Jalur kereta api lintas Jakarta
Jalur kereta api lintas Jakarta adalah jalur kereta api yang mengitari seluruh kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Semua jalur kereta api di lintas ini termasuk ke dalam Daerah Operasi I Jakarta serta KAI Commuter dimana stasiun kereta api utama di provinsi ini adalah, Stasiun Gambir, Pasar Senen, Jakarta Kota, dan Manggarai kecuali Stasiun Halim yang terletak di jalur kereta cepat Jakarta–Bandung. Jalur ini merupakan kumpulan dari banyak segmen jalur kereta api yang melayani kereta api antarkota, komuter, dan kereta bandara. Layanan kereta api antarkota di jalur KA dalam kota Jakarta menghubungkan DKI Jakarta dengan Cirebon, Semarang, Surabaya di lintas utara, Purwokerto, Yogyakarta, Surabaya, Malang di lintas tengah, dan Bandung di lintas selatan Pulau Jawa. Selain itu, jalur kereta api dalam kota Jakarta juga melayani kereta api komuter maupun menuju berbagai tujuan di Jabodetabekpunjur dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Sejarah
Jalur kereta api Batavia–Buitenzorg
Disebut-sebut sebagai jalur kereta api pertama di Batavia, jalur ini dibangun dan diresmikan oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij dan tepat dua tahun setelah jalur kereta api Samarang–Tangoeng pada tahun 1867.
Pembangunan jalur ini dimulai pada tanggal 15 Oktober 1869 dengan disaksikan secara langsung oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu, Mr. Pieter Mijer. Jalur ini dibangun oleh perusahaan Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij yang dinilai telah berhasil membangun Jalur kereta api Samarang-Tanggung pada tahun 1864-1867.[1]
Pembangunan jalur ini mengalami kendala karena masalah keuangan. Tahun 1870 proyek ini sempat macet, yaitu pada pengerjaan gelombang pertama. Pekerjaan ini dimulai dari 15 Oktober 1869 sampai Februari 1870 dimana selama kurun waktu itu jalur sepanjang 7.590 m untuk bagian Kleine Boom, Meester Cornelis sejauh 13.087 m, dan jalur sepanjang 18.730 m untuk bagian Buitenzorg selesai dikerjakan. Pekerjaan kedua baru bisa dilaksanakan pada Juni 1870 sampai Juni 1871, yaitu jalur di Buitenzorg sepanjang sekitar 9.270 m. Selanjutnya, pada Juni 1871 hingga Januari 1873 barulah seluruh proyek pembangunan jalur kereta api Batavia–Buitenzorg selesai, termasuk jalur Kleine Boom–Meester Cornelis NIS, sampai ke Buitenzorg.[1]
Sebagian besar stasiun di jalur ini masih aktif, dengan pengecualian Stasiun Kleine Boom (ditutup pada tahun 1883), Stasiun Meester Cornelis NIS (ditutup pada tahun 1918), Stasiun Dierentuin (ditutup pada tahun 1926), dan Stasiun Batavia (ditutup pada tahun 1929). Kemudian disusul Stasiun Kebonsirih, Stasiun Pegangsaan (ditutup pada tahun 1981), dan Stasiun Pondok Terong (ditutup pada tahun 1996).
Trem Batavia
Jalur trem kuda pertama di Batavia diresmikan pada tanggal 10 April 1869 dan pada 1882 digantikan dengan trem uap.[2] Trem ini dioperasikan oleh Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM) yang kelak berganti nama menjadi Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij (NITM). Trem ini menggunakan lebar sepur 1.188mm dan lokomotif uap menjadi lebih efisien karena dapat menyingkat waktu perjalanan.[3]
Peningkatan jalur trem Batavia terus dilakukan dengan mengganti trem uap menjadi trem listrik pada tahun 1899, dan pada tahun 1909 sudah mencapai 14 kilometer.[4] Trem listrik dioperasikan oleh perusahaan yang berbeda, yaitu Batavia Elektrische Tramweg Maatschappij (BETM). Kedua perusahaan ini kelak digabung pada tanggal 31 Juli 1930 sebagai Batavia Verkeers-Maatschappij (BVM)[5] Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, timbul ide untuk mengambil alih perusahaan BVM dan pada tahun 1957 dinasionalisasi menjadi Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). Walaupun diambil alih, PPD hanya mengoperasikan trem tersebut selama beberapa waktu dan dihapuskan karena dianggap tidak cocok dengan tata ruang kota besar.[6]
Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij
Pembangunan jalur kereta api lainnya juga dilakukan oleh Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij (BOSM). BOSM adalah perusahaan kereta api swasta dan mendapat konsesi izin pembangunan jalur kereta api di lintas Batavia Timur. BOSM membangun segmen jalur kereta api Batavia–Karawang yang mulai beroperasi pada tahun 1887.[7] Untuk menunjang operasional, BOSM mempunyai stasiun sendiri di Batavia, namanya Batavia BOSM.
