentuk koloni terpisah, perdana menteri Alfred Domett mengeluarkan resolusi untuk memindahkan ibu kota dari Auckland ke sebuah lokalitas di dekat Selat Cook.[42] Wellington dipilih atas pertimbangan pelabuhannya, dan lokasinya yang berada di tengah, dengan parlemen yang secara resmi berkedudukan di sana untuk kali pertama pada tahun 1865. Karena jumlah imigran bertambah, konflik atas lahan telah memicu Perang Selandia Baru pada dasawarsa 1860-an, dan 1870-an, yang berujung pada bergantinya sebagian besar kepemilikan tanah Māori.[43] Pada tahun 1893 negara ini menjadi yang pertama di dunia yang memberikan semua hak perempuan untuk memilih[44] dan pada tahun 1894 merintis adopsi sengketa wajib antara buruh dan uni.[45]

Pada tahun 1907, atas permintaan Parlemen Selandia Baru, Raja Edward VII memproklamasikan Selandia Baru sebagai sebuah dominion di lingkungan Imperium Britania, yang mencerminkan statusnya sebagai satuan politik yang memerintah-secara-mandiri. Pada tahun 1947 negara ini mengadopsi Statuta Westminster, yang menegaskan bahwa Parlemen Britania tidak dapat lagi menyusun perundang-undangan untuk Selandia Baru tanpa persetujuan Selandia Baru.[41] Selandia Baru terlibat dalam urusan-urusan dunia, berjuang bersama-sama pihak Imperium Britania di dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II[46] dan ikut menderita sepanjang Depresi Besar.[47] Depresi ini ikut menjadi penyebab bagi terpilihnya pemerintah buruh pertama dan didirikannya negara kesejahteraan yang menyeluruh, dan ekonomi proteksionis.[48] Selandia Baru mengalami kesejahteraan yang membaik setelah Perang Dunia II[49] dan Māori mulai meninggalkan kehidupan perdesaan tradisional mereka, dan berpindah ke kota-kota untuk mendapatkan pekerjaan.[50] Sebuah gerakan protes Māori merebak, yang mengkritisi Erosentrisme dan berjuang demi pengakuan yang lebih besar atas budaya Māori dan Perjanjian Waitangi.[51] Pada tahun 1975, sebuah Tribunal Waitangi dibentuk untuk menyelidiki dugaan pelanggaran terhadap Perjanjian Waitangi, dan tribunal ini dibolehkan untuk menyelidiki keluhan-keluhan sejarah pada tahun 1985.[35] Pemerintah telah merundingkan berbagai ganti rugi, dan keberatan ini dengan banyak iwi, meskipun pendakuan Māori atas tepi pantai, dan dasar laut terbukti kontroversial pada dasawarsa 2000-an.

Politik

 
John Key, Perdana Menteri Selandia Baru sejak tahun 2008.

Pemerintahan

Selandia Baru adalah monarki konstitusional dengan demokrasi parlementer,[52] meskipun konstitusinya tidaklah tertulis.[53] Ratu Elizabeth II adalah kepala negara yang diberi gelar Ratu Selandia Baru.[54] Ratu diwakili oleh Gubernur Jenderal,[55] yang ditunjuk oleh Ratu atas nasihat Perdana Menteri.[56] Gubernur Jenderal dapat menjalankan hak prerogatif mahkota (seperti meninjau kasus-kasus ketidakadilan, dan mengangkat Dewan Menteri (kabinet), duta besar, dan pejabat publik penting lainnya)[57] dan dalam situasi yang langka, kekuasaan cadangan (kekuasaan untuk memberhentikan Perdana Menteri, membubarkan Parlemen, atau menolak Persetujuan Kerajaan atas sebuah rancangan undang-undang menjadi undang-undang).[58] Kekuasaan Ratu, dan Gubernur Jenderal dibatasi oleh kekakuan konstitusional, dan mereka biasanya tidak dapat dijalankan tanpa nasihat dari Kabinet.[58][59]

Ratu dan perwakilannya, Gubernur Jenderal

Parlemen Selandia Baru memegang kekuasaan legislatif dan terdiri dari Yang Berdaulat (diwakili oleh Gubernur Jenderal) dan Dewan Perwakilan Rakyat.[59] Parlemen juga pernah meliputi sebuah majelis tinggi, Dewan Legislatif, hingga dewan ini dihapuskan pada tahun 1950.[59] Kedudukan tertinggi Parlemen berada pada Yang Berdaulat, dan berada di Inggris menurut Bill of Rights 1689 dan telah diratifikasi sebagai undang-undang di Selandia Baru.[59] Dewan Perwakilan Rakyat dipilih secara demokratis, dan Pemerintah dibentuk dari partai atau koalisi yang menguasai mayoritas kursi di dewan.[59] Jika tidak ada mayoritas yang terbentuk, maka sebuah pemerintahan minoritas dapat dibentuk jika dukungan dari partai-partai lain pada saat pemungutan suara kepercayaan dan kesediaan terjamin. Gubernur Jenderal menunjuk menteri-menteri di bawah saran dari Perdana Menteri, yang berdasarkan konvensi merupakan pemimpin parlemen koalisi atau partai yang memerintah.[60] Kabinet, yang terdiri dari para menteri, dan dipimpin oleh Perdana Menteri, adalah badan pembuat kebijakan tertinggi di dalam pemerintahan, dan bertanggung jawab untuk menentukan tindakan-tindakan pemerintah yang signifikan.[61] Berdasarkan konvensi, para anggota kabinet terikat oleh tanggung jawab kolektif atas semua keputusan yang dibuat oleh kabinet.[62]

Para hakim, dan pejabat peradilan diangkat secara non-politis, dan di bawah aturan yang ketat menyangkut masa jabatan untuk membantu memelihara independensi-konstitusionalnya dari pemerintah.[53] Secara teoretis, keadaan ini memungkinkan peradilan menafsirkan undang-undang hanya berdasarkan legislasi yang diberlakukan Parlemen tanpa pengaruh-pengaruh lain pada saat membuat keputusan.[63] Dewan Penasihat di London merupakan pengadilan banding puncak negara ini sampai tahun 2004, ketika ia digantikan oleh Mahkamah Agung Selandia Baru. Peradilan, dikepalai oleh Hakim Agung,[64] meliputi Pengadilan Banding, Pengadilan Tinggi, dan pengadilan-pengadilan bawahannya.[53]

 
Gedung "Sarang Lebah" milik Pemerintah Selandia Baru dan Gedung Parlemen (kanan), di Wellington

Hampir semua pemilihan umum parlemen antara tahun 1853 sampai tahun 1996 diselenggarakan di bawah sistem pemungutan suara first past the post (pemegang suara terbanyak adalah yang menjadi pemenang).[65] Pemilihan umum sejak tahun 1930 telah didominasi oleh dua partai politik, Partai Nasional dan Partai Buruh.[65] Sejak tahun 1996, sebuah bentuk representasi proporsional yang disebut representasi proporsional campuran (MMP) telah digunakan.[53] Di bawah sistem MMP setiap orang memiliki dua suara; satu untuk 70 kursi daerah pemilihan (termasuk 7 yang dicadangkan untuk Māori),[66] dan satu lagi untuk partai. Lima puluh kursi sisanya ditetapkan sehingga perwakilan di parlemen mencerminkan suara partai, meskipun sebuah partai harus memenangi satu kursi daerah pemilihan atau 5 persen dari keseluruhan suara partai sebelum partai itu memenuhi syarat untuk mendapatkan kursi ini.[67] Antara bulan Maret 2005, dan bulan Agustus 2006 Selandia Baru menjadi satu-satunya negara di dunia di mana semua jabatan tertingginya (Kepala Negara, Gubernur Jenderal, Perdana Menteri, Ketua DPR dan Ketua Mahkamah Agung) semuanya dipegang oleh perempuan.[68]

Selandia Baru dikenal sebagai salah satu negara paling stabil, dan diperintah dengan sangat baik di dunia.[69] Pada tahun 2011, negara ini menempati peringkat ke-5 dalam hal kekuatan lembaga-lembaga demokrasinya[70] dan peringkat pertama dalam hal transparansi pemerintahan, dan paling tidak korup.[71] Selandia Baru memiliki angka partisipasi warga negara yang tinggi, dengan 79% pemilik suara ikut serta dalam pemilihan umum terkini, dibanding rata-rata OECD sebesar 72%. Lebih jauh lagi, 67% warga Selandia Baru berkata bahwa mereka percaya akan lembaga-lembaga politiknya, jauh lebih tinggi daripada rata-rata OECD sebesar 56%.[72]

Militer dan hubungan internasional

Selandia Baru pada masa kolonial awal membolehkan Pemerintah Britania untuk menentukan perdagangan internasional, dan bertanggung jawab untuk kebijakan luar negeri.[73] Konferensi Imperial tahun 1923, dan 1926 memutuskan bahwa Selandia Baru harus diizinkan untuk merundingkan perjanjian politiknya, di mana perjanjian perdagangan dengan Jepang pada tahun 1928 menjadi kesuksesan pertamanya. Meskipun independensi ini, Selandia Baru dengan ikhlas mengikuti Britania dalam deklarasi perang terhadap Jerman pada tanggal 3 September 1939, yang diperkuat oleh pernyataan Perdana Menteri Michael Savage, "Ke mana ia (Britania) pergi, kami mengikutinya; di mana ia (Britania) berdiri, di sanapun kami berdiri."[74]

 
Batalion Māori haka di Mesir, 1941.

Pada tahun 1951 United Kingdom semakin berfokus pada kepentingan-kepentingannya di Eropa,[75] sementara itu Selandia Baru bergabung dengan Australia dan Amerika Serikat dalam perjanjian keamanan ANZUS.[76] Pengaruh Amerika Serikat terhadap Selandia Baru melemah setelah serangkaian protes mengenai Perang Vietnam,[77] penolakan Amerika Serikat untuk menegur Prancis setelah tenggelamnya kapal Rainbow Warrior,[78] ketidaksetujuan akan isu-isu lingkungan, dan pertanian, dan kebijakan zona bebas nuklir Selandia Baru.[79][80] Meskipun Amerika Serikat menangguhkan kewajibannya terhadap ANZUS, perjanjian ini masih berpengaruh bagi Selandia Baru, dan Australia, yang kebijakan luar negerinya mengikuti tren sejarah yang serupa.[81] Hubungan politis yang dekat masih dipelihara kedua-dua negara ini, dengan sebuah perjanjian perdagangan bebas (Closer Economic Relations) dan peraturan kunjungan yang membolehkan warga kedua-dua negara ini berkunjung, menetap, dan bekerja di Australia maupun Selandia Baru tanpa batasan.[82] Kini lebih dari 500.000 warga Selandia Baru menetap di Australia, dan sebaliknya 65.000 warga Australia menetap di Selandia Baru.[82]

Selandia Baru memiliki keujudan yang kuat di antara negara-negara di Kepulauan Pasifik. Sebuah proporsi bantuan yang besar dari Selandia Baru mengalir ke negara-negara ini, dan banyak orang Pasifik yang bermigrasi ke Selandia Baru untuk mendapatkan pekerjaan.[83] Migrasi permanen diatur dalam Skema Kuota Samoa tahun 1970 dab Kategori Akses Pasifik tahun 2002, yang membolehkan sampai 1.100 jiwa berkebangsaan Samoa, dan sampai 750 jiwa warga Kepulauan Pasifik lainnya yang boleh menjadi warga permanen Selandia Baru tiap tahunnya. Sebuah skema pekerja musiman untuk migrasi sementara telah diperkenalkan pada tahun 2007, dan pada tahun 2009 kira-kira 8.000 warga Kepulauan Pasifik bekerja di bawah peraturan ini.[84] Selandia Baru terlibat dalam Forum Kepulauan Pasifik, APEC, dan Forum Regional ASEAN (termasuk Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur).[82] Selandia Baru adalah juga anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa,[85] Negara-Negara Persemakmuran,[86] OECD[87], dan Five Powers Defence Arrangements.[88]

 
Infanteri dari Batalion 2, Resimen Auckland, dalam Pertempuran Somme, September 1916.

Tentara Pertahanan Selandia Baru memiliki tiga cabang: Angkatan Laut Selandia Baru, Angkatan Darat Selandia Baru, dan Angkatan Udara Selandia Baru.[89] Keperluan pertahanan nasional Selandia Baru adalah sederhana, karena kecilnya kemungkinan untuk diserang secara langsung,[90] meskipun Selandia Baru memiliki keujudan global. Negara ini ikut berjuang dalam dua perang dunia, dengan kampanye yang terkenal di Gallipoli, Kreta,[91] El Alamein[92], dan Cassino.[93] Kampanye Gallipoli memainkan babak yang penting dalam memelihara identitas nasional Selandia Baru[94][95] dan memperkuat tradisi ANZAC bersama-sama Australia.[96] Menurut Mary Edmond-Paul, "Perang Dunia I telah meninggalkan bekas luka pada masyarakat Selandia Baru, dengan hampir 18.500 jiwa yang tewas sebagai akibat perang, lebih dari 41.000 terluka, dan yang lainnya mengalami guncangan emosi, di luar pasukan tempur yang ditempatkan di seberang lautan sebanyak 103.000, sementara keseluruhan populasi hanya sejuta jiwa atau sedikit lebih banyak dari itu."[97] Selandia Baru juga memainkan peran kunci dalam Pertempuran Sungai Plate[98] dan kampanye udara dalam Pertempuran Britania.[99][100] Selama Perang Dunia II, Amerika Serikat memiliki lebih dari 400.000 personel militer yang ditempatkan di Selandia Baru.[101]

Selain Perang Vietnam, dan dua perang dunia, Selandia Baru juga bertempur dalam Perang Korea, Perang Boer Kedua,[102] Kedaruratan Malaya,[103] Perang Teluk dan Perang Afganistan. Selandia Baru juga berperan dalam beberapa misi pemeliharaan perdamaian regional, dan global, seperti di Siprus, Somalia, Bosnia-Herzegovina, Sinai, Angola, Kamboja, perbatasan Iran–Irak, Bougainville, Timor Timur, dan Kepulauan Solomon.[104] Selandia Baru juga mengirimkan satu unit insinyur angkatan darat untuk membantu membangun kembali infrastruktur Irak selama setahun pada Perang Irak.

