Jalur kereta api lintas Jakarta

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api lintas Jakarta adalah jalur kereta api yang mengitari seluruh Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Semua jalur kereta api di lintas ini termasuk ke dalam Daerah Operasi I Jakarta. Jalur ini merupakan kumpulan dari banyak segmen jalur kereta api yang melayani berbagai jurusan di Jawa, menghubungkan Provinsi Banten dan Jawa Barat.

Lintas Jakarta
Ikhtisar
JenisJalur kereta api lintas utama
SistemJalur kereta api perkotaan
StatusBeroperasi
Stasiun11
Operasi
DibukaBervariasi, lihat di bawah.
PemilikDitjen KA, Kemenhub RI
OperatorPT Kereta Api Indonesia
PT Kereta Commuter Indonesia (kecuali stasiun Gambir, Pasar Senen dan Jatinegara)
Daerah Operasi I Jakarta
Data teknis
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi60 s.d. 90 km/jam
Peta rute
JICT (untuk Pelabuhan Tanjung Priok)
Jalan Tol Akses Tanjung Priok
Pasoso
Sungai Lagoa
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Tanjung Priuk Terminal Tanjung Priok
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Ancol
Jakarta Gudang
Jakarta Kota
Kampung Bandan
Jayakarta
Rajawali
Mangga Besar
Sawah Besar
Kemayoran
Juanda
Angke
Duri
Gambir Kereta Api Indonesia
Gondangdia
Tanah Abang
Cikini
Karet
Pasar Senen Kereta Api Indonesia Terminal Pasar Senen
Sudirman
Gang Sentiong
Mampang
Kramat
Terminal Manggarai Manggarai
Pondok Jati
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Grogol
Matraman
Pesing
Palmerah
Taman Kota
Kebayoran
Bojong Indah
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
ke Serpong
Rawa Buaya
Jatinegara Kereta Api Indonesia
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Kalideres
Cipinang
ke Tangerang
Klender
Depo KRL Bukit Duri
Buaran
Tebet
Klender Baru
Cawang
Cakung
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Duren Kalibata
ke Cikarang
Pasar Minggu Baru
Pasar Minggu Terminal Pasar Minggu
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Tanjung Barat
Lenteng Agung
Univ. Pancasila
ke Bogor/Nambo

Jalur ini melayani kereta api jarak jauh, kereta api jarak menengah, dan KRL Commuter Line Jabodetabek.

Sejarah

Jalur kereta api Batavia–Buitenzorg

Disebut-sebut sebagai jalur kereta api pertama di Batavia, jalur ini dibangun dan diresmikan oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij dan tepat dua tahun setelah jalur kereta api Samarang–Tangoeng pada tahun 1867.

Pembangunan jalur ini dimulai pada tanggal 15 Oktober 1869 dengan disaksikan secara langsung oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu, Mr. Pieter Mijer. Jalur ini dibangun oleh perusahaan Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij yang dinilai telah berhasil membangun Jalur kereta api Samarang-Tanggung pada tahun 1864-1867.[1]

Pembangunan jalur ini mengalami kendala karena masalah keuangan. Tahun 1870 proyek ini sempat macet, yaitu pada pengerjaan gelombang pertama. Pekerjaan ini dimulai dari 15 Oktober 1869 sampai Februari 1870 dimana selama kurun waktu itu jalur sepanjang 7.590 m untuk bagian Kleine Boom, Meester Cornelis sejauh 13.087 m, dan jalur sepanjang 18.730 m untuk bagian Bogor selesai dikerjakan. Pekerjaan kedua baru bisa dilaksanakan pada Juni 1870 sampai Juni 1871, yaitu jalur di Bogor sepanjang sekitar 9.270 m. Selanjutnya, pada Juni 1871 hingga Januari 1873 barulah seluruh proyek pembangunan jalur kereta api Batavia-Buitenzorg selesai, termasuk jalur Weltevreden–Meester Cornelis NIS (Stasiun Bukit duri) sampai ke Buitenzorg.[1] Sebagian besar stasiun di jalur ini masih aktif, dengan pengecualian Stasiun Kleine Boom, Stasiun Batavia, dan Stasiun Meester Cornelis NIS ditutup awal abad ke-20. Kemudian disusul Stasiun Pintu Air (Noordwijk) dan Stasiun Pegangsaan ditutup tahun 1981.

