Jalur kereta api lintas Jakarta
Jalur kereta api lintas Jakarta adalah jalur kereta api yang mengitari seluruh Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Semua jalur kereta api di lintas ini termasuk ke dalam Daerah Operasi I Jakarta. Jalur ini merupakan kumpulan dari banyak segmen jalur kereta api yang melayani berbagai jurusan di Jawa, menghubungkan Provinsi Banten dan Jawa Barat.
Jalur ini melayani kereta api jarak jauh, kereta api jarak menengah, dan KRL Commuter Line Jabodetabek.
Sejarah
Jalur kereta api Batavia–Buitenzorg
Disebut-sebut sebagai jalur kereta api pertama di Batavia, jalur ini dibangun dan diresmikan oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij dan tepat dua tahun setelah jalur kereta api Samarang–Tangoeng pada tahun 1867.
Pembangunan jalur ini dimulai pada tanggal 15 Oktober 1869 dengan disaksikan secara langsung oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu, Mr. Pieter Mijer. Jalur ini dibangun oleh perusahaan Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij yang dinilai telah berhasil membangun Jalur kereta api Samarang-Tanggung pada tahun 1864-1867.[1]
Pembangunan jalur ini mengalami kendala karena masalah keuangan. Tahun 1870 proyek ini sempat macet, yaitu pada pengerjaan gelombang pertama. Pekerjaan ini dimulai dari 15 Oktober 1869 sampai Februari 1870 dimana selama kurun waktu itu jalur sepanjang 7.590 m untuk bagian Kleine Boom, Meester Cornelis sejauh 13.087 m, dan jalur sepanjang 18.730 m untuk bagian Bogor selesai dikerjakan. Pekerjaan kedua baru bisa dilaksanakan pada Juni 1870 sampai Juni 1871, yaitu jalur di Bogor sepanjang sekitar 9.270 m. Selanjutnya, pada Juni 1871 hingga Januari 1873 barulah seluruh proyek pembangunan jalur kereta api Batavia-Buitenzorg selesai, termasuk jalur Weltevreden–Meester Cornelis NIS (Stasiun Bukit duri) sampai ke Buitenzorg.[1] Sebagian besar stasiun di jalur ini masih aktif, dengan pengecualian Stasiun Kleine Boom, Stasiun Batavia, dan Stasiun Meester Cornelis NIS ditutup awal abad ke-20. Kemudian disusul Stasiun Pintu Air (Noordwijk) dan Stasiun Pegangsaan ditutup tahun 1981.
Trem Batavia
Jalur trem kuda pertama di Batavia diresmikan pada tanggal 10 April 1869 dan pada 1882 digantikan dengan trem uap.[2] Trem ini dioperasikan oleh Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM) yang kelak berganti nama menjadi Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij (NITM). Trem ini menggunakan lebar sepur 1.188 mm dan lokomotif uap menjadi lebih efisien karena dapat menyingkat waktu perjalanan.[3]
Peningkatan jalur trem Batavia terus dilakukan dengan mengganti trem uap menjadi trem listrik pada tahun 1899, dan pada tahun 1909 sudah mencapai 14 kilometer.[4] Trem listrik dioperasikan oleh perusahaan yang berbeda, yaitu Batavia Elektrische Tramweg Maatschappij (BETM). Kedua perusahaan ini kelak digabung pada tanggal 31 Juli 1930 sebagai Batavia Verkeers-Maatschappij (BVM)[5] Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, timbul ide untuk mengambil alih perusahaan BVM dan pada tahun 1957 dinasionalisasi menjadi Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). Walaupun diambil alih, PPD hanya mengoperasikan trem tersebut selama beberapa waktu dan dihapuskan karena dianggap tidak cocok dengan tata ruang kota besar.[6]
Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij
Pembangunan jalur kereta api lainnya juga dilakukan oleh Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij (BOSM). BOSM adalah perusahaan kereta api swasta dan mendapat konsesi izin pembangunan jalur kereta api di lintas Batavia Timur. BOSM membangun segmen jalur kereta api Batavia–Karawang yang mulai beroperasi pada tahun 1887.[7] Untuk menunjang operasional, BOSM mempunyai stasiun sendiri di Batavia, namanya Batavia BOSM.
