Kereta Api Indonesia
PT Kereta Api Indonesia (Persero) (disingkat KAI atau PT KAI) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT KAI meliputi angkutan penumpang dan barang. Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, yang menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia. Dengan demikian, pemberlakuan undang-undang tersebut secara hukum mengakhiri monopoli PT KAI dalam mengoperasikan kereta api di Indonesia.[7]
Ikhtisar | |
---|---|
Wilayah utama | Jawa |
Wilayah lainnya | Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Lampung |
Armada | Daftar
|
Kantor pusat | Jalan Perintis Kemerdekaan 1, Bandung, Jawa Barat 40117, Indonesia |
Tanggal beroperasi | 28 September 1945 | –sekarang
Pendahulu | |
Teknis | |
Lebar sepur | 1.435 mm (4 ft 8+1⁄2 in)(Aceh) 1.067 mm (3 ft 6 in) |
Sepur sebelumnya | 750 mm (2 ft 5+1⁄2 in) (sepur Atjeh Tram)[2] 600 mm (1 ft 11+5⁄8 in) (beberapa sepur trem)[2] |
Elektrifikasi | 1500 V DC listrik aliran atas 750 V DC rel ketiga untuk LRT Palembang[3] |
Panjang jalur | 5.042 kilometer (3.133 mi) |
Ketinggian maksimum | 1.246 m (4.088 ft) (Stasiun Cikajang)[4] |
Lain-lain | |
Perusahaan | |
Perusahaan perseroan (Persero) | |
Pendahulu |
|
Didirikan |
|
Pendiri |
|
Tokoh kunci |
|
Pendapatan | Rp 17,916 triliun (2021)[6] |
Rp -425,2 miliar (2021)[6] | |
Total aset | Rp 62,77 triliun (2021)[6] |
Total ekuitas | Rp 23,41 triliun (2021)[6] |
Pemilik | Pemerintah Republik Indonesia |
Karyawan | 26.897 (2021)[6] |
Anak usaha | Lihat #Anak perusahaan |
Situs web | www |
Bagian dari seri |
Perkeretaapian |
---|
|
Prasarana |
|
Bakal pelanting dan angkutan |
|
Sistem khusus |
|
Lain-lain |
Pada tanggal 8 Mei 2020, Didiek Hartantyo ditunjuk sebagai Direktur Utama menggantikan posisi Edi Sukmoro yang telah menjabat sebelumnya.[8] KAI memiliki status keanggotaan di Uni Kereta Api Internasional (UIC) sejak 2009.[9]
Sejarah
Pra-kemerdekaan
Pada hari Jumat, tanggal 17 Juni 1864, kereta api pertama di Indonesia lahir. Pembangunan diprakarsai oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan rute Samarang-Tanggung. Pencangkulan tanah pertama dilakukan di Desa Kemijen dan diresmikan oleh Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van de Beele. Namun jalur ini dibuka tiga tahun berikutnya, 10 Agustus 1867. Hingga tahun 1873 tiga kota di Jawa Tengah, yaitu Semarang, Solo, dan Yogyakarta sudah berhasil dihubungkan.[10][11][12]
Pada tahun 1869, untuk pertama kalinya, angkutan trem diperkenalkan oleh perusahaan trem Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM), untuk warga Batavia. Sarana penariknya berupa hewan kuda dengan lebar sepur 1.188 mm.[13]
Masa politik kolonial liberal rupanya mengakibatkan Pemerintah Belanda enggan mendirikan perusahaannya dan justru memberikan kesempatan luas bagi perusahaan-perusahaan (KA) swasta. Namun sayangnya, perusahaan swasta itu tidak memberikan keuntungan berarti (apalagi NIS masih membutuhkan bantuan keuangan dari Pemerintah Kolonial), maka Departemen Urusan Koloni mendirikan operator KA lain, Staatsspoorwegen, yang membentang dari Buitenzorg hingga Surabaya. Pertama dibangun di kedua ujungnya, jalur pertama di Surabaya dibuka pada tanggal 16 Mei 1878 dan terhubung pada tahun 1894.
Selain itu, muncul juga lima belas operator KA swasta di Jawa yang menamakan dirinya sebagai "perusahaan trem uap", namun meskipun namanya demikian, perusahaan itu sudah dapat dianggap sebagai operator KA regional.
Sebagai perusahaan kolonial, sebagian besar jalur KA di Indonesia mempunyai dua tujuan: ekonomis dan strategis. Nyatanya, syarat bantuan keuangan NIS antara lain membangun rel KA ke Ambarawa, yang memiliki benteng bernama Willem I (yang diambil dari nama Raja Belanda). Jalur KA negara pertama dibangun melalui pegunungan selatan Jawa, selain daerah datar di wilayah utara Jawa, untuk alasan strategis sama. Jalur KA negara di Jawa menghubungkan Anyer (lintas barat) menuju Banyuwangi (lintas timur).
Selain di Jawa, pembangunan rel KA juga dilakukan di Aceh, menghubungkan Banda Aceh hingga Pelabuhan, dengan lebar sepur 1.067 mm, yang digunakan untuk keperluan militer. Kemudian, lebar sepur yang sebelumnya 1.067 mm kemudian diganti menjadi 750 mm membentang ke selatan. Jalur ini kemudian berpindah kepemilikan dari Departemen Urusan Perang kepada Departemen Urusan Koloni tanggal 1 Januari 1916 menyusul perdamaian relatif di Aceh.