Selandia Baru menempati peringkat ke-8 dalam Indeks Komitmen untuk Pembangunan tahun 2011 dari Pusat untuk Pembangunan Global, yang memeringkat negara-negara paling maju di dunia dalam dedikasinya untuk kebijakan-kebijakan yang menguntungkan negara-negara miskin.[105] Selandia baru dipandang sebagai negara paling damai kedua di dunia menurut Indeks Kedamaian Global pada tahun 2012.[106]

Pemerintahan daerah dan teritorial eksternal

 
Alam Selandia Baru.

Pendatang dini dari Eropa membagi-bagi Selandia Baru ke dalam beberapa provinsi, yang menikmati taraf otonomi tinggi.[107] Karena adanya tekanan keuangan, dan keinginan untuk mengkonsolidasi rel kereta api, pendidikan, penjualan tanah, dan kebijakan-kebijakan lainnya, pemerintah kemudian mensentralisasi provinsi-provinsi ini dengan menghapuskannya pada tahun 1876.[108] Hasilnya, Selandia Baru kini tidak memiliki entitas subnasional yang terpisah-pisah. Keberadaan provinsi-provinsi ini masih membekas, dan dikenang dalam hari ulang tahun provinsi[109] dan persaingan keolahragaan.[110]

Sejak tahun 1876, berbagai dewan telah memerintah daerah-daerah lokal di bawah legislasi yang ditentukan oleh pemerintah pusat.[107][111] Pada tahun 1989, pemerintah menata ulang pemerintahan daerah ke dalam struktur dua-jenjang, yakni dewan regional dan otoritas teritorial.[112] 249 munisipalitas[112] yang wujud pada tahun 1975 kini telah dikonsolidasi menjadi 67 otoritas teritorial, dan 11 dewan regional.[113] Peran dewan regional adalah untuk mengatur "lingkungan alami dengan penekanan khusus berdasarkan pengelolaan sumber daya alam",[112] sementara otoritas teritorial bertanggung jawab untuk mengurus persampahan, dan limbah, air, jalan lokal, perizinan bangunan, dan urusan-urusan lokal lainnya.[114] Lima dari dewan teritorial yang ada adalah berupa otoritas kesatuan dan juga bertindak sebagai dewan regional.[115] Otoritas teritorial terdiri dari 13 dewan kota, 53 dewan distrik, dan Dewan Kepulauan Chatham. Meskipun secara resmi Dewan Kepulauan Chatham bukan merupakan otoritas kesatuan, dewan ini memikul banyak fungsi yang biasa dimiliki sebuah dewan distrik.[116]

Alam Selandia Baru adalah salah satu dari 16 alam di dalam persemakmuran[117][118] dan terdiri dari Selandia Baru, Tokelau, Dependensi Ross, Kepulauan Cook, dan Niue.[118] Kepulauan Cook, dan Niue adalah negara-negara yang berpemerintahan-mandiri di dalam asosiasi bebas bersama Selandia Baru.[119][120] Parlemen Selandia Baru tidak dapat mengesahkan legislasi untuk negara-negara ini, tetapi dengan persetujuan negara tersebut Selandia Baru dapat bertindak untuk urusan luar negeri, dan pertahanan. Tokelau adalah teritorial yang tidak berpemerintahan-mandiri yang menggunakan bendera, dan lagu kebangsaan Selandia Baru, tetapi dikelola oleh suatu dewan yang terdiri dari tiga orang tetua (masing-masing satu dari tiap-tiap atol Tokelau).[121][122] Dependensi Ross adalah pendakuan teritorial Selandia Baru di Antartika, di mana dependensi ini mengoperasikan fasilitas penelitian Basis Scott.[123] Undang-undang kewarganegaraan Selandia Baru memperlakukan semua bagian alam Selandia Baru dengan setara, sehingga sebagian besar orang yang dilahirkan di Selandia Baru, Kepulauan Cook, Niue, Tokelau, dan Dependensi Ross sebelum tahun 2006 merupakan warga negara Selandia Baru. Persyaratan tambahan berlaku untuk mereka yang lahir pada tahun 2006 atau lebih terkemudian.[124]

Lingkungan

Geografi

  Lihat pula: Atlas Selandia Baru di Wikimedia Commons
 
Alpen Selatan yang ditutupi salju mendominasi Pulau Selatan, sedangkan Semenanjung Auckland Utara di Pulau Utara membentang ke arah subtropika.
 
Gunung Taranaki di Pulau Utara.

Selandia Baru terdiri dari dua pulau utama, dan sejumlah pulau yang lebih kecil, terletak di dekat pusat belahan lautan. Pulau Utara dan Pulau Selatan dipisahkan oleh Selat Cook, selebar 22 kilometer di celah tersempitnya.[125] Di samping Pulau Utara, dan Pulau Selatan, lima pulau terbesar yang dihuni adalah Pulau Stewart, Pulau Chatham, Pulau Great Barrier (di Teluk Hauraki),[126] Pulau d'Urville (di Marlborough Sounds)[127] dan Pulau Waiheke (kira-kira 22 kilometer dari Auckland tengah).[128] Pulau-pulau negara ini terletak di antara 29° LS sampai 53° LS, dan 165° BT sampai 176° BT.

Selandia Baru memiliki panjang (lebih dari 1.600 kilometer membujur dari utara ke selatan) dan memiliki lebar maksimum 400 kilometer melintang dari barat ke timur,[129] dengan garis pantai sepanjang kira-kira 15.134 kilometer[130] dan total luas daratan seluas 268.021 kilometer persegi[131] Karena pulau-pulau luarnya yang terpisah jauh, dan garis pantainya yang panjang, negara ini memiliki sumber daya kelautan yang melimpah. Zona Ekonomi Eksklusif-nya, merupakan salah satu yang terluas di dunia, meliputi lebih dari 15 kali lipat luas daratannya.[132]

Pulau Selatan adalah pulau yang terbesar di Selandia Baru, dan terbagi membujur oleh Alpen Selatan di tengah-tengahnya.[133] Terdapat 18 puncak gunung yang lebih tinggi dari 3.000 meter di atas permukaan laut, yang tertinggi adalah Gunung Cook/Aoraki setinggi 3.754 kilometer di atas permukaan laut.[134] Pegunungan Fiordland yang curam, dan fyord yang dalam adalah prasasti bagi proses glasiasi besar pada zaman es di tepi barat daya Pulau Selatan.[135] Pulau Utara tidak terlalu bergunung-gunung, tetapi ditandai oleh banyak gunung api.[136] Zona Vulkanik Taupo yang sangat aktif telah membentuk dataran tinggi vulkanik yang besar, yang diselingi oleh gunung tertinggi di Pulau Utara, Gunung Ruapehu (2.797 meter di atas permukaan laut). Dataran tinggi ini juga menjadi tempat bagi danau terbesar di negara ini, Danau Taupo,[137] yang terletak di kaldera salah satu supervolcano yang paling aktif di dunia.[138]

 
Taman Nasional Abel Tasman di Pulau Selatan.

Negara ini memiliki topografi yang bervariasi, dan bahkan mungkin kedaruratannya di atas banyak gelombang, hingga perbatasannya yang dinamis, ia mengangkang di antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia.[139] Selandia Baru adalah bagian dari Benua Selandia, sebuah pecahan benua, hampir separo ukuran Australia, yang secara bertahap tenggelam setelah terpisah dari adibenua Gondwana.[140] Kira-kira 25 juta tahun lalu, sebuah pergeseran tektonik lempeng mulai meliukkan dan meremas kawasan ini. Sebagian besar bukti yang kini berada di Alpen Selatan dibentuk oleh pemampatan kerak di sisi Sesar Alpen. Di tempat lainnya, perbatasan lempeng melibatkan subduksi satu lempeng di bawah lempeng lainnya, menghasilkan Palung Puysegur di selatan, Palung Hikurangi di timur Pulau Utara, dan Palung Kermadec dan Palung Tonga[141] di utara jauh.[139]

Iklim

Selandia Baru beriklim lautan yang sedang dengan suhu rata-rata tahunan berkisar antara 10 °C di selatan sampai 16 °C di utara.[142] Maksima dan minima yang pernah dicatat adalah 42,4 °C di Rangiora, Canterbury dan −25,6 °C di Ranfurly, Otago.[143] Kondisi sangatlah bervariasi dari satu region ke region lainnya, dari yang sangat basah di Pesisir Barat Pulau Selatan sampai yang hampir semi-gersang di Otago Tengah dan Cekungan Mackenzie di Pedalaman Canterbury, dan subtropis di Semenanjung Auckland Utara.[144] Di antara tujuh kota terbesar, Christchurch adalah yang paling kering, rata-rata hanya menerima 640 milimeter curah hujan per tahun, dan Auckland adalah yang paling basah, menerima hampir dua kali lipat yang diterima Christchurch.[145] Auckland, Wellington, dan Christchurch semuanya menerima rata-rata 2.000 jam paparan sinar matahari per tahun. Bagian selatan, dan barat-daya Pulau Selatan beriklim lebih sejuk, dan lebih berawan, dengan kira-kira 1.400–1.600 jam paparan sinar matahari per tahun; bagian utara, dan timur-laut Pulau Selatan adalah wilayah yang paling cerah di negara ini, dan menerima kira-kira 2.400–2.500 jam paparan sinar matahari per tahun.[146]

Keanekaragaman hayati

 
Kiwi, burung endemik yang tidak bisa terbang adalah sebuah ikon nasional.
 
Pohutukava adalah sebuah tumbuhan endemik Selandia Baru.

Keterpencilan geografis Selandia Baru selama 80 juta tahun[147] dan biogeografi pulau bertanggung jawab atas uniknya spesies flora dan fauna negara ini. Mereka telah berevolusi dari kehidupan liar Gondwana atau beberapa organisme mampu memencar secara biologis dengan menerbangkan dirinya dari pantai ke pantai, berenang, atau terbawa oleh dinamika laut.[148] Kira-kira 82 persen tumbuhan berpembuluh asli Selandia Baru[n 2] adalah endemik, meliputi 1.944 spesies dari 65 genus dan satu familia tunggal.[149][151] Dua jenis hutan utama adalah hutan-hutan yang didominasi oleh pepohonan berdaun lebar dengan Podocarpaceae yang mengambang, atau oleh Nothofagus di wilayah beriklim lebih dingin.[152] Tipe vegetasi lainnya adalah padang rumput.[153]

Sebelum datangnya manusia, kira-kira 80 persen daratan Selandia Baru ditutupi oleh hutan, dengan hanya alpen tinggi, basah, tak-subur, dan daerah-daerah vulkanik tanpa pepohonan.[154] Penggundulan hutan besar-besaran di Selandia Baru terjadi setelah manusia tiba, dengan kira-kira separo hutan lenyap terbakar api setelah pendudukan oleh bangsa Polinesia.[155] Sebagian besar hutan yang tersisa juga menyusut setelah datangnya bangsa Eropa, karena terjadi pembalakan kayu atau pembukaan hutan untuk dijadikan lahan bagi perladangan pastoral, menyisakan hutan hanya 23 persen dari keseluruhan daratan.[156]

Hutan-hutan didominasi oleh aneka burung, dan sedikitnya mamalia pemangsa telah menjadi penyebab bagi beberapa spesies seperti kiwi, kakapo, dan takahē berevolusi menjadi burung yang tidak bisa terbang.[157] Kedatangan manusia, perubahan-perubahan yang berhubungan dengan habitat, dan diperkenalkannya tikus Polinesia, ferret, dan mamalia lainnya mengarah pada kepunahan banyak spesies burung, termasuk burung-burung besar seperti moa dan elang Haast.[158][159]

Hewan-hewan asli lainnya diwakili oleh reptil (tuatara, bengkarung, dan cicak),[160] kodok, laba-laba (katipo), serangga (weta), dan siput.[161][162] Beberapa, seperti burung wren, dan tuatara, adalah begitu unik, sehingga mereka disebut fosil hidup. Tiga spesies kelelawar (sejak kepunahannya) adalah tiga, dan hanya tiga tanda mamalia darat asli di Selandia Baru sampai tahun 2006 ketika ditemukannya tulang-tulang unik dari mamalia darat seukuran-tikus yang berumur paling muda 16 juta tahun.[163][164] Bagaimanapun, mamalia laut terdapat cukup banyak, dengan hampir setengah cetacea dunia (paus, lumba-lumba, dan porpoise) dan banyak pinniped dilaporkan terdapat di perairan Selandia Baru.[165] Ada banyak ragam burung laut di Selandia Baru, sepertiganya hanya ada di negara ini.[166] Ada lebih banyak spesies penguin yang ditemukan di Selandia Baru dibandingkan negara lain.[167]

Sejak datangnya manusia hampir setengah spesies vertebrata negara ini punah, termasuk paling sedikit 51 jenis burung, tiga jenis kodok, tiga jenis kadal, satu jenis ikan air tawar, empat jenis tumbuhan, dan satu jenis kelelawar.[158] Yang lainnya terancam punah atau jumlahnya menyusut drastis.[158] Bagaimanapun, para pelestari di Selandia Baru telah memelopori beberapa metode untuk membantu memulihkan kehidupan liar yang terancam, termasuk suaka pulau, pengendalian hama, translokasi kehidupan liar, penyelenggaraan panti, dan ecological restorasi pulau ekologis, dan kawasan-kawasan terpilih lainnya.[168][169][170][171] Menurut Indeks Kinerja Lingkungan tahun 2012, Selandia Baru dipandang sebagai "pewujud yang kuat" dalam hal perlindungan lingkungan, menempati peringkat ke-14 dari 132 negara yang dinilai.[172]

Ekonomi

Selandia Baru termasuk dalam negara maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi menyaingi Eropa Selatan dalam beberapa hal, Selandia Baru termasuk dalam salah satu negara terbaik misalnya pada Indeks Pembangunan Manusia yang menempatkan Selandia Baru pada urutan ketiga. Ekspor merupakan andalan utama perekonomian negara ini sehingga dampak perekonomian dunia akan berpengaruh langsung pada kondisi ekonomi negara ini.

