Stasiun Jatinegara

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Jatinegara (JNG) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di perbatasan antara Kecamatan Jatinegara dan Matraman, tepatnya di Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Kota Jakarta Timur. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun ini merupakan stasiun tempat bertemunya tiga jalur yang setiap harinya dilewati ratusan kereta api, yaitu jalur ke Pasar Senen, Manggarai, dan Bekasi.

Stasiun Jatinegara
Kereta Api Indonesia KAI Commuter
C15

Tampak depan perspektif dari Stasiun Jatinegara (Maret 2022) setelah menambahkan bangunan baru. Bangunan asli stasiun tetap dipertahankan.
Lokasi
Koordinat6°12′54.00″S 106°52′12.00″E / 6.2150000°S 106.8700000°E / -6.2150000; 106.8700000
Ketinggian+16 m
Operator
Letak
Jumlah peronEmpat peron pulau yang sama-sama tinggi
Jumlah jalur8
  • Jalur 1: sepur lurus arah Cikarang
  • Jalur 2: sepur lurus arah Manggarai
  • Jalur 3: sepur lurus menuju jalur dwiganda maupun sepur belok menuju jalur eksisting arah Cikarang
  • Jalur 4: sepur lurus arah Manggarai Atas, sepur belok menuju jalur eksisting arah Manggarai Bawah, serta sepur belok arah Pasar Senen dan Cikarang
  • Jalur 5: sepur belok arah Cikarang, Manggarai, dan Pasar Senen
  • Jalur 6: sepur lurus dari arah Pasar Senen maupun sepur belok menuju Cikarang
  • Jalur 7: sepur lurus arah Pasar Senen maupun sepur belok arah Cikarang
  • Jalur 8: Sepur belok arah Pasar Senen dan Cikarang
LayananHampir semua kedatangan KA penumpang antarkota dari timur Jakarta (kecuali kereta api Argo Bromo Anggrek, Argo Lawu, Argo Dwipangga, sebagian kecil Argo Parahyangan, dan kereta api rangkaian panjang seperti Jayakarta, Kertajaya, dan Gumarang yang tidak bisa dilayani stasiun ini) serta pemberhentian KRL Commuter Line.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
ArsitekIr. S. Snuyf
Gaya arsitekturPerpaduan antara Indische Empire dan kolonial modern
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka15 Oktober 1909 (15 Oktober 1909)
Dibangun kembali2018–2020
Nama sebelumnyaStation Meester Cornelis S.S.
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Matraman
menuju
Commuter Line Cikarang
Cikarang–Manggarai–Cikarang
berlawanan arah jarum jam
Klender
menuju
Pondok Jati
menuju
Commuter Line Cikarang
Cikarang–Pasar Senen–Cikarang
searah jarum jam
Matraman
menuju Angke
Commuter Line Cikarang
Half-racket
Klender
menuju Cikarang
Matraman
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Transjakarta Halte berikutnya
Ahmad Yani Bea Cukai Koridor 4
K
transfer di Stasiun Jatinegara
Pedati Prumpung
menuju Galunggung
Ahmad Yani Bea Cukai
menuju Ancol
Koridor 5
E
transfer di Stasiun Jatinegara
Pedati Prumpung
Pedati Prumpung Koridor 7
transfer di Stasiun Jatinegara
Ahmad Yani Bea Cukai
menuju Juanda
Koridor 7
M
transfer di Stasiun Jatinegara
Ahmad Yani Bea Cukai
Ahmad Yani Bea Cukai Koridor 10
transfer di Stasiun Jatinegara
Pedati Prumpung
menuju PGC
Pasar Enjo Koridor 11
transfer di Flyover Jatinegara
Stasiun Jatinegara 2
Koridor 11
V
transfer di Flyover Jatinegara
Kebon Pala
Perjalanan satu arah
Koridor 5
transfer di Pasar Jatinegara
Jatinegara RS Premier
Koridor 5
transfer di Pasar Jatinegara
Jatinegara RS Premier
menuju Cililitan
Koridor 5
transfer di Pasar Jatinegara
Koridor 5
K
transfer di Pasar Jatinegara
Jatinegara RS Premier
Fasilitas dan teknis
FasilitasMusala Toilet Eskalator Lift Tangga naik/turun Pemesanan langsung di loket Mesin tiket Pos kesehatan Musala Toilet Pertokoan/area komersial 
Tipe persinyalan
  • Elektrik tipe Alstom Solid State Interlocking (1994–2017)[3]
  • Elektrik tipe Kyosan K5B (2017—sekarang, sinyal blok)[4]
  • Elektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02 (2021—sekarang)
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Jatinegara
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.19990112.02.000503
Tanggal SK1999
PemilikPT Kereta Api Indonesia
PengelolaPT Kereta Api Indonesia
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Taman Stasiun Jatinegara di lantai dua, pada 15 Maret 2022. Bentuk taman ini berganti-ganti berdasarkan momen tertentu, termasuk hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri dan Natal.

