Wikipedia:Pedoman penamaan/Lokasi geografis

Halaman ini merupakan pedoman di Wikipedia bahasa Indonesia.
Isinya telah diterima luas oleh para pengguna dan dianggap sebagai standar yang harus diikuti oleh semua pengguna, meskipun sebaiknya dipahami dengan akal sehat, dan pengecualian dapat berlaku sewaktu-waktu. Segala penyuntingan substansial yang dilakukan di halaman ini harus menggambarkan konsensus. Jika Anda ragu, diskusikan terlebih dahulu di halaman pembicaraan.

Halaman berikut menjabarkan pedoman penamaan untuk lokasi geografis di Wikipedia bahasa Indonesia. Pada prinsipnya, aturan penamaannya mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau pedoman lain dari Pusat Bahasa dan Badan Informasi Geospasial, kecuali jika tidak (belum) ada dan jika diputuskan lain berdasarkan konsensus komunitas.

Proposal

Untuk pedoman penamaan lokasi/tempat yang saat ini diterapkan di Wikipedia, lihat Pedoman penamaan#Nama geografis. Pedoman tersebut dirasa tidak lengkap dan proposal ini dibuat untuk melengkapinya.

Pedoman umum

Nama geografis (toponimi) terdiri dari dua unsur: nama generik dan nama spesifik.[1] Nama generik adalah nama yang menggambarkan bentuk (bentang alam) dari unsur geografis tersebut, seperti pulau, danau, selat, gunung, lembah, dan sebagainya. Nama spesifik merupakan nama diri (proper name) dari unsur geografis dan digunakan sebagai unit pembeda antar unsur geografis. Nama spesifik yang sering digunakan untuk unsur geografis biasanya berasal dari kata sifat, misalnya ’baru’, ’jaya’, ’indah’, ’makmur’, atau kata benda yang bisa mencerminkan bentuk unsur tersebut, misalnya ’batu’, ’candi’, dan lain sebagainya. (selengkapnya ...). Dengan demikian, setiap penamaan suatu unsur geografis di Wikipedia harus lengkap mencakup nama generik dan nama spesifik (tetapi lihat Tambahan 2 di Pedoman 2). Sesuai dengan kaidah pengejaan, baik nama generik maupun nama spesifik diawali dengan huruf kapital, karena keduanya membentuk nama diri. Contoh: Pulau Bali, bukan Bali; Pulau Lombok, bukan Lombok; Selat Karimata, bukan Karimata; dan Lembah Anai, bukan Anai.

Nama generik geografis bentang alam perlu dibedakan dari nama generik daerah/tempat (kota, kampung, dusun) atau satuan administratif (provinsi, kecamatan, desa, Kota). Nama daerah/tempat atau satuan administratif dapat memakai nama generik geografis bentang alam sebagai nama spesifik, seperti Bukittinggi, Ciamis, atau Bulukumba.

Pedoman 1

Nama generik bentang alam di Indonesia yang menggunakan bahasa daerah dipertahankan sesuai nama aslinya (nama tempatan). Berikut adalah daftar sinonim nama generik geografis dalam bahasa daerah (tidak lengkap - lihat sumber untuk yang di-comment out).

Bahasa Indonesia Bahasa daerah
Danau Telaga/tlaga, situ (Jawa Barat), rawa, ranu (Jawa Timur), laut (Sumatera), tasik (Jawa, Sumatera)
Sungai Air (Sumatera bagian selatan), aik/aek/bah (Tapanuli), ai, oi, kali/bengawan (Jawa), batang (Jambi/Riau dan beberapa bahasa Kalimantan), way (Lampung), ci (Jawa bagian barat), brang, tukad/yeh (Bali), kokok (Lombok), nanga/danum (beberapa tempat di Kalimantan), krueng (Aceh), ie, batang banyu (Kalimatan bagian tenggara), salo/salu (Sulawesi Selatan)
Muara, Hilir Kuala, Ilir, Bawah
Mata air, Hulu Tuk, ulu, atas
Air terjun (jeram) Curug
Tanjung, Semenanjung/Jazirah Ujung (Jawa Barat), hujung, cuku
Pulau, Kepulauan Nusa, gili, mios/meos, pulo, towade, wanua, libuton, lihuto
Gunung, puncak, Pegunungan, bukit Dolok (Tapanuli), buku, bulu (Sulawesi Selatan), deleng, keli (Flores), wolo, cot/batee (Aceh), igir, wukir/giri/wagir/meru (Jawa Tengah dan Timur), pasir (Jawa Barat), olet (Sumbawa), nga (Papua)
Gua (goa) Liang, luweng, song
Lembah (jurang) Ngarai

