Stasiun Jakarta Kota

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Jakarta Kota (JAKK) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di kawasan Kota Tua Jakarta, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat. Dengan luas 325 ha (3.250.000 m2),[3] stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini merupakan stasiun utama ketiga wilayah Jabodetabek dalam berada di Daerah Operasi I Jakarta dan merupakan satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan awal/akhir), yang tidak memiliki jalur lanjutan lagi.

Stasiun Jakarta Kota
Kereta Api Indonesia KAI Commuter
C01B01TP01

Fasad Pintu Utara Stasiun Jakarta Kota 2021
Lokasi
Koordinat6°8′15.284″S 106°48′52.682″E / 6.13757889°S 106.81463389°E / -6.13757889; 106.81463389
Ketinggian+4 m
Operator
Letak
km 0+000 lintas Jakarta Kota–:
Jumlah peronEnam peron teluk dengan dua peron sisi dan lima peron pulau
Jumlah jalur11:
  • jalur 3: sepur lurus ke arah Cikarang melalui Kampung Bandan bawah
  • jalur 4: sepur lurus ke arah Cikarang melalui Kampung Bandan bawah
  • jalur 7: sepur lurus ke arah Tanjung Priuk via Kampung Bandan atas
  • jalur 8: sepur lurus ke arah Tanjung Priuk via Kampung Bandan atas
  • jalur 9: sepur lurus dari dan ke depo kereta
  • jalur 10: sepur lurus ke arah Cikarang via Manggarai
  • jalur 11: sepur lurus ke arah Bogor
LayananKutojaya Utara, Menoreh dan KAI Commuter Jabodetabek
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
ArsitekFrans Johan Louwrens Ghijsels
Gaya arsitekturArt Deco
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka8 Oktober 1929
Nama sebelumnyaStation Batavia-Benedenstad dan Djakarta
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Terminus Commuter Line Bogor
Jakarta Kota–Bogor
Jayakarta
menuju Bogor
Commuter Line Cikarang
Cikarang–Jakarta Kota
Jayakarta
menuju
Commuter Line Cikarang
Cikarang–Jakarta Kota
Kampung Bandan
menuju
Commuter Line Tanjung Priuk
Tanjung Priuk–Jakarta Kota
Kampung Bandan
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Transjakarta Halte berikutnya
Glodok
menuju Blok M
Koridor 1
transfer di Kota
Terminus
Glodok Koridor 4
M
transfer di Kota
Terminus Koridor 5
K
transfer di Kota
Pangeran Jayakarta
Glodok Koridor 9
B
transfer di Kota
Terminus
Museum Fatahillah
Perjalanan satu arah
Koridor 12
transfer di Kota
Pangeran Jayakarta
Kali Besar Barat
menuju Pluit
Pangeran Jayakarta
Perjalanan satu arah
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Layanan pelanggan Musala Toilet Mesin tiket Cetak tiket mandiri Pemesanan langsung di loket 
Ruang/area tunggu Tempat naik/turun Parkir Isi baterai Galeri ATM Restoran 
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Jakarta Kota (BEOS)
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20050425.02.000582
Tanggal SK1993
PemilikPT Kereta Api Indonesia
PengelolaPT Kereta Api Indonesia
KAI Commuter
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini dikenal pula dengan sebutan Stasiun Beos atau Stasiun Kota, walaupun nama asli stasiun ini adalah Stasiun Batavia-benedenstad dan sejak zaman pendudukan Jepang, mulai menggunakan nama Djakarta (Stasiun Jakarta aslinya merujuk pada stasiun ini). Nama "Stasiun Kota" juga dapat merujuk kepada Stasiun Surabaya Kota.