Ada pula jalur kereta api di Ranah Minangkabau (dibangun pada tahun 1891-1894) dan Sumatra Selatan (dibangun tahun 1914-1932). Kedua jalur ini digunakan untuk melintas layanan KA batu bara dari pertambangan bawah tanah menuju pelabuhan.
Di Sumatra Utara, ada perusahaan KA bernama Deli Spoorweg Maatschappij yang banyak mengangkut karet dan tembakau di daerah Deli.
Pembangunan jalur kereta api juga dilangsungkan di Sulawesi Selatan pada bulan Juli 1922 hingga 1930; sebagai bagian dari proyek besar-besaran pembangunan jalur rel di Kalimantan dan Sulawesi, menggabungkan sistem rel KA di Sumatra, serta elektrifikasi jalur KA utama di Jawa. Namun Depresi Besar telah membatalkan upaya ini. Meskipun tidak sempat dibangun, studi pembangunan jalur KA di Kalimantan, Bali, dan Lombok telah selesai dilakukan.
Semasa pendudukan Jepang, seluruh jalur KA (bahkan yang terpisah sekali pun) dikelola sebagai satu kesatuan. Sementara itu, di Sumatra, juga dikelola oleh cabang-cabang Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang, secara terpisah.
Pendudukan Jepang akhirnya mengubah lebar sepur 1.435 mm di Jawa menjadi 1.067 mm, sebagai penyelesaian masalah lebar sepur ganda. Ini bukanlah "permasalahan nyata" karena tidak banyak perubahan materiil di kedua sistem itu, banyak rel 1.435 mm dipasangi rel ketiga pada tahun 1940, menghasilkan rel dengan lebar sepur campuran.
Pasca-kemerdekaan
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan perusahaan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari Jepang.
Pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya menegaskan bahwa mulai hari itu kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia sehingga Jepang sudah tidak berhak untuk mencampuri urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya tanggal 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) sebagai operator kereta api untuk wilayah Republik Indonesia saat itu. Dari pihak Belanda sendiri, dibentuk sebuah konsorsium perusahaan kereta api pemerintah-swasta dengan nama Staatsspoorwegen Verenigde Spoorwegbedjrif (SS/VS).[14]
Hingga 31 Desember 1949, DKARI dan SS/VS masih berstatus sebagai operator kereta api. Per 1 Januari 1950, DKARI dan SS/VS dilebur menjadi Djawatan Kereta Api (DKA).[14] Nama DKA pun berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA),[15] semasa Orde Lama. Lalu, pada tanggal 15 September 1971 berubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).[16] Kemudian, pada tanggal 2 Januari 1991, PJKA berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka),[17][18] dan semenjak tanggal 1 Juni 1999, Perumka mulai menunjukkan keterbukaannya dan berubah menjadi PT Kereta Api (Persero) (PT KA).[19][20] Pada bulan Mei 2010, nama PT KA berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PT KAI),[21] hingga saat ini.[22]
Pada tanggal 12 Agustus 2008, PT Kereta Api melakukan pemisahan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek menjadi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) yang pada tahun 2017 lalu menjadi PT Kereta Commuter Indonesia untuk mengelola kereta api penglaju di daerah Jakarta dan sekitarnya.[23] Selama tahun 2015, jumlah penumpang kereta api mencapai 325,94 juta.[24]
Jalur kereta api
Jalur kereta api untuk mendukung operasi PT Kereta Api Indonesia seluruhnya dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (DJKA Kemenhub RI) melalui Balai Teknik Perkeretaapian tiap wilayah, dengan KAI hanya sebagai operator. Kurang lebih 90% dari jalur kereta api tersebut seluruhnya merupakan peninggalan kolonial Belanda, dan sisanya merupakan jalur baru, seperti percabangan-percabangan menuju bandar udara. PT KAI juga merupakan penyumbang terbesar dari total penerimaan negara bukan pajak di lingkungan perkeretaapian melalui track access charge (TAC), serta menerima infrastructure maintenance and operation fee dari DJKA.[25][26]
Jalur-jalur kereta api tersebut tersebar di Sumatra dan Jawa. Di Jawa, seluruh kota pentingnya memiliki setidaknya dua atau tiga stasiun kereta api utama dan dilintasi jalur kereta api lintas utama. Jalur ini membentang dari Merak–Jakarta–Cirebon–Semarang–Surabaya di lintas utara, serta Jakarta-Cirebon-Purwokerto–Yogyakarta–Solo–Madiun-Surabaya di lintas selatan Jawa. Di samping pengoperasian dua jalur tersebut, terdapat jalur penghubungnya seperti lintas metropolitan Jakarta, Semarang–Solo, Cikampek-Bandung-Kroya, serta "jalur kantong" Bangil–Kertosono. Selanjutnya adalah lintas timur Jawa (Surabaya–Probolinggo–Jember–Banyuwangi).