Catatan:

  • Gunung di sini mencakup segala bentuknya, termasuk di antaranya gunung es, gunung berapi, anak gunung, dll
  • (b.) artinya buatan manusia - tidak alami
  • dalam tanda kurung artinya variasi penulisan

Nama mata angin atau arah adalah sebagai berikut (belum lengkap):

Mata angin Bahasa asing
Timur East, Eastern
Tenggara South East (Southeast, Southeastern, South-east, South-eastern)
Selatan South, Southern
Barat Daya South West (Southwest, Southwestern, South-west, South-western)
Barat West, Western
Barat Laut North West (Northwest, Northwestern, North-west, North-western)
Utara North, Northern
Timur Laut North East (Northeast, Northeastern, North-east, North-eastern)
Tengah, Pusat (sentral) Middle, center, central

Nama generik tempat/daerah atau satuan administratif adalah sebagai berikut (belum lengkap):

Jenis pembagian administratif Bahasa asing
Provinsi Province, dll.
Kota City, dll.
Kabupaten
Kecamatan
Kelurahan
Desa Village, dll.

Pedoman 2

Nama unsur geografi ditulis terpisah antara nama generik dan nama spesifiknya. Beberapa contoh: Air Musi, Air Bangis, Krueng Aceh, Ie Mola, Way Seputih, Batang Hari, Ci Liwung, Danau Toba, Laut Jawa, Selat Sunda, Pulau Nias, Tanjung Cina, Gunung Merbabu, Lembah Anai, Puncak Jaya, dan Bukit Suharto. Nama generik dibakukan singkatannya:

  • Tanjung : Tg.
  • Pulau: P.
  • Laut: L.; Selat: Sel.
  • Way: W.
  • Sungai: S.
  • Sei
  • Ujung: U.

Khusus untuk nama generik tempat/daerah dan satuan administratif, Wikipedia bahasa Indonesia memiliki beberapa kesepakatan. Kebanyakan, nama generik ini tidak ditulis dan juga tidak disebut karena orang tahu bahwa itu nama kota: Bandung, Semarang, atau Balikpapan.

Tambahan 1

Beberapa nama kota menggunakan kata sifat yang langsung mengikuti nama generik "kota". Untuk yang demikian, kata "kota" disertakan dan digabungkan. Kota-kota itu adalah Kotaagung, Kotogadang, Kotamobagu, dan Kotabaru. Nama Banda Aceh dan Bandar Lampung tidak termasuk dalam aturan ini, meskipun dalam bahasa setempat kedua nama generik itu berarti "kota", pada kenyataannya, nama tempat tersebut jarang disambung (Bandaaceh dan Bandarlampung).

Tambahan 2

Karena alasan kejelasan penjudulan, banyak nama kota di Wikipedia, terutama kota-kota di Indonesia, menggunakan judul yang menyertakan kata "Kota" di depannya untuk menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah kota yang berstatus sebagai daerah otonom setingkat kabupaten (UU Pemerintahan Daerah). Contoh: Kota Ambon, Kota Pasuruan, Kota Batam. Hal ini sejalan dengan kesepakatan untuk satuan administratif Kabupaten: kata "Kabupaten" disebutkan di awal judul artikel.

Tambahan 3

Untuk penamaan satuan administratif Kecamatan, kata "Kecamatan" tidak ditulis, tetapi judul artikel ditulis dengan format <Nama_kecamatan, Nama_kabupaten>. Untuk penamaan satuan administratif Kelurahan atau Desa, nama generik itu tidak disebutkan tetapi judul artikel ditulis dengan format <Nama_kelurahan, Nama_kecamatan, Nama_kabupaten> atau <Nama_desa, Nama_kecamatan, Nama_kabupaten>

Tambahan 4

Kecuali Kota, Kecamatan, Kelurahan, Desa dan beberapa pembagian administratif lainnya yang tidak dicantumkan di judul artikel, maka semua nama unsur bentang alam dicantumkan di judul dengan format "<jenis bentang alam> <nama diri>"

Pedoman 3

Nama tempat/daerah yang memuat nama generik dan spesifik geografis lainnya (gunung, bukit, tanjung, ujung, selat, lembah, atau lainnya) ditulis tergabung (satu kata tanpa spasi), baik yang terdiri dari dua, tiga, atau lebih kata. Pedoman 1 juga berlaku untuk penamaan ini. Contoh-contoh disajikan berikut.