Sebagai stasiun penghubung ke luar Jakarta, stasiun ini dilalui oleh semua KA ke berbagai kota di Pulau Jawa (kecuali tentu saja ke arah Banten dan Bogor yang dilayani KRL). Saat ini hampir semua KA jarak jauh dan menengah yang datang menuju Jakarta berhenti untuk menurunkan penumpang di stasiun ini, kecuali KA dengan rangkaian panjang (KA Gumarang, KA Jayakarta, dan KA Kertajaya) karena rangkaiannya tidak tercukupi peron stasiun ini, ditambah KA Argo Bromo Anggrek, KA Argo Lawu, KA Argo Dwipangga, dan sebagian KA Argo Parahyangan. Sementara itu, untuk arah sebaliknya tidak ada KA jarak jauh dan menengah yang berhenti untuk menaikkan penumpang di stasiun ini, kecuali jika akses jalan penumpang menuju Stasiun Gambir dan/atau Stasiun Pasar Senen terganggu.

Sejarah

 
Pemutar rel dan gardu listrik aliran atas Stasiun Jatinegara tahun 1924

Pada awalnya Jatinegara bernama Meester Cornelis. Nama itu diangkat dari panggilan murid-murid kepada seorang guru yang mengajar, mendirikan sekolah, dan berkhotbah di kawasan tersebut, yakni Cornelis Senen.[5] Nama itu kemudian diubah menjadi Jatinegara pada masa pendudukan Jepang karena Jepang tidak mau ada istilah Belanda. Nama Jatinegara berarti "Negara Sejati", sebutan dari Pangeran Jayakarta yang terlebih dahulu mendirikan perkampungan Jatinegara Kaum. Kampung ini didirikan setelah Belanda menghancurkan Keraton Sunda Kelapa dan berada di antara Rawamangun dan Pasar Klender.[6]

 
Tampak depan Stasiun Jatinegara, sekitar tahun 1925. Saat itu masih menggunakan nama "Meester Cornelis".

Bangunan eksisting Stasiun Jatinegara mulai beroperasi pada tanggal 15 Oktober 1909[7] dan diperkirakan dirancang oleh arsitek Ir. S. Snuyf, kepala sementara Biro Perancang Departemen Pekerjaan Umum. Kota Meester Cornelis yang terletak di kedua sisi Sungai Ciliwung merupakan kotapraja yang mandiri sejak tahun 1935. Pada mulanya stasiun ini dinamakan Rawa Bangke, sebutan untuk rawa-rawa yang terletak di dekatnya, yang tampaknya juga memisahkan stasiun NIS Meester Cornelis dan seberang sungai. Stasiun Meester Cornelis BOS, yang beroperasi sejak hari-hari pertama jalur kereta api Batavia–Bekasi pada 1887, terletak lebih ke arah barat dan masih sempat berfungsi sebagai kantor dinas selama beberapa waktu.[6]

Sang arsitek S. Snuyf mulanya bermaksud untuk membangun stasiun yang besar untuk persinggahan kereta api menuju Bandung. Harapannya adalah bahwa penumpang dari Weltevreden akan memilih stasiun ini daripada Stasiun Kemayoran, yang ketika itu adalah stasiun SS yang paling utama, tetapi tidak bersifat permanen. Pengambilalihan jalur NIS ke Bogor, yang sedianya dibatalkan, tetapi masih memungkinkan perbaikan struktural dan tetap dipertahankan, sehingga rencana tersebut tidak dipertimbangkan lebih lanjut. Walau begitu, kebutuhan akan suatu stasiun yang luas masih dirasakan karena Meester akan menjadi stasiun penghubung yang penting sebagai rangkaian yang baru ke Stasiun Weltevreden dan jalur yang ada ke Tanjung Priok melalui Pasar Senen.[8] Perluasan Kota Batavia tetap mengarah terus ke Meester Cornelis. Stasiun baru ini dalam perencanaan diusahakan memiliki ciri pedesaan Belanda, tetapi juga disesuaikan untuk daerah tropis. Tampaknya usaha itu membuahkan hasil.

