Bahasa Ithkuil

Bahasa buatan eksperimental
(Dialihkan dari Bahasa Ithkuil III)

Bahasa Ithkuil atau yang juga disebut sebagai Ithkuil saja (bahasa Ithkuil: Iţkuîl; /ɪθˈkʊ.il/)[cat. 5] merupakan sebuah buatan eksperimental yang diciptakan oleh John Quijada.[1] Bahasa ini dirancang agar penutur dapat melontarkan kognisi dan suatu hal yang ada dibenak penutur dengan lebih mudah, tetapi tetap singkat dan jelas. Bahasa ini merupakan gabungan dari bahasa filosofis a priori dengan bahasa logikal. Bahasa ini menekankan pengurangan ketaksaan semantik dan ketidakjelasan yang seringkali dijumpai pada bahasa alami.[2] Bahasa Ithkuil dikenal atas kerumitan tata bahasa yang dimilikinya dan kotak fonem yang luas.[cat. 6] Quijada menyatakan bahwa dia tidak menciptakan Ithkuil sebagai bahasa pengantar ataupun menjadi media penuturan sehari-hari. Dia menginginkan agar bahasa tersebut digunakan pada bidang yang lebih sesuai, sebuah bidang yang memerlukan pemikiran lebih lanjut mengenai suatu hal, seperti: filosofi, kesenian, politik, dsb.[3]

Bahasa Ithkuil
Iţkuîl • Ilákš • Elartkʰa • Malëuţřait
Ithkuil • Ilaksh • TNIL
Kata "Iţkuîl" yang dituliskan dalam sistem penulisan bahasa Ithkuil
Pengucapan/ɪθˈkʊ.il/[cat. 1]
Dibuat olehJohn Quijada
Tanggal1978–2016
Pengguna1[cat. 2]
Tujuan
Versi
Morfofonemik
Kode bahasa
ISO 639-3Tidak ada (tidak ada)
GlottologTidak ada
IETFart-x-ithkuil
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Ungkapan ataupun kalimat dengan makna yang cukup jelas dalam bahasa Ithkuil biasanya dapat diungkapkan dengan menggunakan unit linguistik yang lebih sedikit daripada bahasa alami.[2] Misalnya, kalimat "Tram-mļöi hhâsmařpţuktôx"[cat. 7] yang hanya terdiri dari 2 kata, dapat bermakna "Setelah[ku] pertimbangkan, saya rasa barisan pengunungan berbatu ternyata dapat terkikis pada satu waktu."[2] Quijada bahkan menganggap ciptaannya sangatlah rumit untuk bahkan berkembang secara alamiah, sehingga ia menganggap bahwa bahasa ini merupakan sebuah latihan semata untuk menggali fungsi dari bahasa. Tidak satupun, bahkan Quijada sendiri, yang dapat menuturkan bahasa Ithkuil dengan lancar. Meskipun demikian, bahasa ini dituturkan di Relai Bahasa Buatan ke-6 dari Konferensi Penciptaan Bahasa (bahasa Inggris: Language Creation Conference's 6th Conlang Relay).[4][5]

Terdapat empat versi dari bahasa Ithkuil yang telah dipublikasikan, yakni: versi inisial pada 2004, versi yang disederhanakan bernama "[bahasa] Ilaksh" pada 2007, versi 2011, dan versi baru (per 2017) yang dihasilkan dari sejumlah revisi struktur tata bahasa yang dinamai sebagai Ithkuil IV.[6][7][8] Pada 2004[9] dan pada 2009[10] sebagai Ilaksh, bahasa Ithkuil dicantumkan dalam majalah bertemakan ilmu pengetahuan dan teknologi berbahasa Rusia bernama Kompyuterra. Pada 2008, David J. Peterson menganugerahkan bahasa Ithkuil dengan penghargaan Smiley Award.[11] Pada 2013, Bartłomiej Kamiński mengubah susunan tata bahasa Ithkuil agar penutur dapat mengurai kalimat rumit dengan lebih cepat.[12] Upaya ini juga didukung oleh kontribusi Julien Tavernier dan sejumlah kontributor anonim lainnya yang telah mengikuti konsep ini.[13] Semenjak Juli 2015, Quijada menerbitkan beberapa lagu dalam bahasa Ithkuil yang bergenre rok progresif. Lagu-lagu tersebut merupakan bagian dari album Kaduatán, yang berarti "Pembawa kesenangan dalam perjalanan" dalam bahasa Indonesia.[14][15][16]

Etimologi

sunting

Versi-versi bahasa Ithkuil secara umum dinamai berdasarkan bilangan Romawi.[17] Meskipun demikian, bahasa Ithkuil memiliki nama lain: Versi Ithkuil I dinamai sebagai "Iţkuîl" (anglisifikasi: Ithkuil; /ɪθˈkʊ.il/) yang menjadi cikal-bakal nama "Ithkuil", Ithkuil II dinamai sebagai "ilákš" (anglisifikasi: ilaksh; /iˈlǎkʃ/),[cat. 8][18] Ithkuil III sebagai "Elartkha" ataupun "elartkʰa" (/εˈlârtkʰa/), dan Ithkuil IV yang secara umum disebut sebagai "TNIL" atau "The New Ithuilic Language" (bahasa Indonesia: Bahasa Ithuilik Baru) ataupun "Malëuţřait" dalam penamaan bahasa asal.[17][18]

Berikut merupakan nama dari masing-masing versi bahasa Ithkuil dalam sistem penulisan masing-masing. Dari atas ke bawah: kata "Iţkuîl" dalam sistem penulisan bahasa Ithkuil I, kata "Ilákš" dalam sistem penulisan artistik bahasa Ithkuil II, kata "Elartkha" ataupun "Elartkʰa" dalam sistem penulisan bahasa Ithkuil III[cat. 8] kata "Malëuţřait" dalam sistem penulisan bahasa Ithkuil IV.

Ithkuil

sunting

Nama "Ithkuil" merupakan bentuk teranglisifikasi dari Iţkuîl.[2] Dalam Ilaksh (versi lama dari Ithkuil), kata "iţkuîl" berasal dari akar kata "kl", yang memiliki arti sebagai "segala sesuatu yang berkaitan dengan ucapan" termasuk sistem fonologikal hingga pemahaman frasa. Akar kata tersebut kemudian diberikan imbuhan sebagai berikut:[18][19]

  • Sisipan vokal -- diantara kedua konsonan. Glif vokal dilambangkan dengan matriks akar pada konsonan inang.
Dihasilkanlah frasa -kuîl- yang berarti "satu unit tindak tutur hipotetis."
  • Konsonan pertama dari batang k "bermutasi" menjadi ţk, yang memberikan konfigurasi komposi formatif.
Dihasilkanlah kata -ţkuîl- yang secara kasar diterjemahkan sebagai "pidato hipotetis".
  • Yang terakhir, awalan gramma i-yang sendirinya berarti bahwa "fenomena yang dijelaskan dipertimbangkan secara keseluruhan" diletakkan di awal frasa -ţkuîl-.

Dari proses tersebut, dihasilkanlah kata Iţkuîl bermakna "penggambaran hipotesis dari sebuah bahasa".[2][18]

Ilaksh

sunting

Elarkhta

sunting

Secara resmi, nama dari versi ketiga bahasa Ithkuil disebut sebagai "Ithkuil" karena masih termasuk dalam publikasi yang sama.[18] Nama "Elartkha" (atau yang secara formatif ditulis sebagai "Elartkʰa")[17] merupakan nama sebuah nama etimologikal untuk "Ithkuil" dalam bahasa Ithkuil III. Formatif ini pertamakali digagas oleh forum LiveJournal berbahasa Rusia yang menjelaskan bahwa frasa tersebut berasal dari akar kata "l" yang bermakna "suara mulut", kemudian diberikan imbuhan sebagai berikut:[12]

  • penambahan "e-" didepan akar kata
Dihasilkanlah frasa el- yang berarti "ungkapan yang dituturkan"
  • penambahan vokal -a- yang menandakan kasus oblik dan konsonan akhiran -l yang menandakan bahwa objek yang dibicarakan merupakan objek tunggal sekaligus menunjukkan bahwa objek bukanlah sebagai kata kerja maupun kata sifat
  • akhiran dari "elal" kemudian dimodifikasi dengan penambahan akhiran -rtkʰ yang menunjukkan bahwa unsur-unsur yang telah ditambahkan merupakan satu kesatuan dengan penambahan makna bahwa "objek terdiri atas beragam bentuk" dengan "maksud tertentu"
Dihasilkanlah frasa elartkʰ yang bermakna "ungkapan-ungkapan tak serupa yang dituturkan dan memiliki maksud tertentu"
  • karena alasan fonoestetika, -a- ditambahkan pada frasa "elartkʰ", tetapi tidak menyebabkan perbedaan arti pada keseluruhan ungkapan dikarenakan imbuhan berada dalam nilai bawaan (kosong) dalam kasus ini

Dari proses tersebut, dihasilkanlah kata Elartkʰa yang bermakna "ungkapan-ungkapan tak serupa yang dituturkan dan memiliki maksud tertentu", atau yang secara singkat dikatakan sebagai definisi dari bahasa.[12] Quijada membenarkan bahwa frasa ini merupakan terjemahan etimologikal yang "benar untuk Ithkuil" dalam tata bahasa Ithkuil III. Akan tetapi Ia menegaskan bahwa formatif ini bukanlah nama resmi untuk bahasa Ithkuil III.[18]

Maleuthrait

sunting

Secara resmi, nama dari versi keempat bahasa Ithkuil disebut sebagai "Neo-Ithkuil"[18] atau "The New Ithkuilic Language" (bahasa Indonesia: Bahasa Ithkuilik Baru) ataupun biasanya disingkat sebagai "TNIL".[17] Nama "Maleuthrait" ataupun "Maleutrait" (ditulis sebagai "Malëuţřait" dalam ejaan berdiakritik) sendiri merupakan nama yang diberikan oleh komunitas bahasa Ithkuil untuk menyebut versi keempat bahasa Ithkuil.[17][20] Frasa Malëuţřait tidak mengambil etimologi yang sama dengan versi-versi sebelumnya, Elartkʰa dan Ilakš, yang menerjemahkan frasa Iţkuîl kedalam tata bahasa yang berlaku. Menurut kamus kosakata Ithkuil IV yang dikembangkan oleh komunitas bahasa Ithkuil, frasa "Malëuţřait" berasal dari akar kata "m" yang bermakna "komunikasi linguistik", dalam kasus ini, "menuturkan, berbicara, mengungkapkan" sesuatu.[21] Akar kata tersebut kemudian diambil pemaknaan kata dasar dan diberikan imbuhan serta kasus sehingga bermakna "Sistem ungkapan yang berasal dari tuturan yang lain, atau berdiri sendiri, atau otopoietik yang berasal pada ungkapan linguistik dalam berkomunikasi yang kerumitan dinamismenya menghasilkan efek/umpan balik yang sinergis."[cat. 9][20][21]