  • Nama tempat gabungan dua kata: Gunungsitoli; Cimahi; Bukittinggi; Muarajambi; Tanjungpinang; Tanjungpriok; Kruengraya; Sungailiat; Bandarlampung; Airmadidi; Sungaipenuh; Kualasimpang.
  • Nama tempat gabungan tiga kata: Torlukmuaradolok (torluk = teluk; muara = muara; dolok = gunung); Muarabatangangkola (muara dan batang adalah nama generik; angkola = nama benda). Perhatikan bahwa dua nama generik mendahului satu nama spesifik.
  • Nama tempat gabungan empat atau lebih kata: Purbasinombamandalasena; Dalihannataluhutaraja; Gunungmanaonunterudang. Untuk memudahkan disarankan tidak memakai nama yang panjang. (Nama-nama ini dijumpai di Tapanuli Selatan).

Perhatikan bahwa aturan ini berakibat sejumlah nama yang sebelumnya telah dikenal pengejaannya seakan-akan mengalami perubahan (sebenarnya tidak berubah karena dulu sudah demikian pengejaannya). Contoh: di Jawa Barat ada sungai yang bernama Ci Liwung (harus ditulis dengan dua kata karena merupakan nama geografis). Tetapi jika suatu kota (generik) "Ci" dipakai dalam nama spesifik, maka ditulis dengan satu kata (Cimahi, Cibinong, Cikampek). Untuk rujukan, silakan lihat peta-peta yang dibuat di masa penjajahan Belanda.

Nama-nama daerah tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, seperti Banyuasin (bukan Airasin), Kalianyar, (bukan Sungaibaru), dan Tanahabang (bukan Tanahmerah).

Pedoman 4

Jika suatu nama geografis menggunakan nama spesifik berupa kata sifat yang bersifat penunjuk arah atau waktu, nama spesifik itu ditulis terpisah. Contoh-contoh: Jawa Barat; Sungai Tabalong Kiwa; Kotamubago Selatan; Kapuk Muara; Meruya Ilir; Kampung Desatengah Selatan; Nusa Tenggara Timur; Timor Tengah Utara; Panyabungan Tonga; Pagarutang Jae (tonga = tengah; jae= utama di Kabupaten Tapanuli Selatan); Kemang Utara; Durentiga Selatan, Kebayoran Lama.

Pedoman 5

Nama tempat yang menggabungkan dua atau lebih nama spesifik dari nama geografis yang telah ada sebelumnya ditulis terpisah. Contoh: Ogan Komering Ulu (dari Sungai Ogan, Sungai Komering, Ulu (kata sifat arah)); Lematang Ilir Ogan Tengah (dari Sungai Lematang, Ilir (kata sifat arah), Sungai Ogan, Tengah (kata sifat arah)).

Pedoman 6

Nama spesifik tempat yang terdiri dari kata berulang ditulis sebagai satu kata, misalnya Bagansiapiapi, Siringoringo, Sigiringgiring, Tolitoli, dan Mukomuko. Nama "Fakfak" bukanlah pengulangan kata.

Nama spesifik tempat yang terdiri dari gabungan dua kata benda, ditulis sebagai satu kata, misalnya: Pintupadang, Pagergunung, Pondoksungai, Pelabuhanratu, dan Kayulaut.

Nama tempat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih nama tempat atau nama diri yang sudah ada sebelumnya, ditulis menggunakan tanda hubung (-), misalnya: Grogol-Petamburan, Ampekangkek-Canduang, dan Bandara Soekarno-Hatta. Aturan ini berlaku juga untuk nama internasional.

Pedoman 7

Nama spesifik yang ditulis dengan angka sebagai penomoran (bukan keterangan jumlah), berakibat nomor ditulis terpisah dan diawali huruf kapital, misalnya Depok Satu, Depok Timur Satu, Jembatan Lima, dan Koto Ampek; tetapi Durentiga, Kelapadua.

Tambahan 1

Beberapa penamaan di Sumatera Barat dan sekitarnya menggunakan bilangan atau perkalian. Penulisan seperti ini dapat dipersingkat dengan menggunakan angka arab atau angka romawi.