 
Bagian dalam dan pintu masuk di bangunan baru Stasiun Jatinegara

Sehubungan dengan pembangunan jalur dwiganda Manggarai–Cikarang, stasiun ini direnovasi besar-besaran. Bangunan baru stasiun dengan gaya arsitektur futuristik modern minimalis dibangun menggantikan overcapping stasiun peninggalan Staatsspoorwegen. Bangunan stasiun karya S. Snuyf yang asli tetap dipertahankan karena telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI. Namun, untuk alasan kenyamanan penumpang, pihak PT KAI dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyediakan skybridge dan eskalator pada bangunan baru stasiun.[9][10]

Bangunan baru stasiun ini beroperasi penuh pada 17 Desember 2020. Untuk alasan keselamatan, DJKA sedikit merombak stasiun, seperti menghilangkan area penyeberangan antarperon yang sebelumnya dibangun pada saat konstruksi masih berlangsung. Pintu masuk bangunan lama stasiun yang sudah melayani penumpang selama 111 tahun ini telah dipindahkan ke sisi utara bangunan baru tersebut.[11]

Bangunan dan tata letak

 
Tangga menuju peron 7 dan 8 Stasiun Jatinegara
 
Peron Stasiun Jatinegara, 15 Maret 2022

Pada awalnya, Stasiun Jatinegara memiliki tujuh jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus arah Cikampek dan jalur 2 merupakan sepur lurus arah Manggarai ditambah satu jalur yang terhubung dengan depo lokomotif yang terletak di sebelah barat laut stasiun. Ke arah barat laut stasiun terdapat empat jalur kereta api yang berpencar setelah depo: yang satu ke arah Manggarai, yang satunya lagi ke arah Pasar Senen.

Depo lokomotif yang terletak di sebelah barat laut stasiun akhirnya digantikan oleh Depo Lokomotif Cipinang per pertengahan 2020.[12] Bangunan depo lokomotif yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen itu sudah dibongkar pada Oktober–November 2020, meski bangunan tersebut berstatus cagar budaya.[13]

Bangunan rancangan S. Snuyf tergolong bergaya peralihan antara Indische Empire dengan gaya Hindia Baru atau kolonial modern (Nieuwe Indische Bouwstijl). Dominasi gaya kolonial modern dapat terlihat dari bentuk atap yang curam tetapi menyesuaikan dengan iklim tropis Hindia Belanda. Penggunaan pintu, jendela, dan clerestory berfungsi sebagai pencahayaan alami dan pergantian hawa silang yang sesuai dengan iklim tropis yang lembap. Bangunan dibuat tidak simetris, tetapi memiliki titik fokus berupa hall bangunan yang lebih tinggi daripada bangunan di sisi kanan-kirinya.[6] Namun, bangunan itu telah lenyap seiring pembangunan gedung baru stasiun.[9]

Setelah dibangunnya jalur dwiganda pada segmen stasiun ini hingga Stasiun Cakung pada tahun 2018, terdapat perubahan yang cukup signifikan pada tata letak jalurnya. Jumlah jalur di stasiun ini bertambah menjadi delapan dengan peruntukan tiap jalurnya digambarkan pada diagram tata letak jalur di bawah ini. Tata letak berikut belum baku mengingat keberadaan perubahan-perubahan ad hoc di lapangan yang timbul dari waktu ke waktu, khususnya pada saat persusulan, serta perubahan yang akan datang saat penyelesaian proyek jalur dwiganda.[14]

Lantai 1 Serambi, loket, gerbang keberangkatan (khusus KAI Commuter), dan pintu keluar (kedatangan KAI Commuter dan kereta api antarkota)
G Jalur 8 Sepur belok ke arah Kampung Bandan
Peron pulau
Jalur 7   Pemberhentian kereta api antarkota arah Pasar Senen
Sepur lurus langsung ke arah Kampung Bandan
Jalur 6 (Pondok Jati)      Commuter Line Cikarang (via Pasar Senen) (Klender)
Sepur lurus langsung dari arah Kampung Bandan
Peron pulau, pintu terbuka sebelah kanan untuk kedatangan kereta api dari arah barat
Jalur 5 (Pondok Jati)      Commuter Line Cikarang (via Pasar Senen) (Klender)