Di Sumatra, jalur kereta apinya terpisah, dengan Sumatra Utara dan Aceh hanya dilayani di lintas Medan–Rantau Prapat/Belawan/Siantar/Tanjungbalai serta Krueng Mane–Krueng Geukueh di Aceh. Di Sumatra Barat, jalur aktifnya hanya Padang–Naras/Kayu Tanam untuk layanan penumpang serta Bukit Putus–Indarung untuk KA Semen Padang. Di Sumatra Selatan, jalurnya sendiri dilayani kereta api batu bara dan layanan penumpang unggulan dari Lubuklinggau menuju Palembang serta Palembang menuju Bandar Lampung (Tanjungkarang).
Beberapa peningkatan juga dilakukan terhadap jalur kereta api baik yang masih beroperasi maupun yang tidak. Untuk saat ini, jalur KA lintas Pantura Jawa sudah ganda seluruhnya, sedangkan segmen ganda lintas selatan juga sudah selesai, yakni ruas Cirebon-Kroya–Mojokerto. Jalur nonaktif yang saat ini sedang direaktivasi adalah lintas Cipatat-Padalarang[27] di Jawa, serta Besitang–Binjai[28] di Sumatra Utara. Sebelumnya, jalur kereta api Tarik–Sidoarjo sudah direaktivasi untuk persiapan relokasi jalur akibat semburan lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc. di Porong, Sidoarjo.[29][30]
Layanan
PT Kereta Api Indonesia memberikan layanan kereta api penumpang dan barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan kereta api penumpang yang dijalankan secara teratur.
Kereta penumpang
Kapasitas angkut penumpang yang disediakan PT Kereta Api Indonesia di Jawa dan Sumatra adalah sebanyak 106.638 tempat duduk per hari dengan rasio kelas eksekutif (30%), bisnis (22%), dan ekonomi (59%). Bila tempat duduk dikaitkan dengan jarak tempuh, maka total kapasitas melambung menjadi sebanyak 41.528.450 tempat duduk per kilometer per hari dengan rasio kelas eksekutif (39%), kelas bisnis (25%), dan kelas ekonomi (58%).
Kereta antarkota
- Kelas ekonomi
Kelas yang paling ekonomis dalam layanan Kereta Api Indonesia memiliki 80 sampai 106 kursi dalam satu kereta yang merupakan kelas dengan kursi paling banyak. Terdapat tiga tipe yang dihitung berdasarkan kapasitas ekonomi yaitu kapasitas 106 kursi, 80 kursi dan 64 kursi dengan prioritas pelanggan untuk difabel, lansia, dan pelanggan berkebutuhan khusus. Rangkaian ekonomi terbaru ialah ekonomi plus dan ekonomi premium (bentuk penyempurnaan dari ekonomi plus generasi ketiga). Kelas ekonomi memiliki fasilitas penyejuk udara (AC), colokan listrik, kursi empuk dan bisa direbahkan (khusus premium dan plus), dan televisi (khusus premium dan plus). Tersedia pula bantal dengan sistem sewa.
- Kelas bisnis
Sama seperti kelas ekonomi yang memiliki AC dan colokan listrik. Perbedaannya, terletak pada fasilitas yaitu tidak adanya kursi yang dapat direbahkan (reclining seat), namun dalam kelas ini posisi kursi duduk dapat diubah menghadap depan atau belakang. Sejak 2009, jumlah kereta kelas bisnis perlahan mulai berkurang (bahkan mulai terancam punah). Beberapa kereta dimodifikasi menjadi kereta eksekutif, kereta wisata, kereta pembangkit, dan sebagian lainnya sudah memasuki masa purna tugas.
- Kelas eksekutif
Fasilitas kelas eksekutif yang didapatkan berupa kursi empuk dan bisa diatur sesuai keinginan, ruang kaki lebar, colokan listrk, selimut, televisi, meja makan, toilet, AC, bahkan wifi yang tersedia di beberapa kereta. Laju kereta lebih cepat karena tidak berhenti di banyak stasiun. Kereta kelas eksekutif menampung hanya 50 penumpang
- Kelas luxury
Kelas ini merupakan kelas yang paling tertinggi dalam layanan Kereta Api Indonesia, terutama untuk kereta antarkota. Diperkenalkan pada tahun 2018 dengan kapasitas 18 tempat duduk pada generasi pertama dan 26 tempat duduk untuk generasi kedua di tahun 2019. Fasilitas berupa kursi empuk yang bisa disandarkan hingga 170 derajat untuk generasi pertama dan 140 derajat untuk generasi kedua, pembatas antar penumpang, entertaiment on board, laci penyimpanan, lampu baca, stop kontak, headphone. KAI juga menyediakan makanan gratis satu kali yaitu camilan dan minuman.[31]
Kereta komuter dan lokal
Komuter adalah kereta api yang beroperasi dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota yang berdekatan. Penumpang kereta ini kebanyakan adalah para penglaju bermobilitas tinggi yang pergi-pulang dalam sehari, misalnya ke tempat kerja atau sekolah. Tidak mengherankan apabila frekuensi perjalanan komuter termasuk tinggi dan jumlah penumpangnya juga paling banyak dibanding kereta jenis lainnya.