Selandia Baru memiliki sebuah ekonomi pasar yang modern, makmur, dan maju dengan taksiran produk domestik bruto (PDB) berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja (KKB) per kapita sebesar US$ 28.250.[n 3] Satuan mata uang Selandia Baru adalah Dollar Selandia Baru, secara informal dikenal sebagai "dollar Kiwi"; mata uang ini juga beredar di Kepulauan Cook (lihatlah Dollar Kepulauan Cook), Niue, Tokelau, dan Kepulauan Pitcairn.[176] Selandia Baru menempati peringkat ke-5 Indeks Pembangunan Manusia tahun 2011,[177] ke-4 dalam Indeks Kebebasan Ekonomi The Heritage Foundation tahun 2012,[178] dan ke-13 dalam Indeks Inovasi Global INSEAD tahun 2012 .[179]

 
Milford Sound, salah satu tujuan wisata paling terkenal di Selandia Baru[180]
 
Auckland, sebuah kota bisnis dengan latar belakang Pulau Rangitoto.

Berdasarkan sejarahnya, industri-industri ekstraktif telah sangat berkontribusi bagi ekonomi Selandia Baru, berfokus pada perburuan anjing laut, penangkapan paus, pemanenan lenan liar, pendulangan emas, pengumpulan getah kauri, dan damar asli.[181] Dengan dikembangkannya kapal laut berpembeku pada dasawarsa 1880-an daging, dan hasil-hasil peternakan lainnya diekspor ke Britania, sebuah perdagangan yang menjadi basis bagi pertumbuhan ekonomi yang kuat di Selandia Baru.[182] Permintaan yang besar akan hasil-hasil pertanian dari Britania Raya, dan Amerika Serikat telah membantu warga Selandia Baru untuk memperoleh standar kehidupan yang lebih tinggi daripada Australia, dan Eropa Barat pada dasawarsa 1950-an, dan 1960-an.[183] Pada tahun 1973 pasar ekspor Selandia Baru mengalami penurunan ketika Britania Raya menggabungi Komunitas Eropa[184] dan faktor-faktor pemberat lainnya, seperti krisis minyak 1973 dan krisis energi 1979, mengarah pada melesunya ekonomi Selandia Baru.[185] Standar kehidupan di Selandia Baru mengalami kejatuhan menjadi di bawah Australia, dan Eropa Barat, dan pada tahun 1982 Selandia Baru memiliki pendapatan per kapita yang paling rendah di antara negara-negara maju yang disurvey oleh Bank Dunia.[186] Sejak tahun 1984, pemerintah-pemerintah penerus di Selandia Baru berurusan dengan restrukturisasi ekonomi makro (yang pada mulanya dikenal sebagai Rogernomics dan kemudian berubah menjadi Ruthanasia), secara cepat mengubah Selandia Baru dari ekonomi yang sangat proteksionistis menjadi ekonomi pasar bebas yang sangat liberal.[187][188]

Angka pengangguran mengalami puncaknya di atas 10 persen pada tahun 1991, dan 1992,[189] setelah malapetaka pasar saham 1987, tetapi sebenarnya jatuh ke angka terendah sebesar 3,4 persen pada tahun 2007 (peringkat ke-5 dari 27 negara OECD yang dibandingkan).[190] Bagaimanapun, krisis finansial global yang berdampak besar bagi Selandia Baru, dengan penyusutan PDB selama lima triwulan berturut-turut, resesi terpanjang dalam 30 tahun terakhir,[191][192] dan angka pengangguran naik kembali menjadi 7% pada akhir tahun 2009.[193] Pada bulan Mei 2012, laju pengangguran umum adalah pada kisaran 6,7%; sedangkan laju pengangguran untuk mereka yang berusia 15 sampai 21 tahun adalah sebesar 13,6%.[194] Selandia Baru mengalami serangkaian "emigrasi sumber daya kecerdasan" sejak dasawarsa 1970-an[195] yang masih berlanjut hingga kini.[196] Hampir seperempat pekerja sangat terampil memilih hidup di seberang lautan, terutama di Australia, dan Britania, menempati proporsi tertinggi di antara negara-negara maju.[197] Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi "imigrasi sumber daya kecerdasan" yang membawa para profesional terdidik dari negara-negara Eropa, dan negara-negara berkembang.[198][199]

Perdagangan

Selandia Baru sangat bergantung kepada perdagangan internasional,[200] khususnya hasil-hasil pertanian.[201] Bilangan ekspornya adalah 24 persen dari produksinya,[130] membuat Selandia Baru rentan terhadap harga-harga komoditas internasional, dan resesi global. Industri-industri ekspor pentingnya adalah pertanian, hortikultura, perikanan, kehutanan, dan pertambangan, yang menyumbang setengah ekspor negara ini.[202] Mitra ekspor utamanya adalah Australia, Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Britania Raya.[130] Pada tanggal 7 April 2008, Selandia Baru, dan Cina menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Selandia Baru-Cina, perjanjian pertama yang ditandatangani Cina dengan negara maju.[203][204] Sektor jasa adalah sektor terbesar dalam ekonomi negara ini, diikuti oleh manufaktur, dan konstruksi, dan kemudian perkebunan, dan ekstraksi bahan mentah.[130] Pariwisata memainkan peran signifikan dalam ekonomi Selandia Baru, menyumbang US$ 15,0 miliar bagi keseluruhan PDB Selandia Baru, dan mendukung 9,6 persen seluruh tenaga kerja pada tahun 2010.[205] International visitors to New Zealand increased by 3.1 percent in the year to October 2010[206] dan diharapkan mengalami kenaikan pada laju 2,5 persen per tahun sampai tahun 2015.[205]

 
Wol pernah menjadi komoditas utama ekspor Selandia Baru.

Wol pernah menjadi ekspor pertanian utama Selandia Baru pada akhir abad ke-19.[181] Bahkan pada dasawarsa 1960-an, ia memasok lebih dari sepertiga total perolehan ekspor,[181] tetapi sejak saat itu harganya terus menurun dibandingkan komoditas-komoditas lainnya[207] dan wol tidak lagi menguntungkan bagi banyak petani.[208] Sebaliknya, hasil peternakan, dan susu meningkat, dengan banyaknya sapi perah bertambah menjadi dua kali lipat antara tahun 1990 sampai 2007,[209] menjadi penyumbang terbesar ekspor Selandia Baru.[210] Sejak tahun itu sampai bulan Juni 2009, hasil susu mencapai 21 persen (US$ 9,1 miliar) dari total ekspor,[211] dan perusahaan terbesar di negara ini, Fonterra, memegang kendali hampir sepertiga perdagangan susu internasional.[212] Ekspor pertanian lainnya pada tahun 2009 adalah daging sebesar 13,2 persen, wol sebesar 6,3 persen, buah-buahan sebesar 3,5 persen, dan perikanan sebesar 3,3 persen. Industri anggur Selandia Baru telah mengikuti tren serupa susu, banyaknya kebun anggur bertambah menjadi dua kali lipat pada periode yang sama,[213] mengambil alih ekspor wol untuk kali pertama pada tahun 2007.[214][215]

Infrastruktur

Pada tahun 2008, minyak, gas, dan batu bara memasok 69 persen energi Selandia Baru, dan 31 persen sisanya dihasilkan dari energi terbarukan, khususnya tenaga air dan panas bumi.[216] Jejaring transportasi di Selandia Baru meliputi 93.805 kilometer jalan, senilai 23 miliar dollar,[217] dan 4.128 kilometer jalur rel kereta api.[218] Mayoritas kota kecil, dan kota besar terhubung oleh angkutan bus, meskipun mobil pribadi adalah modus transportasi terbesar.[219] Kereta api di Selandia Baru diswastakan pada tahun 1993, kemudian dibeli kembali oleh pemerintah pada tahun 2004, dan kini masih menjadi badan usaha milik negara.[220] Kereta api beroperasi melintasi negara ini, meskipun sebagian besarnya mengangkut barang dibanding penumpang.[221] Sebagian besar pengunjung dari luar negeri tiba melalui jalur udara[222] dan Selandia Baru memiliki tujuh bandar udara internasional, meskipun sejak bulan Februari 2011 sampai sekarang hanya Bandar Udara Internasional Auckland dan Christchurch yang berhubungan langsung dengan negara lain selain daripada Australia maupun Fiji.[223] Kantor Pos Selandia Baru memonopoli telekomunikasi sampai tahun 1989 ketika Telecom New Zealand didirikan, mulanya sebagai badan usaha milik negara, dan kemudian diswastakan pada tahun 1990.[224] Telecom masih memiliki mayoritas infrastruktur telekomunikasi, tetapi persaingan dari penyedia lainnya bertambah hebat.[225] Uni Telekomunikasi Internasional PBB menempatkan Selandia Baru pada peringkat ke-12 dalam pembangunan infrastruktur informasi, dan komunikasi, naik empat tingkat antara tahun 2008 sampai 2010.[226]

Demografi

 
Populasi historis Selandia Baru (hitam) dan bayangan laju pertumbuhan (merah).

Selandia Baru memiliki populasi sekitar 4 juta. Sekitar 80% dari populasinya adalah turunan Eropa. Suku Maori adalah grup etnik kedua terbesar (14,7%). Sekitar 1996, dan 2001, jumlah orang Asia (6,6%) melewati jumlah orang Kepulauan Pasifik (6,5%).

Kristen adalah agama dominan di Selandia Baru, meskipun hampir 40% populasinya tidak memiliki agama. Denominasi utama Kristen adalah Anglikan, Presbiteranian, Katolik Roma, dan Methodist. Ada juga sejumlah orang yang menyebut mereka Gereja Pantekosta dan Baptis dan juga Mormon. Gereja Ratana yang berbasis di Selandia Baru memiliki banyak pengikut di antara orang Maori. Menurut hasil sensus, agama minoritas lain termasuk Hindu, Buddha, dan Islam. Terdapat lebih dari 36.000 Muslim di Selandia Baru yang sebagian besar adalah pendatang baru, dan pengungsi.

Populasi Selandia Baru kira-kira sejumlah 4,4 juta jiwa.[227] Selandia Baru adalah negara yang didominasi oleh kawasan perkotaan, dengan 72 persen populasi tinggal di 16 kawasan perkotaan utama, dan 53 persen tinggal di empat kota terbesar Auckland, Christchurch, Wellington, dan Hamilton.[228] Kota-kota di Selandia Baru pada umumnya berperingkat tinggi dalam hal ukuran kelayakan huni internasional. Misalnya, pada tahun 2010 Auckland menempati peringkat ke-4 kota paling layak huni di dunia dan Wellington menempati peringkat ke-12 dalam Survei Kualitas Hidup versi Mercer.[229]

Angka harapan hidup seorang bayi Selandia Baru yang lahir pada tahun 2008 adalah 82,4 tahun untuk perempuan, dan 78,4 tahun untuk laki-laki.[230] Angka harapan hidup bayi pada saat dilahirkan diramalkan naik dari 80 tahun menjadi 85 tahun pada tahun 2050, dan angka kematian bayi diperkirakan mengalami penurunan.[231] Tingkat kesuburan total Selandia Baru adalah sebesar 2,1; relatif tinggi untuk ukuran negara maju, dan kelahiran alami menempati proporsi signifikan pertumbuhan populasi. Oleh karenanya, negara ini memiliki populasi muda dibandingkan dengan negara-negara paling terindustrialisasi, dengan 20 persen penduduk Selandia Baru berumur 14 tahun atau lebih muda.[232] Pada tahun 2050 populasi Selandia Baru ditaksir mencapai 5,3 juta jiwa, umur median berubah dari 36 tahun menjadi 43 tahun, dan persentase orang yang berumur 60 tahun atau lebih tua berubah dari 18 persen menjadi 29 persen.[231]

Etnisitas dan imigrasi

Menurut sensus tahun 2006; 67,6 persen penduduk diketahui sebagai keturunan Eropa, dan 14,6 persen sebagai Māori.[233] Kelompok etnik utama lainnya adalah bangsa Asia (9,2 persen) dan bangsa Pasifik (6,9 persen), sedangkan 11,1 persen mengaku hanya sebagai "Orang Selandia Baru" (atau serupa dengan itu) dan 1 persen mengaku beretnis lain.[234][n 4] Ini bertentangan dengan data tahun 1961, ketika sensus melaporkan bahwa populasi Selandia Baru pada saat itu 92 persen keturunan Eropa, dan 7 persen Māori, dengan minoritas Asia, dan Pasifik sebesar 1 persen.[236] Sedangkan demonim untuk warga Selandia Baru dalam bahasa Inggris adalah New Zealander, dan istilah kolokial "Kiwi" biasa digunakan oleh masyarakat internasional[237] dan penduduk setempat.[238] Kata pinjaman dari bahasa Māori, Pākehā biasanya merujuk pada warga Selandia Baru keturunan Eropa, meskipun beberapa pihak menolak sebutan ini,[239][240] dan beberapa orang Māori menggunakannya untuk merujuk semua warga Selandia Baru yang bukan dari kalangan Polinesia.[241]

 
Kelompok etnik yang paling bertumbuh-kembang di Selandia Baru adalah dari Asia. Di sini, para pemain barongsai menari di Festival Lampion di Auckland.