Trem Batavia

Jalur trem kuda pertama di Batavia diresmikan pada tanggal 10 April 1869 dan pada 1882 digantikan dengan trem uap.[2] Trem ini dioperasikan oleh Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM) yang kelak berganti nama menjadi Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij (NITM). Trem ini menggunakan lebar sepur 1.188 mm dan lokomotif uap menjadi lebih efisien karena dapat menyingkat waktu perjalanan.[3]

Peningkatan jalur trem Batavia terus dilakukan dengan mengganti trem uap menjadi trem listrik pada tahun 1899, dan pada tahun 1909 sudah mencapai 14 kilometer.[4] Trem listrik dioperasikan oleh perusahaan yang berbeda, yaitu Batavia Elektrische Tramweg Maatschappij (BETM). Kedua perusahaan ini kelak digabung pada tanggal 31 Juli 1930 sebagai Batavia Verkeers-Maatschappij (BVM)[5] Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, timbul ide untuk mengambil alih perusahaan BVM dan pada tahun 1957 dinasionalisasi menjadi Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). Walaupun diambil alih, PPD hanya mengoperasikan trem tersebut selama beberapa waktu dan dihapuskan karena dianggap tidak cocok dengan tata ruang kota besar.[6]

Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij

Pembangunan jalur kereta api lainnya juga dilakukan oleh Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij (BOSM). BOSM adalah perusahaan kereta api swasta dan mendapat konsesi izin pembangunan jalur kereta api di lintas Batavia Timur. BOSM membangun segmen jalur kereta api Batavia–Karawang yang mulai beroperasi pada tahun 1887.[7] Untuk menunjang operasional, BOSM mempunyai stasiun sendiri di Batavia, namanya Batavia BOSM.

Elektrifikasi jalur

Keterlibatan Staatsspoorwegen

Staatsspoorwegen mulai menanamkan pengaruhnya di Batavia sejak tahun 1880-an. Berawal dari pembangunan Stasiun Tanjung Priok lama; stasiun ini letaknya berbeda dengan stasiun yang sekarang. Stasiun Tanjung Priok Lama dahulu terletak persis di atas dermaga Pelabuhan Tanjung Priok. Stasiun ini selesai dibangun oleh Burgerlijke Openbare Werken pada 1883 dan baru pada tahun 1885 diresmikan pembukaannya bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Tanjung Priok.[8]

Pengelolaan stasiun dan jalur kereta api Sunda Kelapa–Tanjung Priok diserahkan kepada jawatan kereta api negara, Staatsspoorwegen (SS). Sampai dengan tahun 1900, dalam sehari tidak kurang dari 40 perjalanan kereta api rute Tanjung Priok - Batavia SS pp dan NISM serta Tanjung Priok–Kemayoran p.p.

Jalur kereta api BOSM (Batavia–Karawang) akhirnya diambil alih oleh Staatsspoorwegen pada tahun 1898.[9] Selanjutnya, pada tanggal 1 Oktober 1899, selesailah jalur kereta api yang dimulai dari Batavia menuju Tanahabang yang perkembangan selanjutnya diperpanjang hingga Rangkasbitung menuju Anyer Kidul pada tahun 1900.[10]

Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia.[11] Untuk penataan ulang stasiun di Batavia, sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.[12]

Pasca-kemerdekaan dan masa depan

Dekade 1960-an menjadi dekade suram bagi kereta api perkotaan Jakarta. Banyak layanan kereta api listrik—yang kala itu masih dilayani lokomotif listrik—mengalami kemerosotan. Pada tahun 1966, seluruh pengangkutan kereta api jurusan ManggaraiJakarta Kota dibatasi. Hal ini berkaitan dengan menurunnya jumlah penumpang dan suasana kota Jakarta yang tidak kondusif. Biro Pusat Statistik mencatat, jumlah penumpang lokal yang dilayani Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) tahun 1965 merosot 47 persen dibandingkan 1963. Tahun 1965, hanya 16.092 penumpang per hari yang memakai kereta lokal.[13]