Sejarah

sunting

Masa muda John Quijada

sunting
 
Swafoto yang diambil oleh John Quijada pada 2017

John Quijada lahir pada kisaran tahun 1959 di Los Angeles, Amerika Serikat dan merupakan anak pertama dari pasangan imigran MeksikoAmerika. Ia merupakan penutur ibu dari bahasa Inggris dan dapat menuturkan bahasa Prancis, Spanyol, Portugis, dan Jerman. Ia juga mengaku dapat membaca ungkapan-ungkapan dalam bahasa Katalan dan Interlingua, tetapi Ia tidak dapat berbincang-bincang dalam bahasa tersebut.[22]

Ketertarikan Quijada pada dunia pembuatan bahasa mulai muncul ketika ia mengenal politik utopia dari kelompok Esperanto dan juga beberapa buku dari toko rekaman dekat rumahnya. Selain itu, pada kisaran tahun 1970-an, ia menemukan album karya grub band asal Prancis, Magma, yang membuat lagu-lagu dalam bahasa Kobaïan dengan alunan musik bergenre rok progresif.[cat. 10] Hal ini kian menambah minat Quijada pada bahasa buatan, sehingga Ia membuat bahasa buatan pertamanya, [bahasa] Mbozo, ketika Ia berumur 15 tahun. Bahasa tersebut merupakan gabungan antara bahasa-bahasa RomanJermanik dengan kosakata dan fonologi yang berasal dari bahasa-bahasa di Afrika. Pada kemudian hari, ia juga membuat bahasa Pskeoj yang dihasilkan dari "ketikan asal pada mesin ketik" [sic].[cat. 11][23]

John Quijada mengenyam ilmu linguistik di Universitas California dengan ambisi agar dapat menjadi antropologikawan pada bidang linguistik. Namun, Ia tidak dapat menamatkan studi sarjananya karena masalah finansial.[23][24][22] Ia kemudian bekerja di Departemen Kendaraan Bermotor Amerika Serikat dengan harapan untuk meneruskan studinya apabila memiliki cukup uang.[24] Sementara itu, ia meneruskan studinya pada bidang linguistik secara otodidak.[22][23] Ia "menghabiskan berjam-jam di perpustakaan" [sic] untuk membaca buku-buku mengenai unsur bahasa yang terbilang eksotis dibandingkan banyak bahasa lain di dunia.[cat. 12][23] Selain itu, Quijada juga melakukan kunjungan tahunan ke Cody's Book, sebuah toko buku legendaris di Berkeley, California untuk menemukan bacaan baru.[23][24] Dari bacaannya tersebut, Quijada memiliki sebuah keinginan untuk menyatukan unsur-unsur yang ada:[23]

Saya menyadari bahwa setiap bahasa yang ditelisik secara seksama memiliki setidaknya satu unsur yang lebih sempurna daripada yang lain. [...] Bagaimana jikalau ada satu bahasa yang menggabungkan unsur-unsur paling keren dari semua bahasa yang ada di dunia?

— John Quijada[cat. 13]

Pengaruh

sunting
 
An Essay towards a Real Character and a Philosophical Language (bahasa Indonesia: Sebuah Esai menuju sebuah Karakter Sejati dan sebuah Bahasa Filosfis) yang dipublikasikan oleh John Wilkins pada tahun 1668 menjadi landasan awal dari inspirasi John Quijada untuk membuat sebuah bahasa buatan.

Pengembangan (1978–2004)

sunting

Quijada memulai pengerjaan bahasa Ithkuil pada kisaran 1978, walaupun kala itu bahasa tersebut masih belum memiliki nama dan vokasi yang pasti.[22]

Dalam salah satu kunjungannya ke toko buku Cody's Book, Quijada menemukan sebuah karya mani berjudul "Metaphors in Daily Life" (bahasa Indonesia: Metafora dalam Keseharian) yang dipublikasikan pada 1980 oleh ahli linguistik kognisi, George Lakoff dan Mark Johnson. Dalam karya tersebut, keduanya mengklaim bahwa cara berpikir manusia tergantung pada sistem konseptual yang sebagian besar bersifat metaforis.[23] Quijada mulai membayangkan bahwa bahasa Ithkuil suatu saat akan berhasil melakukan apa yang dinilai tidak mampu dilakukan oleh bahasa alami, yakni memaksa penuturnya untuk mengidentifikasi dengan tepat apa yang ingin mereka katakan:[22][1][23]

Tujuan saya telah berkembang kian waktu berjalan. [Tujuan saya] tidak lagi hanya sebuah keinginan untuk membuat pot-pourri[cat. 14] yang menghimpun permainan kata-kata linguistik semata. Saya mulai memiliki banyak pandangan dan ide-ide baru untuk mengembangkan keefektifan dari bahasa. Saya berkata pada diri saya sendiri: mengapa saya tak mencoba untuk menemukan suatu cara agar dapat memperbaiki apa yang tidak dapat bahasa alami lakukan?

— John Quijada[cat. 15]

Bahasa Ithkuil dikembangkan selama sekitar 3 dekade lebih dan menjadi eksperimen linguistik di luar rumpun bahasa Indo-Eropa Barat sebagai tanggapan terhadap hipotesis Sapir-Whorf dan kasus tata bahasa Charles J. Fillmore. Bahasa ini berkembang menjadi "serangkaian konsep tata bahasa yang kompleks dan rumit" dengan ide-ide yang terinspirasi oleh pembelajaran berjam-jam teks tentang linguistik teoretis, tata bahasa kognitif, psikolinguistik, pemerolehan bahasa, relativitas linguistik, semantik, semiotika, filsafat, teori himpunan kabur, dan bahkan fisika kuantum.[22][1][19][25] Quijada sendiri mengakui bahwa karyanya yang telah berlangsung lebih dari tiga dekade ini tidak berkesinambungan. Ia terkadang menggambarkannya sebagai sebuah proyek yang "cukup lambat, rumit, dan seringkali membuatnya frustrasi." Dia meyatakan bahwa dia meninggalkan proyek "setidaknya lusinan kali" dan "terkadang hingga beberapa bulan lamanya." Pada kisaran 1996, Quijada menemukan karya-karya dari ahli bahasa Gilles Fauconnier dan Len Talmy yang memungkinkannya untuk menyelesaikan tata bahasa dari bahasa Ithkuil sendiri.[22]

Pada tahun 1997, ketika Quijada meluncurkan penelitian pertamanya tentang bahasa buatan di Internet, dia menemukan fakta bahwa minat anehnya ternyata juga diminati oleh orang lain. Quijada menemukan forum ahli bahasa amatir dari seluruh dunia, yang dengan antusias mendiskusikan cara baru untuk berbahasa.[1][23] Penggemar linguistik ini menyebut diri mereka "conlangers" (diambil dari kata "constructed language" yang berarti "bahasa buatan" dan imbuhan "-er") yang terkadang mengadakan pertemuan yang dikenal sebagai Konferensi Penciptaan Bahasa.[26][4]

Publikasi pertama (2004)

sunting
Bahasa Ithkuil
Iţkuîl
Ithkuil I
 
Kata Iţkuîl yang ditulis dalam sistem penulisan bahasa Ithkuil I
Dibuat olehJohn Quijada
Tanggal2004
Pengguna
Tujuan
Kode bahasa
ISO 639-3[[ISO639-3:|]]
IETFart-x-ithkuil
Halaman depan dari publikasi bahasa Ithkuil I dalam bahasa Inggris (atas) dan terjemahan publikasi dalam bahasa Rusia (bawah).

Pada kisaran April 2004, Quijada menerbitkan monografi bahasa Ithkuil yang terdiri atas sekitar 160.000 kata dan dipublikasikan dalam bentuk laman web berjudul ithkuil.net.[23][17] Laman web tersebut kemudian diisi dengan penjelasan mendalam mengenai tata bahasa, sekaligus morfologi, fonologi, sistem penulisan bahasa Ithkuil I.[27]

Setelah monografinya dipublikasikan di Internet, tidak butuh waktu lama bagi komunitas kecil maupun forum internet penggemar bahasa untuk menyadari apa yang telah dicapai oleh seorang pegawai negeri tanpa gelar sarjana seperti Quijada. Sebuah forum internet menyebut bahasa Ithkuil sebagai "monumen [yang menggambarkan] kecerdasan dan kemampuan merancang [yang dimiliki] manusia"[11] dan "sebuah realisasi dari konsep bahasa ideal".[cat. 17][23]

Pada 29 Juli 2004, bahasa Ithkuil pertama kali muncul di media massa dalam salah satu edisi majalah terbitan Kompyuterra, yakni sebuah seri majalah populer bertemakan ilmu pengetahuan dan teknologi berbahasa Rusia.[9] Terbitan ini sontak membuat gelombang antusiasme terhadap bahasa Ithkuil yang kebanyakan berasal dari Rusia. Berbagai forum internet pun bermunculan dan bahkan situs ithkuil.net pun diterjemahkan kedalam bahasa Rusia.[23][28]

Pada 2008, David J. Peterson menganugerahkan bahasa Ithkuil dengan penghargaan Smiley Award tahun ini atas gagasan konsep yang tidak biasa dan juga keakuratan makna dari bahasa Ithkuil.[11] Ia juga menambahkan bahasa Ithkuil dalam karya tulisnya yang berjudul "The art of language invention" (bahasa Indonesia: Seni dari penciptaan bahasa) dan menyebut bahasa Ithkuil sebagai "bahasa buatan terbaik yang pernah diciptakan":[29]

[Bahasa] Ithkuil tidak bisa [disebut] sebagai sebuah bahasa saja karena [bahasa ini] merupakan monumen yang menggambarkan kecerdasan dan kemampuan merancang yang dimiliki manusia. Selama seperempat abad lamanya dibuat, bahasa Ithkuil merupakan bahasa yang sebenar-benarnya, dan juga merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Ini adalah hasil dari serangkaian tujuan desain tertentu yang telah direalisasikan dengan memuaskan. Maksud saya, wah! Itu sangat luar biasa dalam dan dari [bahasa] itu sendiri.

— David J. Peterson[cat. 18]

Reformasi bahasa Ithkuil: Ilaksh (2007–2009)

sunting
Bahasa Ilaksh
Ilákš
Ithkuil II
 
Kata Ilákš yang ditulis dalam sistem penulisan bahasa Ithkuil II
Dibuat olehJohn Quijada
Tanggal2007–2009
Pengguna
Tujuan
Kode bahasa
ISO 639-3[[ISO639-3:|]]
IETFart-x-ithkuil

Setelah publikasi pertama bahasa Ithkuil dimuat pada salah satu terbitan majalah "Kompyuterra",[9] para penutur bahasa Rusia maupun akun surat elektronik dari domain .ru menghubungi Quijada untuk menyampaikan antusiasme untuk mempelajari bahasa Ithkuil dan beberapa diantaranya juga mengeluhkan pelafalan bahasa Ithkuil yang sangat sulit.[23] Quijada lantas merancang ulang morfofonologi bahasa Ithkuil dari yang sebelumnya terdiri atas 65 konsonan dan 17 vokal[27] turun menjadi 30 konsonan dan 10 vokal saja (dengan tambahan nada) dan dipublikasikan pada 10 Juni 2007 sebagai [bahasa] "Ilakš" atau yang juga dieja sebagai "Ilaksh".[2] Versi kedua dari bahasa ini mencakup perubahan tata bahasa, tersmasuk tambahan tingkatan dan perubahan kasus. Selain itu, sistem penulisan baru juga diperkenalkan dalam bahasa Ilaksh.[31][32] Sistem penulisan bahasa Ilaksh terdiri atas sistem "informal" yang cocok untuk tulisan tangan ataupun penyusunan huruf ringkas, dan sistem "formal" logografis dengan unsur artistik yang kemungkinan terinspirasi dari aksara Maya.