Kereta komuter kebanyakan layanannya menggunakan kelas ekonomi, dan sebagian kelas eksekutif dan Jarang ditemui menggunakan kelas bisnis. Kereta Komuter di Indonesia ada yg berupa KRL maupun KRD/Kereta Komersial. KRL di Indonesia mayoritas menggunakan produk dari Jepang dan sebagian dari produk dalam negeri/INKA. Untuk rangkaian KRD biasanya diperoleh dari bekas kereta api jarak jauh, bahkan diproduksi sendiri dari INKA dan ada juga rombakan yang awalnya berupa KRL di modifikasi menjadi KRD.
Kereta bandara
PT Kereta Api Indonesia menyediakan layanan kereta bandara yang menghubungkan stasiun-stasiun sekitar hingga ke bandara baik yang dioperasikan sendiri maupun yang dioperasikan oleh PT Railink. Moda transportasi ini sangat berguna karena mengurangi jumlah kepadatan kendaraan menuju bandara. Untuk saat ini sudah tersedia rute menuju ke Stasiun Bandara Kualanamu, Bandar Udara Internasional Minangkabau, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, dan Bandar Udara Internasional Yogyakarta.
Kereta wisata
PT Kereta Api Indonesia juga menyediakan layanan kereta wisata yang tarifnya disesuaikan dengan harga tiket tertinggi pada kereta yang dirangkaikan dengan kereta wisata tersebut. Rangkaian kereta wisata diberi nama Nusantara, Bali, Toraja, Sumatra, Jawa, Imperial, Priority, dan Panoramic.[32] Selain itu, di Ambarawa tersedia pula kereta wisata dengan lokomotif uap bergigi. Di Kota Surakarta, kereta wisata Jaladara tujuan Solo Purwosari–Wonogiru yang melintasi Jalan Raya Slamet Riyadi. Adapun di Sumatra Selatan, tersedia kereta wisata yang diberi nama Kereta Sultan, sedangkan di Sumatra Barat tersedia pula kereta wisata yang bertujuan ke Lembah Anai dan Pantai Pariaman.[33]
- Kereta Wisata Panoramic
Kereta wisata Panoramic diperkenalkan pada tahun 2022 dengan kapasitas 50 tempat duduk. Kereta ini memiliki jendela kaca tembus pandang berdimensi lebar di kedua sisi dan atap yang dipasang memanjang dari depan sampai belakang dengan sistem buka tutup otomatis, agar dapat lebih leluasa untuk menikmati pemandangan. Fasilitas yang didapatkan di kereta ini seperti penyejuk udara (AC), televisi, colokan listrik, selimut, bantal, kursi empuk yang bisa diatur sesuai keinginan, serta gratis satu kali makanan berat dan cemilan.[34]
Kereta barang
Khusus di Pulau Jawa, pemasaran angkutan barang semula kurang diminati pasar karena dalam perjalanan kalah prioritas dengan kereta penumpang. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan terakhir yang sudah melalui tahapan modernisasi sarana angkutan barang, telah dimungkinkan hadirnya kereta barang dengan kecepatan yang tidak jauh berbeda dengan kereta penumpang sehingga perjalanannya jauh lebih lancar.[35]
Layanan kereta barang yang dilayani saat ini sudah ada beberapa macam seperti kereta pengangkut peti kemas, kereta pengangkut batu bara, kereta pengangkut semen, dan sebagainya.[36]
Untuk mengoptimalkan layanan kereta berbasis barang pada saat ini PT Kereta Api Indonesia membuat anak perusahaan yang bernama PT Kereta Api Logistik (Kalog) yang fungsi utamanya adalah untuk melayani dan mengoperasionalkan layanan barang berbasis kereta api.
Kereta barang peti kemas
Kereta barang peti kemas melayani beberapa rute, antara lain:
- Stasiun Jakarta Gudang-Stasiun Kalimas
- Stasiun Jakarta Gudang-Stasiun Benteng
- Stasiun Jakarta Gudang-Terminal Peti Kemas Ronggowarsito Semarang
- Stasiun Pasoso-Pelabuhan Tanjung Perak
- Stasiun Pasoso-Stasiun Kalimas
- Stasiun Pasoso-Stasiun Indro
- Stasiun Sungai Lagoa-Stasiun Kalimas
- Stasiun Sungai Lagoa-Terminal Peti Kemas Ronggowarsito Semarang
- Jakarta International Container Terminal-Cikarang Dry Port
- Stasiun Krenceng-Stasiun Kalimas
- Stasiun Klari-Stasiun Kalimas
Barang yang diangkut kebanyakan berupa peti kemas yang jenis komoditas angkutannya tidak terbatas.
Kereta barang semen
Kereta api barang ini mengangkut semen dan mempunyai beberapa rute, diantaranya:
- PT Semen Indonesia (Persero), Tbk
- PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
- Stasiun Nambo-Stasiun Kalimas
- Stasiun Nambo-Stasiun Ketapang via Semarang Poncol dan Kalimas
- Stasiun Nambo-Stasiun Brambanan via Semarang Poncol dan Solo Balapan
- Stasiun Nambo-Stasiun Kretek
- Stasiun Nambo-Stasiun Semarang Poncol
- Stasiun Arjawinangun-Stasiun Brambanan via Semarang Poncol dan Solo Balapan
- Stasiun Arjawinangun-Stasiun Purwokerto
- Stasiun Arjawinangun-Stasiun Kretek
- PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk
- PT Sinar Tambang Arthalestari
- PT Semen Baturaja, Tbk
- PT Semen Padang
Rute kereta api Nambo-Ketapang adalah rute kereta api terjauh yang pernah dioperasikan oleh PT KAI, dengan panjang rute mencapai 1060 km dan waktu tempuh mencapai 23 jam.