Baru pada tahun 1972, kereta listrik mulai mulai mengalami regenerasi. KRL dan kereta rel diesel (KRD) produksi Nippon Sharyo, Jepang tiba di Jakarta tahun 1976. KRL-KRL ini akan menggantikan lokomotif listrik lama peninggalan Belanda yang sudah dianggap tidak layak. Tiap rangkaian KRL terdiri atas empat kereta dengan kapasitas angkut 134 penumpang per kereta.[14]

Sejak saat itu, Indonesia rutin mendatangkan KRL Jepang (baru maupun bekas) untuk memperkuat armada KRL di Jakarta. Pada Mei 2000, pemerintah Jepang melalui JICA dan Pemerintah Kota Tokyo menghibahkan 72 unit KRL bekas yang sebelumnya dioperasikan oleh Biro Transportasi Metropolitan Tokyo. Kereta ini diresmikan pada tanggal 25 Agustus 2000 dan menjadi KRL berpendingin udara (AC) pertama di Indonesia.[15]

KRL mulai merajai komuter Jabodetabek sejak 1990-an. Kala itu, untuk mendukung wilayah suburban, KRL yang tadinya hanya Jakarta–Bogor, Jakarta–Tanjung Priuk, dan Tanjung Priuk–Jatinegara dibuatkan relasi baru rutenya hingga merambah ke Bekasi (1992) dan Serpong (1994).[16] Persinyalan yang semula mekanik mulai dilistriki per 1994–1996 dengan sistem Solid State Interlocking. Untuk mendukungnya, centralized traffic control (CTC) dibangun di Manggarai.[17]

Di samping melistriki jalur kereta api non-KRL di Jakarta, pemerintah juga membangun jalur rel layang guna mengurangi kemacetan. Jalur tersebut adalah Jakarta Kota–Manggarai. Sebagai akibatnya, jalur kereta api peninggalan NIS/SS dinonaktifkan dan stasiun-stasiunnya dibongkar seluruhnya. Jalur ini dibangun mulai tahun 1988 dan mulai digunakan pada tahun 1992.[18]

Daftar segmen

Segmen aktif

  • Jakarta Kota–Angke–Duri–Tanahabang
  • Tanahabang–Manggarai
  • Jakarta Kota–Rajawali–Pasar Senen–Jatinegara (eks-BOSM)
  • Tanjung Priok–Jakarta Kota
  • Ancol–Rajawali
  • Percabangan ke arah Jakarta Gudang
  • Jakarta Kota–Manggarai (eks-NIS)

Segmen nonaktif

  • Lintas Salemba (Sentral):
    • Pegangsaan–Salemba
    • Tanahabang–Salemba
    • Salemba–Kramat
    • Salemba–Kramat Sentiong

Jalur terhubung

Lintas aktif

Jalur kereta api yang terhubung dengan lintas metropolitan ini adalah:

Lintas nonaktif

Layanan kereta api

Penumpang

Kereta api jarak jauh dan menengah

Kereta api bandara

KRL Commuter Line

Barang

  • Angkutan peti kemas dengan tujuan:
    • Tanjung Priuk–Semarang–Kalimas
    • Tanjung Priuk–Gedebage
  • Angkutan parcel/Overnight Services
  • Angkutan sepeda motor gratis khusus pemudik lebaran
  • Angkutan batu bara rangkaian pendek, tujuan Cigading dan tujuan Nambo
  • Angkutan baja coil, tujuan Cilegon dan tujuan Kalimas

Daftar stasiun

Segmen Jakarta Kota–Angke–Tanahabang

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 1 MerakAngke
Segmen RangkasbitungDuri
Diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1899
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta
0410 Tanahabang THB Jalan Jatibaru, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat km 6+925 +9 m Beroperasi  
0404 Duri DU Jalan Stasiun Duri, Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, 11310 km 3+293 lintas Angke-Tanahabang-Rangkasbitung-Merak
km 0+000 lintas Duri-Tangerang
+4 m Beroperasi  
Segmen DuriBatavia
Diresmikan pada tanggal 2 Januari 1899
0403 Angke AK Jalan Stasiun Angke, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat km 0+000 lintas Angke-Tanahabang-Rangkasbitung-Merak +3 m Beroperasi  
Pasar Pagi PPI Tidak beroperasi
0401 Kotainten KOI Tidak beroperasi
Kampung Bandan KPB Ancol, Pademangan, Jakarta Utara km 2+000 lintas Jakarta Kota-Kampung Bandan +3 m Beroperasi  
0420 Jakarta Kota JAKK Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat km 0+000 (pusat utama) +4 m Beroperasi  