Namun, pada 2009, Quijada menghentikan proses pengerjaan dari bahasa Ilaksh karena Ia menganggap bahwa versi kedua ini merupakan "sebuah kegagalan".[17] Ia kemudian menggabungkan kembali unsur-unsur bahasa Ilaksh yang relevan kedalam bahasa Ithkuil. Dari proses tersebut, Ia menemukan bahwa bahasa Ilaksh terlalu membatasi penutur dan bahwa perpaduan kedua versi memungkinkan untuk menjaga keringkasan dengan meningkatkan fonoestetika bahasa Ithkuil.[10][17]

Asosiasi dengan gerakan psikonetika (2010–2011)

sunting
 
Potret dari Oleg Bakhtiyarov [fr] (bahasa Rusia: Олег Георгиевич Бахтияров), seorang peneliti dan psikolog berkebangsaan Rusia yang menjadi pengusung dari gerakan psikonetika sekaligus disiplin ilmu psikonetika

Di awal tahun 2010, Quijada menerima surat elektronik dari Oleg Bakhtiyarov, seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai penggagas gerakan filosofis psikonetika. Dalam surel tersebut Bakhtiyarov mengundang Quijada untuk datang ke konferensi bertajuk "Creative Technology: Prospects and Means of Development" (bahasa Indonesia: "Teknologi Kreatif: Perspektif dan Sarana Pembangunan") yang akan diadakan pada bulan Juli di Elista, ibukota Kalmykia. Bakhtiyarov menulis kepadanya bahwa "dari sudut pandang [mereka], penciptaan bahasa Ithkuil adalah salah satu aspek dasar dari perkembangan pemikiran kreatif."[cat. 19][23]

Quijada juga menghadiri konferensi serupa di Kyiv pada Mei 2011. Namun, Quijada dan Joshua Foer yang menemaninya menemukan fakta bahwa konferensi ini "sangatlah ambigu" [sic] dengan hadirin yang memiliki pandangan politik kiri jauh dan salah satu pembicaranya, Igor Garkavenko, merupakan teroris "kedua paling berbahaya di Ukraina" sekaligus pendukung antisemitisme dengan wicara yang tidak didasari pada riset apapun.[1] Selain itu, wicara dari Bakhtiyarov tentang penerapan bahasa Ithkuil dalam kognisi manusia sehingga gagasannya akan "pasukan khusus intelektual, semacam manusia super yang dapat memulihkan status kekuatan besar Rusia" dapat terwujud dirasa sangat janggal oleh Quijada. Selepas konferensi tersebut, Quijada menyampaikan kekecewaannya akan gerakan psikonektika pada Foer:[23]

Ketika saya sampai di rumah, hal pertama yang saya lakukan adalah menulis surat kepada Dr. Bakhtiyarov yang mengatakan kepadanya bahwa saya tidak ingin berurusan lagi dengan psikonetika. [...] Dan jikalau, amit-amit, disiplin ilmu ini diakui sebagai ilmu semu atau doktrin semacam sekte, Saya tidak mau dituduh terlibat. Begitu pertaruhan selesai, saya pada akhirnya hanyalah pion semata bagi murid-murid Nietzsche yang bobrok akhlaknya atau apa pun itu… Ini membuat saya muak akan mereka.

— John Quijada[cat. 20]

Sepulangnya ke Amerika Serikat, Quijada mengirim sebuah surel ke Bakhtiyarov yang berisi mengenai pengunduran dirinya dari asosiasi gerakan psikonetika.[23]

Ithkuil (2011)

sunting

Bahasa Ilaksh digantikan oleh bahasa yang bermorfologi serupa yang juga dinamai sebagai "Ithkuil "karena masih terkait dengan publikasi inisialnya. Bahasa ini juga disebut sebagai "Elartkʰa" yang merupakan nama etimologikal dari "Iţkuîl" dalam tata bahasa Ithkuil III.[17][18] Bahasa ini menggunakan unsur morfofonemik yang unik dalam sistem penulisannya, hal ini menyebabkan suatu kalimat dapat menjelaskan kategori tata bahasa dalam beberapa cara yang dianggap sesuai oleh penutur. Susunan morfofonologi bahasa Ithkuil juga direvisi dengan menambah unsur-unsur dari bahasa Ilaksh yang dianggap "tidak terlalu sulit dan lebih mudah dilafalkan", tetapi tetap mempertahankan morfologinya yang rumit dan luas serta keringkasan morfofonologisnya. Selain itu, revisi bahasa Ithkuil ini memungkinkan penulis membuat beberapa perubahan kecil dan perbaikan pada morfologi dan sintaksis.[33] Bahasa ini disebut-sebut sebagai versi terakhir dari bahasa Ithkuil, hal ini lantas menarik perhatian komunitas bahasa buatan di sosial media.[22]

Fonologi

sunting

Ithkuil I (2004)

sunting

Secara umum, fonologi dari versi pertama bahasa Ithkuil lebih sulit ketimbang versi-versi selanjutnya.[17] Kotak fonem bahasa Ithkuil I menggunakan beberapa fonem yang cenderung jarang ditemui pada kebanyakan bahasa. Kotak fonem tersebut terdiri atas cara pelepasan fonem yang tidak biasa (seperti konsonan sembur, kepakan sisian) dan cakupan konsonan belakang yang cukup luas (seperti konsonan langit-langit belakang, tekak, dan faringal).[17][19][27] Selain itu, makna dari suatu fonem tidak hanya bergantung pada faktor fonologis umum seperti konsonan dan vokal, tetapi juga fenomena vokalisasi seperti titik nada, penekanan (ataupun aksen), dan juga linguistik berperan dalam pemaknaan bahasa Ithkuil I.[27]

Konsonan

sunting

Berikut merupakan tabel kotak fonem konsonan bahasa Ithkuil I yang terdiri atas 65 fonem berbeda.[cat. 21]

Dwi
bibir
Gigi Rongga-gigi Tarik-bel. Pasca
ronggi.
Langit-langit Lang.
bel.
Tekak Faringal Celah-suara
Pusat Sisian
Sengau m n ŋ ņ
Letupan Bersuara b d ɟ ǰ ɡ ɢ ġ
Nirsuara p t c ķ k q ʔ
Aspirasi t̪ʰ ķʰ
Sembur t̪ʼ ķʼ
Gesek Bersuara d͡z ƶ ɖ͡ʐ ż d͡ʒ j
Nirsuara t͡s c ʈ͡ʂ ċ t͡ʃ č
Aspirasi t͡sʰ cʎ̥˔ʰ ʈ͡ʂʰ ċʰ t͡ʃʰ čʰ
Sembur t͡sʼ c’ ʈ͡ʂʼ ċʼ t͡ʃʼ č’ c͡çʼ çʼ k͡xʼ q͡χʼ x̧ʼ
Geser Bersuara v ð z ʐ ʒ ž ʝ ɣ ǧ
Nirsuara f θ ţ s ɬ ļ ʂ ş ʃ š ç x χ ħ h
Likuida Kepak ɽ r
Nirkepak l ɻ ŗ
Hampiran w ɫ̪ ł j y ʁ̞ ř

Berikut merupakan tabel kotak fonem vokal bahasa Ithkuil I yang terdiri atas 17 fonem berbeda. [cat. 22]

Depan Madya Belakang
Terutup i î y ÿ ʉ ü ɯ ï u û
Hmpr. Tutup ɪ i ʊ u
½ Tutup e ê ø ɤ ë o ô
½ Buka ɛ e œ ö ɔ o
Terbuka æ ä a     ɑ â

Penggandaan fonem

sunting

Dalam bahasa Ithkuil I, kebanyakan konsonan dapat mengalami penggandaan fonem, atau yang juga disebut sebagai geminasi. Penggandaan ini dapat terjadi pada posisi inisial kata, akhiran kata, dan intervokalik. Pada posisi intervokalik, semua konsonan (kecuali w dan y) dapat mengalami penggandaan apabila konsonan diapit vokal di kedua sisinya. Hanya sedikit konsonan yang dapat memiliki ketiga sifat penempatan sekaligus (inisial kata, akhiran kata, dan intervokalik), yakni: c, ċ, č, ç, , f, ǧ, h, , j, l, ļ, ł, m, n, ņ, , r, ř, ŗ, s, ş, š, ţ, v, x, , z, ƶ, ż, , dan ž. Sementara itu, hanya konsonan yang memiliki satu macam penempatan penggandaan saja, yakni posisi insial kata. Pelepasan dari penggandaan fonem juga dipengaruhi oleh sifat dari konsonan itu sendiri, yakni sebagai berikut:[27]

  • konsonan akan mengalami perpanjangan durasi pelepasan fonem sebesar dua kalinya apabila memiliki sifat keberlanjutan (yakni: ç, , f, ǧ, h, , l, ļ, ł, m, n, ņ, ř, ŗ, s, ş, š, ţ, v, x, , , z, ż, , dan ž);
  • konsonan akan mengalami penghentian sementara dan kemudian dilanjutkan kembali seperti layaknya /d/ pada kata "bad dog" dalam bahasa Inggris apabila konsonan tersebut merupakan letup niraspirasi (yakni: b, d, g, ġ, ǰ, k, ķ, p, q, dan t);
  • konsonan akan mengalami penghentian sementara dan kemudian dilanjutkan kembali dengan aspirasi (untuk konsonan aspirasi , ķʰ, , , dan ) dan semburan glotalik (untuk konsonan sembur kʰ’, ķʰ’, pʰ’, qʰ’, dan tʰ’) pada pelepasannya apabila konsonan tersebut merupakan letup teraspirasi ataupun konsonan sembur, hal ini menyebabkan fonem terdengar seperti dua fonem serupa yang diucapkan secara terpisah seperti layaknya /t/ pada kata "zakat tahunan" dalam bahasa Indonesia;
  • penggandaan pada konsonan gesek tergantung dari posisinya dalam suatu kata:
    • apabila konsonan tersebut tidak berada di akhir kata, maka akan dilafalkan dengan menahan konsonan letup yang mengawalinya untuk beberapa saat sebelum melepaskannya sebagai konsonan geser maupun desis. Jika terdapat aspirasi maupun penyemburan fonem, maka pelepasan dari fonem letupan akan menjadi konsonan desis ataupun geser (misal, čč akan dilafalkan sebagai /ttš/);
    • apabila konsonan tersebut berada di akhir kata, maka akan dilafalkan dengan menahan konsonan letup yang mengawalinya untuk beberapa saat sebelum melafalkan konsonan desis yang mengikutinya lebih panjang dari yang seharusnya (misal, čč akan dilafalkan sebagai /tšš/, q̌q̌ akan dilafalkan sebagai /ʎɬ/).