Suku Māori adalah bangsa pertama yang mencapai Selandia Baru, diikuti oleh pendatang dini Eropa. Kolonisasi berikutnya, didominasi oleh pendatang dari Britania, Irlandia, dan Australia karena kebijakan yang ketat serupa dengan Kebijakan Australia Putih.[242] Terdapat juga imigran yang signifikan dari Belanda, asal Dalmatia,[243] imigrasi dari Italia, dan Jerman bersama-sama dengan imigrasi tak-langsung dari Eropa melalui Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika Selatan.[244] Setelah Depresi Besar kebijakan-kebijakan diperlonggar, dan keanekaragaman migran semakin bertambah banyak. Pada tahun 2009–2010, sebuah target tahunan tentang persetujuan 45,000–50,000 penduduk tetap telah ditentukan oleh Badan Imigrasi Selandia Baru—lebih dari satu migran baru untuk setiap 100 penduduk Selandia Baru.[245] 23 persen populasi Selandia Baru dilahirkan di seberang lautan, sebagian besarnya menetap di kawasan Auckland.[246] Sementara itu, sebagian besarnya masih berasal dari Britania Raya, dan Irlandia (29 persen), imigrasi dari Asia Timur (sebagian besarnya Tiongkok Daratan, tetapi dengan jumlah yang substansial juga dari Korea, Taiwan, Jepang, dan Hong Kong) juga bertambah banyak dengan cepat.[247] Jumlah pelajar internasional yang berbiaya sendiri menaik tajam pada akhir dasawarsa 1990-an, dengan lebih dari 20.000 orang yang belajar dalam lembaga-lembaga pendidikan tinggi publik pada tahun 2002.[248]

Bahasa

Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling luas digunakan di Selandia Baru, dipertuturkan oleh 98 persen penduduk.[249] Bahasa Inggris Selandia Baru adalah serupa dengan Bahasa Inggris Australia, dan ada banyak penutur dari belahan utara bumi yang tidak mampu mengucapkan aksen ini.[250]. Perbedaan yang paling mencolok antara Bahasa Inggris dialek Selandia Baru, dan Bahasa Inggris dialek lainnya adalah pergeseran pada vokal depan pendek: suara i yang pendek (seperti pada kit) menjadi agak diketengahkan mendekati suara schwa (pepet) (contohnya a pada comma dan about); suara e pendek (seperti pada dress) berpindah ke arah suara i pendek; dan suara a pendek (seperti pada trap) bergeser ke arah e pendek.[251] Dengan demikian, pengucapan khas Selandia Baru untuk kata-kata bad, dead, fish, dan chips terdengar seperti bed, did, fush, dan chups bagi orang yang bukan dari Selandia Baru.

Setelah Perang Dunia II, Suku Māori coba dihalang-halangi menggunakan bahasa mereka sendiri (te reo Māori) di sekolah, dan tempat kerja, dan bahasa Maori hanya digunakan sebagai bahasa komunitas di beberapa daerah terpencil.[252] Bahasa Maori baru-baru ini mulai diberdayakan kembali,[253][254] dinyatakan sebagai salah satu bahasa resmi Selandia Baru pada tahun 1987,[255] dan dipertuturkan oleh 4,1 persen populasi.[249] Sekarang terdapat sekolah pendalaman bahasa Māori, dan dua saluran televisi berbahasa Maori, dua, dan hanya dua saluran televisi nasional yang sebagian besar jam siar utamanya disajikan dalam bahasa Māori.[256] Banyak tempat secara resmi dinamai ganda, nama Maori, dan nama Inggris beberapa tahun belakangan ini. Bahasa Samoa adalah salah satu bahasa lisan terpopuler di Selandia Baru (2,3 persen),[n 5] diikuti oleh bahasa Prancis, bahasa Hindi, bahasa Yue, dan bahasa Cina Utara.[249][257][n 6] Bahasa Isyarat Selandia Baru digunakan oleh hampir 28.000 orang, dan dibuat sebagai bahasa resmi kedua di Selandia Baru pada tahun 2006.[258]

 
Sebuah gereja Ratana.

Pendidikan dan agama

Pendidikan dasar, dan menengah diwajibkan bagi anak-anak berusia 6 sampai 16 tahun, sebagian besarnya dimulai pada usia 5 tahun.[259] Pendidikan wajib ini memerlukan waktu selama 13 tahun, dan belajar di sekolah negeri adalah gratis. Selandia Baru memiliki angka melek huruf sebesar 99 persen,[130] dan lebih dari setengah populasi berumur 15 sampai 29 tahun menjalani pendidikan tinggi.[259][n 7] Terdapat lima jenis lembaga pendidikan tinggi yang dimiliki pemerintah: universitas, kolese pendidikan, politeknik, kolese spesialis, dan wānanga,[260] selain lembaga pelatihan swasta.[261] Dalam populasi dewasa; 14,2 persen bergelar sarjana atau lebih tinggi; 30,4 persen berkualifikasi sekunder (setara pendidikan menengah); dan 22,4 persen tidak berkualifikasi formal.[262] Program Penilaian Pelajar Internasional-nya OECD menempatkan sistem pendidikan Selandia Baru pada peringkat ke-7 terbaik di dunia, di mana para pelajar berkemampuan membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan yang sangat baik.[263]

Kristen adalah agama mayoritas di Selandia Baru, meskipun masyarakatnya termasuk yang paling sekuler di dunia.[264] Menurut Sensus 2006, 55,6 persen populasi mengaku sebagai orang Kristen, sementara 34,7 persen lainnya mengaku tak-beragama (meningkat dari 29,6 persen pada tahun 2001) dan kira-kira 4 persen menganut agama lain.[265][n 8] Denominasi Kristen terbesar yang ada di Selandia Baru adalah Anglikan, Katolik Roma, Presbiterian, dan Metodisme. Terdapat juga jumlah penganut Kristen yang signifikan yang mengaku sebagai pengikut aliran Pentakosta, Baptis, dan Mormon; serta gereja Ratana yang berbasis di Selandia Baru yang diikuti oleh banyak orang Māori. Menurut gambaran sensus, agama minoritas signifikan lainnya adalah Hindu, Buddha, dan Islam.[257][266]

Budaya

 
Hiasan rumah dari akhir abad ke-20 yang melukiskan seorang mualim kupe yang berjuang melawan dua makhluk laut.

Bangsa Māori kuno mengadaptasi budaya Polinesia timur yang berbasis tropika, sejalan dengan tantangan-tantangan yang melekat dengan suatu lingkungan yang lebih luas, dan lebih beraneka ragam, yang sebenarnya secara langsung ataupun tidak langsung juga mengembangkan budaya sendiri yang berbeda. Organisasi sosial sangatlah bersifat komunal dengan keluarga (whanau), sub-suku (hapu), dan suku (iwi) yang diatur oleh seorang ketua (rangatira) yang kedudukannya memerlukan persetujuan komunitas.[268] Imigran Britania, dan Irlandia membawa aspek-aspek kebudayaan mereka ke Selandia Baru, dan juga memengaruhi kebudayaan Māori,[269][270] khususnya dengan diperkenalkannya Agama Kristen.[271] Bagaimanapun, Māori masih menganggap kepatuhan mereka terhadap kelompok-kelompok kesukuan sebagai bagian penting dari identitas mereka, dan kekerabatan Māori mirip dengan apa yang berlaku di masyarakat Polinesia lainnya.[272] Yang lebih baru, Budaya Amerika Serikat, Australia, Asia, dan budaya-budaya Eropa lainnya telah memengaruhi budaya Selandia Baru. Budaya-budaya Polinesia yang bukan Māori juga terlihat, dengan diselenggarakannya Festival Pasifika, festival Polinesia terbesar di dunia, dan kini menjadi acara tahunan di Auckland.

 
Para penari dari Kepulauan Cook Islands di Festival Pasifika, Auckland.

Kehidupan perdesaan yang luas di Selandia Baru dini telah membentuk citra Orang Selandia Baru yang kasar, pemecah masalah yang sangat gigih.[273] Kesantunan diharapkan, dan diberdayakan melalui "sindroma opium tinggi", di mana pihak-pihak berpenghasilan tinggi menerima kritikan pedas.[274] Pada masa itu Selandia Baru tidak dikenal sebagai negara intelek.[275] Sejak permulaan abad ke-20 sampai penghujung dasawarsa 1960-an budaya Māori ditekan oleh upaya asimilasi Māori ke dalam Orang Selandia Baru keturunan Britania.[252] Pada dasawarsa 1960-an, ketika pendidikan tinggi, dan kawasan perkotaan meluas[276] budaya perkotaan mulai mendominasi.[277] Meskipun sebagian besar populasi kini menetap di kota-kota, banyak seni, sastra, film, dan lawakan Selandia Baru bertemakan perdesaan.

Budaya Maori

Para Māori adalah orang-orang Polynesia asli Selandia Baru (Aotearoa). Mereka mungkin tiba di Polinesia selatan-barat dalam beberapa gelombang pada suatu waktu sebelum 1300, meskipun tanggal sampai dengan 2000 tahun yang lalu masih menarik dukungan. Para Māori menyelesaikan pulau, dan mengembangkan budaya yang berbeda. Sejarah lisan Maori bercerita tentang perjalanan panjang dari Hawaiki (tanah air mitos di Polinesia tropis) di kano laut-akan besar ( waka ).Mitologi Māori adalah korpus khas dewa, dan pahlawan, berbagi beberapa motif Polinesia. Beberapa tokoh terkenal yang Rangi, dan Papa ,Maui , dan Kupe . Pusat ke acara budaya banyak adalah marae , di mana keluarga, dan suku berkumpul untuk acara-acara khusus, seperti pōwhiri atau Tangi .Māori sering menyebut diri mereka " tāngata whenua "(orang-orang dari tanah), menempatkan kepentingan tertentu pada gaya hidup yang terhubung ke darat, dan laut. hidup komunal, berbagi, dan hidup dari tanah tersebut, nilai-nilai tradisional yang kuat. Nilai-nilai yang berbeda, sejarah, dan pandangan dunia dari Maori disajikan melalui seni tradisional, dan keterampilan seperti HAKA , ta moko ,waiata , ukiran, tenun, dan poi . Konsep tapu (berarti tabu atau sakral) juga kekuatan yang kuat dalam budaya Māori, diterapkan pada benda, orang, atau bahkan pegunungan. Eropa bermigrasi ke Selandia Baru dalam meningkatkan nomor dari akhir abad 18, dan teknologi senjata, dan penyakit mereka memperkenalkan masyarakat stabil Māori. Setelah 1840, dan Perjanjian Waitangi , Māori kehilangan banyak tanah mereka, dan mana (prestise, dan otoritas), memasuki masa, dan numerik penurunan budaya. Namun populasi mereka mulai meningkat lagi dari akhir abad 19, dankebangkitan budaya dimulai pada tahun 1960-an, kadang-kadang dikenal sebagai Renaisans Maori .

Budaya Orang Pakeha

Pākehā budaya (biasanya identik dengan Selandia Baru Eropa ) terutama berasal dari dari pemukim Inggris yang dijajah Selandia Baru pada abad kesembilan belas. Meskipun recognisably berkaitan dengan budaya Inggris, ia selalu memiliki perbedaan jelas, dan ini telah meningkat waktu telah berlangsung. Hal-hal yang membedakan budaya Pākehā dari budaya Inggris termasuk tingkat-tingkat yang lebih tinggi egalitarianisme , anti-intelektualisme , dan gagasan bahwa kebanyakan orang dapat melakukan hal-hal yang paling jika mereka menaruh pikiran mereka untuk itu. Dalam budaya Pākehā adalah sub-budaya yang berasal dari kelompok-kelompok Eropa Irlandia, Italia, dan lainnya, serta subkultur non-berbagai etnis.Telah menyatakan bahwa Pākehā tidak benar-benar memiliki budaya, atau jika mereka melakukannya bukan merupakan salah satu yang berbeda. Sebagian dari masalah ini adalah bahwa budaya tinggi sering keliru untuk budaya secara umum, dan kurangnya pengakuan historis diberikan kepada seniman penulis Selandia Baru, dan komposer dipandang sebagai bukti kurangnya budaya. Sebaliknya, Pākehā budaya popumumnya sangat terlihat, dan sering dihargai. Hal ini diamati dalam kepercayaan umum bahwa kiwiana , kategori gaya 1950-artefak kitsch, adalah batu ujian budaya yang menentukan. Lainnya berpendapat keyakinan bahwa dalam 'ketiadaan' budaya di NZ adalah gejala istimewa putih , memungkinkan anggota kelompok yang dominan untuk melihat budaya mereka sebagai 'normal' atau 'default', bukan sebagai posisi tertentu dari keuntungan relatif. Salah satu tujuan dari Pākehā kelompok anti-rasis tahun 1980-an adalah untuk memungkinkan Pākehā untuk melihat budaya mereka sendiri seperti itu, daripada berpikir apa yang mereka lakukan adalah normal, dan apa yang orang lain lakukan adalah 'etnis' dan aneh.

Seni

Sebagai bagian dari kebangkitan budaya Māori, seni tenun, dan kerajinan tangan tradisional kini dipraktikkan lebih luas, dan para seniman Māori semakin membanyak, dan semakin berpengaruh.[278] Sebagian besar ukiran Māori menampilkan gambar-gambar manusia, pada umumnya dengan tiga jari, dan tampak alami, detail kepala, atau kepala yang fantastis.[279] Pola-pola permukaan meliputi pilinan, bubungan, takukan, dan sisik ikan menghiasi sebagian besar ukiran.[280] Arsitektur unggulan Māori memuat bangunan-bangunan pertemuan yang diukir (wharenui), dihiasi dengan ukiran, dan ilustrasi simbolis. Bangunan-bangunan ini aslinya dirancang untuk dapat dibangun kembali, diubah, dan disesuaikan untuk keperluan yang berbeda-beda.[281]

Māori menghias kayu-kayu bangunan putih, kano, dan nisan menggunakan cat merah (campuran ochre merah, dan lemak hiu) dan hitam (terbuat dari jelaga) dan membuat lukisan burung, reptil, dan desain lain pada dinding gua.[282] Rajah-rajah Māori (moko) memuat jelaga berwarna yang dicampur dengan getah, digoreskan pada daging menggunakan pahat yang terbuat dari tulang.[283] Sejak ketibaan orang Eropa, lukisan, dan foto menjadi didominasi oleh pemandangan alam, aslinya bukan merupakan karya seni, melainkan gambaran Selandia Baru yang sebenarnya.[284] Foto-foto Māori juga lazim, di mana pelukis dini sering menggambarkan mereka sebagai "noble savage" (orang liar yang terhormat), kecantikan yang eksotik, atau pribumi yang bersahabat.[284] Keterpencilan negara ini telah memperlambat terterimanya pengaruh tren kesenian Eropa, dan memungkinkan seniman lokal mengembangkan gaya regionalisme sendiri yang berbeda.[285] Pada dasawarsa 1960-an, dan 1970-an ada banyak seniman yang memadukan teknik-teknik Māori, dan Barat, untuk menciptakan bentuk-bentuk seni yang unik.[286] Seni, dan kerajinan Selandia Baru secara bertahap telah menerima perhatian internasional, contohnya melalui pameran di Biennale di Venezia pada tahun 2001, dan pameran "Paradise Now" di New York pada tahun 2004.[278][287]

 
Potret Hinepare dari Ngāti Kahungunu karya Gottfried Lindauer, menggambarkan chin moko, pounamu hei-tiki, dan jubah tenun.