Segmen Jakarta Kota–Tanjung Priok

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 2 Tanjung PriukBatavia dengan percabangan dari Ancol menuju Rajawali
Segmen Tanjung PriukBatavia
Diresmikan pada tanggal 2 November 1885
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta
0480 Tanjung Priuk TPK Jalan Taman Stasiun Tanjung Priok, Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara +4 m Beroperasi  
Tanjungpriukpelabuhan TPH Tidak beroperasi
Tanjungpriukgudang TPG Tidak beroperasi
Sungai Lagoa SAO Beroperasi
Sungai Tirem SGT Tidak beroperasi
0485 Ancol AC   Jalan R.E. Martadinata, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara +4 m Beroperasi Berkas:Stasiunancol 55.JPG
Kampung Bandan KPB Ancol, Pademangan, Jakarta Utara km 2+000 lintas Jakarta Kota-Tanjung Priok +2 m Beroperasi  
0420 Jakarta Kota JAKK Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat km 0+000 (pusat utama) +4 m Beroperasi  

Segmen Jakarta Kota–Manggarai

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 2 Jakarta KotaManggarai
Segmen Jakarta KotaManggarai
Diresmikan pada tanggal 1992
oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta
0420 Jakarta Kota JAKK Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat km 0+000 (pusat utama) +4 m Beroperasi  
Jayakarta JAY Jalan Pangeran Jayakarta, Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat km 1+400 +13 m Beroperasi Berkas:Poto e026.jpg
Mangga Besar MGB Jalan Karang Anyar, Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat km 2+480 +14 m Beroperasi Berkas:Manggabesarstasiun.JPG
0423 Sawah Besar SW Jalan Krekot Jaya, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat km 3+836 +15 m Beroperasi Berkas:Stasiun Sawahbesar.JPG
Juanda JUA Jalan Ir. H. Juanda No. 1, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat km 4+535 +15 m Beroperasi  
0430 Gambir GMR Jalan Medan Merdeka Timur No. 1, Gambir, Gambir, Jakarta Pusat km 5+540 +16 m Beroperasi  
0432 Gondangdia GDD Jalan Srikaya No. 1, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat km 6+550 +15 m Beroperasi  
0434 Cikini CKI Jalan Cikini Raya, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat km 8+300 +20 m Beroperasi Berkas:Stasiun‑cikini1‑470x352.jpg
0440 Manggarai MRI Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan km 9+890 lintas JakartaManggaraiBogor
km 6+026 lintas TanahabangManggarai
km 0+010 lintas ManggaraiJatinegara
km 0+000 lintas Manggarai–Dipo KRL Bukit Duri
+13 m Beroperasi  

Segmen Tanahabang–Manggarai

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Segmen TanahabangManggarai
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta
0410 Tanahabang THB Jalan Jatibaru, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat km 6+925 lintas Angke-Tanahabang-Rangkasbitung-Merak
km 0+000 lintas Tanahabang-Manggarai
+9 m Beroperasi  
Karet KAT Jalan K.H. Mas Mansyur, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat +11 m Beroperasi Berkas:St karet.jpg
Sudirman Baru SDB Jalan Tanjung Karang No. 1, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat Beroperasi  
Sudirman SUD Jalan Kendal No. 1, Menteng, Menteng, Jakarta Pusat +5,56 m Beroperasi Berkas:Stsudirman.jpg
Mampang MPG Menteng, Menteng, Jakarta Pusat Tidak beroperasi Berkas:Mampangstasiun.jpg
0440 Manggarai MRI Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan km 9+890 lintas JakartaManggaraiBogor
km 6+026 lintas TanahabangManggarai
km 0+010 lintas ManggaraiJatinegara
km 0+000 lintas Manggarai–Dipo KRL Bukit Duri
+13 m Beroperasi  