Dalam ortografi Latin, huruf hanya perlu digandakan apabila fonem yang diwakilinya mengalami penggandaan (misal, bb, dd, nn, dsb.). Apabila konsonan memiliki sifat aspirasi dan semburan, maka huruf pertama digraf akan digandakan dan diikuti oleh superskrip ʰ (untuk konsonan teraspirasikan, misal: kkʰ, ķķʰ, ppʰ, qqʰ, dan ttʰ) atau penanda sembur (untuk konsonan sembur, misal: kʰ’, ķʰ’, pʰ’, qʰ’, dan tʰ’). Terdapat pengecualian aturan ortografi untuk konsonan gesek sembur çʼ, , dan x̧ʼ dikarenakan ketiga konsonan tersebut tidak memiliki bentuk nirsembur dalam kotak fonem bahasa Ithkuil I (misal: ç, x, dan ). Hal ini lantas membuat ketiga konsonan tersebut ditulis sebagai ķçʼ, kxʼ, dan qx̧ʼ apabila konsonan tersebut mengalami penggandaan.[27]

Nada dan titik nada

sunting
Empat nada kontras dalam bahasa Ithkuil I dengan rincian urutan: menurun (tûz), tinggi (tûz), menukik (tûz\), dan mendaki (tûz/). Dalam contoh ini, kata "tûz" (bahasa Indonesia: Penduduk atau pemukim asli; secara harfiah: penduduk alami) mengalami perbedaan arti dikarenakan nada yang diberikan pada nada tersebut, yakni: "penduduk atau penghuni [suatu rumah]" untuk tûz, "pemukim yang sah secara hukum maupun rundingan sosial" untuk tûz\, dan "penduduk atau penghuni atau pemukim secara simbolis maupun metafora" untuk tûz/.

Bahasa Ithkuil I memiliki lima nada yang terinspirasi dari beberapa bahasa bernada seperti varietas bahasa Tionghoa, bahasa Vietnam dan beberapa bahasa di Afrika.[1][27] Tidak seperti kebanyakan bahasa yang menggunakan nada sebagai fitur morfosemantik, nada dan titik nada berperan dalam tata bahasa Ithkuil.

Secara umum, terdapat lima nada dalam bahasa Ithkuil, yakni nada separuh rendah, menurun, tinggi, menukik, dan mendaki. Diantara kelima nada, nada separuh rendah dianggap sebagai nada netral sehingga tidak kontras dengan empat nada lainnya. Setiap kata membawa setidaknya satu nada penting, dilafalkan dimulai dengan suku kata yang ditekankan dan ketinggian nada tetap konstan pada suku kata berikutnya hingga akhir kata. Suku kata tanpa tekanan sebelum suku kata yang ditekankan memiliki nada separuh rendah yang netral. Oleh karena itu, fungsi nada separuh rendah semata-mata untuk menunjukkan awal kata baru karena kata sebelumnya harus diakhiri dengan nada selain nada separuh rendah.[27]

Empat nada kontras dilambangkan dengan simbol superskrip kecil di akhir setiap kata dalam romanisasi bahasa Ithkuil. Nada jatuh tidak bertanda (misal: tûz), nada tinggi ditandai dengan superskrip tanda hubung ataupun makron (misal: tûz), nada menukik ditandai dengan superskrip garis miring ke belakang (misal: tûz\), dan nada naik dengan superskrip tanda garis miring (misal: tûz/).[27][34]

Penekanan

sunting

Dalam bahasa Ithkuil I, penekanan biasanya jatuh pada suku kata penultimasi (kedua dari belakang) ataupun bergeser pada posisi akhir, antepenultimasi (ketiga dari belakang), maupun pra-antepenultimasi (keempat dari belakang), tergantung dari sifat morfologikal dari suku kata tersebut.[27]

Dalam romanisasi bahasa Ithkuil, semua kata bersuku kata tinggal tidak ditandai penekanannya, sedangkan aksen nontirus (`) diperlukan apabila suku kata nirtertekan terlihat serupa dengan fitur fonologikal lain (misalnya diftong au dan ei yang akan terlihat serupa dengan konjungsi disilabis dan .)[27][34]

Struktur suku kata

sunting

Struktur suku kata yang diperbolehkan tergantung pada sifat (misalnya, suku kata konsonantal dan monosilabis) ataupun posisi suku kata itu sendiri terhadap keseluruhan kata.[27] Struktur ini ditunjukkan pada tabel di berikut, dengan (K) yang melambangkan konsonan opsional dan V yang melambangkan vokal ataupun diftong yang wajib dimasukkan.

Jenis Struktur suku kata Contoh
Konsonantal K(K)(K)* s, h, ll, mm, pçç
Monosilabik (K)(K)(K)V(K)(K)(K) a, ui, öt, isk, du, tuil, kleb, tliqs, pksarn, xxoršt
Posisi Awal (K)(K)(K)V(K)–** uran, tahin, prinu, klatma, xmoiskra, kstollap, rltuibis
Tengah –(K)(K)V(K)(K)–** kialun, ruentik, isteixlam, ïkspûzqai
Akhir –(K)(K)V(K)(K)(K)** lua, antoi, tial, eifqés, ultrönn

Catatan:

  • Hanya konsonan sengau, likuida, dan frikatif nirsuara berkelanjutan yang diperbolehkan untuk menempati akhiran suku kata.
  • Struktur ini dapat diabaikan apabila suku kata hanya terdiri atas salah satu dari konsonan berikut: l, ł, ŗ, m, n, ņ (misal, ixtuimḿ).

Aturan struktur suku kata ini juga berlaku untuk konsonan intervokalik non-silabik tunggal dan konjungsi intervokalik bi-konsonantal. Konsonan intervokalik non-silabik dianggap sebagai bagian silabikal dari vokal yang mengikutinya, sedangkan vokal yang mengawalinya tidak dianggap sebagai bagian silabikal dari suku kata yang sama. Sementara itu, konjungsi bi-konsonantal dianggap sebagai nirsilabikal bahkan apabila konjungsi tersebut merupakan konsonan ganda, hal ini menyebabkan setiap konsonan merupakan bagian dari suku kata yang berbeda. Apabila konjungsi terdiri atas tiga gugus konsonan terletak di tengah-tengah kalimat, konsonan pertama dalam gugus tersebut harus terletak terpisah dari konsonan terakhir. Sementara itu, konsonan madya dapat diletakkan pada salah satu dari kedua sisi suku kata yang memenuhi aturan gugusan awal dan akhiran suku kata.[cat. 23] Apabila konsonan tersebut dapat memenuhi gugus yang diperbolehkan pada kedua sisinya, maka konsonan tersebut akan dianggap sebagai bagian dari suku kata yang terkait secara morfemis.[27]

Aturan fonoestetika

sunting

Aturan fonoestetik mengacu pada aturan dan preferensi yang diterapkan untuk menyusun pola fonem untuk tujuan kemerduan fonologis. Dalam bahasa Ithkuil, terdapat aturan serupa yang utamanya mengatur sistem suku kata.[27]

Struktur akhiran suku kata yang lebih dibenarkan berupa suku kata tertutup (suku kata yang diakhiri oleh konsonan) dikarenakan kelebihan yang dimiliki oleh suku kata tertutup (misalnya penekanan). Namun, suku kata terbuka (suku kata yang diakhiri oleh vokal) masih diperbolehkan. Morfologi bahasa Ithkuil seringkali memperbolehkan lebih dari satu cara untuk menyusun morfem dari sebuah kata, terlebih kata kata dengan tiga atau lebih suku kata. Kata-kata umumnya dapat mengalami penyusunan ulang melalui manipulasi morfofonologis sehingga akhiran suku katanya berupa suku kata tertutup, terutama pada suku kata yang ditekankan. Aturan ini jarang diterapkan pada kata dengan dua suku kata maupun suku-kata tunggal dikarenakan pilihan yang sedikit dalam strukturnya dan umumnya merupakan suku kata terbuka.[27]

Kata-kata dengan enam suku kata atau lebih tidak diperbolehlan oleh aturan fonoestetika, sehingga umunya perlu untuk disusun ulang secara morfologis untuk mengurangi jumlah suku kata menjadi lima atau kurang ataupun secara morfofonologis dengan pergantian bentuk keterangan dan akhiran.[27][35]

Ithkuil III (2011)

sunting

Versi ketiga dari bahasa Ithkuil, Elartkha (atau Elartkʰa), memiliki 45 konsonan dan 13 vokal dalam kotak fonemnya. Jumlah ini meningkat dibandingkan versi sebelumnya, Ilaksh (atau Ilákš), yang hanya terdiri atas 30 konsonan dan 10 vokal saja.[36]

Konsonan

sunting

Berikut merupakan tabel kotak fonem konsonan bahasa Ithkuil III yang terdiri atas 45 fonem berbeda.[cat. 21]

Dwi
bibir
Gigi Rongga-gigi Tarik-bel. Pasca
ronggi.
Langit-langit Lang.
bel.
Tekak Celah-suara
Pusat Sisian
Sengau m n ŋ ň
Letup/

Gesek

Bersuara b d d͡z ż d͡ʒ j ɡ
Nirsuara p t t͡s c t͡ʃ č k q ʔ
Aspirasi t̪ʰ t͡sʰ t͡ʃʰ čʰ
Sembur t̪ʼ t͡sʼ c’ t͡ʃʼ č’
Geser Bersuara v ð dh z ʒ ž
Nirsuara f θ ţ s ɬ ļ ʃ š ç x χ xh h
Kepak ɽ r
Hampiran l j y w ʁ̞ ř

Berikut merupakan tabel kotak fonem vokal bahasa Ithkuil I yang terdiri atas 13 fonem berbeda.[cat. 22]

Depan Madya Belakang
Terutup î ʉ~y ü û
Hmpr. Tutup ɪ i ʊ u
½ Tutup ê ô
Tengah œ~ø ö ə ë
½ Buka ɛ e ɔ o
Terbuka ä a ɑ â

Sistem penulisan

sunting
Dua contoh kalimat yang ditulis menggunakan ortografi bahasa Ithkuil IV (2023). Gambar bagian atas berbunyi "Asal Sam" (/asal sam/) yang berarti "Dia Sam" dan gambar bagian bawah berbunyi "Asalá Maria sa" (/asalˈa maria sa/) yang berarti "Kamu Maria".[37]

Bahasa Ithkuil ditulis menggunakan sebuah sistem penulisan yang dibuat oleh Quijada dan khusus untuk bahasa itu sendiri.[38] Sistem penulisan tersebut menggunakan arah penulisan boustrofedon horizontal yang disebut sebagai içtaîl.[39] Selain itu, sistem ini menggunakan aksara berjenis morfofonemik dikarenakan karakter yang ada dapat memiliki pelambangan arti morfologis dan juga fonetik. Sistem penulisan ini dirancang agar dapat terikat erat dengan susunan tata bahasa Ithkuil, sehingga dapat memuat lebih banyak aspek fonologikal dari sebuah kata dengan morfo-sintaksis yang sesuai.[40]

Sistem penulisan ini kemudian mengalami perubahan pada Juni 2007 untuk meningkatkan kesan seni dan artistik dari sistem itu sendiri.[39] Hal inipun menyebabkan perubahan yang cukup signifikan pada morfologi bahasa Ithkuil, sehingga menghasilkan versi lain yang dinamai sebagai "[bahasa] Ilaksh".[41] Sistem penulisan ini kemudian diubah pada 2011 untuk versi ketiganya, yaitu Ithkuil III.[2] Pada Februari 2023, sistem penulisannya telah mengalami perubahan untuk versi keempat bahasanya yang dinamakan Ithkuil IV atau The New Ithkuil Language.[37]

Ithkuil I (2004)

sunting
 
Kalimat teks yang ditulis dengan sistem penulisan Ithkuil I, yang berbunyi "Lëwîîč' appa wâqîḑq'ad." (bahasa Indonesia: Saya merasa bahwa saat ini, semua orang dimana-mana merasa bahagia.)