Jalur langsiran dari dan ke arah Depo Lokomotif Cipinang

Jalur 4   Pemberhentian kereta api antarkota arah Gambir

Sepur lurus langsung arah Manggarai (jalur dwiganda)

Peron pulau, pintu terbuka sebelah kiri dan kanan untuk kedatangan dari arah timur
Jalur 3 Sepur lurus langsung arah Cakung (jalur dwiganda)
Jalur 2   Pemberhentian kereta api antarkota arah Gambir

(Matraman)      Commuter Line Cikarang (via Manggarai) (Klender)

Sepur lurus langsung arah Manggarai

Peron pulau, pintu terbuka sebelah kiri untuk kedatangan kereta api dari arah barat
Jalur 1      Commuter Line Cikarang (Klender)
Sepur lurus langsung arah Cikampek
Bangunan utama (cagar budaya)

Ciri khas

Stasiun ini memiliki ciri khas berupa bel bersuara lagu instrumental berjudul Kicir-Kicir (sering) atau Jali-Jali (jarang) yang diputarkan setiap kali ada kedatangan KA penumpang jarak jauh dan menengah seperti stasiun besar (Pasar Senen dan Gambir).

Layanan kereta api

 
Bagian dalam peron Stasiun Jatinegara (15 Maret 2022)

Antarkota

Jalur lintas utara Jawa
Kelas eksekutif
Kelas campuran

Jalur lintas tengah Jawa

Kelas eksekutif

Brawijaya, dari Malang

Jalur lintas selatan Jawa

Kelas eksekutif
Kelas campuran
Jalur lintas utara Jawa
Kelas campuran eksekutif-ekonomi
Kelas ekonomi
Jalur lintas tengah Jawa
Kelas campuran eksekutif-ekonomi
Kelas ekonomi
Jalur lintas selatan Jawa
Kelas campuran eksekutif-ekonomi
Kelas ekonomi
Jalur lintas utara Jawa
Kelas ekonomi

Menoreh, dari Semarang Tawang (beroperasi terbatas)

Jalur lintas selatan Jawa
Kelas ekonomi

Kutojaya Utara, dari Kutoarjo (beroperasi terbatas)

Komuter

  Lin Lingkar Cikarang

Antarmoda pendukung

Stasiun kereta api di Jakarta
 
 
JICT (untuk Pelabuhan Tanjung Priok)
 
Jalan Tol Akses Tanjung Priok
 
Pasoso
 
 
Sungai Lagoa
 
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
 
Tanjung Priuk            
 
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
 
 
 
 
Ancol
Jakarta Gudang
 
 
 
 
 
 
          Jakarta Kota
 
 
 
 
 
 
Kampung Bandan        
 
 
 
 
 
Jayakarta
 
 
 
Rajawali
Mangga Besar
 
 
 
Sawah Besar
 
 
 
Kemayoran
           Juanda
 
 
 
  Angke
 
 
 
    Duri
 
 
 
Gambir      
Gondangdia
 
 
 
 
  Tanah Abang
 
 
 
 
Cikini
Karet
 
 
 
 
 
Pasar Senen              
                Sudirman
 
 
 
 
 
Gang Sentiong
Mampang
 
 
 
 
 
Kramat
        Manggarai
 
 
 
 
Pondok Jati
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
 
 
 
 
  Grogol
 
 
 
 
 
 
 
Matraman        
        Pesing
 
 
 
 
Palmerah
        Taman Kota
 
 
 
 
Kebayoran          
Bojong Indah
 
 
 
 
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
 
 
 
 
ke Serpong
Rawa Buaya
 
 
 
Jatinegara              
 
 
 
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
Kalideres
 
 
 
Cipinang
ke Tangerang
 
 
 
Klender
Depo KRL Bukit Duri
 
 
 