Elektrifikasi jalur
Keterlibatan Staatsspoorwegen
Staatsspoorwegen mulai menanamkan pengaruhnya di Batavia sejak tahun 1880-an. Berawal dari pembangunan Stasiun Tanjung Priok lama; stasiun ini letaknya berbeda dengan stasiun yang sekarang. Stasiun Tanjung Priok Lama dahulu terletak persis di atas dermaga Pelabuhan Tanjung Priok. Stasiun ini selesai dibangun oleh Burgerlijke Openbare Werken pada 1883 dan baru pada tahun 1885 diresmikan pembukaannya bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Tanjung Priok.[8]
Pengelolaan stasiun dan jalur kereta api Sunda Kelapa–Tanjung Priok diserahkan kepada jawatan kereta api negara, Staatsspoorwegen (SS). Sampai dengan tahun 1900, dalam sehari tidak kurang dari 40 perjalanan kereta api rute Tanjung Priok–Batavia SS pp dan NISM serta Tanjung Priok–Kemayoran p.p.
Jalur kereta api BOSM (Batavia–Karawang) akhirnya diambil alih oleh Staatsspoorwegen pada tahun 1898.[9] Selanjutnya, pada tanggal 1 Oktober 1899, selesailah jalur kereta api yang dimulai dari Batavia menuju Tanah Abang yang perkembangan selanjutnya diperpanjang hingga Rangkasbitung menuju Anyer Kidul pada tahun 1900.[10]
Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia.[11] Untuk penataan ulang stasiun di Batavia, sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.[12]
Pasca-kemerdekaan dan masa depan
Dekade 1960-an menjadi dekade suram bagi kereta api perkotaan Jakarta. Banyak layanan kereta api listrik—yang kala itu masih dilayani lokomotif listrik—mengalami kemerosotan pasca G30S/PKI. Pada tahun 1966, seluruh pengangkutan kereta api jurusan Manggarai–Jakarta Kota dibatasi. Hal ini berkaitan dengan menurunnya jumlah penumpang dan suasana kota Jakarta yang tidak kondusif. Biro Pusat Statistik mencatat, jumlah penumpang lokal yang dilayani Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) tahun 1965 merosot 47 persen dibandingkan 1963. Tahun 1965, hanya 16.092 penumpang per hari yang memakai kereta lokal.[13]
Baru pada tahun 1972, kereta listrik mulai mulai mengalami regenerasi. KRL dan kereta rel diesel (KRD) produksi Nippon Sharyo, Jepang tiba di Jakarta tahun 1976. KRL-KRL ini akan menggantikan lokomotif listrik lama peninggalan Belanda yang sudah dianggap tidak layak. Tiap rangkaian KRL terdiri atas empat kereta dengan kapasitas angkut 134 penumpang per kereta.[13]
Sejak saat itu, Indonesia rutin mendatangkan KRL buatan Jepang (baru maupun bekas) untuk memperkuat armada KRL di Jakarta. Pada Mei 2000, pemerintah Jepang melalui JICA dan Pemerintah Kota Tokyo menghibahkan 72 unit KRL bekas yang sebelumnya dioperasikan oleh Biro Transportasi Metropolitan Tokyo. Kereta ini diresmikan pada tanggal 25 Agustus 2000 dan menjadi KRL berpendingin udara (AC) pertama di Indonesia.[14]
KRL mulai merajai komuter Jabodetabek sejak 1990-an. Kala itu, untuk mendukung wilayah suburban, KRL yang tadinya hanya Jakarta–Bogor, Jakarta–Tanjung Priuk, dan Tanjung Priuk–Jatinegara dibuatkan relasi baru rutenya hingga merambah ke Bekasi (1992) dan Serpong (1994).[15] Persinyalan yang semula mekanik mulai dilistriki per 1994–1996 dengan sistem Solid State Interlocking. Untuk mendukungnya, centralized traffic control (CTC) dibangun di Manggarai.[16]