Sistem penulisan Ithkuil I menggunakan 4 arketipe utama yang digunakan untuk karakter vokalik, radikal konsonan C1 dan C2, dan nilai imbuhan.[34] Setiap arketip tersebut bisa terbalik, menggabung dengan arketip lain, dan membengkok garisnya menjadi sudut untuk membentuk arketipe sekunder tambahan, dan arakter-karakter yang tersisa dari arketipe-arketipe tersebut akan diturunkan.[34] Setiap karakter dari 24 karakter vokalik, 60 konsonan C1, 60 konsonan C2, dan 60 imbuhan memiliki 8 formasi lain untuk melambangkan 9 urutan vokal, 9 tingkatan konsonan C1 dan C2, serta melambangkan 9 derajat suatu imbuhan.[34]

Karakter vokal ä dengan 8 urutan formasinya yang melambangkan esensi normal dan designasi informal
Karakter vokal ä dengan 8 urutan formasinya yang melambangkan esensi normal dan designasi formal
Karakter vokal ä dengan 8 urutan formasinya yang melambangkan esensi representatif dan designasi informal
Karakter vokal ä dengan 8 urutan formasinya yang melambangkan esensi representatif dan designasi formal

Karakter vokal terletak pada posisi awal formatif untuk melambangkan kasus, afiliasi, dan ekstensi.[34] Setiap karakter vokal memiliki 2 tipe formasi, yaitu formasi primer dan formasi sekunder, yang digunakan untuk menandakan esensi suatu formatif.[34] Karakter vokal juga memiliki bentuk sabit terbalik pada ujung bawahnya untuk melambangkan bahwa designasi formatif tersebut berupa designasi formal.[34]

Ithkuil II (2007)

sunting
Ilustrasi penampakan sistem penulisan artistik alternatif untuk bahasa Ilaksh. Glif yang ada pada gambar ini berbunyi: "En-nà ççwačotëērbïkç ukšëěuh çéitëpš äirei’wuŧ a’läçewöóřzah žie." (bahasa Indonesia: Hanya jika sekelompok badut sepemikiran dan bersatu untuk merusak instrumen musikal mereka setelah pertunjukan yang sangat disenangi oleh kita sendiri.)[32] Gambar bagian atas menunjukkan versi berwarna dari rancangan sistem pewarnaan cartouche awal, yakni: putih, abu-abu, arsiran, dan hitam.

Revisi bahasa Ithkuil yang telah usang, Ilaksh, awalnya akan ditulis menggunakan sistem penulisan eksperimental berwujud tampang cartouche berwarna dengan glif segi enam yang digunakan sebagai "peta" morfologikal abstrak untuk kalimat bahasa Ilaksh. Meskipun sistem penulisan bahasa Ilaksh memegang prinsip morfo-fonologikal seperti layaknya bahasa saudarinya, sistem penulisan bahasa Ilaksh menjadi yang paling berbeda dikarenakan informasi fonologikal yang dimilikinya sangatlah minim, sehingga membuatnya menjadi sistem penulisan morfolografi yang hampir murni.[32][42] Walaupun bahasa Ilaksh pada akhirnya menjadi usang dan dihilangkan, sistem penulisan ini masih ingin diadaptasi kedalam Ithkuil oleh pembuatnya untuk digunakan sebagai sistem penulisan artistik alternatif.[39][41] Selain itu, bahasa Ilaksh juga memiliki sistem penulisan sekunder berbentuk kursif (misalnya tulisan tangan) yang berasal dari sistem penulisan utama itu sendiri. Sistem kursif ini biasanya ditulis dengan arah penulisan dari atas ke bawah. Terdapat juga varian dengan arah horizontal yang biasanya digunakan untuk menulis kalimat ataupun bait singkat yang dapat ditulis dalam satu baris saja.[32]

Tampang cartouche

sunting

Akar kata bahasa Ilaksh dilambangkan dengan bentuk-bentuk cartouche yang akan menjadi landasan simbol menyerupai glif ditempatkan diatasnya. Selain itu, jenis dari akar kata juga dapat ditentukan dari warna dan bentuk sisian dari cartouche itu sendiri. Formatif akar kata ditentukan dari arah cartouche itu sendiri (misalnya, ketika sebuah akar kata ditulis menggunakan arah horizontal, akar kata tersebut memiliki formatif nominalia).[32]

Terdapat 30 bentuk sisian yang digunakan dalam cartouche-cartouche dengan arah pucuk menghadap kiri (tabel bagian atas) dan kanan (tabel bagian bawah). Pucuk yang menghadap kiri dianggap sebagai bentuk "bawaan" untuk setiap sisian.[32]

Cartouche dengan pucuk menghadap kiri
Cartouche dengan pucuk menghadap kanan

Cartouche yang ada pada sistem penulisan bahasa Ilaksh terdiri dari empat warna yang berbeda (hitam, putih, abu-abu, arsiran) dan setiap darinya mengandung 30 bentuk sisian. Jumlah dari variasi ini secara keseluruhan disesuaikan dengan struktur konsonantal CR bahasa Ilaksh yang mencapai 120 jenis. Sementara itu, 30 bentuk sisian juga digunakan untuk melambangkan 5 vokal VR dan 6 nada.[32][43] Untuk membedakan unsur fonologikal yang dilambangkan oleh bentuk sisian, unsur konsonantal memiliki pucuk yang menghadap kiri (ataupun atas), sedangkan unsur vokal dan nada memiliki pucuk yang menghadap kanan (ataupun bawah).[32]

Daftar ke-120 konsonantal CR
Sisian
Warna
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Putih p t k b d g f ŧ x v đ s š z ž m n ň r l c č ż j py ty ky by dy gy
Abu-abu fy ŧy vy đy my ny ry ly ř çp pf tf kf bv dv gv ps ks bz gz sf šf šŧ
Arsiran pl tl kl bl dl gl fl ŧl xl vl đl sl šl zl žl ml nl sx šx çt pr tr kr br dr gr fr ŧr xr vr
Hitam đr sr šr zr žr mr nr pm pn çk sp st sk šp št šk sm šm sn šn tm tn km kn
Sisian yang digunakan pada VR – nada
Nada
VR
Rendah Tinggi Menurun Mendaki Lembah Pucuk
a 1 6 11 16 21 26
e 2 7 12 17 22 27
i 3 8 13 18 23 28
o 4 9 14 19 24 29
u 5 10 15 20 25 30

Glif yang tercantum diatas cartouche terdiri atas bangun segi enam yang terbelah menjadi dua bagian dan didekatkan satu sama lainnya. Pemisah antar kedua bagian dinamai sebagai "sumbu" dengan arah yang beragam (misalnya: vertikal, diagonal, horizontal). Secara tata bahasa, glif yang ada menunjukkan pelambangan unsur kata dasar, fungsi tata bahasa (seperti kasus, konfigurasi, afiliasi, perspektif, ekstensi, esensi, dan konteks).[32]

Pelambangan pola akar kata
sunting
Pola 1
Holistik
Pola 2
Pelengkap ke-1
Pola 3
Pelengkap ke-2
Kata dasar 1  
Hitam–Putih
 
Abu-abu–Putih
 
Putih–Putih
2  
Hitam–Abu-abu
 
Abu-abu–Abu-abu
 
Putih–Abu-abu
3  
Hitam–Hitam
 
Abu-abu–Hitam
 
Putih–Hitam

Sebagaimana akar kata bahasa Ilaksh terdiri atas tiga pola pembentukan yang dengan sendirinya terdiri dari tiga kata dasar,[cat. 24] unsur warna glif juga berperan dalam identifikasinya.[32][43] Warna dari glif pecahan sebelah kiri menunjukkan pola pembentukan, sedangkan warna dari glif pecahan sebelah kanan menunjukkan kata dasar yang terkandung dalam pola pembentukan itu sendiri.[32]

Fungsi kasus
sunting

Bentuk dasar (segi enam) dari glif mengalami perubahan bentuk apabila mewakili suatu kasus bahasa Ilaksh. Bentuk-bentuk tersebut terbagi menjadi 96 bentuk modifikasi yang mewakili 96 kasus dalam susunan morfologi bahasa Ilaksh, sehingga satu bentuk hanya mewakili satu kasus tata bahasa saja.[32][44] Modifikasi kasus hanya terjadi pada belahan kiri dari glif pertama dalam suatu tampang cartouche.[32] Berikut merupakan ke-96 bentuk modifikasi belahan kiri dari glif pertama dalam cartouche bahasa Ithkuil. Angka yang dituliskan diatas setiap glif merupakan keterangan unsur kasus yang diwakili.

 
Ke-96 bentuk modifikasi glif
Label Glif Kasus
OBL 1 Oblik
IND 2 Indusif
ABS 3 Absolutif
ERG 4 Ergatif
EFF 5 Efektuatif
AFF 6 Afektif
DAT 7 Datif
INS 8 Instrumental
ACT 9 Aktif
DER 10 Derivatif
SIT 11 Situatif
POS 12 Posesif
PRP 13 Proprietif
GEN 14 Genitif
ATT 15 Atributif
PDC 16 Produktif
ITP 17 Interpretif
OGN 18 Originatif
PAR 19 Partitif
CRS 20 Kontrastif
CPS 21 Kompositif
PRD 22 Predikatif
MED 23 Mediatif
APL 24 Aplikatif
Label Glif Kasus
PUR 25 Purposif
CSD 26 Konsideratif
ESS 27 Esif
ASI 28 Asimilatif
FUN 29 Fungsif
TFM 30 Transformatif
REF 31 Referensial
CLA 32 Klasifikatif
CNV 33 Konduktif
IDP 34 Interdependent
BEN 35 Benefaktif
TSP 36 Transpositif
CMM 37 Komutatif
COM 38 Komitatif
CNJ 39 Konjungsif
UTL 40 Utilitatif
ABE 41 Abesif
CVS 42 Konversif
COR 43 Korelatif
DEP 44 Dependent
PVS 45 Provisional
PTL 46 Postulatif
DFR 47 Deferensial
CON 48 Konsesif
Label Glif Kasus
EXC 49 Ekseptif
AVR 50 Aversif
CMP 51 Komparatif
SML 52 Simultanitif
ASS 53 Asesif
CNR 54 Konkursif
ACS 55 Aksesif
DFF 56 Difusif
PER 57 Periodik
PRO 58 Prolapsif
PCV 59 Prekursif
PCR 60 Postkursif
ELP 61 Elapsif
ALP 62 Alapsif
INP 63 Interpolatif
EPS 64 Episodik
PRL 65 Prolimitif
LIM 66 Limitatif
LOC 67 Lokatif
ORI 68 Orientatif
PSV 69 Prokursif
ALL 70 Alatid
ABL 71 Ablatif
NAV 72 Navigatif
Label Kasus Glif
CMP1A Komparatif 1A 73
CMP2A Komparatif 2A 74
CMP3A Komparatif 3A 75
CMP4A Komparatif 4A 76
CMP5A Komparatif 5A 77
CMP6A Komparatif 6A 78
CMP7A Komparatif 7A 79
CMP8A Komparatif 8A 80
CMP1B Komparatif 1B 81
CMP2B Komparatif 2B 82
CMP3b Komparatif 3B 83
CMP4B Komparatif 4B 84
CMP5B Komparatif 5B 85
CMP6B Komparatif 6B 86
CMP7B Komparatif 7B 87
CMP8B Komparatif 8B 88
CMP1C Komparatif 1C 89
CMP2C Komparatif 2C 90
CMP3C Komparatif 3C 91
CMP4C Komparatif 4C 92
CMP5C Komparatif 5C 93
CMP6C Komparatif 6C 94
CMP7C Komparatif 7C 95
CMP8C Komparatif 8C 96
Fungsi konfigurasi
sunting