Elektrifikasi jalur
Keterlibatan Staatsspoorwegen
Staatsspoorwegen mulai menanamkan pengaruhnya di Batavia sejak tahun 1880-an. Berawal dari pembangunan Stasiun Tanjung Priok lama; stasiun ini letaknya berbeda dengan stasiun yang sekarang. Stasiun Tanjung Priok Lama dahulu terletak persis di atas dermaga Pelabuhan Tanjung Priok. Stasiun ini selesai dibangun oleh Burgerlijke Openbare Werken pada 1883 dan baru pada tahun 1885 diresmikan pembukaannya bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Tanjung Priok.[8]
Pengelolaan stasiun dan jalur kereta api Sunda Kelapa–Tanjung Priok diserahkan kepada jawatan kereta api negara, Staatsspoorwegen (SS). Sampai dengan tahun 1900, dalam sehari tidak kurang dari 40 perjalanan kereta api rute Tanjung Priok - Batavia SS pp dan NISM serta Tanjung Priok–Kemayoran p.p.
Jalur kereta api BOSM (Batavia–Karawang) akhirnya diambil alih oleh Staatsspoorwegen pada tahun 1898.[9] Selanjutnya, pada tanggal 1 Oktober 1899, selesailah jalur kereta api yang dimulai dari Batavia menuju Tanahabang yang perkembangan selanjutnya diperpanjang hingga Rangkasbitung menuju Anyer Kidul pada tahun 1900.[10]
Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia.[11] Untuk penataan ulang stasiun di Batavia, sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.[12]
Pasca-kemerdekaan dan masa depan
Dekade 1960-an menjadi dekade suram bagi kereta api perkotaan Jakarta. Banyak layanan kereta api listrik—yang kala itu masih dilayani lokomotif listrik—mengalami kemerosotan. Pada tahun 1966, seluruh pengangkutan kereta api jurusan Manggarai–Jakarta Kota dibatasi. Hal ini berkaitan dengan menurunnya jumlah penumpang dan suasana kota Jakarta yang tidak kondusif. Biro Pusat Statistik mencatat, jumlah penumpang lokal yang dilayani Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) tahun 1965 merosot 47 persen dibandingkan 1963. Tahun 1965, hanya 16.092 penumpang per hari yang memakai kereta lokal.[13]
Baru pada tahun 1972, kereta listrik mulai mulai mengalami regenerasi. KRL dan kereta rel diesel (KRD) produksi Nippon Sharyo, Jepang tiba di Jakarta tahun 1976. KRL-KRL ini akan menggantikan lokomotif listrik lama peninggalan Belanda yang sudah dianggap tidak layak. Tiap rangkaian KRL terdiri atas empat kereta dengan kapasitas angkut 134 penumpang per kereta.[14]
Sejak saat itu, Indonesia rutin mendatangkan KRL Jepang (baru maupun bekas) untuk memperkuat armada KRL di Jakarta. Pada Mei 2000, pemerintah Jepang melalui JICA dan Pemerintah Kota Tokyo menghibahkan 72 unit KRL bekas yang sebelumnya dioperasikan oleh Biro Transportasi Metropolitan Tokyo. Kereta ini diresmikan pada tanggal 25 Agustus 2000 dan menjadi KRL berpendingin udara (AC) pertama di Indonesia.[15]
KRL mulai merajai komuter Jabodetabek sejak 1990-an. Kala itu, untuk mendukung wilayah suburban, KRL yang tadinya hanya Jakarta–Bogor, Jakarta–Tanjung Priuk, dan Tanjung Priuk–Jatinegara dibuatkan relasi baru rutenya hingga merambah ke Bekasi (1992) dan Serpong (1994).[16] Persinyalan yang semula mekanik mulai dilistriki per 1994–1996 dengan sistem Solid State Interlocking. Untuk mendukungnya, centralized traffic control (CTC) dibangun di Manggarai.[17]
Di samping melistriki jalur kereta api non-KRL di Jakarta, pemerintah juga membangun jalur rel layang guna mengurangi kemacetan. Jalur tersebut adalah Jakarta Kota–Manggarai. Sebagai akibatnya, jalur kereta api peninggalan NIS/SS dinonaktifkan dan stasiun-stasiunnya dibongkar seluruhnya. Jalur ini dibangun mulai tahun 1988 dan mulai digunakan pada tahun 1992.[18]