Di samping elektrifikasi jalur kereta api non-KRL di Jakarta, pemerintah juga membangun jalur rel layang guna mengurangi kemacetan. Jalur tersebut adalah Jakarta Kota–Manggarai. Sebagai akibatnya, jalur kereta api peninggalan NIS/SS dinonaktifkan dan stasiun-stasiunnya dibongkar seluruhnya. Jalur ini dibangun mulai tahun 1988 dan mulai digunakan pada tahun 1992.[17] Bagian dari proyek jalur dwiganda Manggarai–Cikarang, Direktorat Jenderal Perkeretaapian merenovasi Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral di Provinsi DKI Jakarta yang direncanakan beroperasi pada tahun 2025.[18][19][20]
Rencana Jalur kereta api Lingkar Luar Jabodetabek
Menurut agenda pemerintah baik pusat maupun wilayah Jabodetabek sendiri direncanakan akan dibangun jalur kereta api Lingkar ini jika frekuensi Kereta Komuter Jabodetabek semakin meningkat mengingat semakin meningkatnya jumlah urbanisasi penduduk/warga dari luar daerah
Daftar segmen
Segmen aktif
- Jakarta Kota–Angke–Tanah Abang
- Tanah Abang–Manggarai
- Jakarta Kota–Manggarai
- Jakarta Kota–Pasar Senen–Jatinegara
- Tanjung Priok–Jakarta Kota
- Ancol–Rajawali
- Percabangan ke arah Jakarta Gudang
- Percabangan ke arah Pasoso–Sungai Lagoa–JICT ( Pelabuhan )
- Jakarta Kota–Manggarai
Segmen nonaktif
- Lintas Salemba (Sentral):
- Pegangsaan–Salemba
- Tanah Abang–Salemba
- Salemba–Kramat
- Salemba–Kramat Sentiong
- Salemba–Pabrik Opium
- Kramat–Percetakan Negara[21]
- Lintas Batavia Zuid–Angke
- Percabangan Stasiun Batavia Noord dengan Stasiun Batavia Zuid
- Percabangan Stasiun Duri ke arah Pabrik Gas PGN
Jalur terhubung
Lintas aktif
Jalur kereta api yang terhubung dengan lintas megapolitan ini adalah:
Lintas nonaktif
Layanan kereta api
Segmen Jatinegara–Manggarai
Antarkota
Nama kereta api | Relasi perjalanan |
---|---|
Eksekutif | |
Argo Cheribon | Gambir–Cirebon |
Argo Sindoro | Gambir–Semarang Tawang |
Argo Muria | |
Argo Merbabu | |
Argo Bromo Anggrek | Gambir–Surabaya Pasarturi |
Sembrani | |
Brawijaya | Gambir–Malang |
Pandalungan | Gambir–Surabaya Pasarturi–Jember |
Eksekutif-ekonomi | |
Argo Cheribon | Gambir–Cirebon–Tegal |
Nama kereta api | Relasi perjalanan |
---|---|
Eksekutif | |
Purwojaya | Gambir–Purwokerto–Cilacap |
Taksaka | Gambir–Yogyakarta |
Argo Lawu | Gambir–Solo Balapan |
Argo Dwipangga | |
Manahan | |
Argo Semeru | Gambir–Surabaya Gubeng |
Bima | |
Gajayana | Gambir–Malang |
Nama kereta api | Relasi perjalanan |
---|---|
Eksekutif | |
Argo Parahyangan | Gambir–Bandung |
Eksekutif-ekonomi premium | |
Argo Parahyangan | Gambir–Bandung |
Papandayan | Gambir–Bandung–Garut |
Pangandaran | Gambir–Bandung–Banjar |
Komuter
Nama kereta api | Relasi perjalanan | ||
---|---|---|---|
Commuter Line Cikarang[b] | Kampung Bandan Angke |
Cikarang Bekasi Tambun (sebagian jadwal) |
Segmen Manggarai–Tanah Abang
Penumpang
Nama kereta api | Relasi perjalanan | ||
---|---|---|---|
Kereta api bandara | |||
Commuter Line Basoetta | Manggarai | Bandara Soekarno-Hatta | |
Kereta api komuter | |||
Commuter Line Cikarang[b] | Kampung Bandan Angke |
Cikarang Bekasi Tambun (sebagian jadwal) | |
Commuter Line Rangkasbitung | Tanah Abang | Rangkasbitung Maja (sebagian jadwal) |
Barang
Nama kereta api | Relasi perjalanan | |
---|---|---|
Lintas utara Jawa | ||
Angkutan semen Indocement | Nambo | Kalimas |
Semarang Poncol | ||
Brambanan via Semarang Poncol |
Segmen Jakarta Kota–Angke–Tanah Abang
Penumpang
Nama kereta api | Relasi perjalanan | ||
---|---|---|---|
Kereta api bandara | |||
Commuter Line Basoetta | Manggarai | Bandara Soekarno-Hatta | |
Kereta api komuter | |||
Commuter Line Cikarang[b] | Kampung Bandan Angke |