Jubah Māori terbuat dari serat lenan murni, dan bercorak segitiga, berlian, dan bentuk-bentuk geometri lainnya dengan warna hitam, merah, dan putih.[288] Batu hijau dijadikan anting-anting, dan kalung, dengan desain yang paling terkenal adalah hei-tiki, sebuah gambaran manusia yang diputarbalik, sedang duduk bersila dengan kepalanya miring ke samping.[289] Orang Eropa membawa etiket busana Inggris ke Selandia Baru, dan sampai dasawarsa 1950-an sebagian besar orang berdandan untuk acara-acara sosial.[290] Standar-standar sejak saat itu menjadi lebih santai, dan gaya busana Selandia Baru telah menerima reputasi atas kesederhanaanya, kepraktisannya, dan kesahajaannya.[291][292] Bagaimanapun, industri busana lokal telah tumbuh secara signifikan sejak tahun 2000, melipatduakan ekspor, dan bertambah dari segelintir saja menjadi kira-kira 50 merek yang mapan, di mana beberapa merek memperoleh pengakuan internasional.[292]

Sastra

Māori dengan cepat mengadopsi tulisan sebagai alat untuk berbagi pemikiran, dan banyak kisah, dan puisi lisannya dikonversi menjadi tulisan.[293] Sebagian besar sastra Inggris klasik diperoleh dari Britania, dan tidak pernah terjadi sedemikian sampai dasawarsa 1950-an ketika toko-toko penerbitan lokal bertambah banyak, dengan demikian sastra Selandia Baru pun mulai semakin dikenal masyarakat.[294] Meskipun masih sangat dipengaruhi oleh tren global (modernisme) dan peristiwa global (Depresi Besar), para penulis pada dasawarsa 1930-an mulai mengembangkan kisah-kisah yang semakin berfokus pada pengalaman mereka di Selandia Baru. Pada periode ini sastra berubah dari kegiatan jurnalistik menjadi pencarian yang lebih bersifat akademis.[295] Partisipasi dalam perang dunia telah memberikan beberapa penulis Selandia Baru sebuah perspektif baru tentang budaya Selandia Baru, dan dengan membanyaknya universitas pascaperang sastra lokal pun semakin berkembang.[296]

Hiburan

 
Lompat bungee di sebuah sanggraloka di kota kecil Queenstown.

Musik di Selandia Baru dipengaruhi oleh blues, jazz, country, rock and roll, dan hip-hop; banyak dari genre ini yang memberikan interpretasi khas Selandia Baru.[297] Māori mengembangkan lagu, dan nyanyian tradisional dari nenek moyang mereka yang berasal dari Asia Tenggara, dan setelah terpencil selama berabad-abad terbentuklah bunyi-bunyi yang "monoton", "muram", dan "unik".[298] Seruling dan terompet digunakan sebagai alat musik[299] atau sebagai alat pemberi isyarat ketika perang atau acara khusus berlangsung.[300] Penduduk dini membawa musik etnik mereka, di mana paduan suara dan grup musik yang memainkan alat musik yang terbuat dari kuningan menjadi memasyarakat, dan para musisi mulai melakukan pertunjukan jelajah Selandia Baru pada dasawarsa 1860-an.[301][302] Grup musik yang menggunakan tambur, dan alat musik tiup semakin meluas pada akhir abad ke-20.[303] Industri rekaman di Selandia Baru mulai berkembang pada tahun 1940, dan ada banyak musisi Selandia Baru yang mencapai sukses di Britania, dan Amerika Serikat.[297] Beberapa seniman memproduksi lagu-lagu berbahasa Māori, dan lagu-lagu berbasis tradisi Māori, kapa haka (lagu, dan tarian) dibangkitkan kembali.[304] Anugerah Musik Selandia Baru diselenggarakan setiap tahun oleh Asosiasi Industri Rekaman Selandia Baru (RIANZ); acara anugerah/penghargaan pertama diselenggarakan pada tahun 1965 oleh Reckitt & Colman dengan tajuk Loxene Golden Disc Awards.[305] RIANZ juga menerbitkan tangga musik resmi mingguan negara ini.[306]

Radio pertama hadir di Selandia Baru pada tahun 1922, sedangkan televisi pada tahun 1960.[307] Jumlah film Selandia Baru secara signifikan bertambah banyak pada dasawarsa 1970-an.[308] Pada tahun 1978 Komisi Film Selandia Baru mulai membantu para pembuat film lokal, dan banyak film berhasil menarik perhatian dunia, beberapa di antaranya menerima pengakuan internasional. Pelonggaran peraturan pada dasawarsa 1980-an telah berhasil menaikkan jumlah stasiun radio, dan televisi.[308] Televisi Selandia Baru utamanya menayangkan acara-acara dari Britania, dan Amerika, bersama-sama dengan sejumlah acara dari Australia, dan juga produk lokal. Keanekaragaman pemandangan alam, dan ukurannya yang kompak, ditambah insentif dari pemerintah,[309] telah mendorong beberapa produser untuk membuat film berbiaya besar di Selandia Baru.[310] Industri media di Selandia Baru didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan, sebagian besar darinya dimiliki asing, meskipun negara masih menguasai kepemilikan beberapa stasiun televisi, dan radio. Antara tahun 2003 sampai 2008, Reporters Without Borders secara konsisten menempatkan kebebasan pers Selandia Baru pada peringkat 20 besar.[311] Pada tahun 2011, Selandia Baru menempati peringkat ke-13 dunia dalam hal kebebasan pers versi Freedom House, dengan media terbebas kedua di Asia-Pacific setelah Palau.[312]

Olahraga

 
Arca seorang pendaki gunung, Sir Edmund Hillary, menatap ke arah Gunung Cook/Aoraki.
 
Para pemain sepak bola menari "haka" sebelum pertandingan dimulai.

Sebagian besar kode keolahragaan utama di Selandia Baru berasal dari Inggris.[313] Golf, bola jaring, tenis, dan kriket adalah empat cabang olahraga terpopular di Selandia Baru, sepak bola adalah yang paling popular di kalangan anak muda, dan uni rugbi adalah yang paling banyak ditonton.[314] Kunjungan berjaya sepak bola rugbi ke Australia, dan Britania Raya pada akhir dasawarsa 1880-an dan awal dasawarsa 1900-an memainkan perang awal dalam menanamkan identitas nasional,[315] meskipun pengaruh olahraga mengalami kemunduran sejak saat itu.[316] Balap kuda juga pernah menjadi olahraga tontonan yang merakyat, dan menjadi bagian dari budaya "Rugbi, Balap, dan Bir" pada dasawarsa 1960-an.[317] Keikutsertaan Māori dalam olahraga Eropa khususnya dapat disaksikan dalam rugbi, dan tim negara ini menampilkan haka (olahraga tantangan tradisional Māori) sebelum pertandingan-pertandingan internasional.[318]

Selandia Baru memiliki tim-tim internasional yang kompetitif dalam uni rugbi, bola jaring, kriket, liga rubgi, dan sofbol, dan secara tradisional berkinerja bagus dalam hal triatlon, rowing, balapan yacht, dan bersepeda. Negara ini memiliki rasio medali-berbanding-populasi yang bagus pada olimpiade dan Pesta Olahraga Persemakmuran.[314][319] Tim uni rugbi nasional Selandia Baru seringkali dipandang sebagai yang terbaik di dunia, dan menguasai Piala Dunia Rugbi Uni. Selandia Baru juga menguasai juara dunia liga rugbi. Selandia Baru dikenal melalui olahraga ekstrem, pariwisata petualangan,[320] dan tradisi naik-gunung yang hebat.[321] Kegiatan luar-ruangan lainnya adalah bersepeda, memancing, berenang, berlari, melintas-alam, berkano, berburu, berolahraga-salju, dan berselancar adalah juga merakyat.[322] Olahraga Polinesia, waka ama, balap kano, telah semakin merakyat, dan kini menjadi cabang olahraga internasional yang melibatkan tim-tim dari semua negara Pasifik.[323]

Hari libur

Hari libur umum di Selandia Baru adalah:[324]

Date Hari libur umum[325]
1 Januari1 Tahun Baru
2 Januari2 Sehari setelah Tahun Baru
6 Februari Hari Waitangi
Jumat sebelum Paskah Jumat Agung
Sehari setelah Senin Paskah Senin Paskah
25 April Hari ANZAC
Senin pertama pada bulan Juni Hari Kelahiran Ratu
Senin keempat pada bulan Oktober Hari buruh
25 Desember1 Natal
26 Desember2 Natal kedua (Boxing Day)
(1) atau Senin berikutnya jika ia jatuh pada hari Sabtu atau Minggu
(2) atau Senin berikutnya jika ia jatuh pada hari Sabtu, atau Selasa berikutnya jika ia jatuh pada hari Minggu

Lihat pula

Catatan

Catatan kaki

  1. ^ Zeeland diucapkan sebagai "Zealand" dalam bahasa Inggris. Nama Selandia Baru tidaklah diturunkan dari pulau milik Denmark, Sjælland.
  2. ^ Selandia Baru memiliki hampir 4.000 spesies asli lumut kerak dan tumbuhan tak-berpembuluh lainnya,[149] dan hanya 40 persen darinya adalah endemik.[150]
  3. ^ Taksiran PDB KKB dari organisasi yang berbeda memberikan angka yang berbeda-beda. Taksiran Dana Moneter Internasional adalah sebesar US$ 27.420.[173] Taksiran World Factbook CIA adalah sebesar US$ 28.000.[174] Taksiran Bank Dunia adalah sebesar US$ 29.352.[175]
  4. ^ Ketika sensus selesai dilakukan, masyarakat dapat memilih lebih dari satu kelompok etnik (misalnya, 53 persen Māori mengaku hanya sebagai Māori, sedangkan sisanya juga mengaku berasal dari etnis lain).[235]
  5. ^ Dari 85.428 orang yang mengaku berbicara dalam bahasa Samoa pada Sensus 2006, 57.828 orang di antaranya menetap di Region Auckland.[257]
  6. ^ Bahasa-bahasa yang didaftarkan di atas adalah bahasa yang dipertuturkan oleh lebih dari 40.000 orang Selandia Baru.
  7. ^ Pendidikan tinggi di Selandia Baru digunakan untuk menggambarkan semua aspek pendidikan pasca-sekolah menengah dan berbagai pelatihan. Pendidikan tinggi ini mulai dari kursus komunitas informal yang tidak menyelenggarakan penilaian sampai tingkat sarjana, pascasarjana, dan pascasarjana berbasis penelitian.
  8. ^ 6 persen lainnya menolak menyatakan agamanya. Statistik Selandia Baru tidak melaporkan total persentase untuk agama "Lainnya". Bergantung pada bagaimana banyak orang mengaku beragama Kristen atau agama lain, ini dapat berkisar antara 3 sampai 5 persen. Persentase ini didasarkan pada populasi kediaman biasa, tidak melibatkan 7 persen lainnya, yakni orang-orang yang tidak memberikan informasi yang berguna.