Kereta barang bahan bakar minyak
Kereta api ketel adalah kereta api angkutan barang yang mengangkut bahan-bahan cair seperti bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar khusus (BBK). Salah satu kerja sama PT Kereta Api Indonesia dalam angkutan BBM dan BBK dengan PT Pertamina. Rute kereta barang ini di antaranya:
- Stasiun Maos-Stasiun Larangan
- Stasiun Cilacap-Stasiun Rewulu
- Stasiun Rewulu-Stasiun Madiun
- Stasiun Benteng-Stasiun Malang Kotalama
- Stasiun Benteng-Stasiun Madiun
- Stasiun Labuan-Stasiun Kisaran
- Stasiun Labuan-Stasiun Siantar
- Stasiun Kertapati-Stasiun Lubuklinggau
- Stasiun Kertapati-Stasiun Lahat
- Stasiun Kertapati-Stasiun Tigagajah
Kereta barang pupuk
Kereta api pupuk mengangkut pupuk milik Pusri dengan rute Stasiun Cilacap-Stasiun Prupuk[37] dan Stasiun Cilacap-Stasiun Ceper.[38]
Kereta barang cepat
Kereta barang cepat yang diberi nama Over Night Service (ONS)[39] beroperasi di koridor Stasiun Jakarta Gudang-Stasiun Surabaya Pasar Turi. Satu rangkaian kereta ONS terdiri dari 10-14 kereta bagasi.
Lokomotif
Saat ini, terdapat lima kelas utama lokomotif yang menjadi armada utama PT KAI. Untuk sistem penomoran lokomotif diatur oleh Kementerian Perhubungan mulai tahun 2011 menggunakan kombinasi huruf,angka yang menunjukan tahun didinaskan dan nomor urut. Kombinasi huruf yang digunakan untuk menunjukkan susunan roda (saat ini ada C, D, BB, dan jenis CC), dan nomor tiga digit digunakan untuk menunjukkan kelas (2 untuk kelas dengan transmisi listrik dan 3 untuk kelas dengan transmisi hidraulis atau mekanik), yang dimulai dari 00. Dua angka di tengah menunjukan lokomotif ini didinaskan pada tahun berapa dan dua atau tiga angka di belakangnya menunjukkan jumlah individu, mulai dari 01.[40]
Misalnya
- D301 61 25: Lokomotif diesel hidraulis generasi kedua dengan susunan roda D (empat gandar) didinaskan pada tahun 1961 dengan nomor urut 25
- BB 303 73 01: Lokomotif diesel hidraulis generasi keempat dengan susunan roda Bo-Bo didinaskan pada tahun 1973 dengan nomor urut 01
- CC 203 95 01: Lokomotif diesel elektrik dengan susunan roda Co-Co generasi ketiga didinaskan pada tahun 1995 dengan nomor urut 01
Kelas lokomotif diesel PT Kereta Api Indonesia[41]
Loko Diesel Hidraulis
|
Loko Diesel Elektrik |
*) CC300 adalah milik Ditjen Perkeretaapian
Armada
Pada tahun 2016, KAI mengoperasikan:
- 420 unit lokomotif;
- 578 unit KRL;
- 121 unit KRD;
- 1.607 unit kereta penumpang; dan
- 6.782 unit gerbong [1]
Lokomotif diesel elektrik PT KAI sebagian besar dibuat di Amerika Serikat, sedangkan diesel hidraulis kebanyakan Jerman. Unit kereta rel listrik didominasi oleh kereta bukan baru yang dibuat dan pernah beroperasi di Jepang. Industri lokal mampu membangun beberapa unit, baik diesel dan listrik.
Logo
Saat pertama kali diresmikan sebagai perusahaan tunggal, logo Djawatan Kereta Api awalnya berupa lingkaran, roda bersayap, tulisan DKA, dan tulisan "Djawatan" di bagian atas dan "Kereta-Api" di bagian bawah. Dengan diluncurkannya lokomotif CC200 pada September 1953, desain logo roda sayap mulai digunakan pada bagian depan dan belakang lokomotif. Roda tersebut memiliki sayap kembar berjumlah 5 helai. Logo ini kemudian dijadikan logo lokomotif hingga transformasi perusahaan menjadi Perum pada awal tahun 1991.[butuh rujukan]
Sejak 1963, bersama dengan pengalihan bentuk perusahaan dari Djawatan ke Perusahaan Negara, PNKA meluncurkan lambang (emblem) yang diberi nama "Wahana Daya Pertiwi". Wahana Daya Pertiwi bermakna sebagai "transformasi perkeretaapian sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa".[42] Logo itu adalah seekor Garuda yang mencengkeram roda kereta dan berkalung perisai segilima bertuliskan "KA". Roda itu berdiri di atas pita bertuliskan "Wahana Daya Pertiwi", yang juga menyangga padi dan kapas pada kiri dan kanan lambang.