Pedoman 8 (nama internasional)

Penetapan nama internasional mengikuti aturan penamaan internasional atau aturan penamaan menurut otoritas setempat, kecuali telah ditemukan dalam literatur bentuk pengindonesiaan yang disepakati. Beberapa prinsip berlaku sebagai pedoman pemberian judul di Wikipedia bahasa Indonesia (dengan mengambil contoh nama-nama dalam bahasa Inggris, walaupun tidak semuanya memiliki nama asli dalam bahasa Inggris):

  1. Penyesuaian lafal. Misalnya Morocco, Croatia, Cuba, Iceland disesuaikan ejaannya menjadi Maroko, Kroasia, Kuba, Islandia, dll..
    • Pengecualian:
  2. Penyesuaian struktur bahasa dilakukan untuk mengubah struktur MD menjadi DM yang sesuai dengan bahasa Indonesia. Misalnya Saudi Arabia menjadi Arab Saudi.
    • Pengecualian:
  3. Penyesuaian dengan penerjemahan dilakukan apabila nama aslinya merupakan jenis bentang alam dan arah mata angin. Misalnya ocean, island, mount (mountain), river, north, dan south yang diterjemahkan menjadi samudra, pulau, gunung, sungai, utara, dan selatan. Misalnya Cote d'Ivoire menjadi Pantai Gading, Christmas Island/Easter Island menjadi Pulau Natal/Pulau Paskah, Cape Verde menjadi Tanjung Verde
    • Pengecualian:
  4. Penyesuaian dengan penerjemahan juga dilakukan apabila nama aslinya merupakan jenis pembagian administratif yang mengandung unsur bentang alam. Misalnya Rhode Island menjadi Pulau Rhode, Isle of Man menjadi Pulau Man.
    • Pengecualian:
  5. Penyesuaian dengan penerjemahan juga dilakukan apabila nama aslinya merupakan jenis pembagian administratif yang mengandung unsur arah mata angin. Misalnya Western Sahara menjadi Sahara Barat, South Sudan menjadi Sudan Selatan, North Island menjadi Pulau Utara.
    • Pengecualian: apabila unsur mata angin dalam bahasa aslinya dirangkai menjadi satu kata, misalnya Northumbria tidak diterjemahkan menjadi Umbriautara atau Umbria Utara; apabila unsur mata angin terletak di tengah-tengah, misalnya New South Wales tidak diterjemahkan menjadi Wales Selatan Baru.
  6. Penyesuaian dengan penerjemahan dilakukan apabila nama aslinya merupakan jenis pembagian administratif. Misalnya New York City menjadi Kota New York.
    • Pengecualian:
  7. Penyesuaian tidak dilakukan untuk kata sifat baru (New)
  8. Pemertahanan nama. Apabila nama itu tidak berbeda dengan sistem fonologi bahasa Indonesia dan karena pertimbangan keinternasionalannya, nama itu dipertahankan keasliannya. Misalnya, Los Angeles, Greenland (Tanah Hijau), Johnston (Pulau), dan Saint George.
  9. Penyesuaian tidak dilakukan untuk kata gelar santo/santa (St.'). Misalnya: nama negara Saint Kitts dan Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent dan Grenadines, serta nama-nama geografis di Prancis atau Inggris yang berawalan "Saint" (Belanda: "Sint", dan seterusnya).
  10. Penyesuaian tidak dilakukan untuk kata partikula el (St.'). Misalnya: nama negara El Salvador
    • Pengecualian:

Pedoman khusus di Wikipedia

Standardisasi-standardisasi (gaya selingkung) yang berlaku di Wikipedia bahasa Indonesia, tidak selalu sama dengan standar majalah/koran/instansi pemerintahan

  1. "Perancis", bukan "Prancis" (2006-2019).
  2. "Sumatera", bukan "Sumatra" (2006-2019) tidak melalui konsensus resmi.
    • Setelah konsensus, diputuskan untuk menggunakan "Sumatra".
    • Setelah konsensus kedua, diputuskan untuk tetap menggunakan "Sumatera" untuk nama-nama provinsi yang memiliki landasan hukum. Sementara nama pulau masih tetap Sumatra.
  3. Istilah Britania Raya digunakan sebagai padanan Great Britain maupun United Kingdom untuk membedakan dengan Inggris (England)
  4. Myanmar bukan Burma
  5. Ceko bukan Cek atau Ceska
  6. Greenland diserap utuh, tapi Iceland ditransliterasikan menjadi Islandia

Diskusi pedoman penamaan yang lain

(lihat pula halaman pembicaraan masing-masing, jika ada)

Pranala luar

Situs Pondokbahasa

Referensi