Segmen Jakarta Kota–Rajawali

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 3 BataviaJatinegaraCikampek
Segmen BataviaRajawali
Diresmikan pada tanggal 1887
oleh Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij, diambil alih oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen pada tahun 1898[19]
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta
0420 Jakarta Kota JAKK Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat km 0+000 (pusat utama) +4 m Beroperasi  
Kampung Bandan KPB Ancol, Pademangan, Jakarta Utara km 2+000 lintas Jakarta Kota-Kampung Bandan +2 m Beroperasi  
0459 Rajawali RJW Jalan Industri No. 1, Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat km 2+779 +4 m Beroperasi Berkas:Stasiunrajawali.jpg

Segmen Manggarai–Jatinegara

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 3 BataviaJatinegaraCikampek
Segmen ManggaraiJatinegara
Diresmikan pada tanggal 1887
oleh Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij, diambil alih oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen pada tahun 1898[20]
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta
0440 Manggarai MRI Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan km 9+890 lintas JakartaManggaraiBogor
km 6+026 lintas TanahabangManggarai
km 0+010 lintas ManggaraiJatinegara
km 0+000 lintas Manggarai–Dipo KRL Bukit Duri
+13 m Beroperasi  
0441 Kebonpala KBO Tidak beroperasi
0450 Jatinegara JNG Jalan Bekasi Barat Raya, Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur km 11+750 lintas Jakarta Kota-Cikampek-Cirebon Prujakan-Purwokerto-Kroya
km 2+662 lintas Manggarai-Jatinegara
+16 m Beroperasi  

Segmen Rajawali–Jatinegara

Cabang dari Kampung Bandan menuju Jakarta Gudang

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Segmen Kampung BandanJakarta Gudang
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta
Kampung Bandan KPB Ancol, Pademangan, Jakarta Utara km 2+000 lintas Jakarta Kota-Kampung Bandan +2 m Beroperasi  
0421 Jakarta Gudang JAKG Jalan Kampung Bandan, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara km ? Beroperasi  

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [21]
  • Stasiun nonaktif: [22][23]
  • Pengidentifikasi stasiun: [24]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [25]:106-124


Referensi

  1. ^ a b "Van Kleine Boom Naar Buitenzorg Via Meester Cornelis". Diakses tanggal 26 April 2010. 
  2. ^ Shahab, Alwi (2009). Batavia Kota Banjir. Jakarta: Penerbit Republika. 
  3. ^ "NITM". Diakses tanggal 20 Desember 2017. 
  4. ^ Mrázek, Rudolf (2006). Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 
  5. ^ Teuuwen, Dirk. "From horsepower to electrification: Tramways in Batavia-Jakarta 1869 – 1962" (PDF). Diakses tanggal 20 Desember 2017. 
  6. ^ Shahab, Alwi (2004). Saudagar Baghdad dari Betawi. Jakarta: Penerbit Republika. 
  7. ^ Simanjuntak, Truman; Handini, Retno; Riyanto, Sugeng (2016). Karawang dalam Lintasan Peradaban. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional/Penerbit Buku Obor. 
  8. ^ Murti Hariyadi, Ibnu (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT. Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 15 – 24. ISBN 978-602-18839-3-8. 
  9. ^ Pemerintah Hindia Belanda (1899). Staatssblad Ned. Indië over het jaar 1816. 
  10. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama verslag
  11. ^ Majalah KA Edisi Agustus 2014
  12. ^ Stasiun Batavia Selatan Genap 80 Tahun Kompas.com 23 Oktober 2009, diakses 2 November 2011.
  13. ^ Media, Kompas Cyber. "Putaran Roda KRL, Bonbon, hingga KfW". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-03-24. 
  14. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0
  15. ^ Fadhli, Faris (2014). "KRL Jepang (Masih) Merajai Jabodetabek". Majalah KA. 95: 12–13. 
  16. ^ DJKA (2014). Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. 
  17. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia". Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  18. ^ Rudi, Alsadad (30 Agustus 2013). "Setelah 22 Tahun, Proyek Jalur Layang Kereta Jakarta Dilanjutkan". Kompas.com. Diakses tanggal 30 Agustus 2017. 
  19. ^ Jones, M.W. "Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij". Diakses tanggal 25 Agustus 2017. 
  20. ^ Jones, M.W. "Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij". Diakses tanggal 25 Agustus 2017. 
  21. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  22. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  23. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  24. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  25. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.