Saat ini lambang "Wahana Daya Pertiwi" digunakan sebagai lambang kedinasan dan ornamen gedung PT KAI, dan dipasangkan pada pin, topi pet, serta emblem pada lengan kiri seragam pegawai KAI. Lambang ini juga ada pada bagian muka kereta inspeksi milik KAI dan juga lambang ini dipasangkan pada bagian samping kiri dan kanan lokomotif vintage seri CC 201 83 31 milik Depo Induk SMC.
Pada tahun 1988 sempat dilakukan penggantian logo PJKA menjadi segilima biru, dan dijadikan logo lokomotif sekaligus logo perusahaan, dan lambang "Wahana Daya Pertiwi" diubah menjadi lambang dinas. Logo segilima biru ini tidak bertahan lama mengingat PJKA berkeinginan untuk mengganti logonya lagi hingga akhir 1990.[42] Logo dengan dasar segilima tersebut memiliki tulisan "KA" di bagian tengahnya yang dibentuk dari roda bogie kereta api.
Sebagai ancang-ancang menuju transformasi menuju Perum, PJKA memberikan kepercayaan kepada Priyanto Sunarto (Pri S.) dan Indarsjah T. sebagai konsultan desain logo Perumka. Logo itu didesain oleh Iman Sudjudi di Studio OK!, dan dijuluki "logo huruf Z" atau "logo angka 2".[43] Walaupun demikian, Perumka hingga PT Kereta Api sebenarnya memberi informasi bahwa logo itu berupa jajar genjang berwarna oranye yang di dalamnya terdapat siluet dua kereta cepat berujung runcing yang menggambarkan arah bolak-balik kereta api dan juga simbol pelayanan kereta api yaitu "memberi dan menerima". Di bawahnya tertulis "KERETAPI". Logo itu diluncurkan bersama dengan peresmian Perumka pada tanggal 2 Januari 1991.[18]
Pada tanggal 28 September 2011, bertepatan dengan peringatan ulang tahunnya yang ke-66, PT KAI meluncurkan logo baru.[44] Logo itu diciptakan oleh Farid Stevy Asta, vokalis grup musik rock FSTVLST, yang menjadi juara 1 lomba desain logo baru perusahaan.[45] Asta, yang mengerjakan logo KAI di LibStud, mengatakan bahwa dirinya sendiri "terinspirasi dari logo lama KAI" (huruf Z).[46] Logo itu berupa tiga garis lengkung dengan dua berwarna oranye, satu biru di bawah, serta anak panah transparan. PT KAI mendeskripsikan elemen logo sebagai berikut: garis-garis sebagai gerakan dinamis dalam mencapai visi dan misi, serta anak panah yang melambangkan "nilai integritas". Dua oranye itu melambangkan "pelayanan prima (kepuasan pelanggan) internal-eksternal", dan warna biru melambangkan "inovasi untuk memberikan nilai tambah ke pemangku kepentingan".
Dalam memperingati hari ulang tahunnya ke-75 pada 28 September 2020, PT KAI meresmikan logo baru dengan bentuk tiga huruf "K", "A", dan "I" yang dibuat dengan tulisan miring (menggambarkan karakter perusahaan yang progresif, terbuka, dan terpercaya). Aksen bentuk rel kereta api pada huruf "A" melambangkan "harapan untuk memajukan perusahaan sebagai ekosistem transportasi yang terbaik dan bersinergi" dan penggunaan dua warna yang memiliki makna berbeda dari logo sebelumnya, yaitu gabungan kedua warna ini mencermnikan "hubungan harmonis antara KAI dan seluruh pemangku kepentingan sektor perkeretaapian", dengan warna biru (pada huruf "K" dan "I") melambangkan "stabilitas, profesionalisme, amanah, dan kepercayaan diri dari perusahaan", dan warna oranye (pada huruf "A") melambangkan "antusiasme, kreativitas, dan tekad perusahaan".[47]
Anak perusahaan
Yayasan Pusat Kesejahteraan Karyawan Kereta Api (Yayasan Pusaka), salah satu yayasan milik PNKA, mendirikan perusahaan bernama PT Karya Pusaka yang didirikan 5 Desember 1967 dan berubah nama menjadi PT Pusaka Nusantara pada 18 April 1970. Pusaka memfokuskan diri perusahaan restorasi, outsourcing, dan kebersihan prasarana dan sarana kereta api.[48]
Anak perusahaan pertama PT Kereta Api pasca perubahannya menjadi persero adalah Reska Multi Usaha. Perusahaan ini memfokuskan diri pada layanan multibisnis penunjang operasi kereta api, seperti restorasi, perparkiran, kebersihan di atas kereta, restoran dan kafe, cuci kereta, serta pendukung kenyamanan. Perusahaan ini dibentuk tanggal 2 Juli 2003.[49] Reska juga merupakan pemilik merek dagang Loko, sebuah jaringan restoran bertema transportasi rel yang banyak membuka gerainya di sekitar stasiun.[50]
Pada tanggal 12 Agustus 2008, PT Kereta Api melakukan pemisahan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek menjadi sebuah anak perusahaan dengan nama KAI Commuter Jabodetabek (KCJ).[23] Sehubungan dengan rencana ekspansi, PT KCJ resmi berubah nama menjadi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) per 20 September 2017. Dengan demikian, layanan kereta komuter tidak lagi hanya berfokus pada wilayah Jabodetabek.[51]
Pada tanggal 8 September 2009, tiga anak perusahaan dibentuk, yaitu Kereta Api Pariwisata (Kawisata, sebelumnya IndoRailTour), KA Properti Manajemen (KAPM), serta Kereta Api Logistik (Kalog).[49] KAI juga membentuk patungan dengan PT Angkasa Pura II untuk mengoperasikan KA Bandara, yang kemudian diberi nama Railink. Railink didirikan tanggal 28 September 2006,[52] tetapi baru memulai operasinya sejak 2013 dengan meluncurkan KA Airport Raillink Services dengan rute Medan–Bandara Kualanamu pp.[53] PT KAI juga membentuk konsorsium dengan Wijaya Karya (Wika), PTPN VIII, dan Jasa Marga dengan nama Pilar Sinergi BUMN Indonesia untuk proyek kereta cepat Jakarta–Bandung yang dioperasikan oleh Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC).[54]
Kecuali KAI Bandara dan PSBI/KCIC, Yayasan Pusaka memiliki 0,1% hingga hampir 5% saham di seluruh anak usaha KAI.