Daftar segmen
Segmen aktif
- Jakarta Kota–Angke–Duri–Tanahabang
- Tanahabang–Manggarai
- Jakarta Kota–Rajawali–Pasar Senen–Jatinegara (eks-BOSM)
- Tanjung Priok–Jakarta Kota
- Ancol–Rajawali
- Percabangan ke arah Jakarta Gudang
- Jakarta Kota–Manggarai (eks-NIS)
Segmen nonaktif
- Lintas Salemba (Sentral):
- Pegangsaan–Salemba
- Tanahabang–Salemba
- Salemba–Kramat
- Salemba–Kramat Sentiong
Jalur terhubung
Lintas aktif
Jalur kereta api yang terhubung dengan lintas metropolitan ini adalah:
Lintas nonaktif
Layanan kereta api
Penumpang
Kereta api jarak jauh dan menengah
- Tujuan Pasar Senen
- Kelas campuran
- Gumarang, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya via Tegal–Semarang (eksekutif-bisnis)
- Sawunggalih, tujuan Jakarta dan tujuan Kutoarjo (eksekutif-ekonomi AC premium)
- Senja Utama Solo tujuan Jakarta dan Solo (eksekutif-ekonomi AC premium)
- Senja Utama Yogya, tujuan Jakarta dan tujuan Yogyakarta (eksekutif-ekonomi AC premium)
- Fajar Utama Yogya, tujuan Jakarta dan tujuan Yogyakarta (eksekutif-ekonomi AC premium)
- Kelas ekonomi AC premium
- Jayakarta Premium, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya via Purwokerto–Yogyakarta–Madiun–Jombang
- Tawang Jaya Premium, tujuan Jakarta dan tujuan Semarang
- Kelas ekonomi AC plus
- Bogowonto, tujuan Jakarta dan tujuan Yogyakarta
- Gajah Wong, tujuan Jakarta dan tujuan Yogyakarta
- Jaka Tingkir, tujuan Jakarta dan tujuan Yogyakarta
- Jayabaya, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya bersambung Malang via Tegal–Semarang
- Majapahit tujuan Jakarta dan tujuan Malang via Tegal–Semarang–Solo Jebres–Kertosono–Blitar
- Menoreh, tujuan Jakarta dan tujuan Semarang
- Singasari, tujuan Jakarta dan tujuan Blitar via Purwokerto–Yogyakarta–Madiun
- Ekonomi AC
- Bengawan, tujuan Jakarta dan tujuan Solo
- Brantas, tujuan Jakarta dan tujuan Blitar via Tegal–Semarang–Solo Jebres–Kertosono
- Gaya Baru Malam Selatan, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya via Purwokerto–Yogyakarta–Madiun–Jombang
- Kertajaya, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya via Tegal–Semarang
- Kutojaya Utara, tujuan Jakarta dan tujuan Kutoarjo
- Matarmaja, tujuan Jakarta dan tujuan Malang via Tegal–Semarang–Solo Jebres–Kertosono–Blitar
- Progo, tujuan Jakarta dan tujuan Yogyakarta
- Serayu, tujuan Jakarta dan tujuan Kroya bersambung Purwokerto via Banjar–Bandung–Cikampek
- Tawang Jaya, tujuan Jakarta dan tujuan Semarang
- Tegal Ekspres, tujuan Jakarta dan tujuan Tegal
- Kelas campuran
- Tujuan Gambir
- Kelas eksekutif, campuran, dan ekonomi AC premium
- Argo Parahyangan, tujuan Bandung dan tujuan Jakarta
- Kelas eksekutif
- Argo Bromo Anggrek, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya via Tegal–Semarang
- Argo Dwipangga, tujuan Jakarta dan tujuan Solo
- Argo Jati, tujuan Jakarta dan tujuan Cirebon
- Argo Lawu, tujuan Jakarta dan tujuan Solo
- Argo Muria, tujuan Jakarta dan tujuan Semarang
- Argo Parahyangan, tujuan Bandung dan tujuan Jakarta
- Argo Sindoro, tujuan Jakarta dan tujuan Semarang
- Bangunkarta, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya via Tegal–Semarang–Solo Jebres
- Bima, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya bersambung Malang via Purwokerto–Yogyakarta–Madiun–Jombang
- Gajayana, tujuan Jakarta dan tujuan Malang via Purwokerto–Yogyakarta–Madiun–Blitar
- Purwojaya, tujuan Jakarta dan tujuan Kroya bersambung Cilacap
- Sembrani, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya via Tegal–Semarang