Kutipan

  1. ^ "2018 Census totals by topic – national highlights" (Spreadsheet). Statistics New Zealand. 23 September 2019. Diakses tanggal 26 February 2020. 
  2. ^ "Population clock". Statistics New Zealand. Diakses tanggal 14 April 2016.  The population estimate shown is automatically calculated daily at 00:00 UTC and is based on data obtained from the population clock on the date shown in the citation.
  3. ^ "2018 Census population and dwelling counts". Statistics New Zealand. 23 September 2019. Diakses tanggal 25 September 2019. 
  4. ^ a b c d "World Economic Outlook Database, October 2022". IMF.org. International Monetary Fund. October 2022. Diakses tanggal 11 October 2022. 
  5. ^ "Household income and housing-cost statistics: Year ended June 2019". Statistics New Zealand. Table 9. Diarsipkan dari versi asli (XLSX) tanggal 24 February 2020. Diakses tanggal 24 February 2020. 
  6. ^ "Human Development Report 2021/2022" (PDF) (dalam bahasa Inggris). United Nations Development Programme. 8 September 2022. Diakses tanggal 8 September 2022. 
  7. ^ King 2003, hlm. 41.
  8. ^ Hay, Maclagan & Gordon 2008, hlm. 72.
  9. ^ Wilson, John (March 2009). "European discovery of New Zealand – Tasman's achievement". Te Ara - the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 24 January 2011. 
  10. ^ Wilson, John (September 2007). "Tasman's achievement". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 16 February 2008. 
  11. ^ Mackay, Duncan (1986). "The Search For The Southern Land". Dalam Fraser, B. The New Zealand Book Of Events. Auckland: Reed Methuen. hlm. 52–54. 
  12. ^ a b Mein Smith 2005, hlm. 6.
  13. ^ Brunner, Thomas (1851). The Great Journey: an expedition to explore the interior of the Middle Island, New Zealand, 1846-8. Royal Geographic Society. 
  14. ^ McKinnon, Malcolm (November 2009). "Place names – Naming the country and the main islands". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 24 January 2011. 
  15. ^ "Confusion over NZ islands' names". BBC News. 22 April 2009. 
  16. ^ May Eriksen, Alanah (25 April 2009). "Name quest unveils historic titles". The New Zealand Herald. 
  17. ^ Davison, Isaac (22 April 2009). "North and South Islands officially nameless". The New Zealand Herald. 
  18. ^ DOI:10.1073/pnas.1015876108
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual
  19. ^ DOI:10.1016/S1040-6182(98)00067-6
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual
  20. ^ Murray-McIntosh, Rosalind P.; Scrimshaw, Brian J.; Hatfield, Peter J.; Penny, David (1998). "Testing migration patterns and estimating founding population size in Polynesia by using human mtDNA sequences". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 95 (15): 9047–52. Bibcode:1998PNAS...95.9047M. doi:10.1073/pnas.95.15.9047. 
  21. ^ DOI:10.1073/pnas.0801507105
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual
  22. ^ DOI:10.1126/science.1166083
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual
  23. ^ Clark, Ross (1994). "Moriori and Māori: The Linguistic Evidence". Dalam Sutton, Douglas. The Origins of the First New Zealanders. Auckland: Auckland University Press. hlm. 123–135. 
  24. ^ Davis, Denise (September 2007). "The impact of new arrivals". Te Ara Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  25. ^ Davis, Denise; Solomon, Māui (March 2009). "'Moriori – The impact of new arrivals'". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 23 March 2011. 
  26. ^ a b Mein Smith 2005, hlm. 23.
  27. ^ Salmond, Anne. Two Worlds: First Meetings Between Maori and Europeans 1642–1772. Auckland: Penguin Books. hlm. 82. ISBN 0-670-83298-7. 
  28. ^ King 2003, hlm. 122.
  29. ^ Fitzpatrick, John (2004). "Food, warfare and the impact of Atlantic capitalism in Aotearo/New Zealand" (PDF). Australasian Political Studies Association Conference: APSA 2004 Conference Papers. 
  30. ^ Brailsford, Barry (1972). Arrows of Plague. Wellington: Hick Smith and Sons. hlm. 35. ISBN 0-456-01060-2. 
  31. ^ Wagstrom, Thor (2005). "Broken Tongues and Foreign Hearts". Dalam Brock, Peggy. Indigenous Peoples and Religious Change. Boston: Brill Academic Publishers. hlm. 71 and 73. ISBN 978-90-04-13899-5. 
  32. ^ Lange, Raeburn (1999). May the people live: a history of Māori health development 1900–1920. Auckland University Press. hlm. 18. ISBN 978-1-86940-214-3. 
  33. ^ a b Rutherford, James (April 2009) [originally published in 1966]. "Busby, James". Dalam McLintock, Alexander. from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  34. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [originally published in 1966]. "Sir George Gipps". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  35. ^ a b Wilson, John (March 2009). "Government and nation – The origins of nationhood". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  36. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [originally published in 1966]. "Settlement from 1840 to 1852". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  37. ^ Foster, Bernard (April 2009) [originally published in 1966]. "Akaroa, French Settlement At". Dalam McLintock, Alexander. from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  38. ^ Simpson, K (September 2010). "Hobson, William – Biography". Dalam McLintock, Alexander. from the Dictionary of New Zealand Biography. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  39. ^ Phillips, Jock (April 2010). "British immigration and the New Zealand Company". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  40. ^ "Crown colony era – the Governor-General". Ministry for Culture and Heritage. March 2009. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  41. ^ a b c Wilson, John (March 2009). "Government and nation – The constitution". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 2 February 2011. 
  42. ^ Temple, Philip (1980). Wellington Yesterday. John McIndoe. ISBN 0-86868-012-5. 
  43. ^ "New Zealand's 19th-century wars – overview". Ministry for Culture and Heritage. April 2009. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  44. ^ Wilson., John (March 2009). "History – Liberal to Labour". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 2 February 2011. 
  45. ^ Boxall, Peter; Haynes, Peter (1997). "Strategy and Trade Union Effectiveness in a Neo-liberal Environment" (PDF). British Journal of Industrial Relations. 35 (4): 567–591. doi:10.1111/1467-8543.00069. 
  46. ^ "War and Society". Ministry for Culture and Heritage. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  47. ^ Easton, Brian (April 2010). "Economic history – Interwar years and the great depression". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  48. ^ Derby, Mark (May 2010). "Strikes and labour disputes – Wars, depression and first Labour government". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 1 February 2011. 
  49. ^ Easton, Brian (November 2010). "Economic history – Great boom, 1935–1966". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 1 February 2011. 
  50. ^ Keane, Basil (November 2010). "Te Māori i te ohanga – Māori in the economy – Urbanisation". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  51. ^ Royal, Te Ahukaramū (March 2009). "Māori – Urbanisation and renaissance". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 1 February 2011. 
  52. ^ "Queen and New Zealand". The British Monarchy. Diakses tanggal 28 April 2010. 
  53. ^ a b c d "Factsheet – New Zealand – Political Forces". The Economist. The Economist Group. 15 February 2005. Diakses tanggal 4 August 2009. 
  54. ^ "New Zealand Legislation: Royal Titles Act 1974". Pemerintah Selandia Baru. February 1974. Diakses tanggal 8 January 2011. 
  55. ^ "The Governor General of New Zealand". Official website of the Governor General. Diakses tanggal 8 January 2011. 
  56. ^ "The Queen's role in New Zealand". The British Monarchy. Diakses tanggal 28 April 2010. 
  57. ^ Harris, Bruce (2009). "Replacement of the Royal Prerogative in New Zealand". New Zealand Universities Law Review. 23: 285–314. 
  58. ^ a b "The Reserve Powers". Governor General. Diakses tanggal 8 January 2011. 
  59. ^ a b c d e "How Parliament works: What is Parliament?". New Zealand Parliament. 28 June 2010. Diakses tanggal 8 January 2011. 
  60. ^ "How Parliament works: People in Parliament". New Zealand Parliament. August 2006. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  61. ^ Wilson, John (November 2010). "Government and nation – System of government". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  62. ^ "Cabinet Manual: Cabinet". Department of Prime Minister and Cabinet. 2008. Diakses tanggal 2 March 2011. 
  63. ^ "The Judiciary". Ministry of Justice. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  64. ^ "The Current Chief Justice". Courts of New Zealand. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  65. ^ a b "First past the post – the road to MMP". Ministry for Culture and Heritage. September 2009. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  66. ^ "Reviewing electorate numbers and boundaries". Komisi Pemilihan (Selandia Baru). 8 May 2005. Diakses tanggal 23 January 2012. 
  67. ^ "Sainte-Laguë allocation formula". Electoral Commission. 30 March 2005. Diakses tanggal 23 January 2012. 
  68. ^ Collins, Simon (May 2005). "Women run the country but it doesn't show in pay packets". The New Zealand Herald. 
  69. ^ - 2012 Failed States Index The Fund for Peace. Diakses pada tanggal 31 Juli 2012
  70. ^ Democracy Index 2011 – Economist Intelligence Unit. Eiu.com. Diakses pada tanggal 28 Juli 2012.
  71. ^ Corruption Perceptions Index: Transparency International. Cpi.transparency.org (2011-11-25). Diakses pada tanggal 28 April 2012.
  72. ^ New Zealand – OECD Better Life Index. Oecdbetterlifeindex.org. Diakses pada tanggal 28 Juli 2012.
  73. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [originally published in 1966]. "External Relations". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  74. ^ "Michael Joseph Savage". Ministry for Culture and Heritage. July 2010. Diakses tanggal 29 January 2011. 
  75. ^ Patman, Robert (2005). "Globalisation, Sovereignty, and the Transformation of New Zealand Foreign Policy" (PDF). Working Paper 21/05. Centre for Strategic Studies, Victoria University of Wellington. hlm. 8. Diakses tanggal 12 March 2007. 
  76. ^ "Department Of External Affairs: Security Treaty between Australia, New Zealand and the United States of America". Australian Government. September 1951. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  77. ^ "The Vietnam War". Ministry for Culture and Heritage. June 2008. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  78. ^ "Sinking the Rainbow Warrior – nuclear-free New Zealand". Ministry for Culture and Heritage. August 2008. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  79. ^ "Nuclear-free legislation – nuclear-free New Zealand". New Zealand History Online. August 2008. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  80. ^ Lange, David (1990). Nuclear Free: The New Zealand Way. New Zealand: Penguin Books. ISBN 0-14-014519-2. 
  81. ^ "Australia in brief". Australian Department of Foreign Affairs and Trade. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  82. ^ a b c "New Zealand country brief". Department of Foreign Affairs and Trade. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  83. ^ Bertram, Geoff (April 2010). "South Pacific economic relations – Aid, remittances and tourism". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  84. ^ Howes, Stephen (November 2010). "Making migration work: Lessons from New Zealand". Development Policy Centre. Diakses tanggal 23 March 2011. 
  85. ^ "Member States of the United Nations". United Nations. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  86. ^ "The Commonwealth in the Pacific". Negara-Negara Persemakmuran. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  87. ^ "Members and partners". OECD. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  88. ^ "New Zealand Embassy Washington, United States of America: Defence relations". New Zealand Ministry of Foreign Affairs and Trade. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  89. ^ "Welcome to NZDF". New Zealand Defence Force. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  90. ^ Ayson, Robert (2007). "New Zealand Defence and Security Policy, 1990–2005". Dalam Alley, Roderic. New Zealand In World Affairs, Volume IV: 1990–2005. Wellington: Victoria University Press. hlm. 132. ISBN 978-0-86473-548-5. 
  91. ^ "The Battle for Crete". Ministry for Culture and Heritage. May 2010. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  92. ^ "El Alamein – The North African Campaign". Ministry for Culture and Heritage. May-2009. Diakses tanggal 9 January 2011. 
  93. ^ Holmes, Richard (September 2010). "World War Two: The Battle of Monte Cassino". Diakses tanggal 9 January 2011. 
  94. ^ "Gallipoli stirred new sense of national identity says Clark". New Zealand Herald. April 2005. 
  95. ^ Prideaux, Bruce (2007). Ryan, Chris, ed. Battlefield tourism: history, place and interpretation. Elsevier Science. hlm. 18. ISBN 978-0-08-045362-0. 
  96. ^ Burke, Arthur. "The Spirit of ANZAC". ANZAC Day Commemoration Committee. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  97. ^ Mary Edmond-Paul (2008). Lighted windows: critical essays on Robin Hyde . Otago University Press. p.77. ISBN 1-877372-58-7
  98. ^ "New Zealand and the Battle of River Plate". New Zealand Ministry of Foreign Affairs and Trade. Diakses tanggal 29 January 2011. 
  99. ^ "Airmen from New Zealand who took part in the Battle of Britain". The Battle of Britain London Monument. Diakses tanggal 10 January 2011. 
  100. ^ "New Zealand's contribution – The Battle of Britain". Ministry for Culture and Heritage. September 2010. Diakses tanggal 10 January 2011. 
  101. ^ "Bureau of East Asian and Pacific Affairs Background Note: New Zealand". US Department of State. August 2010. Diakses tanggal 10 January 2011. 
  102. ^ "South African War 1899–1902". Ministry for Culture and Heritage. February 2009. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  103. ^ "NZ and the Malayan Emergency". Ministry for Culture and Heritage. August 2010. Diakses tanggal 11 January 2011. 
  104. ^ "New Zealand Defence Force Overseas Operations". New Zealand Defence Force. January 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 January 2008. Diakses tanggal 17 February 2008. 
  105. ^ Center for Global Development. Diakses pada tanggal 29 Juli 2012.
  106. ^ Global Peace Index 2012. Vision of Humanity. Diakses pada tanggal 31 Juli 2012.
  107. ^ a b "New Zealand's Nine Provinces (1853–76)" (PDF). Friends of the Hocken Collections. March 2000. Diakses tanggal 13 January 2011. 
  108. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [originally published in 1966]. "Provincial Divergencies". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  109. ^ "Public holidays". New Zealand Department of Labour. Diakses tanggal 2 April 2011. 
  110. ^ "Overview – regional rugby". Ministry for Culture and Heritage. September 2010. Diakses tanggal 13 January 2011. 
  111. ^ Dollery, Brian; Keogh, Ciaran; Crase, Lin (2007). "Alternatives to Amalgamation in Australian Local Government: Lessons from the New Zealand Experience" (PDF). Sustaining Regions. 6 (1): 50–69. 
  112. ^ a b c Sancton, Andrew (2000). Merger mania: the assault on local government. McGill-Queen's University Press. hlm. 84. ISBN 0-7735-2163-1. 
  113. ^ "Subnational population estimates at 30 June 2010 (boundaries at 1 November 2010)". Statistics New Zealand. 26 October 2010. Diakses tanggal 2 April 2011. 
  114. ^ Smelt, Roselynn; Jui Lin, Yong (2009). New Zealand. Cultures of the World (edisi ke-2nd). New York: Marshall Cavendish. hlm. 33. ISBN 978-0-7614-3415-3. 
  115. ^ "Unitary Authority". Dewan Distrik Utara Jauh. Diakses tanggal 29 January 2011. 
  116. ^ "Minutes of the Statutory Meeting of the Chatham Islands Council" (PDF). Dewan Kepulauan Chatham. October 2010. Diakses tanggal 29 January 2011. 
  117. ^ "What is a Commonwealth Realm?". Royal Household. Diakses tanggal 6 October 2009. 
  118. ^ a b "New Zealand's Constitution". The Governor-General of New Zealand. Diakses tanggal 13 January 2010. 
  119. ^ "System of Government". Government of Niue. Diakses tanggal 13 January 2010. 
  120. ^ "Government – Structure, Personnel". Pemerintah Kepulauan Cook. Diakses tanggal 13 January 1010. 
  121. ^ "Tourism, Travel, & Information Guide to the New Zealand Territory of Tokelau". Tokelau.com. Diakses tanggal 13 January 2010. 
  122. ^ "Government". Pemerintah Tokelau. Diakses tanggal 13 January 2010. 
  123. ^ "Scott Base". Antarctica New Zealand. Diakses tanggal 13 January 2010. 
  124. ^ "Am I a New Zealand Citizen?". New Zealand Department of Internal Affairs. Diakses tanggal 3 March 2011. 
  125. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [originally published in 1966]. "The Sea Floor". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 13 January 2011. 
  126. ^ "Hauraki Gulf islands". Dewan Kota Auckland. Diakses tanggal 13 January 2011. 
  127. ^ Hindmarsh (2006). "Discovering D'Urville". Heritage New Zealand. Diakses tanggal 13 January 2011. 
  128. ^ "Distance tables". Auckland Coastguard. Diakses tanggal 2 March 2011. 
  129. ^ McKenzie, D. W. (1987). Heinemann New Zealand atlas. Heinemann Publishers. ISBN 0-7900-0187-X. .
  130. ^ a b c d e "The World Factbook – New Zealand". CIA. 15 November 2007. Diakses tanggal 30 November 2007. 
  131. ^ "Geography". Statistik Selandia Baru. 1999. Diakses tanggal 21 December 2009. 
  132. ^ Offshore Options: Managing Environmental Effects in New Zealand's Exclusive Economic Zone (PDF). Wellington: Kementerian Lingkungan. 2005. ISBN 0-478-25916-6. 
  133. ^ Coates, Glen (2002). The rise and fall of the Southern Alps. Canterbury University Press. hlm. 15. ISBN 0-908812-93-0. 
  134. ^ Garden 2005, hlm. 52.
  135. ^ Grant, David (March 2009). "Southland places – Fiordland's coast". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 14 January 2011. 
  136. ^ "Central North Island volcanoes". Department of Conservation. Diakses tanggal 14 January 2011. 
  137. ^ Walrond, Carl (March 2009). "Natural environment – Geography and geology". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 14 January 2010. 
  138. ^ "Taupo". GNS Science. Diakses tanggal 2 April 2011. 
  139. ^ a b Lewis, Keith; Nodder, Scott; Carter, Lionel (March 2009). "Sea floor geology – Active plate boundaries". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  140. ^ DOI:10.1111/j.1365-294X.2009.04294.x
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual
  141. ^ Wright, Dawn; Bloomer, Sherman; MacLeod, Christopher; Taylor, Brian; Goodliffe, Andrew (2000). "Bathymetry of the Tonga Trench and Forearc: A Map Series". Marine Geophysical Researches. 21 (5): 489–512. doi:10.1023/A:1026514914220. 
  142. ^ Mullan, Brett; Tait, Andrew; Thompson, Craig (March 2009). "Climate – New Zealand's climate". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 15 January 2011. 
  143. ^ "Summary of New Zealand climate extremes". Institut Penelitian Air dan Atmosfer Nasional. 2004. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  144. ^ Walrond, Carl (March 2009). "Natural environment – Climate". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 15 January 2011. 
  145. ^ "Mean monthly rainfall" (XLS). National Institute of Water and Atmospheric Research. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  146. ^ "Mean monthly sunshine hours" (XLS). National Institute of Water and Atmospheric Research. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  147. ^ DOI:10.1016/0169-5347(93)90004-9
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual
  148. ^ Lindsey, Terence; Morris, Rod (2000). Collins Field Guide to New Zealand Wildlife. HarperCollins (New Zealand) Limited. hlm. 14. ISBN 978-1-86950-300-0. 
  149. ^ a b "Frequently asked questions about New Zealand plants". New Zealand Plant Conservation Network. May 2010. Diakses tanggal 15 January 2011. 
  150. ^ Wassilieff, Maggy (March 2009). "Lichens – Lichens in New Zealand". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 16 January 2011. 
  151. ^ Rolfe, Peter; Sawyer, John (2006). New Zealand indigenous vascular plant checklist. New Zealand Plant Conservation Network. ISBN 0-473-11306-6. 
  152. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2010) [originally published in 1966]. "Mixed Broadleaf Podocarp and Kauri Forest". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 15 January 2011. 
  153. ^ Mark, Alan (March 2009). "Grasslands – Tussock grasslands". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 17 January 2010. 
  154. ^ "Commentary on Forest Policy in the Asia-Pacific Region (A Review for Indonesia, Malaysia, New Zealand, Papua New Guinea, Philippines, Thailand and Western Samoa)". Forestry Department. 1997. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  155. ^ McGlone, M.S. (1989). "The Polynesian settlement of New Zealand in relation to environmental and biotic changes" (PDF). New Zealand Journal of Ecology. 12(S): 115–129. 
  156. ^ Taylor, R. and Smith, I. (1997). The state of New Zealand’s environment 1997. Ministry for the Environment, Wellington.
  157. ^ "New Zealand ecology: Flightless birds". TerraNature. Diakses tanggal 17 January 2011. 
  158. ^ a b c Holdaway, Richard (March 2009). "Extinctions – New Zealand extinctions since human arrival". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  159. ^ Kirby, Alex (January 2005). "Huge eagles 'dominated NZ skies'". BBC News. 
  160. ^ "Tuatara: New Zealand reptiles". Department of Conservation. Diakses tanggal 17 January 2011. 
  161. ^ Ryan, Paddy (March 2009). "Snails and slugs – Flax snails, giant snails and veined slugs". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  162. ^ "Native Animals". Department of Conservation. Diakses tanggal 17 January 2011. 
  163. ^ "Tiny Bones Rewrite Textbooks, first New Zealand land mammal fossil". University of New South Wales. 31 May 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 May 2007. 
  164. ^ Worthy, Trevor H.; Tennyson, Alan J. D.; Archer, Michael; Musser, Anne M.; Hand, Suzanne J.; Jones, Craig; Douglas, Barry J.; McNamara, James A.; Beck, Robin M. D. (2006). "Miocene mammal reveals a Mesozoic ghost lineage on insular New Zealand, southwest Pacific". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 103 (51): 19419–23. Bibcode:2006PNAS..10319419W. doi:10.1073/pnas.0605684103. 
  165. ^ "Marine Mammals". Department of Conservation. Diakses tanggal 17 January 2011. 