Penghargaan
Perusahaan BUMN Transportasi Pelaksana PKBL Pengembang UMKM Terbaik–Penganugerahan 8th UNS SME's AWARDS[55]
Ajang Public Relations (PR) Indonesia Awards:
Silver winner untuk kategori BUMN Sub Kategori Video Profil KAI Pay
Bronze winner untuk kategori BUMN Sub Kategori Video Profil KAI Saya KAI
Bronze winner untuk kategori BUMN Sub Kategori Media Sosial
Bronze winner untuk kategori BUMN Sub Kategori E-Magazine
Bronze winner untuk kategori BUMN Sub Kategori Aplikasi[56]
Lihat pula
Referensi
Kutipan
- ^ a b [1][pranala nonaktif permanen] Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "m.beritasatu.com" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b Nasir, Muhammad; Azril, Andi (28 June 2003). "Pembangunan Rel KA Langkat-Banda Aceh Terbengkalai". Liputan6.com. Diakses tanggal 10 June 2020.
- ^ Putra, Aji YK (12 April 2018). Damanik, Caroline, ed. "Ini Perbedaan LRT di Palembang dan Jakarta". Kompas.com. Diakses tanggal 14 August 2018.
- ^ "Mempercantik Kembali Sinyal Stasiun Cikajang-Garut". 11 May 2017. Diakses tanggal 10 June 2020.
- ^ "Erick Thohir Tunjuk Ketua Umum PBNU Said aqil Jadi Komut KAI". detik.com. Diakses tanggal 3 Maret 2021.
- ^ a b c d e "Laporan Tahunan dan Keberlanjutan 2021" (PDF). Indonesia Railway Company. 25 April 2022. Diakses tanggal 30 November 2022.
- ^ "SATYA HERAGANDHI, Prospek Industri KA Luar Biasa". Seputar Indonesia (Sindo). MNC Group. 28-10-2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-11-22.
- ^ Anisa Indraini (8 Mei 2020). "Erick Thohir rombak direksi KAI Edi Sukmoro tak lagi dirut". detik.com. Diakses tanggal 8 Mei 2020.
- ^ "UIC member: KAI". vademecum.uic.org. Diakses tanggal 2020-10-02.
- ^ Silakan dilihat di situs web resmi KAI
- ^ "Dimanakah Stasiun Kereta Api Pertama di Indonesia? Ini Jawabannya". Tribunnews.com. 1 Maret 2014.
- ^ Hamdani, Sylviana (3 Februari 2010). "Taking a Train Trip Down Memory Lane in Indonesia". Jakarta Globe. Diakses tanggal 3 Februari 2010.
- ^ Murti Hariyadi, Ibnu (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 1 – 14. ISBN 978-602-18839-3-8.
- ^ a b Tim Telaga Bakti Nusantara & Asosiasi Perkeretaapian Indonesia 1997, hlm. 132.
- ^ Perubahan nama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1963
- ^ Perubahan nama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 1971
- ^ Perubahan nama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 1990
- ^ a b "Kereta Api resmi jadi Perumka". AB. 3 Januari 1991.
- ^ Perubahan nama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1998, Keputusan Presiden No. 39 Tahun 1999, dan Akta Notaris Imas Fatimah tertanggal 1 Juni 1999
- ^ "Situs Resmi Keterbukaan Informasi Publik | PT Kereta Api Indonesia (Persero)". kip.kai.id. Diakses tanggal 2018-03-27.
KAI didirikan sesuai dengan akta tanggal 1 Juni 1999 No. 2 yang dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H., Sp.N., Notaris di Jakarta, dan kemudian diperbaiki kembali sesuai dengan akta tanggal 13 September 1999 No. 14.
[pranala nonaktif permanen] - ^ Nama PT KAI berdasarkan Instruksi Direksi PT KAI No. 16/OT.203/KA 2010
- ^ "Revisi UU Perkeretaapian, Adakah Investor Swasta Berminat?". Suara Pembaruan. 26 September 2003.