Cikarang Bekasi Tambun (sebagian jadwal) | |
Commuter Line Tangerang | Duri | Tangerang | |
Commuter Line Tanjung Priuk | Jakarta Kota | Tanjung Priuk |
Barang
Nama kereta api | Relasi perjalanan | |
---|---|---|
Lintas utara Jawa | ||
Angkutan peti kemas | ||
Kampung Bandan | Terminal Peti Kemas Semarang Tawang | |
Kalimas | ||
Benteng | ||
Krenceng | Kalimas | |
Angkutan baja coil Krakatau Steel | Krenceng | Kalimas |
Angkutan logistik ONS Parcel Utara | Kampung Bandan | Surabaya Pasarturi |
Angkutan semen Indocement | Nambo | Kalimas |
Semarang Poncol | ||
Brambanan via Semarang Poncol | ||
Lintas tengah Jawa | ||
Angkutan logistik ONS Parcel Tengah | Kampung Bandan | Malang |
Segmen Jakarta Kota–Tanjung Priuk
Penumpang
Nama kereta api | Relasi perjalanan | ||
---|---|---|---|
Commuter Line Tanjung Priuk | Jakarta Kota | Tanjung Priuk |
Barang
Nama kereta api | Relasi perjalanan | |
---|---|---|
Angkutan peti kemas | Tanjung Priuk | Lemahabang |
Lintas utara Jawa | ||
Angkutan peti kemas | Tanjung Priuk | Terminal Peti Kemas Semarang Tawang |
Kalimas | ||
Lintas selatan Jawa | ||
Angkutan peti kemas | Tanjung Priuk | Gedebage |
Daftar stasiun
Segmen Jakarta Kota–Manggarai
Segmen Jakarta Kota–Jatinegara
Segmen Jakarta Kota–Angke–Tanah Abang
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 1 Merak–Angke Segmen Rangkasbitung–Duri |
Diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1899 oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0410 | Tanah Abang | THB | Jalan Jatibaru, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat | km 6+925 | +9 m | Beroperasi | |
0404 | Duri | DU | Jalan Stasiun Duri, Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, 11310 | km 3+293 lintas Angke-Tanah Abang-Rangkasbitung-Merak km 0+000 lintas Duri-Tangerang |
+9 m | Beroperasi | |
Segmen Duri–Jakarta Kota |
Diresmikan pada tanggal 2 Januari 1899 | ||||||
0403 | Angke | AK | Jalan Stasiun Angke, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat | km 0+000 lintas Angke-Tanah Abang-Rangkasbitung-Merak | +3 m | Beroperasi | |
Pasar Pagi | PPI | Tidak beroperasi | |||||
0401 | Kotainten | KOI | Tidak beroperasi | ||||
0486 | Kampung Bandan | KPB | Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 2+000 lintas Jakarta Kota-Kampung Bandan | +3 m | Beroperasi | |
0420 | Jakarta Kota | JAKK | Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat | km 0+000 (pusat utama) | +4 m | Beroperasi |
Segmen Jakarta Kota–Tanjung Priok
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 2 Tanjung Priuk–Jakarta Kota dengan percabangan dari Ancol menuju Rajawali Segmen Tanjung Priuk–Jakarta Kota |
Diresmikan pada tanggal 2 November 1885 oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0480 | Tanjung Priuk | TPK | Jalan Taman Stasiun Tanjung Priok, Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara | km 8+115 lintas Jakarta-Ancol-Tanjung Priuk | +4 m | Beroperasi | |
Tanjungpriukpelabuhan | TPH | Tidak beroperasi | |||||
Tanjungpriukgudang | TPG | Tidak beroperasi | |||||
0483 | Sungai Lagoa | SAO | Kompleks Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara | +4 m | Beroperasi | ||
Sungai Tirem | SGT | Tidak beroperasi | |||||
0484 | Jakarta International Stadium | JIS | Jalan R.E. Martadinata, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara | +4 m | Konstruksi | ||