- Taksaka, tujuan Jakarta dan tujuan Yogyakarta
- Kelas campuran
- Cirebon Ekspres, tujuan Jakarta dan tujuan Cirebon (eksekutif-bisnis)
- Tegal Bahari, tujuan Jakarta dan tujuan Tegal (eksekutif-bisnis)
- Pangandaran, tujuan Banjar dan tujuan Gambir (eksekutif-ekonomi AC premium)
- Kelas eksekutif, campuran, dan ekonomi AC premium
- Tujuan Tanjung Priuk
- Kelas ekonomi
- Walahar Ekspres/Lokal PWK, tujuan Cikampek bersambung Purwakarta dan tujuan Tanjung Priuk
- Jatiluhur/Lokal CKP, tujuan Cikampek dan tujuan Tanjung Priuk
- Kelas ekonomi
Kereta api bandara
- KRL Airport Railink Services, tujuan Bandara Soekarno-Hatta dan tujuan Duri bersambung Bekasi via Sudirman Baru (BNI City)
KRL Commuter Line
- Red Line, tujuan Jakarta Kota dan tujuan Depok/Bogor
- Blue Line, tujuan Jakarta Kota dan tujuan Bekasi/Cikarang
- Yellow Line, tujuan Bogor/Depok/Nambo dan tujuan Jatinegara/Angke
- Pink Line, tujuan Jakarta Kota dan tujuan Kampung Bandan/Tanjung Priok
- Brown Line, tujuan Duri dan tujuan Tangerang
- Green Line, tujuan Tanahabang dan tujuan Serpong/Parungpanjang/Maja/Rangkasbitung
Barang
Daftar stasiun
Segmen Jakarta Kota–Angke–Tanahabang
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 1 Merak–Angke Segmen Rangkasbitung–Duri |
Diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1899 oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0410 | Tanahabang | THB | Jalan Jatibaru, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat | km 6+925 | +9 m | Beroperasi | |
0404 | Duri | DU | Jalan Stasiun Duri, Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, 11310 | km 3+293 lintas Angke-Tanahabang-Rangkasbitung-Merak km 0+000 lintas Duri-Tangerang |
+4 m | Beroperasi | |
Segmen Duri–Batavia |
Diresmikan pada tanggal 2 Januari 1899 | ||||||
0403 | Angke | AK | Jalan Stasiun Angke, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat | km 0+000 lintas Angke-Tanahabang-Rangkasbitung-Merak | +3 m | Beroperasi | |
Pasar Pagi | PPI | Tidak beroperasi | |||||
0401 | Kotainten | KOI | Tidak beroperasi | ||||
Kampung Bandan | KPB | Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 2+000 lintas Jakarta Kota-Kampung Bandan | +3 m | Beroperasi | ||
0420 | Jakarta Kota | JAKK | Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat | km 0+000 (pusat utama) | +4 m | Beroperasi |
Segmen Jakarta Kota–Tanjung Priok
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 2 Tanjung Priuk–Batavia dengan percabangan dari Ancol menuju Rajawali Segmen Tanjung Priuk–Batavia |
Diresmikan pada tanggal 2 November 1885 oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0480 | Tanjung Priuk | TPK | Jalan Taman Stasiun Tanjung Priok, Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara | +4 m | Beroperasi | ||
Tanjungpriukpelabuhan | TPH | Tidak beroperasi | |||||
Tanjungpriukgudang | TPG | Tidak beroperasi | |||||
Sungai Lagoa | SAO | Beroperasi | |||||
Sungai Tirem | SGT | Tidak beroperasi | |||||
0485 | Ancol | AC | Jalan R.E. Martadinata, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | +4 m | Beroperasi | Berkas:Stasiunancol 55.JPG | |
Kampung Bandan | KPB | Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 2+000 lintas Jakarta Kota-Tanjung Priok | +2 m | Beroperasi | ||
0420 | Jakarta Kota | JAKK | Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat | km 0+000 (pusat utama) | +4 m | Beroperasi |
Segmen Jakarta Kota–Manggarai
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 2 Jakarta Kota–Manggarai Segmen Jakarta Kota–Manggarai |