Sembilan konfigurasi yang ada pada bahasa Ilaksh, yakni: unipleks, aggregatif, koherensi, diskrit, komponensial, multiforma, dupleks, segmentatif, dan komposit; dapat dilambangkan dengan cara menempatkan glif pertama dalam sebuah cartouche dengan posisi relatif terhadap sisian tampang cartouche.[32][45] Terdapat tiga posisi horizontal (kiri, tengah, dan kanan) dan tiga posisi vertikal (atas, tengah, dan bawah).[32]

Hubungan keadaan glif pertama dalam cartouche dengan konfigurasi
Kiri Tengah Kanan
Atas UNI
Unipleks
AGG
Aggregatif
COH
Koherensi
Madya DCT
Diskrit
CPN
Komponensial
MLT
Multiforma
Bawah DPX
Dupleks
SEG
Segmentatif
CST
Komposit
Fungsi afiliasi, perspektif, dan ekstensi
sunting

Empat afiliasi, empat perspektif, dan enam ekstensi dalam bahasa Ilaksh ditunjukkan melalui bentuk belahan sebelah kanan dari glif pertama dalam suatu cartouche. Bentuk dari glif itu sendiri berasal dari bentuk-bentuk glif belahan kiri yang dibalik sejajar dengan sumbu horizontalnya.[32]

Ithkuil III (2011)

sunting

Glif dalam sistem penulisan bahasa Ithkuil dipecah menjadi empat tingkatan Dua diantaranya digunakan untuk menunjukkan aspek dan kasus dalam tata bahasanya. Sementara satu lainnya digunakan untuk menunjukan konsonan (dan juga beberapa simbol tambahan seperti tanda baca, angka, ataupun huruf yang memiliki fonem diluar kotak fonem Ithkuil).[39]. Tingkatan pertama didasari pada glif  .[39] Sementara itu, tingkatan kedua didasari pada glif   untuk melambangkan aspek. Tingkatan kedua dapat berubah bentuk, ditulis terbalik, ataupun menggunakan diakritik aspek.[39] Jenis diakritik dan sudut yang digunakan pun akan berubah-ubah tergantung arti dan kategori tata bahasa yang berbeda.[39] Tingkatan ketiga didasari pada glif garis horizontal untuk melambangkan aspek, modalitas, validasi, dan valensi. Tingkatan ketiga dapat berubah 2 ujung garisnya untuk melambangkan 2 kategori tata bahasa yang berbeda di atas dan bawah garis tersebut.[39]

Tingkatan keempat berupa glif-glif konsonan untuk melambangkan kata-kata, sufiks, transliterasi, dan perseorangan referensi. Tingkatan ini digunakan untuk konsonan-konsonan karena sistem penulisannya berjenis morfofonemik. Setiap glif dari tingkat keempat mengandung garis horizontal yang berada di bagian atasnya untuk menentukan bahwa glif tersebut merupakan glif tingkat keempat atau glif konsonan. Tingkatan keempat menggunakan ekstensi konsonan yang diletak di dalam bagian bawah glif atau sebagai diakritik yang diletak di bawah glif untuk melambangkan 2 atau lebih konsonan dan konsonan geminasi.[39]

 
Contoh teks dengan sistem penulisan Ithkuil III yang dibaca "Igrawileiţrar oi eglulôn" (bahasa Indonesia: "Seandainya tabib itu tidak memakan makanan dia dalam satu teguk seperti itu.)

Ithkuil IV (2023)

sunting
 
Kalimat "Wezvwaušburdóu yaizxra sai" (bahasa Indonesia: berhati-hatilah, garpumu ternyata seekor rubah fennek) yang ditulis dalam sistem penulisan Ithkuil IV.

Sistem penulisan Ithkuil IV atau Ithkuil Baru menggunakan beberapa karakter untuk menunjukkan konsonan umum yang diperlukan untuk mengungkapkan bagian tak terduga dari sebuah kata, misal: akar kata leksemik, bagian CS dari imbuhan berstruktur VXCS, maupun kategori referensial spesifik. Karakter yang dimaksud merupakan sebuah augmentasi yang memiliki bentuk layaknya diakritik, mutasi berpola untuk karakter fonetik, maupun glif istimewa. Setiap dari karakter yang ada mengandung perubahan morfologikal (misalnya, tata bahasa) yang digunakan pembaca untuk menentukan tata fonetika yang benar pada suatu kata.[37]

Karakter dalam sistem penulisan bahasa Ithkuil IV ditulis menggunakan susunan formatif sebagai berikut:

Karakter primer Karakter sekunder Karakter tersier Karakter kuarter
Tunggal Jamak Jamak [diputar]
 • Relasi
 • Status konkatenasi
 • Kata dasar
 • Spesifikasi
 • Fungsi
 • Konteks
 • Versi
 • CA
afiliasi, konfigurasi, pleksitas, perspektif, ekstensi, dan esensi
 • CR
Akar kata utama
 • CS
Kolom V
 • CS
Kolom VII
 • Valensi
 • Fase
 • Efek
 • Aspek
 • Tingkatan
 • VC/VK
Moda dan/atau cakupan kasus

Catatan:

  • Untuk pasangan formatif konkatenasi, setia formatif haruslah ditulis terpisah dengan formatif terkonkatenasi ditulis lebih awal daripada formatif induk. Tidak ada perbedaan yang terbentuk diantara keduanya, kecuali jika diakritik subskrip pada karakter primer terkonkatenasi dalam kata insial menunjukkan kedudukan konkatenasi.

Karakter primer

sunting

Karakter primer merupakan sekelompok karakter pada inisial kata yang menunjukkan spesifikasi, fungsi, dan konteks VR; Kata dasar dan versi VV; Sekaligus semua informasi CA dalam sebuah formatif. Karakter primer juga mengindikasikan status relasi ataupun konkatenasi dari formatif.[37]

Analisa

sunting

Tujuan

sunting

Menurut hipotesis Sapir–Whorf, pola kognisi dan persepsi yang dimiliki oleh seseorang sangat bergantung pada bahasa yang mereka tuturkan. Menurut Stanislav Kozlovsky[9] dalam majalah ilmiah terkenal dalam bahasa Rusia, Computerra, seorang penutur jati Ithkuil dapat berpikir "sekitar lima hingga enam kali lebih cepat" [sic] dari penutur bahasa alamiah. Hipotesis Sapir–Whorf juga menyatakan bahwa penutur dapat mengungkapkan situasi keseharian dengan lebih rangkap dan mendalam apabila bahasa yang memiliki keakuratan sangat tinggi ataupun bahasa sintesis, seperti Ithkuil. Selain itu, bahasa semacam ini dapat menjelaskan ungkapan filosofikal abstrak dan kejadian yang lebih luas dari kebanyakan bahasa alami.

Akan tetapi, salah satu pernyataan inti dari hipotesis ini ditentang oleh ilmu linguistik umum dikarenakan menyatakan bahwa bahasa tidak hanya mempengaruhi, tetapi juga "menentukan" pemikiran penutur.[25] Quijada pun juga beranggapan bahwa penutur bahasa Ithkuil tidak akan berpikir lebih cepat dari penutur bahasa alamiah. Dia menganggap bahwa meskipun bahasa buatannya rangkap, satu katapun membutuhkan pemikiran mendalam sebelum diungkapkan karena kompleksnya tata bahasa yang ada.[22]

Penguasaan bahasa

sunting

Karena kerumitannya, bahasa Ithkuil tidak memiliki penutur sama sekali. Meskipun demikian, salah satu terbitan majalah Kompyuterra mengklaim bahwa hanya Quijada sendiri yang menguasai bahasa Ithkuil.[9] Quijada pun membantah pernyataan ini dan menjelaskan bahwa meskipun Ia menguasai morfologi dan sistem penulisan bahasa Ithkuil, Ia tidak pernah hapal dengan kosakata yang ada dan tidak dapat menyusun sebuah kalimat tanpa melihat aturan tata bahasa yang ada.[22] Bahasa ini memang tidak dirancang agar dapat digunakan dalam keseharian maupun berfungsi sebagaimana layaknya bahasa alami.[1][2] Meskipun demikian, Quijada dapat melafalkan sistem fonem bahasa Ithkuil dengan sempurna walaupun dengan kotak fonem yang cukup luas.[11] Sementara itu, David J. Peterson menganggap bahwa bahasa Ithkuil secara teoritis dapat dikuasai oleh seseorang walapun dengan kerumitan dan masalah yang akan timbul dari penguasaan bahasa tersebut.[cat. 25][11]

Kritik

sunting

Menurut Jean Albrespit, percobaan untuk menghindari ketaksaan apapun dalam bahasa akan "berakhir pada kegagalan" karena "ketaksaan dan polisemi terdapat tepat pada jantung bahasa".[46] Lebih lanjut, bahasa Ithkuil juha dikritik karena penutur dipaksa untuk berpikir dengan sangat tepat apa yang akan mereka ucapkan. Hal ini dianggap sangat berlawanan dengan bahasa alami manapun yang memperbolehkan ungkapan secara spontan apabila diperlukan.[11][47] Meskipun gagasan bahwa mengutarakan semua hal dengan tingkat keakuratan sangat tinggi "terdengar bagus", penutur tetap harus menyadari bahwa ketaksaan pada bahasa alami akan dihilangkan oleh konteks yang memang sudah ada dalam bahasa alami.[2] Namun, penutur seringkali tidak dapat memperkirakan tingkat ketidaklogisan, polisemi, dan ketaksaan bahasa mereka sendiri.[48] Selain itu, Thomas O. Beebee beranggapan bahwa seperti layaknya bahasa buatan lain yang ingin merasionalsasi bahasa, bahasa Ithkuil melupakan adanya semantik. Ia membandingkan bahasa ini dengan kecerdasan buatan yang dapat mengumpulkan banyak informasi, tetapi juga mengurangi kesadaran akan unsur-unsur dasar yang ada.[48]

Perbandingan dengan bahasa lain

sunting

Bersamaan dengan beredarnya edisi majalah Kompyuterra, Stanislav Kozlovsky mengaitkan bahasa Ithkuil dengan teknik berbicara cepat buatan yang dinamai sebagai Speedtalk dari novel karya Robert A. Heinlein berjudul Gulf. Namun, ia berpendapat bahwa bahasa Ithkuil lebih lengkap dari Speedtalk karena leksikon dan tata bahasa yang dimuat sangatlah detail. John Quijada sendiri memang mengetahui kemiripan tujuan rancangan Ithkuil dengan yang ada dalam Speedtalk.[1][3] Akan tetapi pada kemudian hari, Ia pun menggarisbawahi bahwa:

Akan tetapi, Speedtalk karya Heinlein tampaknya hanya fokus pada komponen morfo-fonologikan dari bahasa itu[, sebagaimana] desain dari [bahasa] Ithkuil yang memiliki fokus pada [morfologi, leksiko-morfologi, ataupun leksiko-semantilk] yang seimbang. Sebagai tambahan, tujuan utama dari bahasa buatan karya Heinlein tampaknya berupa kecepatan/kejelasan sederhana dari ungkapan dan pemikiran, sedangkan [bahasa] Ithkuil difokuskan pada komunikasi maksimal dalam cara yang sangat efisien, sebuah tujuan yang sangat berbeda, sehingga kejelasan per se sangatlah tidak relevan.[cat. 26]

Bahasa Ithkuil sendiri memanglah tidak dibuat seperti layaknya bahasa pengantar internasional pada umumnya (seperti bahasa Esperanto, Interlingua, dsb.) yang lebih mengutamakan kemudahan dalam tata bahasanya agar penutur dapat mempelajarinya.[3]

Selain itu menurut Kozlovsky pada artikel yang sama menganggap bahwa bahasa ini merupakan penerapan yang tidak biasa dari hipotesis Sapir–Whorf dikarenakan bahasa Ithkuil dapat memaparkan kognisi yang dimiliki oleh penutur sejelas mungkin tanpa adanya ketaksaan semantik.[cat. 27] Sebagai tambahan, ia juga berpendapat bahwa konsep seperti ini sangat berlawanan dengan teknik berbicara Newspeak yang kosakatanya sangat dibatasi dan dikekang oleh peradaban Nineteen Eighty-Four (bahasa Indonesia: Seribu sembilan ratus delapan puluh empat; numeral: 1984) karya George Orwell yang bertujuan agar penutur hanya dapat berpikir sesedikit mungkin.[49] Bahasa Ithkuil kadang kala juga disebut sebagai anti-Toki Pona dikarenakan tidak adanya penyederhanaan bahasa untuk kemudahan ekspresi. Hal ini berlawanan dengan bahasa Toki Pona yang lebih mengutamakan minimalisme dalam tata bahasa dan unsur bahasanya.[3][49]

Penggunaan

sunting

Bahasa Ithkuil hingga saat ini belum memiliki penutur sama sekali.[3] Walaupun demikian, bahasa Ithkuil digunakan ataupun disebutkan dalam beberapa karya tulis, karya seni, dan budaya internet.[1]

 
Sampul depan dari Beyond Antimony karya Paul Quijada.

Bahasa Ithkuil digunakan dalam proyek musikal karya John Quijada bergenre rok progresif yang dimaksudkan untuk mempopulerkan bahasa Ithkuil ke khalayak ramai. Proyek ini dimulai pada kisaran bulan Juli 2015 dengan John Quijada sebagai penulis lirik, David J. Peterson sebagai vokalis, dan Paul Quijada sebagai ilustrator. Proyek tersebut kemudian dikumpulkan menjadi sebuah album berjudul Kaduatán yang sejauh ini terdiri atas lima lagu yang diunggah pada saluran YouTube miliknya.[14][15][16] Selain itu, bahasa Ithkuil juga tertuang pada novel bergenre fiksi ilmiah berjudul Beyond Antimony (bahasa Indonesia: Melampaui Antimon) yang ditulis oleh saudara kembar dari John Quijada, yakni Paul Quijada. Pada novel tersebut, Ithkuil digunakan sebagai komponen antarmuka para-linguistik dari komputer kuantum yang diciptakan oleh tokoh utama.[3][50]

 
Bahasa Ithkuil dibacakan oleh John Quijada pada relai bahasa buatan pada Konferensi Penciptaan Bahasa (bahasa Inggris: Language Creation Conference) ke-6.

Pada 2122 Maret 2009, bahasa Ithkuil (sebagai bahasa Iţkuîl dan Ilakš) pertamakalinya ditampilkan dalam Konferensi Penciptaan Bahasa ketiga, sebuah acara konferensi akbar dua-tahunan yang diselenggarakan oleh Peradaban Pencipta Bahasa dan utamanya membahas mengenai isu-isu yang terdapat pada bahasa buatan ataupun masalah-masalah terkait.[4] Dalam seri ketiga dari konferensi tersebut, bahasa Ithkuil ditampilkan dalam dua halaman poster bertuliskan "Pi afqûğož xèičhim Umyi'wokššänn Iţkuirlom!" (dalam bahasa Iţkuîl)[cat. 28] dan "Pi m-m hmukyalož čōitima Xrû-jubzänn Lä'ekšóm!" (dalam bahasa Ilakš)[cat. 29] yang bermakna "Kami selaku penyelenggara Konferensi Penciptaan Bahasa Ketiga memberikan Anda ucapan selamat datang yang hangat!" dalam bahasa Indonesia.[51][52][30] Keunikan dari tata bahasa sekaligus sistem penulisan bahasa Ithkuil menginspirasi pembuat bahasa buatan (atau yang juga sering disebut sebagai conlanger) untuk membuat ataupun mengusung konsep serupa.[53] Sebagai contoh, sistem penulisan dari bahasa Sidaan mengambil estetika bentuk dari sistem penulisan bahasa Ithkuil.[11][54]

Sampel

sunting

Ithkuil I

sunting
 
Glif Penjelasan tata bahasa
 
Karakter alternatif konsonanta tingkat 1. Glif ini memiliki nilai fonemik C1 /l/ pada posisi awal. Bentuk alternatif akan membawa penekanan pokok. Nilai fonemik dalam sebuah konjungsi akan membuat kata memiliki tambahan referensi pribadi tunggal (bahasa Inggris: single-referent personal reference adjunct apabila diletakkan sebelum sisipan referensi pribadi
 
Karakter berderajat 1 yang beperan sebagai sisipan tambahan referensi pribadi dengan kasus afektiva.
 
 
 
 
 
 
 

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Pelafalan dari versi pertama bahasa Ithkuil, yakni "Iţkuîl". Untuk pelafalan versi selanjutnya, lihat #Etimologi.
  2. ^ John Quijada dalam situsnya mengakui bahwa Ia hanya "lancar" dalam morfologi bahasa Ithkuil. Ia juga tidak pernah mencoba untuk menghapalkannya kosakatanya. Selain itu, tingkat kesulitan dari tata bahasa Ithkuil membuatnya hampir tidak mungkin untuk dituturkan secara jati
  3. ^ Tidak resmi, tetapi dibenarkan oleh Quijada. Dipublikasikan pertamakali dengan nama "Ithkuil", kemudian istilah "Elartkʰa" mulai muncul dan digunakan oleh komunitas bahasa Ithkuil untuk menyebut bahasa Ithkuil III
  4. ^ Tidak resmi, nama "Malëuţřait" merupakan terjemahan etimologikal dari versi-versi sebelumnya (Lihat #Etimologi). Versi ini disebut dipublikasikan pertamakali dengan nama "The New Ithkuilic Language" (bahasa Indonesia: Bahasa Ithkuilik Baru) atau yang juga disingkat sebagai "TNIL"
  5. ^ Bahasa "Ithkuil" merupakan nama untuk versi pertama bahasa Ithkuil, yakni "Iţkuîl". Untuk nama versi selanjutnya dari bahasa ini dalam setiap versinya, lihat #Etimologi dan #Sejarah.
  6. ^ Pada beberapa upaya perancangan ulang, bahasa Ithkuil menjadi lebih sederhana
  7. ^ Dilafalkan sebagai /tramm̩ɬœɪ̯ h̪͆ɑsmaʁpθʊkto:x/ dalam transkripsi Alfabet Fonetik Internasional
  8. ^ a b Pada 2011, kata "Ilaksh" juga disebut dengan formatif "elartkʰa"
  9. ^ Diterjemahkan dari kutipan asli dalam bahasa Inggris: literally means: "this feedback-driven/self-sustaining/autopoietic system based on a linguistic utterance for communication whose dynamism complexity generates/manifests synergistic/emergent effects/properties"
  10. ^ Bahasa Kobaïan, bahasa Kobayian, atau Bahasa Kobaian merupakan sebuah bahasa lirikal yang diciptakan oleh pemain drum dan komposer asal Prancis, Christian Vander, untuk lagu-lagu dari band Magma sendiri.
  11. ^ Diterjemahkan dari kutipan asli dalam bahasa Prancis:

    Le pskeoj, créé un peu plus tard, bénéficie d’un vocabulaire tapé au hasard des touches d’une machine à écrire

  12. ^ Untuk keterangan lebih lanjut mengenai unsur bahasa "yang terbilang eksotis", lihat #Pengaruh.
  13. ^ Direfrasa dari kutipan asli dalam bahasa Prancis:

    J’ai pris conscience que chaque langue prise individuellement possède au moins un élément plus abouti que les autres. [...] Et s’il existait une langue unique qui combinait les particularités les plus chouettes de toutes les langues du monde?

  14. ^ Sebuah istilah dalam bahasa Prancis mengenai komposisi dari penggabungan teks-teks beragam, yang seringkali tidak beraturan. Definisi diambil dari Kamus Bahasa Prancis:

    Litt. Composition littéraire faite d'un assemblage de divers textes, souvent sans ordre.
    L'oeuvre difforme de Jean de Meung (...) a beau n'être, du point de vue de l'art, que fatras et pot-pourri, elle n'en est pas moins le produit d'une verve agile

    — Faral, Vie temps st Louis, 1942, hlm. 245.
  15. ^ Direfrasa dari kutipan asli dalam bahasa Prancis:

    Mon objectif a évolué avec le temps. Il ne s’agissait plus de créer un pot-pourri de particularités linguistiques astucieuses. J’ai commencé à avoir tout un tas d’idées pour améliorer l’efficacité de la langue. Je me suis dit: pourquoi je ne trouverais pas un moyen de venir à bout de ce que toutes les langues naturelles ont été incapable de terminer ?

  16. ^ Diterjemahkan dari kutipan asli dalam bahasa Inggris:

    "As our vehicle leaves the ground and plunges over the edge of the cliff toward the valley floor, I ponder whether it is possible that one might allege I am guilty of an act of moral failure, having failed to maintain a proper course along the roadway."

  17. ^ Diambil dan Direfrasa dari kutipan dalam bahasa Prancis: "Et s’il s’agissait de la concrétisation la plus aboutie du rêve chimérique qui hantent les philosophes depuis des siècles  : la création d’une langue parfaite  ?"
  18. ^ Direfrasa dari kutipan asli dalam bahasa Inggris:

    Ithkuil isn't so much a language as it is a monument to human ingenuity and design. Over a quarter century in the making, Ithkuil is a complete language, and a remarkable achievement. It's the outcome of a specific set of design goals that have been satisfactorily realized. I mean, wow! That's pretty incredible in and of itself.