Keberadaan Stasiun Jakarta Kota pada saat ini diperdebatkan karena hendak direnovasi dengan penambahan ruang komersial. Padahal stasiun ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Selain bangunannya kuno, stasiun ini merupakan stasiun tujuan terakhir perjalanan. Seperti halnya Stasiun Surabaya Kota atau Stasiun Semut di Surabaya yang merupakan cagar budaya, tetapi juga terjadi renovasi yang dinilai kontroversial.

Sejarah

Pada masa lalu, karena terkenalnya stasiun ini, nama itu dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi swasta. Namun, mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos yang ternyata memiliki banyak versi.

Pertama, nama Beos mengacu pada nama stasiun Batavia BOS Bataviasche Oosterspoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), yang berada pada lokasi yang sama sebelum dibongkar.[4] Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan kereta api swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, yang berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.[5]

Sebenarnya, masih ada nama lain untuk Stasiun Jakarta Kota ini, yakni Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan.[4] Nama ini muncul karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Satunya adalah Stasiun Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, dan merupakan terminus untuk jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia.[5]

Batavia Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1887, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk direnovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun, kereta-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.[6]

Di balik kemegahan stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, 8 September 1882, yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels.[5] Bersama teman-temannya seperti Hein von Essen dan F. Stolts, lelaki yang menamatkan pendidikan arsitekturnya di Delft itu mendirikan biro arsitektur Algemeen Ingenieur Architectenbureau (AIA). Karya biro ini bisa dilihat dari gedung Departemen Perhubungan Laut di Medan Merdeka Timur dan Rumah Sakit PELNI di Petamburan yang keduanya di Jakarta serta Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta.

Stasiun ini, pada zaman kolonial ada dua, yaitu Batavia NIS (Batavia Noord) dan Batavia BOS (Batavia Zuid).[4] Setelah kedua stasiun tersebut dibeli oleh pemerintah kolonial, perusahaan kereta api negara Staatsspoor en Tramwegen, berencana untuk membangun stasiun besar baru di atas lahan Stasiun Batavia BOS yang mulai ditutup sejak tahun 1923. Sebagai gantinya, maka stasiun Batavia Noord eks-NIS yang berjarak 200 meter ke arah Utara sebagai stasiun utama untuk melayani penumpang. Tahun 1926, stasiun eks-BOS mulai dibongkar. Pembangunan ini adalah proyek dari pembangunan gedung stasiun milik negara, maka Burgerlijke Openbare Werken, (Departemen Pekerjaan Umum Hindia Belanda), terlibat dalam pembangunannya.

Stasiun Beos merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana meski bercita rasa tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju keindahan.[5]

Masa kini

Stasiun Jakarta Kota akhirnya ditetapkan sebagai cagar budaya melalui surat keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993. Walau masih berfungsi, di sana-sini terlihat sudut-sudut yang kurang terawat. Keberadaannya pun mulai terusik dengan adanya kabar pembangunan mal di atas bangunan stasiun. Demikian pula kebersihannya yang kurang terawat, sampah berserakan di rel-rel kereta. Selain itu, banyak orang yang tinggal di samping kiri kanan rel di dekat stasiun mengurangi nilai estetika stasiun ini. Kini pihak KAI melalui Unit Pelestarian Benda dan Bangunan Bersejarah telah mulai menata stasiun bersejarah ini.

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini awalnya memiliki dua belas jalur kereta api dengan jalur 4 dan 5 merupakan sepur lurus jalur ganda dari dan ke arah Kampung Bandan Bawah-Pasar Senen-Jatinegara, jalur 8 dan 9 merupakan sepur lurus jalur ganda dari dan ke arah Kampung Bandan atas-Tanjung Priuk, serta jalur 11 dan 12 merupakan sepur lurus jalur ganda layang dari dan ke arah Gambir-Manggarai. Namun, saat ini jumlah jalurnya berkurang menjadi sebelas jalur karena jalur 1 yang lama sudah ditutup dan diubah menjadi ruang tunggu penumpang beberapa kereta api antarkota yang pelayanan rutenya berterminus di stasiun ini. Di sebelah timur laut stasiun ini terdapat depo kereta yang terhubung langsung dengan jalur 10.