0485 | Ancol | AC | Jalan R.E. Martadinata, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 0+134 lintas Ancol-Rajawali-Kemayoran km 3+549 lintas Jakarta-Ancol-Tanjung Priuk |
+4 m | Beroperasi | |
0486 | Kampung Bandan | KPB | Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 2+000 lintas Jakarta Kota-Tanjung Priok | +2 m | Beroperasi | |
0420 | Jakarta Kota | JAKK | Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat | km 0+000 (pusat utama) | +4 m | Beroperasi |
Segmen Tanah Abang–Manggarai
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Tanah Abang–Manggarai |
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0410 | Tanah Abang | THB | Jalan Jatibaru, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat | km 6+925 lintas Angke-Tanah Abang-Rangkasbitung-Merak km 0+000 lintas Tanah Abang-Manggarai |
+9 m | Beroperasi | |
Karet | KAT | Jalan K.H. Mas Mansyur, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat | km 1+944 lintas Tanah Abang-Manggarai | +11 m | Beroperasi | ||
BNI City | SUDB | Jalan Tanjung Karang No. 1, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat | Beroperasi | ||||
Sudirman | SUD | Jalan Kendal No. 1, Menteng, Menteng, Jakarta Pusat | km 2+800 lintas Tanah Abang-Manggarai | +6 m | Beroperasi | ||
Mampang | MPG | Menteng, Menteng, Jakarta Pusat | km 4+544 lintas Tanah Abang–Manggarai | Tidak beroperasi | |||
0440 | Manggarai | MRI | Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan | km 9+890 lintas Jakarta–Manggarai–Bogor km 6+026 lintas Tanah Abang–Manggarai km 0+010 lintas Manggarai–Jatinegara km 0+000 lintas Manggarai–Depo KRL Bukit Duri |
+13 m | Beroperasi |
Segmen Manggarai–Jatinegara
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Manggarai–Jatinegara |
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0440 | Manggarai | MRI | Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan | km 9+890 lintas Jakarta–Manggarai–Bogor km 6+026 lintas Tanah Abang–Manggarai km 0+010 lintas Manggarai–Jatinegara km 0+000 lintas Manggarai–Depo KRL Bukit Duri |
+13 m | Beroperasi | |
0441 | Kebonpala | KBO | Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur | km 1+471 lintas Manggarai-Jatinegara[22] | Tidak beroperasi | ||
Matraman | MTR | Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur | km 1+285 lintas Manggarai-Jatinegara[22] | Beroperasi | |||
0450 | Jatinegara | JNG | Jalan Bekasi Barat Raya, Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur | km 11+750 lintas Jakarta Kota-Cikampek-Cirebon Prujakan-Purwokerto-Kroya km 2+662 lintas Manggarai-Jatinegara |
+16 m | Beroperasi |
Cabang dari Kampung Bandan menuju Jakarta Gudang
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Kampung Bandan–Jakarta Gudang |
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0486 | Kampung Bandan | KPB | Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 2+000 lintas Jakarta Kota-Kampung Bandan | +2 m | Beroperasi | |
0421 | Jakarta Gudang | JAKG | Jalan Kampung Bandan, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 0+000 lintas Jakarta Gudang–Kp. Bandan Lama–Tanjung Priuk | +4 m | Beroperasi | |
Keterangan:
Referensi:
|
Catatan
- ^ Kecuali stasiun ujung Jakarta, Stasiun Jakarta Kota, dan Jatinegara
- ^ a b c Jalur searah jarum jam hanya melalui Manggarai dan berlawanan arah jarum jam hanya melalui Pasar Senen
Referensi
- ^ a b aegi (ed.). "Van Kleine Boom Naar Buitenzorg Via Meester Cornelis". Kompas.com. Diakses tanggal 26 April 2010.
