Bintang Mahaputera Adipradana
Bintang Mahaputera Adipradana adalah kelas kedua dari tanda kehormatan Bintang Mahaputera. Sebagai kelas dari Bintang Mahaputera, bintang ini diberikan kepada mereka yang secara luar biasa menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.[1]
Bintang Mahaputera Adipradana | |
---|---|
Dianugerahkan oleh Presiden Indonesia | |
Tipe | Bintang Sipil |
Dibentuk | 1959 |
Negara | Indonesia |
Kelayakan | Sipil |
Status | Saat ini dianugerahkan |
Statistik | |
Penganugerahan pertama | 1961 |
Penganugerahan terakhir | 2021 |
Prioritas | |
Tingkat lebih tinggi | Bintang Mahaputera Adipurna |
Tingkat lebih rendah | Bintang Mahaputera Utama |
Bentuk
Setelah 1972
Bintang Mahaputera Adipradana diberikan dalam bentuk selempang yang digunakan dengan cara diselempangkan dari pundak kanan ke pinggang kiri sehingga bintang terletak di pinggang kiri. Penerima penghargaan juga mendapatkan patra yang dipakai di dada kiri pada saku di bawah kancing baju, serta miniatur yang dipakai pada lidah baju. Piagam sebagai tanda pemberian bintang ini juga akan diberikan kepada para penerima.[2][3]
1959–1972
Sebelum 1972, Bintang Mahaputera Adipradana diberikan dalam bentuk kalung yang dikenakan di leher. Sama seperti saat ini, bintang ini kala itu juga dilengkapi dengan patra.[4][5] Setelah 1972, bintang ini diberikan dalam bentuk selempang hingga saat ini.[6]
Penerima terkemuka
Daftar ini belum tentu lengkap. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
Berikut ini penerima-penerima terkemuka dari Bintang Mahaputera Adipradana.[7]
- Abdul Haris Nasution (1961)
- Achmad Soebardjo (1973)
- Adam Malik (1973)
- Adnan Kapau Gani (1995)A
- Akbar Tanjung (1992)
- Ali Alatas (1992)
- Ali Moertopo (1982)
- Ali Sadikin (2003)
- Ali Sastroamidjojo
- Amirmachmud (1973)
- Andi Amir M. Jusuf (1973)
- Andi Mattalatta (2014)[8]
- Anwar Tjokroaminoto (1973)
- Ario Soerjo (1999)A
- Artidjo Alkostar (2021)A[9]
- Assaat (1995)
- Ashari Danudirdjo (1997)
- Awaloedin Djamin (1982)
- Azwar Anas (1992)
- A.E. Manihuruk (1992)
- A.M. Hendropriyono (1999)
- A.R. Soehoed (1982)
- B. J. Habibie (1982)
- Basuki Hadimuljono (2020)[10]
- Basuki Rahmat (1995)
- Boediono (1999)
- Boentaran Martoatmodjo (1992)A
- Dadang Suprayogi (1967)
- Emil Salim (1973)
- Fatmawati (1994)
- Feisal Tanjung (1995)
- Frans Kaisiepo (1993)A
- Frans Seda (1973)
- Gatot Nurmantyo (2020)[10]
- Ginandjar Kartasasmita (1987)
- G.A. Siwabessy (1973)
- Hamengkubuwana IX (1961)
- Hamzah Haz (1999)
- Harmoko (1987)
- Harsono Tjokroaminoto (1990)
- Hasan Basri Durin (1999)
- H.O.S. Tjokroaminoto (1961)A
- I Gusti Ketut Jelantik (1993)A
- Ibnu Sutowo (1972)
- Ibrahim Hassan (1992)
- Ida Anak Agung Gde Agung (1995)
- Ida Bagus Oka (1999)
- Ilyas Ya'kub (1999)A
- Iskandar Muda dari Aceh (1993)A
- Ismail Hasan Metareum (1996)
- Iwa Koesoemasoemantri (1992)A
- Juliana Djoeanda (1993)A
- Karlinah Wirahadikusumah (1987)
- Ki Bagoes Hadikoesoemo (1992)A
- Ki Sarmidi Mangunsarkoro (1995)A
- Kusumah Atmaja (1995)A
- La Maddukelleng (1998)A
- Lasiyah Soetanto (1982)
- L.B. Moerdani (1987)
- Johannes Latuharhary (1992)A
- Johannes Leimena (1973)
- Mahfud MD (2013)[11]
- Maraden Panggabean (1970)
- Marthen Indey (1993)
- K.H. Mas Mansoer (1961)
- Megawati Soekarnoputri (2001)
- Mochtar Kusumaatmadja (1974)
- Mohammad Yamin (1962)
- Mohamad Roem (1984)
- M. Sarbini (1973)
- M.H. Thamrin (1961)A
- Nani Soedarsono (1987)
- Nelly Adam Malik (1982)
- Nuku Muhammad Amiruddin (1995)A
- Oerip Soemohardjo (1961)A
- Otto Iskandardinata (1961)A
- Panji Surachman Cokroadisuryo (1992)A
- Patrialis Akbar (2014)[8]
- Poedjono Pranyoto (1999)
- Radius Prawiro (1973)