- ^ a b "Sekilas KRL". PT KAI Commuter Jabodetabek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-06. Diakses tanggal 25-02-2016.
- ^ "Jumlah Penumpang Kereta Api, 2006-2015". Badan Pusat Statistik. 2016. Diakses tanggal 25-02-2016.
- ^ Sudarsih, A. (2015). "Sosialisasi PNBP Jasa Transportasi Perkeretaapian". Majalah KA. 106: 28–29.
- ^ BeritaSatu.com. "KAI Minta TAC Diberlakukan Setelah Dapat IMO". beritasatu.com. Diakses tanggal 2019-08-29.
- ^ Ramli, Rully R. Setiawan, Sakina Rakhma Diah, ed. "Reaktivasi Jalur KA Cianjur - Padalarang Akan Dilanjut Tahun 2022". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-02-05.
- ^ Merdeka.com (2018-12-31). Melani, Agustina, ed. "2019, Dua Jalur Kereta Api di Sumatera Utara Siap Beroperasi". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-08-29.
- ^ "KAI Berencana Buka Jalur Baru di Sidoarjo | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2018-03-26.
- ^ "PT KAI Operasikan KA Jenggala Mojokerto-Sidoarjo | Investor Daily". id.beritasatu.com. Diakses tanggal 2018-03-26.
- ^ "Yuk Pahami Perbedaan Kelas pada Kereta Api". KAI. 2022-11-03. Diakses tanggal 2021-11-21.
- ^ Majalah KA Edisi Oktober 2014
- ^ Situs web resmi Indo Rail Tour
- ^ jawapos.com (2022-12-26). "KAI Luncurkan Kereta Panoramic, Ini Harga Tiket dan Jadwalnya".
- ^ Situs web resmi Kalog
- ^ https://cargo.kai.id/produk/komoditi
- ^ https://www.merdeka.com/peristiwa/17-tahun-berhenti-kereta-api-pupuk-di-cilacap-kembali-diaktifkan.html
- ^ https://cargo.kai.id/produk/pupuk
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-03. Diakses tanggal 2018-07-03.
- ^ Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 Tahun 2010 tentang Standar Spesifikasi Teknis Penomoran Sarana Perkeretaapian
- ^ Sejumlah model lokomotif didasarkan Diesel Locomotive Roster
- ^ a b Harinowo et al. 2019, hlm. 9.
- ^ "1991 | Logo "Kereta Api"". Desain Grafis Indonesia. Diakses tanggal 2020-07-25.
- ^ Ksp, Robert Adhi, ed. (28-09-2011). "PT Kereta Api Indonesia Ganti Logo". Kompas.com. Kompas Gramedia. Diakses tanggal 25-02-2016.
- ^ "Farid Pembuat Logo Baru PT. KAI, Peroleh Hadiah Tunai Rp 200 Juta | Neraca.co.id". www.neraca.co.id. Diakses tanggal 2020-07-25.
- ^ Herdiana, Iman (2011-09-28). "Alumni ISI Yogyakarta Menangkan Sayembara Logo". Okezone.com. Diakses tanggal 2020-07-25.
- ^ Hikam, Herdi Alif Al. "Sobat Kereta, Sudah Tahu Logo Baru KAI?". detikcom. Diakses tanggal 2020-09-28.
- ^ "Kilas Sejarah – Pusaka Nusantara". Diakses tanggal 2020-10-04.
- ^ a b Harinowo et al. 2019, hlm. 14-17.
- ^ Maris, Stella (2020-05-05). "Layani Kebutuhan yang #diRumahAja, Anak Usaha KAI Luncurkan Aplikasi Lokomart". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-09-28.
- ^ Post, The Jakarta. "State-run commuter line operator PT KCJ transforms into PT KCI". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-28.
- ^ Harinowo et al. 2019, hlm. 15.
- ^ "Ini Kereta Api Bandara Pertama di Indonesia". VIVA.co.id. 2013-01-31. Diakses tanggal 2020-09-28.
- ^ "Bangun Kereta Cepat, Konsorsium BUMN-Cina Dibentuk". Republika Online. 2015-10-16. Diakses tanggal 2020-09-28.
- ^ Yessy (19 Agustus 2021). "PT KAI Raih Penghargaan Sebagai BUMN Transportasi Pengembang UMKM Terbaik". JPNN.com. Diakses tanggal 19 Agustus 2021.
- ^ "KAI Raih 5 Penghargaan Pada Ajang PR Indonesia Awards 2022". KAI. 2022-03-27. Diakses tanggal 2022-11-21.
Daftar pustaka
- Harinowo, Cyrillus; Purwita, Tjipta; Wibowo; Wiko, Garuda; Primiana, Ina; Sutaryono, Paul; Augusta, Frans (2019). Kebangkitan BUMN sektor perhubungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-602-06-3366-4. OCLC 1135474806.
- Tim Telaga Bakti Nusantara; Asosiasi Perkeretaapian Indonesia (1997). Sejarah Perkeretaapian Indonesia. 2. Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi
- (Indonesia) Situs resmi Direktorat Jenderal Perkeretaapian