- ^ Shahab, Alwi (2009). Batavia Kota Banjir. Jakarta: Penerbit Republika.
- ^ "NITM". Diakses tanggal 20 Desember 2017.
- ^ Mrázek, Rudolf (2006). Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
- ^ Teuuwen, Dirk. "From horsepower to electrification: Tramways in Batavia-Jakarta 1869 – 1962" (PDF). Diakses tanggal 20 Desember 2017.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Shahab, Alwi (2004). Saudagar Baghdad dari Betawi. Jakarta: Penerbit Republika.
- ^ Simanjuntak, Truman; Handini, Retno; Riyanto, Sugeng (2016). Karawang dalam Lintasan Peradaban. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional/Penerbit Buku Obor.
- ^ Murti Hariyadi, Ibnu (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT. Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 15 – 24. ISBN 978-602-18839-3-8.
- ^ Pemerintah Hindia Belanda (1899). Staatssblad Ned. Indië over het jaar 1816.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaverslag
- ^ Majalah KA Edisi Agustus 2014
- ^ Stasiun Batavia Selatan Genap 80 Tahun Diarsipkan 2009-12-18 di Wayback Machine. Kompas.com 23 Oktober 2009, diakses 2 November 2011.
- ^ a b Patnistik, Egidius (ed.). "Putaran Roda KRL, Bonbon, hingga KfW". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-03-24.
- ^ Fadhli, Faris (2014). "KRL Jepang (Masih) Merajai Jabodetabek". Majalah KA. 95: 12–13.
- ^ DJKA (2014). Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-11. Diakses tanggal 2019-07-11.
- ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46).
- ^ Rudi, Alsadad (30 Agustus 2013). Syatiri, Ana Shofiana, ed. "Setelah 22 Tahun, Proyek Jalur Layang Kereta Jakarta Dilanjutkan". Kompas.com. Kompas.com. Diakses tanggal 30 Agustus 2017.
- ^ Anwar, Muhammad Choirul. "Meraba Masa Depan Stasiun Gambir & Manggarai, Sekeren Apa Ya?". CNBC Indonesia. Jakarta: Trans Media. Diakses tanggal 2019-10-08.
- ^ Hamdani, Trio. "Mengintip Suasana Stasiun Manggarai yang Bakal Gantikan Gambir". Detik. Jakarta: Trans Media. Diakses tanggal 2019-10-08.
- ^ Angga, Sukmawijaya (21 Februari 2023). "Bos KAI Akui Stasiun Manggarai Belum Siap Menjadi Stasiun Sentral, Ini Alasannya". Kumparan. Jakarta. Diakses tanggal 26 Oktober 2023.
- ^ "Jalur Stasiun Kramat-Gudang Percetakan Negara". 18 Desember 2008. Diakses tanggal 29 Mei 2020.
- ^ a b Bestari, Fardi (21 Oktober 2021). "Melihat Proses Pembangunan Stasiun Matraman". Tempo.co. Diakses tanggal 21 Mei 2022.
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.
Pranala luar
Peta rute:
Berkas KML (sunting • bantuan)
|