Mulai Februari 2022 sistem persinyalan elektrik lama produksi Siemens tipe SSI di sepanjang jalur layang tersebut sudah digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri. Penomoran jalur di stasiun ini diubah dengan mengurangi semua nomor jalurnya dengan angka satu.

Salah satu hal yang unik dari stasiun ini adalah bangunan peronnya yang mirip dengan bangunan peron pulau di Stasiun Jember, yaitu berupa kanopi memanjang dengan atap berbentuk huruf V yang disangga struktur kantilever kolom tunggal dari baja.

Stasiun Jakarta Kota juga berfungsi sebagai tempat istirahat sementara bagi beberapa kereta api jarak jauh sebelum dipersiapkan pemberangkatannya di Gambir dan Pasar Senen.

Stasiun ini terakhir direnovasi pada tahun 2019, salah satunya berupa penambahan ruang tunggu baru untuk kereta api jarak jauh.[7] Per 13 hingga 23 Februari 2020, wesel-wesel inggris dan scissors Stasiun Jakarta Kota yang telah digunakan selama hampir lima puluh tahun kini sudah diganti dengan yang terbaru.[8]

 

G Pintu masuk/keluar sisi utara
Hall stasiun Peron sisi
Jalur 1 Jalur parkir rangkaian kereta api
Jalur 2 Jalur parkir rangkaian kereta api
Peron teluk
Jalur 3 ← Jalur sepur ujung      Commuter Line Bogor (cabang Pasar Senen)
Jalur 4      Commuter Line Bogor menuju Cikarang via Pasar Senen (Kp. Bandan)
Peron teluk
Jalur 5 Parkir kereta api antarkota
Jalur 6 Parkir kereta api antarkota
Peron teluk
Jalur 7 ← Jalur sepur ujung      Commuter Line Tanjung Priuk
Jalur 8      Commuter Line Tanjung Priuk menuju Tanjung Priuk (Kp. Bandan)
Peron teluk
Jalur 9 Parkir kereta api antarkota
Jalur 10      Commuter Line Bogor menuju Cikarang via Manggarai (Jayakarta)
Peron teluk
Jalur 11      Commuter Line Cikarang menuju Bogor (Jayakarta)
Peron sisi
G Pintu masuk/keluar sisi selatan

Pada budaya populer

Stasiun ini dijadikan salah satu lokasi syuting video musik oleh sejumlah grup musik dan penyanyi, seperti Krakatau dalam lagu yang berjudul Kau Datang pada tahun 1989, TIC Band dalam lagu Terbaik Untukmu pada tahun 2001, Kotak dalam lagu Selalu Cinta pada tahun 2013, penyanyi Kunto Aji dalam lagu debutnya yang berjudul Terlalu Lama Sendiri pada tahun 2014, dan Maudy Ayunda dalam lagu Jakarta Ramai pada tahun 2016.

Layanan kereta api

Sejak sekitar tahun 2013-2014 semua kereta api penumpang jarak jauh dan menengah yang dahulu memiliki terminus ke Stasiun Jakarta Kota dialihkan ke Stasiun Pasar Senen, antara lain KA Gumarang, KA Gaya Baru Malam Selatan, KA Tegal Arum (sekarang tidak beroperasi lagi), dan KA Serayu. Pemindahan juga dilakukan ke Gambir untuk KA Argo Parahyangan dan KA Gajayana. Sejak tanggal 9 Februari 2017 semua perjalanan KA lokal Daop I bagian timur (KA Walahar Ekspres/Lokal Purwakarta dan KA Jatiluhur/Lokal Cikampek) dipindahkan ke Stasiun Tanjung Priuk.[9]

Sejak tanggal 29 Mei 2019, tiga perjalanan kereta api jarak jauh dan menengah kelas ekonomi yang semula berakhir di Stasiun Pasar Senen, kini dipindahkan ke Stasiun Jakarta Kota.[10][11] Dengan berlakunya Gapeka 2021 tanggal 10 Februari 2021, maka stasiun terminus KA Jayakarta dikembalikan lagi ke Stasiun Pasar Senen untuk memudahkan pelayanan penumpang kereta api rangkaian panjang.