  166. ^ "Sea & shore birds". New Zealand Department of Conservation. Diakses tanggal 7 March 2011. 
  167. ^ "Penguins". New Zealand Department of Conservation. Diakses tanggal 7 March 2011. 
  168. ^ Jones, Carl (2002). "Reptiles and Amphibians". Dalam Davy, Anthony. Handbook of ecological restoration: Principles of Restoration. 2. Cambridge University Press. hlm. 362. ISBN 0-521-79128-6. 
  169. ^ DOI:10.1016/0169-5347(93)90009-E
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual
  170. ^ Rauzon, Mark (2008). "Island restoration: Exploring the past, anticipating the future" (PDF). Marine Ornithology. 35: 97–107. 
  171. ^ Diamond, Jared (1990). Towns, D; Daugherty, C; Atkinson, I, ed. New Zealand as an archipelago: An international perspective (PDF). Wellington: Conservation Sciences Publication No. 2. Department of Conservation. hlm. 3–8. 
  172. ^ Indeks Kinerja Lingkungan 2012. Diakses pada 21 Juli 2012.
  173. ^ "Report for Selected Countries and Subjects". Dana Moneter Internasional. October 2010. Diakses tanggal 30 January 2011. 
  174. ^ "GDP – per capita (PPP)". The World Factbook, Central Intelligence Agency. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  175. ^ "GDP per capita (current US$)". World Bank. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  176. ^ "Currencies of the territories listed in the BS exchange rate lists". Bank of Slovenia. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  177. ^ "Human Development Index and components" (PDF). United Nations Development Programme. Diakses tanggal 3 January 2012. 
  178. ^ "2011 Index of Economic Freedom". The Heritage Foundation dan Wall Street Journal. Diakses tanggal 15 January 2011. 
  179. ^ "The Global Innovation Index 2012" (PDF). INSEAD. Diakses tanggal 22 July 2012. 
  180. ^ "NZ tops Travellers' Choice Awards". Stuff Travel. May 2008. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  181. ^ a b c "Historical evolution and trade patterns". An Encyclopaedia of New Zealand. 1966. Diakses tanggal 10 February 2011. 
  182. ^ Stringleman, Hugh; Peden, Robert (October 2009). "Sheep farming – Growth of the frozen meat trade, 1882–2001". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 6 May 2010. 
  183. ^ Baker, John (February 2010) [originally published in 1966]. "Some Indicators of Comparative Living Standards". Dalam McLintock, Alexander. from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 330 April 2010.  Tabel pdf yang dapat diunduh dari [1]
  184. ^ Wilson, John (March 2009). "History – The later 20th century". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 2 February 2011. 
  185. ^ Nixon, Chris; Yeabsley, John (April 2010). "Overseas trade policy – Difficult times – the 1970s and early 1980s". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  186. ^ Evans, N. "Up From Down Under: After a Century of Socialism, Australia and New Zealand are Cutting Back Government and Freeing Their Economies". National Review. 46 (16): 47–51. 
  187. ^ Easton, Brian (November 2010). "Economic history – Government and market liberalisation". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 1 February 2011. 
  188. ^ Hazledine, Tim (1998). Taking New Zealand Seriously: The Economics of Decency (PDF). HarperCollins Publishers. ISBN 1-86950-283-3. 
  189. ^ "Unemployment". 2010 Social report. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  190. ^ Bingham, Eugene (7 April 2008). "The miracle of full employment". The New Zealand Herald. Diakses tanggal 17 September 2008. 
  191. ^ "New Zealand Takes a Pause in Cutting Rates". The New York Times. 10 June 2009. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  192. ^ "New Zealand's slump longest ever". BBC News. 26 June 2009. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  193. ^ Bascand, Geoff (February 2011). "Household Labour Force Survey: December 2010 quarter – Media Release". Statistics New Zealand. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  194. ^ "Laju pengangguran naik menjadi 6,7 persen – 3 Mei 2012". NZ Herald.
  195. ^ Davenport, Sally (2004). "Panic and panacea: brain drain and science and technology human capital policy". Research Policy. 33 (4): 617–630. doi:10.1016/j.respol.2004.01.006. 
  196. ^ O'Hare, Sean (September 2010). "New Zealand brain-drain worst in world". The Daily Telegraph. United Kingdom. 
  197. ^ Collins, Simon (March 2005). "Quarter of NZ's brightest are gone". New Zealand Herald. 
  198. ^ Winkelmann, Rainer (2000). "The labour market performance of European immigrants in New Zealand in the 1980s and 1990s". The International Migration Review. The Center for Migration Studies of New York. 33 (1): 33–58. doi:10.2307/2676011. JSTOR 2676011.  Journal subscription required
  199. ^ Bain 2006, hlm. 44.
  200. ^ Groser, Tim (March, 2009). "Speech to ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement Seminars". New Zealand Government. Diakses tanggal 30 January 2011. 
  201. ^ "Improving Access to Markets:Agriculture". New Zealand Ministry of Foreign Affairs and Trade. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  202. ^ "New Zealand Economic and Financial Overview 2010: Industrial Structure and Principal Economic Sectors". New Zealand Treasury. April 2010. Diakses tanggal 30 January 2011. 
  203. ^ O'Sullivan, Fran (April 2008). "Trade agreement just the start – Clark". The New Zealand Herald. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  204. ^ "China and New Zealand sign free trade deal". The New York Times. April 2008. 
  205. ^ a b "Key Tourism Statistics" (PDF). Ministry of Tourism. 2010. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  206. ^ "International-Visitor-Arrivals Commentary". Tourismresearch. Diakses tanggal 20 January 2011. 
  207. ^ Easton, Brian (March 2009). "Economy – Agricultural production". Diakses tanggal 22 January 2011. 
  208. ^ Stringleman, Hugh; Peden, Robert (March 2009). "Sheep farming – Changes from the 20th century". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  209. ^ Stringleman, Hugh; Scrimgeour, Frank (November 2009). "Dairying and dairy products – Dairying in the 2000s". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  210. ^ Stringleman, Hugh; Scrimgeour, Frank (March 2009). "Dairying and dairy products – Dairy exports". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  211. ^ "Global New Zealand – International Trade, Investment, and Travel Profile: Year ended June 2009 – Key Points". Statistics New Zealand. June 2009. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  212. ^ Stringleman, Hugh; Scrimgeour, Frank (March 2009). "Dairying and dairy products – Manufacturing and marketing in the 2000s". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  213. ^ Dalley, Bronwyn (March 2009). "Wine – The wine boom, 1980s and beyond". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  214. ^ "Wine in New Zealand". The Economist. March 2008. 
  215. ^ "Agricultural and forestry exports from New Zealand: Primary sector export values for the year ending June 2010". New Zealand Ministry of Agriculture and Forestry. 14 January 2011. Diakses tanggal 8 April 2011. 
  216. ^ "Energy Data File 2009". Ministry for Economic Development. July 2009. 
  217. ^ "Frequently Asked Questions". New Zealand Transport Agency. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  218. ^ "CIA – The World Factbook – New Zealand". Diakses tanggal 18 September 2009. 
  219. ^ Humphris, Adrian (April 2010). "Public transport – Passenger trends". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  220. ^ Atkinson, Neill (November 2010). "Railways – Rail transformed". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  221. ^ Atkinson, Neill (April 2010). "Railways – Freight transport". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  222. ^ "International Visitors" (PDF). Ministry of Economic Development. June 2009. Diakses tanggal 30 January 2011. 
  223. ^ "10. Airports". Infrastructure Stocktake: Infrastructure Audit. Ministry of Economic Development. December 2005. Diakses tanggal 30 January 2011.  [pranala nonaktif]
  224. ^ "Overview of the New Zealand Telecommunications Market 1987–1997". Ministry of Economic Development. November 2005. Diakses tanggal 30 January 2011. 
  225. ^ Budde, Paul. "New Zealand – Telecommunications – Major Players". Budde Comm. Diakses tanggal 30 January 2011. 
  226. ^ "ICT Development Index (IDI), 2010 and 2008" (PDF). International Telecommunication Union. Diakses tanggal 22 July 2012.  p. 15.
  227. ^ "Estimated resident population of New Zealand". Statistics New Zealand. Diakses tanggal 30 January 2011.  Jam populasi diperbarui setiap 10 menit.
  228. ^ "Subnational population estimates at 30 June 2009". Statistics New Zealand. 30 June 2007. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  229. ^ "Mercer 2010 Quality of Living survey highlights – Global". Mercer. May 2010. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  230. ^ "Commenthary". Births and Deaths: December 2009 quarter. Statistik Selandia Baru. Diakses tanggal 27 April 2010. 
  231. ^ a b Department of Economic and Social Affairs Population Division (2009). "World Population Prospects" (PDF). 2008 revision. United Nations. Diakses tanggal 29 August 2009. 
  232. ^ https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/nz.html. CIA World Factbook. Diakses pada 28 Juli 2012.
  233. ^ "Kelompok etnik di Selandia Baru". 2006 Census QuickStats National highlights. Statistik Selandia Baru. Diakses tanggal 18 January 2011. 
  234. ^ "Cultural diversity". QuickStats Sensus 2006. Statistik New Zealand. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  235. ^ "Populasi Etnik Māori / Te Momo Iwi Māori". QuickStats tentang Māori, Sensus 2006. Statistik Selandia Baru. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  236. ^ Collins, Simon (October 2010). "Percampuran etnik berubah dengan cepat". New Zealand Herald. 
  237. ^ DOI:10.1016/0962-6298(93)90012-V
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual
  238. ^ Callister, Paul (2004). "Mencari sebuah Identitas Etnik: Apakah New Zealander merupakan Kategori Etnik yang Sahih?" (PDF). Tinjauan Populasi Selandia Baru. 30 (1&2): 5–22. 
  239. ^ Misa, Tapu (8 March 2006). "Status sensus etnik mengatakan kebenaran seutuhnya". New Zealand Herald. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 April 2012. 
  240. ^ "Rancangan Laporan Tinjauan Standar Statistika Etnisitas Resmi: Proposal untuk Mengatasi Isu Tanggapan 'New Zealander'" (PDF). Statistics New Zealand. April 2009. Diakses tanggal 18 January 2011. 
  241. ^ Ranford, Jodie. "'Pakeha', Asal-Usul dan Artinya". Māori News. Diakses tanggal 20 February 2008. 
  242. ^ Socidad Peruana de Medicina Intensiva (SOPEMI) (2000). Tren dalam Migrasi Internasional: Sistem Pelaporan Berkelanjutan dalam hal Migrasi. OECD. hlm. 276–278. 
  243. ^ Walrond, Carl (21 September 2007). "Dalmatians". Te Ara - the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  244. ^ "New Zealand Peoples". Te Ara - the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  245. ^ "Ramalan Migrasi Internasional – Selandia Baru 2009/10" (PDF). Departemen Tenaga Kerja Selandia Baru. 2010. hlm. 2. ISSN 1179-5085. Diakses tanggal 16 April 2011. 
  246. ^ "QuickStats tentang Budaya dan Identitas: Tempat Kelahiran dan Orang yang Dilahirkan di Seberang Lautan". Statistics New Zealand. March 2006. Diakses tanggal 19 January 2011. 
  247. ^ For the percentages: "QuickStats tentang Budaya dan Identitas – Tempat Kelahiran dan Orang yang Dilahirkan di Seberang Lautan". Sensus 2006. Statistik Selandia Baru. Diakses tanggal 30 April 2010. 
    Untuk perincian lebih lanjut tentang Asia Timur: "Budaya dan Identitas – Tempat Kelahiran". Sensus Penduduk dan Tabel Tempat Tinggal 2006. Statistik Selandia Baru. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  248. ^ Butcher, Andrew; McGrath, Terry (2004). "International Students in New Zealand: Needs and Responses" (PDF). International Education Journal. 5 (4). 
  249. ^ a b c "QuickStats tentang Budaya dan Identitas: Bahasa Lisan". Statistik Selandia Baru. March 2006. Diakses tanggal 20 February 2008. 
  250. ^ Hay, Maclagan & Gordon 2008, hlm. 14.
  251. ^ * Bauer, L.; Warren, P.; Bardsley, D.; Kennedy, M.; Major, G. (2007). "Bahasa Inggris Selandia Baru". Jurnal Asosiasi Fonetik Internasional. 37 (1): 97–102. doi:10.1017/S0025100306002830. 
  252. ^ a b Phillips, Jock (March 2009). "The New Zealanders – Bicultural New Zealand". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  253. ^ "Pekan Bahasa Māori – Te Wiki o Te Reo Maori". Kementerian Kebudayaan dan Warisan. Diakses tanggal February 2008. 
  254. ^ Squires, Nick (May 2005). "Pengaruh Britania surut karena Selandia Baru mulai menuturkan Bahasa Māori". The Telegraph. Britania Raya. 
  255. ^ "Pendakuan Pengadilan Waitangi – Pekan Bahasa Māori". Kementerian Kebudayaan dan Warisan. July 2010. Diakses tanggal 19 January 2011. 
  256. ^ "Māori Television meluncurkan 100 persen Saluran Bahasa Māori". Māori Television. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  257. ^ a b c "Sensus 2006 – QuickStats tentang Budaya dan Identitas – Tabel" (XLS). Sensus 2006. Statistik Selandia Baru. Diakses tanggal 30 April 2010.  Dalam tabel 28 (Afiliasi Agama) dan 19 (Bahasa yang Dipertuturkan oleh Kelompok Etnik)
  258. ^ Akta Bahasa Isyarat Selandia Baru 2006 Nomor 18 (sejak 30 Juni 2008), Akta Publik – Legislasi Selandia Baru. Legislation.govt.nz (30 Juni 2008). Diakses pada 29 November 2011.
  259. ^ a b Dench, Olivia (July 2010). "Statistik Pendidikan Selandia Baru: 2009". Education Counts. Diakses tanggal 19 January 2011. 
  260. ^ "Akta Pendidikan 1989 Nomor 80 (seperti terlihat pada 1 Februari 2011), Akta Publik. Bagian 14: Pendirian dan pembubaran lembaga pendidikan tinggi, Pasal 62: Pendirian lembaga". Akta Pendidikan 1989 Nomor 80. Kantor Dewan Parlemen Selandia Baru/Te Tari Tohutohu Pāremata. 1 February 2011. Diakses tanggal 15 August 2011. 
  261. ^ "Belajar di Selandia Baru: Pendidikan tinggi". Otoritas Kualifikasi Selandia Baru. Diakses tanggal 15 August 2011. 
  262. ^ "Tingkat pendidikan penduduk" (xls). Education Counts. 2006. Diakses tanggal 21 February 2008. 
  263. ^ "Apa yang Diketahui dan Ingin Dilakukan oleh Pelajar: Kinerja Pelajar dalam Membaca, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan 2010" (PDF).  OECD.org. Diakses pada 21 Juli 2012.
  264. ^ GALLUP WorldView. Diakses pada 31 Juli 2012
  265. ^ "QuickStats tentang Budaya dan Identitas: Afiliasi Agama". Statistik Selandia Baru. Diakses tanggal 20 January 2011. 
  266. ^ "QuickStats tentang Budaya dan Identitas— Sensus 2006" (PDF). Statistik Selandia Baru. Diakses tanggal 28 September 2007. 
  267. ^ "Taksiran populasi subnasional". Statistik Selandia Baru. Diakses tanggal 2 November 2010. 
  268. ^ Kennedy 2007, hlm. 398.
  269. ^ Hearn, Terry (March 2009). "Bahasa Inggris – Kepentingan dan pengaruhnya". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  270. ^ "Simpulan – Imigrasi Britania dan Irlandia". Kementerian Kebudayaan dan Warisan. March 2007. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  271. ^ Stenhouse, John (November 2010). "Agama dan Masyarakat – Agama Māori". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  272. ^ "Struktur Sosial Māori". Kementerian Hukum. March 2001. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  273. ^ Kennedy 2007, hlm. 400.
  274. ^ Kennedy 2007, hlm. 399.
  275. ^ Phillips, Jock (March 2009). "The New Zealanders – Post-war New Zealanders". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  276. ^ Phillips, Jock (March 2009). "The New Zealanders – Ordinary blokes and extraordinary sheilas". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  277. ^ Phillips, Jock (March 2009). "Rural mythologies – The cult of the pioneer". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  278. ^ a b Swarbrick, Nancy (June 2010). "Kehidupan Kreatif – Seni Rupa dan Kerajinan Tangan". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  279. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Unsur-Unsur Ukiran". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 15 February 2011. 
  280. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Surface Patterns". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 15 February 2011. 
  281. ^ McKay, Bill (2004). "Arsitektur Māori: Mentransformasi Gagasan-Gagasan Arsitektur Barat". Fabrikasi: Jurnal Masyarakat Sejarawan Arsitektur, Australia dan Selandia Baru. 14 (1&2): 1–12. 
  282. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Desain-Desain Lukisan". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 15 February 2011. 
  283. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Pembuatan Rajah". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 15 February 2011. 
  284. ^ a b "Beginnings – history of NZ painting". Kementerian Kebudayaan dan Warisan. December 2010. Diakses tanggal 17 February 2011. 
  285. ^ "A new New Zealand art – history of NZ painting". Kementerian Kebudayaan dan Warisan. November 2010. Diakses tanggal 16 February 2011. 
  286. ^ "Seni Maori Kontemporer". Kementerian Kebudayaan dan Warisan. November 2010. Diakses tanggal 16 February 2011. 
  287. ^ Rauer, Julie. "Surga yang Hilang: Seni Pasifik Kontemporer dalam Masyarakat Asia". Asia Society and Museum. Diakses tanggal 17 February 2011. 
  288. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Desain-Desain Busana". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 15 February 2011. 
  289. ^ Keane, Basil (March 2009). "Pounamu – giok atau batu hijau – Terapan dan Hiasan". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 17 February 2011. 
  290. ^ Wilson, John (March 2009). "Masyarakat – Makanan, Minuman, dan Pakaian". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 17 February 2011. 
  291. ^ Swarbrick, Nancy (June 2010). "Kehidupan Kreatif – Desain dan Gaya Busana". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  292. ^ a b "Busana di Selandia Baru – Industri Busana Selandia Baru". The Economist. 28 February 2008. Diakses tanggal 6 August 2009. 
  293. ^ Swarbrick, Nancy (June 2010). "Creative life – Writing and publishing". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  294. ^ "Penciptaan Sastra Selandia Baru". Kementerian Kebudayaan dan Warisan. November 2010. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  295. ^ "Arah baru pada dasawarsa 1930-an – Sastra Selandia Baru". Kementerian Kebudayaan dan Warisan. August 2008. Diakses tanggal 12 February 2011. 
  296. ^ "Perang dan Sesudahnya – Sastra Selandia Baru". Kementerian Kebudayaan dan Warisan. November 2007. Diakses tanggal 12 February 2011. 
  297. ^ a b Swarbrick, Nancy (June 2010). "Kehidupan Kreatif – Musik". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  298. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Musik Maori". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 15 February 2011. 
  299. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Alat-Alat Musik". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 16 February 2011. 
  300. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Alat-Alat yang digunakan untuk Tujuan yang Bukan Musik". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 16 February 2011. 
  301. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Musik: Sejarah Umum". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 15 February 2011. 
  302. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Music: Brass Bands". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 14 April 2011. 
  303. ^ McLintock, Alexander, ed. (April 2009) [aslinya diterbitkan pada tahun 1966]. "Music: Pipe Bands". from An Encyclopaedia of New Zealand. Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 14 April 2011. 
  304. ^ Swarbrick, Nancy (June 2010). "Kehidupan Kreatif – Seni Peran". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  305. ^ "Sejarah – merayakan musik kita sejak tahun 1965". Recording Industry Association of New Zealand. 2008. Diakses tanggal 23 January 2012. 
  306. ^ "Tentang RIANZ – Pengenalan". Recording Industry Association of New Zealand. Diakses tanggal 23 January 2012. 
  307. ^ Trisha Dunleavy dan Hester Joyce, eds. Film dan Televisi Selandia Baru: Lembaga, Industri, dan Perubahan Budaya (Intellect Books, disebarkan oleh University of Chicago Press; 2012).
  308. ^ a b Swarbrick, Nancy (June 2010). "Kehidupan Kreatif – Film dan Penyiaran". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  309. ^ Cieply, Michael; Rose, Jeremy (October 2010). "New Zealand Bends and 'Hobbit' Stays". New York Times. 
  310. ^ "Panduan Produksi: Lokasi". Film New Zealand. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  311. ^ "Only peace protects freedoms in post-9/11 world". Reporters Without Borders. 22 October 2008. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  312. ^ "Freedom of the Press 2011" (PDF). Freedom House. 2011. Diakses tanggal 22 July 2012. 
  313. ^ Hearn, Terry (March 2009). "English – Popular culture". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 22 January 2022. 
  314. ^ a b Phillips, Jock (February 2011). "Olahraga dan kesenggangan – Olahraga terorganisasi". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 23 March 2011. 
  315. ^ Crawford, Scott (January 1999). "Rugbi dan Penempaan Identitas Nasional". Dalam Nauright, John. Olahraga, Kekuatan, dan Kemasyarakatan di Selandia Baru: Sudut Pandang Kesejarahan dan Kekinian (PDF). ASSH Studies In Sports History. 
  316. ^ Fougere, Geoff (1989). "Olahraga, Budaya, dan Identitas: Kasus Sepak bola Rugbi". Dalam Novitz, David; Willmott, Bill. Budaya dan Identitas di Selandia Baru. hlm. 110–122. ISBN 0-477-01422-4. 
  317. ^ "Rugby, racing and beer". Kementerian Kebudayaan dan Warisan. August 2010. Diakses tanggal 22 January 2011. 
  318. ^ Derby, Mark (December 2010). "Hubungan Māori–Pākehā – Olahraga dan Balapan". Te Ara – the Encyclopedia of New Zealand. Diakses tanggal 4 February 2011. 
  319. ^ "Raihan medali ABS: Australia finis di urutan ketiga". Biro Statistik Australia. 30 August 2004. Diakses tanggal 17 February 2008. 
  320. ^ Bain 2006, hlm. 69.
  321. ^ "World mourns Sir Edmund Hillary". The Age. Australia. January 2008. 
  322. ^ "Sport and Recreation Participation Levels" (PDF). Sport New Zealand. 2009. Diakses tanggal 30 April 2010. 
  323. ^ Yousef, Robyn (January 2011). "Waka ama: Keeping it in the family". New Zealand Herald. 
  324. ^ Hari libur umum, Departemen Tenaga Kerja
  325. ^ "Akta Hari Raya Tahun 2003 Nomor 129 (seperti terakses pada 30 September 2008), Akta Publik". Kantor Dewan Parlementer. Diakses tanggal 4 April 2010. 