Buaran  
Tebet
 
 
Klender Baru
          Cawang
 
 
Cakung  
Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta
 
 
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Duren Kalibata
 
 
ke Cikarang
 
Pasar Minggu Baru
 
Pasar Minggu    
 
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
 
Tanjung Barat
 
Lenteng Agung
 
Univ. Pancasila
 
ke Bogor/Nambo
Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
BRT Transjakarta Pulo Gadung 2-Blok M (di halte Stasiun Jatinegara)
  Ancol–Kampung Melayu (di halte Pasar Jatinegara)
  Harmoni Sentral-PGC 1 (di halte Pasar Jatinegara)
  Ancol-PGC 1 (di halte Pasar Jatinegara)
Kampung Rambutan-Ancol (di halte Stasiun Jatinegara)
Kampung Melayu-Kota (di halte Pasar Jatinegara)
  Kampung Rambutan-Harmoni Sentral (di halte Stasiun Jatinegara)
Kampung Rambutan-Pulo Gadung 2 (di halte Stasiun Jatinegara)
  Tanjung Priok–PGC 2 (di halte Stasiun Jatinegara)
  Pulo Gebang–Kampung Melayu (di halte Stasiun Jatinegara 2)
Pulo Gebang-Pasar Baru (di halte Stasiun Jatinegara 2)
PRJ1 PGC 1-JIExpo Kemayoran (musiman/pada hajatan tertentu saja)
Bus kota Transjakarta 5M (MetroTrans) Terminal Kampung Melayu-Stasiun Tanah Abang (via Cikini Raya–Medan Merdeka Selatan)
11M (MiniTrans) Rusun Rawa Bebek-Bukit Duri
11N (MiniTrans) Rusun Cipinang Muara-Stasiun Jatinegara 2
11R (MiniTrans) Rusun Cakung-Bukit Duri
Lintas perbatasan Transjakarta B12 Summarecon Bekasi–Tanjung Priok (di halte Stasiun Jatinegara)
B22 Terminal Bekasi-Juanda (di halte Pasar Jatinegara)
Mikrotrans Transjakarta JAK 41 Terminal Kampung Melayu-Terminal Pulo Gadung
JAK 42 Terminal Kampung Melayu-Pondok Kelapa
Mikrolet[15] M02 Terminal Kampung Melayu-Terminal Pulo Gadung (via Paus dan Balap Sepeda)
M06A Stasiun Jatinegara-Pekayon
M27 Terminal Kampung Melayu-Terminal Pulo Gadung (via Bekasi Timur Raya)
M31 Terminal Kampung Melayu-Pondok Kelapa
M32 Terminal Kampung Melayu-Terminal Klender
Transjabodetabek Reguler AC100B (MetroMini) Terminal Kampung Melayu–Terminal Cibinong
P9A (Mayasari Bakti) Terminal Senen-Terminal Bekasi (via Bekasi Timur)

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2020-02-27. Diakses tanggal 2020-05-09. 
  4. ^ antaranews.com. "Sistem persinyalan Manggarai-Jatinegara diperbarui". Antara News. Diakses tanggal 2019-02-27. 
  5. ^ Pratiwi, Soviana & Sudarsih 2014, hlm. 14.
  6. ^ a b c Pratiwi, Soviana & Sudarsih 2014, hlm. 15.
  7. ^ "Een nieuw station". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie. 1909-10-11. Diakses tanggal 2020-10-09. 
  8. ^ de Jong 1993, hlm. 104.
  9. ^ a b "Nasib Bangunan Cagar Budaya Stasiun Jatinegara". Republika Online. 2019-06-25. Diakses tanggal 2020-10-09. 
  10. ^ "Renovasi Stasiun Jatinegara tak Hilangkan Status Heritage". Republika Online. 2020-07-13. Diakses tanggal 2020-10-09. 
  11. ^ Media, Kompas Cyber. "Wajah Baru Stasiun Jatinegara, Kini Tidak Ada Lagi Penyeberangan lewat Bawah". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-12-18. 
  12. ^ Jakartamedia .co.id (2020-07-27). "Depo Cipinang Siap Dioperasikan". Diakses tanggal 2020-10-09. 
  13. ^ Indonesia, C. N. N. "Cagar Budaya Depo Lokomotif Jatinegara Dibongkar". nasional. Diakses tanggal 2020-11-10. 
  14. ^ Farozy, Ikko Haidar (2022-04-16). "Akhirnya Jalur 2 Stasiun Jatinegara Telah Beroperasi Kembali". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2022-04-16. 
  15. ^ "Daftar Trayek Angkutan Umum DKI Jakarta". Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Diakses tanggal 30 Desember 2017. 

Daftar pustaka

  • de Jong, Michiel van Ballegoijen (1993). Spoorwegstations op Java. Amsterdam: de Bataafse Leeuw. ISBN 9789067073189. 
  • Pratiwi, R.; Soviana, N.; Sudarsih, A. (2014). "Jatinegara (JNG): Stasiun Singgah Bergaya Peralihan". Majalah KA. Vol. 97. hlm. 14–15. ISSN 2087-9458. 

Pranala luar

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Rajawali–Cikampek".