Antarkota

Jalur lintas utara Jawa

Kelas ekonomi

Menoreh, tujuan Semarang Tawang (dihentikan sementara)

Jalur lintas selatan Jawa

Kelas ekonomi

Kutojaya Utara, tujuan Kutoarjo (layanan terbatas)

KAI Commuter

Insiden

Pada 26 Desember 2014 pukul 06.30, lokomotif CC201 89 07 menabrak peron di Stasiun Jakarta Kota, pada saat melangsir rangkaian kereta api Argo Parahyangan. Lokomotif tersebut melampaui batas aman berhenti, sehingga meloncat keluar rel kemudian menggerus lantai peron. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.[12]

Antarmoda pendukung

Stasiun kereta api di Jakarta
 
 
JICT (untuk Pelabuhan Tanjung Priok)
 
Jalan Tol Akses Tanjung Priok
 
Pasoso
 
 
Sungai Lagoa
 
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
 
Tanjung Priuk        
 
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
 
 
 
 
Ancol
Jakarta Gudang
 
 
 
 
 
 
        Jakarta Kota
 
 
 
 
 
 
Kampung Bandan    
 
 
 
 
 
Jayakarta
 
 
 
Rajawali
Mangga Besar
 
 
 
Sawah Besar
 
 
 
Kemayoran
    Juanda
 
 
 
  Angke
 
 
 
    Duri
 
 
 
Gambir    
Gondangdia
 
 
 
 
  Tanah Abang
 
 
 
 
Cikini
Karet
 
 
 
 
 
Pasar Senen          
              Sudirman
 
 
 
 
 
Gang Sentiong
Mampang
 
 
 
 
 
Kramat
      Manggarai
 
 
 
 
Pondok Jati
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
 
 
 
 
  Grogol
 
 
 
 
 
 
 
Matraman  
    Pesing
 
 
 
 
Palmerah
    Taman Kota
 
 
 
 
Kebayoran      
Bojong Indah
 
 
 
 
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
 
 
 
 
ke Serpong
Rawa Buaya
 
 
 
Jatinegara        
 
 
 
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Kalideres
 
 
 
Cipinang
ke Tangerang
 
 
 
Klender
Depo KRL Bukit Duri
 
 
 