- Radjiman Wedyodiningrat (1961)A
- Raja Haji Fisabilillah (1997)A
- Ratu Emma Norma Soedharmono (1992)
- Retno Marsudi (2020)[10]
- Robert Wolter Mongisidi (1961)A
- Roeslan Abdulgani (1961)
- Roy Suryo (2014)[8]
- Sam Ratulangi (1961)A
- Sanusi Hardjadinata (2001)
- Prof. Dr. Sardjito (1970)A
- Mr. Sartono (1961)
- Sarwo Edhie Wibowo (1986)
- Sayuti Melik (1973)
- Dr. Setiabudi (1961)A
- Silas Papare (1993)A
- Siti Rahmiati Hatta (1993)
- Sri Mulyani (2020)[10]
- Soedharmono (1973)
- Soedirman (1961)A
- Soekarni (1973)A
- Soekiman Wirjosandjojo (1985)A
- Soemitro Djojohadikoesoemo (1973)
- Mayjen Soengkono (1980)A
- Soepardjo Rustam (1987)
- Soerjopranoto (1961)A
- R.P. Soeroso (1974)A
- Soesanto Tirtoprodjo (1992)A
- Dr. Soetomo (1961)A
- Dr. Sudarsono (1995)A
- Sugandhi Kartosubroto (1992)A
- Sumantri Brodjonegoro (1973)
- Sunario Sastrowardoyo (1985)
- Ir. Sutami (1973)
- Sutan Mohammad Rasjid (2000)
- Suyono Sosrodarsono (1987)
- Susi Pudjiastuti (2020)[10]
- Suwiryo (1995)A
- Syarwan Hamid (1999)
- Syarif Kasim II dari Siak (1998)A
- Tuanku Tambusai (1995)A
- Teuku Muhammad Hasan (1983)
- Tjilik Riwut (1998)A
- Dr. Tjiptomangoenkoesoemo (1961)A
- Tito Karnavian (2020)[10]
- Try Sutrisno (1992)
- Tuti Sutiawati Try Sutrisno (1996)
- T.B. Simatupang (1995)A
- Umar Wirahadikusumah (1973)
- Wahono (1992)
- R.A.A. Wiranatakoesoema V (1992)A
- Wiranto (1998)
- Wirjono Prodjodikoro (1995)A
- Wismoyo Arismunandar (1995)
- K.R.M.T. Wongsonegoro (1992)A
- Yasonna Laoly (2020)[10]
- Yunus Yosfiah (1999)
- Yusril Ihza Mahendra (2014)[8]
- Syekh Yusuf Al-Makassari (1995)A
- Zainul Arifin Pohan (1998)A
Keterangan:
A Penganugerahan anumerta.
Lihat pula
Referensi
- ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan" (PDF). Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Diakses tanggal 2021-04-20.
- ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Bintang Mahaputera" (PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diakses tanggal 2018-02-25.
- ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010" (PDF). JDIH Kementerian Sekretariat Negara. Diakses tanggal 2021-04-20.
- ^ "Undang-Undang Darurat No. 6 Tahun 1959 tentang Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera". Arsip Nasional Republik Indonesia. 1959. Diakses tanggal 2021-08-12.
- ^ "Lampiran Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1959 tentang Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera". hukumonline.com. Diakses tanggal 2021-12-14.
- ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1972 tentang Perobahan dan Tambahan Ketentuan Mengenai Beberapa Jenis Tanda Kehormatan Republik Indonesia yang Berbentuk Bintang dan Tentang Urutan Derajat/Tingkat Jenis Tanda Kehormatan Republik Indonesia yang Berbentuk Bintang" (PDF). Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional. Diakses tanggal 2021-05-23.
- ^ "Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003" (PDF). Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diakses tanggal 2021-01-20.
- ^ a b c d Lumanauw, Novy (13 Oktober 2014). "Presiden Sematkan Bintang Mahaputra Adipradana kepada Sejumlah Menteri". Berita Satu. Diakses tanggal 2021-12-14.
- ^ Kamil, Irfan (12 Agustus 2021). "Artidjo Alkostar, Eks Hakim Agung dan Algojo Koruptor yang Dianugerahi Bintang Mahaputra". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-08-12.
- ^ a b c d e f g Prihatin, Intan Umbari (11 November 2020). "13 Menteri Kabinet Jokowi Terima Penghargaan Tanda Kehormatan". Merdeka.com. Diakses tanggal 10 Oktober 2021.
- ^ Gatra, Sandro (13 Agustus 2013). "8 Menteri Dapat Bintang Mahaputera Adipradana". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-12-14.