Diresmikan pada tanggal 1992 oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0420 | Jakarta Kota | JAKK | Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat | km 0+000 (pusat utama) | +4 m | Beroperasi | |
Jayakarta | JAY | Jalan Pangeran Jayakarta, Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat | km 1+400 | +13 m | Beroperasi | Berkas:Poto e026.jpg | |
Mangga Besar | MGB | Jalan Karang Anyar, Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat | km 2+480 | +14 m | Beroperasi | Berkas:Manggabesarstasiun.JPG | |
0423 | Sawah Besar | SW | Jalan Krekot Jaya, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat | km 3+836 | +15 m | Beroperasi | Berkas:Stasiun Sawahbesar.JPG |
Juanda | JUA | Jalan Ir. H. Juanda No. 1, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat | km 4+535 | +15 m | Beroperasi | ||
0430 | Gambir | GMR | Jalan Medan Merdeka Timur No. 1, Gambir, Gambir, Jakarta Pusat | km 5+540 | +16 m | Beroperasi | |
0432 | Gondangdia | GDD | Jalan Srikaya No. 1, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat | km 6+550 | +15 m | Beroperasi | |
0434 | Cikini | CKI | Jalan Cikini Raya, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat | km 8+300 | +20 m | Beroperasi | Berkas:Stasiun‑cikini1‑470x352.jpg |
0440 | Manggarai | MRI | Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan | km 9+890 lintas Jakarta–Manggarai–Bogor km 6+026 lintas Tanahabang–Manggarai km 0+010 lintas Manggarai–Jatinegara km 0+000 lintas Manggarai–Dipo KRL Bukit Duri |
+13 m | Beroperasi |
Segmen Tanahabang–Manggarai
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Tanahabang–Manggarai |
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0410 | Tanahabang | THB | Jalan Jatibaru, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat | km 6+925 lintas Angke-Tanahabang-Rangkasbitung-Merak km 0+000 lintas Tanahabang-Manggarai |
+9 m | Beroperasi | |
Karet | KAT | Jalan K.H. Mas Mansyur, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat | +11 m | Beroperasi | Berkas:St karet.jpg | ||
Sudirman Baru | SDB | Jalan Tanjung Karang No. 1, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat | Beroperasi | ||||
Sudirman | SUD | Jalan Kendal No. 1, Menteng, Menteng, Jakarta Pusat | +5,56 m | Beroperasi | Berkas:Stsudirman.jpg | ||
Mampang | MPG | Menteng, Menteng, Jakarta Pusat | Tidak beroperasi | Berkas:Mampangstasiun.jpg | |||
0440 | Manggarai | MRI | Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan | km 9+890 lintas Jakarta–Manggarai–Bogor km 6+026 lintas Tanahabang–Manggarai km 0+010 lintas Manggarai–Jatinegara km 0+000 lintas Manggarai–Dipo KRL Bukit Duri |
+13 m | Beroperasi |
Segmen Jakarta Kota–Rajawali
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 3 Batavia–Jatinegara–Cikampek Segmen Batavia–Rajawali |
Diresmikan pada tanggal 1887 oleh Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij, diambil alih oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen pada tahun 1898[19] Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0420 | Jakarta Kota | JAKK | Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat | km 0+000 (pusat utama) | +4 m | Beroperasi | |
Kampung Bandan | KPB | Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 2+000 lintas Jakarta Kota-Kampung Bandan | +2 m | Beroperasi | ||
0459 | Rajawali | RJW | Jalan Industri No. 1, Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat | km 2+779 | +4 m | Beroperasi | Berkas:Stasiunrajawali.jpg |