Buaran  
Tebet
 
 
Klender Baru
      Cawang
 
 
Cakung  
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
 
 
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Duren Kalibata
 
 
ke Cikarang
 
Pasar Minggu Baru
 
Pasar Minggu    
 
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
 
Tanjung Barat
 
Lenteng Agung
 
Univ. Pancasila
 
ke Bogor/Nambo
Jenis angkutan umum Trayek/koridor Tujuan
BRT Transjakarta   Blok M–Stasiun Kota (di halte Stasiun Kota)
Pulo Gadung 2-Stasiun Kota (di halte Stasiun Kota)
Kampung Melayu-Stasiun Kota (di halte Stasiun Kota)
Pinang Ranti-Stasiun Kota (di halte Stasiun Kota)
  Sunter Kelapa Gading-Penjaringan (di halte Stasiun Kota)
Bus kota Transjakarta
1A Fresh Market PIK–Balai Kota (di halte Stasiun Kota)
12A Stasiun Jakarta Kota–Pelabuhan Kaliadem (di halte Stasiun Kota)
12B Pluit–Senen via Pasar Ikan–Muara Karang (di halte Stasiun Kota)
12E History of Jakarta Explorer
12K Asemka Explorer
DA4 Stasiun MRT Dukuh Atas-Stasiun Jakarta Kota
RoyalTrans 1T (RoyalTrans) Cibubur Junction-Stasiun Jakarta Kota
Mikrotrans Transjakarta
JAK 10 Stasiun Jakarta Kota-Stasiun Tanah Abang (integrasi ke           )
JAK 13 Stasiun Jakarta Kota-Stasiun Tanah Abang (integrasi ke     )
JAK 33 Stasiun Jakarta Kota–Terminal Pulo Gadung (integrasi ke         )
JR Connexion A Maxx Box Lippo Village-ITC Mangga Dua (via Gajah Mada Plaza)
B Summarecon Mal Serpong-ITC Mangga Dua
C Terminal Intermoda BSD-ITC Mangga Dua
D Hollywood Junction Jababeka-Stasiun Jakarta Kota
Mikrolet[13] M08 Stasiun Tanah AbangStasiun Jakarta Kota
M12 Stasiun Jakarta Kota–Terminal Senen
M15 Terminal Tanjung Priok–Stasiun Jakarta Kota via Tongkol
M15A Terminal Tanjung Priok–Stasiun Jakarta Kota via Mangga Dua
M25 Stasiun Jakarta Kota–Terminal Grogol
M39 Pademangan–Stasiun Jakarta Kota
M53 Stasiun Jakarta Kota–Terminal Pulo Gadung
Koperasi Wahana Kalpika (KWK)[13] B02 Stasiun Jakarta KotaCengkareng Timur
B06 Stasiun Jakarta KotaKamal Muara
U10 Sunter Agung-Stasiun Jakarta Kota

Galeri

Lihat pula

Referensi

Kutipan

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Triyono 2002, hlm. 29.
  4. ^ a b c Murti Hariyadi, Ibnu; Basir; Pratiwi, Mungki Indriati; Ubaidi, Ella; Sukmono, Edi (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 1 – 14. ISBN 978-602-18839-3-8. 
  5. ^ a b c d Majalah KA Edisi Agustus 2014
  6. ^ Stasiun Batavia Selatan Genap 80 Tahun Diarsipkan 2009-12-18 di Wayback Machine. Kompas.com 23 Oktober 2009, diakses 2 November 2011.
  7. ^ antaranews.com (2019-05-29). "Stasiun Jakarta Kota mulai layani pemberangkatan KA jarak jauh". Antara News. Diakses tanggal 2019-05-29. 
  8. ^ Media, Kompas Cyber. "Ini Penjelasan PT KAI soal 45 KRL Hanya Sampai Manggarai Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-02-17. 
  9. ^ "KAI Daop 1 Jakarta Ubah Dua Relasi KA Lokal". BeritaSatu.com. Februari 2017. 
  10. ^ Liputan6.com (2019-05-30). "Stasiun Jakarta Kota Mulai Layani Pemberangkatan Kereta Api Jarak Jauh". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-02-17. 
  11. ^ "Stasiun Jakarta Kota Layani Kereta Jarak Jauh, Ini Rute dan Fasilitasnya". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2020-02-17. 
  12. ^ Liputan 6.com: Lokomotif Kereta Tabrak Peron Hancurkan Ruang Tunggu Stasiun Kota
  13. ^ a b "Daftar Trayek Angkutan Umum DKI Jakarta". Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Diakses tanggal 30 Desember 2017. 

Daftar pustaka

Triyono, Adi (2002). Redesain Stasiun Jakarta Kota dengan Pendekatan Mixed Used & Preservasi Konservasi: Penekanan pada sirkulasi penumpang (Tesis S1). Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/1688. 

Pranala luar

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Terminus Lintas Jakarta
Jakarta Kota–Tanjung Priok
Kampung Bandan
Sisi atas
Lintas Jakarta
Jakarta Kota–Manggarai
Jayakarta
menuju
Lintas Jakarta
Jakarta Kota–Rajawali
Kampung Bandan
Sisi bawah
menuju