  19. ^ Diterjemahkan dalam kutipan asli dalam bahasa Inggris: "From our viewpoint, creation of the Ithkuil language is one of the basic aspects for development of creative thinking"
  20. ^ Diterjemahkan dari kutipan asli dalam bahasa Prancis:

    Quand je rentre, la première chose que je fais c’est écrire une lettre au docteur Bakhtiyarov pour lui dire que je ne veux plus rien avoir à faire avec la psychonétique. [...] Et si, Dieu m’en garde, cette discipline était reconnue comme une pseudo-science ou la doctrine d’une espèce de secte Je ne voudrais pas être accusé de complicité. Découvrir une fois les jeux faits que je ne suis en fin de compte qu’un pion pour ces disciples dégénérés de Nietzsche ou que sais-je encore… ça me donne la nausée.

  21. ^ a b Diadaptasi dari tabel konsonan pada laman web bahasa Ithkuil. Simbol yang berada di sebelah kiri menunjukkan fonem yang dilambangkan dengan transkripsi fonetik Alfabet Fonetik Internasional (IPA), sedangkan simbol sebelah kanan menunjukkan alih aksara untuk fonem yang dilambangkan.
  22. ^ a b Diadaptasi dari tabel vokal pada laman web bahasa Ithkuil. Simbol yang berada di sebelah kiri menunjukkan fonem yang dilambangkan dengan transkripsi fonetik Alfabet Fonetik Internasional (IPA), sedangkan simbol sebelah kanan menunjukkan alih aksara untuk fonem yang dilambangkan.
  23. ^ Lihat bagian #Aturan gugus konsonan bahasa Ithkuil I untuk keterangan lebih lanjut.
  24. ^ Banyak dari pola yang ada dipengaruhi oleh kata dasar holistik dan juga dua kelompok kata dasar pelengkap (komplementer) lainnya.
  25. ^ Lihat #Kritik untuk penjelasan lebih lanjut
  26. ^ Diterjemahkan dari kutipan asli dalam bahasa Inggris:

    [h]owever, Heinlein's Speedtalk appears to focus only on the morpho-phonological component of language[, whereas] Ithkuil has been designed with an equal focus on [morphology, lexico-morphology, or lexico-semantics]. Additionally, the apparent purpose of Heinlein's language is simple rapidity/brevity of speech and thought, while Ithkuil is focused on maximal communication in the most efficient manner, a somewhat different purpose, in which brevity per se is irrelevant.

  27. ^ Hipotesis tersebut menyatakan bahwa pola kognisi dan persepsi yang dimiliki oleh seseorang sangat bergantung pada bahasa yang mereka tuturkan.
  28. ^ Transliterasi dari kalimat yang ditulis dalam sistem penulisan bahasa Ithkuil I atau bahasa Iţkuîl, yakni:
     
  29. ^ Transliterasi dari kalimat yang ditulis dalam sistem penulisan artistik bahasa Ithkuil II atau bahasa Ilakš, yakni:
     

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i Foer, Joshua (24 Desember 2012). "Utopian for Beginners: An amateur linguist loses control of the language he invented.". The New Yorker (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Februari 2023. 
  2. ^ a b c d e f g h i Quijada, John (2004–2019). "A Grammar of the Ithkuil Language - Introduction". ithkuil.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Februari 2023. 
  3. ^ a b c d e f Quijada, John (2004–2019). "Ithkuil FAQs". ithkuil.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Februari 2023. 
  4. ^ a b c Language Creation Society. "Language Creation Conference" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 6 Mei 2023. 
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama LCC6
  6. ^ Quijada, John (26 Juni 2019). "Newest Update" (PDF). Ithkuil.net (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 September 2019. 
  7. ^ Quijada, John (October 3, 2020). "Morphophonology Version 0.15" (PDF) (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 Agustus 2021. Diakses tanggal 27 Agustus 2021. 
  8. ^ Quijada, John (March 4, 2021). "Morphophonology Version 0.15.8.1" (PDF) (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 Agustus 2021. Diakses tanggal 27 Agustus 2021. 
  9. ^ a b c d e Козловский, Станислав (29 Juli 2004). "Скорость мысли". Компьютерра (dalam bahasa Rusia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Mei 2016. Diakses tanggal 27 Februari 2022. 
  10. ^ a b Mikhail Gertelman (2009). "Ithkuil and its philosophical design" (PDF). Computerra (dalam bahasa Rusia). Vol. 17 no. 781. hlm. 12. 
  11. ^ a b c d e f g Peterson, David J. "The 2008 Smiley Award Winner: Ithkuil". dedalvs.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 6 Mei 2023. 
  12. ^ a b c Ebvalaim (14 Januari 2016). "Making fun with Ithkuil easier". ebvalaim.log (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 February 2022. 
  13. ^ "Transcription of Ithkuil". laethiel.fr (dalam bahasa Inggris). n.d. Diakses tanggal 27 Februari 2022. 
  14. ^ a b Jessie Sams (2 Juli 2017). "Language Creation Tribune, Issue 11" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 April 2023. 
  15. ^ a b "Ithkuil: A Philosophical Design for a Hypothetical Language". ithkuil.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 April 2023. 
  16. ^ a b Quijada, John (2015–2019). "Saluran YouTube resmi". YouTube. Diakses tanggal 27 Februari 2022. 
  17. ^ a b c d e f g h i j k "Ithkuil — Why the hell are there four Ithkuils?!". ithkuil.place (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Maret 2023. 
  18. ^ a b c d e f g h "Ithkuil Update". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-26. Diakses tanggal 2011-07-20. 
  19. ^ a b c Типографика языка ифкуиль (26 Agustus 2022). "Типографика языка ифкуиль". Хабр (dalam bahasa Rusia). Diakses tanggal 18 Maret 2023. 
  20. ^ a b Tidak disebutkan. IshtarAletheia, ed. "Collaborative Ithkuil IV Roots and Affixes Spreadsheet" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 1 Juni 2023. 
  21. ^ a b John, Quijada (2023). "New Ithkuil lexicon" (PDF) (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-1.0). Diakses tanggal 6 Juni 2023. 
  22. ^ a b c d e f g h i j Quijada, John. "Frequently Asked Question". www.ithkuil.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 April 2023. 
  23. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Foer, Joshua (18 November 2016). "Le curieux destin de l'homme qui inventa une nouvelle langue". nouvelobs.com (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 27 April 2023. 
  24. ^ a b c Prouillac, Nicolas (15 September 2015). "Peut-on tout dire avec la langue la plus concise du monde ?". www.ulyes.co (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 27 April 2023. 
  25. ^ a b Ahearn, Laura (6 Mei 2011), Living language: an introduction to linguistic anthropology (edisi ke-1. publ.), Oxford: Wiley-Blackwell, hlm. 69, ISBN 9781405124416 
  26. ^ "Conlanging and phonetics". The Outer Hoard. 20 November 2006. Diakses tanggal 25 Mei 2023. 
  27. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Quijada, John (2004). "Ithkuil: A Philosophical Design for a Hypothetical Language — Phonology". ithkuil.place (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 10 April 2023. 
  28. ^ Samons, Lexa. "Ифкуиль" (dalam bahasa Rusia). Diakses tanggal 25 Mei 2023. 
  29. ^ Peterson, David J. (29 September 2015). Penguin Books, ed. The art of language invention (dalam bahasa Inggris). hlm. 15. ISBN 9780143126461. OCLC 900623553. Diakses tanggal 27 Mei 2023. 
  30. ^ a b Quijada, John. "Ilaksh Explanation" (PDF) (dalam bahasa Inggris). Language Creation Society. Diakses tanggal 11 Mei 2023. 
  31. ^ "Ilaksh script diagram (indicates what the various parts of an Ilaksh logogram indicate)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Juni 2011. 
  32. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p "Ilaksh: A Philosophical Design for a Hypothetical Language – The writting system". ithkuil.place (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Maret 2023. 
  33. ^ Quijada, John (30 Juni 2011). "Ithkuil update". ithkuil.net (dalam bahasa Inggris). Archived from the original on 2011-07-14. Diakses tanggal 2 Juni 2023. 
  34. ^ a b c d e f g h Quijada, John. "Ithkuil V1 Script". A Grammar of Ithkuil V1. Diakses tanggal 2023-03-26. 
  35. ^ Quijada, John (2004). "Ithkuil: A Philosophical Design for a Hypothetical Language — Adjuncts". ithkuil.place (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 10 Juni 2023. 
  36. ^ Quijada, John (2011). "A Grammar of the Ithkuil Language - Chapter 11: Phonology". www.ithkuil.net. Diakses tanggal 1 Juni 2023. 
  37. ^ a b c d John Quijada. "A GRAMMAR OF NEW ITHKUIL, A CONSTRUCTED LANGUAGE - Chapter 12: The Writing System". Diakses tanggal 15 Maret 2022. 
  38. ^ John Quijada. "Script diagram" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-05. Diakses tanggal 2023-02-19. 
  39. ^ a b c d e f g h i John Quijada. "A Grammar of the Ithkuil Language - Chapter 11: The Writing System". ithkuil.net. Diakses tanggal 24 Juli 2018. 
  40. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama script
  41. ^ a b John Quijada (10 juni 2007). "Conlang: Introducing Ilaksh (the revision of Ithkuil) (John Quijada, Jun 10 '07, 1:31)" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Agustus 2018. 
  42. ^ "Ilaksh: A Philosophical Design for a Hypothetical Language – Introduction" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Maret 2023. 
  43. ^ a b "Ilaksh: A Philosophical Design for a Hypothetical Language – Morphophonology". ithkuil.place (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Maret 2023. 
  44. ^ "Ilaksh: A Philosophical Design for a Hypothetical Language – Case Morphology". ithkuil.place (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Maret 2023. 
  45. ^ "Ilaksh: A Philosophical Design for a Hypothetical Language – Basic Morphology". ithkuil.place (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 28 Maret 2023. 
  46. ^ Albrespit, Jean; Françoise Buisson, Christelle Lacassin-Lagoin, san Florence Marie (2014). L'Harmattan, ed. La perception de la langue à travers la « linguistique populaire » (dalam bahasa Prancis). Paris. hlm. 43. ISBN 9782343042800. Diakses tanggal 1 Juni 2023. 
  47. ^ Placial, Claire (4 Maret 2014). "À propos d'une tentative de création d'une langue parfaite". Langues de feu (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 15 Mei 2023. 
  48. ^ a b Beebee (19 Januari 2016). Springer, ed. Transmesis: Inside Translation’s Black Box (dalam bahasa Inggris). hlm. 108. ISBN 9781137001016. Diakses tanggal 1 Juni 2023. 
  49. ^ a b Станислав Козловский (Stanislav Kozlovski) (Juli). "Скорость мысли" (dalam bahasa Rusia). Computerra. 
  50. ^ John & Paul Quijada. "Beyond Antimony". lulu.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 9 Mei 2023. 
  51. ^ Quijada, John. "Presentations, Posters & Further Reading" (dalam bahasa Inggris). Language Creation Society. Diakses tanggal 10 Mei 2023. 
  52. ^ Quijada, John. "Ithkuil Explanation" (PDF) (dalam bahasa Inggris). Language Creation Society. Diakses tanggal 11 Mei 2023. 
  53. ^ Thoth60. "How can I beat Ithkuil in information density?". www.reddit.com (dalam bahasa Inggris). e/conlangs. Diakses tanggal 6 Mei 2023. 
  54. ^ Peterson, David J. "The Orthography of Sidaan". dedalvs.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 6 Mei 2023. 

Daftar pustaka

sunting

Pranala luar

sunting