Referensi

  • Bain, Carolyn (2006). New Zealand. Lonely Planet. ISBN 1-74104-535-5. 
  • Garden, Donald (2005). Stoll, Mark, ed. Australia, New Zealand, and the Pacific: an environmental history. Nature and Human Societies. ABC-CLIO/Greenwood. ISBN 978-1-57607-868-6. 
  • Kennedy, Jeffrey (2007). "Leadership and Culture in New Zealand". Dalam Chhokar, Jagdeep; Brodbeck, Felix; House, Robert. Culture and Leadership Across the World: The GLOBE Book of In-Depth Studies of 25 Societies. US: Psychology Press. ISBN 978-0-8058-5997-3. 
  • Hay, Jennifer; Maclagan, Margaret; Gordon, Elizabeth (2008). Dialects of English: New Zealand English. Edinburgh University Press. ISBN 978-0-7486-2529-1. 
  • King, Michael (2003). The Penguin History of New Zealand. New Zealand: Penguin Books. ISBN 978-0-14-301867-4. 
  • Mein Smith, Philippa (2005). A Concise History of New Zealand. Australia: Cambridge University Press. ISBN 0-521-54228-6. 

Pustaka lanjutan

Pranala luar

Pemerintahan
Pariwisata
Lainnya

42°S 174°E / 42°S 174°E / -42; 174