Segmen Manggarai–Jatinegara
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 3 Batavia–Jatinegara–Cikampek Segmen Manggarai–Jatinegara |
Diresmikan pada tanggal 1887 oleh Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij, diambil alih oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen pada tahun 1898[20] Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0440 | Manggarai | MRI | Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan | km 9+890 lintas Jakarta–Manggarai–Bogor km 6+026 lintas Tanahabang–Manggarai km 0+010 lintas Manggarai–Jatinegara km 0+000 lintas Manggarai–Dipo KRL Bukit Duri |
+13 m | Beroperasi | |
0441 | Kebonpala | KBO | Tidak beroperasi | ||||
0450 | Jatinegara | JNG | Jalan Bekasi Barat Raya, Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur | km 11+750 lintas Jakarta Kota-Cikampek-Cirebon Prujakan-Purwokerto-Kroya km 2+662 lintas Manggarai-Jatinegara |
+16 m | Beroperasi |
Segmen Rajawali–Jatinegara
Cabang dari Kampung Bandan menuju Jakarta Gudang
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Kampung Bandan–Jakarta Gudang |
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
Kampung Bandan | KPB | Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 2+000 lintas Jakarta Kota-Kampung Bandan | +2 m | Beroperasi | ||
0421 | Jakarta Gudang | JAKG | Jalan Kampung Bandan, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km ? | Beroperasi | ||
Keterangan:
Referensi:
|
Referensi
- ^ a b "Van Kleine Boom Naar Buitenzorg Via Meester Cornelis". Diakses tanggal 26 April 2010.
- ^ Shahab, Alwi (2009). Batavia Kota Banjir. Jakarta: Penerbit Republika.
- ^ "NITM". Diakses tanggal 20 Desember 2017.
- ^ Mrázek, Rudolf (2006). Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
- ^ Teuuwen, Dirk. "From horsepower to electrification: Tramways in Batavia-Jakarta 1869 – 1962" (PDF). Diakses tanggal 20 Desember 2017.
- ^ Shahab, Alwi (2004). Saudagar Baghdad dari Betawi. Jakarta: Penerbit Republika.
- ^ Simanjuntak, Truman; Handini, Retno; Riyanto, Sugeng (2016). Karawang dalam Lintasan Peradaban. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional/Penerbit Buku Obor.
- ^ Murti Hariyadi, Ibnu (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT. Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 15 – 24. ISBN 978-602-18839-3-8.
- ^ Pemerintah Hindia Belanda (1899). Staatssblad Ned. Indië over het jaar 1816.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaverslag
- ^ Majalah KA Edisi Agustus 2014
- ^ Stasiun Batavia Selatan Genap 80 Tahun Kompas.com 23 Oktober 2009, diakses 2 November 2011.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Putaran Roda KRL, Bonbon, hingga KfW". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-03-24.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama:0
- ^ Fadhli, Faris (2014). "KRL Jepang (Masih) Merajai Jabodetabek". Majalah KA. 95: 12–13.
- ^ DJKA (2014). Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia.
- ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia". Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46).
- ^ Rudi, Alsadad (30 Agustus 2013). "Setelah 22 Tahun, Proyek Jalur Layang Kereta Jakarta Dilanjutkan". Kompas.com. Diakses tanggal 30 Agustus 2017.
- ^ Jones, M.W. "Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij". Diakses tanggal 25 Agustus 2017.
- ^ Jones, M.W. "Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij". Diakses tanggal 25 Agustus 2017.
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.